Anda di halaman 1dari 4

BAHASA, VARIETAS BAHASA,

DAN VARIABEL-VARIABEL PENENTU PENGGUNAANNYA.

Oleh
I Nyoman Adi jaya Putra
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni UNDIKSHA Singaraja
Jalan Jendral A. Yani 67 Singaraja 81116, Telp. 0362-21541
e-mail: ajp_undiksha@yahoo.com

Language, Language Varieties,


and Variables Determining Their Use

ABSTRACT

Almost every language has its own varieties. In any verbal interaction, the use of certain varieties
is determined by such social variables as social status, age, sex, and education. Besides these social
variables, there are also affecting factors such as psychological factor of the participant, geographi-
cal factor, and socio-cultural factor of a speech community. While communicating, a speaker uses a
certain variety of a language in order to show his relative position or his relationship with his inter-
locutor. No single strategy is associated with the use of a certain variety of a language—whichever
variety is used merely exhibits a speaker’s verbal repertoire which accordingly could be activated in
different speech events, with different objectives, as well as with different illocutionary force.

PENDAHULUAN lakang serta posisi sosialnya, atau hubungan-


nya dengan pendengar atau anggota masya-
rakat lainnya. Meminjam istilahnya Hymes “Who
D alam tulisan ini dibahas hubungan antara speaks what variety of language to whom and
bahasa dan sejumlah variabel sosial. Jika membi- why?” (Siapa menggunakan atau berbicara vari-
carakan bahasa dan variabel sosial, terdapat dua etas bahasa apa kepada siapa dan mengapa?).
sisi koin yang mau tidak mau harus dicermati,
yakni identitas serta posisi sosial pembicara, PEMBAHASAN
usia, gender, pendidikan, pekerjaan, etnik, dan
lainnya, di satu sisi, serta tingkah laku komunika- Secara garis besar terdapat dua disiplin ilmu yang
tif khususnya tingkah laku linguistik (linguistic mengkaji hubungan antara bahasa dengan vari-
Karikatur ‘Akbar Tanjung’
behaviour), di sisi lainnya. Seorang pembicara abel sosial seperti yang telah disebutkan di atas,
Karya Indra Wardana tahu bahasa atau ragam bahasa apa yang akan yakni sosiolinguistik dan linguistik kebudayaan
Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa, Undiksha
2008
digunakannya untuk menunjukkan latar be- (J. Blommaert, 1991). Sebagaimana telah dike-

24 | PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | 25
tahui bahwa sosiolinguistik usianya relatif masih kut keterkaitan antara perilaku linguistik de- jauh diilustrasikan seperti pada kutipan berikut: dari mutual intelligibility dan oleh karenanya
muda. Sosiolinguistik mengkaji hubungan antara ngan variabel sosial yang ditanyakan di atas, “And the fact is that every society makes distinc- para linguis disarankan Comrie untuk menentu-
masyarakat dan bahasa. Ia mengaitkan dua bi- salah satu jawaban yang bisa diberikan adalah tions between such varieties: some are ‘better’ kan pada level mana dari suatu varietas tidak lagi
dang yang sesungguhnya dapat dikaji secara bahwa interaksi keduanya dapat menimbul- than others, genre X is better suited for this pur- memiliki inteligilitas yang mutual. Diakui hal ini
terpisah; masyarakat dikaji oleh sosiologi, se- kan suatu fenomena kebahasaan seperti ada- pose than genre Y, when you are with the mayor tidak mudah, di samping ada faktor lain lagi yang
dangkan bahasa dikaji oleh ilmu bahasa atau yang nya ragam atau varietas bahasa. Khusus me- you better use so-and-so a variety, when you are ikut ‘bermain’ dalam menentukan apakah suatu
lazim dikenal dengan linguistik. Karena hakekat- nyangkut varietas bahasa, Dell Hymes (1996: 67) with your girlfriend you better use another one” dialek merupakan bahasa yang berbeda, se-
nya seperti itu, dalam setiap kajian sosiolinguis- menegaskan seperti kutipan di bawah ini: perti misalnya faktor sosial politik suatu wilayah
tik, semua fenomena kebahasaan yang diteliti Salah satu ragam suatu bahasa yang dikenal atau bahkan suatu negara. Di Cina, umpamanya,
hampir selalu ditelaah dan dikaji melalui konsep, “Every language name (‘French’, ‘German’, ‘Eng- secara umum adalah dialek. Dialek diberikan karena adanya kebijakan kebahasaan, diakui
teori, hasil kajian, dan metodologi dalam sosi- lish’) hides and obscures a multitude of varieties batasan sebagai suatu varietas bahasa yang di- hanya ada satu bahasa yaitu bahasa Cina yang
ologi baik itu yang bersifat eksplisit maupun im- within these languages. We no longer live in a pakai oleh subkelompok masyarakat bahasa memiliki karakteristik tradisional yang di dalam-
plisit. neatly Herderian world in which every person yang bisa diidentifikasi dengan jelas baik aspek nya terdapat sejumlah dialek yang satu sama
has only one language and belongs to one cul- tata bahasa, fonologi, ataupun kosakatanya. Se- lainnya tidak memiliki inteligibilitas mutual.
Sedangkan linguistik kebudayaan memulai ture. In fact we never did. We never use ‘a la- cara tradisional, para ahli bahasa menggunakan
pengkajiannya dengan cara yang agak berbeda, nguage’, we always use a variety of a language: istilah dialek untuk mengacu pada varietas ba- Pada dasarnya sesuatu dialek berkembang karena
yakni mulai dengan memfokuskan pada hubu- a genre, a speech style, a type of interaction” hasa yang ditentukan oleh faktor geografis, na- adanya keterbatasan komunikasi di antara peng-
ngan antara bahasa, budaya, dan pikiran (Pinto, mun penggunaannya sekarang juga mencakup guna sesuatu bahasa. Dalam situasi semacam itu,
1990). Akan tetapi belakangan ini, kedua disiplin Dikatakan bahwa setiap bahasa, apapun naman- varietas bahasa yang ditentukan oleh faktor so- perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu
ilmu ini hampir agak sulit dibedakan; perbedaan- ya, selalu menyembunyikan (atau memiliki) se- sial kelompok pemakai bahasa yang bersangku- wilayah hanya berlaku di situ dan tidak berkem-
nya terletak pada dari mana suatu penelitian jumlah varietas di dalamnya (cf. Mey, 1985). Ti- tan (Bernard Comrie dan Solveig G. Fisher, dalam bang ke komunitas tutur lain dari pengguna baha-
dimulai, apakah dari bahasanya ataukah dari dak ada satupun orang yang hanya memiliki satu Microsoft® Encarta® Encyclopedia, 2007). sa yang sama. Jika keterbatasan kontak semacam
sosio-budayanya. Sebuah bab yang diberikan bahasa dan satu kebudayaan. Apalagi dalam era ini terus berlanjut dalam waktu yang lama, pe-
sub judul “Language and Social Position” dalam kesejagatan seperti sekarang ini, seolah-olah tid- Untuk menentukan apakah dua varietas suatu rubahan-perubahan atau pergantian aspek-as-
bukunya William Foley, Anthropological Linguis- ak ada batas kewilayahan, dan segala informasi bahasa merupakan dialek atau bukan, atau apa- pek dari bahasa tersebut semakin terakumulasi
tics, ditekankan bagaimana status dan kelas so- yang berasal dari belahan bumi yang satu dapat kah mereka telah berubah menjadi suatu bahasa dan sebagai konsekuensinya adalah inteligibilitas
sial, pekerjaan, pendidikan, usia, gender, kekera- diketahui dari seluruh dunia bukan lagi dalam hi- baru adalah suatu pekerjaan yang sangat sulit mutual semakin sulit dicapai. Terlebih lagi jika
batan, dan yang lainnya, dihubungkan dengan tungan menit tetapi dalam hitungan sepersekian dikerjakan. Hal yang paling mudah dilakukan situasi seperti ini dibebani oleh adanya unsur so-
tingkah laku kebahasaan dalam berbagai cara. detik yang disampaikan dalam berbagai bahasa. adalah melihat ‘mutual intelligibility’-nya; apa- sial politik yang mengharamkan komunitas tutur
Menurut Foley, seperti yang dikutip Blommaert Ini secara implisit memberikan pemahaman ke- kah dua orang dari masing-masing varietas bisa tertentu untuk berinteraksi verbal dengan yang
(1991) bahasa atau varietas bahasa yang digu- pada kita bahwa hampir setiap orang merupakan saling memahami apa yang mereka ucapkan. Jika lainnya. Ini akan mengarahkan terbentuknya
nakan seseorang dapat memberikan isyarat ke- seorang multibahasawan atau paling tidak seba- jawabannya ‘ya’ berarti bukan bahasa berbeda, bahasa baru yang berbeda, yang embriyonya
pada pendengarnya tentang siapa atau tentang gai dwibahasawan walaupun tidak secara aktif. melainkan varietas atau ragam suatu bahasa, adalah ragam-ragam bahasa tadi. Contoh yang
identitas si pembicara. Ditambahkannya bahwa Jika dalam satu bahasa saja sudah terdapat seperti apa yang dikatakan oleh Comrie berikut: diberikan Comrie adalah munculnya bahasa-ba-
bahasa juga berfungsi sebagai semacam penjaga sejumlah ragam atau varietas bahasa, dapat hasa Perancis, Spanyol, Portugis, Itali, yang du-
gerbang ‘gate-keeper’ yang dapat memfasilitasi dibayangkan berapa varietas bahasa yang ha- If two speech varieties are not mutually intel- lunya merupakan dialek dari bahasa Latin yang
atau memudahkan akses kepada sumber-sum- rus diketahui atau dimiliki oleh seorang dwiba- ligible, then the speech varieties are different sempat berjaya pada masa Kekaisaran Romawi.
ber atau pasar kerja yang langka, dan juga akses hasawan atau multibahasawan. Dan sulit pula languages; if they are mutually intelligible but Menyangkut varietas atau ragam bahasa,
terhadap ‘power’ atau kekuatan-kekuatan yang dibayangkan betapa kompleksnya strategi differ systematically from one another, then Blommaert berargumentasi bahwa setiap ba-
ada di masyarakat. Dalam pembahasan yang komunikasi yang harus dijalankan olehnya they are dialects of the same language (Comrie, hasa mempunyai empat dimensi yang bervariasi,
menyangkut perilaku kebahasaan, landasan te- dalam berkomunikasi terutama jika ia mesti 2002) yang meliputi:
ori atau ‘theoretical framework’ mesti diinte- memperhatikan apa yang diakronimkan se-
grasikan dengan teori-teori sosial. bagai SPEAKING (setting, participant, end, act Akan tetapi terdapat masalah dengan definisi Pertama, bahasa dapat memiliki variasi se-
of sequence, key, instrumentality, norms, dan atau batasan bahasa seperti kutipan di atas, suai karakteristik dan idiosinkrasi dari setiap
Kembali kepada pertanyaan yang menyang- genre) oleh Hymes (lihat Jendra, 1991). Lebih mengingat ada beberapa level atau tingkatan individu pembicara. Variasi semacam ini lazim

26 | PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | 27
dikenal dengan idiolek. Jadi jumlah idiolek yang Keempat, terdapat sejumlah variasi bahasa yang jakan oleh William Labov adalah salah satu con- sialisasi dalam praktek-praktek komunikasi yang
ada di suatu masyarakat tutur sama dengan jum- tidak termasuk ke dalam salah satu dari ketiga toh studi yang meneliti tentang korelasi antara berbeda pula. Ini ditekankan oleh Deborah Tan-
lah orang yang ada di sana. kategori yang telah disebutkan di atas. Satu di kelas sosial dengan penggunaan bahasa. Secara nen dalam bukunya yang berjudul “You Just Don’t
antaranya adalah apa yang disebut dengan slang. khusus Labov meneliti variabel pelafalan kata- Understand: Men and Women in Conversation”.
Kedua, variasi-variasi suatu bahasa dapat ter- Slang adalah kosakata yang penggunaannya ber- kata yang mengandung suara ‘r’ yang langsung Terdapat perkembangan yang cukup berarti dari
jadi menurut lokasi geografis dari si pembicara. sifat informal yang masa pakainya pendek atau ada di belakang suara vocal (postvocalic). Labov pendekatan yang diajukan oleh Foley sampai
Contoh yang bisa diambil sebagai ilustrasi adalah terbatas dan sering dihubungkan dengan peng- memfokuskan penelitiannya pada ucapan dari kepada apa yang dewasa ini dikenal dengan is-
adanya perbedaan bicara antara orang-orang guna bahasa yang masih akil balig atau beranjak para pramuniaga (salespersons) pada tiga jenis tilah model alternatif, yaitu model dominansi
yang tinggal di New York dengan mereka yang remaja. Oleh karenanya, kosakata semacam slang pusat perbelanjaan yang memiliki status sosial “dominance model”. Argumen dasar dari model
tinggal di Texas. Variasi sejenis ini dinamakan di- tidak dianggap standar atau penggunaannya ber- yang berbeda; satu termasuk ranking yang ting- pendekatan ini adalah bahwa adanya pemisa-
alek regional atau dialek geografis yang merupa- sifat faddish atau sesaat. Salah satu contoh slang gi, satu sedang, dan yang terakhir rendah. Dalam han tenaga kerja antara laki-laki dan perempuan
kan dasar stereotipe seperti New Yorkers, Texan, dalam bahasa Inggris Amerika adalah cool, yang metodelogi penelitiannya, Labov menentukan yang mengharuskan kaum hawa tinggal di rumah
orang daerah selatan, orang daerah utara, dan arti harafiahnya adalah ‘dingin’, namun bisa be- faktor-faktor apa yang melandasi pemilihan pu- (sejak dikenal adanya sejarah manusia). Sebagai
sebagainya. rarti macam-macam tergantung konteks peng- sat pertokoan. Faktor-faktor tersebut mencakup konsekwensinya adalah terdapatnya akses yang
gunaannya dan jarang dipakai oleh kalangan tua lokasi, media cetak (koran atau majalah) di mana sangat terbatas bagi mereka untuk melakukan
Ketiga, variasi bahasa juga dapat ditentukan oleh usia. pertokoan tersebut mengiklankan barang jualan- praktek komunikasi yang berhubungan dengan
identitas sosial masyarakat. Tipe variasi semacam nya, termasuk kebijakan harga. Penelitiannya aktivitas-aktivitas kaum adam. Terlebih lagi, pe-
ini dinamai dialek sosial atau sosiolek. Dialek Selain slang, masih terdapat dua buah lagi vari- menemukan bahwa faktor utama yang mendasa- rempuan tidak diijinkan untuk mengenyam pen-
sosial merupakan cikal bakalnya stereotipe ke- etas bahasa yang bersifat khusus, yakni jargon ri terjadinya variasi pelafalan ‘r’ adalah kelompok didikan formal di luar rumah, serta berprofesi
lompok yang memiliki karakteristik khas tertentu dan argot. Yang pertama, jargon, adalah kosaka- atau kelas sosial. Para pramuniaga pada pusat sebagaimana layaknya yang didapatkan laki-laki,
seperti etnisitas atau kelas sosial. Identitas-iden- ta yang bersifat teknis dan atau cara-cara berbi- perbelanjaan yang status sosialnya tinggi melafal sehingga sampai sekarang ini kaum perempuan
titas sosial, menururt Foley, dapat mencakup ke- cara ‘ways of speaking’ yang diasosiasikan de- kan ‘r’ dengan ucapan yang jelas (semacam ada relatif masih ketinggalan. Ini berimplikasi pula
las, status, pekerjaan, gender, agama, usia, dan ngan profesi atau disiplin ilmu tertentu. Contoh trill atau suara getar), dan semakin rendah status terhadap repertori kebahasaan yang mereka mi-
sebagainya seperti yang telah diungkapkan di de- jargon adalah sejumlah kosakata yang ditandai sosial pertokoan semakin lemahlah pelafalan ‘r’ liki.
pan. Jika kita berbicara, terdapat kecenderungan dengan imbuhan tertentu seperti –ese dalam le- tersebut, dan bahkan tidak terdengar.
bagi kita untuk mengistimewakan satu atau lebih galese, computerese, dsb. Berbeda dengan jar- Selain kelas sosial dan gender, contoh ketiga
identitas tertentu dibandingkan dengan yang gon, argot adalah kosakata nonstandar yang di- Selain hubungan bahasa dengan kelas sosial, yang diambil untuk menunjukkan adanya hubu-
lainnya tergantung tujuan dan konteks pembi- gunakan oleh kelompok-kelompok rahasia atau dapat pula dicermati hubungan antara variabel ngan antara bahasa dengan salah satu variabel
caraan, dengan siapa berbicara, dan apa yang i- organisasi-organisasi kriminal, gang, dan ang- sosial lain seperti gender dengan penggunaan sosial lainnya yaitu etnisitas. Pengambilan data
ngin dicapai melalui pembicaraan tersebut. Salah gota kelompok bawah tanah lainnya. Tujuannya bahasa atau variasi bahasa Penelitian-penelitian dilakukan melalui interviu bagi orang-orang yang
satu contoh dialek sosial adalah AAVE (African adalah untuk membingungkan orang lain yang sejenis telah banyak dilakukan orang, yang salah melamar pekerjaan. Dapat dikatakan bahwa
American Variety of English), yang dalam kala- bukan merupakan anggota mereka. satu diantaranya dikerjakan oleh William Foley. situasinya formal (dengan memperhatikan latar
ngan orang-orang Amerika keturunan Africa le- Ia meneliti hubungan antara gender pembicara belakang berupa kelas sosial para responden).
bih dikenal sebagai Black English atau Ebonics. Ba- Memperhatikan kembali pertanyaan yang telah dengan bahasa yang mereka gunakan pada se- Perbedaan antara hasil wawancara yang me-
nyak dari mereka berpendapat bahwa Ebonics dilontarkan di atas yang menanyakan tentang jumlah masyarakat yang berbeda dengan pen- nyangkut pekerjaan dengan percakapan biasa
bukanlah suatu dialek, tetapi ia merupakan suatu apa hubungan antara tingkah laku linguistik (li- dekatan kultural (“A cultural approach to male- dicermati dan didiskusikan untuk mendapatkan
bahasa yang berbeda dengan bahasa Inggris nguistic behaviour) dengan variabel-variabel so- female miscommunication”). Salah satu argumen konteks yang tepat dalam situasi apa seseorang
standar Amerika. Sehubungan dengan ini, The sial seperti kelas sosial, status sosial, pendidikan, dasar yang dikemukakannya adalah bahwa pria dituntut untuk berlaku (kebahasaan) yang khu-
Oakland School Board di California pernah me- pekerjaan, etnik, gender, usia, dsb. Untuk menja- dan wanita berbeda karena mereka masing-ma- sus, formal atau sopan. Perhatian khusus lain-
nyebarkan berita yang bersifat nasional pada ta- wab pertanyaan tersebut, berikut diringkas tiga sing tumbuh dan berkembang pada sub-sub bu- nya juga difokuskan pada perbedaan kekuasaan
hun 1997 di mana mereka mendeklarasikan E- buah hasil penelitian, khususnya yang menyang- daya yang berbeda, meskipun mereka merupa- (power) dari pewawancara dan calon pelamar
bonics sebagai suatu bahasa tersendiri. Namun kut hubungan (variasi) bahasa dengan kelas so- kan anggota satu keluarga. Alasan dari argumen pekerjaan yang diwawancarai. Prosedur wa-
tidak mendapatkan tanggapan yang serius dari sial, gender, dan keetnikan. ini adalah bahwa sejak kecil laki-laki dan perem- wancara yang ditempuh relatif standar dalam
pemerintah. puan telah terlibat atau berpartisipasi dalam ak- artian dialek serta ragam bahasa yang dipakai
Studi tentang stratifikasi sosial dari ‘r’ yang diker- tivitas yang memang berbeda dan mereka berso- adalah ragam yang standar yang lazim dipergu-

28 | PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | 29
nakan di dunia pendidikan, politik, hukum, dan kode-kode yang dipakai di komunitas ini diaso- feelings of respect and even an expression of the DAFTAR PUSTAKA
media-media lainnya. Hasil analisis data menun- siasikan dengan perbedaan kekuatan sosial dan recognition of prestige” (Rampton, 1995: 265).
jukkan bahwa mereka yang tidak memiliki pe- ekonomi; namun demikian seorang individu da- Blommaert, Jan. 1991. “How much culture is
ngetahuan, pemahaman, serta kemampuan un- pat memilih untuk mengasosiasikan (identitas) Jadi tidak ada strategi tunggal yang diasosiasikan there in intercultural communication?”
tuk mengadopsi strategi-strategi komunikatif dirinya dengan lebih dari satu kelompok (etnik). dengan penggunaan sesuatu varietas bahasa; Dalam J. Blommaert & J. Verschueren
yang biasa digunakan dalam ‘dunia formal’ Tujuannya adalah untuk membuat semacam apapun yang dipakai merupakan repertori (eds.) The pragmatics of intercultural
cenderung mengalami kesulitan dalam berkomu- identitas ganda atau bahkan multipel. Jadi, ke- verbal si pembicara yang sewaktu-waktu bisa and international communication: 13-31.
nikasi. Situasi semacam itu akan merugikan si lompok dalam komunitas ini dapat diciptakan diaktivasi dalam situasi yang berbeda, de- Amsterdam: John Benjamins
pencari kerja yang diwawancarai karena mereka secara kreatif oleh adanya pilihan-pilihan indivi- ngan tujuan yang berbeda, serta dampak Comrie, Bernard dan Solveig G. Fisher. 2007.
mendapatkan evaluasi negatif. Jadi jelas bahwa dual yang disebabkan adanya kawin antar etnik. ilokusi yang berbeda pula (Gumperz, 1982). Dalam Microsoft® Encarta®
pengetahuan menyangkut variasi atau ragam ba- Komunitas ini unik karena pilihan yang dilaku- Encyclopedia. © 1993-2001 Microsoft
hasa dalam ranah-ranah tertentu sangat penting kan mengenai perkawinan bertanggungjawab Corporation. All rights reserved.
untuk dimiliki seseorang agar ia dapat terhindar terhadap dua hal yang menyangkut kebahasaan Gumperz, John. 1982. Discourse strategies.
dari situasi yang menyebabkan terjadinya mis- yakni pemertahanan dan hilangnya suatu baha- Cambridge: Cambridge University Press
komunikasi. sa. Jendra, I Wayan. 1991. Dasar-Dasar So-
siolinguistik. Denpasar: Penerbit
Contoh lainnya dapat dilihat dari hasil penelitian IKAYANA.
yang dilakukan Dipika Mukerjee yang berjudul PENUTUP Labov, William. 1985. Sociolinguistic Patterns.
“Role of Women in Language Maintenance and Great Britain: Basil Blackwell.
Language Shift: Focus On the Bengali Commu- Dari pembahasan di atas secara garis besar da- Le Page, R.B. and Andrée Tabouret-Keller. 1985.
nity in Malaysia” (Peranan Perempuan dalam pat disimpulkan bahwa ragam atau varietas se- Acts of Identity. Cambridge: Cambridge
Pemertahanan dan Pergeseran bahasa: Fokus suatu bahasa ada dan digunakan karena adanya University Press.
pada Komunitas Bengali di Malaysia). Penelitian variabel-variabel sosial yang berbeda seperti sta- Mey, Jacob. 1985. Whose language? A study in
ini secara umum berupa penelitian etnografi tus sosial pembicara, usia, gender, pendidikan, linguistic pragmatics. Amsterdam: John
berbicara yang digabungkan dengan pendeka- pekerjaan, dan juga etnik. Di samping variabel- Benjamins.
tan-pendekatan metodelogis seperti studi kasus, variabel sosial di atas, terdapat pula faktor–fak- Milroy, James. 1992. Linguistic Variation and
analisis percakapan dan narasi, serta teknik wa- tor lainnya seperti, faktor psikologis pembicara, Change. Oxford, England: Basil Black-
wancara. Secara khusus, penelitian ini menga- faktor geografis, dan faktor sosiokultural suatu well, Inc.
nalisis pilihan kode di antara para wanita imigran komunitas tutur. Seorang pembicara menggu- Mukherjee, Dipika. 2003. “Role of Women in
multilingual Bengali yang berdomisili di Malaysia nakan varietas atau ragam bahasa apa yang akan Language Maintenance and
dan mencermati hubungan antara pilihan baha- digunakannya untuk menunjukkan latar belakang Language Shift: Focus on the Bengali
sa mereka dengan identitas etnik mereka. Empat serta posisi sosialnya, atau hubungannya dengan Community in Malaysia.”
belas perempuan dijadikan subjek penelitian. pendengar atau anggota masyarakat lainnya, International Journal of the Sociology of
Peranan kelompok sebagai suatu mekanisme seperti apa yang dikemukakan Dell Hymes “Who Language 2003.
penegakan norma-norma dieksplorasi dengan speaks what variety of language to whom and Pinto, David. 1990. Interculturele communica
teori identitasnya Le Page dan Tabouret-Keller why?”. Ini juga sejalan dengan pernyataannya tie: drie-stappenmethode voor het
(1985) dan studinya Milroy (1987). Data yang Rampton seperti yang dikutip berikut: doeltreffend overbruggen en mana
berhasil dikumpulkan menunjukkan bahwa te- gen van cultuurverschillen.
ori linguistik terdahulu menyangkut efek dari ja- “… depending on who is addressed, when and Houten: Bohn Stafleu Van Loghum.
ringan sosial (social networks) terhadap tingkah in what particular type of activity, the role and
laku berbahasa, seperti modelnya Milroy, tidak function of socially or ethnically marked commu-
bisa digunakan untuk menjelaskan struktur dan nication styles differ. In some circumstances, the
tingkah laku kebahasaan para kelompok imigran use of a variety is a strategy of contest, the sub-
yang baru masuk ke Malaysia (para migran yang version of existing dominant ethnic sterotypes. In
tinggal di lingkungan non-western). Bahasa atau others it can be an expression of group solidarity,

30 | PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | | PRASI | Vol. 6 | No. 12 | Juli - Desember 2010 | 31

Anda mungkin juga menyukai