Psikologi Industri 2021
Psikologi Industri 2021
(COVER)
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat kepada kami sehingga Modul Mata Kuliah Psikologi Industri
yang akan digunakan pada Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021 dapat
terselesaikan dengan baik.
Tugas Mata Kuliah Psikologi Industri dibagi dalam 7 modul yaitu tipe-tipe
individu, mendesain lowongan dan tes seleksi, mendesain training, mendesain
sistem insentif dan kontrak kerja, team working, monitoring evaluasi dan
pengendalian, karir, phk dan pension.
Kami menyadari bahwa penyusunan modul tugas ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak yang dapat membangun dalam pembuatan modul maupun pelaksaan tugas
yang akan datang
Penyusun
Halaman
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
MODUL I DESAIN JOB.......................................Error! Bookmark not defined.
MODUL II MENDESAIN LOWONGAN DAN TES SELEKSI...........................6
MODUL III MENDESAIN TRAINING................................................................11
MODUL IV MENDESAIN SISTEM INSENTIF DAN KONTRAK KERJA......15
MODUL V TEAM WORKING..............................................................................23
MODUL VI MONITORING, EVALUASI, DAN PENGENDALIAN................31
MODUL VII KARIR, PHK, DAN PENSIUN......................................................41
c. Ambivert
Carl mengatakan bahwa tipe ambivert adalah gabungan
antara karakter intovert dan ekstrovert. Orang dengan
kepribadian ini seringkali disalahpahami sebagai orang yang
mudah sekali berubah-ubah (pendiriannya).
Misalnya saja, seseorang dengan karakter ambivert akan
terlihat nyaman dengan keramaian, namun juga ia dapat
menemukan kesenangan dalam kesendiriannya. Ciri lainnya,
mereka terkadang tampil sebagai orang yang banyak bicara,
dan di lain waktu menunjukkan sikap yang pendiam. Ini
dikarenakan tipe kepribadian ambivert menyesuaikan dirinya
dengan siapa mereka berinteraksi.
d. Conscientiousness
Disebut juga Lack of Impulsivity orang yang tinggi dalam
dimensi conscientiousness umumnya berhati-hati, dapat
diandalkan, teratur dan bertanggung jawab. Orang yang rendah
dalam dimensi conscientiousness atau impulsif cenderung
ceroboh, berantakan, dan tidak dapat diandalkan. Penelitian
kepribadian awal menamakan dimensi ini will (kemauan) (Feist
& Feist, 2008 : 305).
e. Openness
Dimensi ini erat kaitannya dengan keterbukaan wawasan dan
orisinilitas ide, mereka senang dengan informasi baru, dan juga
mengacu pada bagaimana individu bersedia melakukan
penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru, mudah
bertoleransi, memiliki kapasitas untuk menyerap informasi,
fokus dan kreatif dan artistik. Orang yang rendah dalam
dimensi ini umumnya dangkal, membosankan atau sederhana
(Ramadhani, 2012 : 9).
1.3 Penugasan
1. Cari dan rangkumlah teori selain yang sudah dijelaska di atas beserta
kelemahan dan kelebihan masing-masing teori!
2. Amati diri pribadi anda sendiri tergolong ke dalam tipe individu seperti
apa (jelaskan beserta teorinya)
3. Pilihlah salah satu bisnis pada penugasan Pengantar Bisnis dan
Manajemen (PBM). Jika anda seorang owner perusahaan tersebut, tipe
individu seperti apa yang akan kalian ajak untuk bekerja dengan kalian
(Jelaskan dan beri contoh)!
MODUL II
MENDESAIN LOWONGAN DAN TES SELEKSI
2.3 Penugasan
1. Pilihlah salah satu bisnis pada penugasan Pengantar Bisnis dan
Manajemen (PBM)!
2. Buatlah desain lowongan pekerjaan dan tes seleksi dalam bisnismu!
(canva, picsart, corel draw dll)
3. Analisalah desain lowongan pekerjaan dan tes seleksi yang sudah kamu
buat sesuai dengan teori yang pernah dipelajari !
MODUL III
MENDESAIN TRAINING
1. Memperbaiki kinerja,
2. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan
teknologi,
3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar agar
kompeten dalam pekerjaan,
4. membantu memecahkan masalah operasional,
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi.
3.4 Penugasan
1. Pilihlah salah satu bisnis pada penugasan Pengantar Bisnis dan
Manajemen (PBM) !
2. Buatlah training yang akan diterapkan pada perusahaan anda !
3. Analisalah desain training mana yang paling efektif dan efisien bagi
perusahaanmu sesuai dengan teori yang telah dipelajari! dan berikan
alasan !
MODUL IV
MENDESAIN SISTEM INSENTIF DAN KONTRAK KERJA
2. Jenis-jenis Insentif
a. Insentif Finansial
Insentif finansial diberikan dalam bentuk keuangan di luar
gaji pokok yang diterima karyawan. Pemberian insentif finansial
ini juga dapat diberikan berdasarkan keuntungan perusahaan dan
melalui hal-hal yang menyangkut kesejahteraan karyawan, seperti,
jaminan hari tua, kesehatan, rekreasi, dan lain sebagainya.
b. Insentif Non-Finansial
Insentif non-finansial diberikan dalam bentuk selain uang.
Contoh insentif jenis ini yang paling sering terjadi dalam
perusahaan jaminan mendapatkan promosi jabatan, lingkungan
kerja positif, hingga menjaga hubungan baik dengan atasan dan
sebagainya. Selain itu, ada pula jenis insentif yang secara tidak
langsung dirasakan oleh karyawan. Jenis insentif tersebut dikenal
dengan istilah insentif sosial yang mana berhubungan dengan
menjaga hubungan baik dengan rekan kerja. Jadi, insentif tidak
melulu soal memberikan bonus uang kepada karyawan, namun bisa
dalam bentuk lainnya juga.
Insentif juga dapat dibedakan berdasarkan
proses pemberiannya, kepada individu atau kelompok pekerjanya.
Sesuai dengan namanya, pemberian insentif kepada individu
dilakukan kepada satu karyawan yang mampu menunjukkan kinerja
yang baik. Sedangkan untuk pemberian insentif kepada kelompok,
kompensasi diberikan apabila kelompok atau divisi perusahaan
mampu mencapai target atau melebihi ketetapan standar
perusahaan.
Kontrak Kerja
1. Pengertian Kontrak Kerja
Kontrak kerja adalah suatu perjanjian di antara pekerja dan
pengusaha secara lisan atau tulisan, baik untuk waktu tertentu maupun
untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan
kewajiban. Setiap perusahaan wajib untuk memberikan kontrak kerja
di hari pertama calon karyawan bekerja. Dalam kontrak kerja biasanya
tertulis dengan jelas pekerja yang memiliki hak dalam mendapat
kebijakan perusahaan yang sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan yang masih berlaku di Indonesia. Didalamnya juga
memuat mengenai prosedur kerja dan kode disiplin yang ditetapkan
oleh perusahaan. Kontrak Kerja/Perjanjian Kerja
menurut Undang-Undang No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan
adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban
para pihak.
5. Resolusi Konflik
Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi.
Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya,
konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan senjata ampuh
untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek yang berbeda sehingga
bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan yang memang
diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah tujuan.
6. Shared power
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu
dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu
banyak menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam tim yang
lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim
perlu diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan
”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab
mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab
untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.
7. Keahlian
Tim yang terdiri dari anggota – anggota dengan berbagai keahlian
yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan.
Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga
pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan.
8. Evaluasi
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka
dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk
melakukan evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama
proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi
lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki.
5.5 Membangun Team Work yang Baik
1. Membangun Trust
Unsur dasar dan utama dalam pembentukan sebuah tim adalah
adanya rasa trust (saling percaya) antar anggota team. Rasa saling
percaya dapat menumbuhkan komitmen untuk bekerja dalam tim. Rasa
saling percaya juga akan memberikan kenyamanan bagi anggota untuk
saling bertukar pikiran dan berbagi ketika terdapat permasalahan, baik
permasalah pribadi maupun permasalah tim. Keterbukaan inilah yang
kemudian akan memudahkan seorang pemimpin ataupun anggota tim
untuk mampu mendefinisikan masalah ketika terjadi krisis yang harus
dihadapi.
2. Membangun Partnership
Setelah trust terbentuk maka yang harus dilakukan selanjutnya
adalah membangun atau menjaga kesatuan tim. Setiap anggota harus
menyadari dan meyakinkan dirinya bahwa mereka semua adalah partner
bukan musuh ataupun orang lain. Karena apabila mereka menganggap
bahwa anggota dalam team adalah partner, maka mereka akan merasa
nyaman sehingga dapat melakukan kerja sama dengan baik dan dapat
menghasilkan kinerja yang maksimal.
3. Memberikan Sharing
Setiap anggota dalam tim harus sering melakukan sharing
mengenai pengalaman ataupun pandangan mereka untuk kemajuan tim
dimasa depan dan saling memberikan dorongan agar dapat mencapai
tujuan bersama secara cepat. Sharing perlu untuk dilakukan supaya
dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada anggota team,
karena setiap anggota memiliki pengalaman dan pandangan yang
berbeda sehingga dapat memberikan banyak informasi dan
pengetahuan.
4. Menjaga Harmoni
Perbedaan dalam sebuah tim bukanlah suatu ancaman ataupun
suatu alasan yang dapat membuat team menjadi tercerai berai. Akan
tetapi perbedaan tersebut harus dapat memperkuat ikatan dalam tim.
Adanya perbedaan justru dapat menjadi sarana untuk saling melengkapi
antar anggota dalam tim.
5. Networking
Setiap anggota dalam tim dituntut untuk membangun jaringan baik
dengan anggota team lainnya ataupun dengan pihak diluar anggota tim
yang berhubungan baik langsung maupun tidak. Adanya jaringan yang
baik ini sangat diperlukan karena tujuan sebuah tim tidak bisa
dilepaskan dengan koneksi antar tim, sehingga kemampuan anggota
team untuk membuat jaringan sangat diperlukan untuk percepatan
pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan.
6. Kolaborasi
Setelah networking terbangun maka langkah selanjutnya yang
harus dilakukan adalah melakukan kolaborasi dengan jaringan yang
telah dibentuk. Hal ini dilakukan supaya tujuan yang telah tentukan
dapat dicapai oleh tim.
7. Support
Setiap anggota tim dituntut harus saling memberikan dukungan
bukan malah saling menjatuhkan. Support harus juga diberikan kepada
individu maupun team lain yang sudah berada dalam jaringannya.
Karena dengan demikian maka team kita juga akan mendapatkan
support dari individu maupun team lain dalam lingkaran kita.
8. Work
Yang artinya tindakan atau Action. Lakukanlah tindakan-tindakan
yang telah disebutkan diatas, maka akan tercipta teamwork yang baik
dan sukses.
Ketika Anda sedang bingung, maka Anda bisa meminta bantuan dari orang
lain. Dari sana, maka Anda bisa mendapatkan ide-ide baru yang kreatif dan
tetap produktif di dalam pekerjaan Anda. Workflow pun akan tetap berjalan
dengan baik dan sesuai juga.
Jika teamwork dijalankan dengan baik dan masing-masing orang mau bekerja
sesuai dengan yang diharapkan, pekerjaan yang ada bisa lebih efisien lagi.
Semakin efisien, semakin ringan juga beban kerja dari masing-masing orang.
5. Jika ada masalah, lebih bisa mendapatkan jalan keluar dengan cepat
Di dalam pekerjaan, masalah adalah sebuah hal yang lumrah. Ada masalah
yang besar dan ada pula yang kecil. Setiap karyawan yang terkena masalah pun
juga berbeda-beda, ada yang mampu menyelesaikan masalah dengan baik, tapi
ada juga yang tidak mampu menyelesaikan dengan baik juga. Namun jika
masalah itu muncul, teamwork yang baik bisa membuat masalah yang ada
menjadi terselesaikan dengan cepat dan tepat. Hal ini terjadi karena semua
orang yang ada di dalamnya mau masalah itu cepat selesai. Teamwork menjadi
jawaban paling tepat jika ingin mendapatkan jalan keluar dari masalah yang
ada dengan cepat.
5.7 Penugasan
1. Dapat menjalin hubungan yang baik dengan sesama anggota tim !
2. Dapat cepat tanggap dengan tugas atau bagian yang dimiliki !
MODUL VI
MONITORING, EVALUASI, DAN PENGENDALIAN
6.2.2 Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk mengidentifikasi masalah,
mengumpulkan data dan menganalisis data, menyimpulkan hasil yang
telah dicapai, menginterpretasikan hasil menjadi rumusan kebijakan,
dan menyajikan informasi (rekomendasi) untuk pembuatan keputusan
berdasarkan pada aspek kebenaran hasil evaluasi. Terkait dengan
evaluasi, Scriven (1967) menyatakan “Evaluation as the assessment of
worth and merit”. Sementara itu, Stuflebeam (1971) mengatakan
"Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing
usefull information for decision making". Sedangkan Cronbach
mengatakan bahwa "Evaluation as methods for quality improvement in
education".
Evaluasi merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan
monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang
disediakan melalui kegiatan monitoring. Dalam merencanakan suatu
kegiatan hendaknya evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan,
sehingga dapat dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi
diarahkan untuk mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan.
Evaluasi berhubungan dengan hasil informasi tentang nilai serta
memberikan gambaran tentang manfaat suatu kebijakan.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai
sasaran yang diharapkan atau tidak. Evaluasi lebih menekankan pada
aspek hasil yang dicapai (output). Evaluasi baru bisa dilakukan jika
program itu telah berjalan setidaknya dalam suatu periode (tahapan),
sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis program yang dibuat dalam
perencanaan dan dilaksanakan.
Adapun mengenai prinsip-prinsip evaluasi, Nanang Fattah (1996)
mengemukakan ada 6 prinsip, yaitu:
1. Prinsip berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjut.
2. Prinsip menyeluruh, artinya keseluruhan aspek dan komponen
program harus dievaluasi
3. Prinsip obyektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan
pribadi.
4. Prinsip sahih, yaitu mengandung konsistensi yang benar-benar
mengukur yang seharusnya diukur.
5. Prinsip penggunaan kritis
6. Prinsip kegunaan atau manfaat
6.2.3 Pengendalian
Pengendalian (Controlling) merupakan salah satu fungsi penting
manajemen yang harus dilakukan oleh semua manajer untuk mencapai
tujuan organisasinya. Pengendalian dapat diartikan sebagai fungsi
manajemen untuk memastikan bahwa kegiatan dalam organisasi
dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Fungsi Pengendalian atau
controlling ini juga memastikan sumber-sumber daya organisasi telah
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasinya.
Menurut Jones and George (2003:331) mengenai pengertian
pengendalian (controlling) ini, Pengendalian adalah proses dimana para
manajer memantau dan mengatur bagaimana sebuah organisasi dan
segenap anggotanya menjalankan kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Dalam
pengendalian, para manajer memantau dan mengevaluasi apakah
strategi dan struktur organisasi bekerja seperti yang dikehendaki,
bagaimana hal-hal tersebut dapat ditingkatkan dan bagaimana harus
diubah jika tidak bekerja.
Fungsi Pengendalian pada dasarnya dilakukan di semua jenis
organisasi baik yang berupa komersial maupun yang non-komersial dan
dilakukan di semua tingkatan manajemen yaitu manajemen puncak,
manajemen tingkat menengah maupun manajemen tingkat bawah.
Fungsi Pengendalian akan membandingkan kinerja aktual organisasi
dengan standar yang ditentukan, menemukan penyimpangan dan upaya
untuk mengambil tindakan korektif. Dalam fungsi pengendalian ini juga
membantu merumuskan perencanaan di masa yang akan datang.
Dengan demikian, Fungsi pengendalian akan membantu dalam
membawa siklus manajemen kembali ke perencanaan.
Terdapat empat langkah utama dalam pengendalian yaitu :
1. Menetapkan standar
Yang dimaksud dengan Standar disini adalah sasaran atau target
yang harus dicapai dalam menjalankan fungsi manajemen. Standar
ini akan digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari
suatu unit kerja, departemen ataupun organisasi secara
keseluruhan. Standar dapat juga disebut sebagai kriteria untuk
menilai kinerja organisasi atau unit kerja dari organisasi tersebut.
2. Mengukur kinerja
Langkah kedua dalam fungsi Pengendalian Manajemen adalah
mengukur kinerja. Manajemen akan dapat lebih mudah mengukur
kinerja apabila unit/satuan ataupun kriteria kinerja telah ditentukan
sebelumnya. Pada dasarnya, Pengukuran kinerja harus berada pada
unit atau satuan yang sama dengan kriteria yang telah ditentukan.
Unit/satuan atau tolak ukur harus terdefinisi dengan baik dan
seragam sepanjang proses pengukuran atau penilaian ini.
6.3 Kompetensi
Mampu mendesain sistem monitoring, evaluasi, dan pengendalian serta
menganalisa desain sistem monitoring, evaluasi dan pengendalian yang
terbaik untuk mendeteksi kemungkinan yang akan terjadi pada penguatan
proyek
6.4 Penugasan
1. Pilihlah salah satu bisnis pada penugasan Pengantar Bisnis dan
Manajemen (PBM) !
2. Rancanglah proses monitoring, evaluasi dan pengendalian yang akan
diterapkan pada perusahaan anda !
3. Analisislah hasil rancangan sistem monitoring, evaluasi dan pengendalian
yang telah anda buat !
MODUL VII
KARIR, PHK, DAN PENSIUN
3. Meninggal dunia
Ahli waris pekerja juga punya hak bilamana pekerja meninggal.
Hal ini tertulis dalam Pasal 61 UUK 13/2003. Akan tetapi, rincian dari hak
tersebut diatur secara terpisah. Misalnya, lewat undang-undang lain,
perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perusahaan.
4. Pensiun
Pekerja yang pensiun juga berhak atas uang penghargaan masa
kerja. Rincian aturannya sendiri tertulis dalam Pasal 167 UUK 13/2003.
7.3 Pensiun
7.3.1 Pengertiam Pensiun
Pensiun adalah penghasilan yang diterima setiap bulan oleh
seorang bekas pegawai yang tidak dapat bekerja lagi, untuk
membiayai kehidupan selanjutnya agar tidak terlantar apabila tidak
berdaya lagi untuk mencari penghasilan yang lain
Berdasarkan UU No.11 Tahun 1969, Pensiun diberikan sebagai
jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai
negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintah.
Berdasarkan Undang-undang No.43 Tahun 1999 Pasal 10, Pensiun
adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap Pegawai
Negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada
Negara. Pada pokoknya adalah menjadi kewajiban setiap orang
untuk berusaha menjamin hari tuanya, dan untuk ini setiap Pegawai
Negeri Sipil wajib menjadi peserta dari suatu badan asuransi sosial
yang dibentuk oleh pemerintah. Karena pensiun bukan saja sebagai
jaminan hari tua, tetapi juga adalah sebagai balas jasa, maka
Pemerintah memberikan sumbangannya kepada Pegawai Negri .
Latar Belakang Adanya Pensiun :
Karena batas usia pensiun ;
Kemauan Sendiri;
Takdir Misalnya : Sakit, Meninggal dunia;
Rekturisasi/Dinas;
Diberhentikan dengan tidak hormat karena adanya kasus .
7.3.2 Jenis – Jenis Pensiun
Di dalam proses pelaksanaannya para penerima pensiun
dapat memilih salah satu dari beberapa jenis pensiun yang
ditawarkan, dengan melihat situasi dan kondisi yang terjadi.
Berikut adalah jenis-jenis pensiun yang ditawarkan oleh
perusahaan:
Pensiun Normal
Pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya
telah mencapai masa pensiun yang telah ditetapkan
perusahaan. Untuk wilayah Indonesia rata-rata seseorang
memasuki masa pensiun pada usia 55 tahun dan 60
tahun pada profesi tertentu.
Pensiun Dipercepat
Pensiun yang dilakukan apabila perusahaan
menginginkan pengurangan karyawan di dalam tubuh
perusahaan.
Pensiun Ditunda
Pensiun yang diminta sendiri oleh karyawan meskipun
usianya belum memasuki usia pensiun. Karyawan tersebut
berhenti bekerja tetapi dana pensiun miliknya di
perusahaan tempat dia bekerja baru akan keluar pada masa
umur karyawan ini telah memasuki masa pensiun.
Pensiun Cacat
Pensiun yang diberikan kepada karyawan yang
mengalami kecelakaan sehingga dianggap tidak mampu
dipekerjakan seperti semula, sedangkan umurnya belum
memenuhi masa pensiun.