Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN FIELD TRIP 4

OBSEVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN


MATA KULIAH KEPERAWATAN KOMUNITAS II
(ASKKK3230)

OLEH:
KELOMPOK SGD 2
Fasilitator: Ns. Ni Komang Ari Sawitri. S.Kep., M. Sc., PhD
Nama Kelompok:
1. I Made Dyanta Anwar 1802521020
2. Monita Abriyaningrum 1802521023
3. I Gusti Ayu Ngurah Feranayanti Wulansari 1802521024
4. Made Adi Swandewi 1802521036
5. Ulfiana 1802521041
6. I Gusti Ayu Putu Anggitha Puja Laksmi Dewi 1802521054
7. Dwinda Febrina Sukma 1802521055
8. Putu Krishna Devananda 1802521056
9. Ni Wayan Deva Diah Hariani 1802521058
10. Ni Putu Mia Aryanti 180252106

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menambah pengetahuan masyarakat terkait kesehatan. Penyuluhan kesehatan
dilakukan dengan cara menyebarkan informasi-informasi, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat sadar, tahu dan mengerti dengan informasi yang
disampaikan penyuluh (Notoatmodjo, 2012). Penyuluhan terkait suatu masalah
kesehatan yang sedang terjadi diharapkan akan menjadi sebuah jembatan
kesadaran dan perubahan perilaku seseorang menuju perilaku positif. Tujuan dari
dilakukannya penyuluhan kesehatan yaitu agar tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara kesehatan,
berperan aktif mewujudkan kesehatan yang optimal. Tidak semua orang mampu
dalam menyampaikan sebuah penyuluhan. Penyuluh kesehatan perlu memiliki
kepercayaan diri yang tinggi serta kemampuan dalam memahami isi dari
penyuluhan yang diberikan kepada orang banyak, adapun beberapa faktor dapat
mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam sebuah penyuluhan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyuluhan
kesehatan yaitu, faktor pemberi penyuluhan, pemberi penyuluhan harusnya sudah
mempersiapkan penguasaan materi, penampilan, penyampaian penyuluhan
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Selain faktor tersebut ada
juga faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan sebuah penyuluhan yaitu faktor
sasaran. Faktor sasaran ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan, lingkungan
sosial, dan adat istiadat lingkungan sekitar. Proses dalam penyuluhan juga perlu
diperhatikan seperti, waktu, tempat, serta sarana yang akan digunakan saat
penyuluhan. Adapun faktor lainnya ialah media penyuluhan, dimana jika media
dapat menarik perhatian masyarakat sasaran, maka informasi yang disampaikan
oleh pemberi penyuluhan akan lebih mudah diterima oleh masyarakat sasaran
sebelum nantinya akan diterapkan ke kehidupan sehari-harinya. Jika faktor-faktor
tersebut dapat beroperasi dengan baik, maka tujuan dari pelaksanaan penyuluhan
kesehatan akan tercapai dengan maksimal.
Penyuluhan kesehatan selalu dapat menjadi alternatif dalam hal promosi
kesehatan di masyarakat. Hal ini karena penyuluhan dianggap cukup efektif
dalam memengaruhi dan mengajak masyarakat sebagai salah satu upaya preventif
dalam menanggulangi dan mengendalikan suatu penyakit salah satunya ialah
hipertensi.

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Agar masyarakat lebih mengetahui terkait penyakit yang ada di sekitarnya
serta bagaimana cara menanggulanginya melalui penyuluhan kesehatan
yang diberikan oleh pihak yang berwenang.
2.1.2 Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran pelaksanaan dari penyuluhan kesehatan (waktu,
tempat, pelaksana, penanggungjawab, dan proses kegiatannya) dan
penyusunan media penyuluhan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluhan kesehatan (When)


Tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara kesehatan,
berperan aktif mewujudkan kesehatan yang optimal sesuai hidup sehat baik fisik,
mental dan sosial. Metode yang digunakan dalam memberikan penyuluhan
adalah metode ceramah yang merupakan suatu cara dalam menerangkan dan
menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada kelompok
sasaran. Metode ceramah dapat diselingi dengan pertanyaanpertanyaan
menggunakan alat peraga, baik langsung maupun tiruan serta melakukan
demonstrasi untuk menerangkan konsep yang dijelaskan dan melakukan gaya
ceramah yang bervariasi (Gejir, et all, 2019)

2.2 Penyuluhan kesehatan (Why)

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu penyuluhan


kesehatan adalah sebagai berikut (Gejir, et all, 2019) :

a. Faktor pemberi penyuluhan, dalam pemberian penyuluhan dibutuhkan


persiapan, penguasaan materi, penampilan, penyampaian penyuluhan
dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami.
b. Faktor sasaran, sasaran dilihat dari tingkat pendidikan, lingkungan sosial,
kebiasaan adat istiadat kebiasaan dan kepercayaan.
c. Proses dalam penyuluhan, waktu, tempat, jumlah sasaran perlu disesuaikan
dengan kegiatan penyuluhan agar proses dalam penyuluhan berjalan
dengan baik

2.3. Penyuluhan Kesehatan (What)


Penyuluhan bersal dari kata suluh yang memiliki arti obor. Penyuluhan
kesehatan merupakan sebuah proses yang di lakukan guna penambahan
pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui proses belajar atau intruksi
dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku individu maupun
kelompok untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat
(Prihanti, 2017; Nurmala, 2018; Hulu, et al., 2020). Dapalam keperawatan
komunitas Penyuluhan kesehatan dapat memiliki tujuan untuk membantu
masyarkat agar sadar, tahu, mengerti dan juga mau untuk melaksanakan anjuran
terhadap masalah kesehatan yang terjadi di wilayah mereka.
2.4 Penyuluhan Kesehatan (Who)
Penyuluhan kesehatan memiliki dapat di lakukan dengan banyak
metode sehingga pihak yang berpartisipasi dapat berbeda setiap metodenya
berikut adalah pihak yang berperan pada kegiatan Penyuluhan kesehatan (Ode
Irman, 2020; Novieastari, Ibrahim, Ramdaniati, & Deswani, 2020; Ode Irman,
2020; Siregar, Harahap, & Aidha, 2020; Pakpahan, et al., 2021):

1. Pemerintah setempat
Pemerintah setempat memiliki peran dalam memberikan keputusan apakah
boleh di laksanakan penyuluhan di daerah tersebut.
2. Kader Masyarakat
Kader masyarkaat dapat memiliki peran sebagai penyebar luas informasi
bahwa akan di laksanakan penyuluhan kesehatan oleh petugas puskesmas.
3. Petugas puskesmas atau Pihak pemberi materi.
Petugas puskesmas dapat menjadi panitia pelaksana seperti menentukan
bagaimana konsep dari penyuluhan ini, apakah menggunakan metode
ceramah, FGD atau SGD di mana menyesuaikan dengan keadaan di daerah
tersebut. Petugas puskesmas akan mengoorganisasi anggota mereka untuk
membantu menjalankan dan melancarkan kegiatan tersebut.
4. Masyarakat setempat
Masyarakat memiliki peran penting dalam penyuluhan kesehatan karena
antusias dari masyarkaatlah dapat terjadinya penyuluhan kesehtaan ini.
5. Kolaborasi Pihaka lain
Kolaborasi dengan pihak lain di perlukakn oleh petugas puskesmas seperti
ahli gizi, polisi, atau petugas lainnya yang dapat menyelesaikan masalah pada
daerah tersebut.

2.5 Penyuluhan kesehatan (Where)


penyuluhan kesehatan di lakukan oleh tenaga kesehatan dengan sasaran
mencakup individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Penyuluhan
kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas,
posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. Penyuluhan kesehatan
pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi, seperti keluarga yang
menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial ekonomi rendah, keluarga
dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang
buruk dan sebagainya.

2.6. Penyuluhan Kesehatan (How)


Media adalah moderator yang berfungsi sebagai alat yang turut campur
tangan dalam dua pihak dan mendamaikan, artinya media menunjukkan fungsi
atau perannya dalam mengatur hubungan yang efektif antar dua pihak utama
dalam proses penyuluhan
1. Media Cetak Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya
terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata
warna.
2. Media Elektronik Media ini merupakan media yang bergerak dan
dinamis, dapat dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat
bantu elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah televisi,
radio, video film, cassette, CD, VCD
BAB III
GAMBARAN PELAKSANAAN PENYULUHAN

3.1. Gambaran Pelaksanaan Penyuluhan Pada Video 1


Gambaran dalam video 1 merupakan Penyuluhan kesehatan tentang
pencegahan stunting. Pada video tersebut tidak terlihat tahap persiapan yang
dilakukan oleh kader.

1. Waktu dan Tempat Penyuluhan

Pada viedo pertama penyuluhan terkait stunting oleh Kader PKK Kab.
Buleleng dilaksanakan dalam rangka Lomba Jambore PKK serangkaian HKG
PKK Tingkat Provinsi Bali ke-47 Tahun 2019 di Denpasar

2. Penanggung jawab

Pada video tidak disampaikan siapa yang menjadi penanggung jawab pada
kegiatan penyuluhan tersebut. Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut
yaitu pihak puskesmas seperti petugas kesehatan Puskesmas, para kader, dan
peserta penyuluhan.

3. Proses Kegiatan

Kegiatan penyuluhan pencegahan stunting yang diberikan oleh kader


puskesmas dilaksanakan pada 1 ruangan dan kegiatan tersebut dilaksanakan
sebelum masa Pandemi Covid-19. Penyampaian materi oleh kader menggunakan
media seperti leaflat. Penggunaan media leaflat untuk menjelaskan materi
penyuluhan seperti yang terlihat pada video kurang efektif digunakan sebagai
media penyuluhan dengan peserta penyuluhan yang banyak, karena tulisan pada
leaflat tidak mudah dilihat oleh peserta karena jarak leaflat dengan peserta yang
jauh dan tulisan sangat kecil. Selain itu, alat yang mendukung dalam
penyampaian materi seperti sound dan mic sudah sangat efektif digunakan
karena peserta dapat mendengarkan materi dengan jelas.

Pada video terdengar peserta penyuluhan sangat aktif bila ditanyakan oleh
pemateri. Setelah kader selesai menyampaikan materi penyuluhan, kader
bertanya kepada peserta terkait ada atau tidak hal belum dimengerti agar kader
dapat menyampaikan atau menjelaskan ulang terkait materi penyuluhan dan
peserta dapat paham terhadap isi penyuluhan.

3.2. Gambaran Pelaksanaan Penyuluhan Pada Video 2


Gambaran dalam video 2 merupakan Penyuluhan kesehatan PROLANIS (
Program Pengelolaan Penyakit Kronis ) tentang diabetes militus dan cara agar
terhindar dari diabetes. sebelum melakukan penyuluhan kesehatan dimana
dilaksanakan senam prolanis dan senam lansia terlebih dahulu. setelah selesai
melakkukan senam maka peserta dan pemberi materi penyuluhan berkumpul di
dalam 1 ruangan. terlihat pelaksaan penyuluhan terbut di laksanakan sebelum
adanya pandemi covid-19 karena para peserta penyuluhan tidak menggnkan
masker dan tidak menjaga jarak antar sesama. Di dalam video ini juga
menjelaskan gaya hidup dan pola makan Diabetes.
1. Waktu dan tempat penyuluhan
Waktu di laksanakannnya penyuluhan kesehatan didalam video
tersebut yaitu pada Video yang di unnggah oleh akun youtube Kiat Sehat pada
tahun 2019. kegiatan yang dilaksankan meliputi senam dan penyuluhan lansia
yang di laksanakan setiap bulan, kegiatan dilaksanakan di Puskesmas
Penyengat Olak, Desa Penyengat olak, Kecamatan Jaluko, Kabupaten muaro
Jambi
2. Penanggung jawab
Didalam video tidak di jelaskan secara pasti penanngung jawab dalam
penyluhan tersebut namun dapat dilihat dari video terebut bahwa Orang-
orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut yaitu pihak puskesmas seperti
petugas kesehatan Puskesmas, para kader, dan para lansia sebagai peserta.
Serta adapun penanggung jawab dalam kegiatan senam dan penyuluhan
adalah kepala Puskesmas Penyengat Olak, Desa Penyengat olak, Kecamatan
Jaluko, Kabupaten muaro Jambi
3. Proses kegiatan
Proses kegiatan dalam video 2 padapagi hari sebelum dilakanakannnya
penyuluhan diawali dengan senam lansi yang diikuti oleh para lansia
perempuan yang berada di wilayah sekitar pusekesmas penyengat olak.
Kegiatan senam dipimpin oleh instruktor yang berasal dari petugas Puskesmas
dan di dampingi oleh para petugas puskesmas yang lainnya. Setelah selesai
melakukan senan yang di ikuti oleh para peserta dengan sangat antusias.
Acara selanjutnya yaitu penyuluhan kesehatan dimana diawali dengan
persiapan alat terlebih dahulu, seperti alat-alat penyuluhan yang meliputu
LCD, Proyktor, Sound, laptop, dan materi penuluhan. setelah semua sudah
disiapkan maka para peserta di persilahkan untuk memasuki ruangan
penyluhan. dan mengatur tempat duduk para peserta.
Kegiatan penyampaian materi penyuluhan tersebut diberikan oleh petugas
kesehatan dan materi yang diberikan yaitu mengenai Gaya Hidup dan pola
makan diabetes militus yang meliputi pengertian DM, penyebab, gejala,
proses terjadinya DM, komplikasi DM, dan diet yang dianjurkan untuk
penderita diabetes militus. pada saat pemberian materi para lansia tampak
serius dalam mendengarkan dan suasana pun terlihat kondusif. para peserta
juga di berikan makanan atau kudapan yang sehat seperti jagung rebus.
Setelah diberikan pemaparan materi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Para peserta juga tampak aktif dalam bertanya serta saling bertukar
cerita tentang pengalamannya masing-masing. setelah selesai dilaksankan
tanya jawab maka kegiatan selanjutnya diambil alih lagi oleh MC dan di
lanjutnya dengan sesi kuis dimana pamandu acara menanyakan kembali
mengenai materi yang sudah dijelaksan sebelumnya oleh pemateri kepada
para lansia. Sambari melakukan kuis, acara pun dilanjutkan dengan kegiatan
pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan.
pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tekanan darah. acara terakhir
yang dilakukan adalah sesi penutupan dan pendukumentasian.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Analisis SWOT


Video 1 Video 2
- MMD Penyuluhan kesehatan yang - Dengan Pemateri memberikan
dilakukan oleh petugas puskesmas contoh cara penggunaan
telah memenuhi beberapa metode insulin kepada lansia
dan teknik dari promosi kesehatan. - Sebelum diberikan materi,
- Interaksi yang dilakukan antara peserta diajak untuk
pembicara dan peserta dilakukan melakukan senam terlebih
dengan aktif. dahulu
- Pemateri telah menguasai materi - Diskusi (tanya jawab)
yang akan disampaikan. dilakukan dilakukan dengan
Strenght
- Informasi yang disampaikan lancar.
sederhana dan mudah dimengerti. - Pemateri sudah menguasai
- Alat peraga yang digunakan materi yang ingin
menarik untuk peserta. disampaikan.
- Artikulasi dan penekanan serta - Materi yang disampaikan
intonasi cara menyampaikan sudah sesuai dengan sasaran
materi menarik dan tidak datar. namun terlalu luas.
- Peserta dan pemateri sudah
semangat dalam memberikan
dan menerima informasi.
- Media penyuluhan yang digunakan - Tempat penyuluhan atau
kurang tepat yaitu roll benner pemberian materi terlalu
Weakness dimana tulisan pada media terlalu sempit sehingga peserta
kecil dan tidak dapat menjangkau kurang fokus dalam
peserta dalam jarak lebih dari 1 mendengarkan materi.
meter. - Kondisi ruangan kurang
- Pemateri masih menggunakan kondusif.
istilah-istilah Kesehatan yang sulit - Tempat atau lingkungan
dimengerti oleh peserta. penyuluhan terlalu gelap pada
saat penyampaian materi,
dapat mengganggu
penglihatan lansia.
- Masih menggunakan istilah-
istilah medis dalam
menyampaikan materi kepada
lansia.
- Intonasi dalam penyampaian
materi terlalu berlebiha
sehingga tampak seperti
membentak.
- Materi yang disampaikan
terlalu luas sehingga sulit
dipahami oleh lansia atau
peserta.
- Interaksi dengan peserta
kurang pada saat
penyampaian materi.
Kegiatan penyuluhan pada video 1 Indonesia berada di peringkat
dapat meningkatkan kesadaran dan keempat dengan penderita diabetes
menambah pengetahuan masyarakat. mellitus terbanyak di dunia.
Opportunities Serta dapat membangun kerjasama para Diabetes mellitus menyebabkan
lembaga yang ada di bidang kesehatan 6% dari semua kematian di
untuk menurunkan angka kejadian Indonesia. Dengan adanya
stunting. penyuluhan Diabetes Melitus.
Diharapkan dapat mengurangi
penambahan angka penderita
diabetes melitus dan dapat
melakukan pencegahan sejak dini.
Angka kejadian stunting di Indonesia Peserta yang mengikuti
terbesar kedua di Kawasan Asia penyuluhan kurang menyimak
Tenggara. Ini merupakan suatu sehingga di khawatirkan informasi
ancaman, karena masih banyaknya apa yang di sampaikan tidak
masyarakat Indonesia yang kurang sepenuhnya tersampaikan.
Threat
mengetahui tentang stunting, sehingga Sehingga akan berdampak pada
akan menyebabkan penambahan angka penambahan angka kejadian
kejadian stunting. diabetes melitus karena kurangnya
pengetahuan tentang diabetes
melitus.

4.2. Solusi dan Saran


Kegiatan-kegiatan promosi kesehatan yang dilaksanakan di masayarakat pada
dasarnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses mengemas,
menyampaikan dan menerima informasi yang terjadi dalam suatu lingkungan
tertentu. Salah satu yang menantukan keberhasilan komunikasi adalah medote
dan teknik yang digunakan.
Metode dan teknik dalam menyampaikan informasi memang sangat beragam,
namun dalam pemilihnya harus dipertimbangkan secara cermat dengan
memperhatikan kemasan informasinya, keadaan penerima informasi, termasuk
sosial budaya dan hal lain yang merupakan lingkungan komunikasi, seperti
tempat ruang dan waktu. Dengan demikian, metode teknik untuk menyampaikan
informasi merupakan hal yang sangat penting, sehingga pesan dapat
tersampaikan dengan baik, efektif dan tepat sasaran (Kemenkes, 2021)
BAB V
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Pemenuhan kebutuhan informasi pada pasien merupakan salah satu
indikator kualitas pelayanan mempercepat penyembuhan, pemulihan
kesehatan serta mempersingkat hari perawatan dengan upaya promotif
yaitu penyuluhan. Pada video 1 sudah sangat bagus penyuluhannya
dengan penggunaan media yang menarik, komunikatif dengan peserta,
evaluasi juga dilakukan dengan baik. Sedangkan pada video 2 media yang
digunakan hanya PPT, bahasanya banyak yang ilmiah, susasana tidak
kondusif, peserta banyak yang tidak memperhatikan dan berbicara sendiri-
sendiri. Jadi pada video 1 penyuluhan dilakukan lebih baik daripada
penyuluhan video 2

1.2. saran
Pelaksanaan Diharapkan tenaga kesehatan atau pihak penyelenggara
penyuluhan untuk memperhatikan bagaimana jalannya penyuluhan mulai
dari media yang digunakan, penataan ruangan, membuat suasana kondusif
dan peserta yang aktif responnya agar tujuan dari penyuluhan dapat
tercapai
Lampiran Gambar contoh pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan dan Link Video

(Gambar pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Sumber : https://www.google.com/)

Link Video: - https://youtu.be/lBzxPnR01qA


- https://youtu.be/7xdYiwwliSk
Daftar Pustaka

Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Gejir, I. N., Agung, A. A. G., Ratih, I. A. D. K., Mustika, I. W., Suanda, I. W.,
Widiari, N. N., & Wirata, I. N. (2017). Media Komunikasi dalam Penyuluhan
Kesehatan. Penerbit Andi.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Pelatihan Jarak Jauh Kesehatan.


Pusat Pelatihan SDM Kesehatan. http://www.ljj-
kesehatan.kemkes.go.id/course/index.php?categoryid=63 Diakses pada 28
Februari 2021 Pukul. 14.20 WITA.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Penyuluhan Mengenai Hipertensi

Sub Pokok Bahasan : Definisi Hipertensi

Tanda Gejala Hipertensi

Penyebab Hipertensi

Dampak bila Hipertensi tidak diatasi

Cara Mengatasi Hipertensi

Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Maret 2021

Pukul : 08.00 WITA

Sasaran : 15 orang Lansia di Banjar Tengah Dalung

Tempat : Balai Banjar Tengah Dalung

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan ketika
tekanan pada pembuluh darah meningkat secara terus menerus dan berlangsung
lama. Menurut WHO Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang
cukup berbahaya di dunia, karena hipertensi merupakan faktor risiko utama yang
mengarah kepada penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal
jantung, stroke dan penyakit ginjal yang mana pada tahun 2016 penyakit jantung
iskemik dan stroke menjadi dua penyebab kematian utama di dunia. Kejadian
hipertensi di seluruh dunia mencapai lebih dari 1,3 milyar orang, yang mana
angka tersebut menggambarkan 31% jumlah penduduk dewasa di dunia yang
mengalami peningkatan sebesar 5,1% lebih besar dibanding prevalensi global
pada tahun 2000-2010 (Bloch, 2016). Prevalensi penderita Hipertensi di
Indonesia menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(BalitBanKes) melalui data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 saat ini
sebanyak 34,1% dimana mengalami kenaikan dari angka sebelumnya di tahun
2013 yaitu sebanyak 25,8%. Jawa Tengah menempati peringkat ke–empat
terjadinya hipertensi di Indonesia yaitu sebesar 37,57% (Kemenkes RI, 2018).
Hipertensi dapat terjadi karena berbagai faktor risiko yang terbagi menjadi 2
kelompok yaitu yang tidak dapat dikendalikan dan dapat dikendalikan. Umur,
jenis kelamin, riwayat keluarga, dan genetik termasuk ke dalam kelompok yang
tidak dapat dikendalikan (Benjamin et al., 2017). Penyakit hipertensi dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Setiap peningkatan 20
mmHg tekanan darah sistolik atau 10 mmHg tekanan darah diastolik dapat
meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik dan strok.
Kelompok faktor risiko yang dapat dikendalikan meliputi konsumsi makanan,
rendahnya aktivitas fisik, konsumsi rokok, alkohol, stres, penggunaan estrogen
dan kelebihan berat badan atau obesitas (Benjamin et al., 2017).

B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 45 menit, audience diharapkan
menjadi lebih paham terhadap penyuluhan yang diberikan mengenai
hipertensi
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 45 menit, diharapkan :
a. Peserta penyuluhan mengetahui fakta mengenai hipertensi, seperti definisi,
tanda gejala,penyebab, dampak dan cara mengatasi hipertensi.

C. Rencana Kegiatan
1. Nama kegiatan : Penyuluhan Hipertensi
2. Waktu : 1 x 45 menit
3. Tempat : Balai Banjar Tengah Dalung

D. Alat & Media


a) Software : Powerpoint, leaflet dan Poster
b) Hardware : Proyektor, Kabel proyektor, Layar Proyektor,

E. Metode
Pelaksanaan kegiatan menggunakan metode ceramah, dan tanya jawab, antara
pembicara dengan audience selama 45 menit.

F. Susunan Acara
N Tahapan Waktu Penyuluh Peserta Media
o Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit 1.Memberi salam 1. Menjawab salam
2.Memperkenalkan
diri
3.Menjelaskan tujuan
2. Penyajian 20 Menjelaskan : 1. Mendengarkan poster
menit 1. definisi Hipertensi penyuluhan &
2. Bertanya jika Power Point
2. tanda dan gejala
ada yang
hipertensi
tidak dimengerti
3. penyebab hipertensi

4. dampak bila
hipertensi tidak diatasi

5. cara mengatasi
hipertensi
Penutup 10 1.Tanya jawab 1.Mengajukan
3. menit 2.Menyimpulkan pertanyaan
3.Evaluasi
4.Salam penutup

G. Pengorganisasian Kelompok
Moderator : deva hariani dan deva krisna
Pembicara : Dyanta dan Dwida
Fasilitator : Swandewi, Ulfiana, Ayuvera, Monita, Mia, Anggita

H. Setting Tempat

1
2
3

5
5
4
5

Keterangan :
Pembicara : 1, jumlah = 2 orang
Moderator : 2, jumlah =2 orang
Peserta : 4. jumlah = 15 orang
Fasilitator : 5, jumlah = 6 orang

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Persiapan dilakukan 14 hari sebelum kegiatan dan pembagian
perorganiasasian serta dilakukan sebelum kegiatan penyuluhan
2. Evaluasi proses
Selama kegiatan penyuluhan berlangsung :
a. Penyuluhan diharapkan berlangsung tepat waktu sesuai dengan susunan
acara yang telah dibuat
b. Pelaksanaan penyuluhan diharapkan berjalan kondusif
c. Peserta diharapakan aktif bertanya dan menjawab pertanyaan setelah
pemberian materi dari pembicara.
3. Evaluasi hasil
a. Peserta diharapkan dapat mengetahui mengenai hipertensi dengan
menyebutkan dampak bila Hipertensi tidak diatasi.
b. Peserta diharapkan dapat memahami terkait pentingnya mengontrol
hipertensi

J. Materi Penyuluhan
1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas normal yang


dapat mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbilitas) dan angka
kematian (mortalitas). Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang
masih menjadi penyebab kematian besar di dunia. Penyakit hipertensi juga
sering disebut sebagai ”the silent disease” atau “silent killer” karena
penderita sering tidak menyadari adanya suatu gangguan atau gejala (Kusuma
& Erwin, 2013). Hipertensi menjadi ancaman kesehatan masyarakat karena
potensinya yang mampu mengakibatkan kondisi komplikasi seperti stroke,
penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal (Kemenkes RI, 2019).

2. Tanda Gejala Hipertensi


Pada sebagian penderita hipertensi mengalami masa laten atau tidak
menimbulkan gejala. Pada masa laten ini menyelubungi perkembangan
hipertensi sampai terjadi kerusakan organ yang spesifik. Gejala-gejala
hipertensi yang umumnya dijumpai antara lain (Kemenkes RI, 2019) :
a. Sakit kepala
b. Gelisah
c. Jantung berdebar
d. Penglihatan kabur
e. Pusing
f. Mudah lelah
g. Rasa sakit di dada
Pada hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati, bisa
menimbulkan gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak
nafas, nafas pendek, gelisah, pandangan kabur, nyeri kepala bagian belakang.
Selain itu, pada hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena adanya pembengkakan otak sehinggan memerlukan penangan
medis secara cepat (Yulanda, G., & Lisiswanti, 2017).

3. Penyebab Hipertensi

Penyebab hipertensi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Kemenkes RI, 2019)
:
a. Hipertensi esensial atau primer yang tidak diketahui penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat ditentukan melalui tanda-
tanda seperti kelainan pembuluh daah ginjal, gabgguab kelenjar tiroid
(hipertiroid), dan penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).
4. Faktor Risiko
Penderita hipertensi akan memiliki penderitaan yang lebih berat jika
banyak faktor risiko yang menyertai. Para ahli membagi dua kelompok faktor
risiko pemicu timbulnya hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat
dikontrol dan faktor risiko yang dapat dikontrol. Faktor risiko yang tidak
dapat dikontrol seperti keturunan, jenis kelamin dan umur. Sedangkan, faktor
yang dapat dikontrol yaitu kegemukan, diet tidak seimbang, konsumsi garam
berlebih, aktifitas fisik (olahraga), meroko dan konsumsi alcohol serta stress
(Yulanda, G., & Lisiswanti, 2017).

5. Dampak bila Hipertensi tidak diatasi

Tidak semua penderita hipertensi menyadari penyakit yang


dideritanya. Hal ini yang membuat hipertensi kerap disebut sebagai “silent
killer”atau “pembunuh senyap”. Maka dari itu penting bagi kita
memeriksakan kesehatan secara berkala untuk memantau kondisi kesehatan
tubuh. Dampak hipertensi bila tidak diatasi akan menyebabkan komplikasi
bahkan sampai dengan kematian. Gejala komplikasi pada hipertensi bisa
menyebabkan gangguan penglihatan, gangguan saraf, gangguan jantung, dan
gangguan ginjal (Kemenkes RI, 2019).

6. Cara Mengatasi Hipertensi

Pengendalian hipertensi bertujuan untuk mencegah dan mengurangi


angka kesakitan dan kematian akibat dari hipertensi. Cara dalam mengatasi
hipertensi bisa dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan cara
farmaklogis dan non-farmakologis.

Terapi farmakologis merupakan upaya dalam pengobatan untuk


mengontrol tekanan darah penderita hipertensi dengan melalui pelayanan
tingkat pertama yaitu di puskesmas maupun klinik. Terapi farmakologis akan
dimulai dengan menggunakan obat-obatan. Jenis obat yang dapat digunakan
dalam terapi farmakologis terdiri dari diuretic, penyekat beta, golongan
penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE), dan Angiotensin
Receptor Blocker (ARB), golongan Calcium Channel Blockers (CCB), dan
golongan anti hipertensi lain (Kemenkes RI, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2019). INFODATIN Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta Selatan: Available at :
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodat
in-hipertensi-si-pembunuh-senyap.pdf. Accessed : 25 Februari 2021

Kusuma & Erwin. (2013). Bebas Hipertensi dengan Self-Hypnosis. Jakarta: Noura
Book Publising
Yulanda, G., & Lisiswanti, R. (2017). Penatalaksanaan Hipertensi Primer. Jurnal
Majority, 6(1), 28-33.
Purwono, J., Sari, R., Ratnasari, A., Budianto, A,. (2020). Pola Konsumsi Garam
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia. Jurnal Wacana Kesehatan. 5(1)
Garwahusada, E,. & Wirjatmadi, B,. (2020). Hubungan Jenis Kelamin, Perilaku
Merokok, Aktivitas Fisik Dengan Hipertensi Pada Pegawai Kantor. Media Gizi
Indonesia. 15(1): 60–65
Akbar, H,. & Finni Fitria Tumiwa. (2020). Edukasi Upaya Pencegahan
Hipertensi pada Masyarakat di Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang
Mongondow. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia. 3(1) : Hal. 154-160
Lampiran
Media Penyuluhan Hipertensi: Poster

Sumber : Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai