Anda di halaman 1dari 10

Available online at http://journal.unipma.ac.id/index.

php/jipm
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) 6(2), 2018, 109-118

Proses Berpikir Probabilistik Mahasiswa Pendidikan Matematika


Ditinjau dari Gender di IKIP PGRI Pontianak
Dwi Oktaviana1, H. Hodiyanto2
1,2
Prodi Pendidikan Matematika, IKIP PGRI Pontianak
Jl. Ampera No. 88 Pontianak
1
Email: dwi.oktaviana7@gmail.com, Telp: +6285245833940

Article received :23 Desember 2017, article revised : 27 Januari 2018


article published: 20 Maret 2018

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan proses berpikir probabilistik mahasiswa
Pendidikan Matematika IKIP PGRI Pontianak ditinjau dari gender. Teknik pengambil sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Matematika
kelas C Sore semester V IKIP PGRI Pontianak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, pengukuran, dan dokumentasi, sedangkan instrumen pada penelitian ini adalah tes,
pedoman wawancara, dan dokumen. Hasil dari penelitian diperoleh bahwa proses berpikir
probabilistik mahasiswa laki-laki dan perempuan masuk dalam level 4 pada soal ruang sampel dimana
mahasiswa sudah dapat mendaftar semua anggota pembentuk ruang sampel dengan lengkap dan benar
serta menggunakan rumus yang tepat; terdapat perbedaan proses berpikir probabilistik antara
perempuan dan laki-laki pada kejadian dan probabilitas yaitu mahasiswa laki-laki masuk dalam level 3
sudah dapat menkonstruksikan anggota suatu kejadian dengan mengikuti pola tertentu tetapi lupa
dalam menuliskan rumus untuk menghitung nilai probabilitasnya, sedangkan mahasiswa perempuan
masuk dalam level 1 dalam mengkontruksikan anggota suatu kejadian dengan tidak mengikuti pola
tertentu. Proses berpikir probabilistik soal variabel random dan probabilitas masuk dalam level 2 yaitu
mahasiswa menuliskan notasi dalam menentukan probabilitasnya tetapi dalam menentukan semua
nilai yang mungkin untuk suatu probabilitas dengan tidak lengkap.
Kata Kunci : Berpikir Probabilistik; Gender

Probabilistic Thinking Process of Mathematics Education Students


in IKIP PGRI Pontianak : Gender Based
Abstract
The purpose of this study described the process of probabilistic thinking of Mathematics
Education students IKIP PGRI Pontianak viewed from gender. The sampling technique used
purposive sampling technique. The subjects of the study were the students of Mathematics class C
Sore Semester V IKIP PGRI Pontianak. Data completion techniques used were interview,
measurements, and documents. The result of the research showed that probabilistic thinking ability of
male and female students were included in level 4 on sample space, students have been able to register
all members of the sample space completely and correctly and used the right formula; there were
difference of probabilistic thinking ability between woman and man on occurrence and probability that
male student entering level 3 have been able to construct member of an event by following certain
pattern but forgot in writing formula to calculate its probability value, while female student entered in
level 1 in constructing members of an event by not following a particular pattern. Probabilistic
thinking ability about random variable and probability entered in level 2, student wrote notation in
determining its probability but in determining all possible values for a probability with incomplete.
Keywords : Probabilistic Thinking; Gender

Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)


ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 110
Dwi Oktaviana, H. Hodiyanto

PENDAHULUAN Salah satu proses berpikir yang menarik


Berpikir adalah salah satu aspek yang untuk dikaji adalah proses berpikir proba-
selalu dikaitkan dengan kognitif manusia dan bilistik. Probabilisitik merupakan salah satu
berpikir adalah salah satu indikator bahwa ilmu matematika yang berkaitan dengan
manusia tersebut normal atau tidak normal. ketidak pastian. Salah satu cabang statistik
Selain itu, berpikir juga sebagai pembeda yang berkaitan dengan masalah memprediksi
antara manusia dengan makhluk lainnya ka- dan berharap yaitu teori peluang (probabilisitic
rena hanya manusia yang diberikan kemam- theory). Kata peluang (probabilisitic) dapat
puan berpikir. Definisi berpikir yang dikemu- diartikan sebagai kemungkinan, harapan, pre-
diksi, dan lain-lain (Hodiyanto dan Oktaviana,
kakan oleh ahli tentu beraneka ragam, otak
2017: 97). Berpikir probabilistik adalah suatu
yang berbeda akan menghasilkan definisi
aktivitas mental dalam mengolah/memecahkan
yang berbeda pula walapun initi dari definisi
masalah probabilistik, mentranformasikannya
tersebut adalah sama. Menurut Santrock (2008:
357) berpikir adalah memanipulasi atau ke dalam memori dan membuat suatu kesim-
mengelola dan mentrasnformasi informasi pulan. Oleh sebab itu yang dimaksud dengan
dalam memori. Dari definisi ini berpikir proses berpikir probabilistik adalah cara ber-
berarti menganalisis dan mengolah data yang pikir dalam menyelesaikan tugas berpikir
diterima ke dalam memori atau otak. probabilistik.
Menurut Siswono (2008: 12) berpikir Berdasarkan hasil penelitin Sharma (2012)
adalah suatu kegiatan mental yang dialami menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak
seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu memiliki gagasan yang jelas tentang kons-
masalah atau situasi yang harus dipecahkan. truksi probabilitas. Sementara hasil penelitian
Sejalan dengan pendapat Siswono (2008: 12) Arif (2014) juga menunjukan hasil yang
tersebut adalah definisi berpikir yang diung- tidak jauh berbeda. Sebanyak enam orang
kapkan oleh Reggiero (Siswono, 2008: 13) siswa kelas VII SMP Negeri 13 Malang yang
yang mengatakan bahwa berpikir adalah menjadi subjek penelitian, hanya 2 orang
suatu aktivitas mental untuk membantu mem- yang berada pada level 4, sedangkan 4 orang
formulasikan atau memecahkan sutu masalah, lainnya berada pada level di bawah 4.
membuat suatu keputusan, atau memenuhi Mahyudi (2017) proses berpikir probabilistik
hasrat keingintahuan. Pendapat ini menun- siswa tidak dapat dilihat dari faktor usia saja.
jukkan bahwa ketika seseorang merumuskan Beberapa siswa menunjukkan bahwa tingkat
suatu masalah, memesan masalah, ataupun berpikir probabilistik mereka berada pada
ingin memahami sesuatu maka ia melakukan level di bawah usia mereka. Hasil penelitian
aktivitas berpikir. Taram (2017) bahwa siswa yang memiliki
Mujtaba & Kennedy (2005: 229) meng- gaya belajar field dependent berada pada
katakan bahwa thinking is the process of lever 2 sedangkan field independent berada
formulating, concisely understanding, reasoning,
pada level 4. Penelitian Hodiyanto dan
or reflecting in one’s mind yang artinya Oktaviana (2017: 104) bahwa rata-rata per-
berpikir adalah suatu proses perumusan, pe- sentase analisis berpikir probabilistik yang
mahaman, penalaran, atau refleksi dalam pi- paling besar pada level 4 sebesar 43,55%,
kiran seseorang. Menurut Sumarmo (Mahyudi, sedang pada masing-masing sub materi pada
2017: 56), istilah berpikir matematis materi “ruang sampel” persentase yang paling
(mathematical thinking) diartikan sebagai cara besar pada level 4 sebesar 88,34%, materi
berpikir berkenaan dengan proses matematika “kejadian dan probabilistiknya” persentase
(doing math) atau cara berpikir dalam me- yang paling besar pada level 3 sebesar
nyelesaikan tugas matematis (mathematical 48,04%, dan untuk materi “variabel random
task) baik yang sederhana maupun yang dan probabilistiknya” persentase yang paling
kompleks. besar pada level 2 sebesar 58,83%. Hasil
penelitian ini menunjukkan perbedaan di setiap
Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)
ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 111
Dwi Oktaviana, H. Hodiyanto

levelnya sehingga penelitian selanjutnya pe- siswa perempuan Program Studi Pendidikan
neliti ingin melihat proses berpikirnya ditin- Matematika IKIP PGRI Pontianak dalam
jau dari gender. Oleh sebab itu, penelitian ini mempelajari mata kuliah Teori Peluang?
adalah lanjutan dari penelitian tersebut.
Selain itu, dalam mengkaji proses berpikir ini METODE
peneliti juga ingin melihat perbedaan proses Metode penelitian yang digunakan dalam
berpikir probabilistik dari gender (laki-laki penelitian ini dalah penelitian kualitatif. Bentuk
dan perempuan), serta mengidentifikasi proses penelitian yang digunakan adalah penelitian
berpikir probabilistik laki-laki dan perem- studi kasus. Penelitian studi kasus adalah
puan ditinjau dari level berpikir probabilistik. penelitian yang lebih cocok bila pokok per-
Gender memiliki pengaruh yang besar tanyaan suatu penelitian berkenaan dengan
terhadap hasil belajar siswa karena perbe- how dan why, bila peneliti hanya memiliki
daaan dari stye dari laki-laki dan perempuan, sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-
sehingga mengakibatkan perbedaan hasil peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana
belajar dari perempuan dan laki-laki tersebut focus penelitiannya terletak pada fenomena
Mondoh (2000) dan Nizoloman (2013). komtemporer di dalam konteks kehiduan
Menurut Wood (Suharyani dalam Hodiyanto, nyata (Yin, 2015: 1).
2014: 32) menyatakan bahwa perkembangan
gender juga dapat dilihat dariperkembangan Ruang Lingkup Penelitian
otak. Selanjutnya Wood menjelaskan bahwa
pada laki-laki lebih berkembang otak kirinya Dalam penelitian terdiri dari dua variabel,
sehingga dia mampu berpikir logis, berpikir yaitu: berpikir probabilistik dan gender. Ber-
abstrak, dan berpikir analitis. Pada perem- pikir probabilistik adalah suatu aktivitas mental
puan lebih berkembang otak kanannya, se- dalam mengolah/memecahkan masalah pro-
hingga dia cenderung beraktifitas secara babilistik, mentransformasikannya ke dalam
artistic, holistik, imajinatif, berpikir intutif, memori dan membuat suatu kesimpulan.
dan beberapa kemampuan visual. Menurut Gender adalah atribut yang mengarah pada
Kondor, 2014, Pietsch & Jansen, 2012 laki-laki dan perempuan.
(Hodiyanto, 2017: 26) bahwa berbagai hasil
penelitian menunjukkan perbedaan hasil Sampling
belajar siswa laki-laki dan perempuan pada Teknik pengambilan sampel dalam
materi yang berkaitan dengan spasial, dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
teori peluang/statistika ada beberapa materi sampling. Teknik purposive sampling adalah
yang berkaitan dengan dua dimensi/kurva teknik penentuan sampel dengan pertimbang-
(spasial). an tertentu (Sugiyono, 2011:124). Melalui
Berdasarkan studi pendahuluan tersebut, teknik purposive sampling tersebut sampel
peneliti mencoba untuk mengkaji lebih dalam yang diperoleh adalah mahasiswa kelas C
terkait proses berpikir probabilistik maha- sore semester V Program Studi Pendidikan
siswa Program Studi Pendidikan Matematika Matematika. Terpilihnya kelas C sore sebagai
IKIP PGRI Pontianak ditinjau dari gender subjek penelitian dengan pertimbangan: (1)
dalam mempelajari mata kuliah Teori Pelu- peneliti mengajar di kelas tersebut sehingga
ang tahun akademik 2016/2017. Berdasarkan mempermudah dalam pengambilan data, (2)
latar belakang di atas maka rumusan masalah Belum ada penelitian mengenai proses berpikir
dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana- di kelas C sore tersebut. Adapun mahasiswa
kah proses berpikir probabilistik mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini
laki-laki Program Studi Pendidikan Matema- dapat dilihat pada tabel 1.
tika IKIP PGRI Pontianak dalam mempel-
ajari mata kuliah Teori Peluang? (2) bagai-
manakah proses berpikir probabilistik maha-
Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)
ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 112
Dwi Oktaviana, H. Hodiyanto

Tabel 1. Sampel dalam Penelitian Menurut Nawawi (2012: 133) pengukuran


Kode berarti usaha untuk mengetahui suatu keada-
No Gender
Mahasiswa an berupa kecerdasan, kecakapan nyata
1 S1 Laki-laki (achievement) dalam bidang tertentu, panjang,
2 S2 Perempuan
berat dan lain-lain dibandingkan dengan norma
3 S3 Laki-laki
4 S4 Perempuan tertentu. Data yang dikumpulkan dan diolah
melalui pengukuran ini adalah data kuanti-
Teknik dan Alat Pengumpul Data tatif. Oleh sebab itu, sesuai dengan teknik
pengukuran tersebut maka alat pengumpul
Teknik pengumpulan data digunakan untuk
data yang digunakan dalam penelitian ini
mendapat data yang dibutuhkan dalam pene-
adalah tes berpikir probabilistik yang ber-
litian. Jadi, teknik pengumpul data tergan-
jumlah 4 soal berbentuk essai yang berkitan
tung dengan data apa yang dibutuhkan dalam
dengan teori peluang. Tes/soal diberikan
penelitian untuk menjawab rumusan masalah
kepada mahasiswa tersebut juga sebagai soal
yang dibuat oleh peneliti. Oleh sebab itu,
MID semester. Dalam menganalisis soal
teknik pengumpul data yang digunakan dalam
tersebut digunakan pedoman pelevelan yang
penelitin ini adalah wawancara, pengukuran
dikemukakan oleh Taram (2016: 4). Pedoman
dan dokumentasi. pelevelan berpikir probabilistik dapat dilihat
pada tabel 2.

Tabel 2. Pedoman Pelevelan Berpikir Probabilistik


Sub Pokok Level 2 Level 3 (Informal
Level 1 (Subyektif) Level 4 (Numerical)
Bahasan (Transitional) Quantitative)
Ruang Sampel 1. Mengkontruksik 1. Membuat 1. Mengkontruksi- 1. Melakukan
an anggota ruang sketsa gambar kan anggota perhitungan jumlah
sampel tanpa pembentukan ruang sampel anggota ruang
pola tertentu ruang sampel dengan pola sampel dengan
2. Menuliskan tertentu rumus kombinasi
notasi untuk 2. Menuliskan
ruang sampel semua titik
sampel dalam
suatu himpunan
3. Menuliskan
notasi jumlah
anggota ruang
sampel
Kejadian dan 1. Mengkontruksi- 1. Mendefinisi- 1. Mengkontruksi- 1. Menuliskan rumus
Probabilitasnya kan anggota kan suatu kan anggota suatu untuk menghitung
suatu kejadian kejadian dari kejadian dengan nilai probabilitas
dengan tidak ruang sampel meng-ikuti pola suatu kejadian
mengikuti pola terten-tu 2. Menentukan nilai
tertentu 2. Menuliskan probabilitas suatu
semua anggota kejadian
kejadian sesuai
dengan definisi
yang dibuat
Variabel 1. Menuliskan 1. Menuliskan 1. Membuat 1. Menentukan nilai
Random dan notasi semua notasi dari diagram panah probabilitas untuk
Probabilitasnya titik sampel variabel untuk semua nilai semua harga
2. Menentukan random X(a) dari X(a) variabel random
semua nilai yang 2. Menentukan 2. Menggambar 2. Mengkontruksikan
mungkin untuk semua nilai grafik distribusi table distribusi
X(a) tidak yang mungkin probabilitas probabilitas
lengkap untuk X(a) variabel random

Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)


ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 113
Dwi Oktaviana, H. Hodiyanto

dengan lengkap 3. Memverifikasi


dan benar jumlah nilai
probabilitasnya
sama dengan 1
Diadaptasi dari Taram (2016: 4)

Teknik yang digunakan selanjutnya adalah dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik,
wawancara dan dokumentasi, sedangankan yaitu teknik wawancara dan teknik pengukur-
alat pengumpul data yang digunakan adalah an.
pedoman wawancara dan dokumen. Wawan-
cara adalah merupakan pertemuan dua orang HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk bertukar informasi dan ide melalui Pengumpulan data pada penelitian ini
Tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan dengan teknik pengukuran terhadap subjek
makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg penelitian dengan dilihat berdasakan gender,
dalam Sugiyono, 2011: 317). dan metode wawancara terhadap 4 mahasis-
wa dengan 2 mahasiswa dengan gender laki-
Teknik Analisis Data laki dan 2 mahasiswa dengan gender perem-
Tahapan analisis data dalam penelitian ini puan. Analisis data dilakukan peneliti dengan
adalah reduksi data, penyajian data, dan berpedoman pada kriteria pelevelan proses
verification. Menurut Sugiyono (2011: 338- berpikir probabilistik yang dikembangkan
345) mereduksi data berarti merangkum, oleh Jones dkk, dengan mengidentifikasikan
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan seberapa besar presentase untuk tiap-tiap
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan materi pada sub pokok bahasan pada masing-
polanya dan membuang yang tidak perlu. masing 4 level.
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk Dari hasil jawaban terlihat bahwa maha-
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori siswa baik dari gender laki-laki maupun
dan sejenisnya dengan mendisplaykan data perempuan dapat menyelesaikan soal tentang
maka akan memudahkan untuk memahami ruang sampel dengan kedua gender baik laki-
apa yang terjadi, merencanakan kerja selan- laki mapun perempuan dominan masuk ke
jutnya berdasarkan apa yang telah difahami dalam level 4, pada soal tentang kejadian dan
tersebut. Verification atau kesimpulan dalam probabilitasnya mahasiswa masih belum
penelitian ini adalah diskripsi atau gambaran dapat menyelesaikan soal baik dari gender
suatu objek yang sebelumnya masih remang- laki-laki maupun perempuan terlihat maha-
remang atau belum jelas. siswa ketika mengerjakan soal berhubungan
dengan peluang dengan teknik membilang
Validitas Data pada gender laki-laki masuk pada level 3
Menurut Sugiyono (2011: 119) dalam namun gender perempuan dominan masuk ke
penelitian kualitatif, temuan atau data dapat level 1, pada soal peluang bersyarat terlihat
dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan kedua gender masuk ke dalam level 3,
antara yang dilaporkan peneliti dengan apa sedangkan soal peluang dua peristiwa saling
yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang bebas terlihat mahasiswa dapat mengerjakan
diteliti. Triangulasi merupakan cara yang pa- soal dengan keduanya masuk dalam level 4,
ling umum digunakan bagi peningkatan vali- dan pada soal variabel random dan probabi-
ditas data dalam penelitian kualitatif. Untuk litasnya terlihat mahasiswa juga belum dapat
menjamin kebenaran data yang dikumpulkan menyelesaikan soal dengan kedua gender baik
perlu dilakukan validitas data. Secara umum laki-laki mapun perempuan dominan masuk
dalam penelitian kualitatif teknik pengem- ke dalam level 2.
bangan validitas data yang digunakan adalah Selanjutnya, hasil jawaban mahasiswa di-
teknik triangulasi. Triangulasi yang digunakan analisis dengan hasil wawancara yang mewa-

Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)


ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 114
Dwi Oktaviana, H. Hodiyanto

kili masing-masing gender dengan mengam- nya P (1 < x < 4) mahasiswa memasukkan
bil 2 orang mahasiswa dari masing gender semua anggota peluang dari 1 sampai 4 pada-
dimana dipilih mahasiswa yang dapat berko- hal yang hanya dicari adalah 2 dan 3 berarti
munikasi dengan baik diperoleh informasi disini mahasiswa sudah benar dalam mencari
sebagai berikut: fungsi f(x) namun mahasiswa belum dapat
menentukan semua anggota untuk mencari
1. Mahasiswa S1 merupakan gender laki-laki. peluangnya. Berdasarkan wawancara yang
Berikut disajikan hasil pekerjaan dilakukan dengan mahasiswa S1 diperoleh
mahasiswa S1 terkait proses pekerjaan yang informasi bahwa mahasiswa dalam menentu-
belum memasuki level 4 dapat dilihat pada kan kejadian dan probabilitasnya disini ma-
gambar 1. hasiswa menyelesaikan soal dengan mengerti
terhadap perintah soal yang diberikan sehing-
ga ketika menjawab soal mahasiswa benar
dalam menentukan peluang yang diminta
namun mahasiswa mengakui lupa dalam me-
nuliskan rumus untuk menghitung nilai pro-
babilitas tersebut dan ketika mengerjakan
soal tentang variabel random dan probabili-
tasnya disini mahasiswa memahami dalam
mencari nilai c pada fungsi yang diminta
dengan memberi keterangan jumlah dalam
suatu peluang itu adalah 1 namun ketika
menentukan probabilitasnya mahasiswa meng-
akui kesalahan yang dilakukan karena kurang
teliti melihat tanda yang dituliskan pada soal.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
diperoleh informasi yang sesuai antara hasil
analisis jawaban mahasiswa dengan hasil
wawancara.

2. Mahasiswa S2
Gambar 1. Hasil Jawaban Mahasiswa S1 Mahasiswa S2 merupakan gender
perempuan. Berikut disajikan hasil pekerjaan
Dari gambar 1 tentang hasil analisis data
mahasiswa S2 terkait proses pekerjaan yang
terhadap hasil jawaban mahasiswa S1 diper-
belum memasuki level 4 dapat dilihat pada
oleh mahasiswa dalam menyelesaikan soal
gambar 2.
terkait ruang sampel masuk dalam level 4
dimana mahasiswa sudah dapat mendaftar
semua anggota pembentuk ruang sampel de-
ngan lengkap dan benar. Dalam menyele-
saikan soal terkait kejadian dan probabi-
litasnya masuk dalam level 3 dimana jawaban
mahasiswa sudah benar namun dalam proses
pekerjaan mahasiswa tidak menuliskan dengan
lengkap rumus dalam menyatakan peluang,
sedangkan dalam menyelesaikan soal terkait
variabel random dan probabilitasnya maha-
siswa masuk dalam level 2 dikarenakan
mahasiswa dalam menentukan probabilitas-

Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)


ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 115
Dwi Oktaviana, H. Hodiyanto

dalam menentukan probabilitasnya mahasiswa


tidak memahami nilai probabilitas untuk
anggota yang akan dicari sehingga ketika
menghitung P (1 < x < 4) mahasiswa meng-
hitung semua anggota dari f(1) sampai f(4)
padahal ketika melihat tanda yang dimaksud
yang dicari hanya f(2) dan f(3) maka maha-
siswa masuk dalam level 2. Berdasarkan wa-
wancara yang dilakukan dengan mahasiswa
S2 diperoleh informasi bahwa ketika menye-
lesaikan soal kejadian dan probabilitasnya
mahasiswa mengakui kurang memahami dalam
menentukan ratusan, puluhan hingga satuan
sesuai dengan perintah soal yang ditentukan
sehingga dalam mengerjakan soal mahasiswa
mengerjakan dengan cara mencoba-coba ber-
arti mahasiswa tidak dapat mengkonstruksi-
kan anggota suatu kejadian dengan tidak
mengikuti pola tertentu, sedangkan pada soal
tentang variabel random dan probabilitasnya
mahasiswa mengakui tidak memahami dalam
Gambar 2. Hasil Jawaban Mahasiswa S2 menghitung nilai probabilitasnya sehingga
ketika mengerjakan soal mahasiswa menulis-
Dari gambar 2 tentang hasil analisis kan semua anggota dari f(1) sampai f(4).
data terhadap hasil pekerjaan mahasiswa S2
diperoleh bahwa mahasiswa dapat menger- 3. Mahasiswa S3 merupakan gender laki-
jakan soal tentang ruang sampel dengan benar laki.
dan lengkap, mahasiswa sudah dapat men- Berikut disajikan hasil pekerjaan
daftar semua anggota pembentuk ruang mahasiswa S3 terkait proses pekerjaan yang
sampel dengan lengkap dan benar sehingga belum memasuki level 4 dapat dilihat pada
mahasiswa masuk dalam level 4. Dalam me- gambar 3.
nyelesaikan soal kejadian dan probabilitas-
nya mahasiswa masuk dalam level 1 dikare-
nakan mahasiswa tidak mengkontruksikan
anggota suatu kejadian yang ditentukan
dengan mengikuti pola tertentu terlihat pada
jawaban mahasiswa menjawab n(A) adalah
40 padahal jika mahasiswa mengikiti pola
tertentu dengan benar diperoleh jawaban
n(A) adalah 80 sehingga terdapat perbedaan
dengan gender laki-laki. Hal ini sesuai
penelitian Yenilmez, Sungur dan Tekkaya
(2006: 4) yang menyimpulkan bahwa anak
laki-laki memiliki kinerja secara signifikan
lebih unggul dibandingkan anak perempuan
dalam berpikir probabilistik. Soal terkait
variabel random dan probabilitasnya, terlihat
mahasiswa dapat menentukan nilai dari
fungsi f(x) yang dicari yaitu nilai c namun
Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)
ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 116
Dwi Oktaviana, H. Hodiyanto

Berikut disajikan hasil pekerjaan


mahasiswa S4 terkait proses pekerjaan yang
belum memasuki level 4 dapat dilihat pada
gambar 4.

Gambar 3. Hasil Jawaban Mahasiswa S3

Dari gambar 3 diperoleh informasi


bahwa mahasiswa menyelesaikan soal tentang
ruang sampel masuk dalam level 4 karena
mahasiswa dalam menjawab soal mencari
anggota dari ruang sampel sudah benar dan
lengkap. Ketika menyelesaikan soal kejadian
dan probabilitasnya terlihat mahasiswa sudah
benar dalam menjawab soal namun dalam
proses pengerjaan mahasiswa tidak menuliskan
dengan lengkap mana anggota dari peluang
dan rumus dalam menyatakan peluang yang
dicari sehingga masuk dalam level 3. Pada
menyelesaikan soal tentang variabel random
dan probabilitasnya terlihat mahasiswa tidak
selesai dalam mengerjakan soal ketika
mencari nilai c tidak ditemukan dan peluang
dari soal juga tidak terjawab sehingga masuk
dalam level 1. Berdasarkan wawancara
dengan mahasiswa S3 diperoleh informasi
bahwa mahasiswa ketika menyelesaikan soal
tentang kejadian dan probabilitasnya meng-
akui lupa menuliskan rumus dari mencari
peluang atau probabilitasnya namun menge-
tahui dalam mencari banyaknya anggota pe-
luang maupun banyak anggota dari ruang
sampel. Ketika menyelesaikan soal tentang Gambar 4. Hasil Jawaban Mahasiswa S4
variabel random dan probabilitasnya diper-
oleh informasi bahwa mahasiswa tidak me- Dari gambar 4 terlihat bahwa mahasiswa
nyelesaikan soal dikarenakan tidak mema- dalam menyelesaian soal ruang sampel masih
hami penyelesaian soal dan kehabisan waktu mengalami kesalahan pada mengerjakan soal
dalam menyelesaikan soal. yang b terlihat mahasiswa tidak selesai
mengerjakan dikarenaka ketika melakukan
1. Mahasiswa S4 merupakan gender operasi mahasiswa melakukan kesalahan
perempuan. walaupun dalam memasukkan peluang tiap
anggota telah benar dan menuliskan bahwa
Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)
ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 117
Dwi Oktaviana, H. Hodiyanto

jumlah suatu peluang adalah 1 maka maha- gender laki-laki dan perempuan pada ruang
siswa S4 masuk dalam level 3. Dalam me- sampel, kejadian dan probabilitas, serta
nyelesaikan soal tentang kejadian dan proba- variabel random dan probabilitas yaitu
bilitasnya terlihat mahasiswa sudah benar mahasiswa gender laki-laki dan perempuan
dalam menyetakan banyak anggota dari suatu masuk dalam level 4 pada soal ruang sampel
kejadian dan banyak anggota dari ruang disini mahasiswa sudah dapat mendaftar
sampel namun mahasiswa tidak menuliskan semua anggota pembentuk ruang sampel
rumus dalam menyatakan peluang maka dengan lengkap dan benar, mahasiswa
masuk dalam level 3. Pada saat menyele- menyebutkan dengan pasti peluang suatu
saikan soal tentang variabel random dan pro- kejadian secara numerik. Proses berpikir
babilitasnya terlihat mahasiswa sudah benar probabilistik pada kejadian dan probabilitas
dalam menentukan nilai c yang dicari namun terdapat perbedaan pola berpikir antara
ketika mencari probabilitasnya mahasiswa gender perempuan dan laki-laki yaitu
melakukan kesalahan dikarenakan mahasiswa mahasiswa gender laki-laki sudah dapat
memasukkan semua anggota pada batasan menkonstruksikan anggota suatu kejadian
peluang yang dicari tanpa memperhatikan dengan mengikuti pola tertentu tetapi lupa
tanda pertidaksamaan yang dimaksud sehing- dalam menuliskan rumus untuk menghitung
ga mahasiswa masuk dalam level 2. Berda- nilai probabilitasnya, sedangkan mahasiswa
sarkan wawancara dengan mahasiswa S4 gender perempuan mengkontruksikan anggota
didapat informasi bahwa ketika mengerjakan suatu kejadian dengan tidak mengikuti pola
soal ruang sampel mahasiswa mengakui tertentu. Proses berpikir probabilistik soal
salah dalam melakukan operasi sehingga variabel random dan probabilitas masuk dalam
mendapat jawaban yang salah, pada soal level 2 yaitu mahasiswa menuliskan notasi
terkait kejadian dan probabilitasnya maha- dalam menentukan probabilitasnya tetapi
siswa mengakui lupa dalam menuliskan rumus dalam menentukan semua nilai yang mung-
dari peluang namaun mahasiswa memahami kin untuk suatu probabilitas dengan tidak
perhitungan terkait peluang yang dicari, lengkap.
sedangkan pada soal terkait variabel random
dan probabilitasnya mahasiswa mengakui Saran
tidak memahami dalam menghitung peluang Hasil penelitian ini bisa dilanjutkan
yang dimaksud jadi tanpa memperhatikan oleh penelitian berikutnya dengan melihat
batasan dari soal mahasiswa melakukan per- dari tinjauan yang berbeda seperti berpikir
hitungan peluang dengan semua anggotanya. logis karena ada beberapa penelitian yang
mengatakan bahwa terdapat irisan antara
SIMPULAN DAN SARAN berpikir logis dengan berpikir probabilistik.
Selain itu, peneliti juga bisa menerapkan
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pem- pembelajaran yang berorientasi pada berpikir
bahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa probabilistik
proses berpikir probabilistik mahasiswa

DAFTAR PUSTAKA
Arif, S. 2014. Proses Berpikir Siswa SMP Hodiyanto, H. (2014). Meningkatkan
pada level Berpikir Probabilistik dalam Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Mengkonstruksi Konsep Peluang Ber- Melalui Pembelajaran Pemecahan
dasarkan Teori APOS. Tesis Tidak Masalah Ditinjau dari Gender pada
Diterbitkan: Program Studi Pendidikan Materi Himpunan. Jurnal Pendidikan
Matematika Pascasarjana Universitas Informatika dan Sains, 3 (1), 27-41.
Negeri malang. Retrieved from
Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)
ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), Maret 2018- 118
Dwi Oktaviana, H. Hodiyanto

http://journal.ikippgriptk.ac.id/index.ph Nizoloman, O. N. (2012). Relationship


p/saintek/article/view/203/202 between mathematical ability and
Hodiyanto, H. (2017). Pengaruh model achievement in mathematics among
pembelajaran problem solving terhadap secondary school students in bayelsa
kemampuan komunikasi matematis state Nigeria. Procedia Social and
ditinjau dari gender. Jurnal Riset Behavioral sciences. 106, 2230-2240.
Pendidikan Matematika, 4 (4), 219- Santrock, J. W. 2008. Psikologi Pendidikan
228. Retrieved from https://journal.uny. Edisi Kedua. Jakarta: Kencana
ac.id/index.php/jrpm/article/view/1577 Prenada Media Group.
0/10191 Sharma, S. 2012. Cultural Influences in
Hodiyanto, H. & Oktaviana, D. 2017. Probabilistic Thinking. Journal of
Analisis Berpikir Probabilistik Maha- Mathematics Research; Vol. 4, No.
siswa Pendidikan Matematika IKIP 5, ISSN 1916-9795 E-ISSN 1916-
PGRI Pontianak dalam Mata Kuliah 9809, doi:10.5539/jmr.v4n5p63
Teori Peluang. Seminar Nasional URL: http://dx.doi.org/10.5539/jmr.
Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP v4n5p63.
PGRI Pontianak di Pontianak, 14 Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Oktober 2017. http://ocs.ikippgriptk. Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
ac.id/index.php/SNPMTI/presentations/p Kualitatif, dan R&D). Bandung:
aper/view/12/12. Alfabeta.
Mondoh, H. O. (2000). A comparison of Taram, A. 2016. Proses Berpikir Probabi-
Activities carried out by Boys and Girls listik Mahasiswa S1 Pendidikan
during their free time in Relation to Biologi JPMIPA FKIP UAD Pada
their Achievement in mathematics. A Pokok Bahasan Teori Probabilitas.
case of Eldoret municipality, Kenya. AdMathEdu. Vol.6 No.1.
Journal of Education and Human Taram, A. 2017. Probabilistic Thinking
Resources, 1, 49-56. Ability of Students Viewed from
Mujtaba, B. G. dan Kennedy, J. W. 2005. Their Field Independent and Field
Facilitating Trough Collaborative Dependent Cognitive Style. Journal
Reflection To Accommodate of Physics: Conf. Series (824).
Diverse Learning Style For Long- Yenilmez, Ayse, dkk. 2005. Investigating
Term Retention. Development in Student's Logical Thnking Abilities:
Business Simulations and The effects of gender and grade
Experiential Learning. Vol. 32, Pp. levell: Hacettepe Universitesi Egitim
224-232. Fakultesi Dergisi 28:219-225.
Nawawi, H. (2012). Metode Penelitian Bidang Yin, R. K. 2015. Studi Kasus, Desain dan
Sosial. Yogjakarta : Gajah Mada Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo
University Press. Persada.

Copyright © 2018, JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika)


ISSN 2301-7929 (print), ISSN 2502-1745 (online)

Anda mungkin juga menyukai