OLEH:
KELOMPOK SGD 2
Fasilitator: Ns. Ni Komang Ari Sawitri. S.Kep., M. Sc., PhD
Nama Kelompok:
1. I Made Dyanta Anwar 1802521020
2. Monita Abriyaningrum 1802521023
3. I Gusti Ayu Ngurah Feranayanti Wulansari 1802521024
4. Made Adi Swandewi 1802521036
5. Ulfiana 1802521041
6. I Gusti Ayu Putu Anggitha Puja Laksmi Dewi 1802521054
7. Dwinda Febrina Sukma 1802521055
8. Putu Krishna Devananda 1802521056
9. Ni Wayan Deva Diah Hariani 1802521058
10. Ni Putu Mia Aryanti 180252106
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Agar masyarakat lebih mengetahui terkait penyakit yang ada di sekitarnya
serta bagaimana cara menanggulanginya melalui penyuluhan kesehatan
yang diberikan oleh pihak yang berwenang.
2.1.2 Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran pelaksanaan dari penyuluhan kesehatan (waktu,
tempat, pelaksana, penanggungjawab, dan proses kegiatannya) dan
penyusunan media penyuluhan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pemerintah setempat
Pemerintah setempat memiliki peran dalam memberikan keputusan apakah
boleh di laksanakan penyuluhan di daerah tersebut.
2. Kader Masyarakat
Kader masyarkaat dapat memiliki peran sebagai penyebar luas informasi
bahwa akan di laksanakan penyuluhan kesehatan oleh petugas puskesmas.
3. Petugas puskesmas atau Pihak pemberi materi.
Petugas puskesmas dapat menjadi panitia pelaksana seperti menentukan
bagaimana konsep dari penyuluhan ini, apakah menggunakan metode
ceramah, FGD atau SGD di mana menyesuaikan dengan keadaan di daerah
tersebut. Petugas puskesmas akan mengoorganisasi anggota mereka untuk
membantu menjalankan dan melancarkan kegiatan tersebut.
4. Masyarakat setempat
Masyarakat memiliki peran penting dalam penyuluhan kesehatan karena
antusias dari masyarkaatlah dapat terjadinya penyuluhan kesehtaan ini.
5. Kolaborasi Pihaka lain
Kolaborasi dengan pihak lain di perlukakn oleh petugas puskesmas seperti
ahli gizi, polisi, atau petugas lainnya yang dapat menyelesaikan masalah pada
daerah tersebut.
Pada viedo pertama penyuluhan terkait stunting oleh Kader PKK Kab.
Buleleng dilaksanakan dalam rangka Lomba Jambore PKK serangkaian HKG
PKK Tingkat Provinsi Bali ke-47 Tahun 2019 di Denpasar
2. Penanggung jawab
Pada video tidak disampaikan siapa yang menjadi penanggung jawab pada
kegiatan penyuluhan tersebut. Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut
yaitu pihak puskesmas seperti petugas kesehatan Puskesmas, para kader, dan
peserta penyuluhan.
3. Proses Kegiatan
Pada video terdengar peserta penyuluhan sangat aktif bila ditanyakan oleh
pemateri. Setelah kader selesai menyampaikan materi penyuluhan, kader
bertanya kepada peserta terkait ada atau tidak hal belum dimengerti agar kader
dapat menyampaikan atau menjelaskan ulang terkait materi penyuluhan dan
peserta dapat paham terhadap isi penyuluhan.
1.2. saran
Pelaksanaan Diharapkan tenaga kesehatan atau pihak penyelenggara
penyuluhan untuk memperhatikan bagaimana jalannya penyuluhan mulai
dari media yang digunakan, penataan ruangan, membuat suasana kondusif
dan peserta yang aktif responnya agar tujuan dari penyuluhan dapat
tercapai
Lampiran Gambar contoh pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan dan Link Video
Gejir, I. N., Agung, A. A. G., Ratih, I. A. D. K., Mustika, I. W., Suanda, I. W.,
Widiari, N. N., & Wirata, I. N. (2017). Media Komunikasi dalam Penyuluhan
Kesehatan. Penerbit Andi.
Penyebab Hipertensi
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan ketika
tekanan pada pembuluh darah meningkat secara terus menerus dan berlangsung
lama. Menurut WHO Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang
cukup berbahaya di dunia, karena hipertensi merupakan faktor risiko utama yang
mengarah kepada penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal
jantung, stroke dan penyakit ginjal yang mana pada tahun 2016 penyakit jantung
iskemik dan stroke menjadi dua penyebab kematian utama di dunia. Kejadian
hipertensi di seluruh dunia mencapai lebih dari 1,3 milyar orang, yang mana
angka tersebut menggambarkan 31% jumlah penduduk dewasa di dunia yang
mengalami peningkatan sebesar 5,1% lebih besar dibanding prevalensi global
pada tahun 2000-2010 (Bloch, 2016). Prevalensi penderita Hipertensi di
Indonesia menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(BalitBanKes) melalui data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 saat ini
sebanyak 34,1% dimana mengalami kenaikan dari angka sebelumnya di tahun
2013 yaitu sebanyak 25,8%. Jawa Tengah menempati peringkat ke–empat
terjadinya hipertensi di Indonesia yaitu sebesar 37,57% (Kemenkes RI, 2018).
Hipertensi dapat terjadi karena berbagai faktor risiko yang terbagi menjadi 2
kelompok yaitu yang tidak dapat dikendalikan dan dapat dikendalikan. Umur,
jenis kelamin, riwayat keluarga, dan genetik termasuk ke dalam kelompok yang
tidak dapat dikendalikan (Benjamin et al., 2017). Penyakit hipertensi dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Setiap peningkatan 20
mmHg tekanan darah sistolik atau 10 mmHg tekanan darah diastolik dapat
meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik dan strok.
Kelompok faktor risiko yang dapat dikendalikan meliputi konsumsi makanan,
rendahnya aktivitas fisik, konsumsi rokok, alkohol, stres, penggunaan estrogen
dan kelebihan berat badan atau obesitas (Benjamin et al., 2017).
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 45 menit, audience diharapkan
menjadi lebih paham terhadap penyuluhan yang diberikan mengenai
hipertensi
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 45 menit, diharapkan :
a. Peserta penyuluhan mengetahui fakta mengenai hipertensi, seperti definisi,
tanda gejala,penyebab, dampak dan cara mengatasi hipertensi.
C. Rencana Kegiatan
1. Nama kegiatan : Penyuluhan Hipertensi
2. Waktu : 1 x 45 menit
3. Tempat : Balai Banjar Tengah Dalung
E. Metode
Pelaksanaan kegiatan menggunakan metode ceramah, dan tanya jawab, antara
pembicara dengan audience selama 45 menit.
F. Susunan Acara
N Tahapan Waktu Penyuluh Peserta Media
o Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit 1.Memberi salam 1. Menjawab salam
2.Memperkenalkan
diri
3.Menjelaskan tujuan
2. Penyajian 20 Menjelaskan : 1. Mendengarkan poster
menit 1. definisi Hipertensi penyuluhan &
2. Bertanya jika Power Point
2. tanda dan gejala
ada yang
hipertensi
tidak dimengerti
3. penyebab hipertensi
4. dampak bila
hipertensi tidak diatasi
5. cara mengatasi
hipertensi
Penutup 10 1.Tanya jawab 1.Mengajukan
3. menit 2.Menyimpulkan pertanyaan
3.Evaluasi
4.Salam penutup
G. Pengorganisasian Kelompok
Moderator : deva hariani dan deva krisna
Pembicara : Dyanta dan Dwida
Fasilitator : Swandewi, Ulfiana, Ayuvera, Monita, Mia, Anggita
H. Setting Tempat
1
2
3
5
5
4
5
Keterangan :
Pembicara : 1, jumlah = 2 orang
Moderator : 2, jumlah =2 orang
Peserta : 4. jumlah = 15 orang
Fasilitator : 5, jumlah = 6 orang
I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Persiapan dilakukan 14 hari sebelum kegiatan dan pembagian
perorganiasasian serta dilakukan sebelum kegiatan penyuluhan
2. Evaluasi proses
Selama kegiatan penyuluhan berlangsung :
a. Penyuluhan diharapkan berlangsung tepat waktu sesuai dengan susunan
acara yang telah dibuat
b. Pelaksanaan penyuluhan diharapkan berjalan kondusif
c. Peserta diharapakan aktif bertanya dan menjawab pertanyaan setelah
pemberian materi dari pembicara.
3. Evaluasi hasil
a. Peserta diharapkan dapat mengetahui mengenai hipertensi dengan
menyebutkan dampak bila Hipertensi tidak diatasi.
b. Peserta diharapkan dapat memahami terkait pentingnya mengontrol
hipertensi
J. Materi Penyuluhan
1. Definisi Hipertensi
3. Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Kemenkes RI, 2019)
:
a. Hipertensi esensial atau primer yang tidak diketahui penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat ditentukan melalui tanda-
tanda seperti kelainan pembuluh daah ginjal, gabgguab kelenjar tiroid
(hipertiroid), dan penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).
4. Faktor Risiko
Penderita hipertensi akan memiliki penderitaan yang lebih berat jika
banyak faktor risiko yang menyertai. Para ahli membagi dua kelompok faktor
risiko pemicu timbulnya hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat
dikontrol dan faktor risiko yang dapat dikontrol. Faktor risiko yang tidak
dapat dikontrol seperti keturunan, jenis kelamin dan umur. Sedangkan, faktor
yang dapat dikontrol yaitu kegemukan, diet tidak seimbang, konsumsi garam
berlebih, aktifitas fisik (olahraga), meroko dan konsumsi alcohol serta stress
(Yulanda, G., & Lisiswanti, 2017).
Kemenkes RI. (2019). INFODATIN Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta Selatan: Available at :
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodat
in-hipertensi-si-pembunuh-senyap.pdf. Accessed : 25 Februari 2021
Kusuma & Erwin. (2013). Bebas Hipertensi dengan Self-Hypnosis. Jakarta: Noura
Book Publising
Yulanda, G., & Lisiswanti, R. (2017). Penatalaksanaan Hipertensi Primer. Jurnal
Majority, 6(1), 28-33.
Purwono, J., Sari, R., Ratnasari, A., Budianto, A,. (2020). Pola Konsumsi Garam
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia. Jurnal Wacana Kesehatan. 5(1)
Garwahusada, E,. & Wirjatmadi, B,. (2020). Hubungan Jenis Kelamin, Perilaku
Merokok, Aktivitas Fisik Dengan Hipertensi Pada Pegawai Kantor. Media Gizi
Indonesia. 15(1): 60–65
Akbar, H,. & Finni Fitria Tumiwa. (2020). Edukasi Upaya Pencegahan
Hipertensi pada Masyarakat di Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang
Mongondow. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia. 3(1) : Hal. 154-160
Lampiran
Media Penyuluhan Hipertensi: Poster
Sumber : Kemenkes RI