Anda di halaman 1dari 4

Bullying menurut persfektif islam

Bullying yang dapat disederhanakan dengan tindakan kekerasan, penindasan, menganggu baik
secara visik, verbal ataupun non verbal dengan tujuan menyakiti pihak lain termasuk dalam akhlak
mazmumah dalam agama islam Bullying itu sendiri adalah suatu kezaliman terhadap orang lain. Dan
beberapa ayat dalam Al-Quran telah menjelaskan tentang betapa tidak baiknya seseorang yang
melakukan tindak kekerasan kepada sesaa muslim lainnya.

Q.S Al-Ahzab ayat 58

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan
yang mereka perbuat, Maha Sesunggunya mereka Telah memikul kebohongan dan dosa nyata.

Dalam surat Al-Ahdzab ayat 58 diatas telah menjelaskan bahwa menyakit orang lain yang tak
beralasan itu sama saja memikul kebohongan dan dosa yang seharusnya tak mereka dapatkan jika tak
melakukan tindakan kekerasan tersebut.

Q.S An-Nisa’ayat 8

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Sedangkan dalam surat An-Nisa ayat 8 dijelaskan bahwa tidak boleh kita untuk melecehkan
orang yang lemah diantara kita, terlebih kita justru mencemooh atau melakukan tindak kekerasan pada
orang yang lemah diantara kita tersebut
Pandangan Islam tentang Bullying

Dalam agama islam bullying sangat di larang karena sangat merugikan orang lain. Dalam alquran juga
sudah disebutkan dalam QS Al Hujarat ayat 11 yang artinya : “ Hai orang - orang yang beriman,
janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan
itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula suka sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan
jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidakberbat, maka mereka itulah orang-
orang zalim”.

Dari ayat di atas sudah sangat jelas bahwa kita semua itu memiliki derajat yang sama di mata Allah SWT,
sehingga kita tidak boleh melakukan bullying karena belum tentu yang direndahkan oleh kita itu lebih
buruk dari kita bahkan malah orang yang kita bully itu lebih baik dari kita. Ukuran tinggi derajat
seseorang dalam pandangan islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya, kebangsaannya, warna
kulit, bahasa, dan jenis kelamin yang berbau rasialis. Kualitas dan tinggi derajat seseorang ditentukkan
oleh ketaqwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Allah
SWT  berfirman dalam QS. Al- Hujarat ayat 13 yang artinya :“ Hai manusia, sesungguhya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”(5).

Banyak sekali jenis dari bullying ada bullying fisik, bullying verbal, bullying relasi social dan bullying
elektronik, tapi diantara jenis bullying tersebut yang banyak dilakukan adalah bullying fisik dan bullying
verbal. Bullying verbal yaitu bullying dengan bahasa verbal yang tujuanya menyakiti hati orang lain.
Seperti mengejek menfitnah, memberi julukan yang tidak pantas dan lain-lan. Bullying ini terjadi karena
kurangnya kesadaran dalam menjaga lisan. Allah SWT berfirman dalam QS Al Ahzab ayat 70-71 yang
artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu.
Barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
besar”(7).  Dengan begitu kita dapat menjadi muslim yang baik. Rasulullah bersabda : Muslim adalah
orang yang menyelamatkan semua orang muslim dari lisan dan tangannya. Dan Muhajir adalah orang
yan meninggalkan segala larangan Allah (HR. Bukhari nomor 10)” (8). Jika sema orang bisa mengendalikan
lisanya dengan baik, maka bullying dapat dihindarkan.

Bullying merpakan perbuatan yang sangat tercela, perilaku bullying dapat menyebabkan koban
mengalami masalah kejiwaan. Berikut adalah dampak dari bullying bagi korban : depresi, minder,
pemalu dan penyendiri, merosot prestasi akademik, merasa terisolasi dalam pergaulan dan bahkan si
korban bunuh diri.

Islam sebagai agama yang damai, menolak segala upaya “perusakan” baik itu dalam bentuk fisik atau
pun non-fisik. Upaya perusakan fisik seperti memukul, meninju, atau merusak barang orang lain.
Sedangkan upaya perusakan non-fisik seperti merusak mental, psikologis, dan lain sebagainya.

“Suatu ketika Rasulullah Saw. mendatangi seseorang yang bernama Zahir bin Hizam atau Haram yang
saat itu tengah menjual barang dagangannya. Zahir adalah sahabat yang bertubuh mungil namun Rasul
Saw. menyukainya. Tiba-tiba Rasulullah Saw. mendekapnya dari belakang dan Zahir tidak
mengetahuinya. “Lepaskan! Siapa ini?” tanya Zahir. Lalu ia menoleh ke belakang dan mengetahui
bahwa yang mendekapnya adalah Rasul Saw. Seketika itu ia tidak lagi melawan dan membiarkan
punggungnya menempel dengan dada Rasul.

Ketika sadar bahwa Zahir telah mengetahuinya, Rasul pun berseloroh, “Siapa yang mau membeli hamba
ini?” “Kalau engkau menjualku wahai Rasul, demi Allah aku tidak akan laku,” Sahut Zahir. Kemudian
Rasul mengatakan, “Namun tidak di hadapan Allah, kamu adalah barang mahal yang pasti laku.” Hadis
ini diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik dalam Sahih ibn Hibban, Sunan al-Bayhaqi, dan Musnad
Ahmad bin Hanbal.

Seperti itulah gaya bercanda Rasulullah Saw kepada sahabatnya. Bercanda bukan suatu hal yang
dilarang, namun kadar dan takarannya harus benar-benar diukur dan sesuaikan. Terkait hadis di atas, al-
Harawi dalam Jam’ul Syamail fi Syarhil Syamail memberikan penjelasan berkenaan dengan kalimat
“Siapa yang mau membeli hamba ini?” hamba yang dimaksudkan adalah hamba Allah karena semua
manusia pada kenyataannya adalah hamba Allah.

Sedangkan bagaimana hamba tersebut dijual bukan bermaksud merendahkan Zahir bin Hizam, justru
dalam candaan tersebut Nabi bermaksud memuliakannya. Jika dibahasakan, “Siapakah yang mau
menukar hamba ini dengan yang hamba yang sepadan dengannya?” Di samping itu, candaan beliau
dalam konteks di atas tidak memiliki dampak buruk bagi Zahir bin Hizam dan keduanya tampak
harmonis dalam canda yang menyenangkan.

Jika bercanda melampaui batas itu bisa jadi masuk dalam kategori bullying, terlebih jika dalam candaan
tersebut melibatkan orang lain sebagai obyek candaan. Fenomena yang terjadi di sekeliling kita pada
kenyataannya mengonfirmasi hal itu. Banyak sekali korban bullying yang hanya sedikit dari mereka yang
berani melapor.

Oleh sebab itu, kita sebagai sesama muslim dan sesama manusia haruslah menjaga dan menebar kasih
sayang pada semua, bukan justru berbuat zalim sesama manusia.

Seperti hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam:

“Muslim adalah orang yang menyelamatkan semua orang muslim dari lisan dan tangannya. Dan
Muhajir adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah”. (HR. Bukhari no. 10)

Sesama Muslim juga dianjurkan untuk saling menyerukan kebaikan, sebagaimana firman
Allah Subahanahu Wa Ta’ala:
ٓ
َ ‫ك ُه ُم ۡٱلم ُۡفلِح‬
١٠٤ ‫ُون‬ َ ‫ُون إِلَى ۡٱل َخ ۡي ِر َو َي ۡأ ُمر‬
َ ‫ُون ِب ۡٱل َم ۡعرُوفِ َو َي ۡن َه ۡو َن َع ِن ۡٱلمُن َك ۚ ِر َوأ ُ ْو ٰلَ ِئ‬ َ ‫َّة َي ۡدع‬ٞ ‫َو ۡل َت ُكن مِّن ُكمۡ أُم‬
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung”.(Qs. Ali-Imran [4]: 104)

Selain itu, bullying juga disebabkan kurang terbangunnya rasa persaudaraan di antara sesama. Dan hal
tersebut tidak sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wata ‘Ala:

َ ‫صلِحُو ْا َب ۡي َن أَ َخ َو ۡي ُك ۡۚم َوٱ َّتقُو ْا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُكمۡ ُت ۡر َحم‬


١٠ ‫ُون‬ َ ‫إِ َّن َما ۡٱلم ُۡؤ ِم ُن‬
ۡ َ ‫ة َفأ‬ٞ ‫ون إِ ۡخ َو‬
Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.”(Qs. Al-Hujurat [49]: 10)

Anda mungkin juga menyukai