1. Jelaskan secara skematis tahapan perencanaan bendungan
1). Studi Kelayakan Pendahuluan (Pre Feasibillity Study)
Pencarian informasi data perencanaan sangat diperlukan selama kegiatan penyelidikan pada data-data yang akan dijadikan bahan analisis selanjutnya. Pada dasarnya studi kelayakan kegiatan studi kelayakan pendahuluan terdiri dari: pengumpulan data, dan pengujian data yang sudah terkumpul, selanjutnya diadakan perencanaan pemetaan topografi yang lebih lengkap dan penelitian geologi di beberapa tempat. Kemudian diadakan perhitungan perhitungan – perhitungan teknis dan ekonomis yang bersifat sederhana, penentuan lokasi proyek dan desain yang sederhana pula. 2). Studi Kelayakan (Feasibillity Study) Di dalam tahap studi kelayakan ini diteliti kembali semua perhitungan dan desain yang telah dibuat terdahulu. Lalu melakukan pemetaan topografi dengan skala yang lebih kecil, memasang alat - alat pengukur parameter hidrologi dan klimatologi, serta penyelidikan geologi. Dari data yang diperoleh dapat dibuat perhitungan teknis beberapa bangunan terutama yang diperlukan dan dalam perhitungan ekonomis proyek. 3). Perencanaan Teknis (Detailed Design) a). Analisi Hidrologi Perencanaan bangunan - bangunan air sama halnya dengan bendungan, hasil analisis hidrologi merupakan informasi yang sangat penting untuk pekerjaan perhitungan pendimensian dan karakteristik bangunannya. Tanpa diketahui secara jelas sifat dan besaran hidrologinya, maka tidak akan dapat menentukan sifat dan besaran hidrauliknya. b). Analisi Hidraulik Analisis disini dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mendapatkan dimensi bangunan secara hidrolis dengan mendapatkan parameter - parameter bangunan baik ukuran maupun parameter hidraulik lainnya. c). Perhitungan Stabilitas Untuk mendapatkan tingkat stabilitas dari bendungan perlu dilakukan analisis gaya - gaya yang akan bekerja pada bendungan. Gaya - gaya yang bekerja pada bendungan adalah akibat berat sendiri tubuh bendungan, beban hidrostatis, tekanan air pori, dan beban seismis. Analisis stabilitas bendungan biasanya dilakukan terhadap lereng bendungan (tipe urugan) dan akibat filtrasi. d). Bangunan Pelengkap Operasional bendungan ditunjang oleh bangunan pelengkap agar fungsi dari bendungan dapat dicapai dengan baik. Tanpa adanya bangunan pelengkap memungkinkan akan membahayakan konstruksi atau bendungan tidak dapat berfungsi dengan baik. Adapaun bangunan pelengkap yang diperlukan adalah : i. Bangunan Pelimpah ii. Bangunan Penyadapan e). Penggambaran Hasil perhitungan dari perencanaan bendungan di atas ditranformasikan kedalam bentuk gambar dengan skala tertentu. Penggambaran dilakukan mulai dari topografi genangan, lokasi, denah, potongan memanjang dan melintang bendungan, dan detail - detail. Hasil penggambaran tersebut merupakan informasi mengenai jenis bangunan, ukuran dan bahan yang akan digunakan pada pembangunannya. f). Analisis Ekonomi Hasil perhitungan anggaran biaya dari informasi gambar bestek didapatkan besaran tertentu. Hitungan ini juga dapat dijadikan informasi pembuatan jadwal kerja (time schedule), kebutuhan bahan dan material (material schedule) dan kebutuhan tenaga kerja (man power schedule). Analisa ekonomi ini bertujuan untuk memperoleh perbandingan antara investasi dan keuntungan setelah pembangunan bendungan selesai dan dioperasikan. 4). Pelaksanaan Pembangunan Rencana pelaksanaan konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga urutan - urutan pelaksanaannya yang efektif dan efisien dan tidak tumpang tindih. Jadwal kerja yang telah dibuat dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan. Walaupun demikian kondisi alam terkadang akan merubah jadwal dan sistem kerja. Sehingga diperlukan pengawasan dan tata kerja yang disiplin.Secara umum urutan pekerjaan dilakukan mulai dari pembuatan jalan akses (acces road), pembuatan base campdan mobilisasi, pembuatan saluran pengelak, pembuatan cofferdam, penggalian pondasi, penimbunan, penutupan alur sungai dan penutupan saluran pengelak. Urutan pekerjaan tersebut berbeda untuk setiap tipe bendungan.
1. Langkah perumusan alternatif pembangunan bendungan pada saat studi kelayakan
: Pelajari semua alternatif yang dapat dikembangkan, berdasar pertimbangan utama pada aspek teknik terkai dengan : lokasi, tipe, tinggi, manfaat, pola operasi, dan lain lain. Dari berbagai alternatif tersebut, kemudian disaring dan dipilih minimal 3 alternatif terbaik berdasar tinjauan : - Kemudahan pelaksanaan (pembebasan lahan, material, kemudahan pelaksanaan konstruksi). - Biaya proyek secara ekonomis menguntungkan. - Dampak yang timbul (hindari dampak negative). - Manfaat yang diperoleh. - Kemudahan operasi dan pemeliharaan. - Kesesuaian dengan aspirasi masyarakat. 2. Hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan tipe bendungan : Tujuan pembangunan Tujuan pembangunan bendungan biasanya akan berpengaruh pada operasi waduk yang kemudian akan berakibat pada fluktuasi muka air waduk. Tinggi bendungan Untuk ketinggian kurang dari 30 m, biasanya lebih cocok digunakan jenis yang sederhana dan mudah pelaksanaanya yaitu tipe urugan homogeen. Untuk tinggi bendungan lebih dari 30 m, biasanya digunakan tipe zonal karena lebih dapat “meredam rembesan”. Material yang tersedia. Kuantitas dan kwalitas material yang secara ekonomis tersedia disekitar lokasi bendungan merupakan faktor yang sangat penting dalam pemilihan tipe bendungan. Topografi Lembah sempit berbentuk V dengan fondasi batuan yang kuat, cocok untuk bendungan beton tetapi tidak cocok untuk bendungan urugan karena dalam pelaksanaan konstruksi, bendungan urugan memerlukan medan kerja yang cukup luas. Untuk lembah yang agak lebar lebih cocok untuk bendungan urugan. Daerah dengan kemiringan yang terjal, kurang cocok untuk bendungan urugan dengan inti miring dan tipe sekat karena dikhawatirkan akan terjadi penurunan yang tidak merata dibagian tumpuan. Geologi Pertimbangan geologi mencakup menilai kecocokan jenis tanah dan batuan sebagai fondasi dan kesesuaiannya dengan material tubuh bendungan. Hidrologi dan meteorologi Keadaan hidrologi akan berpengaruh pada operasi waduk yang kemudian berakibat pada fluktuasi air waduk yang perlu dipertimbangkan didalam pemilihan tipe bendungan seperti pada tujuan pembangunan butir. 3. Jelaskan tiga kreteria pokok desain bendungan. Agar keamanan struktur terpenuhi, desain dan konstruksi bendungan harus layak teknis (proper), memenuhi 3 kriteria pokok berikut, yaitu: - Aman terhadap kegagalan struktural dan operasional - Aman terhadap kegagalan hidrolik (hydraulic failure) - Aman terhadapi kegagalan rembesan
4. Jelaskan tujuan investigasi material.
Investigasi ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan : Kualitas material, yang mencakup klasifikasi teknis, sifat fisik, dan mekanik, sekaligus menetapkan material yang memenuhi persyaratan desain dan konstruksi. Ketersediaan cadangan material yang memenuhi syarat. Kondisi yang berkaitam dengan penggalian, lokasi sumber yang mencakup jalan masuk, jarak, status, perlunya konservasi, dll
5. Sebutkan jenis-jenis fondasi bendungan urugan serta jelaskan kelebihan dan
kekurangannya
Pondasi Batuan (Kelebihan : Daya dukung tinggi, Kekurangan : Pelapukan pada
lapisan atasnya, retakan, patahan, sesar, diskontinyuitas) Pondasi Pasir dan Kerikil (Kelebihan : Kutas geser yang cukup baik, Kekurangan : bersifat lolos air) Pondasi Tanah (Kekurangan : Kedap air, Kekurangan : daya dukungnya rendah)