Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

Desa memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam sistem pemerintahan Indonesia
mengingat bahwa desa merupakan satuan pemerintahan terkecil yang memiliki peranan
fundamental bagi negara. Desa juga dapat dipahami sebagai lembaga asli pribumi yang
mempunyai wewenang mengatur rumah tangganya sendiri berdasarkanhukum adat (Soetardjo
dalam Nurcholis, 2011:20). Berdasarkan tinjauan geografis desa merupakan suatu hasil
perwujudan geografis, sosial, politik, kultural, yang terdapat di suatu daerah serta memiliki
hubungan timbal balik dengan daerah lain ( R. Bintarto, 1989) Desa mempunyai otonomi yang
disebut dengan otonomi desa dan perlu ditegaskan bahwa otonomi desa bukan diberikan oleh
negara tetapi otonomi desa berasal dari desa itu sendiri. Dengan pemahaman bahwa Desa
memiliki kewenangan untuk mengurus dan mengatur kepentingan masyarakatnya sesuai
dengan kondisi dan sosial budaya setempat, maka posisi desa yang memiliki otonomi asli sangat
strategis sehingga memerlukan perhatian yang seimbang terhadap penyelenggaraan otomi
daerah. Karena dengan otonomi Desa yang kuat akan mempengaruhi secara signifikan
perwujudan otomi daerah. Pengertian desa sangat beragam, artinya sangat tergantung dari
sudut mana melihat desa. Perspektif geografi misalnya, desa dimaknai sebagai tempat atau
daerah, dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama dan mereka dapat menggunakan
lingkungan setempat untuk mempertahankan, melangsungkan dan mengembangkan
kehidupannya. . Dijelaskan desa bercirikan dengan , tingkat pendidikan yang relatif rendah,
pencaharian umumnya dari sektor pertanian. Bahkan terdapat kesan bahwa pemahaman umum
memandang desa sebagai tempat bermukim para petani. Akan tetapi saat ini pandangan
tentang desa mulai berubah seiring perkembangan tata pemerintahan.

B. Temuan Masalah/ Kasus-Kasus Dana Desa

1. Contoh yang paling banyak ditemui yaitu tentang kasus korupsi dana desa di Bangka
Belitung yang dilakukan oleh kepala desa dan ketua BPD beserta jajarannya (Iskandar:
2015). Kasusnya adalah dana yang seharusnya dimasukkan ke APBDesa berjumlah Rp.
1milyar berkurang menjadi Rp. 465 juta dan dibelanjakan 1 unit kendaraan truk seharga Rp.
340 juta sedangkan Rp. 25 juta dibagikan kepada anggota BPD di rumah kediaman ketua
BPD, dan disinyalir sumbangan dana dari pihak ketiga disimpan di rekening pribadi serta
adanya dugaan praktek gratifikasi dan penyalahgunaan wewenang oleh pemerintah desa.
Kasus penyimpangan lainnya, tiga kepala desa dan seorang carik di kabupaten Kendal, Jawa
Tengah, tersangkut kasus korupsi Alokasi Dana Desa dan tanah bengkok (Kompas.com)
Adapun daerah mana disebutkan

2. HS, Kepala Desa (Kades) Slendra, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat,
terjerat kasus korupsi anggaran dana desa (ADD). HS menggunakan ADD untuk kepentingan
pribadinya. "Tersangka berinisial HS. Seorang kuwu (kepala desa)," kata Kapolresta Cirebon
Kombes Pol M Syahduddi kepada awak media saat konferensi pers di Mapolresta Cirebon,
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (7/10/2020).Syahduddi menerangkan pengungkapan
kasus korupsi yang dilakukan HS itu berdasarkan laporan Inspektorat Kabupaten Cirebon.
Polisi mengamankan barang bukti uang sebesar Rp 67 juta.Hasil audit inspektorat ada
kerugian uang negara sebesar Rp 128 juta. Tersangka ini menyelewengkan ADD untuk tahun
2016-2017. Waktu itu masih menjabat sebagai kades, sekarang sudah dinonaktifkan," kata
Syahduddi.Syahduddi menerangkan berkas kasus korupsi yang dilakukan HS sudah
dinyatakan lengkap. Dalam waktu dekat pihak kepolisian akan menyerahkan barang bukti
dan tersangka ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumber Kabupaten Cirebon.
Akibat perbuatannya pelaku dijerat UU Nomor 20/2001 tentang tindak pidana korupsi
dengan ancaman hukuman kurungan penjara minimal empat tahun, maksimal 20 tahun.

3. Program Dana Desa terhadap pendapatan masyarakat tani Jenis kegiatan yang diusulkan
untuk bidang sarana dan prasarana bersifat open menu, artinya masyarakat dapat
mengusulkan apa saja sejauh usulan tersebut tidak termasuk negative list (daftar
pelarangan). Semua usulan masyarakat semestinya sesuai dengan tujuan bidang prasarana
dan sarana dana desa, yaitu benar-benar dibutuhkan masyarakat, diyakini dapat
mendukung peningkatan pendapatan masyarakat tani, derajat kesehatan, pendidikan dan
peningkatan kapasitas masyarakat, serta memperhitungkan aspek hasil pertanian
masyarakat. Contoh jenis sarana dan prasarana yang dapat didanai oleh dana desa yaitu:
Jalan (kontruksi perkerasan sirtu) saluran drainase (parit), jembatan, bibit pertanian, air
bersih, listrik, pompa air, irigasi (saluran irigasi) guna untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat tani Meskipun demikian konsistensi program bukan hanya sebatas membangun
program fisik, namun lebih dimasukan menyiapkan tatanan sosial masyarakat yang lebih
baik sekaligus memberdayakan agar mampu mengakses manfaat program fisik secara
optimal bagi perbaikan pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan adanya bantuan sarana
dan prasarana ada perubahan yang terjadi baik itu pada sikap, apakah semakin positif atau
malah berubah menjadi negatif,minim komunikasi dalam hal pelaksanaan ini tentu
bergantung pada aspirasi masing-masing (Departemen dalam negeri, 2007)

C. Ringkasan Inti dari semua masalah kasus

Pengelolaan dana desa diperlukan mekanisme kontrol dari masyarakat agar dapat dipergunakan
tepat sasaran yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah desa dalam hal
pengelolaan dana desa ini dituntut untuk akuntabel dan transparan agar dana tidak
diselewengkan. Badan Permusyawaratan Desa seharusnya bisa menjalankan perannya secara
sungguh-sungguh khususnya dalam pengelolaan dana desa. Badan Permusyawaratan Desa tidak
perlu ragu dalam menjalankan fungsi pengawasan karena sudah ada Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah yang menjadi payung hukum yang jelas. Tidak dapat dipungkiri bahwa
pelaksanaan program pembangunan memerlukan adanya faktor yang mendukung
terselenggaranya suatu program kegiatan yang bermutu, tepat waktu dan tepat sasaran dengan
mengaktifkan secara efektif faktor pendukung berupa keterlibatan masyarakat.
Harus ada check and balance dalam hal ini agar dapat meminimalisir penyalahgunaan dana
desa. Kesesuian Badan Permusyawaratan Desa dalam pengelolaan dana desa sangat penting
karena akan mempengaruhi terlaksanannya pemerintahan daerah khususnya desa. Peran Badan
Permusyawaratan Desa harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.

D. Saran & Kesimpulan

A. Berdasarkan uraian dan temuan kasus kasus masalah yang ada sebelumnya maka untuk
memperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh terdapat beberapa kesimpulan yaitu :

1. secara umum dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan telah di dilaksanakan oleh
pemerintah Dana Desa di Bangka Belitung yang dilakukan oleh kepala desa dan ketua BPD
beserta jajarannya (Iskandar: 2015). Namun pada pelaksanaannya di lapangan belum bisa
dikatakan telah berjalan sesuai dengan apa yang kemudian diharapkan, misalnya dari sisi
perencanaan dana Desa Bangka Belitung sama sekali tidak melibatkan masyarakat dalam
pengambilan keputusan. Dari sekian banyak perencanaan kegiatan yang dibuat, terdapat
banyak kegiatan yang belum terealisasi karena keterbatasan jalan darat yang belum ada
sehingga pelaksanaan kegiatannya belum berjalan secara optimal dan lebih banyak
mengeluarkan biaya dalam proses pembangunan di Desa.

2. Kurangnya koordinasi oleh kepala desa Cirebon dalam pelaksanaan teknis pengelolaan
Dana Desa, sumber daya perangkat desa masih belum memadai dapat diatasi dengan
melibatkan tenaga ahli baik dari kecamatan maupun dinas instansi terkait dalam
pengelolaan program kegiatan yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan pemerintahan
desa, bahkan kurangnya pemahaman tentang peraturan perundang-undangan yang
mengatur Dana Desa, harus diatasi melalui pendampingan dan bimbingan - bimbingan
teknis dalam pengelolaan keuangan desa yang dilaksanakan secara bertahap oleh
Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Kecamatan yang difasilitasi oleh pemerintah
desa dengan melibatkan unsur pemerintahan di atasnya.

3. Implementasi Kebijakan Program Dana Desa terhadap pendapatan masyarakat tani dapat
memperjelas otonomi desa. Hal tersebut dapat dilihat dari pelaksanaannya yang melibatkan
semua unsur desa dan tidak melibatkan pihak luar yang menitikberatkan pada karakteristik
desa dengan berbagai ciri khas dan kebutuhannya. Implementasi kebijakan Dana Desa
dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu: Pertama, tahap perencanaan yang
dilaksanakan melalui musyawarah dusun (musdus) dan Musyawarah Rencana yang
difasilitasi oleh pemerintah desa dengan melibatkan unsur pemerintahan di atasnya supaya
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
dan pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

B. Saran

1. Bagi Pemerintah Desa


1. Perangkat desa serta Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud untuk dapat lebih
meningkatkan kapasitas selaku aparatur pemerintah desa melalui berbagai kegiatan
yang dilaksanakan dan harus mau dan mampu untuk supaya kualitas sumber daya
perangkat desa dapat lebih memadai dalam rangka mendukung kemajuan
pemerintahan desa.

2. Perlu adanya sosialisasi, pelatihan dan juga peraturan Dana Desa yang jelas dan tidak
berubah-ubah mengenai Pengelolaan Dana Desa, Penggunaan Dana Desa, Pencairan
Dana Desa, dan Pelaporan Dana Desa dari Pemerintah Pusat Harus lebih banyak
berkoordinasi terutama dengan unsur-unsur masyarakat maupun lembaga-lembaga
yang ada di desa baik itu BPD, LPM maupun Pemerintah Kecamatan dalam pelaksanaan
teknis pengelolaan dana desa agar pengelolaan dan penggunaan Dana Desa oleh
Pemerintah Desa dilakukan secara transparan, akuntabel dan cepat diserap, mengingat
Dana Desa merupakan kebijakan yang dialokasikan dari APBN. Dan juga mendapatkan
solusi atas segala permasalahan yang timbul dalam rangka pelaksanaan teknis
pengelolaan dana desa.

2. Bagi Masyarakat

1. Masyarakat desa secara umumnya lebih menyadari arti penting partisipasi dan aspirasi
dalam setiap kebijakan dan program pemerintah, karena pemerintah dalam kebijakannya
memiliki tujuan baik untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

2. Lebih meningkatkan respon positif berupa tindakan baik, bukan hanya tahu dan paham
Masyarakat pun mendapatkan haknya secara penuh harus diimbangi dengan pelaksanaan
kewajibannya sebagai bentuk tanggung jawab warga negara secara sadar dan sukarela.
Tidak hanya mengkritik pemerintah tetapi juga turut menciptakan perubahan baik dalam
pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai