Anda di halaman 1dari 7

PEMBERIAN OKSIGEN

Pengertian
Pemberian oksigen adalah suatu tindakan untuk memberikan oksigen ke dalam paru-
paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Tiga cara
pemberian oksigen yaitu melalui kateter nasal, kanul nasal dan masker nasal.

Tujuan
1. Memenuhi kebutuhan oksigen.
2. Mencegah terjadi hipoksia.
3. Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat
4. Menurunkan kerja otot pernafasan
5. Menurunkan kerja jantung

Indikasi
1. Pada penurunan PaO2 dengan gejala dan tanda hipoksia, dispnoe, takhipnoe,
disorientasi, gelisah, apatis, penurunan kesadaran, takhikardia/bradhikardia dengan
penurunan tekanan darah.
2. Keadaan lain: gagal nafas, shock, keracunan CO.

Metode Pemberian Oksigen


1. System aliran rendah
a. Low flow low concentration
- Kateter nasal
- Kanul binasal
b. Low flow high concentration
- Sungkup muka sederhana
- Non Rebreathing Mask
2. Sistem aliran tinggi
a. High flow low concentration
- Sungkup venturi
b. Low flow high concentration
- Head box
- Sungkup Continous Positif Airway Pressure (CPAP)

Kateter Nasal
- Memberikan oksigen secara kontinyu
- Aliran 1 – 3 lt/menit
- Konsentrasi 24 – 32%
- Dalamnya kateter dari hidung sampai pharing diukur dengan cara mengukur jarak
dari telinga ke hidung

Program Studi Ilmu Keperawatan – STIKes Indramayu


- Keuntungan:
 Pemberian oksigen stabil
 Klien bebas bergerak, berbicara, makan, atau minum
 Alat murah
- Kerugian :
 Tidak dapat memberikan oksigen lebih dari 3 liter/menit
 Dapat terjadi iritasi selaput lender nasopharing
 Kateter mudah tersumbat secret
 Teknik memasukan kateter sulit
 Pada aliran tinggi terdengar aliran dari aliran oksigen pada nasopharing

Kanul nasal
- Memberikan konsentrasi oksigen antara 24 – 44%
- Aliran udara 1 – 6 lt/menit
- Konsentrasi oksigen naik 4% pada tiap kenaikan aliran 1 lt/menit
- Keuntungan:
 Pemberian oksigen stabil dengan tidal volume dan laju nafas teratur
 Baik diberikan dalam jangka waktu lama
 Pasien dapat bergerak bebas, makan, minum, dan berbicara
 Efisiensi dan nyaman untuk pasien
- Kerugian:
 Dapat menyebabkan iritasi hidung
 Konsentrasi oksigen berkurang bila pasien bernafas dengan mulut

Sungkup muka sederhana


- Merupakan system aliran rendah dengan hidung, nasopharing dan oropharing
sebagai penyimpanan anatomic
- Aliran yang diberikan 5 – 8 lt/menit, konsentrasi 40 – 60%

Rebreathing mask
Aliran yang diberikan 8 – 12 lt/menit dengan konsentrasi 40 – 60%, udara inspirasi
sebagian tercampur dengan udara ekspirasi 1/3 bagian volume ekshalasi masuk ke
kantong, 2/3 bagian keluar melalui lubang – lubang disamping.

Non rebreathing mask


 Aliran yang diberikan 8 – 12 lt/menit dengan konsentrasi 80 – 100%
 Udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
 Tidak dipengaruhi oleh udara luar

Program Studi Ilmu Keperawatan – STIKes Indramayu


Kerugian pada penggunaan sungkup/mask
- Mengikat (sungkup harus terus melekat pada pipi/wajah pasien untuk mencegah
kebocoran)
- Lembab
- Pasien tidak dapat makan, minum, atau berbicara
- Dapat terjadi aspirasi jika pasien muntah, terutama pada pasien tak sadar atau anak.

Persiapan Alat
1. Tabung oksigen.
2. Flow meter.
3. Humidifier berisi air steril.
4. Kateter nasal, kanula nasal, dan masker (standar dan nonbreathing).
5. Vaselin/jeli (pelumas steril yang larut dalam air)
6. Sarung tangan.
7. Spatel lidah.
8. Plester.
9. Kasa.
10. Senter.
11. Tanda dilarang merokok.

Prosedur
Kanula Nasal
1. Letakkan kanul pada wajah klien dengan lubang kanul masuk ke hidung dan karet
pengikat melingkar di kepala.
2. Jika kanul ingin tetap berada di tempatnya, plesterkan pada bagian wajah.
3. Alasi selang dengan kasa di bagian karet pengikat, pada bagian telingan dan tulang
pipi jika dibutuhkan.
Masker Wajah
1. Tempatkan masker kea rah wajah klien dan letakkan dari hidung ke bawah.
2. Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus menutup wajah sehingga
sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi dan dagu.
3. Ikatkan karet pengikat melingkar pada kepala klien sehingga masker terasa nyaman.
4. Alasi selang dengan kasa pada karet pengikat, pada bagian telingan dan tulang pipi
jika dibutuhkan.

Kateter Nasal
1. Ukur kateter nasal dimulai dari telingan sampai ke hidung dan diberi tanda.
2. Buka saluran udara dari tabung oksigen.
3. Berikan minyak pelumas (vaselin/jeli).
4. Masukkan ke dalam hidung sampai batas yang ditentukan.

Program Studi Ilmu Keperawatan – STIKes Indramayu


5. Lakukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belum dengan menekan
lidah klien menggunakan spatel (akan terlihat posisinya di belakang uvula)
6. Fiksasi pada daerah hidung.

Perhatian
1. Periksa klien terhadap pemberian oksigen setiap 6-8 jam.
2. Kaji cuping, sputum dan mukosa hidung, serta periksa kecepatan aliran oksigen
setiap 6-8 jam.
3. Pertahankan tinggi air pada humidifier.
4. Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respons klien.

Program Studi Ilmu Keperawatan – STIKes Indramayu


FORMAT PENILAIAN OSCE
(OBJECTIVELY STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)
PEMBERIAN OKSIGEN

Nama Mahasiswa : ..........................................


NIM : ..........................................

TINDAKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1. TAHAP PREINTERAKSI
1. Menyiapkan dan mendekatkan alat-alat ke klien
2. Mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan jika perlu
2. TAHAP ORIENTASI
1. Memberikan salam dan tersenyum kepada klien (BHSP)
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
3. Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan untuk melakukan
prosedur tindakan.
4. Menjaga privasi klien dengan memasang tirai
5. Mengatur posisi klien sesuai indikasi
3. TAHAP KERJA
SECARA UMUM
1. Periksa instruksi dokter mengenai terapi oksigen pada klien
2. Mencuci tangan sebelem dan sesudah melakukan prosedur
3. Menjelaskan prosedur pada klien dan keluarga
4. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang
dibutuhkan, biasanya 1-6 liter/menit, observasi humidifier
dengan melihat gelembung air.
5. Mengatur posisi klien semi fowler atau sesuai indikasi
6. Menggunakan sarung tangan steril.

SECARA KHUSUS
Kateter nasal
1. Mengukur kateter nasal mulai dari telinga sampai hidung,
beri tanda. Membuka saluran udara dari tabung oksigen.
2. Memberikan minyak pelumas pada selang (vaselin atau
jeli).
3. Memasukkan selang ke dalam hidung sampai batas yang
ditentukan.

Kanula nasal

Program Studi Ilmu Keperawatan – STIKes Indramayu


1. Meletakkan kanul pada wajah klien, dengan lubang kanul
masuk ke hidung dan karet pengikat melingkar ke kepala
2. Member plester pada kanul pada bagian wajah (untuk
menjaga agar tetap pada tempatnya)
3. Mengalasi selang dengan kasa pada bagian karet pengikat
pada telinga dan tulang pipi (jika dibutuhkan)

Masker wajah
1. Menempatkan masker ke arah wajah klien dan
meletakkannya dari hidung ke bawah.
2. Mengatur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker
harus menutupi wajah sehingga sangat sedikit oksigen yang
keluar lewat mata atau sekitar pipi dan dagu.
3. Mengikatkan karet pengikat melingkar pada kepala klien
sehingga masker terasa nyaman.
4. Mengalasi selang dengan kasa pada karet pengikat. Pada
bagian telinga dan tulang pipi (jika dibutuhkan)
5. Melipat ujung atas boven sampai tampak garis/pitanya.
6. Memasukkan bantal ke dalam sarungnya dan meletakkan
di atas tempat tidur dengan bagian yang terbuka di bagian
atas.
4. TAHAP TERMINASI
1. Merapikan klien dan alat-alat.
2. Mencuci tangan dengan prosedur yang benar.
3. Memperhatikan keadaan umum klien
4. Mendokumentasikan tindakan

KETERANGAN :

Program Studi Ilmu Keperawatan – STIKes Indramayu


YA : Nilai 1
TIDAK : Nilai 0
Nilai Batas Lulus : 75%

Nilai : Jumlah nilai yang didapat X 100%


Jumlah aspek yang dinilai

Nilai Akhir :

Indramayu, ..........................20.....
Penguji

(....................................................)

Program Studi Ilmu Keperawatan – STIKes Indramayu

Anda mungkin juga menyukai