PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi rapuh dan mudah retak bahkan patah. Banyak orang tidak
diseases)
[1,2]
dalam tubuh sejak usia 35 tahun sedangkan pada pria hormon testoteron
turun pada usia 65 tahun. Menurut statistik dunia 1 dari 3 wanita rentan
populasi usia lanjut[2]. Pada tahun 2005 terdapat 18 juta lanjut usia di
Indonesia, jumlah ini akan bertambah hingga 33 juta pada tahun 2020
Itali tahun 2004 lebih dari 44 juta orang Amerika mengalami osteopenia
diperkirakan angka ini akan terus meningkat hingga mencapai 6,3 juta
orang pada tahun 2050 dan 71% kejadian ini akan terdapat di negara-
negara berkembang. Di Indonesia 19,7% dari jumlah lansia atau sekitar
risiko osteoporosis lebih tinggi adalah Sumatra Selatan (27,75%), Jawa Tengah (24,02%), Yogyakarta
(23,5%), Sumatra Utara (22,82%), Jawa
yaitu 24% sedang pada pria usia 60-70 tahun sebesar 62%[7]
konsumsi kafein, alkohol, penyakit diabetes mellitus tipe I dan II[8,10]. Hal
yang hanya 254 mg per hari dari 1000-1200 mg per hari menurut standar
internasional[6]
sudah mulai menderita osteoporosis tetapi tidak terlihat dari luar. Penderita
gejala sebagai awal osteoporosis seperti rasa pegal, linu-linu dan nyeri
.
Pencegahan osteoporosis harus dilakukan sejak dini sampai usia
dewasa muda agar mencapai kondisi puncak massa tulang (peak bone
mass). Bila tercapai kondisi puncak massa tulang pada usia dewasa muda,
kemungkinan terjadi osteoporosis pada usia lanjut akan kecil atau paling
memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya serat, rendah lemak dan kaya kalsium (1000-1200
mg kalsium per hari), berolahraga secara teratur,
tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol karena rokok dan alkohol