Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Reika Syafrie Ihza Mahendra

NIM : 201810340311279
KELAS : 5F

1. Jelaskan secara skematis tahapan perencanaan bendungan

1). Studi Kelayakan Pendahuluan (Pre Feasibillity Study)


Pencarian informasi data perencanaan sangat diperlukan selama kegiatan
penyelidikan pada data-data yang akan dijadikan bahan analisis selanjutnya. Pada
dasarnya studi kelayakan kegiatan studi kelayakan pendahuluan terdiri dari:
pengumpulan data, dan pengujian data yang sudah terkumpul, selanjutnya diadakan
perencanaan pemetaan topografi yang lebih lengkap dan penelitian geologi di beberapa
tempat. Kemudian diadakan perhitungan perhitungan – perhitungan teknis dan ekonomis
yang bersifat sederhana, penentuan lokasi proyek dan desain yang sederhana pula.
2). Studi Kelayakan (Feasibillity Study)
Di dalam tahap studi kelayakan ini diteliti kembali semua perhitungan dan desain
yang telah dibuat terdahulu. Lalu melakukan pemetaan topografi dengan skala yang lebih
kecil, memasang alat - alat pengukur parameter hidrologi dan klimatologi, serta
penyelidikan geologi. Dari data yang diperoleh dapat dibuat perhitungan teknis beberapa
bangunan terutama yang diperlukan dan dalam perhitungan ekonomis proyek.
3). Perencanaan Teknis (Detailed Design)
a). Analisi Hidrologi
Perencanaan bangunan - bangunan air sama halnya dengan bendungan,
hasil analisis hidrologi merupakan informasi yang sangat penting untuk pekerjaan
perhitungan pendimensian dan karakteristik bangunannya. Tanpa diketahui secara jelas
sifat dan besaran hidrologinya, maka tidak akan dapat menentukan sifat dan
besaran hidrauliknya.
b). Analisi Hidraulik
Analisis disini dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mendapatkan dimensi
bangunan secara hidrolis dengan mendapatkan parameter - parameter bangunan baik
ukuran maupun parameter hidraulik lainnya.
c). Perhitungan Stabilitas
Untuk mendapatkan tingkat stabilitas dari bendungan perlu dilakukan
analisis gaya - gaya yang akan bekerja pada bendungan. Gaya - gaya yang bekerja pada
bendungan adalah akibat berat sendiri tubuh bendungan, beban hidrostatis, tekanan air
pori, dan beban seismis. Analisis stabilitas bendungan biasanya dilakukan terhadap
lereng bendungan (tipe urugan) dan akibat filtrasi.
d). Bangunan Pelengkap
Operasional bendungan ditunjang oleh bangunan pelengkap agar fungsi
dari bendungan dapat dicapai dengan baik. Tanpa adanya bangunan pelengkap
memungkinkan akan membahayakan konstruksi atau bendungan tidak dapat berfungsi
dengan baik. Adapaun bangunan pelengkap yang diperlukan adalah :
i. Bangunan Pelimpah
ii. Bangunan Penyadapan
e). Penggambaran
Hasil perhitungan dari perencanaan bendungan di atas ditranformasikan
kedalam bentuk gambar dengan skala tertentu. Penggambaran dilakukan mulai dari
topografi genangan, lokasi, denah, potongan memanjang dan melintang bendungan, dan
detail - detail. Hasil penggambaran tersebut merupakan informasi mengenai jenis
bangunan, ukuran dan bahan yang akan digunakan pada pembangunannya.
f). Analisis Ekonomi
Hasil perhitungan anggaran biaya dari informasi gambar bestek
didapatkan besaran tertentu. Hitungan ini juga dapat dijadikan informasi pembuatan
jadwal kerja (time schedule), kebutuhan bahan dan material (material schedule) dan
kebutuhan tenaga kerja (man power schedule). Analisa ekonomi ini bertujuan untuk
memperoleh perbandingan antara investasi dan keuntungan setelah pembangunan
bendungan selesai dan dioperasikan.
4). Pelaksanaan Pembangunan
Rencana pelaksanaan konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga urutan - urutan
pelaksanaannya yang efektif dan efisien dan tidak tumpang tindih. Jadwal kerja yang
telah dibuat dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan.
Walaupun demikian kondisi alam terkadang akan merubah jadwal dan sistem kerja.
Sehingga diperlukan pengawasan dan tata kerja yang disiplin.Secara umum urutan
pekerjaan dilakukan mulai dari pembuatan jalan akses (acces road), pembuatan base
campdan mobilisasi, pembuatan saluran pengelak, pembuatan cofferdam, penggalian
pondasi, penimbunan, penutupan alur sungai dan penutupan saluran pengelak. Urutan
pekerjaan tersebut berbeda untuk setiap tipe bendungan.

1. Langkah perumusan alternatif pembangunan bendungan pada saat studi kelayakan


:
 Pelajari semua alternatif yang dapat dikembangkan, berdasar pertimbangan utama
pada aspek teknik terkai dengan : lokasi, tipe, tinggi, manfaat, pola operasi, dan lain
lain.
 Dari berbagai alternatif tersebut, kemudian disaring dan dipilih minimal 3 alternatif
terbaik berdasar tinjauan :
- Kemudahan pelaksanaan (pembebasan lahan, material, kemudahan pelaksanaan
konstruksi).
- Biaya proyek secara ekonomis menguntungkan.
- Dampak yang timbul (hindari dampak negative).
- Manfaat yang diperoleh.
- Kemudahan operasi dan pemeliharaan.
- Kesesuaian dengan aspirasi masyarakat.
2. Hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan tipe bendungan :
 Tujuan pembangunan
Tujuan pembangunan bendungan biasanya akan berpengaruh pada operasi waduk
yang kemudian akan berakibat pada fluktuasi muka air waduk.
 Tinggi bendungan
Untuk ketinggian kurang dari 30 m, biasanya lebih cocok digunakan jenis yang
sederhana dan mudah pelaksanaanya yaitu tipe urugan homogeen. Untuk tinggi
bendungan lebih dari 30 m, biasanya digunakan tipe zonal karena lebih dapat
“meredam rembesan”.
 Material yang tersedia.
Kuantitas dan kwalitas material yang secara ekonomis tersedia disekitar lokasi
bendungan merupakan faktor yang sangat penting dalam pemilihan tipe
bendungan.
 Topografi
Lembah sempit berbentuk V dengan fondasi batuan yang kuat, cocok untuk
bendungan beton tetapi tidak cocok untuk bendungan urugan karena dalam
pelaksanaan konstruksi, bendungan urugan memerlukan medan kerja yang cukup
luas. Untuk lembah yang agak lebar lebih cocok untuk bendungan urugan. Daerah
dengan kemiringan yang terjal, kurang cocok untuk bendungan urugan dengan inti
miring dan tipe sekat karena dikhawatirkan akan terjadi penurunan yang tidak
merata dibagian tumpuan.
 Geologi
Pertimbangan geologi mencakup menilai kecocokan jenis tanah dan batuan
sebagai fondasi dan kesesuaiannya dengan material tubuh bendungan.
 Hidrologi dan meteorologi
Keadaan hidrologi akan berpengaruh pada operasi waduk yang kemudian
berakibat pada fluktuasi air waduk yang perlu dipertimbangkan didalam
pemilihan tipe bendungan seperti pada tujuan pembangunan butir.
3. Jelaskan tiga kreteria pokok desain bendungan.
Agar keamanan struktur terpenuhi, desain dan konstruksi bendungan harus layak teknis
(proper), memenuhi 3 kriteria pokok berikut, yaitu:
- Aman terhadap kegagalan struktural dan operasional
- Aman terhadap kegagalan hidrolik (hydraulic failure)
- Aman terhadapi kegagalan rembesan

4. Jelaskan tujuan investigasi material.


Investigasi ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan :
 Kualitas material, yang mencakup klasifikasi teknis, sifat fisik, dan mekanik,
sekaligus menetapkan material yang memenuhi persyaratan desain dan
konstruksi.
 Ketersediaan cadangan material yang memenuhi syarat.
 Kondisi yang berkaitam dengan penggalian, lokasi sumber yang mencakup jalan
masuk, jarak, status, perlunya konservasi, dll

5. Sebutkan jenis-jenis fondasi bendungan urugan serta jelaskan kelebihan dan


kekurangannya

 Pondasi Batuan (Kelebihan : Daya dukung tinggi, Kekurangan : Pelapukan pada


lapisan atasnya, retakan, patahan, sesar, diskontinyuitas)
 Pondasi Pasir dan Kerikil (Kelebihan : Kutas geser yang cukup baik, Kekurangan
: bersifat lolos air)
 Pondasi Tanah (Kekurangan : Kedap air, Kekurangan : daya dukungnya rendah)

Anda mungkin juga menyukai