Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA NY.M DENGAN GANGGUAN NYAMAN NYERI


DI DESA RINGINARUM KEC. RINGINARUM

NAMA KELOMPOK :

NINA ANGGRAENI
SHELY VIONICA
NUNUNG KHOLIFAH
NOVI HELPIANI TOIKENE
RAMIRO DA COSTA MARIZ
PUTRI AGUSTIN
SANTI WIDIYANTI RAMADANI
NURUL AFIFAH

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2020
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Nyeri merupakan sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual dan
potensial. Sedangkan menurut Mc. Coffery (2010) nyeri adalah suatu
keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui
jika orang tersebut pernah menderita atau mengalinya. Definisi nyeri
menurut Maskey (2012) yaitu pengalaman sensorik dan emosinal yang
tidak menyenangkan berkaitan dengan jaringan rusak atau cenderung
rusak.
2. Etiologi
a. Trauma jaringan dan reflek spasme otot
b. Inflamasi/ peradangan
c. Kanker
d. Kelelahan
e. Demam
f. Immobilitas
g. Aktivitas. (Perry &Potter, 2010)
3. Klasifikasi
Price & Wibson (2010), mengklasifikasikan nyeri berdasarkan lokasi
atau sumber, antara lain:
a. Nyeri somatik superfisial (kulit)
Nyeri kulit berasal dari struktur-struktur superfisial kulit dan jaringan
subkutis.Stimulus yang efektif untuk menimbulkan nyeri dikulit dapat
berupa rangsang mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik.Apabila kulit
hanya yang terlibat, nyeri sering dirasakan sebagai penyegat, tajam,
meringis atau seperti terbakar, tetapi apabila pembuluh darah ikut
berperan menimbulkan nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut.
b. Nyeri somatik dalam
Struktur-struktur ini memiliki lebih sedikit reseptor nyeri sehingga
lokalisasi nyeri kulit dan cenderung menyebar ke daerah sekitarnya.
c. Nyeri visera
Nyeri visera mengacu kepada nyeri yang berasal dari organ-organ
tubuh.Reseptor nyeri visera lebih jarang dibandingkan dengan
reseptor nyeri stomatik dan terletak di dinding otot polos organ-organ
berongga.Mekanisme utama yang menimbulkan nyeri visera adalah
peregangan atau distensi abnormal dinding atau kapsul organ, iskemia
dan peradangan.
d. Nyeri alih
Nyeri alih didefinikan sebagai nyeri berasal dari salah satu daerah di
tubuh tetapi dirasakan terletak di daerah lain. Nyeri visera sering
dialihkan ke dermatom (daerah kulit) yang dipersarafi oleh segmen
medula spinalis yang sama dengan viksus yang nyeri tersebut berasal
dari masca mudigah, tidak hanya ditempat organ tersebut berada pada
masa dewasa
e. Nyeri neuropati
Sistem saraf secara normal menyalurkan rangsangan yang merugikan
dari sistem saraf tepi (SST) ke sistem saraf pusat (SSP) yang
menimbulkan perasaan nyeri.Dengan demikian, lesi di SST atau SSP
dapat menyebabkan gangguan atau hilangnya sensasi nyeri.Nyeri
neuropatik sering memiliki kualitas seperti terbakar, perih atau seperti
tersengat listrik.Pasien dengan nyeri neuropatik menderita akibat
instabilitas Sistem Saraf Otonom (SSO). Dengan demikian, nyeri
sering bertambah parah oleh stres emosi atau fisik (dingin, kelelahan)
dan mereda oleh relaksasi (Judha & Sudarti, 2012;

Menurut Judha (2012) nyeri biasa terjadi karena adanya rangsangan


mekanik atau kimia pada daerah kulit di ujung-ujung syaraf bebas yang
disebut nosiresepto. Pada kehidupan nyeri dapat bersifat lama dan ada
yang singkat, berdasarkan lama waktu terjadinya inilah maka nyeri
dibagi menjadi dua, yaitu nyeri kronis dan nyeri akut, beda diantaranya
adalah :
a. Nyeri akut
Sebagian terbesar diakibatkan oleh penyakit, radang, atau injuri
jaringan.Nyeri jenis ini biasanya awitannya datang tiba-tiba, sebagai
contoh, setelah trauma atau pembedahan dan mungkin menyertai
kecemasan atau distres emosional.Nyeri akut mengindikasikan bahwa
kerusakan atau cidera sudah terjadi.Nyeri akut biasanya berkurang
sejalan dengan terjadinya penyembuhan.Nyeri ini umumnya terjadi
kurang dari 6 (enam) bulan.Penyebab nyeri yang paling sering adalah
tindakan diagnosa dan pengobatan.Dalam beberapa kejadian jarang
menjadi kronis.
b. Nyeri kronik
Secara luas dipercaya menggambarkan penyakitnya.Nyeri ini konstan
dan intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu.Nyeri
kronik sulit untuk menentukan awitanya.Nyeri ini dapat menjadi
lebih berat yang dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor
kejiwaan.Nyeri kronis dapat berlangsung lebih lama (lebih dari enam
bulan) dibandingkan dengan nyeri akut dan resisten terhadap
pengobatan.Nyeri ini dapat dan sering menyebabkan masalah yang
berat bagi pasien.

4. Patofisiologi

Adanya gangguan metabolisme Purin dalam tubuh, intake


bahan yang mengandung Asam Urat tinggi dan sistem ekskresi Asam
Urat yang tidak adekuat akan mengasilkan akumulasi Asam Urat
yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurisemia), sehingga
mengakibatkan Kristal Asam Urat menumpuk dalam tubuh.
Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon
Inflamasi (Sudoyo, dkk, 2009).
5. Faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
a. Lingkungan
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Budaya
e. Ansietas
f. Gaya koping
g. Pengalaman sebelumnya
h. Dukungan keluarga dan sosial
6. Patways
Diet tinggi purin Peningkatan pemecahan sel Asam urat dalam serum

Katabolisme purin Asam urat dalam sel keluar Tidak diekresi melalui urin

Penyakit ginjal
Asam urat daJam serum Kemampuan ekskresi asam (Grornerulonefritis dan GagaJ
meningkat (Hiperurisemia) urat terganggu/menurun Ginjal)

Hipersaturasi dalam dalam Peningkatan asam Jaktat


plasma dan garam urat di sebagai produksi samping Konsumsi alkohol
cairan tubuh metabolism

Terbentuk kristal Dibungkus oleh Merangsang neutrofil


Monosodium urat (MSU) berbagai protein (leukosit PMN)
(termasuk igG)

Di jaringan lunak dan Terjadi fagositosis kristal


persendian oleb leukosit
Penumpukan dan Terbentuk fagolisosom
pengendapan MSU

Respon inflamasi Merusak selaput protein kristal


Pembentukan Tophus
meningkat
Terjadi ikatan hydrogen antara
permukaan kristal dengan
membran lisosom

Hipertermia (D.0130) Pembesaran dan


Membran lisosom robek,
penonjolan sendi
terjadi pelepasan enzyme dan
oksida raclikaJ kesitoplasma

Nyeri Akut (D.0077) I Deformitas sendi

Peningkatan kerusakan
jaringan
Terjadi saat malam hari
Kontraktur sendi
Gangguan Pola Tidur
(D.0055) Kekakuan sendi
Fibrosis dan/atau
ankilosis tulang
Gangguan
Gangguan Rasa Gangguan Intregitas Mobilitas Fisik
Nyaman (D.0074) Jaringan (D.0129) (D.0054)
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Monitor tanda-tanda vital
2) Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
3) Distraksi (mengalihkan perhartian terhadap nyeri, efektif untuk
nyeri ringan sampai sedang)
4) Kompres hangat
5) Mengajarkan teknik relaksasi
b. Penatalaksanaan Medis
Pemberian analgetik
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan, kemudian


dalam mengkaji harus memperhatikan data dasar dari klien, untuk
informasi yang diharapakan dari klien (Iqbal dkk, 2011).
Fokus pengkajian:

a. Identitas
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan dan pekerjaan.
b. KeluhanUtama
keluhan utama yang menonjol pada klienGout Arthritisadalah nyeri dan
terjadi peradangan sehingga dapat menggangu aktivitas klien.
c. Riwayat PenyakitSekarang
Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat
dari nyerinya umumnya seperti pegal/di tusuk-tusuk/panas/di tarik-
tarik dan nyeri yang dirasakan terus menerus atau pada saat bergerak,
terdapat kekakuan sendi, keluhan biasanya dirasakan sejak lama dan
sampai menggangu pergerakan dan pada Gout Arthritis Kronis
didapakan benjolan atan Tofi pada sendi atau jaringan sekitar.
d. Riwayat PenyakitDahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien, apakah keluhan
penyakit Gout Arthritis sudah diderita sejak lama dan apakah mendapat
pertolongan sebelumnya dan umumnya klien Gout Arthritis disertai
dengan Hipertensi.
e. Riwayat PenyakitKeluarga
Kaji adakah riwayat Gout Arthritis dalam keluarga.
f. RiwayatPsikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan
penyakit klien dalam lingkungannya. Respon yang didapat meliputi
adanya kecemasan individu dengan rentan variasi tingkat kecemasan
yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya sensasi nyeri,
hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri dan kurang pengetahuan
akan program pengobatan dan perjalanan penyakit. Adanyaperubahan
aktivitas fisik akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik
memberikan respon terhadap konsep diri yang maladaptif.
g. RiwayatNutrisi
Kaji riwayat nutisi klien apakah klien sering menkonsumsi
makanan yang mengandung tinggi Purin.
h. PemeriksaanFisik
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
dari ujung rambut hingga ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik
pada daerah sendi dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Inspeksi yaitu
melihat dan mengamati daerah keluhan klien seperti kulit, daerah sendi,
bentuknya dan posisi saat bergerak dan saat diam. Palpasi yaitu meraba
daerah nyeri pada kulit apakah terdapat kelainan seperti benjolan dan
merasakan suhu di daerah sendi dan anjurkan klien melakukan
pergerakan yaitu klien melakukan beberapa gerakan bandingkan antara
kiri dan kanan serta lihat apakah gerakan tersebut aktif, pasif
atauabnormal.
i. PemeriksaanDiagnosis
(1) Asam Urat meningkat dalam darah dan urin.
(2) Sel darah putih dan laju endap darah meningkat (selama faseakut).
(3) Pada aspirasi cairan sendi ditemukan kritalurat.
(4) PemeriksaanRadiologi.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas,


padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan klien yang dapat
diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian, diagnosis
keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.
Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan, baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin
terjadi (potensial) (Iqbal dkk, 2011).
Menurut NANDA (2015) diagnosa yang dapat muncul pada klien Gout
Arthritisyang telah disesuaikan dengan SDKI (2017) adalah:
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (D.0077).
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
persendian(D.0054).
3) Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit(D.0130).
4) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait
penyakit(D.0074).
5) Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan kelebihan cairan
(peradangan kronik akibat adanya kristal urat)(D.0129).
6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada persendian
(D.0055).

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan


keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien. (Iqbal dkk, 2011).

N DiagnosaKepe Tujuan dan Kriteria Intervensi


o rawatan Hasil
1 Nyeri akut Setelah dilakukan .1 Lakukan pengkajian
berhubungan asuhan nyeri secara
dengan agen keperawatan komprehensif
cedera diharapkan nyeri termasuk lokasi,
biologis(D.00 hilang atau karakteristik, durasi,
77). terkontrol dengan frekuensi dan kualitas
kriteria hasil : nyeri.
1. Melaporkan .2 Pantau kadar
Bahwa asam urat.
Nyeri 1.3 Observasi
Berkurang reaksi nonverbal
Dengan dari
Mengguna ketidaknyamanan.
Kan 1.4 Ajarkan teknik
Manajemen non farmakologi
Nyeri. rileksasi
2. Mampu napasdalam.
Mengenali 1.5 Posisikan klien
Nyeri (Skala, agar merasa
Intensitas, nyaman, misalnya
Frekuensi sendi yang nyeri
Dan diistarahatkan dan
TandaNyeri). diberikan bantalan.
3. Menyatakan 1.6 Kaloborasi
Rasa dengan dokter jika
Nyaman ada keluhan dan
Setelah tindakan nyeri
ang. tidak berhasil.

2 Gangguan Setelah 2.1 Monitor vital sign


mobilitas fisik dilakukan sebelum dan
berhubungan asuhan sesudah latihan.
dengan nyeri keperawatan 2.2 Kajitingkat
persendian(D. diharapkan mobilisasi klien.
0054). klien 2.3 Bantu klien untuk
mampumelak melakukanrentan
ukanrentan gerak aktif
gerak maupun rentan
aktifdanambulasi gerakpasif pada
secara sendi
perlahandengankriter 2.4 Lakukanambulasi
iahasil: dengan alat bantu
1. Klienmening (misalnya
kat tongkat, kursi
dalamaktivitasfisik roda,walker,
. kruk).
2. Mengertituju 2.5 Latih klien dalam
anpeningkatan pemenuhan
mobilisasi. kebetuhan ADLs
3. Memperagaa secara mandiri
n penggunaan alat sesuaikemampuan
bantu. .
2.6 Motivasi
klienuntuk
meningktkan
kembali aktivitas
yang normal, jika
bengkak dan
nyeri telah
berkurang.

3 Hipertemia Setelah 3.1 Monitor suhu


berhubungan dilakukan seseringmungk
dengan proses asuhan in.
penyakit keperawatan 3.2 Monitor warna
(D.0130). diharapkan suhu dan suhukulit.
tubuh klien 3.3 Monitor
dalam batas tekanan
normal dengan darah, nadi
kriteria hasil : dan
1. Suhu tubuh pernapasan.
dalam 3.4 Monitor intake
rentannorma dan output.
l. 3.5 Tingkatkan
2. Nadi dan intake cairan
pernapasan dannutrisi.
dalam 3.6 Selimuti klien.
rentannormal. 3.7 Tingkatkan
3. Tidak ada sirkulasi udara.
perubahan 3.8 Kompres klien
warna kulit dan pada lipat paha
tidak ada dan aksila.
pusing. 3.9 BerikanAntipiretik.
3.10 Kaloborasi
pemberian
cairan
Intravena.
4 Gangguan rasa Setelahdilakukan 4.1 Identifikasi
nyaman asuhankeperawatan tingkat
berhubungan diharapkanstatus kecemasan
dengan gejala kenyamananmening 4.2 Gunakan
terkait kat dengan pendekatanya
penyakit(D.00 kriteriahasil : ng
74). 1. Mampumeng menenangka
ontrol 4.3 Temani klien
kecemasan. untuk
2. Statuslingku memberikan
ngan keamanan dan
yangnyaman. mengurangita
3. Dapatmengo kut.
ntrol nyeri 4.4 Dengarkan
4. Kualitastidur dengan penuh
dan istirahat perhatian.
adekuat 4.5 Dorong klien
untuk
mengungkapk
an perasaan,
ketakutan,
persepsi.
4.6 Instruksikan
klien
menggunakan
teknik
rileksasi.
4.7 Kaloborasi
pemberian
obat untuk
mengurangi
kecemasan.

5 Gangguaninte Setelah dilakukan 5.1 Anjurkan klien untuk


gritas jaringan asuhan menggunakan
berhubungan keperawatan alas kaki yang
dengan diharapkan longgar.
kelebihan ketebalan dan 5.2 Jaga kebersihan
cairan tekstur jaringan kulit agar tetap
(peradangan normal dengan bersih dan kering.
kronik akibat kriteria hasil : 5.3 Monitor aktivitas
adanya kristal 1. Tidak ada dan mobilisasi
urat) tanda- klien.
(D.0129). tandainfeks 5.4 Monitor kulit
i. akan
2. Menunjukan adanyakemerah
pemahaman an.
dalam proses 5.5 Monitor status
perbaikan nutrisi klien.
kulit dan 5.6 Berikan posisi
mencegah yang
terjadinya mengurangi
cidera tekanan
berulang. padaluka.
5.7 Ajarkan klien
tentang luka dan
perawatan luka.

6 Gangguan Setelah dilakukan 6.1 Monitor dan catat


pola tidur asuhan keperawatan kebutuhan tidur klien
berhubungan diharapkan jumlah setiap hari dan jam.
dengan nyeri jam 6.2 Determinasi efek-efek
pada tidur klien dalam medikasi terhadap
persendian batas pola tidur.
(D.0055). normal dengan 6.3 Jelaskan pentingnya
kriteria tidur yang adekuat.
hasil : 6.4 Fasilitasi untuk
1. Jumlah jam tidur mempertahankan
dalam batas normal aktivitas sebelum
6-8 jam/hari. tidur (membaca).
2. Pola tidur dan 6.5 Ciptakan lingkungan
kualitas tidur dalam yang nyaman.
batas normal. 6.6 Diskusikan dengan
3. Perasaan segar klien tentang teknik
setelah tidur dan tidur klien
istirahat.
4. Mampu
mengidentifikasi
halhal yang
meningkatkan tidur
DAFTAR PUSTAKA

Judha & Sudarti, 2012. Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta


Laila, 2011. Bukuajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam
praktek. Jakarta: EGC.
Potter & Perry, 2010. Fundamental Keperawatan. Edisi 4.EGC: Jakarta.

Smeltzer, S. C bare B. G (2012).Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta


Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Medika
Salemba : Jakarta.

Price & Wibson (2010), Text book of Medical-Surgical Nursing. EGC. Jakarta.

Sandra M Hettina, 2015 (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans.


Guidelines for planing and documenting patient care. Alih bahasa : I Made
Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC. Jakarta.

Prince A Sylvia, 2016 , Clinical Concept. Alih bahasa : Peter Anugrah EGC.
Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY.M DENGAN GANGGUAN NYAMAN NYERI
DI DESA RINGINARUM KEC. RINGINARUM

NAMA KELOMPOK :

NINA ANGGRAENI
SHELY VIONICA
NUNUNG KHOLIFAH
NOVI HELPIANI TOIKENE
RAMIRO DA COSTA MARIZ
PUTRI AGUSTIN
SANTI WIDIYANTI RAMADANI
NURUL AFIFAH

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2020
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Ringinarum
Diagnosa Medis : Asam urat
Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn.S
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Ringinarum
Hubungan dengan pasien : Suami
2. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri pada kaki
b. Alasan masuk RS :-
c. Faktor pencetus : pasien mengatakan tidak
mengetahui penyebab dari asam urat
d. Lama keluhan : pasien mengatakan sudah
mengalami gejala tersebut sejak ± 1 tahun lalu sampai sekarang.
e. Timbul keluhan : pasien mengatakan keluhan tersebut
terjadi di pagi hari dan malam hari
f. Upaya yang dilakukan : pasien mengatakan jika merasakan
gejala tersebut pergi ke dokter dan mengkonsumsi obat yang
diberikan oleh dokter
g. Faktor yang memperberat : pasien mengatakan tidak
mengatahui penyebab penyakit yang beliau derita menjadi makin
parah
3. Riwayat kesehatan lalu
a. Penyakit yang pernah di derita : pasien mengatakan tidak
mempunyai penyakit sebelumnya
b. Kecelakaan : pasien mengatakan tidak
pernah mengalami kecelakaan sebelumnya
c. Pernah dirawat : pasien mengatakan pernah
pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya
d. Alergi : pasien mengatakan tidak
mempunya alergi seperti udara, ,makanan, obat.
e. Imunasasi :-
4. Riwayat kesehatan keluarga
a. Genogram

Keterangan :

: laki-laki
: perempuan
X : meninggal dunia
: garis keluarga
b. Penyakit yang diderita keluarga
Pasien mengatakan dari kelurga ada yang mempunyai penyakit
yang sama dengan pasien yaitu ibu pasien
c. Penyakit yang sedang diderita keluarga
Pasien mengatakan dari keluarga tidak mempunyai penyakit.
5. Riwayat kesehatan lingkungan
a. Kebersihan rumah dan lingkungan
pasien mengatakan lingkungn di sekitr rumah bersih
b. Kemungkinan terjadinya bahaya
paseien meangtakan lingkungan sekitar aman
II. KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Kebutuhan Nutrisi
a. Pola makan
pasien mengatakan makan sebanyak 3x/hari, porsi makan sebanyak
2 centong nasi, sayur dan lauk.
b. Pasien mengatakan tidak mengetahui makanan apa yang
mempengaruhi keadaan sakit saat ini
c. Pasien mengatakan tidak memiliki makanan kesukaan
d. Pasien mengatakan tidak melakukan diet apapun
e. Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi vitamin atau obat
f. Pasien mengatakan merasakan pusing
g. Pasien mengatakan mengalami penurunan berat badan dalam 6
bulan terakhir sebanyak 5 kg
h. Pengakajian IMT – BB ideal
𝐵𝐵
IMT : : 49kg/150cmx2 : 49/1,5x2 : 49/3 : 16,3 : 16
��
𝐵𝑥2
BB ideal : (TB (cm) – 100) – {(TB-100)x10%} : (150 – 100) –
{(150 – 100)x 10%} : (50) – {(50)x10%} : 50 – 5 : 45kg
i. Kebutuhan kalori berdasarkan usia : 2.000 kkal
2. Kebutuhan eliminasi
a. Eliminasi feses
1) Pola BAB : pasien mengatakan BAB sebanyak >1x/hari,
dengan konsistensi normal
2) Pasien mengatakan BAB 1x/hari
b. Pola BAK
Pasien mengatakan BAK sebanyak ± 6x/hari, warna urin kuning
c. Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan saat BAB
3. Kebutuhab mobilisasi dan body mekanik
a. Pasien mengatakan tidak masih mampu bekerja
b. Pasien mengatakan tidak melakukan olahraga rutin dalam
kesehariannya
c. Pasien mengatakan selama sakit mengalami keterbatasan dalam
bergerak, pasien mampu melakukan mandi sendiri, dan pasien
mampu makan secara mandiri.
d. Kekuatan otot : 4/5 ( pergerakan aktif melawan gravitasi dan
sedikit tahanan, dan pergerakan aktif melawan tahanan penuh
tanpa adanya kelelahan otot/ kekuatan otot normal )
4. Kebutuhan istirahat dan tidur
a. Pasien mengatakan sebelum sakit tidur selama 7 jam/hari pada
malam hari
b. Pasien mengatakan selama sakit mengalami kesulitan tidur seperti
mudah terbangun
c. Pasien mengatakan karena sering mengalami nyeri jadi tidur
mudah terbangun.
5. Kebutuhan rasa nyaman nyeri
a. Pasien mengatakan nyeri pada kaki sebelah kanan dan kiri
b. Persepsi nyeri
P : nyeri pada kaki kanan dan kiri
Q : seperti diiris-iris
R : nyeri pada sendi pattela
S:6
T : hilang timbul
6. Kebutuhan Oksigenasi
a. Pola nafas : frekuensi sebanyak 24x/menit, bunyi nafas vesikuler,
tidak menggunakan otot bantu pernafasan
b. Tidak terpasang oksigen
7. Kebutuhan cairan
a. Pasien mengatakan minum sebanyak 6-7gelas dalam sehari
b. Pasien tidak terpasang infus
8. Kebutuhan personal hygiene
a. Persepsi tentang kebersihan diri
Pasien mengatakan bersih menurut pasien adalah dengan mandi
2x/hari yaitu pagi dan sore hari
b. Kebersihan lingkungan
Pasien mengatakan menjaga lingkungan dengan menyapu
c. Kebiasaan personal hygiene
Pasien mengatakan menggosok gigi setelah makan. III.
Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
1. Kesadaran
Pengkajian GCS : E: 4, M:5 , V:6
Tingkat Kesdaran : Composmentis
2. Penampilan
Lemah
3. Vital Sigh
a. Suhu Tubuh : 37,2 C
b. Tekanan Darah : 112/67 mmHg
c. Respirasi (RR) : 24x/menit
d. Nadi : 91 x/menit
4. Kepala
a. Bentuk : Mesochepal
b. Rambut : tebal
c. Warna : hitam dengan sedikit uban putih
d. Kebersihan : bersih
e. Rontok : tidak ada kerontokan
f. Ketombe : tidak ada ketombe
5. Mata
a. Kemampuan Pengelihatan : Normal
b. Ukuran pupil : 2 mm
c. Reaksi terhadap cahaya : Normal
d. Konjungtiva anemis/tidak : Tidak anemis
e. Sclera ikterik/tidak : tidak ikterik
f. Alat bantu : tidak menggunakan alat bantu
seperti kacamata/softlens
g. Adanya secret : tidak ada secret
6. Hidung
a. Kebersihan : Bersih
b. Adakah secret : tidak ada sekret
c. Epistaksis : tidak ada perdarahan/mimisan
d. Adakah polip : tidak ada polip
e. Adakah cuping hidung : tidak ada nafas cuping hidung
f. Pemakaian oksigen :
7. Telinga
a. Bentuk : simetris
b. Pendengaran : Normal
c. Alat bantu dengar : tidak menggunakan alat bantu dengar
d. Serumen : tidak ada serumen
e. Infeksi tinnitus : tidak ada
8. Mulut dan tenggorokan
a. Gangguan bicara : tidak ada
b. Warna gigi : putih
c. Bau : tidak berbau
d. Nyeri : tidak ada
e. Kesulitan mengunyah/menelan : tidak ada
f. Posisi trakea : normal
g. Benjolan dileher : tidak ada
h. Pembesaran tonsil : tidak ada
i. Keadaan vena jugularis : normal
9. Dada
a. Jantung
a) Inspeksi : tidak tampak pulsasi aorta di ICS 2 kanan
b) Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5, midclavikula
c) Perkusi : terdengar pekak
d) Auskultasi : S1>S2 Reguler, tidak terdengar murmur
b. Paru-paru
a) Inspeksi : gerakan dada simetris,tidak ada retraksi dinding
dada
b) Palpasi : tidak ada penurunan maupun peningkatan getaran
c) Perkusi : serdengar sonor pada seluruh lapang paru ICS 1-6
d) Auskultasi : vesikuler
10. Abdomen
a. Inspeksi : Tidak terdapat luka
b. Auskultasi :bising usus <10x/menit
c. Perkusi : terdengar timpani
d. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
11. Genetalia
a. Kebersihan : Bersih
b. Adakah luka : tidak ada
c. Tanda infeksi : tidak ada
d. Terpasang kateter : tidak terpasang kateter
e. Adakah hemoroid :tidak ada
12. Ekstremitas atas dan bawah
a. Warna : coklat
b. Kebersihan : bersih
c. Turgor : kering
d. Adakah edema : tidak ada
e. Keutuhan : utuh
f. Capillary refill : normal setelah 2 detik di tekan
g. Mobilisasi
a) Kekuatan otot :4/5
b) Koordinasi gerak dan keseimbangan :pasien masih bisa
berjalan tetapi sedikit kesulitan
c) Penggunaan alat bantu : tidak menggunakan
alat bantu
h. Infus
a) Tusukan infus : tidak ada
b) Tanda infeksi diarea tusukan infus : tidak ada
c) Nyeri tekan diarea tusukan infus : tidak ada
13. Kulit
a. Kebersihan :bersih
b. Warna : coklat
c. Kelembaban :-
d. Turgor : kering
e. Adakah edema : tidak ada
14. DATA PENUNJANG
a. Hasil Pemeriksaan Penunjang
b. Therapy
A. Analisa data
Tgl/Jam Data Fokus Problem Etiologi TTd
14/12/20 DS : pasien Nyeri akut agen cedera
Jam : mengatakan (D.0077)
14.00 nyeri pada
WIB bagian kaki
DO : pasien
tampak meringis
kesakitan
P : nyeri pada
luka bagian kaki
kanan dan kiri
Q : seperti diiris-
iris
R : nyeri pada
sendi pattela
S:6
T : hilang timbul

15/12/20 DS : pasien Gangguan pola nyeri pada


Jam : mengatakan tidur (D.0055). persendian
10.00 tidak nyaman
WIB saat tidur karena
merasakan nyeri
DO : pasien
tampak meringis
kesakitan

B. Dianosa keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agena cidera (D.0077)

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada persendian (D.0055)

C. Planning / Intervensi

Ny. M
Diagnos Tujuan & Kriteria
Tgl/Jam Planning TTD
Keperawatan hasil
14/12/20 Nyeri akut Nyeri berkurang atau - Lakukan
14.30 berhubungan hilang, Dengan KH : pengkajian nyeri
WIB dengan agen 4. Melaporkan secara
cidera Bahwa komprehensif
(D.0077) Nyeri termasuk lokasi,
Berkurang karakteristik,
Dengan durasi, frekuensi
Mengguna dan kualitas
Kan nyeri.
Manajemen - Pantau kadar asam
Nyeri. urat.
5. Mampu - reaksi nonverbal
Mengenali dari
Nyeri (Skala, ketidaknyamanan.
Intensitas, - Ajarkan teknik non
Frekuensi Dan farmakologi
TandaNyeri). rileksasi
6. Menyatakan napasdalam.
Rasa Nyaman - Posisikan klien
Setelah Nyeri agar merasa
Berkurang nyaman, misalnya
sendi yang nyeri
diistarahatkan dan
diberikan bantalan.
- Kompres
menggunalan air
hangat
- Kaloborasi dengan
dokter jika ada
keluhan dan
tindakan nyeri
yang tidak
14/12/20 Gangguan Mempertahankan - berhasil.
Monitor dan
14.30 pola tidur pergerakannya catat
WIB berhubungan dengan KH : kebutuhan tidur
dengan nyeri 1. Jumlah jam tidur klien
pada dalam batas normal setiap hari dan
persendian 6-8 jam/hari. jam
(D.0055) 2. Pola tidur dan - Determinasi
kualitas tidur dalam efek-efek
batas normal. medikasi
3. Perasaan segar terhadap
setelah tidur dan pola tidur.
istirahat. - jelaskan
4. Mampu pentingnya
mengidentifikasi tidur yang
halhal yang adekuat.
meningkatkan tidur - Fasilitasi untuk
mempertahankan
aktivitas sebelum
tidur (membaca)
- Ciptakan
lingkungan
yang nyaman.
- Diskusikan
dengan
klien tentang
teknik
tidur klien

D. Implementasi
Tn. H
Diagnosa TT
Tgl/Jam Implementasi Respon
Keperawatan D
14/12/2 Nyeri akut 1. mengkaji nyeri Ds : -
0 berhubunga P : nyeri pada luka Do : pasien
Jam : n dengan bagian kaki kanan meringis
14.45 agen cidera Q : seperti diiris-iris kesakitan
WIB (D.0077) R : nyeri pada sendi
pattela
S:6
T : hilang timbul
Jam 2.Memberikan teknik DS : pasien
15.30 relaksasi genggam jari mengatakan
sesuai jurnal “ relaksasi sudah agak
genggam jari dan mendingan
kompres hangat terhadap DO : pasien
intensitas nyeri pada tampak
penderita Gout Artritis di tenang
wilayah kerja kerja
puskesmas Alianyang
Gangguan Monitor dan catat Ds: pasien
Jam pola tidur kebutuhan tidur klien mengatakan
16.00 berhubungan bersedia
dengan nyeri Do: pasien
pada tidur 5 jam
persendian perhari,
(D.0055) karena setiap
malam pasien
terbangun
karena sering
merasakan
nyeri
15/12/2 Nyeri akut Posisikan klien agar Ds : pasien
0 berhubunga merasa nyaman, misalnya mengatakan
Jam n dengan sendi yang nyeri bersedia
13.00 agen cidera diistarahatkan dan Do : pasien
(D.0077) diberikan bantalan tampak
nyaman

Gangguan jelaskan Ds: pasien


Jam pola tidur pentingnya mengatakan
13.30 berhubungan tidur yang adekuat. bersedia
dengan nyeri Do: pasien
pada tampak
persendian mendengarka
(D.0055) n

Jam Fasilitasi untuk Ds: pasien


14.00 24mempertahanka mengatakan
n aktivitas sebelum mengerti
tidur (membaca) Do: pasien
koopertif
16/12/2 Nyeri akut mengkaji nyeri Ds: pasien
0 berhubunga P : nyeri pada luka mengatakan
09.00 n dengan bagian kaki kanan bersedia
agen cidera Q : seperti diiris-iris Do: pasien
(D.0077) R : nyeri pada sendi tampak
pattela kesakitan
S:6
T : hilang timbul

Kompres menggunakan Ds : pasien


jam air hangat sesuai jurnal mengatakan
10.00 “pengaruh kompres bersedia
hangat terhadap nyeri Do: pasien
Artritis Gout pada lanjut mengatakan
usia di kampong tegal nyeri
gendu kecamatan kota berkurang.
gede yogyakarta Skala nyeri 5

Jam Gangguan Monitor dan catat Do: pasien


11.00 pola tidur kebutuhan tidur klien mengatakan
berhubungan tadi malam
dengan nyeri tidur nyenyak
pada Ds : pasien
tidur 7 Jam

E. Evaluasi
Ny.M
Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan TTD
14/12/20 Nyeri akut berhubungan S: pasien mengatakan
Jam 14.45
dengan terputusnya nyeri pada kaki kanan dan
kontinuitas jaringan kiri.
(D.0077) P : nyeri pada luka
bagian kaki kanan
Q: seperti diiris-iris
R : nyeri pada sendi
patella
S: 6
T: hilang timbul
O : Pasien tampak
meringis kesakitan
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Pantau kadar asam
urat
- Berikan relaksasi
nafas dalam
Jam Gangguan pola tidur S : pasien mengatakan sulit
16.00 berhubungan dengan tidur, tidur sering
nyeri pada persendian terbangun
(D.0055) O : pasien tampak pucat
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Ciptakan
lingkungan yang
nyaman
15/12/20 Nyeri akut berhubungan S : Pasien mengatakan
Jam dengan terputusnya bersedia
13.00 kontinuitas jaringan O : pasien tampak nyaman
(D.0077) A :masalah teratasi
P: hentikan intervensi

Jam Gangguan pola tidur S : pasien mengatakan


13.30 berhubungan dengan mengerti
nyeri pada persendian O : pasien tampak
(D.0055) kooperatif
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor dan catat
kebutuhan tidur
klien

16/12/20 Nyeri akut berhubungan S : pasien mengatakan


Jam dengan terputusnya bersedia
10.00 kontinuitas jaringan O : pasien mengatakan
(D.0077) nyeri berkurang.
Skala nyeri 5
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kompres hangat
- Pantau kadar asam
urat
Jam Gangguan pola tidur S : pasien mengatakan tadi
11.00 berhubungan dengan malam tidur nyenyak
nyeri pada persendian O : pasien tidur 7 Jam
(D.0055) A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai