Anda di halaman 1dari 44

KAJIAN KEBIJAKAN

PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA
DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Dwi Suprastyo
Romi Nugroho
Puslitbang ATR/BPN Press didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 279/SK-100.LB.03/IV/2020. Bertujuan untuk memfasilitasi dan
melayani penerbitan naskah-naskah karya peneliti dan staf di seluruh unit kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan nasional.

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Bogor: Puslitbang ATR/BPN Press, Desember 2020

Copyright© pada Puslitbang ATR/BPN Press


Anggota IKAPI
Cetakan pertama, Desember 2020
ISBN

Penulis :
Dwi Suprastyo
Romi Nugroho

Diterbitkan oleh :
Puslitbang ATR/BPN Press
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Jl. Akses Tol Cimanggis, Cikeas Udik, Gunung Putri, Kab. Bogor 16966
KATA PENGANTAR

Kajian dengan judul Pelaksanaan Gagasan Kampus Merdeka di Lingkungan


Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional merupakan
salah satu kajian yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan dan Standarisasi
Kebijakan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan (PPSK-ATP) Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional pada tahun 2020. Kajan
ini dilaksanakan dengan menggunakan anggaran DIPA PPSK-ATP.

Laporan kajan ini telah melalui berbagai tahapan/proses sesuai


kaidah kajian, dimulai dari persiapan dan pengumpulan data dan informasi,
penyusunan rancangan pengembangan, penyusunan kajian kebijakan hingga
pelaporan. Dari awal hingga akhir proses kajian terdapat banyak dukungan,
saran dan kritik yang memberikan perbaikan pada kualitas kajian. Kami
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
terwujudnya kajian ini. Tanpa mengesampingkan peran yang lain, perkenankan
kami berterima kasih kepada:

1. Bapak Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN yang telah memberikan


arahan, pemikiran dan motivasi untuk seluruh jajaran PPSK-ATP;
2. Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama yang memberikan masukan
dalam merancang berbagai tema-tema penelitian yang harus dikaji oleh
PPSK-ATP;
3. Para narasumber dan moderator yang turut mengawal dan memberikan
masukan, seperti Prof. Aris Junaidi, Dr. Ni Wayan Widhiastini, S.Sos., M.Si.,
Deni Santo, S.T., M.Sc., Dr. Alim Setiawan Slamet, Budi Purnomo M.Mtr.,
Dr. Afra D.N. Makalew, M.Sc., Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si., Niken
Katsubamani, Veronika R. Setyowati, serta Ayu Nadiariyani, S.H., LL.M.;
dan
4. Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa Tengah serta Kepala Kantor
Pertanahan Kab. Demak, Kota Semarang, Kab. Semarang, Kab. Kendal, Kab.
Batang, Kota Pekalongan, Kab Pemalang, Kab. Tegal, serta Kab. Brebes;

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL iii
Permintaan maaf kami sampaikan atas kekurangan dan kelemahan
yang terkandung di dalam laporan. Namun demikan semoga kajian ini dapat
memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, dan
dapat memberikan manfaat bagi penyusunan kebijakan Kementerian ATR/
BPN atau kepentingan praktis lainnya. Kami mengharapkan adanya masukan
berupa saran dan kritik konstruktif guna menyempurnakan laporan kajian
pada masa yang akan datang.

Bogor, Desember 2020

Dr. Oloan Sitorus, S.H., M.S.

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


iv DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PRAKATA

Salah satu kebijakan Kampus Merdeka yaitu “Hak belajar tiga semester di
luar program studi”, mencanangkan bahwa mahasiswa memiliki kesempatan
menempuh pembelajaran di luar program studi pada perguruan tinggi,
minimal 1 (satu) semester atau setara dengan 20 (dua puluh SKS menempuh
pembelajaran di luar program studi pada perguruan tinggi yang sama,
dan maksimal 2 (dua) semester atau setara dengan 40 (empat puluh) SKS
menempuh pembelajaran pada program studi yang sama di perguruan tinggi
yang berbeda, pembelajaran pada program studi yang berbeda di perguruan
tinggi yang berbeda; dan/atau pembelajaran di luar perguruan tinggi.

Sejalan dengan tantangan perguruan tinggi tersebut, Dalam mewujudkan


Visi Indonesia tahun 2045 yaitu menjadikan Indonesia negara yang memiliki
kekuatan ekonomi terbesar kelima dunia. Indonesia perlu memiliki daya saing
di kancah Internasional yang meliputi infrastruktur, birokrasi pemerintah,
sumber daya ekonomi, kualitas sumber daya manusia, teknologi, dan tata
ruang wilayah. Hal tersebut ditujukan agar Indonesia dapat menarik para
investor untuk betinvestasi. Berkenaan dengan isu strategis tersebut,
Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ingin
menciptakan pelayanan pertanahan dan tata ruang yang efektif, salah satunya
dengan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia yang begitu besar. Oleh
karena itu, pemenuhan sumber daya manusia tersebut dapat disinergikan
dengan program magang yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan melalui program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Untuk
mewujudkan sinergi tersebut, maka diperlukan suatu kajian yang dapat
menjadi landasan dalam mengambil langkah-langkah dalam menerapkan
program magang tersebut di lingkungan Kementerian ATR/BPN.

Kajian ini dimaksudkan untuk melihat sekaligus mengukur sejauh mana


kesiapan Kementerian ATR/BPN dari seluruh satuan kerja tingkat pusat dan
daerah dalam menerima mahasiswa untuk melaksanakan magang. Kami

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL v
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak
yang telah memberikan sumbang saran dan pikiran hingga kajian ini dapat
diselesaikan. Kajian ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu Tim Pengkaji tetap membuka bagi masukan, kritik dan saran dari berbagai
pihak untuk didiskusikan bersama sebagai kelanjutan dari kajian ini.

Semoga kajian mengenai pelaksanaan gagasan kampus merdeka di


lingkungan Kementerian ATR/BPN ini bermanfaat bagi internal Kementerian
ATR/BPN, perguruan tinggi, mahasiswa, dan pihak-pihak terkait lainnya
dalam rangka pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka secara
berkesinambungan.

Bogor, Desember 2020

Tim Pengkaji

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


vi DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii


PRAKATA .................................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... viii
RINGKASAN EKSEKUTIF ..................................................................................................... ix
I. KONTEKS PERMASALAHAN ...................................................................................... 11
A. Permasalahan .......................................................................................................... 11
B. Implikasi Kebijakan ............................................................................................... 14
II. KOMENTAR KEBIJAKAN .............................................................................................. 20
A. Konsep Pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka di .Lingkungan
Kementerian ATR/BPN ........................................................................................ 20
B. Jaminan Kualitas Dari Pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus
‘ Merdeka ...................................................................................................................... 26
III. REKOMENDASI KEBIJAKAN ...................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 38

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL vii
DAFTAR TABEL

Tabel. 2.1 Capaian Pembelajaran dan Penilaian dalam Bentuk Bebas ............ 30
Tabel. 2.2 Capaian Pembelajaran dan Penilaian Bentuk Berstruktur .............. 31

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


viii DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Alir Tahapan Kegiatan Magang................................................... 33

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL ix
RINGKASAN EKSEKUTIF

Menyambut pelaksanaan gagasan Merdeka Belajar Kampus Merdeka


yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/
BPN) memiliki niat untuk membuka satuan kerja yang ada di lingkungan
Kementerien ATR/BPN sebagai tempat pelaksanaan merdeka belajar kampus
merdeka tersebut. Sebelumnya, satuan kerja di lingkungan Kementerian
ATR/BPN telah berpengalaman dalam menerima mahasiswa magang baik
di kantor pusat, kantor wilayah, maupun kantor pertanahan. Oleh karena
itu Kementerian ATR/BPN melalui Pusat Pengembangan dan Standarisasi
Kebijakan Agraria Tata Ruang dan Pertanahan mengkaji pelaksanaan gagasan
Merdeka Belajar Kampus Merdeka agar dapat dilaksanakan secara terintegrasi
dari mulai tingkatan kantor pusat hingga di tingkatan kantor-kantor pertanahan
kabupaten dan kota.

Pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka di lingkungan Kementerian


ATR/BPN diterapkan melalui kegiatan magang dan penelitian riset. Magang
dapat dilaksanakan di satuan kerja di tingkat pusat maupun daerah, sedangkan
kegiatan penelitian riset dilaksanakan di satuan kerja atau unit kerja yang
memiliki tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan. Hal ini dikarenakan,
kegiatan penelitian riset oleh mahasiswa memiliki tujuan khusus yakni
sekaligus juga sebagai pelaksanaan tugas akhir mahasiswa yang bersangkutan.

Dalam rangka mewujudkan niat Kementerian ATR/BPN sebagai salah satu


tempat pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, direkomendasikan
untuk membuat nota kesepahaman terlebih dahulu antara Kementerian ATR/
BPN dengan perguruan tinggi. Untuk pelaksanaannya, direkomendasikan
adanya pendelegasian wewenang penandatanganan nota kesepahaman kepada
Direktorat Jenderal teknis, Kantor Wilayah BPN Provinsi, dan Kantor Pertanahan
(mitra prodi). Program studi yang dapat mengirimkan mahasiswanya untuk
magang di lingkungan Kementerian ATR/BPN dapat berasal dari Hukum,

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


x DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Geodesi, Geografi, Perencanaan Wilayah/Planologi, Ekonomi, Akuntansi,
Teknik Informatika, Sistem Informasi, Administrasi Negara, Ilmu Tanah, Sosial
Ekonomi Pertanian, Desain Grafis, Ilmu Komunikasi atau program studi dengan
nama lain yang serupa dengan program studi tersebut.

Pada pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa direkomendasikan


mendapatkan insentif sebagai salah satu bentuk penghargaan karena telah
membantu pelaksanan pekerjaan. Oleh karena itu, mahasiswa magang
diwajibkan memenuhi jam kerja pegawai sebagai tolak ukur penghitungan
SKS yang mereka tempuh. Sebagai dasar pemberian insentif, kepada mitra
prodi disarankan menyusun deskripsi kerja serta analisis beban kerja. Pada
praktik pelaksanaan magang, mahasiswa didampingi oleh pembimbing atau
pendamping dari intenal satuan kerja terkait. Khusus pembimbing atau
pendamping kegiatan penelitian riset, berasal dari peneliti PNS di satuan kerja
penelitian dan pengembangan yang berpendidikan minimal S2 yang sekaligus
juga merangkap sebagai pembimbing tugas akhir mahasswa bersangkutan. Dan
untuk tahap akhir pelaksanaan magang, mahasiswa menyampaikan presentasi
pelaporan kepada pembimbing atau pendamping untuk diberikan penilaian
dengan mengikuti pedoman penilaian dari pihak perguruan tinggi.

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL xi
KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA
xii DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
1
KONTEKS PERMASALAHAN

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 1
BAB I
KONTEKS PERMASALAHAN

A. Permasalahan

Dalam rangka mewujudkan tujuan nasional pendidikan sebagai amanat


Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan memfasilitasi Perguruan Tinggi untuk mewujudkan tujuan tersebut
melalui kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Permendikbud Nomor 3
Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, menjelaskan bahwa
terdapat empat amanah kebijakan terkait Merdeka Belajar-Kampus Merdeka,
yang meliputi: kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan sistem
akreditasi perguruan tinggi, perubahan perguruan tinggi menjadi badan
hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi.

Merdeka Belajar – Kampus Merdeka adalah kebijakan yang dirancang


oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kebijakan tersebut ditujukan agar
mahasiswa dapat menguasai berbagai bidang keilmuan yang berguna sebelum
memasuki dunia kerja. Linear dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi,
yang pada salah satu pasalnya menyebutkan bahwa pemenuhan masa dan
beban belajar bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana terapan dapat
dilaksanakan dengan mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam program
studi perguruan tinggi, maupun penggabungan antara pembelajaran di dalam
dan di luar program studi.

Salah satu kebijakan Kampus Merdeka yaitu “Hak belajar tiga semester di
luar program studi”, mencanangkan bahwa mahasiswa memiliki kesempatan
menempuh pembelajaran di luar program studi pada perguruan tinggi,
minimal 1 (satu) semester atau setara dengan 20 (dua puluh SKS menempuh
pembelajaran di luar program studi pada perguruan tinggi yang sama,
dan maksimal 2 (dua) semester atau setara dengan 40 (empat puluh) SKS
menempuh pembelajaran pada program studi yang sama di perguruan tinggi

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


2 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
yang berbeda, pembelajaran pada program studi yang berbeda di perguruan
tinggi yang berbeda; dan/atau pembelajaran di luar perguruan tinggi.

Seiring dengan berkembangnya zaman, perguruan tinggi dituntut


untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran inovatif
agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran bukan hanya di bidang
akademis namun juga kemampuan soft skills dan hard skills. Dengan adanya
kebijakan kampus merdeka diharapkan menjadi jawaban atas tuntutan
tersebut, sehingga perguruan tinggi dapat mewujudkan pembelajaran yang
otonom dan fleksibel dengan kultur belajar yang inovatif, tidak mengikat, dan
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dilaksanakan dalam rangka


mewujudkan proses pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan
fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Kebijakan ini juga bertujuan untuk
meningkatkan link and match dengan dunia usaha dan dunia industri, serta
untuk mempersiapkan mahasiswa dalam dunia kerja sejak awal.

Melalui kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, Perguruan Tinggi


dituntut untuk merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang
inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran secara optimal.
Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil sks pembelajaran di luar program
studi selama tiga semester, yang dapat diambil dari luar program studi dalam
satu Perguruan Tinggi (PT) dan/atau di luar PT.

Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, bertujuan mendorong mahasiswa


untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia
kerja. Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
menentukan mata kuliah yang akan mereka ambil. Kebijakan Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 18 menjelaskan bahwa
pemenuhan masa dan beban belajar bagi mahasiswa program sarjana atau
sarjana terapan dapat dilaksanakan melalui: 1). mengikuti seluruh proses
pembelajaran dalam program studi pada PT sesuai masa dan beban belajar; dan
2). mengikuti proses pembelajaran di dalam program studi untuk memenuhi
sebagian masa dan beban belajar dan sisanya mengikuti proses pembelajaran
di luar program studi.

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 3
Melalui Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, mahasiswa memiliki
kesempatan untuk 1 (satu) semester atau setara dengan 20 (dua puluh) sks
menempuh pembelajaran di luar program studi pada PT yang sama; dan paling
lama 2 (dua) semester atau setara dengan 40 (empat puluh) sks menempuh
pembelajaran pada program studi yang sama di PT yang berbeda, pembelajaran
pada program studi yang berbeda di PT yang berbeda; dan/atau pembelajaran
di luar PT. Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan
kesempatan untuk pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan
kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari
dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan
seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi,
manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


(Kementerian ATR/BPN) sebagai salah satu mitra kerja dalam pemerintahan
bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipandang perlu
untuk mendukung pelaksanaan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.
Oleh karena itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional (Menteri ATR/Kepala BPN) menginstruksikan dalam suatu rapat
pimpinan pada tanggal 17 Februari 2020, kepada seluruh jajaran Kementerian
ATR/BPN untuk memberikan dukungan pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka di lingkungan Kementerian ATR/BPN serta instruksi khusus kepada
Pusat Pengembangan dan Standarisasi Kebijakan Agraria Tata Ruang dan
Pertanahan untuk merancang desain pelaksanaan gagasan kampus merdeka.
Berdasarkan instruksi Menteri ATR/Kepala BPN tersebut, akan disusun suatu
kajian kebijakan dalam rangka menyambut pelaksanaan Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka di lingkungan Kementerian ATR/BPN sehingga dapat
berjalan dengan baik dalam proses dan hasil yang dicapai.

B. Implikasi Kebijakan

1. Dasar Hukum

Program magang bagi mahasiswa bukanlah hal baru bagi


Kementerian ATR/BPN, namun program yang mengacu pada
ketentuan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka adalah sesuatu
yang baru akan diterapkan di lingkungan Kementerian ATR/BPN.

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


4 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka berlandaskan pada
aturan- aturan sebagai dasar hukum, yaitu:
a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 5
ayat (2);
b. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan
Tinggi;
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun
2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Pasal 5,6,14
(ayat 5), 15, 18, dan Pasal 19 (ayat 4);
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun
2020 tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri menjadi
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum;
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun
2020 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi;
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun
2020 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana
pada Perguruan Tinggi Negeri;
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 7 Tahun
2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan
Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin
Perguruan Tinggi Swasta.

2. Para Pihak yang Terlibat

Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dalam


pelaksanaannya melibatkan banyak pihak untuk mencapai sasaran
keberhasilannya. Mahasiswa sebagai subjek pelaksanaan program ini
berhak mengikuti secara aktif sesuai pilihannya. Program Merdeka
Belajar-Kampus Merdeka difasilitasi oleh dosen, instruktur dan
tenaga kependidikan yang berperan sebagai pembimbing mahasiswa.
Di samping itu juga mengundang keterlibatan pengelola perguruan
tinggi, lembaga pemerintahan, badan/lembaga penelitian dan
pengabdian masyarakat, dunia usaha/industry dan mitra perguruan
tinggi lainnya untuk menyukseskan program ini. Dan pada sisi lain

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 5
diperlukan campur tangan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kemenddikbud RI yang berperan sebagai regulator pelaksanaan
program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka sehingga program dapat
terlaksana sesuai dengan harapan pengambil kebijakan di bidang
pendidikan tinggi.

Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional


Pendidikan Tinggi membunyikan bahwa Perguruan Tinggi wajib
memberikan hak bagi mahasiswa untuk secara sukarela (dapat
diambil atau tidak). Lebih lanjut bentuk dari pelaksanaan hak
mahasiswa tersebut adalah mahasiswa dapat mengambil sistem
kredit semester (SKS) di luar perguruan tinggi sebanyak 2 semester
(setara dengan 40 SKS). Ditambah lagi, dapat mengambil SKS di
program studi yang berbeda di perguruan tinggi yang sama sebanyak
1 semester (setara dengan 20 SKS). Oleh karena itu, Perguruan Tinggi
harus memfasilitasi pelaksanaan pemenuhan masa dan beban belajar
mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan pilihan alternatif:
(1) Seluruh proses pembelajaran dalam program studi dilaksanakan
pada PT sesuai masa dan beban belajar mahasiswa; (2) Proses
pembelajaran di dalam program studi untuk memenuhi sebagian masa
dan beban belajar dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk mengambil sisanya dengan mengikuti proses pembelajaran di
luar program studi dan di luar PT. Dengan kata lain sks yang wajib
diambil di prodi asal adalah sebanyak 5 semester dari total semester
yang harus dijalankan (tidak berlaku untuk prodi Kesehatan).
Lebih lanjut peran para pihak yang terlibat sebagaimana terinci di
bawah ini.
1. Perguruan Tinggi
a. Permedikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi: Perguruan Tinggi Wajib Memfasilitasi
hak bagi mahasiswa (dapat diambil atau tidak) untuk:
1) Dapat mengambil SKS di luar perguruan tinggi paling
lama 2 semester atau setara dengan 40 SKS;
2) Dapat mengambil SKS di program Studi yang berbeda
di perguruan tinggi yang sama sebanyak 1 semester
atau setara dengan 20 SKS.

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


6 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
b.
Menyusun kebijakan/pedoman akademik untuk
memfasilitasi kegiatan pembelajaran di luar prodi.
c. Membuat dokumen kerja sama (MoU/PKS) dengan mitra.
2. Fakutas
a. Menyiapkan fasilitasi daftar mata kuliah tingkat fakultas yang
bisa diambil mahasiswa lintas prodi;
b. Menyiapkan dokumen kerja sama (MoU/PKS) dengan mitra
yang relevan.
3. Program Studi
a. Menyusun atau menyesuaikan kurikulum dengan model
implementasi kampus merdeka;
b. Memfasilitasi mahasiswa yang akan mengambil
pembelajaran lintas prodi dalam perguruan tinggi;
c. Menawarkan mata kuliah yang bisa diambil oleh
mahasiswa di luar prodi dan luar perguruan tinggi beserta
persyaratannya;
d. Melakukan ekuivalensi mata kuliah dengan kegiatan
pembelajaran luar prodi dan luar perguruan tinggi;
e. Jika ada mata kuliah/SKS yang belum terpenuhi dari
kegiatan pembelajaran luar prodi dan luar perguruan tinggi,
disiapkan alternatif mata kuliah daring.
3. Mahasiswa
a. Merencanakan bersama dosen pembimbing akademik
mengenai program mata kuliah/program yang akan diambil
di luar prodi;
b. Mendaftar program kegiatan di luar prodi;
c. Melengkapi persyaratan kegiatan luar prodi, termasuk
mengikuti seleksi bila ada;
d. Mengikuti program kegiatan luar prodi sesuai dengan
ketentuan pedoman akademik yang ada.
4. Mitra
a. Membuat dokumen kerja sama (MoU/PKS) bersama
perguruan tinggi/fakultas/program studi;
b. Melaksanakan program kegiatan luar prodi sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam dokumen kerja sama (MoU/PKS).

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 7
4. Perhitungan Pembelajaran

Dalam konsep program Merdeka Belajar- Kampus Merdeka,


setiap SKS diartikan sebagai “jam kegiatan” bukan lagi “jam belajar”.
Definisi “kegiatan” adalah belajar di kelas, praktik kerja (magang),
pertukaran pelajar, proyek di desa, wirausaha, riset, studi independen,
dan kegiatan mengajar di daerah terpencil. Semua jenis kegiatan
terpilih harus dibimbing seorang dosen yang ditentukan oleh
perguruan tinggi. Daftar kegiatan yang dapat diambil oleh mahasiswa
(dalam tiga semester di luar kampus) dapat dipilih dari: (a) program
yang ditentukan oleh pemerintah; (b) program yang disetujui oleh
pimpinan perguruan tinggi. Penghitungan satuan kredit semester
untuk pembelajaran di luar kampus setara dengan 170 menit per
minggu per semester.

5. Urgensi Program Merdeka Belajar–Kampus Merdeka

Dalam rangka memenuhi tuntutan, arus perubahan dan


kebutuhan akan link and match dengan dunia usaha dan dunia industri
(DU/DI), dan untuk menyiapkan mahasiswa dalam dunia kerja,
Perguruan Tinggi dituntut agar dapat merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih
capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara optimal. Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka diharapkan dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut.
Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan
tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipa kultur belajar yang
inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
(Ditjen Dikti, 2020)

Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka meliputi empat


kebijakan utama yaitu: kemudahan pembukaan program studi baru,
perubahan sistem akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan
tinggi menjadi badan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar
program studi. Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di
luar program studi, tiga semester yang dimaksud dapat diambil untuk
pembelajaran di luar prodi dalam PT dan atau pembelajaran di luar
PT. Kegiatan Pembelajaran di Luar PT meliputi kegiatan magang/

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


8 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
praktik kerja, proyek di desa, mengajar di sekolah, pertukaran pelajar,
penelitian, kegiatan kewirausahaan, studi/proyek independen, dan
proyek kemanusiaan yang semua kegiatan harus dibimbing oleh
dosen. Kampus merdeka diharapkan dapat memberikan pengalaman
kontekstual lapangan yang akan meningkatkan kompetensi
mahasiswa secara utuh dan siap kerja.

Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah


satu perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa
(student centered learning) yang sangat esensial. Pembelajaran dalam
Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk
pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan
mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari
dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika
lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan ril,
interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target
dan pencapaiannya. Melalui Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
diharapkan dapat menjawab tantangan Perguruan Tinggi untuk
menghasilkan lulusan sesuai perkembangan IPTEK dan tuntutan
dunia usaha dan dunia industri.

Sejalan dengan tantangan perguruan tinggi tersebut, Dalam


mewujudkan Visi Indonesia tahun 2045 yaitu menjadikan Indonesia
negara yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar kelima dunia.
Indonesia perlu memiliki daya saing di kancah Internasional yang
meliputi infrastruktur, birokrasi pemerintah, sumber daya ekonomi,
kualitas sumber daya manusia, teknologi, dan tata ruang wilayah. Hal
tersebut ditujukan agar Indonesia dapat menarik para investor untuk
berinvestasi. Berkenaan dengan isu strategis tersebut, Kementerian
Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ingin
menciptakan pelayanan pertanahan dan tata ruang yang efektif,
salah satunya dengan pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia
yang begitu besar. Sebagai contoh dalam rencana strategis salah
satu direktorat jenderal teknis di Kementerian ATR/BPN, Direktorat
Jenderal Tata Ruang (DJTR) pada 2020- 2024 memiliki program kerja
mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020–
2024 ditargetkan keberhasilan Direktorat Jenderal Tata Ruang dalam
membina pemerintah daerah sehingga dapat menetapkan sejumlah

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 9
2.000 RDTR. Dalam penyediaan sebanyak 2.000 RDTR, terjadi
beberapa permasalahan-permasalahan yang menjadi penghambat
dalam penyusunan serta penyelenggaraan Rencana Tata Ruang,
antara lain penyediaan data dan informasi yang sulit didapatkan
terutama dalam hal penyediaan peta dasar dan data spasial lainnya,
proses penyusunan yang berbelit-belit dan memakan waktu cukup
lama khususnya dalam perolehan validasi KLHS dan rekomendasi BIG,
serta kurangnya SDM bidang tata ruang di daerah, maka diperlukan
percepatan penyelesaian penyusunan RDTR kabupaten/kota.

Dari hal-hal di atas, maka kajian ini menitikberatkan pada


bagaimana konsep pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
di lingkungan Kementerian ATR/BPN. Termasuk dalam mengkaji
konsep ini adalah menentukan kegiatan-kegiatan yang dapat
dijadikan pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka serta
menentukan jaminan kualitas dari pelaksanaan Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka.

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


10 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
2
KOMENTAR KEBIJAKAN

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 11
BAB II
KOMENTAR KEBIJAKAN

A. Konsep Pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Di


Lingkungan Kementerian ATR/BPN

Kegiatan dalam program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka ada


beberapa jenis. Dalam kajian kebijakan ini akan dikaji beberapa jenis kegiatan
yang dimungkinkan dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi lingkungan
Kementerian ATR/BPN baik di kantor pusat maupun di daerah. Di antaranya
adalah kegiatan magang dan penelitian/riset.

1. Magang

Kegiatan magang atau praktik kerja dilaksanakan di sebuah


perusahaan, yayasan nirlaba, organisasi multilateral, institusi pemerintah,
maupun perusahaan rintisan (startup). Pelaksanaan magang dibimbing
oleh seorang dosen atau pengajar. Kegiatan magang menjadi salah
satu alternatif pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka hal ini
disebabkan bahwa selama ini mahasiswa dianggap kurang mendapat
pengalaman kerja di industry/dunia profesi nyata sehingga kurang siap
bekerja. Sementara magang yang berjangka pendek (kurang dari 6 bulan)
tidak cukup untuk memberikan pegalaman dan kompetensi industri bagi
mahasiswa. Perusahaan yang menerima magang juga menyatakan magang
dalam waktu sangat pendek tidak bermanfaat, bahkan mengganggu
aktivitas di industri.

Tujuan program magang selama 1–2 semester yaitu memberikan


pengalaman yang cukup kepada mahasiswa, serta industri mendapatkan
talenta yang bila cocok nantinya bisa langsung direkrut, sehingga
mengurangi biaya recruitment dan training awal. Mahasiswa yang sudah
mengenal tempat kerja tersebut akan lebih mantab dalam memasuki
dunia kerja dan karirnya. Pada pelaksanaan magang perguruan tinggi

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


12 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
bertanggung jawab menyiapkan keberangkatan mahasiswa. Perguruan
tinggi juga berkewajiban menugaskan dosen pembimbing yang akan
membimbing mahasiswa selama melaksanakan magang serta menugaskan
dosen tersebut melakukan kunjungan di tempat magang untuk monitoring
dan evaluasi. Dosen pembimbing bersama supervisor di tempat magang
juga berkewajiban melakukan penilaian capaian mahasiswa selama
magang.

Kelancaran pelaksanaan magang juga menjadi tanggung jawab


perusahaan atau institusi tempat magang. Oleh karena itu perusahaan/
institusi tempat magang turut berkepentingan menjamin proses magang
yang berkualitas sesuai kesepakatan. Bentuk tanggung jawab tersebut
dapat berupa menyediakan supervisor/mentor/coach yang mendampingi
mahasiswa/kelompok mahasiswa selama magang. Supervisor yang
disediakan bertugas mendampingi dan menilai kinerja mahasiswa selama
magang, dan memberikan penilaian. Hal lainnya dapat juga memberikan
hak dan jaminan sesuai peraturan perundangan (asuransi kesehatan,
keselamatan kerja, honor magang, hak karyawan magang).

Konversi satuan kredit semester dalam kegiatan magang adalah


bahwa 1 (satu) satuan kredit semester setara dengan 2.720 (dua ribu tujuh
ratus dua puluh) menit magang di dunia kerja/industri. Penilaian magang
dilakukan dari dua sumber, yaitu penilaian yang diberikan oleh perguruan
tinggi serta penilaian yang diberikan dari tempat mahasiswa mengikuti
kegiatan magang. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui kerja
sama dengan mitra antara lain perusahaan, yayasan nirlaba, organisasi
multilateral, institusi pemerintah, maupun perusahaan rintisan (startup).
Adapun untuk tahapan pelaksanaan magang/ praktik kerja adalah sebagai
berikut.
1. Perguruan Tinggi
a. Membuat kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja sama (MoU/
PKS) dengan mitra antara lain proses pembelajaran, pengakuan
kredit semester dan penilaian;
b. Menyusun program magang bersama mitra, baik isi/konten dari
program magang, kompetensi yang akan diperoleh mahasiswa,
serta hak dan kewajiban kedua belah pihak selama proses
magang;

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 13
c. Menugaskan dosen pembimbing yang akan membimbing
mahasiswa selama magang;
d. Bila memungkinkan pembimbing melakukan kunjungan di
tempat magang untuk monitoring dan evaluasi;
e. Dosen pembimbing bersama supervisor menyusun logbook dan
melakukan penilaian capaian mahasiswa selama magang;
f. Pemantauan proses magang dapat dilakukan melalui
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi yang tersedia di Ditjen Dikti
Kemendikbud.
2. Mitra Magang
a. Bersama perguruan tinggi, menyusun dan menyepakati program
magang yang ditawarkan kepada mahasiswa;
b. Menjamin proses magang yang berkualitas sesuai dokumen kerja
sama (MoU/PKS);
c. Menyediakan supervisor/mentor/coach yang mendampingi
mahasiswa/kelompok mahasiswa selama magang;
d. Memberikan hak dan jaminan sesuai peraturan perundangan
(asuransi kesehatan, keselamatan kerja, honor magang, hak
karyawan magang);
e. Supervisor mendampingi dan menilai kinerja mahasiswa selama
magang, dan bersama dosen pembimbing memberikan penilaian.
3. Mahasiswa
a. Dengan persetujuan dosen pembimbing akademik mahasiswa
mendaftar/melamar dan mengikuti seleksi magang sesuai
ketentuan tempat magang;
b. Mendapatkan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA)
dan mendapatkan dosen pembimbing magang;
c. Melaksanakan kegiatan magang sesuai arahan supervisor dan
dosen pembimbing magang;
d. Mengisi logbook sesuai dengan aktivitas yang dilakukan;
e. Menyusun laporan kegiatan dan menyampaikan laporan kepada
supervisor dan dosen pembimbing.
4. Dosen Pembimbing dan Supervisor
a. Dosen pembimbing memberikan pembekalan bagi mahasiswa
sebelum berangkat magang;

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


14 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
b. Dosen pembimbing memberikan arahan dan tugas-tugas bagi
mahasiswa selama proses magang. Supervisor menjadi mentor
dan membimbing mahasiswa selama proses magang;
c. Dosen pembimbing bersama supervisor melakukan evaluasi dan
penilaian atas hasil magang.

Secara umum penyetaraan bobot kegiatan Merdeka Belajar – Kampus


Merdeka dapat dikelompokkan menjadi 2 bentuk yaitu bentuk bebas (free
form) dan bentuk terstruktur (structured form).
1. Bentuk Bebas (Free Form)
Kegiatan merdeka belajar selama 6 bulan disetarakan dengan 20 SKS
tanpa penyetaraan dengan mata kuliah. 20 SKS tersebut dinyatakan
dalam bentuk kompetensi yang diperoleh oleh mahasiswa selama
mengikuti program tersebut, baik dalam kompetensi keras (hard
skills), maupun kompetensi halus (soft skills) sesuai dengan capaian
pembelajaran yang diinginkan.
2. Bentuk Berstruktur (Structured Form)
Kegiatan merdeka belajar juga dapat distrukturkan sesuai dengan
kurikulum yang ditempuh oleh mahasiswa. 20 SKS tersebut dinyatakan
dalam bentuk kesetaraan dengan mata kuliah yang ditawarkan yang
kompetensinya sejalan dengan kegiatan magang.

2. Penelitian/Riset

Dalam susunan organisasi dan tata kerja, Kementerian ATR/


BPN mempunyai unsur pendukung berupa Pusat Pengembangan dan
Standarisasi Kebijakan Agraria Tata Ruang dan Pertanahan (PPSK-ATP)
dan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN). Kegiatan Merdeka
Belajar-Kampus Merdeka selanjutnya yang dapat dilaksanakan di
lingkungan Kementerian ATR/BPN lebih khususnya yang dapat diampu
oleh PPSK-ATP dan STPN adalah kegiatan penelitian/riset. Kegiatan
penelitian/riset yang dimaksud adalah penelitian/riset akademik, baik
sains maupun sosial humaniora, yang dilakukan di bawah pengawasan
dosen atau peneliti. Kegiatan ini wajib dibimbing oleh seorang dosen atau
pengajar.

Latar belakang dipilihnya kegiatan penelitian/riset dalam program


Merdeka Belajar-Kampus Merdeka adalah bahwa melalui penelitian

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 15
mahasiswa dapat membangun cara berpikir kritis, hal yang sangat
dibutuhkan untuk berbagai rumpun keilmuan pada jenjang pendidikan
tinggi. Dengan kemampuan berpikir kritis mahasiswa akan lebih
mendalami, memahami, dan mampu melakukan metode riset secara
lebih baik. Bagi mahasiswa yang memiliki minat dan keinginan berprofesi
dalam bidang riset, peluang untuk magang di laboratorium pusat riset
merupakan dambaan mereka. Selain itu, laboratorium/ lembaga riset
terkadang kekurangan peneliti saat mengerjakan proyek riset yang
berjangka pendek (1 semester – 1 tahun).

Kegiatan penelitian/riset bertujuan agar penelitian mahasiswa


diharapkan mampu ditingkatkan secara kualitas maupun kuantitas masa
riset yang dapat diambil oleh mahasiswa, sehingga, mahasiswa dapat
memperoleh hasil penelitian dengan luaran yang lebih optimal. Di samping
itu melalui kegiatan penelitian/riset juga bertujuan meningkatkan
ekosistem dan kualitas riset di laboratorium dan lembaga riset Indonesia
dengan memberikan sumber daya peneliti dengan regenerasi peneliti
sejak dini.

Untuk mempersiapkan kegiatan penelitian/riset, perguruan tinggi


asal mahasiswa berkewajiban menjalin kerja sama dengan lembaga/
laboratorium riset. Perguruan tinggi juga wajib memberikan hak kepada
mahasiswa untuk mengikuti seleksi hingga evaluasi program riset di
lembaga/laboratorium riset di luar kampus. Di samping itu, perguruan
tinggi juga diharuskan memberikan dosen pendamping untuk melakukan
pendampingan, pengawasan, serta bersama-sama dengan supervisor di
lembaga/laboratorium riset untuk memberikan nilai serta melakukan
evaluasi akhir dan penyetaraan kegiatan riset di lembaga/laboratorium
untuk dijadikan SKS mahasiswa.

Dalam rangka kelancaran pelaksanaan kegiatan penelitian/riset,


pihak lembaga/laboratorium juga dituntut menyediakan seleksi dengan
karakteristik terperinci terhadap topik riset, serta asisten peneliti yang
dibutuhkan dari kalangan mahasiswa. Lembaga/laboratorium juga harus
mampu menjamin terselenggaranya kegiatan riset mahasiswa di lembaga/
laboratorium sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Lembaga/
laboratorium diperkenankan memberikan peneliti utama dan/atau
supervisor kepada mahasiswa yang benar-benar ahli dalam topik riset yang

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


16 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
dijalankan oleh mahasiswa. Dan pada akhirnya lembaga/laboratorium
bersama-sama dengan dosen pendamping melakukan evaluasi dan
penilaian terhadap proyek riset yang dilakukan oleh mahasiswa.

Konversi satuan kredit semester dalam kegiatan penelitian/riset


adalah bahwa 1 (satu) satuan kredit semester setara dengan 2.720
(dua ribu tujuh ratus dua puluh) menit kegiatan riset yang dilakukan
oleh mahasiswa. Penilaian kegiatan penelitian/riset dilakukan dari dua
sumber, yaitu penilaian perguruan tinggi serta penilaian yang diberikan
oleh lembaga/laboratorium tempat mahasiswa mengikuti kegiaatan
penelitian/risetnya. Luaran akhir penelitian/riset mahasiswa dapat
menjadi pertimbangan penilaian proyek riset mahasiswa. Adapun tahapan
pelaksanaan penelitian/riset adalah sebagai berikut.

1. Perguruan Tinggi
a. Membuat kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja sama
(MoU/SPK) dengan mitra dari lembaga riset/laboratorium riset;
b. Memberikan hak kepada mahasiswa untuk mengikuti seleksi
hingga evaluasi program riset di lembaga riset/laboratorium
riset di luar kampus;
c. Menunjuk dosen pembimbing untuk melakukan pembimbingan,
pengawasan, serta bersama-sama dengan peneliti di lembaga/
laboratorium riset untuk memberikan nilai;
d. Dosen bersama-sama dengan peneliti menyusun form logbook;
e. Melakukan evaluasi akhir dan penyetaraan kegiatan riset di
lembaga/laboratorium menjadi mata kuliah yang relevan (SKS)
serta program berkesinambungan;
f. Menyusun pedoman teknis kegiatan pembelajaran melalui
penelitian/riset;
g. Melaporkan hasil kegiatan belajar ke Direktorat Jenderal
Penddikn Tinggi melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.
2. Lembaga Mitra
a. Menjamin terselenggaranya kegiatan riset mahasiswa di lembaga
mitra sesuai dengan kesepakatan;
b. Menunjuk pendamping untuk mahasiswa dalam menjalankan
riset;

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 17
c. Bersama-sama dengan dosen pembimbing melakukan evaluasi
dan penilaian terhadap proyek riset yang dilakukan oleh
mahasiswa.
3. Mahasiswa
a. Dengan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA),
mahasiswa mendaftarkan diri untuk program asisten riset;
b. Melaksanakan kegiatan riset sesuai dengan arahan dari lembaga
riset/pusat studi tempat melakukan riset;
c. Mengisi logbook sesuai dengan aktivitas yang dilakukan;
d. Menyusun laporan kegiatan dan menyampaikan laporan dalam
bentuk laporan penelitian/skripsi atau publikasi ilmiah.

B. Jaminan Kualitas Dari Pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus


Merdeka

1. Tahap Perencanaan

Pada tahapan ini dilakukan penentuan para pihak yang terlibat


dalam pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka di lingkungan
Kementerian ATR/BPN sekaligus peran para pihak dalam menyukseskan
pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Para pihak yang terlibat
di lingkungan Kementerian ATR/BPN adalah sebagai berikut.

a. Direktorat Jenderal Teknis, Inspektorat Jenderal, Biro-Biro, Pusat-


Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Pertanahan

Satuan-satuan kerja di lingkungan Kementerian ATR/BPN berupa


Direktorat Jenderal Teknis, Inspektorat Jenderal, Biro-Biro, Pusat-
Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Pertanahan (yang selanjutnya
disebut Mitra Prodi), memiliki tugas pokok dan fungsi sesuai dengan
Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 16 dan 17 Tahun 2020. Untuk mencapai target masing-masing
satuan kerja diperlukan terobosan, salah satunya adalah terobosan
dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM). Terobosan SDM bertujuan
untuk menyediakan SDM pelaksana kegiatan seoptimal mungkin,
meningkatkan kualitas SDM masing-masing satker, dan membuat
standar pengetahuan terkait pekerjaan yang berlaku global. Maka
dari itu penyelenggaraan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang
dilakukan melalui kerja sama dengan akademisi dan melibatkan

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


18 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
mahasiswa untuk penyelesaian program-program strategis di
bidang pertanahan dan tata ruang. Peran Mitra Prodi dalam tahap
perencanaan ini adalah:
1) merumuskan uraian kerja yang terbuka untuk diisi oleh tenaga
mahasiswa magang atau penelitian/riset;
2) memetakan jumlah kebutuhan SDM untuk masing-masing
uraian kerja yang dapat diisi oleh tenaga mahasiswa magang
atau penelitian/riset;
3) menentukan asal program studi mahasiswa magang yang dapat
diterima di satuan kerjanya sesuai hasil pada poin 1) dan 2) di
atas.

b. Biro Organisasi dan Kepegawaian

Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan


perumusan dan pelaksanaan kebijakan, koordinasi dan pembinaan
organisasi dan tata laksana, fasilitasi pelaksanaan Reformasi
Birokrasi, perencanaan dan informasi kepegawaian, pengembangan
pegawai, dan mutasi kepegawaian. Sejalan dengan Organisasi dan
Tata Laksana Biro Organisasi dan Kepegawaian, peran Biro Organisasi
dan Kepegawaian dalam pelaksanaan Merdeka Belajar–Kampus
Merdeka adalah:
1) merumuskan dan menetapkan kualifikasi calon peserta magang
sesuai usulan dari satuan kerja Mitra Prodi;
2) merumuskan tata cara recruitment calon peserta magang dan
melakukan proses recruitment;
3) menghimpun pemetaan kebutuhan dan mengadakan database
kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk penempatan
mahasiswa magang;
4) melakukan plotting atau penempatan mahasiswa magang sesuai
dengan kualifikasi yang dimiliki peserta magang dan usulan dari
satuan kerja Mitra Prodi.

c. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) bertugas


melaksanakan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di
bidang agraria dan tata ruang. Sejalan dengan Organisasi dan Tata
Laksana PPSDM, peran PPSDM dalam pelaksanaan Merdeka Belajar–

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 19
Kampus Merdeka adalah melaksanakan pengembangan SDM dan
kompetensi teknis bagi mahasiswa magang dengan tujuan khusus,
seperti contohnya adalah mahasiswa magang dengan tujuan khusus
percepatan RDTR, di mana para mahasiswa magang akan diberikan
pelatihan RDTR terlebih dahulu. Secara umum PPSDM berperan
dalam:
1) merancang kurikulum kegiatan magang dan penelitian/riset di
lingkungan Kementerian ATR/BPN;
2) melaksanakan pembekalan mahasiswa;
3) merumuskan pekerjaan/kegiatan magang oleh mahasiswa
setelah mendapat masukan dari Mitra Prodi di lingkungan
Kementerian ATR/BPN.

2. Tahap Implementasi

Tahap ini terdiri dari beberapa hal, yakni sebagai berikut:

a. Pembuatan dokumen MoU/PKS


MoU/PKS dibuat antara pimpinan Kementerian ATR/BPN
atau pejabat yang diberi pelimpahan wewenang dengan
pimpinan institusi pendidikan. MoU/PKS disusun berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak dengan memuat ruang lingkup
kerja sama, hak dan kewajiban kedua belah pihak dalam kegiatan
magang dan penelitian/riset.
b. Penyusunan program magang dan penelitian/riset
Penyusunan program magang dan penelitian/riset bersama
dengan pihak perguruan tinggi meliputi isi/konten dari program
magang dan penelitian/riset, kompetensi yang akan diperoleh
mahasiswa peserta serta hak dan kewajiban para pihak yang
terlibat selama proses magang dan penelitian/riset.
c. Seleksi administratif dan akademik
Seleksi administratif dan akademik dapat dilaksanakan oleh
masing-masing satuan kerja mitra prodi dengan difasilitasi/
disupervisi oleh Biro Organisasi dan Kepegawaian serta PPSDM
secara serentak untuk magang dan penelitian riset di tingkat
kantor pusat Kementerian ATR/BPN.

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


20 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
d. Pembekalan
Pembekalan dapat dilakukan melalui metode pelatihan
terkait pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
secara khusus dalam kegiatan khusus sebagai bekal dalam
melaksanakan kegiatan magang untuk tujuan khusus. Dalam
kegiatan pembekalan, mahasiswa dibimbing untuk memahami
kompetensi yang akan dicapai selama magang.
e. Penentuan pendamping magang dan penelitian/riset
Dalam pelaksanaan magang dan penelitian/riset, mahasiswa
didampingi oleh pembimbing atau pendamping dari satuan
kerja yang berlatar belakang pendidikan minimal sarjana,
berstatus PNS, dan mengetahui uraian tugas di tempat magang
dan penelitian/riset. Khusus untuk pendamping penelitian/riset
diwajibkan berpendidikan minimal Master, hal ini dikarenakan
pendamping penelitian/riset sekaligus menjadi pembimbing
tugas akhir mahasiswa bersangkutan.
f. Koordinasi pendamping magang dan penelitian/riset dengan
pembimbing akademik
1) Koordinasi pembimbing akademik dengan pendamping
lapangan pada pramagang dan penelitian/riset meliputi
persamaan persepsi terkait kegiatan pembelajaran lapangan,
meliputi lama magang dan penelitian/riset, tempat magang
dan penelitian/riset, tata tertib, target kompetensi, metode
evaluasi dan penyusunan laporan;
2) Koordinasi pembimbing akademik dengan pendamping
lapangan pada saat bimbingan atau supervisi di tempat
magang dan penelitian/riset melalui diskusi tentang
permasalahan atau kendala yang ditemui beserta dengan
solusi penyelesaiannya;
3) Koordinasi pembimbing akademik dengan pendamping
lapangan melalui rapat evaluasi kegiatan praktik lapangan
untuk pemberian masukan dalam rangka penyempurnaan
pedoman dan kegiatan magang dan penelitian/riset.

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 21
g. Penilaian akhir
Pelaksanaan penilaian akhir mahasiswa magang dan penelitian/
riset dapat dikoordinasikan oleh Biro Organisasi dan Kepegawaian
serta PPSDM untuk internal satuan kerja Kementerian ATR/
BPN. Secara umum penyetaraan bobot kegiatan Merdeka
Belajar – Kampus Merdeka dapat dikelompokkan menjadi 2
bentuk yaitu bentuk bebas (free form) dan bentuk terstruktur
(structured form). Bentuk penilaian akhir ditentukan pada Tahap
Penyusunan Program Magang Bersama Perguruan Tinggi.

1) Bentuk Bebas (Free Form)

Kegiatan merdeka belajar selama 6 bulan disetarakan


dengan 20 SKS tanpa penyetaraan dengan mata kuliah. 20
SKS tersebut dinyatakan dalam bentuk kompetensi yang
diperoleh oleh mahasiswa selama mengikuti program
tersebut, baik dalam kompetensi keras (hard skills), maupun
kompetensi halus (soft skills) sesuai dengan capaian
pembelajaran yang diinginkan. Contoh:

Tabel. 2.1 Capaian Pembelajaran dan Penilaian dalam


Bentuk Bebas

Jenis Capaian Jumlah Rentang


Kemampuan SKS Nilai
Merumuskan 3 SKS
permasalahan
keteknikan
Hard Skills Menyelesaikan 3 SKS
permasalahan
teknis di lapangan
Kemampuan sintesa 4 SKS
dalam bentuk desain A-C
Kemampuan 2 SKS
berkomunikasi
Soft Skills Kemampuan 2 SKS
bekerja sama
Kepemimpinan 2 SKS
Kerja keras 2 SKS
Sumber: Buku Panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,
Kemendikbud, Tahun 2020

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


22 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
2) Bentuk Berstruktur (Structured Form)
Kegiatan merdeka belajar juga dapat distrukturkan sesuai
dengan kurikulum yang ditempuh oleh mahasiswa. 20 SKS
tersebut dinyatakan dalam bentuk kesetaraan dengan mata
kuliah yang ditawarkan yang kompetensinya sejalan dengan
kegiatan magang.

Tabel. 2.2 Capaian Pembelajaran dan Penilaian Bentuk


Berstruktur

Mata Kuliah Jumlah SKS Rentang Nilai

Proses Perencanaan 3 SKS


Kependudukan 3 SKS
Morfologi Kota 4 SKS
Perumahan dan 2 SKS
Permukiman A-C
Infastruktur Kota 2 SKS
Perancangan Kota 2 SKS
Sistem Informasi 2 SKS
Perencanaan
Sumber: Buku Panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,
Kemendikbud, Tahun 2020

h. Pemberian sertifikat magang dan penelitian riset


Berdasarkan Peraturan Kementerian Ketenagakerjaan Nomor
PER.22/MEN/IX/2009 yang merupakan tindak lanjut dari
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
yang tertuang pada Bab V pasal 15 ayat 1, peserta magang
berhak memperoleh sertifikat pemagangan apabila dinyatakan
lulus. Aktivitas terakhir dalam tahap implementasi Merdeka
Belajar–Kampus Merdeka adalah pemberian sertifikat
magang kepada para peserta yang sekaligus menjadi simbol
serah terima mahasiswa kembali ke perguruan tinggi masing-
masing. Sertifikat tersebut nantinya dapat berguna bagi para
peserta magang saat mencari pekerjaan, juga berfungsi untuk
menunjukkan nilai kinerja peserta selama magang.

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 23
3. Tahap Monitoring dan Evaluasi
a. Rapat koordinasi rutin
Rapat koordinasi antara para pihak yang terlibat diadakan secara
rutin, rapat koordinasi adalah salah satu bentuk dari tahap
monitoring dan evaluasi. Tujuan dari rapat koordinasi, yaitu:
1) Meraih dan menjaga keefektifan kegiatan magang dan
penelitian/riset seoptimal mungkin dengan menerapkan
sinkronisasi, kebersamaan, keselarasan serta keseimbangan
antara aktivitas yang saling berhubungan;
2) Menjalankan pencegahan pada munculnya konflik dan
membuat efisiensi yang optimal pada berbagai kegiatan yang
interdependen dengan kesepakatan yang mengakomodir
semua elemen yang berhubungan;
3) Sebagai upaya untuk menciptakan dan menjaga supaya
suasana dan perilaku yang ada saling merespon dan
mengantisipasi pada setiap unit kerja baik yang berhubungan
atau tidak.
b. Monitoring dan evaluasi
Tahap monitoring dan evaluasi dilakukan oleh seluruh para
pihak yang terlibat dan dapat dikoordinasikan oleh Biro
Organisasi dan Kepegawaian serta PPSDM untuk internal satuan
kerja Kementerian ATR/BPN. Hasil dari tahapan monitoring dan
evaluasi menjadi input bagi kepentingan proses selanjutnya.
Berikut adalah penjabaran dari masing- masing tahapan:
1) Kegiatan monitoring merupakan fungsi berkesinambungan
dengan menggunakan pengumpulan data secara sistematik
terhadap indikator tertentu untuk menginformasikan
kepada para pihak yang terlibat mengenai tahapan
kegiatan Merdeka Belajar–Kampus Merdeka yang sedang
berlangsung dalam hal perkembangan dan pencapaian
hasil;
2) Kegiatan evaluasi merupakan penilaian secara sistematik
dan objektif terhadap tahapan Merdeka Belajar–Kampus
Merdeka yang sedang berjalan atau yang sudah selesai
dilaksanakan (terkait dengan desain, implementasi, dan
hasilnya). Tujuannya adalah untuk menentukan relevansi

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


24 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
implementasi, dan hasilnya). Tujuannya adalah untuk menentukan
relevansidan
danpemenuhan
pemenuhan tujuan,
tujuan, misalnya
misalnya efisiensi,
efisiensi, efektivitas,
efektivitas,
dampak, dan keberlanjutannya.
dampak, dan keberlanjutannya.
Secara ringkas, beberapa tahapan di atas dapat digambarkan
Secara ringkas, beberapa tahapan di atas dapat digambarkan pada bagan
pada bagan alir di bawah ini:
alir di bawah ini:
Tahap Perencanaan Pembuatan MoU/PKS Rekrutmen Mahasiswa
Magang/Penelitian
Riset

Supervisi oleh dosen Pelaksanaan Pembekalan bagi


PT Magang/Penelitian Magang dengan tujuan
Riset khusus

Penilaian Mahasiswa Pemberian Sertifikat Monitoring dan


Magang Tanda Magang Evaluasi

Gambar 1. Bagan
Gambar AlirAlir
1. Bagan Tahapan Kegiatan
Tahapan Magang
Kegiatan Magang

33
KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA
PPSK-ATP KEMENTERIAN ATR/BPN
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 25
KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA
26 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
3
REKOMENDASI KEBIJAKAN

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 27
BAB III
REKOMENDASI KEBIJAKAN

Dari hasil pengumpulan data baik primer maupun sekunder yang melibatkan
perguruan tinggi dan satuan kerja internal Kementerian ATR/BPN, dan hasil
analisis data-data yang dirumuskan rekomendasi sebagai berikut:

A. Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang direkomendasikan


dilaksanakan di lingkungan Kementerian ATR/BPN adalah kegiatan jenis
Magang dan Penelitian/Riset. Jenis kegiatan magang dapat dilaksanakan
di seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian ATR/BPN baik di pusat,
kantor wilayah maupun kantor pertanahan. Jenis kegiatan penelitian riset
dapat dilaksanakan di satuan kerja Pusat Pengembangan dan Standarisasi
Kebijakan Agraria Tata Ruang dan Pertanahan atau satuan kerja yang
memiliki unit penelitian dan pengembangan. Hal ini dikarenakan
mahasiswa pelaksana kegiatan ini dibimbing langsung oleh tenaga
peneliti dalam melaksanakan penelitian. Untuk memperlancar kegiatan
Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Kementerian ATR/BPN membuat nota
kesepahaman dengan pihak perguruan tinggi sebagai payung pelaksanaan
kegiatan ini atau perjanjian kerja sama yang merujuk pada Peraturan
Menteri Agraria dam Tata Ruang/Kepala BPN No. 17 Tahun 2018 tentang
Pedoman Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional.

B. Mahasiswa yang dapat melaksanakan kegiatan magang dan penelitian riset


direkomendasikan dari perguruan tinggi yang memiliki program studi
Hukum, Geodesi, Geografi, Perencanaan Wilayah/Planologi, Ekonomi,
Akuntansi, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Administrasi Negara,
Ilmu Tanah, Sosial Ekonomi Pertanian, Desain Grafis, Ilmu Komunikasi
atau program studi dengan nama lain yang serupa dengan program studi
tersebut.

C. Dalam pelaksanaan kegiatan magang dan penelitian riset mahasiswa,


direkomendasikan untuk mendapatkan insentif berupa uang tranportasi.

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


28 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Hal ini dengan pertimbangan bahwa mahasiswa telah membantu
pelaksanaan pekerjaan pada satuan kerja terkait dan meringankan
beban pekerjaan yang menjadi tanggung jawab satuan kerja tersebut.
Pelaksanaan pekerjaan yang telah dibantu tersebut secara langsung
berkontribusi secara aktif dalam pencapaian sasaran strategis yang
dimiliki oleh Kementerian ATR/BPN. Konsekuensi dari pemberian
insentif adalah mahasiswa diwajibkan mengikuti jam kerja yang sama
dengan pegawai satuan kerja di lingkungan Kementerian ATR/BPN. Jam
kerja ini juga berguna dalam penentuan tolak ukur perhitungan Satuan
Kredit Semester (SKS) yang telah ditempuh mahasiswa. Perhitungan jam
kerja sebagai penentuan SKS adalah 2.720 menit jam kerja magang setara
dengan 1 SKS. Jika jam kerja efektif pegawai adalah 37,5 jam per minggu (5
hari kerja), maka untuk 20 SKS mahasiswa harus melaksanakan kegiatan
magang atau penelitian riset selama 6 bulan. Dalam mekanisme pemberian
insentif, dimungkinkan untuk memakai mekanisme ikatan kontrak kepada
mahasiswa selaku penerima kerja dengan Kementerian ATR/BPN selaku
pemberi kerja.

D. Mahasiswa selama melaksanakan kegiatan magang dan penelitian


riset direkomendasikan untuk didampingi oleh pembimbing atau
pendamping yang berasal dari internal satuan kerja tempat magang
atau penelitian riset. Pembimbing atau pendamping kegiatan magang
minimal berpendidikan Sarjana dan berstatus PNS serta minimal pejabat
pelaksana yang mengerti dengan bidang tugas/pekerjaan terkait magang.
Pembimbing atau pendamping mahasiswa kegiatan penelitian riset
adalah seorang peneliti yang bertugas di satuan kerja Penelitian dan
Pengembangan atau di satuan kerja yang memiliki unit penelitian dan
pengembangan yang berpendidikan minimal Master dan berstatus PNS.
Pembatasan pembimbing atau pendamping pada kegiatan penelitian riset
dikarenakan pada kegiatan ini pembimbing atau pendamping langsung
diberi tugas tambahan sebagai pembimbing tugas akhir mahasiswa yang
bersangkutan. Dalam hal penilaian kegiatan magang dan penelitian riset,
pembimbing atau pendamping merujuk pada instrumen penilaian yang
telah disiapkan oleh program studi asal mahasiswa.

E. Pada masa akhir kegiatan magang, direkomendasikan kepada satuan


kerja lokasi magang untuk melaksanakan presentasi pelaporan akhir oleh
mahasiswa. Presentasi pelaporan akhir sekaligus juga sebagai sarana

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 29
penilaian kegiatan magang mahasiswa oleh pembimbing atau pendamping
magang. Oleh karena itu selama pelaksanaan magang, mahasiswa
diwajibkan mengisi buku harian kegiatan, agar mudah dalam membantu
pembuatan laporan akhir. Penilaian kegiatan magang mengikuti petunjuk
atau pedoman yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi asal mahasiswa.
Penilaian kegiatan penelitian riset mahasiswa dapat dilakukan secara
bersama-sama pada saat sidang akhir mahasiswa.

F. Untuk lebih memperlancar kegiatan magang dan penelitian riset


mahasiswa, kajian ini mengusulkan rekomendasi kepada pimpinan
kemnterian di Kementerian ATR/BPN yang berkaitan dengan hal- hal
sebagai berikut:
1. Perlunya memberikan delegasi wewenang penandatanganan nota
kesepahaman antara Kementerian ATR/BPN dengan Perguruan Tinggi
kepada Direkotrat Jenderal teknis, Kantor Wilayah BPN Provinsi, dan
Kantor Pertanahan selaku satuan kerja di daerah (selanjutnya disebut
mitra program studi), sebagaimana sesuai dengan Peraturan Menteri
Agraria/Kepala BPN No. 17 Tahun 2018. Hal ini dimaksudkan agar
lebih efisien, mengingat tersebarnya perguruan tinggi yang berada
di hampir setiap kota dan kabupaten yang jauh letaknya dari kantor
pusat Kementerian ATR/BPN atau Kantor Wilayah. Terkait hal ini
direkomendasikan kepada Biro Perencanaan dan Kerja Sama untuk
mengonsep surat edaran sekretariat jenderal tentang pedoman
pelaksanaan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama;
2. Perlunya menyusun secara lebih rinci pedoman pelaksanaan kegiatan
magang dan penelitian riset serta memantau pelaksanaannya di
lingkungan Kementerian ATR/BPN yang dilaksanakan oleh lintas
satuan kerja atau tim tersendiri yang dikoordinasikan oleh Biro
Organisasi dan Kepegawaian dan PPSDM;
3. Perlunya menyusun deskripsi kerja secara rinci bagi mahasiswa
magang untuk dapat dijadikan dasar pemberian insentif oleh
Sekretariat Direktorat Jenderal, Sekretariat Inspektorat Jenderal,
Biro-Biro, Pusat-Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan selaku
Mitra Prodi. Hal ini dimaksudkan agar diketahui deskripsi kerja yang
jelas, sehingga mahasiswa yang melaksanakan magang bisa bekerja
dengan terarah dan mendapatkan ilmu dari pelaksanaan magang
tersebut;

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


30 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
4. Perlunya menyusun analisis beban kerja oleh Sekretariat Direktorat
Jenderal, Sekretariat Inspektorat Jenderal, Biro-Biro, Pusat-Pusat,
Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan selaku Mitra Prodi, sehingga
diketahui kebutuhan dan jangka waktu sebagai dasar perekrutan
mahasiswa magang melalui mekanisme kontrak. Hal ini dimaksudkan
agar setiap satuan kerja dapat diketahui jumlah dan daya tampung
untuk menerima mahasiswa magang yang disesuaikan dengan beban
pekerjaan yang ada di satuan kerja masing-masing;

5. Perlunya menyusun penganggaran, untuk rencana jangka panjang,


sebagai dasar pengajuan pemberian insentif kepada mahasiswa
magang dan penelitian/riset untuk periode magang tahun-tahun
selanjutnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

G. Direkomendasikan kepada Direktorat Jenderal Tata Ruang dengan segala


kesiapan yang dimiliki untuk menjadi pilot project pelaksanaan program
Merdeka Belajar-Kampus Merdeka untuk kegiatan magang bekerja sama
dengan Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) berupa magang
tujuan khusus yakni kegiatan percepatan RDTR yang telah ditargetkan
Direktorat Jenderal Tata Ruang.

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL 31
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Ari. 2020. Bertualang di Kampus Merdeka, https://alif.id/read/ari-


ambarwati/bertualang-di-kampus-merdeka-b226388p/, diakses 7
Mei 2020 pukul 09.30.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2020. Mendikbud Luncurkan Empat Kebijakan Merdeka
Belajar: Kampus Merdeka, https://www.kemdikbud.go.id/main/
blog/2020/01/mendikbud-luncurkan-empat-kebijakan-merdeka-
belajar-kampus-merdeka, diakses 7 Mei 2020 pukul 09.47.
Dian, Oky. 2020. Mendikbud Terapkan Konsep 6 C dalam Kampus Merdeka,
https://prasetya.ub.ac.id/berita/Mendikbud-Terapkan-Konsep-6-C-
Dalam-Kampus-Merdeka-23977-id.html, diakses 4 Mei 2020 pukul
10.00.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2020. Buku Panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2020. Buku Saku Panduan Merdeka Belajar Kampus
Merdeka. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Peraturan Menteri Pedidikan
dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Merdeka Belajar: Kampus
Merdeka. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nizam. 2020. Kampus Merdeka. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Universitas Negeri Padang. 2020. Merdeka Belajar: Kampus Merdeka, http://
unp.ac.id/id/akademik/merdeka-belajar-kampus-merdeka, diakses 7
Mei 2020 pukul 10.00.

KAJIAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN GAGASAN KAMPUS MERDEKA


32 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai