Anda di halaman 1dari 137

MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

DENGAN KREASI DAUR ULANG SAMPAH

Skripsi
Disusun untuk memenuhi sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh
Nama Mahasiswi : Nur Anisah
No. Pokok : 2014820153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018

i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Skripsi, Juli 2018

Nur Anisah (2014820153)

MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DENGAN KREASI DAUR ULANG


SAMPAH.

Xv + 122 halaman + 11 gambar + 6 tabel + 10 lampiran

ABSTRAK

Meningkatkan kreativitas siswa dengan kreasi daur ulang sampah di SDS.


Raudhatul Ulum. Penelitian ini di latar belakangi oleh kejadian dimana anak –
anak pada zaman ini akan dengan mudah mendapatkan apapun yang
mereka mau, serta ketakutan mereka dalam mengikuti pembelajaran
akibatnya mereka akan cenderung malas untuk melakukan hal – hal yang
menurut mereka rumit dan sulit untuk di dapatkan. Mereka juga akan menjadi
siswa dan siswi yang pasif, hanya dapat menerima pelajaran tanpa mengerti
apa yang diajarkan. Banyak hal – hal negatif yang dapat timbul dari kejadian
ini. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat
peningkatan kreativitas siswa yang dilakukan dengan kegiatan kreasi daur
ulang sampah. Metode yang digunakan adalah Metode Penelitian kualitatif
dengan pendekatan kualitatif deskriptif. dengan menggunakan Praktik dan
Rubrik Penilaian sebagai acuan penilaian yang diberikan untuk melihat
apakah adanya peningkatan kreativitas dalam membuat kreasi daur ulang
sampah. Peneliti berharap semoga penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dapat bermanfaat bagi orang banyak.

Kata kunci : Kreativitas Siswa, kreasi Daur Ulang Sampah, Siswa Kelas IV

Daftar Pustaka 21 ( 2007 – 2016 )

ii
iii
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamualaikum Wr. Wb

Pertama – tama saya ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberi saya banyak kekuatan serta ridhonya sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi ini.

Skripsi ini saya persembahkan untuk keluarga saya,

Ibu , bapa, dan adik – adik saya.


Teman – teman CSD dan juga para Sahabat yang selalu memberikan dukungan.

Serta banyak terimakasih kepada Ibu Apri Utami Parta Santi, M. Si yang selalu
membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi dengan sabar.
Terimakasih atas doa dan dukungan yang telah kalian berikan, sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

viii
MOTTO

“Setiap perjalanan akan selalu ada akhir“

“dalam perjalanan akan selalu ada air mata dan tawa”

“Ketika kelak mendapatkan apa yang selama ini kita harapkan”

“Selalu ingat bahwa Allah lah dibalik itu semua”

ix
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa yang
telah memberikan berkah dan rahmat-Nya kepada saya karena dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, dan para
sahabat. Pada kesempatan ini saya berterima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu baik secara moril maupun materi.

Oleh karena itu, sudah seharusnya peneliti menyampaikan ucapan


terima kasih kepada :
1. Dr. Iswan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
2. Azmi Al Bahij, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
3. Ibu Apri Utami Parta Santi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing.
4. Kedua orangtuaku, serta kedua adik ku fajri dan lana yang tiada henti
memberikan motivasi, selalu mendoakan, serta selalu memberi
dukungan moral dan material kepada peneliti.
5. Sahabat-sahabat seperjuangan khususnya kelas CSD 2014 yang
selalu memberi dukungan dan doa kepada peneliti dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Semua pihak yang telah ikut membantu dan berpartisipasi dalam
penyusunan skripsi ini baik langsung maupun tidak langsung sehingga
peneliti semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

x
Dalam penulisan skripsi ini peneliti belajar banyak ketika mengalami
kesulitan, kebingungan, dan tantangan sampai menemukan kemudahan.
Namun atas izin Allah SWT dan motivasi serta dukungan dari berbagai pihak
peneliti menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan merupakan
sebuah proses yang harus dijalani.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari


kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan dari peneliti. Peneliti menerima segala bentuk saran serta
masukan yang bersifat membangun sebagai bahan perbaikan dari skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan bagi seluruh calon
guru serta semua pihak tentunya.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Jakarta, Juli 2018

Nur Anisah

xi
DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI.............................. iii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iv
FAKTA INTEGRITAS.................................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH............................ vi
PERSEMBAHAN......................................................................................... vii
MOTTO........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Fokus Masalah ……………………………………...….... 11
C. Rumusan Masalah …………………………………...……... 11
D. Tujuan Penelitian ………………………………...……….... 11
E. Manfaat Penelitian ………………………………………....... 12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori ………………………………………...… 13
B. Kerangka Berfikir …………………………………………... 50

xii
BAB III. METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu ………………………………………….... 51
B. Metode Penelitian ……………………………………............ 52
C. Desain Penelitian ………………………………………........ 54
D. Subjek Data ………………………………………........ 56
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 56
F. Teknik Analisis Data ............................................................. 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data ............................................................. 67
B. Hasil Analisis Data ............................................................. 71
C. Interpretasi Hasil Penelitian............................................................ 89

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................. 91
B. Saran – saran ............................................................. 95

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 96


LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................. 98

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian ..................................................... 51

Tabel 1.2 Kisi-Kisi Instrumen ..................................................... 64

Tabel 1.3 Rubrik Penilaian ..................................................... 66

Tabel 1.4 Daftar Pengajar ..................................................... 69

Tabel 1.5 Pengurus Sekolah ..................................................... 70

Tabel 1.6 Jumlah Siswa & Siswi ..................................................... 70

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Komponen Dalam Analisis Data ..........................................61

Gambar 1.2 Vas Bunga Kaleng dan Bunga .........................................112

Gambar 1.3 Lampion Dari Sedotan ..........................................113

Gambar 1.4 Gambar Warung Kopi ..........................................113

Gambar 1.5 Kegiatan Siswa ..........................................114

Gambar 1.6 Beberapa Hasil Karya Siswa ..........................................115

Gambar 1.7 Kegiatan Menggulung Kertas ..........................................117

Gambar 1.8 Hasil Gulungan Kertas Siswa ..........................................118

Gambar 1.9 Mewarnai Gulungan Kertas ..........................................119

Gambar 2.0 Menempel Gulungan Kertas ..........................................120

Gambar 2.1 Hasil Karya Siswa ..........................................121

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Rubrik Penilaian Siswa .........................................86

Lampiran 2 Berita Acara ...................................................................102

Lampiran 3 Surat Permohonan Bimbingan ......................................103

Lampiran 4 Surat Permohonan Penelitian .......................................104

Lampiran 5 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .......................105

Lampiran 6 Kartu Bimbingan ............................................................106

Lampiran 7 Kartu Menyaksikan Sidang ............................................108

Lampiran 8 Surat Lulus Ujian Komprehensif ....................................109

Lampiran 9 Riwat Hidup Peneliti ......................................................110

Lampiran 10 Dokumentasi ................................................................112

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Belajar dan pembelajaran merupakan sebuah proses yang

kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur

hidup, sejak masih bayi hingga liang lahat. Salah satu pertanda

bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan

tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut

menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif),

keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan

sikap (afektif).

Burton dalam siregar (2010:4) Mengemukakan bahwa

belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu

karena adanya interaksi antar individu dengan individu dan individu

dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi

dengan lingkungannya.

1
2

Pembelajaran atau pengajaran adalah bagian yang penting dari

proses pendidikan. Pentingnya pembelajaran dalam pendidikan

tercermin dalam pengertian pendidikan sesuai dengan UU RI Nomor

20 Tahun 2003, Bab 1, Pasal 1 sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara (UU RI Nomor 20 Tahun 2003, Bab

1, Pasal1).

Menurut Winkel pembelajaran adalah seperangkat tindakan

yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan

mempehitungkan kejadian –kejadian ekstrim yang berperan terhadap

rangkaian kejadian – kejadian intern yang berlangsung di alami siswa

. (Eveline Siregar, 2010: 12).

Gagne mendefenisikan pembelajaran sebagai pengaturan

peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan

membuatnya berhasil guna. (Eveline Siregar, 2010: 12).


3

Anak – anak yang kompeten secara kognitif tidak hanya

mampu berfikir kritis namun juga kreatif (kaufman & Sternberg,

2010). Berfikir kreatif adalah kemampuan untuk berfikir dengan

cara – cara yang baru dan tidak biasa, serta menemukan solusi –

solusi yang unik terhadap masalah yang dihadapi. Dengan

demikian intelegensi tidak sama dengan kreativitas kita perlu

mengenali bahwa anak – anak akan memperlihatkan

keaktivitasanya yang lebih besar di sejumlah domain tertentu

dibandingkan sejumlah domain lainnya.

Di dalam al – quran Allah berfirman:

“ Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di depan dan di belakangnya, mereka menjaganya atas

perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah

keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaanya

diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan

terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya;


4

dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia “ (QS. Ar

Ra’d [13]:11)

Artinya Allah tidak akan merubah keadaan dari setiap kaum

atau setiap orang bila seseorang tersebut tidak mau merubah

dirinya ke pada jalan kebenaran yang lebih baik lagi. Seseorang

yang telah diberikan akal sehat dan pemikiran yang luas harus

mempunyai niat untuk menciptakan perubahan di dalam dirinya.

Seperti berfikiran kreatif dapat pula merubah kehidupan

seseorang menjadi lebih baik lagi. Seseorang yang berfikiran

kreatif akan selalu berinovasi dengan setiap peluang yang ada.

Diharapkan dengan berfikiran kreatif seseorang dapat merubah

jalan hidupnya ke arah yang selalu baik.

Sebagai seorang guru yang berkompeten, harus melihat dari

berbagai jenis aspek yang ada tidak hanya melihat dari satu aspek

saja, dimana seorang guru adalah kunci utama yang akan

menentukan terbentuknya karakter dari siswa dan siswi. Menurut

Davis dalam utami munandar dimana seorang guru harus memiliki

ciri – ciri sebagai berikut untuk menciptakan siswa dan siswi yang

berbakat di segala bidang yaitu sikap demokratis, ramah dan

memberi perhatian per orangan, sabar, minat luas, penampilan

yang menyenangkan, adil, tidak memihak, rasa humor, perilaku

4
5

konsisten, memberi perhatian terhadap masalah anak, fleksibilitas,

menggunakan penghargaan dan pujian, menerima masukan atau

pendapat dari setiap siswa. (Utami Munandar, 2014:101)

Pada masa kini siswa kebanyakan hanya ditekankan kepada

kesuksesan mata pelajaran. Tetapi setiap siswa memiliki aspek

berfikir yang berbeda – beda. Ada yang unggul di dalam

pembelajaran matematika, ipa, bahasa Indonesia dan mata

pelajaran lainnya. Dalam hal ini seorang guru juga harus menggali

potensi lainnya yang dimiliki siswa, bisa seperti kreativitas.

Seorang guru seharusnya menjadi fasilitator kepada siswa

dibandingkan semata – mata sebagai instruktur. Fasilitator berarti

seorang guru sebagai pengantar pendidikan yang baik kepada

siswa, sisanya siswa lah yang menunjukkan hasil dari

pembelajaran yang telah di ajarkan kepada mereka. Dengan

demikian siswa lah yang dapat menemukan jatidiri mereka di

dalam pembelajaran. Apakah pembelajan tersebut sudah dengan

baik mereka dapatkan ataukah belum.

Sekolah juga menentukan keberhasilan kegiatan

pembelajaran, sekolah yang baik hendaknya tidak melihat hanya

5
6

dari satu sisi penilaian yang ada. Dimana ketika berada di sekolah

siswa akan mendapatkan pembelajaran, tetapi sekolah pada

masa ini selalu mengajarkan kepada peserta didik beberapa hal

yang akan membawa mereka sulit berkembang ke pada era

globalisasi seperti:

1. Prinsip dan keterampilan teoritis yang bersifat umum yang

tidak selalu di pindah tangankan, sedangkan dalam kenyataan

global diperlukan bentuk kompetensi yang bersifat ke dalam

situasi yang lebih spesifik. Kemampuan beradaptasi

mengandung pengertian dari situasi kelas ke situasi

kehidupan nyata.(Levinger, dalam Semiawan : 2009 : 14)

2. Penguasaan materi secara individual, memang perlu diberikan

namun tugas – tugas dalam dunia kerja (baik mental maupun

fisik), menuntut kerja sama, pembagian tugas dan tanggung

jawab bersama juga sangat diperlukan.

3. Berfikir simbolik yang sering dilakukan, namun adanya

tuntutan untuk melakukan aktivitas mental dalam kaitan

dengan kehidupan nyata jarang dilakukan terutama dalam

keterlibatan langsung dengan objek dan situasi nyata.

Apabila sekolah memfasilitasi dan dapat mendukung dengan

baik setiap kegiatan posifit di sekolah, sekolah akan menciptakan

siswa – siswa yang berkompeten. Siswa yang berkompeten

6
7

adalah siswa yang aktif mengeluarkan dan mengekspresikan

apapun yang ada di dalam pikiran mereka dalam hal – hal positif.

Menciptakan siswa yang kreatif bisa dengan melakukan beberapa

kegiatan yang dapat memancing keinginan mereka untuk

mencoba berbagai hal yang baru. Keberhasilan seorang siswa

sangat ditentukan dengan kerja sama antara pihak sekolah dan

guru yang dapat menciptakan siswa – siswa yang berkompeten.

Sebagaimana yang terjadi di sekolah SDS Raudhatul ini,

kenapa peneliti memilih sekolah tersebut karena menurut hasil

observasi yang sudah di lakukan peneliti sebelumnya di sekolah

tersebut, masih kurangnya minat anak – anak terhadap hal – hal

sekitar yang dapat dimanfaatkan. Karena perkembangan teknologi

yang semakin pesat, anak – anak cenderung lebih menyukai hal –

hal yang sudah mudah untuk mereka temui. Contohnya karena

perkembangan teknologi, anak – anak bisa dengan mudah

mendapatkan mainan atau barang yang mereka suka melalui

handphone mereka. Hal ini dapat berpengaruh kepada minat anak

dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki.

Karena sifat dan keadaan inilah yang dapat membuat

mereka malas melakukan beberapa hal yang menurut mereka

sulit. Hal ini yang harus di tangani dengan serius oleh seorang

guru,orang tua dan pihak sekolah. Sebagai seorang guru perlunya

7
8

strategi dan system pengajaran di sekolah yang dapat memancing

kreatifitas yang dimiliki siswa.

Guru perlu terlebih dahulu memberi bayangan kepada siswa

atau tujuan dari pembelajaran yang akan di ajarkan kepada siswa.

Setelah itu guru perlu memberikan hal – hal yang dapat

memancing siswa untuk tidak hanya berdiam diri dan

mendengarkan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dimana

siswa yang hanya berdiam diri mendengarkan pembelajaran yang

diberikan oleh guru akan menghasilkan siswa yang pasif dalam

segala hal.

Pemberian pembelajaran yang menarik bisa dilakukan tidak

hanya di dalam kelas bisa juga di lakukan diluar kelas di alam

yang terbuka, atau dengan memanfaatkan barang dan benda –

benda yang ada di lingkungan sekitar sebagai sarana

pembelajaran. Dengan pembelajaran yang di adakan di luar kelas

dan menggunakan berbagai macam benda yang dapat

dimanfaatkan di lingkungan sekitar, memungkinkan siswa untuk

berfikiran jauh lebih kreatif dimana mereka dapat berfikir dengan

bebas serta dapat berimajinasi tentang apapun yang mereka

rasakan dan yang akan mereka ciptakan.

Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan di luar kelas

adalah pembuatan prakarya dengan penggunaan beberapa bahan

8
9

yang masih bisa digunakan dengan memberikan kebebasan

kepada siswa prakarya apa yang ingin mereka buat. Dimana

siswa dan guru diminta terlibat langsung dalam pembuatan

prakarya, dengan kegiatan pembuatan prakarya yang dilakukan

bersama- sama dapat menimbulkan suasana pembelajaran yang

lebih kondusif, dimana kesan guru yang selalu serius di dalam

pengajaran dapat hilang.

Seorang siswa yang mendapatkan perhatian akan

merasakan adanya dorongan dari dalam diri mereka untuk terus

menghasilkan hal – hal yang baik. Dengan hal ini siswa akan

cenderung lebih aktif melakukan kegiatan yang dilakukan secara

bersama – sama. Bertukar fikiran antara siswa juga dapat terjadi

di dalam kegiatan pembuatan prakarya bersama – sama, hal ini

akan memicu siswa untuk membuat prakarya yang lebih baik lagi

apabila mereka melihat hasil yang dibuat oleh temannya jauh

lebih baik. Kreatifitas siswa dapat timbul dalam hal ini, siswa akan

terus berfikir apa yang dapat mereka buat agar terlihat lebih baik

lagi.

Dukungan yang diberikan oleh sekolah, akan memungkinkan

berjalan dengan baiknya setiap rencana yang akan dilakukan

sebagai pembangkit kreatifitas siswa. Setelah melakukan kegiatan

pembuatan prakarya bersama sama, sekolah harus memberikan

9
10

bukti kepada siswa bahwa apa yang mereka buat dapat diterima

dan dihargai oleh orang banyak. Sekolah bisa memajang hasil

karya yang sudah dibuat oleh siswa di sekitar lingkungan sekolah,

dengan memperlihatkan hasil karya yang dibuat sendiri oleh

siswa, siswa akan merasa senang dan terpacu untuk terus

menghasilkan karya yang lebih kreatif dan lebih baik lagi.

Dari penjelasan yang terdapat di atas maka peneliti

bermaksud melakukan penelitian di SDS. Raudhatul Ulum yang

beralamat di Jl. Pete 2 no. 390 blok. A. kebayoran baru – jakarta

selatan, DKI Jakarta. Dengan menggunakan sampel kelas 4 di sd

tersebut. Dengan mengambil judul “Meningkatkan Kreativitas

Siswa Dengan Kreasi Daur Ulang Sampah”

10
11

B. FOKUS MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka saya

mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran yang diberikan secara praktik dengan kreasi daur

ulang sampah dapat meningkatkan kreativitas siswa.

2. Siswa dapat mengekspresikan imajinasi yang mereka punya

C. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara seorang guru menilai siswa itu cerdas tidak hanya

melalui nilai akademik?

2. Bagaimana siswa dapat menunjukkan kemampuannya bukan

hanya dari segi pembelajaran materi?

3. Bagaimana cara seorang guru menumbuhkan rasa kreativitas yang

dimiliki siswa?

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di

atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

upaya meningkatkan pembelajaran di dalam kelas

2. Mencari strategi yang berguna mempermudah siswa menerima

pembelajaran.

3. Menghasilkan siswa yang aktif dari berbagai arah.

4. Menghasilkan siswa yang dapat bersaing secara global.

11
12

5. Menghasilkan siswa yang dapat befikir secara kreatif dan dapat

menghasilkan hal – hal yang berguna juga siswa yang dapat

memanfaatkan segala peluang yang ada.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Siswa

Pelaksanaan penelitian ini akan dapat membuat siswa lebih berperan

aktif, lebih terampil dalam belajar, dan merangsang kemampuan berpikir,

serta dapat menumbuhkan dan melatih kreatifitas yang ada pada diri

anak. Sehingga siswa dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang

diharapkan dalam upaya mengembangkan diri.

2. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pemberian alternatif strategi mengajar yang dapat

digunakan secara efektif, serta sebagai salah satu pembentuk karakter

siswa yang berinovasi dan kreatif. Serta dapat membuktikan bahwa

sekolah memiliki siswa dan siswi yang dapat bersaing secara global.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Anak Berbakat & Keterbakatan

12
13

a. BAKAT
Bakat dapat diartikan menjadi aptitude yang berasal

dari kata aptus, menunjukkan sesuatu yang inherent

dalam diri seseorang dan yang lebih banyak dikenal

sebagai suatu kemungkinan bersifat potensial daripada

suatu kapasitas atau kemampuan tertentu untuk belajar

ataupun berkinerja tertentu. (Anastasia dalam semiawan :

2009 : 29)

Istilah aptitude yang menunjuk pada bakat

seseorang, pada tahun 1920 sering diukur melalui tes

intelegensi (IQ) tetapi permasalahannya terminologi

muncul setelah ditemukan bahwa tes inteligensi “hanya”

mengukur kemampuan verbal dan sekedar angka –

angka, relasi abstrak, serta simbolik. Kombinasi dari

berbagai kemampuan ternyata tidak dapat diukur dengan

tes intelegensi yang menghasilkan skor umum melainkan

memerlukan suatu kajian akademik yang lebih baik.

13
14

1) Anak Berbakat

Dalam seminar nasional mengenai Alternatif

Program Pendidikan bagi Anak Berbakat yang

diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat

Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan bekerja

sama dengan Yayasan Pengembangan Kreativitas pada

tanggal 12 – 14 November 1981 di Jakarta (Utami

Munandar, 1982) disepakati bahwa:

Anak berbakat adalah mereka yang

diidentifikasikan sebagai anak yang mampu mencapai

prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan –

kemampuan yang unggul. Kemampuan – kemampuan

tersebut, baik secara potensial maupun yang telah nyata,

meliputi:

a) Kemampuan intelektual umum


b) Kemampuan akademik khusus
c) Kemampuana berfikir kreatif;produktif
d) Kemampuan memimpin
e) Kemampuan dalam salah satu bidang seni
f) Kemampuan psikomotor seperti dalam olahraga
15

Definisi ini merupakan adopsi dari definisi U. S.

Office Of Education dan dalam kepustakaan biasa disebut

sebagai definisi USOE.

Beberapa implikasi dari definisi ini bagi identifikasi

dan pengembangan anak berbakat ialah pertama, bahwa

harus dibedakan antara bakat sebagai potensi yang

mungkin belum terwujud dan bakat yang sudah terwujud

dan nyata dalam prestasi yang unggul. Kita harus

menghargai potensi atau bibit unggul dan dikembangkan

menjadi prestasi yang luar biasa. Potensi anak berbakat

merupakan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini

berarti bahwa anak berbakat yang “underachiever” (yaitu

yang belum berprestasi sesuai dengan potensi yang

unggul) juga diidentifikasi sebagai anak berbakat. Kedua

bahwa anak berbakat memerlukan pelayanan dan program

pendidikan khusus sesuai dengan potensi, minat dan

kemampuannya.
16

1) Konsepsi Renzulli tentang Keberbakatan

Konsepsi lain tentang keberbakatan yang digunakan

dalam identifikasi siswa berbakat di indonesia ialah “Three-

Ring-Conception” dari Renzulli dan kawan – kawan (1981)

yang menyatakan bahwa tiga ciri yang merupakan kriteria

keberbakatan ialah keterkaitan antara:

a) Kemampuan umum di atas rata- rata (Intelegensi)

Salah satu kesalahan dalam identifikasi anak

berbakat ialah anggapan bahwa hanya kecerdasan dan

kecakapan sebagaimana diukur dengan tes prestasi

belajar yang menentukan keberbakatan dan produktivitas

kreatif seseorang. Bahkan Terman dalam semiawan

(2009:24) yang dalam penelitiannya terhadap anak

berbakat hanya menggunakan kriteria inteligensi, dalam

tulisan – tulisannya kemudian mengakui bahwa

inteligensi tinggi tidak sinonim dengan keberbakatan.

Wallach pun menunjukkan bahwa mencapai skor tertinggi

pada tes akademik belum tentu mencerminkan potensi

untuk kinerja kreatif.


17

b) Kreativitas

Kelompok kedua yang dimiliki anak/orang

berbakat ialah kreativitas sebagai kemampuan umum

untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai

kemampuan untuk memberikan gagasan – gagasan baru

yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau

sebagai kemampuan untuk melihat hubungan –

hubungan baru antara unsur – unsur yang sudah ada

sebelumnya.

c) Pengikatan Diri Terhadap Tugas

Kelompok ketiga yang ditemukan pada individu

yang kreatif ialah pengikatab diri terhadap tugas sebagai

bentuk motivasi yang internal yang mendorong seseorang

untuk tekun dan ulet mengerjakan tugas- tugasnya,

meskipun mengalami macam – macam rintangan atau

hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya, karena ia telah mengikatkan diri terhadap tugas

tersebut atas kehendaknya sendiri.

Masing – masing definisi Keberbakatan mempunyai

maknanya sendiri. Manfaat dari definisi USOE ialah :

(a) Tidak hanya mengenal intelegensi umum yang tinggi

sebagai bakat, tetapi juga bakat dalam bidang


18

akademik khusus, seperti matematika dan sastra,

dan dalam bidang seni, disamping itu juga bakat

kreatif, kepemimpinan, dan psikomotor.

(b) Mengakui bahwa siswa berbakat memerlukan

program dan pelayanan pendidikan yang

berdiferensiasi, jadi membenarkan pengembangan

program anak berbakat.

(c) Mengakui adanya dua tujuan fundamental dari

program anak berbakat untuk membantu siswa

berbakat mengembangkan potensi mereka yang

tinggi, dan menyediakan pemimpin dan pemecah

masalah kreatif yang terlatih bagi masyarakat.

(d) Dengan mengakui adanya anak berbakat yang

kemampuannya bersifat potensial (belum tentu

terwujud dalam prestasi yang tinggi) definisi ini ikut

mempertimbangkan anak berbakat yang berprestasi

di bawah taraf kemampuan.


19

2. Pengertian Kreativitas

Munandar (2009). Mengungkapkan kreativitas adalah hasil

interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk

membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur

– unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua

pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang

selama hidupnya baik itu dilingkungan sekolah, keluarga maupun

dari lingkungan masyarakat.

Menurut Baron dalam Utami Munandar, kreativitas adalah

modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan

kata lain, terdapat dua konsep lama yang dikombinasikan menjadi

satu konsep baru. (2014:21)

Treffinger (1981). Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari

keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinalitas dari

individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat.

Rogers berpendapat, kreativitas adalah kecenderungan untuk

mengaktulisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk

berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk


20

mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan

organisme. (Utami Munandar, 2014: 20)

Stenberg berpendapat, kreativitas merupakan titik pertemuan

yang khas antara tiga atribut priskologis yaitu intelegensi, gaya

kognitif, dan kepribadian/motivasi. Bersama –sama ketiga segi dari

alam pikiran ini membantu memahami apa yang melatar belakangi

individu yang kreatif. (Utami Munandar, 2014: 18)

Kaufman & stenberg berfikir kreatif adalah kemampuan untuk

berfikir dengan cara – cara yang baru dan tidak biasa, serta

menemukan solusi – solusi yang unik terhadap masalah yang

dihadapi. (John W. Santrock, 2012:334)

Hulbeck “Tindakan kreativitas muncul dari keunikan

keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.”

(utami munanda:2014:20)

Barron menyatakan bahwa ‘kreativitas adalah kemampuan

untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru.’(utami

munanda : 2014:21)
21

Begitu pula haefele ‘kreativitas adalah kemampuan untuk

membuat kombinasi – kombinasi baru yang mempunyai makna

soasial.’ Definisi haefele ini menunjukkan bahwa tidak keseluruhan

produk itu harus baru, tetapi kombinasinya. (utami munanda :

2014:21).

Seseorang disebut kreatif jika melakukan pemecahan

masalah atau aktivitas melalui pendekatan yang berbeda daripada

yang biasa dilakukan oleh orang lain. Biasanya, kreativitas itu

mengejutkan, membuat orang berkomentar kagum, dan cenderung

menyenangkan . Sebagian orang mengatakan bahwa kreativitas

adalah bakat yang dibawa sejak lahir. Ungkapan ini tidak

sepenuhnya benar. Kreativitas merupakan hasil dari proses

pembelajaran, pembiasaan, dan pengalaman yang dirangkum oleh

otak. Kreativitas merupakan hasil kerja sama otak kanan dan otak

kiri menggabungkan kinerja imajinasi dan kondisi rill. Kreativitas

adalah 1% ide dan 99% aksi. (Andi Yudha Asfandiyar, 2012 : 1)

Kreativitas memiliki cakupan pengertian luas yang penting

bagi individu maupun masyarakat. Pada tingkat masyarakat

kreativitas antara lain menghasilkan ilmu baru, gerakan baru


22

dalam bidang seni, perubahan budaya dan program sosial baru

dalam bidang ekonomi. (Semiawan, 2009 : 32)

Kreativitas pada abad ini banyak dikaji dari pendekatan

psikodinamis atau unsur – unsur motivasi, emosi dan aspek

internal lainnya. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa perilaku

manusia memiliki alam sadar dan alam tidak sadar. Freud

berpendapat bahwa ekspresi para seniman, dan penulis adalah

ekspresi dari keinginan tak sadar dalam bentuk yang dapat

diterima oleh masyarakat. (Sterndber dalam semiawan : 2009 :32)

Menurut Mangunhardhana dalam David Campbell, kreatifitas

adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya: 1) Baru

(novel): inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh,

mengejutkan. 2) Berguna (useful): lebih enak, lebih praktis,

mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan,

mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan,

mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik/banyak. 3)

Dapat dimengerti (understandable): hasil yang sama dapat

dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu. (1990:12)


23

Yusron dalam Florence Beetlestone, kreatifitas melibatkan

pengungkapan atau pengekspresian gagasan dan perasaan serta

penggunaan berbagai macam cara untuk melakukannya, misalnya

melalui seni sehingga kreatifitas meliputi unsur – unsur

simbolisme, permainan peran, akting, menggambar, grafis,

ilustrasi, melukis, menghasilkan hal – hal semacam itu, menjiplak,

mencetak, dan menggunakan imajinasi dalam hal lainnya.(2011: 3)

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa kreativitas adalah suatu ekspresi yang dimiliki oleh setiap

orang, dimana kreativitas dapat tercipta dengan dorongan dari

dalam diri seseorang serta keadaan lingkungan yang mendukung

mereka untuk berfikir kreatif. Pemberian sarana dan sarana

pendukung juga sebagai salah satu terciptanya kreatifitas.

Kebebasan seseorang untuk mengekspresikan apa yang mereka

punya juga dapat menciptakan anak – anak yang berkompeten

kelak.
1. 4 Jenis Dimensi Kreativitas

Rhodes (utami munandar:2014:20) lebih dari 40 definisi

tentang kreativitas, menyimpulkan bahwa pada umumnya

kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), dukungan

dan proses (process), dorongan (press), produk (product). Oleh

karena itu kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis

dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses,

Press dan Product sebagai berikut :

1) Definisi kreativitas dalam dimensi Pribadi (Person) :

Hulbeck (utami munanda:2014:20) “ Tindakan kreativitas

muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam

interaksi dengan lingkungannya.” Fokus pada segi pribadi

jelas dalam definisi ini.

Definisi yang lebih baru tentang kreativitas diberikan oleh

Stenberg (utami munandar: 2014: 20) yaitu, kreativitas

merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut

psikologis: intelegensi, gaya kognitif, dan

kepribadian/motivasi. Bersama- sama ketiga segi dari alam

pikiran ini membantu memahami apa yang melatar

belakangi individu yang kreatif.

25
Intelegensi meliputi kemampuan verbal, pemikiran lancar,

pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah,

penyusunan strategi, representasi mental, keterampilan

pengambilan keputusan, dan keseimbangan serta integrasi

intelektual secara umum.

Gaya kognitif atau intelektual pribadi yang kreatif

menunjukkan kelonggaran dari keterikatan pada konvensi

menciptakan aturan sendiri, melakukan hal – hal dengan

cara sendiri, menyukai masalah yang tidak terlalu

terstruktur, senang menulis, merancang, lebih tertarik pada

jabatan yang kreatif, seperti pengarang, saintis, artis, atau

arsitek.

kepribadian/motivasi meliputi ciri – ciri seperti

fleksibilitas, toleransi terhadap kedwiartian, dorongan atau

berprestasi dan mendapat pengakuan, keuletan dalam

menghadapi rintangan, dan pengambilan risiko yang

moderat.

26
2) Kreativitas dalam dimensi Proses (Process) :

Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan

kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga

memunculkan ide-ide unik atau kreatif. Sebuah proses

atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran,

keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir,

serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan,

memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi

ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan

(inovasi dan variasi). Dari pendapat diatas kreativitas

sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia

dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan

baru yang lebih inovatif dan variatif.

3) Definisi Kreativitas dalam dimensi Produk (Product) :

Barron menyatakan bahwa ‘kreativitas adalah

kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu

yang baru.’ Begitu pula haefele ‘kreativitas adalah

kemampuan untuk membuat kombinasi – kombinasi baru

27
yang mempunyai makna soasial.’ Definisi haefele ini

menunjukkan bahwa tidak keseluruhan produk itu harus

baru, tetapi kombinasinya. Unsur – unsur bisa saja sudah

ada lama sebelumnya. Definisi Haefele menekankan

bahwa suatu produk kreatif tidak hanya harus baru tetapi

juga diakui bermakna.

Rogers mengemukakan kriteria untuk produk kreatif ialah

a) Produk itu harus nyata (observable).

b) Produk itu harus baru.

c) Produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu

dalam interaksi dengan lingkungannya.

4) Definisi Kreativitas dalam dimensi Dorongan (Press) :

Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan

faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri

sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau

bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari

lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (dalam

Vernon, 1982) merujuk pada aspek dorongan internal, yaitu

kemampuan kreatif dirumuskan sebagai inisiatif yang

diwujudkan seseorang dengan kekuatan untuk melepaskan

28
diri dari pemikiran yang biasa. Mengenai “press” dari

lingkungan, ada lingkungan yang tidak ,menghargai

imajinasi atau fantasi, dan menekankan kreativitas dan

inovasi. Kreativitas juga tidak berkembang dalam

kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dimana

kurang keterbukaan terhadap perubahan atau

perkembangan baru. Masyarakat yang menentukan apa

dan siapa yang dapat disebu kreatif. Yang dulu dinilai

bermakna menjadi tidak dihargai lagi, atau yang dulu tidak

mendapat penghargaan, sekarang disanjung – sanjung.

a. Ciri – ciri Kepribadian Kreatif

Biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu,

memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan

aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya

cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih

berani mengambil risiko (tetapi dengan perhitungan)

daripada anak – anak pada umumnya. Artinya dalam

melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti,

penting dan disukai, mereka tidak terlalu menghiraukan

kritik atau ejekan dari orang lain. Mereka pun tidak takut

untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat

29
mereka walaupun mungkin tidak disetujui oleh orang lain.

Treffinger mengatakan bahwa pribadi yang kreatif

biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Siswa

berbakat kreatif biasanya mempunyai rasa humor yang

tinggi, dapat melihat masalah dari berbagai sudut tinjau,

dan memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide,

konsep, atau kemungkinan – kemungkinan yang

dikhayalkan. Minat seni dan keindahan juga lebih kuat dari

rata- rata. Walaupun tidak semua orang kreatif menjadi

seniman, tetapi mereka mempunyai minat yang cukup

besar terhadap seni, sastra, musik dan teater.

10 ciri – ciri pribadi kreatif menurut pakar psikologi di

indonesia : (Utami Munandar: 2014 : 36)

1. Imajinatif
2. Mempunyai prakarsa (tindakan yang dimiliki
seseorang)
3. Mempunyai minat luas
4. Mandiri dalam berfikir

30
5. Melit (selalu ingin mengetahui segalanya/Hal – hal
baru)
6. Senang berpetualang
7. Penuh energi
8. Percaya diri
9. Bersedia mengambil risiko
10. Berani dalam pendirian dan keyakinan

b. Mengapa kreativitas perlu dipupuk sejak dini dalam diri

peserta didik?

Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat

mewujudkan dirinya, dan perwujudan/aktualisasi diri

merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam

hidup manusia (Maslow, dalam munandar :2014 :31).

Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang

berfungsi sepenuhnya.

Kedua, kreativitas atau berfikir kreatif sebagai

kemampuan untuk melihat bermacam – macam

kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah,

merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih

kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford,

1967). Di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan

pengetahuan, ingatan, dan penalaran (berfikir logis).

31
Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya

bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi

juga memberi kepuasan kepada individu. Dari wawancara

terhadap tokoh – tokoh yang telah mendapatkan

penghargaan karena berhasil menciptakan sesuatu yang

bermakna, yaitu para seniman, ilmuwan dan ahli

penemuan, ternyata faktor kepuasan ini amat berperan,

bahkan lebih dari keuntungan material semata – mata

(Biondi, 1972).

Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia

meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan

ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara

bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide ide baru,

penemuan – penemuan baru dan teknologi baru, untuk

mencapai hal itu perlulah sikap, pemikiran dan perilaku

kreatif dipupuk sejak dini.

32
3. Pengertian Sampah

Kementerian lingkungan hidup (2005). Sampah atau yang kita

kenal dengan limbah domestik adalah hasil sampingan dari suatu

kegiatan, dimana penghasilan sampah tidak menggunakan hasil

sampingan tersebut sehingga dibuang ke lingkungan. Dengan

meningkatnya jumlah penduduk dan bertambahnya tingkat

konsumsi masyarakat maka bertambah pula sampah yang

dihasilkannya. Hal ini dapat dilihat pada tahun 1995 timbunan

sampah rata rata diperkirakan meningkat dari 800 gram menjadi

910 gram perhari. Pada tahun 2003 rata – rata timbunan sampah

yang dihasilkan adalah 2,41 perhari.

Menurut World Health Organization (Organisasi Kesehatan

Dunia) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak

dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari

kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya

(Wahyono:2012:5)

Modul Materi Training Staf Teknik Proyek PLP Sektor

Persampahan 1986 Bab II :1 (2011) Sampah adalah limbah yang

berbentuk padat dan juga setengah padat, dari bahan organik atau

33
anorganik, baik benda logam maupun bukan logam yang dapat

terbakar dan yang tidak dapat terbakar.

Azwar A dalam Jurnal SMARtek (Vol.9.No 2, Mei 2011)

Sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau

sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan

yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri).

Undang – undang Nomor 18 Tahun 2008. Sampah adalah sisa

kegiatan sehari – hari manusia atau proses alam yang berbentuk

padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat,

konsentrasi, atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.

Berdasarkan rumusan pengertian dan pendapat diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah

semua jenis benda atau barang bangunan/kotoran manusia,

hewan atau tumbuh – tumbuhan atau yang berasal dari aktivitas

kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang

dapat menimbulkan atau dapat mengakibatkan pencemaran

terhadap air, tanah dan udara sehingga dapat menimbulkan

pengerusakan di lingkungan.

34
a. Jenis – jenis sampah

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 18, Januari 2012

Sampah organik: sampah yang terdiri dari bahan-

bahan yang bisa terurai secara alamiah/biologis, seperti

sampah sayuran, daun – daun, bagian tubuh hewan, sisa

makanan, kertas, kayu dan lainnya. Sampah jenis ini juga

biasa disebut sampah basah.

Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-

bahan yang sulit terurai secara biologis. Proses

penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut

di tempat khusus, misalnya plastik, kaca, logam kaleng

dan lainnya. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah

kering.

Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah

dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah

rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain. Misalnya kemasan

pestisida, obat nyamuk, racun tikus, sisa obat – obatan,

sisa cat, sisa air aki, sisa pupuk kadarluasa dan lainnya.

35
b. Sumber - Sumber Sampah

1) Pemukiman Penduduk

sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan

oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam

suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa

ataupun di kota. Jenis sampah yang dihasilkan

biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses

pengelolahan makanan atau sampah basah

(garbage), sampah kering (rubbish), perabotan

rumah tangga.

2) Tempat umum dan Tempat perdagangan

Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan

banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan

termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah

yang dihasilkan dari tempat semcam itu dapat berupa

sisa – sisa makanan, sampah bangunan, sampah

khusus dan terkadang sampah berbahaya.

3) Sarana Layanan Masyarakat Milik Pemerintah

Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini

antara lain jalan umum, tempat parkir, tempat

36
layanan kesehatan misalnya rumah sakit dan

puskesmas, kompleks militer, gedung pertemuan,

pantai, dan sarana pemerintahan lainnya. Tempat

tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan

sampah kering.

4) Industir Berat dan Ringan

Sampah yang dihasilkan bersadal dari kegiatan

Industri makanan dan minuman, industri kayu,

industri kimia, industri logam dan tempat pengelolaan

air kotor dan air minum dan kegiatan industri lainnya,

baik yang sifatnya disribusi atau memperoses bahan

mentah saja.

5) Pertanian

Sampah yang dihasilkan berasal dari tanaman dan

hewan. Lokasi pertanian seperti kebun, ladang

ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan

– bahan yang telah membusuk, sampah pertanian,

pupuk, mapun bahan pembasmi serngga tanaman.

37
4. Pengelolaan Sampah

a. RETHINK atau perubahan paradigma

Bahwa sampah adalah bagian penting dalam kehidupan

kita dan sampah adalah sesuatu yang dapat bernilai

ekonomis, tetapi sebaliknya bila kita tidak kelola dengan

baik akan menjadi petaka bagi umat manusia.

b. REDUCE atau Pengurangan Jumlah Sampah

Dapat di lakukan dengan membawa sendiri tas belanja

yang dapat dipakai berulang – ulang, sehingga

mengurangi kantong plastik yang dibawa pulang.

c. REUSE atau Pemanfaatan Kembali

Dengan menggunakan kembali beberapa barang yang

masih dapat digunakan contohnya seperti memanfaatkan

sisa koran bekas yang tidak terpakai untuk mengelap

kaca, membuat kerajinan tangan dengan media kertas,

penggunaan botol minuman yang daoat digunakan

kembali untuk menaruh air.

d. RECOVERY atau Perolehan Kembali

38
Adalah pengambilan kembali bahan – bahan yang bernilai

ekonomis, misalnya mengambil timah hitam dari aki mobil,

mengambil tembaga dari limbah komputer dan lainnya.

e. RECYCLING atau Daur Ulang

Daur ulang artinya membuat sesuatu yang baru dengan

menggunakan barang atau bahan yang sudah ada,

misalnya membuat kompos dari sampah organik,

memperoses kembali plastik untuk dijadikan tas, dompet.

f. PENGOLAHAN

Yaitu pemisahan sampah untuk perolehan kembali, daur

ulang dan penimbunan akhir atau pembakaran yang

memenuhi standar lingkungan.

Sesuai dengan penjelasan yang sudah di jabarkan diatas

tentang beberapa tahapan yang dapat di lakukan untuk mengelola

sampah, dalam makala penelitian yang saya lakukan di SDS Raudhatul

Ulum nantinya, saya menggunakan salah satu tahapan dalam

mengelola sampah yaitu RECYCLING atau Daur Ulang.

39
5. Pengertian Daur Ulang

Priharyanto (2008:19) Daur ulang merupakan pengelolaan

sampah padat yang terdiri atas pemilahan, pengumpulan,

pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk bekas pakai

baru kembali.

Wahyono (2012: 14) Pengertian daur ulang dapat pula

disebut sebagai suatu hasil aktivitas yang sudah tidak dipakai lagi

atau dianggap sudah tidak memiliki nilai ekonomi menjadi sesuatu

yang punya nilai ekonomi lagi dengan melakukan pengolahan

kembali bagian bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau

di daur ulang.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Adalah proses untuk

menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan

mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi

sesuatu yang berguna,mengurangi penggunaan bahan baku baru,

mengurangi penggunaan energy, mengurangi polusi, kerusakan.

Daur ulang adalah salah satu pengelolaan sampah padat yang

terdiri dari kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan,

pendistribusian, dan pembuatan.

a. Jenis bahan yang banyak di daur ulang dan di jadikan

prakarya

40
Pada kegiatan belajar dan pembelajaran yang di

ajarkan di sekolah, keamanan adalah salah satu faktor

utama yang harus di perhatikan. Pada pembelajaran daur

ulang di sekolah- sekolah dasar biasanya lebih

menggunakan kertas dan plastik untuk dijadikan prakarya

dibandingkan dengan kaca atau batu batrai yang mungkin

dapat berbahaya bagi siswa. Berikut penjelasan mengenai

sejarah singkat kertas dan plastik.

1) Kertas

Papyrus

Bangsa Mesir Kuno telah menggunakan papyrus

sebagai media tulisnya pada zaman pemerintahan Firaun.

Papyrus atau dalam bahasa indonesia dituliskan papirus

merupakan sejenis tanaman yang tumbuh di tempat

lembap. Pada saat itu, papirus banyak tumbuh di tepi atau

lembah sungai. Daun papirus yang akan digunakan

sebagai media tulis harus diolah terlebih dahulu. Biasanya

ukursn lembar papirus antara 10cm x 20 cm, 10 cm x 30

cm, atau 10 cm x 50 cm.

2) Sejarah Kertas

Kertas di perkenalkan pertama kali oleh Tsai Lun

yang berasal dari Cina Tahun 105 sesudah Masehi. Tsai

41
Lun adalah seorang pegawai pengadilan kerajaan pada

masa pemerintahan Kaisar Ho Ti. Ia memperlihatkan

contoh kertas hasil penemuannya pada Kaisar Ho Ti. Tsai

Lun berhasil menemukan cara pembuatan kertas dari

campuran perca sutra, serat tanaman pisang, dan serat

tanaman murbei. Kertas yang dihasilkannya tipis, lentur,

dan kuat.

Pemakaian kertas meluas ke seluruh wilayah Cina

pada abad ke – 2. Beberapa abad kemudian, Cina telah

mengekspor kertas ke seluruh negeri yang berada di

sekitarnya. Tahun 751 sesudah masehi selama perang di

perbatasan Turkistan, sebagian orang cina yang tertawan

menceritakan resep pembuatan kertas. Akibatnya, kertas

juga di produksi di Baghdad dan Sarmarkand. Teknik

pembuatan kertas pun meluas ke seluruh wilayah

Baghdad dan Sarmarkand. Beberapa ahli pembuatan

kertas pindah ke Damaskus lalu Mesir dan Maroko.

Sekitar abad ke – 12, orang Spanyol membuat kertas

skala pabrik yang didirikan pertama kali di Troyes.

Keterampilan membuat kertas menyebar hingga ke Inggris

pada akhir abad ke – 15. Awalnya, kertas yang dibuat oleh

bangsa Eropa berasal dari sisa kain linen dan kapas yang

42
harus direkatkan dengan selatin binatang sebelum

dituliskan dengan pena tinta dari bulu angsa. Kemudian,

johann Gutenberg menggunakan mesin pres cetak untuk

menyesuaikan permukaan kertas ukuran Eropa yang keras

dan kenyal. Johann Gutenberg dikenal sebagai orang yang

menciptakan mesin cetak pertama kali. Saat ini,

pembuatan kertas sudah lebih modern. Bahan baku kertas

dapat diperoleh dari kayu. Kayu tersebut dihasilkan dari

berbagai macam tanaman, seperti jati dan pinus.

Pemilihan kayu memengaruhi kualitas kertas yang

dihasilkan.

Proses pembuatan kertas dibagi menjadi beberapa

tahapan:

a) Pemilihan jenis kayu : ada 2 jenis kayu yang di

gunakan untuk proses pembuatan kertas, kayu

lunak memiliki serat yang lebih panjang dan kasar

untuk memberikan kekuatan pada kertas contohnya

Tanaman Pinus. Kayu keras memiliki serat yang

lebih halus sehingga dapat menghasilkan kertas

yang halus. Contohnya Tanaman jati.

b) Pembuatan Bubur Kertas (Pulping)

43
Pulping merupakan proses pemisahan serat berupa

selulosa dari komponen lainnya seperti lignin karena

lignin dapat menyebabkan kertas mengalami

degradasi. Ada 3 jenis proses pulping, pulping

dengan metode mekanik, pulping dengan

menggunakan bahan kimia, pulping dengan

menggunakan metode semi bahan kimia.

c) Pembuatan kertas kering

Bubur kertas yang sudah diputihkan diangkut ke

mesin pembuat kertas. Pada tahap ini akan akan

dibentuk lembaran kertas pada screen. Air yang

masih tersisa pada lembaran kertas dihilangkan

dengan cara dipanaskan dan diberikan tekanan

yang besar saat proses penggulungan. Terkadang,

kertas yang sudah terbentuk diberi lapisan kaolin

untuk memutihkan permukaannya atau diberi

pengikat yang mengandung formalin, amonia, dan

polivinil alkohol agar lebih kuat.

3) Plastik

Istilah plastik berasal dari bahasa Yunani yaitu

Plastikos artinya dapat dicetak/dibentuk. Plastik dapat

dibentuk menjadi berbagai variasi produk, misalnya

44
bentuk pipa, lembaran tipis, dan serat. Suatu benda

disebut plastik jika memiliki kemampuan untuk dicetak

dan tersusun atas bahan organik. Secara kimia, plastik

termasuk polimer. Hampir semua plastik dibuat dari

bahan baku minyak bumi. Plastik transparan dapat

digunakan sebagai kemasan makanan dan tas belanja.

Plastik yang keras dan kuat dapat digunakan untuk

membuat pipa dan kursi. Berbagai jenis plastik yang baru

terus diteliti dan dibuat agar sesuai dengan kebutuhan.

4) Sejarah plastik

Plastik pertama kali dikenalkan oleh Alexander

parkes pada tahun 1862 di london, Inggris. Plastik

temuan parkes yang disebut parkesin dibuat dari

pengubahan selulosa tumbuhan. Parkesin mirip karet,

namun harganya lebih murah. Parkesin dapat dibuat

transparan dan dapat di kembangkan dalam berbagai

bentuk. Sayangnya bahan baku yang digunakan masih

terlalu mahal sehingga tidak banyak dipakai.

Pada akhir abad ke – 19, banyak gajah yang

dibunuh untuk di ambil gadingnya sebagai bahan baku

pembuatan bola kecil. Pada masa itu, diadakan suatu

perlombaan untuk menemukan bahan pembuat bola

45
pengganti gading. Pada tahun 1866, John Wesley Hyatt

menyempurnakan parkesin menjadi seluloid. Ia membuat

bola kecil dari bahan ini untuk menggantikan gading

gajah. Tetapi, bola yang dibuat dari bahan ini ternyata

mudah pecah sehingga ia gagal memenangkan lomba

tersebut. Namun, penemuannya tetap bisa dipakai

sebagai bahan dari pembuatan lapisan gigi palsu,

manset, pegangan sisir, dan lainnya.

Plastik sintetis pertama kali ditemukan pada tahun

1907 oleh Leo Baekeland. Ia mengembangkan bahan

yang diberi nama Bakelit. Bahan baru ini tidak mudah

terbakar, meleleh dan mencair di dalam larutan asam

cuka. Sekali bahan ini terbentuk, hasilnya tidak dapat

dirubah lagi. Bakelit dapat ditambahkan ke berbagai

bahan lain sebagai penguat. Tidak lama kemudian,

berbagai macam barang dibuat dari bakelit.

5) Jenis dan Kegunaan Plastik

Banyak sekali jenis plastik yang diciptakan.

Senagian besar dibuat dari bahan baku minyak bumi, ada

juga yang berasal dari bahan baku alami, seperti dari pati

46
singkong. Bentuknya pun bermacam – macam, ada yang

keras dan lunak. Plastik dibuat sesuai kegunaannya.

a) Nilon

Nilon diciptakan pada 1935 oleh Wallace Carothers.

Produk pertama dari nilon ialah bulu sikat gigi. Nilon

merupakan plastik pertama yang sangat laku dijual.

Bahan bakunya ialah batu bara, air dan udara.

b) Rayon

Rayon merupakan plastik yang istimewa karena

berasal dari selulosa tumbuhan. Awalnya, rayon di

produksi tahun 1880 di prancis sebagai pengganti

sutra yang lebih murah. Rayon mudah diwarnai dan

mudah menyerap air.

c) Teflon

Kata teflon berasal dari politetrafluoroetilen. Bahan

pelapis dari wajan antilengket ialah teflon. Teflon

ditemukan oleh Roy J.

d) Polietilena

Polietilena (PE) merupakan plastik yang sangat

umum digunakan terutama dalam bentuk plastik

kemasan atau tas plastik. Lebih dari 60 juta ton

47
polietilena dihasilkan tiap tahunnya. Terdapat

berbagai jenis plastik polietilena yang sering

digunakan ialah polietilena kerapatan tinggi (HDPE)

dan polietilena kerapatan rendah (LDPE).

e) Polipropilena

Penggunaan polipropilena ternyata sangat luas,

mulai dari botol kemasan, serat kain, karpet dan alat

– alat tulis, komponen kendaraan, hingga alat

laboratorium menggunakan polipropilena.

Polipropilena pertama kali dibuat pada tahun 1954

oleh Giulio Natta.

f) Styrofoam

Styrofoam merupakan plastik polistirena yang

dibusakan. Pada tahun 1941, plastik polistirena

pertama kali berhasil dibusakan oleh C. G. Munters.

Styrofoam tahan air, ringan, dan dapat mengapung.

g) PVC

PVC singkatan dari Polivinil Klorida. Lebih dari 50%

produksi PVC digunakan untuk bahan bangunan

dengan alasan murah, tahan lama, dan mudah

48
dirakit. Dalam bentuknya yang padat yang keras

PVC digunakan untuk kusen, pipa dan kartu

magnetik.

h) Dakron

Dakron ialah nama dagang dari Polietilena tereftalat

(PET). Dakron termasuk poliester dan digunakan

pada serat kain serta pada wadah makanan dan

minuman. Ada jenis dakron yang tembus pandang

ada pula yang putih tak tembus pandang.

i) Kevlar

Kevlar bersifat ringan dan sangat kuat. Dibuat oleh

Stephanie Kwolek dan Roberto Berendt pada tahun

1965 dan pertama kali dijual pada tahun 1970an

biaya produksi kevlar sangat mahal, tetapi

kekuatannya 5 kali lipat dibandingkan baja dengan

berat yang sama.

49
50

B. Kerangka Berfikir

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK

DENGAN KREASI DAUR ULANG SAMPAH

Judul :
Meningkatkan Kreativitas Siswa
Dengan Kreasi Daur Ulang
Sampah

Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara seorang guru menilai siswa itu cerdas tidak
hanya melalui nilai akademik
2. Bagaimana siswa dapat menunjukkan kemampuannya
bukan hanya dari segi pembelajaran materi
3. Bagaimana cara seorang guru menumbuhkan rasa
kreativitas yang dimiliki siswa

Metode Teori Teknik


Penelitian 1. Anak Berbakat & Keterbakatan Pengambilan Data
Kualitatif 2. Pengertian Kreativitas 1. Observasi
Dengan 3. Pengertian Sampah 2. Dokumen
Pendekatan 4. Pengelolaan Sampah 3. Dokumentasi
Deskriptif 5. Pengertian Daur Ulang 4. triangulasi

Siswa dan Siswi Kelas 4


SDS Raudhatul Ulum

Hasil Analisi Data

Interpretasi Hasil Penelitian


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanaan di Sekolah Dasar Swasta

Raudhatul ulum Jakarta yang beralamat di Jl. Pete 2 no. 390 blok.

A. kebayoran baru – jakarta selatan, DKI Jakarta. Waktu penelitian

dilaksanakan selama 3 Bulan. Penelitian yang saya lakukan di

kelas IV SD.

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan kegiatan

Nov Des Maret April Mei juni

1. Perencanaan

2. Penyusunan
Proposal
3. Pelaksanaan
Penelitian
4. Pembuatan
laporan hasil penelitian
5. Perbaikan laporan

6. Pembuatan laporan
akhir

51
52

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian

Kualitatif dengan pendekatan Deskriptif, adalah suatu bentuk

penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena – fenomena yang ada, baik fenomena

yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini

mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,

kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Penelitian

deskritif tidak adanya manipulasi atau pengubahan pada variabel –

variabel, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya semua

kegiatan, keadaan, kejadian, aspek, komponen atau variabel

berjalan sebagaimana adanya.

Metode Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah

sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data

dilakukan secara purposive dan snowbaal, terknik pengumpulan

dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna dari pada generalisasi.


Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai

paradigma interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas

sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis,

penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal).

Penelitian ini dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang

alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak

dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu

mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. (Sugiyono:2015:14)

Tanpa penelitianpun semua kegiatan, keadaan,

komponen, variabel berjalan seperti itu. Satu – satunya unsur

manipulasi atau perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu

sendiri, yang dilakukan melalui observasi, rubrik penilaian, studi

dokumentasi. Penelitian deskriptif tidak berhenti pada pengumpulan

data, pengorganisasian, analisis dan penarikan interpretasi serta

penyimpulan, tetapi dilanjutkan dengan pembandingan, mencari

kesamaan – perbedaan dan hubungan kausal dalam berbagai hal.

Penemuan makna adalah fokus dari keseluruhan proses (John W,

Best, 1970:117 dalam Sukmadinata, 2016:74)

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data

penelitian ini adalah kegiatan Observasi dan Rubrik Penilaian.

Dimana dalam pengambilan Penilaian disesuaikan terlebih dahulu

dengan KKM yang terdapat di SD Raudhatul Ulum dan sudah di

67
lakukan uji validasi oleh dosen ahli, serta penilaian yang dilakukan

mengacu kepada point – point yang harus dipenuhi yang terdapat

pada kisi – kisi instrumen. Observasi dan Rubrik Penilaian

digunakan untuk mengukur tingkat perubahan atau tingkat penilaian

yang akan dicapai oleh siswa. (Sukmadinata:2016:64)

C. Desain Penelitian

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan meliputi perumusan dan pembatasan

masalah serta merumuskan pertanyaan – pertanyaan

penelitian yang diarahkan pada kegiatan pengumpulan data.

Kemudian merumuskan situasi penelitian, satuan dan lokasi

yang dipilih serta informan – informan sebagai sumber data.

(Sukmadinata:2016:114)

b. Pelaksanaan (action)

Westa (2008). Adalah usaha – usaha yang dilakukan

untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan

yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi

segala kebutuhan alat –alat yang diperlukan, siapa yang

melaksanakan, dimana tempat pelaksanaan dan waktu

pelaksanaan.

67
1. Meminta data awal dari guru wali kelas tentang

bagaimana keadaan situasi keseharian di dalam

kelas.

2. Mengetahui karakter masing – masing dari setiap

siswa

3. Melakukan pendekatan langsung kepada

siswa/menarik perhatian siswa.

4. Menarik perhatian siswa dengan memperlihatkan

beberapa prakarya dari orang lain dan memberikan

beberapa materi terkait sampah dan daur ulang.

5. Mengajak siswa untuk mempraktikkan kegiatan daur

ulang sampah tetapi dengan situasi yang

menyenangkan dan tidak terlalu serius.

6. Setelah itu menanyakan kepada siswa bagaimana

pembelajaran yang dilakukan dengan metode praktik

pembuatan prakarya.

7. Mendapatkan hasil real dari pengalaman siswa.

67
c. Mengumpulkan data (observing)

Setelah peneliti berpadu dengan situasi yang diteliti,

pengumpulan data lebih diintensifkan dengan wawancara

yang lebih mendalam, observasi dan pengumpulan dokumen

yang lebih intensif. Dalam pengumpulan data dasar peneliti

benar – benar “melihat, mendengar, membaca dan

merasakan” apa yang ada dengan penuh perhatian.

(Sukmadinata:2016:114)

d. Menganalisis data atau informasi untuk memusatkan sejauh

mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut.

D. Subjek data

Sumber data yang dapat di ambil dari berbagai sumber,

yang paling utama pengambilan data dari sekolah yang akan di

analisa lalu pengambilan beberapa sample di dalam kelas.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam

berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat

dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah

(natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di

67
sekolah dengan tenaga pendidikan dan kependidikan. Bila dilihat

dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan

sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data, dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumen.

Dalam penelitian Kualitatif, pengumpulan data dilakukan

pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer,

dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi

berperanserta , wawancara mendalam, dan dokumentasi.

1. Observasi

Nasution dalam Sugiyono menyatakan bahwa, observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Sanafiah Faisal dalam sugiyono mengklasifikasikan

obervasi menjadi observasi Partisipasi, Observasi terus terang

atau tersamar, observasi tak berstruktur. (2015:310)

67
Observasi dapat dibagi menjadi 2 macam:

a. Observasi Partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan

sehari – hari orang yang sedang di amati atau yang

digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil

melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa

yang dikerjakan oleh sumber data. Contohnya peneliti

ikut aktif dalam kegiatan pembuatan prakarya yang

dilakukan siswa pada hari itu sambil sedikit demi sedikit

memberikan penjelasan – penjelasan apabila ada siswa

yang bertanya dan kurang paham. Dengan observasi

partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih

lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat

makna dari setiap perilaku yang tampak.

b. Observasi Terus Terang atau Tersamar

Dalam hal in observasi terus terang atau tersamar juga

di gunakan peneliti dalam kegiatan penelitian yang

dilakukan di SDS Raudhatul Ulum, peneliti dalam

melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang

kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan

penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak

awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.

67
2. Dokumen

Dokumen dapat diambil dengan pendataan yang dilakukan oleh

peneliti, bisa berupa Rubrik Penilaian yang di peroleh dari hasil

kegiatan yang dilakukan. Serta berbagai data yang dimiliki oleh

sekolah dan dapat di ambil di sekolah.

3. Foto / video

Foto – foto dan video yang di ambil bisa menggunakan kamera

hanphone, kamera, atau handycame.

4. Triangulasi

Triangulasi di artikan sebagai teknik pengumpulan data yang

bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data

dan sumber data yang telah ada.

67
F. Teknik Analisis data

1. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak

sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah

selesai dilapangan. Dalam hal ini Nasution dalam Sugiyono

menyatakan (2015:336) “Analisis telah mulai sejak merumuskan

dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data

menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin,

teori yang grounded”. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis

data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersama dengan

pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif

berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah

selesai pengumpulan data.

Menurut seiddel dalam moleong (2010:248) analisis data

kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut:

• Mencatat yang menghasilan catatan lapangan, dengan hal

itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

• Mengumpulkan, memilah – milah, mengklasifikasikan,

mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

67
• Berfikir dengan jalan membuat agar data itu mempunyai

makna, mencari dan menemukan pola hubungan –

hubungan, dan membuat temuan – temuan umum.

Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data

sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction,

data display, dan conclusion drawing/verification. Langkah –

langkah analisis ditunjukkan pada gambar.

Gambar 1. 1 Komponen dalam Analisis Data (flow model)

Pengumpulan Penyajian
Data
Data

Reduksi
Conclusion
Data
drawing/verification

Langkah-langkah analisis data model interaktif pada gambar di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

67
a. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh di lapangan dicatat atau direkam

dalam bentuk naratif, yaitu uraian data yang diperoleh dari

lapangan apa adanya. Setiap hal yang terjadi pada saat kegiatan

akan di catat oleh peneliti mulai dari sikap siswa mengikuti

pembelajaran, kesiapan siswa mengikuti pembelajaran, keaktifan

siswa mengikuti pembelajaran, dan lainnya. Dari catatan

deskriptif ini, kemudian dibuat catatan refleksi yaitu catatan

pengumpulan Data, Penarikan Kesimpulan atau

Verifikasi,Reduksi Data, Penyajian Data berisikan komentar,

pendapat atau penafsiran peneliti atas fenomena yang ditemui

dilapangan. Tetapi harus bersifat real atau sesuai dengan

keadaan yang terjadi pada saat penelitian.

b. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan

perhatian, pada penyederhanaaan, pengabstrakan, dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan.

Reduksi data dilakukan terus menerus selama penelitian

dilaksanakan. Reduksi data merupakan wujud analisis yang

menajamkan, mengklarifikasikan, mengarahkan, membuang

data yang tidak berkaitan dengan pokok persoalan. Pada

67
tahapan ini disajikan data hasil temuan dilapangan dalam bentuk

teks deskriptif naratif.

c. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

dan sejenisnya. Atau berupa laporan yang dikerjakan dengan

berbentuk naratif. Miles and Huberman (Sukmadinata, 2005:38)

d. Conclusion Drawing/Verification

Penarikan kesimpulan dan verifikasi,kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh

bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. (Model

Miles and Huberman).

67
Tabel 1.2
Kisi – Kisi dan Instrumen Penelitian
Meningkatkan Kreativitas anak

Variabel Dimensi Indikator Kegiatan Yang Dilakukan

Kemampuan siswa
Siswa diminta menjelaskan
dalam intelegensi,
tentang materi yang
memiliki perencanaan
berhubungan dengan
dan pemahaman
kegiatan pembelajaran.
tentang pembelajaran.

Meningkatkan Kemampuan siswa


dalam intelektual, siswa Membuat suatu produk
Dimensi
Kreativitas mampu membuat hal – berupa prakarya dengan
Pribadi
hal baru dengan caranya sendiri.
Siswa caranya sendiri.

Kemampuan siswa
Siswa mampu
dalam kepribadian,
menyelesaikan tugas yang
siswa mampu
diberikan dengan
menghadapi setiap
kemampuannya sendiri.
rintangan.

siswa diminta melakukan


Siswa mampu
tugas sesuai materi tetapi
menciptakan pemikiran
siswa dibebaskan untuk
untuk melakukan hal –
membuat sesuai pemikiran
hal baru.
mereka.

Sekolah harus menerima


Dimensi
setiap kegiatan positif yang
Dorongan Lingkungan sekolah
dilakukan siswa, serta
mampu memberikan
dapat menghargai hasil
dukungan kepada
karya setiap siswa. Dengan
setiap siswa.
cara memajang hasil karya
yang dibuat siswa.

Siswa mampu
melakukan proses
kegiatan pembelajaran
dengan serius, Guru memperhatikan setiap
Dimensi keluwesan, dan tingkah laku siswa pada
Proses orisinalitas dalam saat kegiatan pembelajaran
berfikir serta memiliki berlangsung.
kemampuan dalam
mengembangkan suatu
materi menjadi suatu

67
hal – hal baru.

Membuat suau prakarya


Menciptakan suatu sesuai dengan materi yang
produk menjadi nyata. terdapat pada buku cetak
Seni Budaya.
Dimensi
Membuat suatu produk
Produk Meciptakan suatu
dengan kemampuan dan
produk baru yang unik
kebebasan yang dimiliki
dan bermakna.
siswa.

67
Tabel 1.3

Rubrik Penilaian Hasil Karya Siswa

Nama Siswa :

Kegiatan Pertama

A B C D
86 – 100 71 – 85 56 – 70 <5,5

Membuat inovasi baru Membuat suatu inovasi Membuat Membuat


atau sesuatu yang yang sudah ada tetapi suatu suatu
belum ada sama sekali dengan banyak inovasi inovasi
dengan memperhatikan perubahan dengan yang sudah yang
perencanaan dan mengembangkan ada dengan sudah ada
keuletan yang matang. beberapa aspek dalam sedikit tanpa
kegiatan perubahan. perubahan
pembelajaran. .

Nilai Akhir Siswa :

Kegiatan Kedua

A B C D
86 – 100 71 – 85 56 – 70 <5,5

Membuat inovasi baru Membuat suatu Membuat Membuat


atau sesuatu yang inovasi yang sudah suatu suatu
belum ada sama sekali ada tetapi dengan inovasi inovasi
dengan memperhatikan banyak perubahan yang sudah yang
perencanaan dan dengan ada dengan sudah ada
keuletan yang matang. mengembangkan sedikit tanpa
beberapa aspek dalam perubahan. perubahan
kegiatan .
pembelajaran.

Nilai Akhir Siswa :

Guru Wali Kelas IV

HJ. Sri Sumarni, S. Pd

67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Profil Sekolah

Penelitian ini dilakukan di SDS. Raudhatul Ulum

yang beralamat di Jalan Pete 2 No. 390 Kelurahan Pulo,

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Kode pos sekolah:

12160 . SDS Raudhatul Ulum didirikan pada tahun 1967.

SDS Raudhatul Ulum berdiri diatas tanah wakaf

peninggalan H. Adam Bin Nami. Beliau adalah pendiri

pertama sekolah ini. Hingga saat ini sekolah tersebut

terus dijaga dan dirawat oleh anak dan cucunya.

SDS. Raudhatul Ulum merupakan sekolah

Swasta dengan Nomor Induk Sekolah: 100660 dan

Nomor Statistik: 104015306075. Memiliki Akreditasi

sekolah yaitu A. Nomer telepon sekolah: (021) 7247570.

Dengan Total 14 orang guru yang mengajar di sekolah

tersebut. SDS Raudhatul Ulum memiliki Visi “Menjadikan

SDS Raudhatul Ulum lembaga pendidikan yang unggul

dalam menyiapkan generasi yang selaras secara

intelektual dan spiritual yang berlandaskan kepada nilai –

nilai keimanan dan ketakwaan.

67
68

Misi yang di punyai oleh SDS. Raudhatul Ulum sebagai

berikut:

1. Menanamkan keyakinan melalui pengajaran yang

berlandaskan pada nilai – nilai keimanan dan

ketakwaan.

2. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran

secara profesional.

3. Meciptakan anak didik yang memiliki ilmu

pengetahuan dan teknologi disertai keimanan dan

ketakwaan kepada Allah SWT.

4. Membina kemandirian siswa melalui kegiatan

keagamaan serta pengembangan diri yang

terencana dan berkesinambungan.


b. Profil Warga Sekolah

Tabel 1.4

Daftar Pengajar

No. Nama Pendidikan Jabatan


Terakhir
1. Muhammad Harun Kepala
Al Rasyid, SE S1 Sekolah
2. Badru Zaman, S. S1 Wakil Kepala
Pd Sekolah
2. Kholisoh, S. Pd S1 Wali Kelas 1
3. Maulidia, S. Pd S1 Wali Kelas 2
4. Hj. Mas’Amah PGA Wali Kelas 3
5. Hj. Sri Sunarni, S. S1 Wali Kelas 4
Pd
6. Dyah Wimas Intan, S1 Wali Kelas 5
S. PdI
7. Heri Frizal, SE S1 Wali Kelas 6
9. Abdul Latif, S. PdI S1 Guru Agama
Islam
10 Sapto Muhajir SMA Guru
Olahraga
11. May Munah Z, S. S1 Guru Bahasa
Pd Inggris
12. Dyah Pitaloka, S. S1 Guru Bahasa
Pd Inggris
13. Septi SMA Guru Seni
Tari
14. Ali Huzain PGA Guru Al –
Quran

91
Tabel 1.5

Pengurus Sekolah

NO. Nama Pendidikan Keterangan

Terakhir

1. Aan Kurniawan SMP Penjaga

Sekolah

2. Maulidia, S. Pd. S1 Tata Usaha

Tabel 1.6

Jumlah Siswa & Siswi SDS. Raudhatul Ulum

No Kelas Siswa Siswi Jumlah

Laki – Perempuan siswa

laki

1. Kelas 1 18 siswa 14 Siswi 32 siswa

2. Kelas 2 16 siswa 13 siswi 29 siswa

3. Kelas 3 12 siswa 15 siswi 27 siswa

4. Kelas 4 14 siswa 18 siswi 32 siswa

5. Kelas 5 16 siswa 16 siswi 32 siswa

6. Kelas 6 14 siswa 15 siswi 29 siswa

91
B. Hasil Analisis Data

1. Meningkatkan Kreativitas Siswa Dengan Kreasi Daur

Ulang Sampah

a. Observasi

Kegiatan Pertama:

Sabtu, 21 April 2018, peneliti melakukan

observasi awal untuk mengetahui bagaimana keadaan

lingkungan sekolah, serta untuk mengetahui bagaimana

kegiatan belajar dan pembelajaran di dalam kelas. Guru

walikelas memulai pembelajaran dengan meminta salah

satu siswa untuk memimpin doa bersama – sama.

Setelah siswa dan siswi selesai membaca doa, guru

memberikan arahan kepada siswa untuk mengeluarkan

perlengkapan yang sudah diminta oleh guru pada

minggu lalu. Setelah siswa mengeluarkan semua

perlengkapan, guru mempersilahkan siswa untuk mulai

mengerjakan tugas sesuai dengan arahan yang ada

pada buku pelajaran.

Disini peneliti melihat bahwa pembelajaran yang

diajarkan kepada siswa hanya mengarah kepada buku

pelajaran tanpa adanya terlebih dahulu pembahasan

yang diberikan oleh guru. Hal ini akan menyebabkan

91
siswa tidak paham dengan apa yang diajarkan pada hari

itu.

Guru wali kelas IV juga meminta peneliti untuk

bersama – sama membantu beliau mengajar di dalam

kelas Oleh sebab itu, peneliti berencana akan mencari

cara untuk memudahkan siswa memahami pelajaran apa

yang akan diberikan, dengan pemberian materi sebelum

pembelajaran akan memudahkan siswa memahami

materi pelajaran yang akan di ajarkan.

Kegiatan Kedua:

Sabtu 28 April 2018, peneliti memulai penelitian

di kelas 4 SDS. Raudhatul Ulum. Pada awal kegiatan

setelah siswa selesai membaca doa, peneliti

memperkenalkan diri terlebih dahulu di depan para

siswa. Setelah memperkenalkan diri, peneliti meminta

siswa untuk memperkenalkan diri satu persatu di depan

kelas. Setelah selesai memperkenalkan diri, peneliti

terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan peneliti

ada di kelas ialah untuk memberikan pelajaran berupa

seni budaya yaitu tentang daur ulang yang berkaitan

dengan materi yang diajarkan dalam buku pelajaran,

91
serta peneliti di dampingi oleh guru wali kelas yang

sudah terlebih dahulu mengajarkan tentang seni budaya.

Sebelum memberikan pelajaran tentang seni

budaya dan daur ulang sampah, untuk memudahkan

siswa dalam memahami materi yang akan di ajarkan

peneliti menggunakan power point yang berisi tentang

materi tentang Sampah, jenis – jenis sampah, Daur

Ulang dan Contoh benda daur ulang. Pertama – tama

peneliti mengajak siswa untuk menjelaskan tentang

pengertian sampah dan daur ulang serta jenis dan

contohnya.

Awalnya hanya sedikit siswa yang merespon dan

mengerti tentang pengertian sampah, oleh sebab itu

peneliti sedikit demi sedikit membantu siswa menjawab.

Peneliti melanjutkan menjelaskan satu persatu

point yang terdapat dalam power point tetapi disetiap

slide peneliti selalu menanyakan kembali apa yang

sudah dijelaskan oleh peneliti kepada siswa untuk

mengukur sejauh mana siswa sudah memahami

pembelajaran yang di berikan. Contohnya seperti apa

yang kamu ketahui tentang pengertian sampah? Setiap

siswa diberikan kebebasan untuk menjawab dengan

menunjuk tangan terlebih dahulu, setelah itu peneliti

91
mendengarkan apa yang di jelaskan oleh siswa, siswa

dapat dengan bebas mengeluarkan setiap pendapat

yang mereka pahami tentang pengertian sampah,

peneliti tidak memberikan batasan hal ini ditujukan agar

siswa tidak takut dalam menjawab pertanyaan dan siswa

akan dengan mudah mengeluarkan setiap pendapat

yang ia punya apabila tidak ada rasa takut. Setelah

siswa menjelaskan peneliti membenarkan atau

menambahkan jawaban yang sudah di jawab oleh siswa

dengan memperlihatkan beberapa pendapat para ahli

yang ada tentang pengertian sampah.

Setelah siswa mengerti dan paham tentang

pengertian sampah, peneliti melanjutkan ke slide

berikutnya pada materi tentang jenis – jenis sampah.

Pada materi ini banyak siswa yang belum memahami

tentang jenis – jenis sampah terlebih ketika di minta

untuk menyebutkan jenis sampah B3 (sampah beracun).

Yang siswa pahami kebanyakan hanya pengertian

tentang sampah organik dan non organik, tetapi masih

ada beberapa siswa yang keliru dalam membedakan

mana sampah yang termasuk ke dalam sampah organik

dan sampah non organik.

91
Oleh karena itu, peneliti menjelaskan satu persatu

tentang pengertian sampah organik, sampah non organik

dan sampah B3. Setelah peneliti menjelaskan peneliti

kembali menanyakan kepada siswa tentang materi yang

sudah dijelaskan oleh peneliti. Siswa dapat menjelaskan

kembali apa yang sudah disampaikan oleh peneliti

dengan menggunakan bahasanya sendiri.

Begitu selanjutnya peneliti menjelaskan satu

persatu tentang materi yang di ajarkan pada hari itu,

sampai kepada materi tentang daur ulang sampah dan

jenis – jenisnya. Peneliti menanyakan prakarya apa saja

yang sudah di buat oleh siswa? Ternyata dikelas 4

sudah membuat beberapa prakarya contohnya membuat

vas bunga dari kaleng dan bunganya, membuat lampion

dari sedotan.( Lampiran gambar 1.2 & 1.3 )

Setelah peneliti selesai membahas setiap slide

materi pembelajaran dan seluruh siswa sudah dapat

mengerti tentang pengertian sampah dan daur ulang

sampah, kemudian peneliti membahas terkait materi

yang akan di ajarkan pada hari selanjutnya. Peneliti

mengaitkan antara materi yang sudah dibahas pada hari

91
ini dengan Pembelajaran seni budaya yaitu membuat

gambar.

Disini peneliti meminta siswa untuk membawa

lem, sampah – sampah plastik, dedaunan dan gunting

serta peneliti meminta siswa untuk menyiapkan satu

tema gambar yang akan di buat oleh siswa.

Kegiatan Ketiga:

Rabu, 9 Mei 2018, Peneliti membuka pelajaran

dengan berdoa dan mengabsen setiap siswa. Setelah

selesai peneliti mempersiapkan siswa untuk melakukan

pelajaran pada hari ini. Siswa diminta untuk

mengeluarkan barang –barang yang sudah dibawa siswa

ke atas meja. Setelah itu peneliti mengulas kembali dan

menanyakan tentang materi yang sudah di ajarkan pada

minggu lalu.

Apakah siswa masih mengingat apa yang

sudah di ajarkan. Siswa dapat menjelaskan secara

bergantian dengan tepat. Berarti dengan memberikan

materi terlebih dahulu sebelum memulai praktek yang

akan di ajarkan kepada siswa akan lebih memudahkan

siswa dalam memahami pelajaran yang akan di ajarkan,

91
siswa akan dengan mudah apabila membahas pelajaran

secara bersama – sama dengan diskusi tanya jawab.

Apabila tidak adanya pemberian materi pelajaran

yang secara menyeluruh sebelumnya, kebanyakan siswa

akan susah dalam memahami pelajaran, akibatnya siswa

tidak akan menerima apa – apa. Apabila terus menerus

dilakukan sistem pengajaran seperti ini sekolah tidak

akan pernah menghasilkan siswa yang berkompeten

bahkan kreativ.

Peneliti memulai dengan membagikan kertas hvs

kepada setiap siswa serta memberikan double tape

kepada setiap baris meja siswa, setelah itu peneliti

meminta siswa untuk membuat gambar terlebih dahulu.

Peneliti memberikan arahan apabila siswa telah selesai

membuat gambar siswa dapat menempelkan guntingan

– guntingan dari plastik bekas, karton, kertas dan daun-

daunan pada gambar yang sudah dibuat oleh siswa.

Peneliti membebaskan gambar apapun yang

akan dibuat oleh siswa, berbagai macam gambar –

gambar yang di buat siswa, ada yang membuat gunung,

jaring – jaring kubus, bunga. Peneliti memperhatikan

setiap siswa pada saat proses pembuatan prakarya, ada

91
beberapa siswa yang kesulitan untuk menggunting –

gunting plastik yang selalu tidak sesuai dengan ukuran

yang sudah di gambarnya, ada juga siswa yang kesulitan

untuk menempel guntingan plastik, karena lem yang

digunakan bukan untuk menempel plastik, tetapi siswa

terus mencari cara agar plastik itu dapat menempel.

Sampai kepada salah satu siswa, peneliti melihat dan

memperhatikan apa yang ia buat, tetapi peneliti tidak

dapat memahami, akhirnya peneliti bertanya kepada

siswa tersebut, apa yang akan kamu buat? Lalu siswa

tersebut menjawab aku mau buat warung kopi bu.

Kenapa kamu bisa berfikir untuk membuat warung kopi?

Lalu siswa tersebut menjawab bungkusan bekas yang

saya pegang ada gambar cangkir berisi susu dan kopi,

nah nanti gambar ini akan saya tempelkan di atap atas

gambar saya supaya bisa menjadi petunjuk bahwa

gambar yang saya buat adalah warung kopi bu.

(Lampiran Gambar 1.4 )

Dalam setiap kegiatan pembelajaran yang

dilakukan, peneliti juga melihat dan menilai dari

beberapa dimensi yang terdapat pada kisi – kisi

instrumen yang dibuat oleh peneliti sebagai salah satu

penilaian yang diberikan pada Rubrik penilaian nantinya.

91
Dimana beberapa dimensi itu mengacu kepada dimensi

pribadi, yaitu berupa pemahaman siswa tentang materi

yang sudah diajarkan dan apa yang akan mereka buat,

siswa mampu membuat suatu karya dengan usahanya

sendiri.

Dimensi dorongan dimana siswa dapat

menghargai setiap kegiatan dan karya yang dibuat oleh

temannya serta siswa dapat membantu dan saling

berbagi dengan temannya. Dimensi proses siswa dapat

dengan serius, tekun, ulet dalam mengerjakan setiap

tugas yang diberikan oleh peneliti pada setiap kegiatan.

Dimensi Produk siswa dapat menyelesaikan hasil

karyanya dengan usahanya sendiri tanpa dibantu oleh

orang lain. ( Lampiran Gambar 1.5 )

Disini peneliti dapat mengambil kesimpulan dari

kegiatan ketiga yang dilakukan bersama siswa pada hari

ini, bahwa kreativitas siswa dapat muncul dari berbagai

kegiatan yang dilakukan bersama – sama. Guru dan

siswa harus selalu berdiskusi dalam melakukan

pembelajaran, memberikan kebebasan kepada siswa

akan memunculkan kreativitas yang dimiliki siswa, siswa

akan merasa nyaman untuk mengekspresikan apa yang

ada dalam fikiran mereka apabila guru tidak mengotak –

91
kotakan pemikiran siswa. Guru harus bersikap terbuka

dan mendukung setiap keputusan yang siswa ambil,

tetapi guru juga harus memberikan sedikit arahan

kepada siswa agar siswa tidak keluar kepada materi

yang diajarkan. ( Lampiran Gambar 1.6 )

Kegiatan ke empat:

Rabu 23 Mei 2018, Seperti biasa peneliti

membuka pelajaran dengan berdoa bersama – sama

terlebih dahulu yang dipimpin oleh ketua kelas. Setelah

selesai membaca doa peneliti menjelaskan tentang

kegiatan yang akan di lakukan pada hari ini, kegiatan

yang akan dilakukan pada hari ini adalah membuat

prakarya berupa bingkai foto.

Peneliti meminta siswa untuk mengeluarkan

beberapa perlengkapan yang sudah dibawa siswa,

berupa kardus bekas, kertas kado, lem, gunting dan

solasi. Sedangkan Peneliti menyiapkan beberapa

tumpukan lembar kertas bekas yang sudah tidak

digunakan. Setelah itu peneliti membagi siswa menjadi 3

kelompok, 1 kelompok siswa ada yang terdiri dari 10

orang dan 11 orang. Setelah siswa dibagi menjadi 3

kelompok peneliti membagikan 20 lembar kertas bekas

91
kepada setiap kelompok, kegiatan pertama yang

dilakukan siswa memotong kardus dan melapiskan

kardus dengan bungkus kado. Setelah itu siswa diminta

untuk membuat gulungan – gulungan kertas menjadi

panjang untuk ditempel di atas kardus yang sudah

dilapisi kertas kado. Peneliti memberikan contoh terlebih

dahulu bagaimana cara membuat gulungan kertas.

(Lampiran Gambar 1.7)

Penjelasan Foto:

Peneliti memperhatikan semua siswa dalam

setiap kegiatan yang dilakukan mulai dari tingkah laku,

sikap, keaktifan siswa dan hal – hal yang terdapat dalam

kisi – kisi instrumen di perhatikan peneliti untuk menjadi

bahan penilaian nantinya, dan akan disatukan dengan

hasil prakarya yang sudah dibuat siswa nantinya. Pada

kegiatan foto diatas setiap siswa dalam satu kelompok

diberi tugasnya masing – masing untuk membuat

gulungan kertas seperti yang sudah di contohkan terlebih

dahulu oleh peneliti sebelumnya, awalnya setiap siswa

kesusahan dalam membuat gulungan – gulungan kertas,

tetapi disini terlihat kerja sama yang dilakukan oleh

siswa. Siswa lain yang sudah dapat membuat gulungan

91
kertas bergantian untuk mengajarkan teman – temannya

yang kesusahan dalam membuatnya.

Siswa juga saling tolong menolong dalam

kegiatan ini, seperti pada gambar ketiga salah satu siswa

bertugas untuk memegang gulungan kertas yang sudah

jadi, dan siswa yang satunya menempelkan solasi ke

batas gulungan kertas agar tidak terlepas. Semua siswa

aktif dan bisa perduli dengan siswa yang lainnya.

(Lampiran Gambar 1.8)

Penjelasan Foto:

Peneliti memperhatikan bahwa setiap kelompok

membuat gulungan – gulungan kertas dengan kerja

sama yang kompak, sehingga gulungan – gulungan yang

dibuat siswa dapat selesai dengan cepat. Dengan hal ini

akan melatih siswa untuk bekerja sama dalam

mengerjakan setiap kegiatan, menumbuhkan juga rasa

perduli sesama siswa. Setelah siswa selesai membuat

gulungan – gulungan kertas, kemudian gulungan

tersebut di kumpulkan menjadi satu setiap kelompok.

Kemudian peneliti memberikan arahan ke pada siswa

untuk mewarnai setiap gulungan – gulungan kertas yang

sudah dibuat oleh siswa. ( Lampiran Gambar 1.9 )

91
Penjelasan Foto:

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan siswa adalah

mewarnai gulungan – gulungan kertas yang sudah jadi,

peneliti memperhatikan setiap kelompok memiliki

kerjasama yang baik untuk mewarnai gulungan kertas,

masing – masing dari siswa mewarnai satu – satu

gulungan – gulungan kertas agar lebih menghemat

waktu. Selain itu setiap kelompok memiliki kreativitas

yang berbeda – beda dalam memberikan warna.

Ada yang membuat satu gulungan kertas menjadi

2 warna yaitu biru dan merah, ada juga yang menyeling

kan antara warna merah dan warna putih saja, ada juga

yang memberikan warna yang berbeda – beda pada

setiap bagian gulungan kertas. Disini dapat terlihat

bahwa siswa memiliki kreativitas yang tidak terhingga,

karena siswa dapat menuangkan setiap gagasan yang

mereka punya dalam memberikan warna pada gulungan

kertas dengan berbeda – beda antara siswa yang satu

dengan siswa yang lainnya.

Setelah selesai mewarnai sekarang siswa mulai

menempelkan satu persatu gulungan – gulungan kertas

yang sudah mereka warnai. Kekompakan siswa terlihat

91
juga pada saat kegiatan menempel ini, ada siswa yang

mengelemkan gulungan kertas, kemudian ada siswa

yang mengukur panjang dari bagian kardus, ada siswa

yang memotong apabila gulungan kertas terlalu panjang,

kemudian ada siswa yang menempel dan menyusun

gulungan kertas yang sudah sesuai dengan ukurannya.

(Lampiran Gambar 2.0)

Setiap kelompok memiliki kesulitan masing –

masing dalam kegiatan ini, peneliti memperhatikan

setiap kelompok kesulitan dalam menyusun gulungan –

gulungan kertas yang ada, karena lem yang kurang

menyebabkan kurang melekatnya antara gulungan

kertas, tetapi salah satu siswa berani menjelaskan dan

maju kedepan kelas untuk memberitahukan kepada

teman – temannya cara mudah agar gulungan –

gulungan kertas dapat menempel, yaitu dengan

mensolatipkan setiap ujung – ujung bagian dan

mengaitkannya dengan bagian yang lain.

Hal ini menunjukkan bahwa tanpa sadar siswa

sering kali memiliki daya kreativitas, hanya saja karena

ketakutan yang siswa miliki untuk menjelaskan dan

berbicara kepada guru lah yang dapat menyebabkan

terhambatnya daya kreativitas siswa, sebagai seorang

91
guru yang profesional sudah semestinya kita dapat

menerima setiap masukan – masukan dan pendapat

yang dimiliki siswa, mendukung setiap penjelasan siswa

tanpa menyalahkan terlebih dahulu, dengan sikap yang

seperti ini akan membuat siswa berani dalam

mengeluarkan setiap pemikirannya pada setiap kegiatan

pembelajaran yang ada.

91
b. Hasil Rubrik Penilaian Siswa

7,8

7,6

7,4

7,2 Series 1

6,8

6,6
Nilai Sekolah Nilai Sekolah Nilai Uji Rubrik Nilai Uji Rubrik
Pertama Kedua Penilaian I Penilaian II

Gambar 2.2 Hasil Rubrik Penilaian Prakarya Siswa

KETERANGAN RUBRIK PENILAIAN

❖ Nilai Sekolah Pertama:

Nilai yang diambil oleh peneliti adalah nilai praktik yang

sudah dilakukan siswa oleh wali kelas.

100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎= 2317 𝑥 32 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎=7,2

❖ Nilai sekolah Kedua:

Nilai yang diambil oleh peneliti adalah nilai praktik yang

sudah dilakukan siswa oleh wali kelas.

100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎= 2268 𝑥 32 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎=7,0

91
❖ Nilai Uji Rubrik Penilaian I

Nilai yang diambil oleh peneliti dan guru melalui kegiatan

praktek yang dilakukan langsung.

100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎= 2470 𝑥 32 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎=7,7

❖ Nilai Uji Rubrik Penilaian I

Nilai yang diambil oleh peneliti dan guru melalui kegiatan

praktek yang dilakukan langsung.

100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎= 2518 𝑥 32 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎=7,8

Keterangan :

Pada kegiatan pertama dan kedua yang dilakukan

oleh guru wali kelas, terdapat nilai rata – rata yaitu

sebesar 7,2 dan 7,0 pada kegiatan yang dilakukan ini,

siswa menurut wali kelas 4 siswa sudah mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan sangat baik pada saat itu.

Tetapi pada saat kegiatan ke tiga dan ke empat yang

dilakukan oleh peneliti, peneliti menemukan bahwa siswa

hanya mengerti tentang proses praktek yang dilakukan

pada kegiatan pembuatan prakarya yang dilakukan

bersama wali kelas tanpa tau terlebih dahulu tentang

materi ajar yang berkaitan dengan pembelajaran.

91
Sebelum memulai kepada tahap pembuatan prakarya,

saat kegiatan pertama yang dilakukan peneliti ialah

menanyakan tentang pengertian, contoh, sampah, dan

tentang daur ulang. Kebanyakan siswa masih belum

paham dengan materi ini, oleh sebab itu peneliti

memberikan beberapa materi terlebih dahulu, pemberian

materi sangat dibutuhkan terlebih dahulu agar siswa tidak

hanya mengerti proses pembuatan prakarya tetapi siswa

dapat mengerti tujuan dan kegunaan dari pembuatan

prakarya ini.

Pada tahap ke tiga dan ke empat yang dilakukan oleh

peneliti setelah menjelaskan tentang materi pembelajaran

peneliti mengulas kembali tentang materi yang sudah di

ajarkan sebelumnya, pada tahap ini terbukti setiap siswa

dapat menjawab dengan tepat pengertian, kegunaan,

contoh, jenis – jenis tentang sampah dan daur ulang.

Pentingnya pemberian materi pembelajaran di awal

akan sangat mempengaruhi keberhasilan materi

pembelajaran yang diberikan. Terjadi peningkatan pada

tahap ke tiga dan ke empat yaitu sebesar 7,7 dan 7,8.

91
C. Interpretasi Hasil Penelitian

Interprestasi data adalah hasil akhir dari analisis data

yang peneliti dapatkan selama peneliti melakukan penelitian di

lapangan. Kemudian data tersebut ditafsirkan dengan

interprestasi data dimana hasil yang didapatkan bahwa

kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan

pemberian materi dan praktik akan memudahkan siswa dalam

melakukan dan menerima hasil pembelajaran yang diajarkan.

Tetapi dalam kegiatan belajar dan pembelajaran pemberian

materi pembelajaran seharusnya tidak hanya berpusat kepada

satu arah atau Teacher Centered Learning (TCL), dimana

kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan berupa ceramah

(lecturing).

Pada saat mengikuti pembelajaran dengan bentuk

ceramah, siswa sebatas memahami sambil membuat catatan

atau hanya mendengarkan. Penggunaan metode

pembelajaran ini hanya akan membuat guru semakin cerdas

tetapi siswa hanya memiliki pengalaman dalam mendengarkan

pemaparan materi yang sudah diberikan oleh guru. Siswa yang

akan dihasilkan dari pembelajaran ini adalah siswa yang kurang

mampu mengapresiasikan pembelajaran yang sudah mereka

dapatkan, takut berpendapat, tidak berani mencoba yang pada

akhirnya menghasilkan siswa yang pasif dan miskin kreativitas.

91
Melibatkan langsung siswa dan siswa dalam

pembelajaran serta membebaskan mereka untuk mengeluarkan

pendapat tanpa harus takut dengan guru akan lebih

menciptakan suasana belajaran yang kondusif serta

menciptakan siswa yang lebih kreatif. Kesan menakutkan guru

sebagai pengajar pun akan hilang, siswa pun akan lebih

senang dengan pembelajaran yang di ajarkan.

Penggunaan metode praktik lebih membuat siswa mudah

untuk memahami pembelajaran yang diajarkan, karena siswa

terlibat langsung dan memahami satu persatu setiap proses.

Seperti pembuatan beberapa prakarya, setiap siswa akan lebih

mudah untuk mengerjakannya apabila di praktikan secara

langsung. Dengan pembelajaran secara langsung atau praktik

akan menciptakan kekompakkan, pemahaman terhadap materi,

saling perduli sesama teman, serta dapat memunculkan

kreativitas – kreativitas yang ada pada diri setiap siswa.

91
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat di

ambil kesimpulan bahwa dalam kegiatan belajar dan

pembelajaran guru adalah faktor utama terciptanya siswa dan

siswi yang kompeten. Oleh sebab itu menjadi guru yang

profesional sangatlah penting, seorang guru dapat dikatakan guru

yang profesional apabila seorang guru dapat melakukan kegiatan

belajar dan pembelajaran tidak hanya mengacu kepada guru,

tetapi dapat mengajak siswa dan siswi untuk ikut aktif di dalam

kegiatan pembelajaran.

Sistem pengajaran yang dilakukan juga sangat menentukan

terbentuknya karakter setiap siswa. Dimana sering kali sistem

pengajaran yang dilakukan oleh guru masih sering salah, guru

cenderung berbicara keras di depan siswa, guru kurang akrab,

kurang humoris, kesan mengajar yang selalu serius, guru kurang

tersenyum kepada siswa. Hal - hal ini akan mengakibatkan siswa

takut untuk berkomunikasi kepada guru, hasilnya pembelajaran

yang dilakukan akan cenderung lebih pasif karena siswa hanya

menerima apa yang diberikan guru tanpa adanya komunikasi yang

dilakukan oleh siswa, guru akan menganggap siswa sudah

mengerti dengan apa yang diajarkan oleh guru. Apabila terus –

91
92

menerus dalam setiap pembelajaran dilakukan seperti ini, tidak

akan menghasilkan siswa dan siswi yang dapat berkompeten dan

bersaing secara global. Perlu adanya perubahan – perubahan

dalam pengajaran yang dilakukan di sekolah. Contohnya seperti

melibatkan langsung siswa dan siswi dalam kegiatan

pembelajaran, dimana tidak adanya kesan menakutkan yang di

berikan oleh guru, serta menggunakan sistem pengajaran dua

arah, dimana sistem pengajaran dua arah ini adanya interaksi

tanya jawab atau memberikan pendapat yang dilakukan oleh guru

dan siswa, akan lebih menghasilkan siswa yang aktif dan kreatif.

Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian berupa

pembuatan beberapa prakarya yang dilakukan langsung oleh

siswa dan peneliti. Hasil yang di dapatkan oleh peneliti setelah

melakukan penelitian di SDS Raudhatul ulum adalah sebagai

berikut, pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara

praktik, peneliti melibatkan langsung siswa dan siswi dalam

kegiatan pembelajaran, dimana tidak ada batasan – batasan yang

dilakukan oleh peneliti terhadap siswa. Pertama – tama peneliti

menjelaskan materi sebelum melakukan kegiatan pembuatan

praktik, dalam penjelasan materi pembelajaran di selingi dengan

sesi tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti, peneliti bermaksud

untuk melihat sejauh mana ke aktifan siswa dan sejauh mana

pemahaman siswa dengan materi yang diajarkan.

92
Banyak siswa yang antusias untuk menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh peneliti, disini terlihat bahwa dengan

keterbukaan dan dengan melibatkan siswa secara langsung akan

menghasilkan kegiatan pembelajaran yang lebih kondusif siswa

akan dengan mudah untuk mengeluarkan apa yang ada di dalam

pemikiran mereka tanpa harus takut salah.

Pada kegiatan selanjutnya, peneliti memulai untuk membuat

prakarya tetapi peneliti mengaitkan pembuatan prakarya dengan

materi ajar yang ada pada buku cetak senibudaya siswa, materi

yang diajarkan pada hari itu iyalah membuat gambar seperti

pemandangan alam, rumah, dan tumbuh – tumbuhan. Setelah

siswa selesai menggambar, siswa diminta untuk memberikan

warna pada gambar yang sudah dibuat siswa, tetapi disini tidak

menggunakan pensil warna ataupun crayon, siswa memberikan

warna dengan menggunakan potongan – potongan guntingan dari

sampah – sampah yang sudah dibawa siswa, peneliti

membebaskan siswa untuk berkreasi sesuai keinginan mereka.

Pada proses pembelajaran ini setiap siswa sangat senang

dan telaten dalam mengerjakannya, serta terdapat beberapa

siswa yang membuat hal – hal baru seperti warung kopi, disini

terlihat apabila siswa diberi kebebasan dalam berkarya,

pengetahuan dan imajinasi yang mereka punya tidak akan ada

93
batasan, tugas guru disini sangat penting dalam mengarahkan

kemana setiap talenta yang dimiliki siswa akan di arahkan.

Proses kegiatan selanjutnya yaitu pembuatan vas bunga,

peneliti hanya menjelaskan tahap demi tahap yang akan dilakukan

siswa, setelah peneliti selesai menjelaskan, peneliti membagi

siswa menjadi 3 kelompok, setelah membagi menjadi 3 kelompok

peneliti mempersilahkan siswa untuk mulai membuat prakarya.

Pada kegiatan ini tidak hanya ke ahlian yang dimiliki setiap siswa

yang dilihat, tetapi kekompakkan dan kerjasama yang dimiliki oleh

setiap siswa juga dapat dilihat.

Pada pembuatan prakarya ini setiap siswa dari setiap

kelompok mempunyai perannya masing – masing contohnya

dalam satu kelompok terdapat siswa yang membuat gulungan

kertas, mewarnai gulungan kertas, dan menempel setiap gulungan

– gulungan kertas. Kreativitas yang dimiliki siswa juga terlihat dari

cara siswa mewarnai setiap gulungan – gulungan kertas yang

ada. Dari pembelajaran ini dapat di simpulkan bahwa dengan

kekompakkan dan kerjasama juga akan menumbuhkan rasa

kreativitas yang dimiliki siswa.

94
B. SARAN – SARAN

Sekolah adalah suatu pondasi pembentuk karakter yang

akan dimiliki setiap siswa ‘oleh sebab itu setiap hal –hal yang ada

di sekolah sangat berpengaruh, seperti guru atau pendidik,

kegiatan belajar dan pembelajaran, materi pembelajaran, dan

startegi pembelajaran, serta sarana dan prasarana penunjak

kegiatan pembelajaran.

Sekolah harus memiliki pendidik – pendidik yang profesional

baik dalam mendidik siswa dan siswi serta dalam menguasai

setiap materi pembelajaran, pemberian pelajaran dengan strategi

– strategi dan inovasi juga harus dimiliki oleh setiap guru pada

masa kini. Sarana dan prasana juga sangat berperan penting

untuk terselenggarannya kegiatan belajaran dan pembelajaran,

apabila sekolah kurang memiliki sarana dan prasarana yang

menunjang, sekolah tersebut akan cenderung tertinggal oleh

sekolah – sekolah lain yang sudah jauh lebih baik.

Jika sekolah sudah mempersiapkan segala sesuatunya

dengan baik, maka akan tercipanya siswa dan siswi yang akan

berkompeten baik dari bidang pendidikan, akhlak, dan

kemampuan kreativitas mereka. Oleh sebab itu segala sesuatu

yang ada di sekolah harus menjadi perhatian setiap warga

sekolah, baik kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan juga

siswa dan siswi sekolah.

95
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Destika. Dkk. 2012. Pengaruh Jenis Sampah, Komposisi

Masukan dan Waktu Tinggal Terhadap Komposisi Biogas dari

Sampah Organik. Jurnal Teknik Kimia Volume 18, Nomor

1,(Halaman 17-23).

Asfandiyar, Andi. 2012. Creative Parenting Today.Bandung: Pt Mizan


Pustaka.

Beetlestone, Florence. 2011. Creative Learning. Bandung: Nusa Media.

Campbell, David. 1990. Mengembangkan Kreativitas. Yogyakarta:


Kanisius.

Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Pengelolaan Lingkungan Hidup.


2005. Pendidikan Lingkungan Bagi Pendidik Usia Dini Pengelolaan
Sampah. Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta.

Hilman, Masnellyarti. 2005. Pengelolaan Sampah. Jakarta: Kementerian


Lingkungan Hidup.

Fitriana, Ayu. 2013. Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Pengelolaan


Sampah Di Desa Bluru Kidul Rw 11 Kecamatan Sidoarjo. Volume 1,
Nomer 2. (Halaman 132-137)

Munandar, Utami. 2014. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.


Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Muthi, Abdullah. 2008. Be a Genius Teacher Mendidik Dengan Kreatif.


Surabaya: La Raiba Bima Amanta (elBA).

Priharyanto, Eko. 2008. Ensiklopedia Pengetahuan Populer Daur Ulang


dan Kegunaan Kertas. Jakarta: Azka Press.

96
____________ 2008. Ensiklopedia Pengetahuan Populer Daur Ulang dan
Kegunaan Plastik. Jakarta: Azka Press.

Rizal, Muhammad. 2011. Analisis Pengelolaan Persampahan Perkotaan.


Jurnal SMARTek Volume 9 Nomor 2, (Halaman 155-172)

Sahlan, Sulaiman. 1988. Multi Dimensi Sumber Kreativitas Manusia.


Bandung: Sinar Baru.

Salam, Burhanuddin. 1997. Pengantar Pendagogik. Jakarta: Rineka Cipta.

Santrock, John W. 2011. Perkembangan Masa – Hidup. Jakarta: PT.


Gelora Aksara Pratama.

Semiawan, Conny R. 2009. Kreativitas Keberbakatan : Mengapa, Apa dan


Bagaimana. Jakarta: PT. Indeks Permata Puri Media.

Siregar, Eveline. 2010. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia


Indonesia.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.

Tirtahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 18, Tahun 2008 Tentang


Pengelolaan Sampah.

Wahyono, Edy. 2012. Pengelolaan Sampah Plastik : Aneka Kerajinan Dari


Sampah Plastik. Bogor: Yapeka.

97
Lampiran 1. Hasil Rubrik Penilaian Siswa

Nama Siswa : BAA

Kegiatan Pertama
A B C D
86 – 100 71 – 85 56 – 70 <5,5

Membuat inovasi baru Membuat suatu inovasi Membuat Membuat


atau sesuatu yang belum yang sudah ada tetapi suatu inovasi suatu
ada sama sekali dengan dengan banyak yang sudah inovasi
memperhatikan perubahan dengan ada dengan yang sudah
perencanaan dan mengembangkan sedikit ada tanpa
keuletan yang matang. beberapa aspek dalam perubahan. perubahan.
kegiatan pembelajaran.

Nilai Akhir Siswa : B (80)

Kegiatan Kedua

A B C D
86 - 100 71 – 85 56 – 70 <5,5

Membuat inovasi baru Membuat suatu inovasi Membuat Membuat


atau sesuatu yang belum yang sudah ada tetapi suatu inovasi suatu
ada sama sekali dengan dengan banyak yang sudah inovasi
memperhatikan perubahan dengan ada dengan yang sudah
perencanaan dan mengembangkan sedikit ada tanpa
keuletan yang matang. beberapa aspek dalam perubahan. perubahan.
kegiatan pembelajaran.

Nilai Akhir Siswa : B (83)

Guru Wali Kelas IV

HJ. Sri Sumarni, S. Pd

98
Nama Siswa : HB

Kegiatan Pertama
A B C D
86 - 100 71 – 85 56 – 70 <5,5

Membuat inovasi baru Membuat suatu inovasi Membuat Membuat


atau sesuatu yang belum yang sudah ada tetapi suatu inovasi suatu
ada sama sekali dengan dengan banyak yang sudah inovasi
memperhatikan perubahan dengan ada dengan yang sudah
perencanaan dan mengembangkan sedikit ada tanpa
keuletan yang matang. beberapa aspek dalam perubahan. perubahan.
kegiatan pembelajaran.

Nilai Akhir Siswa : B (83)

Kegiatan Kedua
A B C D
86 - 100 71 – 85 56 – 70 <5,5

Membuat inovasi baru Membuat suatu inovasi Membuat Membuat


atau sesuatu yang belum yang sudah ada tetapi suatu inovasi suatu
ada sama sekali dengan dengan banyak yang sudah inovasi
memperhatikan perubahan dengan ada dengan yang sudah
perencanaan dan mengembangkan sedikit ada tanpa
keuletan yang matang. beberapa aspek dalam perubahan. perubahan.
kegiatan pembelajaran.

Nilai Akhir Siswa : A (87)

Guru Wali Kelas IV

HJ. Sri Sumarni, S. Pd

99
Nama Siswa : NPR

Kegiatan Pertama
A B C D
86 – 100 71 – 85 56 – 70 <5,5

Membuat inovasi baru Membuat suatu inovasi Membuat Membuat


atau sesuatu yang belum yang sudah ada tetapi suatu inovasi suatu
ada sama sekali dengan dengan banyak yang sudah inovasi
memperhatikan perubahan dengan ada dengan yang sudah
perencanaan dan mengembangkan sedikit ada tanpa
keuletan yang matang. beberapa aspek dalam perubahan. perubahan.
kegiatan pembelajaran.

Nilai Akhir Siswa : B (80)

Kegiatan Kedua
A B C D
86 - 100 71 – 85 56 – 70 <5,5

Membuat inovasi baru Membuat suatu inovasi Membuat Membuat


atau sesuatu yang belum yang sudah ada tetapi suatu inovasi suatu
ada sama sekali dengan dengan banyak yang sudah inovasi
memperhatikan perubahan dengan ada dengan yang sudah
perencanaan dan mengembangkan sedikit ada tanpa
keuletan yang matang. beberapa aspek dalam perubahan. perubahan.
kegiatan pembelajaran.

Nilai Akhir Siswa : B (85)

Guru Wali Kelas IV

HJ. Sri Sumarni, S. Pd

100
Nama Siswa : NS

Kegiatan Pertama
A B C D
86 - 100 71 – 85 56 – 70 <5,5

Membuat inovasi baru Membuat suatu inovasi Membuat Membuat


atau sesuatu yang belum yang sudah ada tetapi suatu inovasi suatu
ada sama sekali dengan dengan banyak yang sudah inovasi
memperhatikan perubahan dengan ada dengan yang sudah
perencanaan dan mengembangkan sedikit ada tanpa
keuletan yang matang. beberapa aspek dalam perubahan. perubahan.
kegiatan pembelajaran.

Nilai Akhir Siswa : B (82)

Kegiatan Kedua
A B C D
86 - 100 71 – 85 56 – 70 <5,5

Membuat inovasi baru Membuat suatu inovasi Membuat Membuat


atau sesuatu yang belum yang sudah ada tetapi suatu inovasi suatu
ada sama sekali dengan dengan banyak yang sudah inovasi
memperhatikan perubahan dengan ada dengan yang sudah
perencanaan dan mengembangkan sedikit ada tanpa
keuletan yang matang. beberapa aspek dalam perubahan. perubahan.
kegiatan pembelajaran.

Nilai Akhir Siswa : A (87)

Guru Wali Kelas IV

HJ. Sri Sumarni, S. Pd

101
Lampiran 2. Berita Acara

102
Lampiran 3. Surat Permohonan Bimbingan

103
Lampiran 4. Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 5. Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian

104
105
Lampiran 6. Kartu Bimbingan

106
Lampiran 7. Kartu Menyaksikan Sidang

107
Lampiran 8. Surat Lulus Ujian Komprehensif

Lampiran 9. Riwayat Hidup Peneliti

108
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : Nur Anisah

Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Mei 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Kubis 2 No. 138 B. RT:002/RW:006


Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru. Jakarta
Selatan

No Telpon : 087877587671

Email : Nuracil23@gmail.com

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

109
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDS Raudhatul Ulum : Tahun 2002 - 2008
2. SMP Negeri 12 Wijaya Jakarta Selatan : Tahun 2008 - 2011
3. SMA Negeri 15 Mataram Jakarta : Tahun 2011 –
2014
4. Diterima di Fakultas Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar tahun 2014.

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Hormat Saya

Nur Anisah

110
Lampiran 10. Dokumentasi

Hasil Karya yang Sudah Pernah Dibuat Siswa

1.2 Bunga dari Kertas

1.2 Vas Bunga dari Kaleng

111
Hasil Karya yang Sudah Pernah Dibuat Siswa

1.3 Lampion dari Sedotan

Kegiatan Menggambar Siswa

1.4 Gambar Warung Kopi Hasil Kreativitas Siswa

112
1.5 Gambar Kegiatan Membuat Gambar

Siswa Membuat Sketsa Gambar

Siswa Menggunting potongan – potongan plastik bekas

Siswa Menggambar Dengan Serius

113
1.6 Beberapa Hasil Karya Siswa yang Sudah Selesai

Gambar Rumah dari Guntingan – Guntingan Sisa Snack

Gambar Rumah dari Guntingan – Guntingan Plastik makanan

114
Gambar Rumah
Dari Guntingan – Guntingan
Sisa Permen

Gambar Bunga
Dari Guntingan – Guntingan
Kantong Plastik Bekas.

115
1.7 Kegiatan Menggulung Kertas

Siswa Berlatih Membuat Gulungan Kertas

Setiap Siswa Membuat Satu Persatu Gulungan Kertas

Siswa Dengan Mudah Dapat Membuat Gulungan Kertas

116
1.8 Contoh Gulungan Kertas Buatan Siswa

Siswa Bekerja Sama Mengelem Gulungan Kertas

Gulungan Kertas Yang Sudah Dibuat Siswa

117
1.9 Kegiatan Mewarnai Gulungan Kertas

Satu Persatu Siswa Mewarnai Gulungan Kertas

Setiap Kelompok Siswa Mewarnai Dengan Serius

Siswa Memberikan Warna Sesuka Mereka

118
2.0 Kegiatan Menempel Gulungan Kertas

Kegiatan Kelompok 1 Menempel Gulungan Kertas

Kegiatan Kelompok 2 Menempel Gulungan Kertas

Kegiatan Kelompok 3 Menempel Gulungan Kertas

119
2.1 Hasil Karya Siswa

120
121
Lampiran 11. Lembar Bimbingan Pasca Sidang Skripsi

122

Anda mungkin juga menyukai