4 A Contoh Askep Keluarga
4 A Contoh Askep Keluarga
A. PENGKAJIAN
I. Data umum
1. Nama KK : Tn. P (umur 37 tahun)
2. Alamat : Cipedes tengah No. 96 Kecamatan Sukajadi
3. Pekerjaan : Jualan jajanan keliling
4. Pendidikan KK : SMP
5. Tipe keluarga : Keluarga inti
6. Suku bangsa : Jawa (Ngawi)
7. Agama : Islam
8. Komposisi keluarga :
Hub Status
No. Nama Sex dgn Usia Pend pekerjaan Kesehatan
KK
1
hari. Kadang –kadang ( 2 – 3 tahun sekali) keluarga pulang kampung ke Ngawi
(daerah asal bpk P) dan atau ke Magetan (daearah asal ibu S.W) untuk
bersilaturahmi dengan sanak family.
11. Genogram
45 37
50
34
24 16 14
21 9 10
11
5
2
3. Riwayat kesehatan keluarga inti : bpk P mengatakan tidak mempunyai
penyakit keturunan. Sejak kecil hingga sekarang tidak pernah mengalami penyakit
yang berat. Penyakit yang pernah dialaminya hanya batuk pilek biasa atau sakit
maagh. Ibu S.W mempunyai riwayat penyakit thypoid, pernah dirawat dirumah sakit
sekitar dua tahun lalu. Setelah itu pernah beberapa kali kambuh. Bila penyakitnya
kambuh keluarga hanya membeli obat di toko obat dan tidak dibawa ke sarana
pelayanan kesehatan.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Ayah Tn. P telah meninggal
sekitar 8 tahun yang lalu akibat kecelakaan kerja. Juga kakak pertamanya telah
meninggal ketika masih duduk disekolah dasar (tidak tahu akibat penyakit apa). Dari
pihak keluarga Ny. S.W dikatakan juga tidak ada penyakit keturunan. Kakak kedua Ny.
S.W telah meninggal lebih dari 10 tahun lalu akibat penyakit kuning (Hepatitis).
Perangkat rumah tangga yang dimiliki hanya sebuah lemari kayu berukuran sedang,
satu buah televisi yang diletakkan pada sebuah meja kecil yang juga berfungsi
sebagai tempat penyimpanan barang tertentu.
3
Denah rumah :
WC/
kmr
dapur
Kamar Kamar mnd
tidur 1 tidur 2
R. Tamu R. Kelg
4
dengan alasan tidak punya waktu; tetapi keluarga mengatakan mengetahui bahwa
dilingkungannya ada kegiatan pengajian rutin setiap minggunya. Keluarga
menyatakan hari – harinya dihabiskan untuk mencari nafkah. Malam hari bpk P dan
ibu SW mulai menyiapkan dagangan dan pagi hari bapak P yang pergi berjualan,
sedang ibu SW mengurus rumah sambil bekerja sebagai buruh cuci bila ada. Anak L
dan NN (bila sehat) biasanya pergi mengaji pada setiap sore hari.
5. Sistim pendukung keluarga : Yang merawat anak NN selama sakit adalah
ibu SW dan pak P bila sudah pulang dari berjualan. Keluarga mengatakan tidak
memiliki tabungan yang dapat digunakan sewaktu – waktu. Jarak rumah dengan
puskesmas terdekat + 3 km. Keluarga lebih memilih membeli obat diwarung bila ada
yang sakit. Keluarga baru akan membawa ke rumah sakit atau puskesmas bila
sakitnya berat.
5
menyediakan lauk berupa tempe, tahu atau kerupuk. Hal ini diakui keluarga
disamping karena masalah keuangan juga karena kebiasaan / adat tersebut. Keluarga
percaya bahwa penyakit yang diderita anak NN merupakan penyakit biasa yang bisa
diobati.
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afeksi : bapak P dan ibu SW mengatakan tetap mengajarkan kepada
semua anaknya untuk saling menghormati antar anggota keluarga. Keluarga
mengatakan senang karena sejauh ini anak – anaknya menjadi anak yang baik dan
menurut pada orang tua.
2. Fungsi sosialisasi : Meskipun tidak aktif dalam perkumpulan di masyarakat
tetapi semua anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan baik dilingkungan
masyarakat sekitar. Keluarga mengatakan bahwa, meskipun tidak dapat menjalankan
semua ibadah wajib sebagai orang muslim, tetapi mereka selalu menekankan agar
tetap berperilaku tidak menyimpang dari ajaran agama.
3. Fungsi perawatan kesehatan :
Keluarga mengatakan telah berusaha agar bisa mencapai keadaan keluarga yang
sehat. Anak N.N sakit sejak seminggu yang lalu dengan keluhan demam dan sering
menggigil, tidak mau makan, mengeluh pusing dan nyeri perut, kadang – kadang
muntah. Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan saat ini sangat kurang meskipun
jaraknya tidak terlalu jauh. Hal ini karena pak P harus mencari nafkah setiap hari
sejak pagi hingga sore sedang anggota keluarga yang lain juga merasa tidak bisa. Ibu
SW menyatakan merasa tidak yakin dengan pelayanan kesehatan di puskesmas.
Anak NN pernah dibawa ke Puskesmas dan diberikan obat tetapi belum sembuh. Saat
ini obat sudah habis dan keluarga membelikan obat ditoko dengan jenis obat yang
sama yang diberikan dokter puskesmas (amoxicillin 500 mg, paracetamol tab, vit B
kompleks). Ibu S.W memberi makan anak N.N dengan makanan nasi biasa dan sayur
serta lauk bila ada. Anak N.N tidak mau makan bila diberikan bubur. Selama sakit
anak N.N tidak pernah mandi, hanya diseka pada wajah dan leher setiap pagi. Juga
jarang sikat gigi, hanya kumur – kumur dengan air, itupun bila ibu S.W ingat. Bila anak
N.N demam keluarga mengompres bagian dahi anak dengan air. Keluarga
mengatakan demam anak NN seringkali muncul pada sore sampai malam hari.
6
Keluarga mengatakan anak NN minumnya sedikit. Setengah gelas baru bisa
dihabiskan dalam setengah hari. Keluarga mengakui bahwa anak N.N sering jajan
disekolah. Keluarga juga mengatakan tidak tahu persis sakit anaknya dan melihat
anaknya makin kurus setelah sakit.
Belakangan ini ibu S.W juga sering mengalami batuk ringan disertai kepala pusing dan
badan meriang. Bila keluhan itu muncul ibu S.W minum obat paramex yang dibeli
diwarung.
Ibu S.W mengatakan pernah membawa anak H untuk di imunisasi sewaktu masih
bayi sampai usia 2 tahun; tetapi ibu S.W tidak ingat apakah imunisasi anak – anaknya
lengkap atau tidak. Ketika ditanyakan tentang kepemilikan KMS terutama untuk anak
H, ibu SW mengatakan dulu punya tetapi sekarang sudah tidak ada lagi (lupa dimana
menyimpannya).
Bapak P juga mengaku sebagai seorang perokok aktif. Dalam sehari ia bisa
menghabiskan ½ sampai 1 bungkus rokok.
7
kehidupan keluarganya jadi serba tak menentu dan makin sulit. Ia berharap agar
suaminya bisa mempunyai pekerjaan yang lebih baik kedepannya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : Keluarga mengaku
hanya bisa pasrah atas apa yang terjadi dan berusaha merawat sendiri anaknya serta
bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga.
3. Strategi koping yang digunakan : Keluarga menunjukkan ekspresi sedih.
Menurut tetangga, keluarga bpk P cenderung lebih pemurung dan kurang
bersosialisasi sejak anaknya sakit.
4. Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada koping disfungsional yang terjadi
pada keluarga ini, apa yang dilakukan oleh bpk P dan keluarga dalam merawat
anaknya yang sakit adalah akibat ketidaktahuan dan ketidakmampuan.
VII. Harapan keluarga
Keluarga berharap anak NN segera sehat kembali. Keluarga juga berharap agar asuhan
yang diberikan oleh perawat ini dapat membantu memulihkan kesehatan anaknya.
Keluarga merasa senang karena mendapat perhatian dari orang lain.
Bapak P berencana untuk pindah (kembali ke Ngawi) kumpul bersama sanak family yang
lain. Untuk itu pak P akan menjual rumah yang ditinggalinya sekarang sebagai modal
pulang kampong.
Data subyektif :
o Keluarga mengatakan anaknya minumnya sedikit Deficit volume cairan pada
o Anak NN mengatakan tidak ada selera makan dan anak NN keluarga Tn. P
minum, satu hari kira – kira 1 – 1½ gelas berhubungan dengan
o Anak NN dalam sehari BAK 3 – 5 kali, volumenya ketidakmampuan keluarga
sedikit dengan warna kuning pekat merawat anak dengan
o Keluarga mengatakan anak NN sering demam, penyakit thypoid
terutama pada sore sampai malam hari.
o Keluarga mengatakan bila anak NN panas diberi
kompres dengan air.
o Keluarga mengatakan pernah satu kali membawa
8
anak NN ke puskesmas tetapi tidak sembuh sehingga
merasa tidak yakin dengan pelayanan puskesmas
Data obyektif :
o Suhu tubuh 37,80 C
o TD : 108 / 70, HR : 70 x/mnt, RR : 20 x/mnt
o Bibir anak NN kering dan pecah – pecah
o CRT > 3 detik
Data subyektif :
o Anak NN mengatakan tidak selera makan, perut Gangguan pemenuhan
rasa mual dan beberapa kali muntah nutrisi kurang dari
o Keluarga mengatakan anak NN memang sering jajan kebutuhan tubuh pada
disekolah anak NN keluarga bpk P
o Ibu SW mengatakan memberi makan anak NN 3 kali berhubungan dengan
sehari berupa nasi biasa dan sayur. ketidakmampuan keluarga
o Keluarga mengatakan anak NN tidak mau makan merawat anak NN dengan
bila diberi bubur penyakit thypoid.
o Keluarga mengatakan anak NN makin kurus setelah
sakit
o Keluarga mengatakan masih memegang kebiasaan
tarak, ialah bahwa orang yang baru melahirkan,
anak yang habis sunat, atau orang yang sedang sakit
(luka) tidak boleh makan telur, daging, ikan asin.
Data obyektif :
o Anak NN tampak lemah berbaring ditempat tidur
o Keluarga menunjukkan jenis makan yang diberikan
kepada anak NN berupa nasi, sayur kangkung,
kerupuk, dan tempe goring serta sambal.
Data subyektif :
o Keluarga mengatakan anak N jarang dimandikan Deficit perawatan diri :
dan dikeramasi selama sakit, hanya diseka mandi, sikat gigi, keramas
wajahnya setiap pagi. pada anak NN keluarga Tn.
o Keluarga mengatakan anak NN juga tidak pernah P yang berhubungan
sikat gigi selama sakit, hanya kumur saja. dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anak
Data obyektif : yang sakit
o Anak NN penampilannya tampak lusuh dan kumal,
rambut kotor dan tidak terawat
o Badan dan mulu anak NN berbau, lidah kotor
o Banyak karang gigi
9
o Keluarga mengatakan sering merasa sumpek dan yg disebabkan oleh
pengab dengan keadaan rumah lingkungan rumah yang
o Ibu SW mengatakan belakangan ini sering kurang sehat pada keluarga
mengalami batuk ringan disertai pusing dan bapak P yang berhubungan
meriang dengan ketidakmampuan
o Ibu SW mengatakan anak H pernah di imunisasi keluarga mengenal
tetapi tidak ingat lengkap atau tidak ancaman kesehatan
o Bapak P mengaku sebagai perokok aktif, dalam
sehari bisa menghabiskan ½ sampai 1 bungkus
rokok
Data obyektif :
o Ukuran rumah + 30 m2 terdiri dari 2 kamar tidur,
dapur, ruang keluarga dan ruang tamu
o Tidak ada jendela rumah dan ventilasi yang terbatas
sehingga pencahayaan minimal
o Sinar matahari tidak bisa langsung masuk rumah
o Ruangan rumah terasa pengap dan lembab
10
cairan.
Total skor 5
Dx : Deficit perawatan diri : mandi, sikat gigi, keramas pada anak NN keluarga Tn. P
yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak yang
sakit
11
No. Kriteria Skor Pembenaran
Total skor 4
12
4 Menonjolnya masalah : 0/2 x 1 = Keluarga mengatakan tidak melihat
masalah tidak dirasakan 0 hal ini sebagai suatu masalah yang
serius
Total skor 2
13