Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Myocarditis
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

DOSEN PEMBIMBING

Sutrisno, S.Kep,Ns. M. Kep

KELOMPOK 2 :

Nurul Silviana (2019021451)

Mussriah (2019021449)

Ristha Dewi Dian S (2019021454)

Sumiati (2019021472)

Tatia Eka (2019021473)

Umi Aminatul I (2019021474)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWAN

UNIVERSITAS AN NUUR
PURWODADI

1
2020

2
3
DAFTAR ISI

Cover ...............................................................................................................

Daftar Isi .......................................................................................................

Kata pengantar .............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang .........................................................................................

B.Rumusan Masalah ....................................................................................

C.Tujuan penulisann ...................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Stress ...................................................................................

B.Sumber-sumber stress ..........................................................................

C.Bentuk-bentuk stress .............................................................................

D.Reaksi dan respon tubuh terhadap stress ............................................

E.Adaptasi terhadap stess ........................................................................

F.Respon ....................................................................................................

G.Macam-macam adaptasi ........................................................................

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan.................................................................................................

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makaah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu hingga
selesainya tugas mata kuliah ini.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia dari berbagai lapisan bisa saja mengalami ketegangan hidup yang
berakibat akan adanya tuntutan kesulitan atau ancaman terhadap bahaya kehidupan
yang semakin sulit terpecahkan. Sehingga sering kali didapati seorang mengalami
ketegangan psikologi. Itu semua merupakan masalah yang relative, tergantung dari
tinggi rendahnya kedewasaan kepribadian dan bagaimana sudut pandang seseorang
dalam menghadapinya. Stress adalah penekanan pada peristiwa-peristiwa dan situasi
negative yang dialami individu yang dapat menimbulkan efek yang tidak teratur pada
perilakunya (Lahey & Ciminero, 1998)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan stress ?
2. Apa saja sumber-sumber stress ?
3. Apa saja bentuk-bentuk stress ?
4. Bagaimana reaksi dan respon tubuh terhadap stress ?
5. Bagaimana adaptasi terhadap stress ?
6. Apa yang dimaksud dengan respon ?
7. Apa saja macam-macam adaptasi terhadap stress ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosial dan Budaya
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengiriman stress, sumber-sumber stress dan bentuk-
bentuk stress
b. Untuk mengetahui reaksi dan respon tubuh terhadap stress serta adaptasi
terhadap stress
c. Untuk mengetahui macam-macam adaptasi terhadap stress dan mekanisme
koping
d. Untuk mengetahui peran perawat dalam mengatasi stress

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Stres
Luthans (2000), mendefinisikan stress sebagai suatu tanggapan dalam
menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis,
sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak
mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang.
Menurut schuler, stress adalah suatu kondisi dinamis dimana individu dihadapkan
pada kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil diperoleh sangatlah penting tidak
dapat di pastikan (Robbins,2003:557)
Menurut Robert S. Fieldman (1989) stress adalah suatu proses yang menilai suatu
peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang, ataupun membahayakan dan
individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif, dan perilaku.
Peristiwa yang munculkan stress dapat saja positif (misalnya : merencanakan
perkawinan) atau negative (contoh : kematian keluarga ). Sesuatu didefinisikan sebagai
sebagai peristiwa yang menekan (stressfull event) atau tidak , bergantung pada respon
yang diberikan oleh individu.
Stress adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distress dan menciptakan
tuntutan fisik dan psikis pada seseorang. Stress membutuhkan koping dan adaptasi.
Sindrom adaptasi umum atau teori selye, menggambarkan stress sebagai kerusakan yang
terjadi pada tubuh tanpa memperdulikan apakah penyebab stress tersebut positif dan
negative. Respons tubuh dapat diprediksi tanpa memperhatikan stressor atau penyebab
tertentu (Issac,2004)
Stress adalah reaksi atau respon psikososial (tekanan mental atau beban
kehidupan). Stress dewasa ini digunakan secara bergantian untuk menjelaskan berbagai
stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respon fisiologis,
perilaku, dan subyektif terhadap stress. Konteks yang menjembatani pertemuan antara
individu dengan stimulus yang membuat stress,semuanya sebagai system (WHO,158).

7
B. Sumber-sumber stress
Terdapat beberapa sumber-sumber stress yang dapat menggangu kesehatan psikis
manusia. Menurut Lazarus & Folkman( dalam Morgan,1986) kondisi fisik, lingkungan
dan social yang merupakan penyebab dari kondisi stress disebut dengan stressor. Stressor
dapat berwujud dan berbentuk fisik, seperti polusi udara dan dapat juga berkaitan dengan
lingkungan social. Pikiran ataupun perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu
ancaman baik yang nayta maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor.
Lazarus & Cohen (1984) mengklasifikasikan stressor kedalam tiga ketegori yaitu :
1. Cataclysmic event
Fenomena besar atau tiba-tiba terjadi, seperti kejadian-kejadian penting yang
mempengaruhi banyak orang seperti bencana alam.
2. Personal stressor
Kejadian-kejadian penting mempengaruhi sedikir orang atau sejumlah orang tertentu,
seperti wkritis keluarga.
3. Background stressor
Pertikaian atau permasalahan yang bisa terjadi setiap hari, seperti masalah dalam
pekerjaan dan rutinitas pekerjaan. Safarino (1998) membagi tiga jenis sumberstres
yang dapat terjadi pada kehidupan individu :
1. Sumber yang berasal dari individu
Ada dua acara stress berasal dari individu. Pertama adalah melalui adanya
penyakit. Penyakit yang diderita individu memyebabkan tekanan biologis dan
psikologi sehingga menimbulkan stress. Sejauh mana tingkat stress yang dialami
individu dengan penyakitnya dipengaruhi faktor usia dan keparahan penyakit
yang dialaminya. Cara kedua adalah melalui terjadinya konflik. Konflik
merupakan sumber yang paling utama. Didalam konflik individu memiliki dua
kecenderungan yang berlawanan : menjauh dan mendekat.
Individu harus memiliki dua atau lebih alternative pilihan yang masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Keadaan seperti ini banyak
dijumpai saat individu dihadapkan pada keputusan-keputusan mengenai
kesehatannya.
2. Sumber yang berasal dari keluarga

8
Stress dalam keluarga dihasilkan melalui adanya perilaku, kebutuhan-kebutuhan
dan kepribadian dari masing-masing anggota keluarga yang berdampak kepada
anggota keluarga lainnya. Konflik interpersonal ini dapat timbul dari adanya
masalah finansial, perilaku yang tidak sesuai, melalui adanya tujuan yang berbeda
antar anggota keluarga, bertambahnya anggota keluarga perceraian orang tua,
penyakit dan kecacatan anggota keluarga dam kematian anggota keluarga.
3. Sumber stress yang berasal dari komunikasi dan masyarakat
Adanya hubungan manusia dengan lingkungan luar menyebabkan banyak
kemungkinan munculnya sumber-sumber stress. Misalnya : stress yang dirasakan
anak sekolah akibat adanya kompetinsi –kompetensi dalam hal seperti olahraga.
Di sisi lain, stress yang dialami oleh orang dewasa banyak diperoleh melalui
pekerjaannya dan berbagai situasi lingkungan. Stress yang diperoleh melalui
pekerjaannya contohnya dikarenakan : diluar sisi kerja, control yang rendah
terhadap control pekerjaan yang diemban, promosi jabatan, hubungan
interpersonal dengan sesama rekan kerja, kurannya pekerjaan lainnya. Stress yang
diperoleh dari lingkungan juga dapat diakibatkan oleh lingkungan yang berisik
dan padat serta lingkungan yang tercemar (Sarafino, 1998).

C. Bentuk- Bentuk Stres

Berikut ini adalah beberapa jenis stres yang perlu anda kenali agar anda tahu harus berbuat
apa seperti yang saya kutip dari forum online, silahkan disimak:

1. Stres Biasa
Stres tidak hanya dipicu sepenuhnya oleh pengalaman negatif. Bahkan,
pengalaman positif juga dapat membawa stres, seperti upacara kelulusan atau pernikahan.
Namun, tipe stres seperti ini dalam dosis kecil sebenarnya baik untuk sistem imun kita.
Selain itu, tipe stres ini juga dapat membuat banyak orang lebih mudah untuk
menciptakan tujuan dan menikmati proses mencapainya dengan penuh energi.
2. Distres Internal
Ini adalah tipe stres yang buruk. Distres merupakan tipe stres negatif hasil dari
pengalaman buruk , ancaman, atau perubahan situasi yang tidak terduga dan tidak

9
nyaman. Pada dasarnya, tubuh kita menginginkan rasa aman sehingga apabila rasa
tersebut terusik, tubuh pun mengalami distres.
3. Distres Akut
Distres Akut terjadi ketika seseorang mengalami distres yang dipicu oleh
peristiwa buruk yang berlalu dengan cepat. Sementara stres kronik terjadi ketika
seseorang harus menahan stres dalam waktu yang lama. Kedua tipe stres tadi akan
memicu timbulnya hiperstres.
4. Hipostres
Ternyata hari- hari tanpa kekhawatiran dan tantangan juga dapat memicu tipe
stres lainnya, yaitu hipostres. Hipostres merupakan "ketidakadaan" stres, tetapi bisa juga
diartikan kebosanan yang ekstrem. Seseorang yang mengalami hipostres mungkin Merasa
tidak tertantang, tidak memiliki motivasi untuk melakukan apapun,. Hipostres dapat
memicu perasaan depresi dan kesia-siaan.
5. Eustres
Eustres merupakan stres yang sangat berguna lantaran dapat membuat tubuh
menjadi lebih waspada. Eustres membuat tubuh dan pikiran menjadi siap untuk
menghadapi banyak tantangan , bahkan bisa tanpa disadari. Tipe stres ini dapat
membantu memberi kekuatan dan menentukan keputusan, contohnya menemukan solusi
untuk masalah.

D. Reaksi dan Respon Tubuh Terhadap Stres

Respon stres melibatkan semua fungsi tubuh, sehingga terlampau besarnya stres yang
menghabiskan sumber- sumber adaptif kita dapat menyebabkan kelelahan, beragam masalah
kesehatan, dan bahkan akibat yang fatal.

1. Respon fisik
a. Rambut
Warna rambut yang semula hitam pekat, lambat laun mengalami perubahan warna
menjadi kecoklat- coklatan serta kusam. Ubanan ( rambut memutih) terjadi sebelum
waktunya , demikian pula dengan kerontokan rambut.
b. Mata

10
Ketajaman mata seringkali terganggu misalnya kalau membaca tidak jelas karena
kabur. Hal ini disebabkan karena otot- otot bola mata mengalami kekenduran atau
sebaliknya sehingga mempengaruhi fokus lensa mata.
c. Telinga
Pendengaran seringkali terganggu dengan suara berdenging ( tinnitus).
d. Ekspresi wajah
Wajah seseorang yang stres nampak tegang, dahi berkerut, mimik nampak serius,
tidak santai, bicara berat, sukar untuk tersenyum atau tertawa.
e. Mulut
Mulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum. Selain daripada itu
pada tenggorokan seolah-olah ada ganjalan sehingga ia sukar menelan, hal ini disebabkan
karena otot-otot lingkar di tenggorokan mengalami spasme ( muscle cramps) sehingga
terasa " tercekik".
f. Kulit
Pada orang yang mengalami stres reaksi kulit bermacam- macam pada kulit dari
sebagian tubuh terasa panas atau dingin atau keringat berlebihan. Reaksi lain kelembaban
kulit yang berubah, kulit menjadi lebih kering. Selain daripada itu perubahan kulit
lainnya adalah merupakan penyakit kulit , seperti munculnya eksim, urtikaria ( biduran) ,
gatal-gatal dan pada kulit muka seringkali timbul jerawat (acne) berlebihan, juga sering
dijumpai kedua belah telapak tangan dan kaki berkeringat ( basah).
g. Sistem pernapasan
Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stres dapat terganggu misalnya nafas
terasa berat dan sesak disebabkan terjadi penyempitan pada saluran pernafasan mulai dari
hidung, tenggorokan dan otot-otot rongga dada. Nafas terasa sesak dan berat dikarenakan
otot-otot rongga dada ( otot-otot antar tulang iga) mengalami spasme dan tidak atau
kurang elastis sebagaimana biasanya. Sehingga ia harus mengeluarkan tenaga ekstra
untuk menarik nafas. Stres juga dapat memicu timbulnya penyakit asma (asthma
bronchiale) disebabkan karena otot-otot pada saluran nafas paru - paru juga mangalami
spasme.

h. Sistem kardiovaskular

11
Sistem jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskular dapat terganggu faalnya
karena stres. Misalnya jantung berdebar- debar, pembuluh darah melebar( dilatation) atau
menyempit ( constriction) sehingga yang bersangkutan nampak mukanya merah atau
pucat. Pembuluh darah tepi ( Perifer) terutama dibagian ujung jari-jari tangan atau kaki
juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan. Selain daripada itu sebagian atau
seluruh tubuh terasa " panas" (subfebril) atau sebaliknya terasa "dingin".
i. sistem pencernaan
Orang yang mengalami stres seringkali mengalami gangguan pada sistem
pencernaannya. Misalnya, pada lambung terasa kembung, mual dan pedih, hal ini
disebabkan karena asam lambung yang berlebihan ( hiperacidity). Dalam istilah
kedokteran disebut gastritis atau dalam istilah awam dikenal dengan sebutan penyakit
maag. Selain gangguan pada lambung tadi, gangguan juga dapat terjadi pada usus,
sehingga yang bersangkutan merasakan perutnya mulas, sukar buang air besar atau
sebaliknya sering diare.
j. Sistem Perkemihan
Orang yang sedang menderita stres Faal Perkemihan (air seni) dapat juga terganggu.
Yang sering dikeluhkan orang adalah frekuensi untuk buang air kecil lebih sering dari
biasanya, meskipun ia bukan penderita kencing manis ( diabetes mellitus).
k. Sistem otot dan Tulang
Stres dapat pula menjelma dalam bentuk keluhan- keluhan pada otot dan tulang
(musculoskeletal). Yang bersangkutan sering mengeluh otot terasa sakit ( keju) seperti di
tusuk-tusuk , pegal dan tegang. Sehingga daripada itu keluhan- keluhan pada tulang
persendian sering pula dialami, misalnya rasa ngilu atau rasa kaku bila menggerakkan
anggota tubuhnya. Masyarakat awan sering mengenal gejala ini sebagai keluhan pegal
linu.
l. Sistem Endokrin
Gangguan pada sistem endokrin (hormonal ) pada mereka yang mengalami stres
adalah kadar gula yang meninggi, dan bila hal ini berkepanjangan bisa mengakibatkan
yang bersangkutan menderita penyakit kencing manis. Gangguan hormonal lain misalnya
pada wanita adalah gangguan menstruasi yang tidak teratur dan rasa sakit
( dysmenorrhoe).

12
2. Respon psikologis
Faktor-faktor psikologis dapat mempengaruhi fungsi fisik, faktor-faktor fisik juga
dapat mempengaruhi fungsi mental. Gangguan fisik yang diyakini disebabkan atau di
pengaruhi faktor psikologis pada masa lalu yang disebut psikosomatis (psychosomatic)
atau psikofisiologis.
3. Daya Pikir
Pada seseorang yang mengalami stres, kemampuan berpikir dan mengingat serta
konsentrasi menurun. Orang menjadi pelupa dan seringkali mengeluh sakit kepala pusing.
E. Adaptasi Terhadap Stres
Adaptasi suatu cara untuk mengatasi tekanan dari lingkungan sekitar untuk tetap
menjaga keseimbangan tubuhnya. Sehingga terjadi perubahan anatomi, fisiologis dan
psikologis di dalam diri seseorang sebagai reaksi terhadap stress. Adaptasi pada stress
dapat meliputi:
1. Secara frontal: cara menyesuaikan diri terhadap stress dengan menghadapi rintangan
secara sadar realistik, obyektif, dan rasional.
2. Menggunakan mekanisme defensive yaitu:
a) Proyeksi : menyalahkan orang lain
b) Introvesi : menarik diri
c) Kegembiraan dan kesibukan

Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankan fungsi yang
optimal. Adaptasi melibatkan refleks, mekanisme otomatis untuk perlindungan,
mekanisme koping dan idealnya dapat mengarah penyesuaian atau penguasaan situasi
(Selye, 1976, Monsen, Floyd dan Brookman, 1992). Stressor yang menstimulasi adaptasi
mungkin berjangka pendek, seperti demam atau berjangka panjang seperti paralysis dari
anggota gerak tubuh. Agar dapat berfungsi optimal, seseorang harus mampu berespons
terhadap stressor dan beradaptasi terhadap tuntutan atau perubahan yang dibutuhkan.
Sehingga adaptasi membutuhkan respons aktif dari keseluruhan individu.

F. Respons

Respon berasal dari kata “response” yang berarti jawaban, balasan atau taggapan jadi,
respos adalah setiap tingkah laku pada hakekatnya merupakan tanggapan/balasan (Sarlto,
1995). Menurut Steven M Caffe, respons dibagi menjadi (3) bagian yaitu :

1. Kognitif : berkaitan dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang


terhadap sesuatu. Respons ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang
dipahami atau dipersepsi oleh banyak orang.
2. Afektif : berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai seseorang terhadap sesuatu.
Respons ini timbul ketika ada perubahan yang disenangi oleh banyak orang.
13
3. Konatif : berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan,
oleh karena itu proses perubahan sikap tersebut tergangtung pada keselarasan.
G. Macam- Macam Adaptasi Terhadap Stress

Adaptasi terhadap stress dapat berupa :

1. Adaptasi fisiologis
Indikator fisiologis stress adalah objektif, lebih mudah diidentifikasikan dan
secara umum dapat diamati atau diukur. Namun, indikator ini tidak selalu teramati
sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stress, serta indikator tersebut
bervariasi menurut individunya. Tanda tanda vital biasanya meningkat dan dan klien
mungkin tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat. Indikator ini dapat
timbul sepanjang tahap stress. Durasi dan intensitas stressor yang diterima. Indikator
fifiologis timbul dari berbagai system.
Oleh karenanya pengkajian tentang stress mencakup pengumpulan data dari
semua system. Penyebab utama kematian adalah penyakit yang mencakup stressor
gaya hidup.
1. Tekanan darah meningkat.
2. Peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung.
3. Denyut nadi dan frekuensi pernafasan meningkat.
4. Telapak tangan berkeringat dan kaki dingin.
5. Postur tubuh yang tidak tegap.
6. Keluhan, sakit kepala, gangguan lambung, diare dan suara bernada tinggi.
7. Mual, muntah,, nafsu makan berkurang, BB berubah.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebenarnya stress memiliki dampak positif dan negative. Tergantung bagaimana
kita mengatasinya dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga perlu mengatasi stress
dengan langkah-langkah diatas. Cobalah untuk menjadi seseorang yang selalu
berfikiran positif. Jadi, stress bisa berdampak positifmaupun negative, tergantung
bagaimana kita mengatasinya dalam kehidupan kita sehari-hari. Stress tidak untuk
dihindari tetapi dikelola dan dioptimalkan dengan cara dan waktu yang tepat.

Tanamkan pada diri kita bahwa kita bisa mengatasi segala sesuatu dengan baik
dari pada hanya memikirkan betapa buruknya segala sesuatu yang terjadi. Stress
sebenarnya dapat membantu ingatan terutama pada ingatan jangka pendek dan tidak
terlalu kompleks. Stress dapat menyebabkan peningkatan glukosa yang menuju otak,
yang memberikan energy lebih pada neuron. Hal ini sebaliknya, meningkatan
pembentukan dn pengembalian ingatan.

B. SARAN
Saran-saran yang dapat diberikan yaitu :
1. Jangan terlalu menganggap hal-hal sepele menjadi hal-hal yang berat karean akan
menambah beban pikran bagi kita
2. Jagalah kesehatan dengan rajin berolahraga agar tubuh tetap sehat dan bugar
3. Apabila kita merasa stress, hindari aktivitas yang dapat menyebabkan kejenuhan
dalam berfikir dan sebaiknya kita harus melakukan liburan bersama orang-orang
terdekat
4. Hindari mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi system syaraf
kerja otak yang akan menimbulkan stress

15
5. Memiliki dukungan yang bagus terhadap karir atau pekerjaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Cavanaugh,M.A. “An Empirical Examination of Self-Reported Work Stress Among U.S


Managers”, Journal of Apllied Psychology, hal.65-74.
2. Definition and Conceptualization of Stress in Organizations, Thousand Oaks: Sage,2002,
hal. 189.
3. Girdano, L A. 2005. Controlling stress and Tension 7 th edition. San Fransisco: Benjamin
Cumming.
4. LePine, J. A. Lepine, M. A. Jackson, C. (en)”Challenge and Hindrance Stress:
Relationship with Exhaustion, Motivationto Learn, and Learning Performance,”Journal
of Applied Psychology, oktober 2004, hal. 883-891.

16

Anda mungkin juga menyukai