Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ummi Salmah

NIM : 1805124312
Mata Kuliah : Sejarah Fisika (6A)
Dosen : Drs. Zuhdi Ma’ruf, M.Pd

SUMBANGAN NEGARA JEPANG


TERHADAP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DUNIA

Jepang merupakan negara kepulaaun di Asia Timur yang terdiri dari sekitar 6.852.
perhatian pemerintah Jepang terhadap perkembangan ilmu pengetahuan sangat tinggi. Hal ini
terbukti pada tahun 1917 pemerintah mendirikan laboratorium penelitian Quasigovernmental
RIKEN yang bertujuan untuk memberikan dukungan teknis ke industri dan tempat untuk
melakukan penelitian dasar dibidang sains. Dari laboratorium tersebut muncullah para ilmuan
yang memberikan kontribusi pemikiran terhadap dunia ilmu pengetetahuan dan teknologi,
bahkan beberapa diatanaranya berhasil memperoleh nobel.

Berikut beberapa sumbangan jepang terhadap sains dan teknologi dunia :


1. Kereta api cepat Shinkansen
Jaringan kereta api cepat shinkansen dikembangkan lebih dari 35 tahun dengan
generasi pertamanya muncul pada bulan oktober 1964,beroperasi dari kota Tokyo ke
Osaka dengan laju 200 km/jam. Shinkansen generasi kedua dikenalkan pada tahun
1972 yang menghubungkan antara ShinOsaka dan Okayama. Tiga tahun kemudian
diperluas hungga ke Hakata kecepatannya sampai 220 km/jam

2. Teknologi Telekomunikasi
Teknologi Telekomunikasi di Jepang semakin meningkat dengan diluncurkannya
roket H-2A dengan membawa satelit eksperimental “kizuna” dari pusat peluncuran
ruang angkas Jepang di provinsi Kogoshima pada tanggal 23 Februari 2008.
Kemampuan mentransfer data tergolong cepat dengan menggunakan jaringan serat
optik berkecepatan transfer minimal 100 Megabit per detik (Mbps).

3. Teknologi robot Jepang


- Asimo adalah robot Humanoid yang diciptakan oleh Honda Motor Company.
Tingginya 130 cm dan berat 54 kg. Menyerupai astronot kecil. Ia bisa berjalan
dengan kecepatan 64 km/jam. Ia juga mampu merespon bila namanya dipanggil.
- Actroid adalah robot humanoid dengan tampilan menyerupai manusia yang
sesungguhnya biasanya dibuat menyerupai wanita muda jepang.
- Q-Rio atau Quest for curiosity adalah nama yang diberikan oleh Sony Dream
Robot[SDR] pada robot humanoid yang diluncurkan oleh Sony untuk mengikuti
kesuksesan pendahulunya, AIBO. Q-Rio memiliki tinggi sekitar 0,6 meter dengan berate
sekitar 7,3 kilogram (www.wikumu.com/news/iptek). Q-RIO mampu mengenali wajah
dan suara untuk mengingat seseorang.
- AIBO atau Artificial Intelligence Robot adalah salah satu dari beberapa jenis
hewan robotic yang dirancang dan dibuat oleh Sony tahun 1999. Mampu untuk
berjalan, mengenali lingkungan sekitarnya dan mengenali perintah dengan
menginstall software khusus yang bernama AIBO software, AIBO memiliki
kemapuan untuk ‘berkembang’ dari tahapan anak anjing sampai anjing dewasa
yang dapat mengenali 100 perintah suara. Tanpa AIBO ware, AIBO hanya bisa
menjalankan clinicmode dan hanya bisa melakukan gerakan sederhana.

4. Dan masih banyak lagi peran negara Jepang terhadap IPTEK dunia.

Tokoh Ilmuwan yang berkontribusi dalam Perkembangan :


a. Hantaro Nagaoka
Nagaoka menerima gelar sarjananya dalam fisika dari Universitas Tokyo
pada tahun 1887, kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana di Jepang.
Antara 1892 dan 1896, Nagaoka belajar di luar negeri di Wina, Berlin, dan
Munich, di mana ia sangat terpesona oleh Ludwig Boltzmann's saja di Teori
kinetik gas dan Maxwell yang bekerja pada stabilitas cincin Saturnus, dua
pengaruh yang akan mengarah pada pengembangan (yang salah) model Saturnus.
Tahun 1903 mengusulkan model atom yang berisi nukelus kecil dikelilingi oleh
cincin elektron (saturnus). Model ini ditemukan pada tahun 1911 oleh Ernest
Rutherford (Cavendish di Calmbridge, Inggris).
Dari tahun 1901 sampai 1925, Nagaoka menjabat sebagai seorang profesor
fisika di Universitas Tokyo, di mana murid-muridnya antara lain Kotaro Honda
dan pemenang hadiah nobel pada 1949 Hideki Yukawa.
b. Hideki Yukawa
Dibesarkan di Kyoto, Jepang, dan belajar di universitas Kyoto di kota itu.
Setelah menerima gelar doktor dari Osaka ia kembali ke Kyoto dan bekerja di
sana.
Pada awal 1930 Yukawa menangani masalah yang menyebabkan inti atom
tetap utuh meski ada gaya tolak-menolak proton yang membangun inti itu.
Interaksinya harus cukup kuat namun jangkauannya terbatas, dan Yukawa
mendapatkan bahwa hal itu dapat dijelaskan menurut pertukaran partikel (meson)
antara nukleon, dengan massa partikel sekitar 200 kali massa elektron.
Pada 1936, tahun setelah ia mengajukan gagasannya, partikel dengan massa
madya seperti itu didapatkan dalam sinar kosmik oleh Carl D. Anderson yang juga
pernah menemukan positron. Namun, partikel ini-yang saat itu dinamai muon-
berinteraksi lemah dengan inti seperti yang diharapkan. Misteri ini tak terungkap
sampai 1947, saat fisikawan Inggris C.F. Powell menemukan pion yang bersifat
seperti yang pernah diramalkan Yukawa, namun partikel ini meluruh cepat sekali
menjadi muon yang memiliki umur lebih panjang (sehingga lebih mudah
dideteksi).
Yukawa menerima Hadiah Nobel Fisika pada 1949 dan menjadi fisikawan
pertama asal Jepang serta merupakan orang Jepang pertama yang menerima
hadiah Nobel.
c. Yoshio Nishina
Fisikawan Jepang ini merupakan salah seorang rekan Niels Bohr, dan rekan
dekat Albert Einstein. Nishina adalah seorang ilmuwan kelas dunia dengan
kualitas kepemimpinan yang sangat baik bahkan untuk menghormati namanya
maka sebuah kawah di bulan diberi nama Nishina.
Nishina melakukan riset bersama Niels Bohr di Kopenhagen pada tahun
1921 dan pada tahun 1928 ia menulis sebuah makalah tentang inkoheren atau
hamburan Compton dengan Oskar Klein di Kopenhagen, dari sinilah muncul
rumus Klein-Nishina berasal. Pada tahun yang sama ia kembali ke Jepang, dan
mengundang beberapa sarjana Barat ke Jepang termasuk Heisenberg, Dirac dan
Bohr untuk merangsang fisikawan Jepang mempelajari fisika kuantum. Pada 1946
ia dianugerahi Order of Culture oleh Kaisar Jepang.
d. Sin-Itiro Tomonaga
Lahir di Tokyo, Jepang pada 31 Maret 1906. Ia pun lulus dari the Third
Higher School, Kyoto, sebuah sekolah terkenal yang telah melahirkan banyak
tokoh ilmuwan maupun pemimpin bangsa di Jepang. Tomonaga menyelesaikan
Rigakushi (sebutan untuk gelar sarjana Jepang) dalam bidang fisika di Kyoto
Imperial University pada tahun 1929. Setelah itu ia terlibat dalam proyek riset
selama tiga tahun di universitas yang sama dan kemudian ditunjuk sebagai asisten
riset oleh Dr Yoshio Nishina, seorang fisikawan terkenal di institut riset fisika dan
kimia, Tokyo. Di sana ia memulai penelitiannya mengembangkan teori fisika
kuantum elektrodinamika di bawah bimbingan Dr Nishina. Hasil riset yang
kemudian dipublikasikannya dengan judul Photoelectric Pair Creation tercatat
sebagai sebuah karya penting dan terkenal pada masa itu.
Pada tahun 1937, Tomonaga meninggalkan Jepang menuju Leipzig,
Jerman, untuk mempelajari fisika nuklir dan teori medan kuantum. Ia bekerja
sama dengan tim teoritis Dr W Heisenberg (fisikawan terkenal, penemu teori
Kuantum) dalam riset itu. Hasilnya kelak ia tuangkan dalam tesisnya untuk
mendapatkan gelar Rigakuhakushi (setara dengan Doktor) dari Universitas Tokyo,
Desember 1939. Setahun berselang Tomonaga memusatkan perhatian pada teori
meson dan mengembangkan teori tentang struktur awan meson di sekitar nukleon.
Ia bergabung dengan Universitas Bunrika (yang kemudian beralih menjadi
universitas pendidikan Tokyo) sebagai profesor fisika pada tahun 1941.
Tahun 1942 ia pertama kali mengajukan formulasi kovarian relativistik dari
pengembangan teori medan kuantum. Ketika negerinya terlibat perang, Tomonaga
tidak menghentikan risetnya sekalipun dalam keadaan terisolasi. Saat itu di tengah
berbagai keterbatasan ia tetap mampu mempublikasikan kertas kerja penting di
bidang kuantum elektrodinamika. Ia berhasil memecahkan persoalan gerak
elektron dalam magnetron dan juga mengembangkan teori terpadu tentang sistem
yang terdiri dari resonator pandu gelombang (wave guides resonators) dan
resonator rongga (cavity resonators).
Setelah perang usai, pada tahun 1949, ia diundang bergabung dengan The
Institute for Advanced Study, Princeton, gudangnya para fisikawan dunia. Di sana
ia menjadi orang pertama yang menjelaskan osilasi kolektif dari suatu sistem
kompleks mekanika kuantum. Hasil risetnya ini menjadi pembuka bagi
berkembangnya bidang baru dalam fisika kuantum: modern many-body problem.
Tahun 1955, ia pun mempublikasikan teori dasar mekanika kuantum untuk gerak
kolektif. Berkat risetnya yang berkesinambungan sehingga mampu menghasilkan
kontribusi penting di bidang kuantum elektrodinamika yang disadari sangat
mempengaruhi perkembangan fisika partikel elementer, Tomonaga dianugerahi
Nobel Fisika 1965 bersama dengan Julian Schwinger dan Richard Feynman.
Selain Nobel, Tomonaga banyak memperoleh penghargaan bergengsi
lainnya seperti: The Japan Academy Prize (1948); dan The Lomonosov Medal,
USSR (1964). Perhargaan-penghargaan ini diperolehnya berkat berbagai karyanya
dalam bidang kuantum elektrodinamika, teori meson, fisika nuklir, sinar kosmis
dan banyak topik lainnya yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah..
Bukunya Mekanika Kuantum yang dipublikasikan tahun 1949 sangat terkenal dan
diterjemahkan dalam bahasa Inggris tahun 1963.
Tomonaga tidak lupa memperhatikan perkembangan pendidikan dan riset
untuk orang-orang Jepang. Tahun 1956 sampai 1962 ia mengembangkan
Universitas Pendidikan Tokyo, ia juga mendirikan Institute for Nuclear Study, di
Universitas Tokyo, tahun 1955 dan memimpin The Science Council, Jepang, serta
menjadi direktur The Institute for Optical Research, Universitas Pendidikan
Tokyo. Dia juga memegang posisi-posisi penting di berbagai departemen untuk
komisi di bidang sains dan riset dan sebagai pembuat kebijakan.
e. Leo Esaki
Leo Esaki yang juga dikenal sebagai Esaki Leona adalah Fisikawan Jepang-
Amerika Serikat. Bekerja pada peralatan kristal (Dioda Semikonduktor). Ia
menunjukkan bahwa besarnya hambatan listrik terkadang menurun dengan
bertambahnya arus listrik melalui pendekatan mekanika kuantum. Untuk
penemuannya ini, ia menerima penghargaan Nobel Fisika pada tahun 1973
bersama dengan Ivan Giaever dan Brian David Josephson mengenai fenomena
yang dikenal sebagai terobosan elektron (electron tunneling).
Di dalam dunia elektronika, Esaki sering dikenal dengan hasil
penemuannya berupa Dioda Esaki yang dikemangkan berdasarkan prinsip dasar
terobosan elektron tersebut.
f. Kosiba Masatoshi
Lahir 19 September 1926 di Toyohashi, Prefektur Aichi adalah fisikawan
Jepang yang memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisika pada 2002 bersama
dengan Raymond Davis, Jr dan Riccardo Giacconi.
Masatoshi lulus dari Universitas Tokyo pada 1951 dan melanjutkan riset di
pendidikan sarjananya. Pada 1955, ia menerima Ph.D. dalam fisika dari
Universitas Rochester, New York City.
Dari 1955 sampai 1958, ia mengadakan riset di Jurusan Fisika di
Universitas Chicago sebagai Kolega Riset. Pada 1958 sampai 1963 Dr. Koshiba
kembali ke Universitas Tokyo sebagai Lektor Kepala di Institut Studi Nuklir.
Juga, selama masa ini, dari 1959 sampai 1962, selama meninggalkan Universitas
Tokyo, ia adalah Kolega Riset Senior dengan jabatan kehormatan Lektor Kepala
dan Direktur Pelaksana Laboratorium Fisika Energi Tinggi dan Radiasi Kosmik di
Universitas Chicago.
Dr. Koshiba telah memainkan peranan utama dalam eksperimen fisika sinar
kosmik, khususnya Kamiokande, sebuah detektor di Jepang yang dapat dengan
tepat mencatat waktu kedatangan, energi, dan arah neutrino yang masuk, dan
Super-Kamiokande, sebagaimana percobaan dalam fisika energi tinggi
menggunakan penabrak positron-elektron dengan energi tertinggi.
g. Makoto Kobayashi, Toshihide Maskawa, dan Yoichiro Nambu
Tiga ilmuwan peneliti tersebut diberi anugerah nobel atas karya mereka
yang fundamental di bidang fisika partikel. Karya tersebut memperbaiki
pemahaman mengenai materi di alam semesta yaitu penjelasan mengenai anomali
dalam konsep pembentukan materi di alam semesta pada saat dentuman besar 14
milyar tahun lalu.
Yoichiro Nambu diberi penghargaan atas hasil penelitiannya tahun 1960
mengenai mekanisme embiasan simetri secara spontan. Penemuanya menjadi
landasan bagi model standar fisika yang merupakan sebuah teori yang
menjelaskan keberadaan partikel elementer serta tiga dari empat gaya yang ada di
alam semesta.
Kobayashi dan Maskawa melakukan penelitian berdasarkan teori
pembiasan simetri secara spontan hingga dapat menjelaskan keberadaan partikel
yang disebut quarks.

Anda mungkin juga menyukai