Anda di halaman 1dari 29

MENJADI MUSLIM SEJATI

DENGAN BERBUSANA SESUAI ETIKA


DAN ADAB DALAM ISLAM
MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
di Universitas Pendidikan Indonesia

disusun oleh :

Ulva Fatma Fadhila


1400893

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai cara menjadi
seorang muslim sejati dengan berbusana sesuai dengan etika dan adab dalam Islam.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
sumber juga beberapa pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian. 

Bandung, 24 April 2015

Penulis 

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................................2

C. Tujuan............................................................................................................................................................2

BAB II ISI.....................................................................................................................................................................4

A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Berbusana......................................................................................4

B. Akhlak Berbusana dalam Hukum Islam...........................................................................................8

C. Adab Berbusana dalam Hukum Islam...............................................................................................9

D. Etika Berbusana dalam Hukum Islam...............................................................................................9

E. Tata Cara Berbusana yang baik dan benar dalam Hukum Islam........................................10

F. Hikmah atau Manfaat menggunakan Busana Islami...............................................................21

BAB III PENUTUP...................................................................................................................................................23

A. KESIMPULAN............................................................................................................................................23

B. SARAN..........................................................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................................25

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | ii


Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang.
Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang,
seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena
dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi. Akhlak yang
baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang
terhormat dan tinggi. Selain berahlak baik kita juga harus pancarkan melalui
penampilan yaitu berpakaian yang sesuai dengan syariat agama islam

Adanya berbagai kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang serba


canggih dan cepat dapat menghasilakan produk-produk yang beraneka ragam yang
digunakan untuk kebutuhan manusia. Salah satu aspek yang sangat berkembang
dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah industri pakaian. Pakaian
pada dasarnya adalah kebutuhan primer (pokok) yang sangat dibutuhkan oleh
manusia di dunia dan perkembanganya cukup signifikan, hal ini  terbukti dengan
berdirinya pabrik-pabrik pakaian dengan berbagai model dan bahan yang sangat
bervariasi diseluruh dunia, khususnya di Indonesia.

Sebagai seorang muslim kita harus melihat kaidah-kaidah berpakaian yang


sesuai dengan syari’at islam, supaya apa yang kita kenakan dapat
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak dan tidak memicu hal-hal yang tidak
diinginkan. Masyarakat yang berperadaban modern pada umumnya angat
menyukai mode-mode busana yang memamerkan atau tidak menutupi auratnya.
Rok mini atau celana ketat merupakan gejala yang terpisahkan dari peradaban masa
kini. Sesungguhnya kecenderungan pada mode-mode pada buana yang tidak
senonoh ini menunjukan kelemahan moral masyarakat.

Pada hakekatnya mode busana rok mini dan celana ketat itu dapat merusak
kesehatan dan pertumbuhan mental masyarakat sendiri juga tidak memiliki nilai

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |1


tambah sama sekali. Banyak juga di kalangan masyarakat yang sudah berpakaian
muslim tetapi masih memamerkan lekuk tubuhnya atau dalam kata lain pakaian
yang dipakainya belum sesuai dengan ketentuan Islam. Mode yang semacam ini
mempengaruhi cara benfikir dan bertindak mereka yang pada akhirnya akan
mengubah rasa harga diri mereka.

Begitu pula dengan kehidupan di kampus yang tentunya tidak terlepas dari
peratura-peraturan kampus sendiri. Dimana kampus merupakan salah satu media
untuk mencetak kader-kader penerus bangsa yang menjadi figur dari beberapa
kalangan, baik kota maupun desa dan kalangan lainnya. Sehingga masalah
berpakain di kampus juga perlu di jaga dan disesuaikan dengan syari’at
Islam.Akhir-akhir ini banyak diantara mahasiswa dan mahasiswi yang
memfigurkan pakaian-pakain barat sebagai kebanggaan mereka biasanya identik
serba seksi walaupun melanggar ketentuan syari’at islam. Dengan gaya dan mode
pakaian tersebut secara tidak langsung akan dapat memicu para generasi muda
bangsa pada perbuatan-perbuatan tidak diinginkan, terutama moral dan akhlak
mereka serta merugikan baik secara duniawi maupun ukhrawi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang kami ambil
adalah sebagai berikut :
1. Apa itu busana ? Apa tujuan dan fungsi berbusana ?
2. Bagaimana akhlak berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?
3. Bagaimana adab berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?
4. Bagaimana etika berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam ?
5. Bagaimana tata cara berbusana yang baik dan benar menurut ajaran Islam ?
6. Apa hikmah atau manfaat menggunakan busana yang Islami ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian, tujuan dan fungsi dari busana.
2. Mengetahui akhlak berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam.
3. Mengetahui adab berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |2


4. Mengetahui etika berbusana untuk seorang muslim dalam hukum Islam.
5. Mengetahui tata cara berbusana yang baik dan benar menurut ajaran Islam
untuk wanita ataupun untuk pria.
6. Mendapat hikmah dan manfaat dari menggunakan busana yang Islami.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |3


BAB II
ISI

A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Berbusana


Istilah pakaian merupakan terjemahan dari kata “libas” atau “tsiyab” dalam
bahasa Arab. Dalam Al-Quran kata libas digunakan untuk menunjukan pakaian
lahir maupun batin, sedangkan kata “tsiyab” (pakaian) digunakan untuk
menunjukan pakaian lahir. Kata ini diambil dari kata “tsub” yang berarti kembali,
yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula, atau pada keadaan yang
seharusnya sesuai dengan ide pertamanya. Sejarah busana lahir seiring dengan
sejarah peradaban manusia itu sendiri.
Oleh katenanya busana sudah ada sejak manusia diciptakan. Busana memilki
fungsi yang banyak, yakni menutup anggota tertentu dari tubuh hingga penghias
tubuh sebagaimana yang telah diterangkan pula dalam Al-Quran yang
mengisyaratkan akan fungsi busana. Ide dasar tentang pakaian adalah kembalinya
manusia pada keadaan semula, yaitu “tertutup aurat”, namun karena godaan setan,
aurat manusia terbuka. Hal ini dapat dicermati secara jelas dalam firman Allah SWT
(QS. Al-Araf : 20) :

Dari ayat diatas tampaklah bahwa pada keadaan semua manusia itu dalam
keadaan tertutup auratnya, dan yang manusia dengan tipu daya untuk melepas dan
membuka auratnya adalah setan, dan tanda-tanda kehadiran setan adalah
“keterbukaan aurat” manusia. Sebuah riwayat yang dikemukakan oleh al-Baqa’I
dalam bukunya Shubbhat Waraqoh menyatakan bahwa ketika Nabi Muhammad

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |4


SAW belum memperoleh keyakinan tentang apa yang dialaminya di Gua Hira –
apakah dari malaikat atau dari setan- beliau menyampaiakan hal tersebut pada
istrinya Khadijah. Khadijah bekata “Jika engkau melihatnya lagi, beritahu aku”.
Ketika di saat lain Nabi Muhammad SAW melihat (malaikat) yang dilihatnya di Gua
Hira, Nabi Muhammad SAW menyampaikan kepada istrinya Khadijah, kemudian
Khadijah membuka pakaiannya sambil bertanya, “Sekarang apakah engkau masih
melihatnya ?” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Tidak, da pergi”. Khadijah dengan
penuh keyakinan berkata, “Yakinlah yang datang bukan setan…(karena hanya setan
yang senang melihat aurat)”. Dalam hal ini Allah SWT mengingatkan kepada umat
manusia (QS. Al-Araf : 27) :

Oleh karena itu, persoalan berpakaian bukan hanya persoalan yang


menyangkut hobi, mode, trend, budaya maupun kesukaan dari seseorang, akan
tetapi berpakaian lebih merupakan upaya yang sesungguhnya untuk
mengembalikan manusia pada fitrah dirinya sebagai makhluk yang mulia, beradab
dan berbeda dengan makhluk yang lain.

Konsekuensi sebagai manusia agamis adalah berusaha semaksimal mungki


untuk melaksanakan segala perintah Allah SWT dan meninggalkan segala
larangan-Nya. Salah satu bentuk perintah agama Islam adalah perintah untuk
mengenakan busana yang menutup seluruh aurat yang tidak layak untuk
ditampakan pada orang lain yang bukan muhrim.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |5


Pakaian merupakan ciri khas orang yang beradab. Pakaian merupakan
identitas, status bahkan kumpulan nilai dari nuansa nilai-nilai kemanusiaan.
Pakaian muncul dari peradaban yang menjelma menjadi suatu budaya sekalipun
pada arti yang sesungguhnya pakaian bukan suatu budaya, akan tetapi pakaian
lebih dekat dengan seruan ajaran agama guna menutup aurat, untuk
mengembakikan manusia pada ide dan hakekat manusia sebenarnya yang berbeda
dengan hewan.

Adapaun nilai budaya menyentuh pada aspek pakaian terletak pada mode
dan gaya, atau potongan yang menambah kesan indah dalam berpakaian. Dalam
konteks ini munculah busana (berbusana) yang lebih dekat dengan nilai-nilai
keindahan yang promosinya ditekankan pada modis secara lahiriyah belaka.
Sedangkan istilah pakaian (berpakaian) lebih pada nilai-nilai kemanusiaan yang
dekat dengan nilai peradaban manusia, karena mengandung makna fitrah manusia
yang utuh lahir dan batin. Dalam Al-Quran Allah SWT menjelaskan kepada
manusia tentang tujuan dan fungsi pakaian yang sebenarnya (QS. Al-Araf : 26) :

Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 81 :

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |6


Dari firman Allah SWT di atas dapat dimengerti bahwa tujuan utama
pakaian adalah untuk menutup aurat, sedangkan fungsi pakaian eraneka ragam,
misalnya untuk perhiasan dan perlindungan dari panas matahari, perlindungan
dari sesuatu yang membahayakan (baju besi untuk peperangan) untuk meambah
percaya diri, tampil menarik. Bisa saja orang berpakaian apa adanya (minim)
menonjolkan aurat dan orang akan mengatakan sebagai keindahan (bahkan ada
yang menafsirkan suatu kemajuan), dan itu bisa disebut perhiasa, akan tetapi tujuan
utama berpakaian tidak terpenuhi yaitu menutup aurat.

Istilah aurat identik dengan kata sauat sebagaimana terdapat pada Al-Quran
surat Al-Araf ayat 26. Sauat yang berarti buruk tidak menyenangkan, sedangkan
aurat berarti aib, sesuatu yang tercela. Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam
arti sesuatu pada dirinya buruk, tetapi bisa juga karena ada faktor lain yang
mengakibatkannya buruk. Tidak satupun dari bagian tubuh itu buruk, karena
semuanya baik dan bermanfaat termasuk aurat.

Menutup aurat merupakan kewajiban setiap orang yang beriman, hal ini
telah menjadi kesepakatan para uama. Adapun bagian tubuh yang termasuk aurat
(yang wajib ditutupi) bagu laki-laki meliputi anggota badan dari pusar sampai
kutut. Sementara itu aurat bagi wanita menurut sebagian besar ulama-Imam Malik,
Imam, Syafi’I dan Imam Hambali, wanita berkewajiban menutup seluruh anggota
tubuhnya kecuali muka dan telapak tangannya, Imam Abu Hanifh sedikit lebih
longgar karena menambahkan selain muka, telapak tangan dan kaki wanita juga

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |7


boleh terbuka. Suatu pakaian dipandang telah memenuhi kriteria menutup aurat
apabila :

a. Pakaian itu tidak lubang sehingga seseorang dapat melihat bagian tubuh yang
termasuk aurat
b. Pakaian itu mampu menghalangi pandangan seseorang untuk mengetahui
warna aurat (kulitnya)
c. Pakaian itu mampu menghalangi seseorang untuk mengetahui lekuk dan bentuk
aurat seseorang.

Oleh karena itu, pada dasarnya menutup aurat itu bukan hanya skedar
tertutup tanpa mengindahkan aspek-aspek esensial (yang pokok) yang menjadi
tujuan utama berpakaian menutup aurat itu sendiri. Diriwayatkan dari sahabat Abi
Hurairoh, Rasululloh SAW bersabda :
“Rasulullah SAW bersabda : “Dua golongan ini dari ahli neraka yang belum
pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk
memukul manusia, dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-
lenggok (jalannya) (berpaling dari Allah SWT), mengajarkan wanita berlenggak-
lenggok (memalingkan wanita lain dari Allah SWT), kepala mereka seperti punuk
onta yang miring (memakai sanggul/rambut pasangan pada rambutnya), wanita
seperti ini tidak akam masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun
baunya tercium selama perjalanan ini dan ini (jauhnya)” (HR. Muslim).

B. Akhlak Berbusana dalam Hukum Islam

Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang.
Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang,
seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena
dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.

Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada
posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini,
agar kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |8


dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhanya pada diri
Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.

Selain berahlak baik kita juga harus pancarkan melalui penampilan yaitu
berpakaian yang sesuai dengan syariat agama islam, dan kami kira pembahasan
mengenai ahlaq berpakaian secara islami ini sangat cocok sekali pada zaman saat
ini,

C. Adab Berbusana dalam Hukum Islam


Hakikat pakaian menurut Islam ialah untuk menutup aurat, yaitu menutup
bagian anggota tubuh yang tidak boleh dilihat oleh orang lain. Syariat Islam
mengatur hendaknya pakaian tersebut tidak terlalu sempit atau ketat, tidak terlalu
tipis atau menerawang, warna bahannya pun tidak boleh terlalu mencolok, dan
model pakaian wanita dilarang menyerupai pakaian laki-laki. Selanjutnya, baik
kaum laki-laki maupun perempuan dilarang mengenakan pakaian yang
mendatangkan rasa berbangga-bangga, bermegah-megahan, takabur dan
menonjolkan kemewahan yang melampaui batas.

D. Etika Berbusana dalam Hukum Islam


Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian
sopan dan menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya. Islam
tidak menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah
atau di luar ibadah. Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih,
menutup aurat, sopan dan sesuai dengan akhlak seorang Muslim.
Mengapa berjilbab bagi wanita muslim diwajibkan oleh Allah swt ? .
Karena dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah aurat bagi wanita dan
diperintah kan oleh Allah untuk menutupinya. Aurat wanita dapat mengundang
kemaksiatan bagi orang yang melihatnya, menutup auratpun dapat menghindarkan
wanita dari kedzaliman orang lain. Selain daripada itu, bisa mengangkat derajat dan
martabat wanita di mata Allah maupun masyarakat. 
Dalam beberapa hadist telah jelas sangat dilarang bermegah – megahan
membangga – banggakan barang yang dikenakan, Allah SWT sangat membenci

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam |9


orang yang sombong bisa dipikirkan dan ditelaah dalam-dalam, Allah saja pemilik
semesta alam tidak pernah sombong kepada Makhluknya.

E. Tata Cara Berbusana yang baik dan benar dalam Hukum Islam

Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian


sopan dan menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya. Islam
tidak menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah
atau di luar ibadah. Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih,
menutup aurat, sopan dan sesuai dengan akhllak seorang Muslim.

Pakaian sebagai kebutuhan dasar bagi setiap orang dalam berbagai zaman
dan keadaan. Islam sebagai ajaran yang sempurna, telah mengajarkan kepada
pemeluknya tentang bagaimana tata cara berpakaian. Berpakaian menurut Islam
tidak hanya sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap orang, tetapi
berpakaian sebagai ibadah untuk mendapatkan ridha Allah. Oleh karena itu setiap
orang muslim wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetap Allah. Untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang adab berpakaian dalam Islam, berikut ini
akan dijelaskan pengertian adab berpakaian, bentuk akhlak berpakaian, nilai positif
berpakaian dan cara membiasakan diri berpakaian sesuai ajaran Islam.

Pakaian adalah kebutuhan pokok bagi setiap orang sesuai dengan situasi dan
kondisi dimana seorang berada. Pakaian memiliki manfaat yang sangat besar bagi
kehidupan seorang, guna melindungi tubuh dari semua kemungkinan yang
merusak ataupun yang menimbulkan rasa sakit. Dalam Bahasa Arab pakaian
disebut dengan kata “Libaasun-tsiyaabun”. Dan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonsia, pakaian diartikan sebagai “barang apa yang biasa dipakai oleh seorang
baik berupa baju, jaket, celana, sarung, selendang, kerudung, jubah, surban dan lain
sebagainya. Hakekat berpakaian dalam syareat islam adalah menutup aurat dan
melindungi badan dari rasa dingin dan sengatan panasserta keindahan.

Di dalam Islam ada garis panduan tersendiri mengenai adab berpakaian


(untuk lelaki dan wanita) yaitu :

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 10


1. Setiap memulai sesuatu pekerjaan hendaknya membaca “Basmallah” dengan
lafadz “Bismillahirahmanirahim” agar semua pekerjaan kita sesnantiasa
diberkahi oleh Allah SWT.

2. Membaca doa ketika membuka pakaian atau mengambil pakaian dari


tempatnya.

3. Membaca doa ketika memakai pakaian.

4. Membaca doa ketika memakai pakaian baru. Rasululloh SAW bersabda : “Barang
siapa yang memakai pakaian lalu berdoa” :

5. Memulai berpkaan dengan anggota bagian kanan, dan mlai melepakannya


dengan anggota yang kiri. Rasululloh SAW bersabda :

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 11


6. Tidak berpakaian yang menyerupai lawan jenisnya. Laki-laki tidak berpakaian
yang menyerupai wanita dan juga wanita tidak berpakaian yang menyerupai
laki-laki.

7. Tidak berpakaian menyerupai orang yang non-Islam. Islam melarang umatnya


untuk eakai pakaian yang menyerupai pakaian, menggunakan symbol-simbol
yang dimiliki oleh orang non-Islam..

8. Hendaklah tidak menggunakan wangi-wangian yang menimbulkan fitnah dan


rangsangan nafsu. Dari sahabat Abi Musa ra Rasulullah SAW bersabda :

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 12


9. Hendaklah hijab/ jilbab dan pakaian tersebut menutup seluruh badan
(auratnya), Allah SWT brfirman :

10. Hendaklah pakaian itu yang wajar dan beradab, bukan berupa perhiasan yang
menyolok, yang aneh-aneh baik potongan maupun memiliki warna-warni yang
menarik, yang menimbulkan fitnah dan perhatian. Allah SWT berfirman :

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 13


11. Hendaklah hijab/jilbab dan pakaian tersebut menutup seluruh badan (auratnya),
tidak tipis, transparan, tidak sempit, tidak ketat, tidak menampakan lekuk tubuh
dan aurat. Karena dimaksud dan tujuan hijab/jilbab adalah menutup, jika tidak
mnutup, tidak dinamakan hijab, karena hal tersebut tidak menghalangi
penglihatan terhadap aurat dan lekuk-lekuknya aurat. Hal inilah yang disinyalir
oleh Nabi Muhammad SAW “wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang”,
wanita yang demikian itu dinyatakan tidak masuk surga dan tidak mencium
baunya surga.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 14


12. Hendaknya tidak memakai pakaian dengan model yang aneh-aneh agar berbeda
dengan kebanyakan orang dan memakainya dengan perasaan sombong dan
takabbur, karena hal ini dilarang oleh agama Islam. Rasululloh SAW bersabda :

Di bawah ini akan lebih memspesifikasikan tentang ketentuan berbusana dan


berdandan untuk wanita dan pria :

1. Ketentuan Berbusana dan Berdandan wanita sesuai syariat Islam

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 15


a. Dalam Berbusana

Berbusana yang baik untuk kaum wanita muslim Nampak pada gambaran di
bawah ini. Di bawah ini jelas masuk ke dalam syariat dalam berbusana yang
baik dan benar dalam berbusana untuk kaum wanita muslim. Pakaian yang
digunakan sopan, menutup aurat, tidak neko-neko dan tetap menarik.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 16


Sedangkan untuk gambaran di bawah ini akan di berikan gambaran dalam
berbusana muslim yang belum sempurna atau yang belum sesuai dengan
apa yang dianjurkan dalam hukum Islam. Yang tentunya juga harus kita
hindari.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 17


Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 18
b. Dalam Berhijab

Dalam berpakaian yang muslim dan syar’i tentu sangat dianjurkan untuk
para kaum hawa. Selain dengan berpakaian yang muslim dan sesuai
deangan hokum Islam maka alangkah baiknya agar dalam berpakaian itu
sempurna dan sesuai dengan aturan Islam, perlu di lengkapi dengan hijab
yang terkadang sering di anggap sepele. Di bawah ini akan dipaparkan hal-
hal yang harus dihindari dalam berhijab :

a. Ada sebagain rambut yang tidak tertutup

b. Telinga atau sebagian telinga terlihat

c. Giwang tersembul dari balik kain kerudung

d. Leher tidak tertutup seluruhnya

e. Dada tidak tertutup sama sekali atau bahkan hanya tertutup sebagian
oleh kain

f. Kain kerudung atau pakaian tipis, sehingga tembus pandang

g. Memperlihakan perhiasan dari balik hijab

2. Ketentuan Berbusana dan Berdandan pria sesuai syariat Islam

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 19


Di bawah ini ada dipaparkan ketentuan dalam berbusana untuk golongan kaum
adam (pria) :

a. Untuk kebersihan dan kebutuhan

“ Kebersihan adalah sebagian dari iman “ menurut hadist tersebut jika


seseorang hidup bersih berarti orang itu beriman, begitu juga untuk laki –
laki yang senang pergi ke salon dan menjaga penampilannya itu
diperbolehkan selam untuk menjga kebersihan diri. Pria berdandan juga
diperbolehkan selama untuk kebutuhan, misalnya seorang pembicara publik,
presenter, salesman dan profesi lain yang menuntut banyak interaksi dengan
banyak orang harus bernampilan rapi, sehingga hal tersebut merupakan hal
yang mahfum. Dalam lingkup pribadi berdandan juga kebutuhan suami
untuk menyenangkan isteri.

b. Tak berlebihan

Allah tidak menyukai apapun yang berlebihan, termasuk berdandan bagi


pria. Boleh berdandan rapi, memakai wangi – wangian, pergi kesalon,
creambath, pedicure, manicure dan lain – laian asal tidak berlebihan dan
sifat lelakinya masih ada.

c. Tidak menyerupai perempuan

Dalam hadits marfu’ riwayat Ibnu Abbas radhiallahu’anhu disebutkan “


Rasulullah SAW melaknat laki – laki yang menyerupai wanita dan wanita
yang menyerupai laki – laki “. ( HR al Bukhori Fathul Bari : 10/332 ).
Menyerupai dalam hal ini bisa dari pakaian, perhiasa, cara berdandan, cara
berbicara dan tingkah laku lainnya. Peniruan pria terhadap wanita atau
sebaliknya menyalahi fitrah dan akan membuka pintu keburukan.

d. Tidak berbahan sutera

Hadits riwayat Hudzaifah bin yaman ra, bahwasanya rasulullah saw


bersabda : “ Janganlah kalian minum dalam wadah emas dan perak dan

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 20


jangan mengenakan pakaian sutera, sebab pakaian sutera itu untuk mereka (
orang kafir ) didunia dan untuk kalian di akhirat pada hari kiamat. “ ( HR
Muslim ). Para lelaki jelas dilarang memakai pakaian sutera, namun ada
pengecualian bagi mereka yang sakit kulit untuk memakai sutera ( karena
pakaian lain memicu penyakit mereka ) sebagaimana keringanan yang
diberikan nabi saw kepada Abdurahman bin Auf dan Zubair bin Awwam.

e. Emas

Rasulullah bersabda, “ diharamkan memakai sutera dan emas bagi kalangan


laki – laki umatku dan diperbolehkan bagi kalangan wanitanya “ ( HR Abu
Dawud, tirmidzi, An – Nasa’I dan Ibnu Majah ), jadi walau bagaimanapun
indahnya emas laki – laki tidak boleh memakainya, tapi perak boleh dipakai

f. Menyemir rambut

Seorang muslim diperkenankan untuk menyemir rambut, menurut halal


haram dalam islam, untuk orang tua yang rambutnya telah memutih
semuanya semestinya dihindari semir rambut warna hitam, sementara yang
masih muda diperkenankan semir rambut warna hitam.

F. Hikmah atau Manfaat menggunakan Busana Islami

1. Seseorang yang berpakaian islami akan terjaga kehormatannya. Akhwat2 yang


memakai jilbab insyaAllah tidak akan diganggu oleh para ikhwan usil (Al
Ahzab:59).
2. Terjaga dari perilaku yang menyimpang. Kalau di sekeliling kita masih banyak
yang membuka aurat, maka kita harus pandai2 mengalihkan pandangan. ''
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat.''  (Q.S. An Nur: 30).
3. " Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan
pandangannya." (Q.S. An Nur: 31)

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 21


4. Terhindar dari penyakit tertentu. Pakaian takwa adalah pakaian yang menutupi
tubuh. Artinya, secara otomatis kulit kita akan terlindungi dari bahaya sinar
ultraviolet yang bisa menyebabkan kanker kulit.
5. Terhindar dari azab Allah. Pernah ada kejadian, seorang wanita yang sedang
hamil muda pergi ke suatu tempat untuk melaksanakan tugar dari perusahaan
tempat ia bekerja. Jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya. Tiba-tiba dalam
perjalanan mobilnya bertabrakan dengan mobil lain. Setelah diselidiki, tidak ada
satu korban pun yang selamat dari kecelakaan itu. Dan setelah diselidiki lebih
jauh, tidak ada satu pun identitas korban yang diketahui. Makanya mayat para
korban dimakamkan oleh penduduk setempat termasuk wanita yang hamil
muda itu. Setelah beberapa hari ternyata sang suami dan keluarga korban
menerima berita tersebut dan langsung menuju pemakaman sang istri.
Kemudian mayatnya dipindahkan ke dekat tempat tinggalnya. Tapi ketika
makamnya digali,mereka melihat mayat wanita itu langsung pingsan karena
tidak kuat melihat mayat. Ketika dimakamkan, mayat tersebut diletakan dalam
kondisi membujur sementara setelah digali kembali posisi mayat sudah berubah
menjadi jongkok dengan kedua tangan diletakan diatas kepala seperti menahan
siksaan sementara kepalanya ditumbuhi paku2 besi yang sangat banyak hampir
memenuhi semua bagian kepalanya. Setelah diselidiki, ternyata wanita tersebut
belum berjilbab semasa hidupnya. Itu siksaan di alam kubur belum lagi siksaan
nanti di akhirat. 

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 22


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hendaknya karena kita sebagai orang muslim harus berpakaian yang


menutup aurat yang sesuai dengan syareat islam itu sendiri. Karena kita sebagai
sebagai penganut maka kita harus melakukan apa yang kita anut yaitu ajaran islam.

Ajaran untuk menutup aurat itu semata-mata untuk kepentingan penganutnya


terutama sekali kaum hawa. Selain itu berpakaian yang sopan juga akan bisa
membuat kedamaian karena tidak terjadi saling cela. Seperti yang tertuang dalam
firmanNya : Surat Al A’raf ayat 26 menjelaskan “ bahwa Allah menurunkan pakaian
yang baik untuk menutup aurat dan menghindarkan manusia dari zalim terhadap
dirinya dan orang lain.”

Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak
tangan. Ini ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 23


1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan pandangan
mereka dari yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan pandangan tidak
akan sempurna kecuali jika wanita tersebut berhijab dengan hijab yang
sempurna menutupi seluruh tubuhnya. Sementara tidak diragukan lagi bahwa
menyingkap wajah merupakan sebab terbesar untuk memandang ke arahnya.

2. Allah Ta’ala melarang untuk memperlihatkan sedikitpun dari perhiasan luarnya


kepada non mahram, kecuali terlihat dalam keadaan terpaksa karena tidak bisa
disembunyikan, semisal pakaian terluarnya. Jika Allah Ta’ala melarang untuk
memperlihatkan perhiasan luar (selain tubuh), maka tentunya wajah dan
telapak tangan yang merupakan perhiasan yang melekat pada diri seorang
wanita lebih wajib lagi untuk disembunyikan.

3. Allah Ta’ala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka sampai ke


dada-dada mereka, sementara khimar adalah sesuatu yang digunakan wanita
untuk menutup kepalanya. Jika khimar diperintahkan untuk diulurkan sampai
ke dada, maka tentunya secara otomatis wajah tertutup oleh khimar tersebut.

B. SARAN
Demikianlah makalah ini penyusun sampaikan dengan sebaik-baiknya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, hal ini
dikarenakan penyusun masih dalam proses pembelajaran. Maka dari itu kritik dan
saran yang membangun sangat penyusun harapkan .Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Diharapkan yang telah membaca makalah ini bisa mengubah kebiasaannya dalam
hal berbusana, tentunya untuk menjadi lebih baik demi mendapatkan kebahagiaan
di dunia dan di akhirat kelak. Amin Ya Allah Ya Rabbalalamin.

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 24


DAFTAR PUSTAKA

Berbagai literature Internet

Etika Berpakaian Seorang Muslim_Muslimah.html

MUSLIMAH _ Febrianti Almeera.htm

Cara Berjilbab yang Benar Menurut Al-Quran dan As-Sunnah - Shoutussalam.htm

“Etika Dalam Berpakaian” Faud Abdul Aziz

Berbusana sesuai dengan Etika dan Adab dalam Islam | 25

Anda mungkin juga menyukai