Anda di halaman 1dari 5

EDUKASI IMUNISASI

Jadwal imunisasi bayi di bawah 1 tahun:


a. Hepatitis B
Sesaat setelah lahir, imunisasi pertama yang wajib dilakukan adalah hepatitis B.
Bayi yang baru lahir sangat rentan terhadap virus hepatitis B, maka itu idealnya
imunisasi ini dilakukan dalam selang waktu 24 jam setelah persalinan, Namun,
jika Si Kecil ini tidak mendapatkan imunisasi ini sesaat setelah lahir, jadwal
selanjutnya bisa dilakukan ketika bulan kedua. Untuk pertama kali, dosis yang
diberikan sebanyak 1 dosis. Dosis kedua akan dilakukan ketika sang buah hati
berusia 1 atau 2 bulan dan yang ketiga kali sekitar bulan ke-6 sampai 18. Untuk
dosis imunisasi hepatitis B kedua dan ketiga, biasanya akan dibarengi dengan
imunisasi lainnya seperti DTP.

b. Bacillus Calmette Guerin (BCG)


Jadwal imunisasi bayi selanjutnya yang harus diingat adalah BCG. Dilansir
dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian vaksin BCG dianjurkan
sebelum usia 3 bulan, optimal di usia 2 bulan. Apabila diberikan pada usia 3 bulan
atau lebih, perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Imunisasi ini penting
diberikan untuk Si Kecil karena dapat melindunginya dari serangan virus
Mycobacterium tuberculosis, yaitu penyebab penyakit tuberkulosis. Beragam
penelitian membuktikan bahwa imunisasi BCG dapat menghindarkan anak dari
TBC selama kurang lebih 15 tahun.

c. Difteri Pertusis Tetanus (DPT)


DTP adalah imunisasi dasar bayi yang bisa mencegah beberapa penyakit infeksi
sekaligus, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Jadwal imunisasi DTP
ini harus dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu ketika Si Kecil berusia 2 bulan, 3 bulan,
dan 4 bulan. Imunisasi DTP akan diberikan beberapa kali lagi sebagai imunisasi
lanjutan. Hal ini dilakukan supaya kekebalan si kecil semakin kuat dan terhindar
dari tiga penyakit tersebut.
d. Hemophilus Influenza type B (Hib)
Jadwal imunisasi bayi HiB biasanya akan digabung dengan DTP dan hepatitis B
karena harus diberikan ketika sang buah hati berusia:
 2 bulan, sebanyak 1 dosis
 3 bulan sebanyak 1 dosis
 4 bulan sebanyak 1 dosis
Oleh karena dikombinasikan dengan jenis imunisasi lain, imunisasi ini juga
disebut dengan DPT-HB-Hib. Meski namanya berbau 'influenza', namun vaksin ini
bukan untuk mencegah penyakit flu, melainkan jenis vaksin yang dapat
melindungi bayi dari serangan penyakit yang lebih berbahaya, seperti  penyakit
pneumonia, meningitis, infeksi telinga (otitis media), serta epiglotitis, dan lain-
lain. Supaya tubuh balita semakin kebal terhadap bakteri hemophilus influenza ini,
imunisasi lanjutan akan diberikan ketika Si Kecil berusia 15 bulan.
Yang harus diketahui juga, imunisasi Hib hanya dapat mencegah meningitis dan
pneumonia yang disebabkan oleh kuman Hib. Meningitis dan pneumonia bisa juga
disebabkan oleh kuman pneumokokus yang dapat dicegah dengan pemberian
vaksin pneumokokus (PCV).

e. Polio
Polio merupakan penyakit yang rentan terjadi pada bayi dan balita. Penyakit ini
disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf pusat hingga menyebabkan
otot lumpuh. Maka itu, penyakit ini kerap kali disebut dengan lumpuh layu.
Untuk mencegahnya, Si Kecil harus mendapatkan imunisasi dasar polio sebanyak
4 kali. Pertama kali ketika anak baru lahir hingga berusia satu bulan. Dosis
selanjutnya diberikan pada usia ke 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan berturut-turut.
Hingga nantinya, imunisasi lanjutan polio akan diberikan ketika sang buah hati
sudah lebih dari 1 tahun.
f. Campak
Anak yang terkena campak kan berisiko mengalami radang paru hingga gangguan
fungsi otak. Oleh karena hal ini berdampak sangat serius, Moms harus
memberikan sang buah hati imunisasi campak pertama kali saat mencapai usia 9
bulan. Dosis selanjutnya akan diberikan ketika Si Kecil genap berumur 12 bulan.
Biasanya, imunisasi lanjutan akan diberikan lagi sebanyak satu dosis saat anak
berusia 15 bulan. Namun, imunisasi lanjutan ini tak perlu dilakukan jika
sebelumnya Si Kecil sudah mendapatkan imunisasi MMR

g. Rotavirus
Meski termasuk imunisasi tambahan, imunisasi rotavirus  tetap penting dilakukan
untuk melindungi sang bayu dari penyakit infeksi. Jika mengacu pada anjuran
Ikatan Dokter Anak Indonesia, Moms hanya perlu memberikannya sebanyak 3
kali, yaitu saat berusia
 2 bulan
 4 bulan
 6 bulan

h. Pneumococcus (PVC)
Vaksin tambahan yang satu ini juga mampu melindungi Si Kecil dari  serangan
meningitis, pneumonia, dan infeksi pada telinga. Idealnya, vaksin PCV diberikan
sebanyak dua kali yaitu saat anak masih berusia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.

i. Influenza (Flu)
Jenis vaksin flu ini direkomendasikan diberikan setiap tahun untuk anak-anak usia
6 bulan dan lebih tua:
 Anak-anak di bawah usia 9 tahun yang mendapatkan vaksin flu untuk pertama
kalinya (atau yang hanya memiliki satu dosis sebelum Juli 2019) akan
mendapatkannya dalam 2 dosis terpisah setidaknya satu bulan berselang.
 Mereka yang usianya lebih kecil dari 9 tahun yang memiliki minimal 2 dosis
vaksin flu sebelumnya (pada musim yang sama atau berbeda) hanya akan
membutuhkan 1 dosis.
 Anak-anak yang lebih tua dari 9 bulan hanya perlu 1 dosis saja
Vaksin ini diberikan melalui suntikan dengan jarum (suntikan flu) atau dengan
semprotan hidung. Kedua jenis vaksin ini dapat digunakan pada musim flu karena
keduanya berfungsi sama baiknya.
Dokter anak akan merekomendasikan yang digunakan berdasarkan usia anak
Moms dan kesehatan umum lainnya. Semprotan hidung biasanya hanya
diperuntukan bagi orang sehat dengan rentang usia 2-49. Mereka yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau beberapa kondisi kesehatan
lainnya (seperti asma) dan wanita hamil tidak boleh mendapatkan vaksin
semprotan hidung.

j. Vaksin Meningokokus
Vaksin meningokokus dapat diberikan kepada anak-anak yang berusia baru 8
minggu (tergantung pada merek vaksin) yang berisiko mengalami infeksi
meningokokus, seperti meningitis.
Ini termasuk anak-anak yang mengalami beberapa gangguan kekebalan tubuh.
Anak-anak yang tinggal di negara-negara di mana meningitis merupakan penyakit
yang umum, atau di mana ada wabah, juga harus mendapatkan jenis vaksin ini.

k. Vaksin Mumps, Measles, Rubella (MMR)


Vaksin MMR dapat diberikan kepada bayi berusia 6 bulan jika mereka akan
melakukan perjalanan secara internasional.
Anak-anak ini harus tetap mendapatkan dosis rutin yang direkomendasikan pada
usia 12-15 bulan dan 4-6 tahun, tetapi bisa mendapatkan dosis kedua dalam waktu
4 minggu setelah vaksin yang pertama didapatkan, jika mereka masih bepergian
dan berisiko terjangkit.
Pada dasarnya jenis-jenis imunisasi di atas yang diberikan pada tahap ini sama
dengan imunisasi dasar untuk Si Kecil.
Hanya saja, imunisasi harus diulang beberapa kali supaya tubuh benar-benar kebal
dari serangan virus penyakit tertentu.

Beberapa jenis imunisasi yang harus diulang yaitu:


 Polio, dosis keempat harus diberikan ketika anak berusia 18 bulan.
 DTP, dosis keempat ketika anak berusia 18 bulan dan dosis kelima ketika anak
berusia 5 tahun.
 HiB, dosis keempat sebaiknya diberikan ketika anak berusia antara 15 sampai
18 bulan.
 PCV, dosis keempat mesti diberikan saat anak berusia antara 12 sampai 15
bulan.
 Campak, dosis kedua kembali diberikan ketika sang buah hati berusia 18 bulan.
Sedangkan dosis ketiga dapat dilakukan jika anak sudah berusia 6 atau 7 tahun.

Anda mungkin juga menyukai