Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LAPORAN PELAKSANAAN ANGGARAN ( LAPORAN REALISASI ANGGARAN.


LAPORAN PERUBAHAN SAL. LAPORAN ARUS KAS )

KELOMPOK 6

1. Wahyudi ( C301 18 072 )

2. Taufik Ruslan ( C301 18 108 )

3. Radi sastra miftah ( C301 18 082 )

4. Moh Akbar ( C301 18 066 )

5. Septian ( C301 18 065 )

6. Kevin ( C301 18 115 )

7. Muh wahyu ananda ( C301 18 110 )

8. Selvia rachim ( C301 18 055 )

9. M jisar ( C301 18 059 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI S1 AKUNTANSI

UNIVERSITAS TADULAKO

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULIAN........................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Keterkaitan Komponen Laporan pelaksanaan anggaran....................................................................6
2.2 Fungsi dan komponen LRA...............................................................................................................7
2.3 Fungsi dan komponen LP-SAL......................................................................................................10
2.4 Fungsi dan komponen LAK.............................................................................................................11
BAB III......................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia
dan rahmat-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan untuk mata kuliah Akuntansi
Pemerintahan dengan judul “LAPORAN PELAKSANAAN ANGGARAN”.

kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah memberikan
kontribusi dalam proses penyelesaian makalah ini, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah yang bersangkutan atas bimbingan dan arahan dalam pembuatan makalah ini.

Semoga dengan adanya makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kita tentang laporan pelaksanaan anggaran. Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan makalah ini menuju arah yang lebih baik.

Palu, Oktober 2020

Kelompok 6

3
BAB I

PENDAHULIAN

1.1 Latar belakang


Penyajian laporan keuangan merupakan salah satu agenda dalam memenuhi suatu kewajiban
dalam rangka pemenuhan kebutuhan bersama sebagaimana yang telah diatur dalam perundang-
undangan yang berlaku. Dalam penyajian laporan keungan yang disusun oleh pemerintah, harus
memuat komponen-komponen laporan keungan. Salah satu komponen laporan keungan yang
harus dipenuhi tersebut adalah laporan realisasi anggaran.

Laporan realisasi anggaran yang disusun oleh entitas, suatu entitas akan menyajikan laporan
realisasi anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Dalam peraturan tersebut telah ditetapkan standar yang mengatur tentang bagaimana penyajian
laporan realisasi anggaran yang semestinya. Tujuan dari penetapan standar laporan realisasi
anggaran adalah penetapan dasar-dasar penyajian laporan realisasi anggaran untuk pemerintah
dalam rangka untuk sebagai perwujudan pemenuhan tujuan akuntabilitas publik. Melalui
penyusunan laporan realisasi anggaran dapat dihasilkan informasi realisasi anggaran entitas
pelaporan dan dari informasi tersebut dapat dilakukan perbandingan antara anggaran dan
realisasinya. Perbandingan tersebut ditunjukkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pencapaian target-target yang telah disepakati antara eksekutif dan legislatif serta bagaimana
proses penyerapan anggaran yang terjadi.

Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber
daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam
periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif. Laporan realisasi
anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan
dan penggunaan sumber daya ekonomi yang telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat
telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD, dan telah dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

Arus kas atau cash flow adalah jumlah uang kas yang masuk (cash in) dan uang kas yang keluar
(cash out). Sedangkan laporan arus kas merupakan informasi yang menggambarkan perubahan
posisi kas perusahaan dalam periode tertentu, bisa bulanan, triwulan atau tahunan

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka beberapa pertanyaan yang terangkum sebagai rumusan
masalah yang akan dibahas, diantaranya:

1. Apa keterkaitan komponen laporan pelaksanaan anggaran

2. Apa fungsi dan komponen LRA

4
3. Apa fungsi dan komponen LP-SAL

4. Apa fungsi dan komponen LAK

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui keterkaitan komponen laporan pelaksanaan anggran

2. Untuk mengetahui fungsi dan komponen LRA

3. Untuk mengetahui fungsi dan komponen LP-SAL

4. Untuk mengetahi fungsi dan komponen LAK

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keterkaitan Komponen Laporan pelaksanaan anggaran


Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi
rencana pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah yang
disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. Sedangkan realisasi
anggaran merupakan suatu serangkaian aktivitas dalam menggunakan sumber daya ekonomi
yang dikelola. Laporan realisasi anggaran yang selanjutnya disebut dengan LRA merupakan
laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang
dikelola, serta menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu
periode pelaporan yang terdiri atas unsur pendapatan dan belanja.

Laporan realisasi anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat atau


daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap anggaran APBN atau APBD. APBN (Anggaran
Pendapatan Belanja Negara) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh DPR. Sedangkan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) merupakan
rencana keuanagn tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD. Laporan realisasi
anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode
pelaporan.

Secara umum laporan realisasi anggaran disusun dan disajikan dengan basis kas. Basis
kas merupakan basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada
saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Laporan
realisasi anggaran yang disusun dalam laporan keuangan akan dijelaskan secara rinci dalam
suatu catatan atas laporan keuangan. Penjelasan tersebut akan memuat informasi-informasi yang
mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab
terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang
merinci lebih lanjut angka-angka yang perlu diberikan penjelasan lebih lanjut.

Dalam penyajian laporan realisasi anggaran terdapat unsur-unsur yang harus dipenuhi, antara
lain adalah:

 Pendapatan – LRA
 Belanja
 Transfer
 Surplus / Defisit – LRA
 Pembiayaan
 Sisa Lebih / Kurang Pembiayaan Anggaran

6
Setiap komponen dalam LRA dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Penjelasan tersebut memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan
fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan
realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut atas angka-angka yang dianggap perlu
untuk dijelaskan. Namun dari segi struktur, LRA Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki struktur yang berbeda. Perbedaan ini lebih diakibatkan
karena adanya perbedaan sumber pendapatan pada pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota.

2.2 Fungsi dan komponen LRA


Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyediakan informasi mengenai anggaran dan realisasi
pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dari suatu entitas
pelaporan. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas
pelaporan terhadap anggaran karena menyediakan informasi-informasi sebagai berikut:

Informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi;

Informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi
kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran.

LRA menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan
diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang
dengan cara menyajikan laporan secara komparatif. Selain itu, LRA juga dapat menyediakan
informasi kepada para pengguna laporan keuangan pemerintah tentang indikasi perolehan dan
penggunaan sumber daya ekonomi dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan, sehingga dapat
menilai apakah suatu kegiatan/program telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat,
sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD), dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Setiap komponen dalam LRA dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Penjelasan tersebut memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan
fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan
realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut atas angka-angka yang dianggap perlu
untuk dijelaskan. Namun dari segi struktur, LRA Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki struktur yang berbeda. Perbedaan ini lebih diakibatkan
karena adanya perbedaan sumber pendapatan pada pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota.

Penyusunan dan penyajian LRA didasarkan pada akuntansi anggaran, akuntansi pendapatan-
LRA, akuntansi belanja, akuntansi surplus/ defisit, akuntansi pembiayaan dan akuntansi sisa
lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA), yang mana berdasar pada basis kas.

1. Akuntansi Anggaran

7
Salah satu perbedaan utama akuntansi pemerintahan dengan akuntansi perusahaan komersial
terletak pada akuntansi anggaran. Dalam pemerintahan, pencatatan telah dimulai pada saat
anggaran (APBN/APBD) disahkan dan dialokasikan.

Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang


digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.
Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari anggaran
pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi estimasi
pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit
anggaran (allotment). Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan.

2. Akuntansi Pendapatan-LRA

Pendapatan negara/daerah merupakan iuran rakyat yang diamanatkan kepada Pemerintah,


sehingga akuntansi pendapatan-LRA disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban
sesuai dengan ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen pemerintah pusat
dan daerah.

Pendapatan-LRA diakui pada saat uang diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah,
yang mana pencatatan pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu mencatat
jumlah bruto penerimaan, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran), namun ketika biaya atas pendapatan tersebut bersifat variabel dan tidak dapat
dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka dapat mencatat nilai
netonya.

Pemerintah mungkin saja melakukan kekeliruan dalam menghitung tagihan pendapatan yang
mengakibatkan kelebihan penerimaan pendapatan, jika hal ini terjadi maka pemerintah harus
mengembalikan pendapatan tersebut. Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan
berulang (recurring) terjadi atas penerimaan pendapatan-LRA pada periode penerimaan (tahun
anggaran berjalan) maupun pada periode sebelumnya (tahun anggaran sebelumnya) dibukukan
sebagai pengurang pendapatan-LRA. Namun, untuk koreksi dan pengembalian yang sifatnya
tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode
penerimaan pendapatan-LRA dibukukan sebagai pengurang pendapatan-LRA pada periode yang
sama. Sedangkan untuk Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring)
atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang Saldo Anggaran Lebih pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian
tersebut.

3. Akuntansi Belanja

8
Akuntansi belanja disusun selain untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan
ketentuan, juga dapat dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen untuk
mengukur efektivitas dan efisiensi belanja tersebut. Pengeluaran untuk belanja dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu secara langsung dikeluarkan oleh Bendahara Umum Negara/Daerah
(BUN/BUD), atau melalui bendahara pengeluaran. Jika pengeluaran dilakukan oleh BUN/BUD
maka belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah,
sedangkan jika pengeluaran melalui bendahara pengeluaran maka pengakuan belanja dilakukan
pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai
fungsi perbendaharaan.

Jika terjadi kekeliruan dalam pengeluaran belanja maka koreksi atas pengeluaran belanja
(penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai
pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi
atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan-LRA dalam pos pendapatan lain-lain-
LRA.

4. Akuntansi Surplus/Defisit-LRA

Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
Surplus/Defisit-LRA. Surplus-LRA terjadi jika jumlah pendapatan-LRA selama suatu periode
lebih besar daripada jumlah belanja pada periode tersebut, begitupula sebaliknya, defisit-LRA
terjadi jika jumlah pendapatan-LRA lebih kecil dari jumlah belanja selama satu periode
pelaporan tersebut.

5. Akuntansi Pembiayaan

Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun
pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus
anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil privatisasi
BUMN/BUMD. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran
kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh
pemerintah di BUMN/BUMD.

Penerimaan pembiayaan diakui pada saat uang diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah, dan dicatat berdasarkan azas bruto. Sedangkan Pengeluaran pembiayaan diakui
pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.

6. Akuntansi Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)

SiLPA/SiKPA adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama
satu periode pelaporan atau selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan
penerimaan pembiayaan dengan belanja dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode

9
pelaporan. Nilai SilPA/SiKPA pada akhir periode pelaporan inilah yang nantinya dipindahkan ke
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.

Apabila dalam LRA terdapat transaksi mata uang asing maka harus dicatat/dibukukan dalam
mata uang rupiah atau dikonversi terlebih ke rupiah.

2.3 Fungsi dan komponen LP-SAL


Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL) menyajikan pos-pos berikut, yaitu: saldo
anggaran lebih awal (saldo tahun sebelumnya), penggunaan saldo anggaran lebih, Sisa
Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA/SIKPA) tahun berjalan, koreksi kesalahan
pembukuan tahun sebelumnya, lain-lain dan Saldo anggaran lebih akhir untuk periode berjalan.
Pos-pos tersebut disajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya.

LP-SAL dimaksudkan untuk memberikan ringkasan atas pemanfaatan saldo anggaran dan
pembiayaan pemerintah, sehingga suatu entitas pelaporan harus menyajikan rincian lebih lanjut
dari unsur-unsur yang terdapat dalam LP-SAL dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Struktur
LP-SAL baik pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota tidak
memiliki perbedaan.

Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA
tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta penyesuaian lain yang diperkenankan
(PSAP 01 par 08).

Beberapa ketentuan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang terkait dengan Saldo
Anggaran Lebih diantaranya:

Kerangka Konseptual paragraf 63, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan
informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.

PSAP 01 paragraf 8 dan PSAP 02 paragraf 07, Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan
saldo yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tahun
berjalan serta penyesuaian lain yang diperkenankan.

PSAP 01 paragraf 15, Laporan Perubahan SAL yang hanya disajikan oleh Bendahara Umum
Negara dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya.

PSAP 01 paragraf 16, unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum adalah unit yang
ditetapkan sebagai bendahara umum negara/daerah dan/atau sebagai kuasa bendahara umum
negara/daerah.

PSAP 01 paragraf 18 entitas pelaporan pemerintah pusat juga menyajikan Saldo Anggaran
Lebih pemerintah yang mencakup Saldo Anggaran Lebih tahun sebelumnya, penggunaan Saldo

10
Anggaran Lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) tahun berjalan, dan
penyesuaian lain yang diperkenankan.

PSAP 01 paragraf 41, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan secara
komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:

 Saldo Anggaran Lebih awal;


 Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;
 Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun sebelumnya;
 Lain-lain;
 Saldo Anggaran Lebih Akhir.

PSAP 02 paragraf 7 dan paragraf 61, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/
SiKPA) adalah selishi lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan belanja, serta
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam APBN/APBD selama satu periode pelaporan.

Dari ketentuan mengenai Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebagaimana terdapat dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan, diketahui bahwa SAL merupakan gunggungan atau jumlah akumulasi
SiLPA sampai dengan tanggal pelaporan dan SAL dihasilkan dari Laporan Realisasi Anggaran
(LRA).

Entitas yang menyusun LPSAL awalnya hanya ditujukan pada unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum. Sejalan dengan pemberlakuan PSAP 13 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), Laporan Perubahan SAL yang sebelumnya hanya
dibuat oleh konsolidator LKPP maupun LKPD, saat ini juga harus dibuat oleh Entitas Badan
Layanan Umum.

2.4 Fungsi dan komponen LAK


Arus kas atau cash flow adalah jumlah uang kas yang masuk (cash in) dan uang kas yang keluar
(cash out). Sedangkan laporan arus kas merupakan informasi yang menggambarkan perubahan
posisi kas perusahaan dalam periode tertentu, bisa bulanan, triwulan atau tahunan. Berdasarkan
PSAK No.2 bahwa dalam laporan arus kas diklasifikasikan menjadi 3 aktivitas yaitu : aktivitas
operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

 Aktivitas operasi

Kas dari aktivitas operasi utamanya diperoleh dari pendapatan entitas serta aktivitas lain yang
tidak termasuk dalam aktivitas investasi ataupun pendanaan. Contohnya : penerimaan kas dari
penjualan barang atau jasa, pembayaran kas kepada pemasok barang, dan pengeluaran kas untuk
membayar karyawan.

 Aktivitas investasi

11
Kas dari aktivitas investasi diperoleh dari penjualan dan pembelian aktiva tetap atau aset jangka
panjang. Contohnya : pengeluaran kas untuk membeli mesin produksi, penerimaan kas hasil dari
penjualan tanah, serta penerimaan kas hasil dari saham.

 Aktivitas pendanaan

Kas dari aktivitas pendanaan mengakibatkan berubahnya kontribusi modal dan pinjaman entitas,
baik dalam jumlah maupun komposisinya. Contohnya : kas yang di terima dari emisi obligasi,
serta kas yang dibayarkan kepada pemegang saham untuk menebus saham perusahaan.

Setelah memahami pengertian laporan arus kas, selanjutnya perlu Anda ketahui fungsi dari
laporan arus kas.

Pertama, menilai kegiatan operasi perusahaan pada periode akuntansi sebelumnya untuk
merencanakan aktivitas investasi dan pendanaan di periode mendatang. Misal, menilai laporan
arus kas selama bulan Januari untuk merencanakan aktivitas investasi yang bisa dilaksanakan di
bulan Februari. Jika belum bisa dilaksanakan pada bulan tersebut, maka ada kemungkinan untuk
merealisasikannya di bulan Maret atau di periode akuntansi selanjutnya.

Kedua, sebagai tolok ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas. Jika kas yang
dihasilkan belum memenuhi target, maka pihak manajemen bisa segera mengambil langkah agar
kas perusahaan segera stabil. Ingat bahwa perusahaan mempunyai banyak kewajiban yang harus
di bayar, termasuk juga pembayaran dividen.

Ketiga, informasi dari laporan arus kas dapat meningkatkan daya banding pelaporan kinerja
operasi berbagai perusahaan. Mengapa bisa demikian? Karena dengan melihat laporan arus kas
dapat menganulir pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi
dan peristiwa yang sama.

Dan masih banyak lagi fungsi lain dari laporan arus kas yang berhubungan dengan manajemen
perusahaan maupun stakeholder.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disajikan, maka kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana
pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah yang disusun
menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode.

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyediakan informasi mengenai anggaran dan realisasi
pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dari suatu entitas
pelaporan.

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL) menyajikan pos-pos berikut, yaitu: saldo
anggaran lebih awal (saldo tahun sebelumnya), penggunaan saldo anggaran lebih, Sisa
Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA/SIKPA) tahun berjalan, koreksi kesalahan
pembukuan tahun sebelumnya, lain-lain dan Saldo anggaran lebih akhir untuk periode berjalan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Andi chairil, 2012. “ Komponen laporan keuangan pemerintah”.

https://andichairilfurqan.wordpress.com/tag/laporan-perubahan-saldo-anggaran-lebih/

Muhammad ikhsan, 2018. “Laporan realisasi anggaran berbasis kas”.

https://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2018/01/23/laporan-realisasi-anggaran-berbasis-
kas/

14
Pertanyaan :

15

Anda mungkin juga menyukai