OLEH :
1. Ni Kadek Ayu Ernasari (15)
2. Ni Putu Ari Setia Dewi (28)
3. I Gede Ditya Astawa (03)
4. I Komang Angga Putra Wibawa (07)
5. Ni Kadek Ayu Trisna (17)
Tidak ada gading yang tak retak, jika terdapat kekurangan atau bahkan kesalahan dalam
makalah ini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna
perbaikan dalam pembuatan tugas yang sama berikutnya. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi kami selaku tim penyusun, dan umumnya bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebidanan mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang
dilakukannya untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan. Komunitas adalah
kelompok orang yang berbeda di suatu lokasi tertentu yang mempunyai norma dan nilai. Jadi
dapat disimpulkan bahwa kebidanan dan keperawatan komunitas merupakan pelayanan
kebidanan yang diberikan oleh bidan di kelompok masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan di masyarakat banyak permasalahan yang ditemui
oleh bidan, diantaranya adalah mengenai Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan
sekelompok penyakit yang disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme (virus,
bakteri, protozoa dan jamur) yang menimbulkan gejala klinik utama di saluran kemih dan
reproduksi, yang jalur penularannya melalui hubungan seksual.
Wanita, termasuk yang sedang hamil, merupakan kelompok resiko tinggi terhadap PMS.
Penyakit menular seksual dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu maupun
bayi yang dikandung/dilahirkannya. Oleh sebab itu penting dilakukannya penanggulangan
yang tepat yaitu secara preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
B. TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah menemukan jenis-
jenis Penyakit Menular Seksual dan melakukan penanggulangan secara promotif dan
preventif (dalam lingkup kebidanan komunitas).
C. BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah yang akan dibahas yaitu :
Menjelaskan pengertian Penyakit Menular Seksual
Menjelaskan angka kejadian Penyakit Menular Seksual
Memaparkan cara penularan Penyakit Menular Seksual
Memaparkan jenis-jenis Penyakit Menular Seksual
Menjelaskan pencegahan Penyakit Menular Seksual
BAB II
PEMBAHASAN
2.Virus:
a. Herpes simplex virus
b. HIV AIDS
c. Hepatitis B virus
d. Human papiloma virus
e. Human T Lymphotropic
f. Virus Type III (HTLV III)
3.Protozoa:
a. Trichomonas vaginalis
b. Uretritis, epididimitis, sersivitis, proktitis
c. Faringitis, konyungivitas, baltolinitis
d. Uretritis, epididimitis, sersivitis, proktitis
e. Salpingitis, limfogranuloma venereum
f. Sifilis
g. Vaginitis
h. Granuloma inguinale
i. Herpes genitalis
j. Hepatitis fulminan akut dan kronis
k. Kondiloma akuminatum, papiloma laring pada bayi
l. Vaginitis, uretritis, balanitis
Pada laki-laki
- Nyeri waktu buang air kecil.
- Tetesan nanah dari penis.
- Kesukaran buang air kecil.
- Bengkak dan nyeri di selangkangan
- Demam.
Pada wanita
- Nyeri waktu buang air kecil.
- Nyeri di perut bawah (Abdomen).
- Gangguan sirklus haid (mens).
- Mengalami keputihan ringan.
- Demam.
Langkah pertolongan atau pengobatan
- Memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat agar cairan atau nanah diperiksa di
laboraturium.
- Meminum antibiotika atas resep dokter,biasanya dengan Penisilin, Tetracyclin,
Streptomycin dan Probenecid.
Mencegah penyakit gonore
- Berpantang seks sebelum menikah.
- Hubungan monogami seumur hidup.
- Melakukan seks yang aman .
2. SYPHILIS
Syphilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum,berasal dari bahasa Yunani dan Latin
bermakna’suatu benang pucat yang terpelintir’.
Cara Penularan: Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks vaginal, anal atau
oral. Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui hubungan non-seksual jika ulkus
atau lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan lapisan kulit yang tidak utuh
dengan orang yang tidak terinfeksi.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Jika tidak diobati, sifilis
dapat menyebabkan kerusakan serius pada hati, otak, mata, sistem saraf, tulang dan sendi dan
dapat menyebabkan kematian. Seorang yang sedang menderita sifilis aktif risikonya untuk
terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut akan meningkat karena luka (chancres) merupakan
pintu masuk bagi virus HIV. Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Jika
tidak diobati, seorang ibu hamil yang terinfeksi sifilis akan menularkan penyakit tersebut
pada janin yang dikandungnya. Janin meninggal di dalam dan meninggal pada periode
neonatus terjadi pada sekitar 25% dari kasus-kasus ini. 40-70% melahirkan bayi dengan
sifilis aktif. Jika tidak terdeteksi, kerusakan dapat terjadi pada jantung, otak dan mata bayi.
Tanda- tanda atau gejalanya
Tanda yang pertama biasanya luka atau borok yang disebut ‘CHANCRE”. ditimbulkan 2-5
minggu setelah hubungan kelamin dengan seorang penderita syphilis,lukanya dapat terlihat
seperti jerawat,lepuh atau borok yang terluka, biasanya terdapat pada daerah kelamin laki-
laki dan wanita. borok ini penuh dengan kuman yang mudah ditularkan kepada orang lain.
(Borok tersebut biasanya tidak nyeri dan jika terdapat di dalam vagina,mungkin siwanita
tidak menyadari bahwa ia menderita syphilis tetapivia dapat menginfeksi orang lain dengan
mudah).
Luka borok hanya berlangsung beberapa hari dan kemudian hilang sendiri tanpa
pengobatan,namun penyakit terus menyebar di seluruh tubuh.
Beberapa minggu atau bulan kemudian,dapat terjadi sakit leher,panas ringan,luka pada mulut
atau pembengkakan sendi,mungkin muncul pada kulit.
Langkah pertolongan atau pengobatan
- Memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat agar darah diperiksa di laboraturium.
- Meminum antibiotika atas resep dokter, biasanya dengan Penisilin, Tetracyclin.
Mencegah penyakit siphilis
- Berpantang seks sebelum menikah.
- Hubungan monogami seumur hidup.
- Melakukan seks yang aman .
- Periksalah organ reproduksi anda ke rumah sakit
- Hindarkan gonta-ganti pasangan
- sebelum menikah pilihlah pasangan secara berhati-hati
3. CHLAMIDIA
Chlamidia disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis,suatu parasitnya dapat hidup
didalam sel sehingga menimbulkan peradangan pada saluran kencing pada wanita dan pria.
Infeksi biasanya berlangsung pada hubungan seks lewat vagina dan anus.
Cara Penularan: Hubungan seks vaginal dan anal.
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi: Pada perempuan, jika tidak
diobati, sampai 30% akan mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) yang pada gilirannya
dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Pada laki-laki,
jika tidak diobati, klamidia akan menyebabkan epididymitis, yaitu sebuah peradangan pada
testis (tempat di mana sperma disimpan), yang mungkin dapat menyebabkan kemandulan.
Individu yang terinfeksi akan berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus
tersebut.
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada janin dan bayi baru lahir: lahir premature,
pneumonia pada bayi dan infeksi mata pada bayi baru lahir yang dapat terjadi karena
penularan penyakit ini saat proses persalinan.
2. HIV/AIDS
Cara Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; darah atau produk darah
yang terinfeksi; memakai jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba; dan dari ibu yang
terinfeksi kepada janin dalam kandungannya, saat persalinan, atau saat menyusui.
Gejala-gejala: Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi pertama kali. Sementara
yang lainnya mengalami gejala-gejala seperti flu, termasuk demam, kehilangan nafsu makan,
berat badan turun, lemah dan pembengkakan saluran getah bening. Gejala-gejala tersebut
biasanya menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan virus tetap ada dalam kondisi
tidak aktif (dormant) selama beberapa tahun. Namun, virus tersebut secara terus menerus
melemahkan sistem kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi semakin tidak dapat
bertahan terhadap infeksi-infeksi oportunistik. Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk
infeksi ini. Obat-obat anti retroviral digunakan untuk memperpanjang hidup dan kesehatan
orang yang terinfeksi. Obat-obat lain digunakan untuk melawan infeksi oportunistik yang
juga diderita.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Hampir semua orang yang
terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan meninggal karena komplikasi-komplikasi
yang berhubungan dengan AIDS.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: 20-30% dari bayi yang lahir dari
ibu yang terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV juga dan gejala-gejala dari AIDS akan muncul
dalam satu tahun pertama kelahiran. 20% dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan
meninggal pada saat berusia 18 bulan. Obat antiretroviral yang diberikan pada saat hamil
dapat menurunkan risiko janin untuk terinfeksi HIV dalam proporsi yang cukup besar
Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti retroviral digunakan
untuk memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang terinfeksi. Obat-obat lain digunakan
untuk melawan infeksi oportunistik yang juga diderita.
Pencegahan : Tidak melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, khususnya
hubungan seks anal, di mana cairan tubuh, darah, air mani atau secret vagina paling mungkin
dipertukarkan, adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk mencegah penularan HIV
melalui hubungan seks. Kondom dapat menurunkan risiko penularan tetapi tidak
menghilangkan sama sekali kemungkinan penularan. Hindari pemakaian narkoba suntik dan
saling berbagi jarum suntik. Diskusikan dengan petugas kesehatan tindakan kewaspadaan
yang harus dilakukan untuk mencegah penularan HIV, terutama saat harus menerima
transfusi darah maupun produk darah.
3. Human Papilloma Virus (HPV)
Cara Penularan: Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.
Gejala-gejala: Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol tumbuh di dalam
atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.
Pengobatan: Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil dapat dihilangkan dengan cara-
cara kimia, pembekuan, terapi laser atau bedah.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: HPV adalah virus yang
menyebabkan kutil kelamin. Beberapa strains dari virus ini berhubungan kuat dengan kanker
serviks sebagaimana halnya juga dengan kanker vulva, vagina, penis dan anus. Pada
kenyataannya 90% penyebab kanker serviks adalah virus HPV. Kanker serviks ini
menyebabkan kematian 5.000 perempuan Amerika setiap tahunnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Pada bayi-bayi yang terinfeksi
virus ini pada proses persalinan dapat tumbuh kutil pada tenggorokannya yang dapat
menyumbat jalan nafas sehingga kutil tersebut harus dikeluarkan.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang
yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan.
Kondom hampir tidak berfungsi sama sekali dalam mencegah penularan virus ini melalui
hubungan seks.
F. PMS YANG DISEBABKAN OLEH PARASIT
Parasit ialah protozoa (hewan bersel tunggal) yang merugikan dan dapat berkembang di
dalam tubuh
1. Vaginitis
Vaginitis adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan adanya infeksi atau peradangan
vagina.di tandai dengan keluarnya cairan yang kurang sedap dari vagina. Dan gatal atau
iritasi di daerah kemaluan dan perih sewaktu kencing. disebabkan oleh bakteri candida dan
trichomonas.
Mencegah infeksi vagina
- Dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter ahli penyakit
kandungan(ginekolog).Anjuran untuk mencegah terjadi vaginitis:
- Basuhlah bagian luar kemaluan secara teratur dengan sabun ringan
- Pakailah celana dalam katun
- Jangan memakai celana yang terlalu ketat pada selangkangan
- Hindari diet yang kaya gula atauy karbohidrat olahan,karena dapat mengubah pH
normal vagina dan memungkinkan kuman berkembang
- Periharalah kesehatan umum anda
- Diet buruk dan kurang tidur dapat menurunkan pertahanan anda terhadap infeksi.
- Hentikan hubungan seks yang nyeri atau mengakibatkan lecet
- Jika kehidupan seks anda aktif,jangan lupa menjaga kebersihan dan memakai kondom
- Hindarkan pemakaian vaselin,lebih baik pakai jelly atau pelumas yang steril dan larut
air
2. Trikomoniasis
Tipe: Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.
Prevalensi: Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang paling banyak terjadi pada
perempuan muda dan aktif seksual. Diperkirakan, 5 juta kasus baru terjadi pada perempuan
dan laki-laki.
Cara Penularan: Trikomoniasis menular melalui kontak seksual. Trichomonas vaginalis dapat
bertahan hidup pada benda-benda seperti baju-baju yang dicuci, dan dapat menular dengan
pinjam meminjam pakaian tersebut.Gejala-gejala: Pada perempuan biasa terjadi keputihan
yang banyak, berbusa, dan berwarna kuning-hijau. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang
air kecil dan atau saat berhubungan seksual juga sering terjadi. Mungkin terdapat juga nyeri
vagina dan gatal atau mungkin tidak ada gejala sama sekali. Pada laki-laki mungkin akan
terjadi radang pada saluran kencing, kelenjar, atau kulup dan/atau luka pada penis, namun
pada laki-laki umumnya tidak ada gejala.
Pengobatan: Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Radang pada alat kelamin
pada perempuan yang terinfeksi trikomoniasis mungkin juga akan meningkatkan risiko untuk
terinfeksi HIV jika terpapar dengan virus tersebut. Adanya trikomoniasis pada perempuan
yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan risiko penularan HIV pada pasangan
seksualnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Trikomoniasis pada perempuan
hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal dengan orang yang terinfeksi
adalah satu-satu cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan trikomoniasis
melalui hubungan seksual. Kondon dan berbagai metode penghalang sejenis yang lain dapat
mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan
seks. Hindari untuk saling pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan orang lain untuk
mencegah penularan non-seksual dari penyakit ini.
G. UPAYA PENGENDALIAN PMS
1. Upaya promotif
2. Upaya preventif
3. Upaya kuratif
4. Upaya rehabilitatif
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PMS biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lainnya melalui hubungan
heteroseksual, homoseksual atau kontak intim melalui genitalia, mulut atau rectum.Beberapa
penyakit menular seksual yang dibahas didalam makalah ini mencangkup Gonorhea,
Syiphillis, Herpes genital dan HIV /AIDS
Didalam makalah dijelaskan penyebab dan tanda-tanda atau gejala dan penyakit menular
seksual antara lain pengeluaran cairan yang tidak normal dan saluran kencing atau liang
senggama (berbau amis, keputihan yang banyak sekali) rasa nyeri atau sakit pada saat
kencing atau saat berhubungan seksual, lecet, luka kecil yang disertai dengan pembengkakan
kelenjar getah bening,dll.Adapun pencegahan atau penanggulangan PMS tergantung dari
jenis-jenis PMS yang dijelaskan.
B. Saran
Penulis mengharapkan agar tenaga kesehatan (khususnya mahasiswa kebidanan) dapat
mengetahui dan memanfaatkan makalah ini untuk menambah wawasan dalam penyakit
menular seksual dan dapat dicegah atau ditanggulangi di lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Majoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aesculapius. FKUI.
Prayetni. 1996. Asuhan Keperawatan Ibu dengan Gangguan Sistem Reproduksi. Jakarta.
Depkes RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
Keluarga berencana dan Kesehatan Reproduksi Berwawasan Jender. 2003.
Jakarta. Badan Koordinasi KB Nasional.
www.askep-askeb-kita.blogspot.com
Queensha.2011.Disabilitation. http://queenshahodge.blogspot.com/2011/09/disabilitation.
html [ diakses pada tanggal 3 Mei 2012 ]
Romauli S, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi Mahasisiwi Kebidanan. Yogyakarta : Mulia
Medika
Sindiariyani.2011.Melaksanakan Upaya Promotif. http://sindiariyani.blogspot.com/2011/08/
melaksanakan-upaya-promotif-dan.html/2011/08
Widyastuti Y, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya