PENDAHULUAN
pendidikan dan latihan, kesehatan dan gizi, lingkungan hidup tempat mereka
bahwa sumber daya manusia sangat penting dalam suatu daerah oleh karna itu
menerima pengetahuan baru dan meningkatkan pendidkan yang lebih tinggi untuk
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
kewajiban bagi setiap manusia terutama anak-anak dalam usia sekolah yang
pendidikan pada jalur formal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis
1
pendidikan (Triwiyanto 2017: 75). Jadi pendidikan adalah susunan belajara dan
Pendidikan yang putus ditengah jalan dalam proses belajara yang tidak
selesai dalam waktu yang ditentukan oleh sistem sekolah yang telah diikuti siswa-
siswi, oleh karna itu anak-anak yang tidak menyelesaikan pendidikannya akan
gagal dalam studi mereka disebabkan karna berbagai kondisi yang terjadi dalam
tesebut bahwa pendidikan yang tidak tercapai bagi anak-anak wajib menganyam
tahun yaitu pendidikan SD dan SMP, apabila dilihat dari umur mereka yang wajib
untuk sekolah yaitu anak pada usia 7 sampai 15 tahun namun pemerintah telah
sampai lanjutan tingkat atas (SMA) . Dalam Titik dkk (2016 :17). Wajib belajar
dengan wajib belajar sembilan tahun adalah program sektor pendidikan yang
diakui cukup sukses oleh karna itu pendidikan adalah hak yang sangat
2
Hal tersebut didukung dalam UUD RI No.20 tahun 2003 tentang
SISDIKNAS pasal 34 ayat 1-3 telah ditetapkan bahwa : (1). Setiap warga negara
yang berusia 6 tahun dapat mengikuti wajib belajar. (2). Pemerintah dan
pendidikan dasar tanpa memungut biaya. (3). Wajib belajar merupakan tanggung
masyaraka dasar. Namun pada kenyataan secara umum masih banyak penduduk
pendidikan menengah, dan perguruan tinggi terlebih khusus pada desa pedalaman
yaitu Desa Punan Bengalun Kabupaten Malinau, Provensi Kalimantan utara yang
terdapat ada beberapa anak usia sekolah yang putus sekolah dikarnakan adanya
maupun Perguruan Tinggi. mereka masih berpacu dalam budaya mereka yaitu
membantu oran tua mereka dalam bekerja untuk menafkai keluarga, sedangkan
anak perempuan mereka lebih memilih menikah dari pada mengayam pendidikan
3
Dengan masalah tersebut bahwa Desa Punan Bengalun ternyata masih
terdapat ada anak putus sekolah mereka berhenti sekolah sewaktu masih dalam
proses belajar pembelajaran di bangku sekolah hal tersebut banyak faktor yang
anak putus sekolah yaitu faktor dari luar anak itu sendiri dan faktor dalam dari
anak itu. Oleh karna itu dapat melihat permasalah anak putus sekolah yang ada di
melihat faktor geografis pada wilayah tersebut kenapa demiakian, bahwa dalam
mempengaruhi anak putus sekolah dengan yaitu yang lokasi pemukiman wilayah
peneliti jauh dari sekolah yang ada di wilayah pemukiman sebelah, bahwa lokasi
anak-anak harus melewati hutan adat dan perkebunan masyarakat luar maupun
masyarakat asli Desa Punan Bengalun, ditambah lagi belum adanya pengaspalan
jalan dari pemukiman warga menuju ke sekolah. Dan belum ada trasportasi untuk
menuju ke sekolah, akan tetapi mereka memiliki kendaraan tetapi kendaraan itu
hanya untuk dipinjamkan karna warga disana tidak semua memilik kendaraan
4
mereka berjalan kaki untuk sampai kesekolah maupun begitu juga dengan pulang
sekolah.
Bukan hanya itu yang menyebabkan mereka putus sekolah secara geografi
tidak hanya memandang sebagian faktor fisik saja melain sosial ekonomi pada
yang putus sekolah merupakan salah satu masalah sosial yang banyak terjadi
dikehidupan masyarakat saat ini. Masalah anak tidak melanjutkan pendidikan atau
bangsa dan negara begitupun dengan masyarakat yang ada di Desa Punan
Bengalun.
Masalah anak putus sekolah bukanlah hal yang hanya terjadi di Desa Punan
Hal ini disebabkan oleh ketidak pahaman dari beberapa beberapa orang tua yang
pendidikan hanya bertujuan untuk menjadi seorang guru ataupun tentara, polisi,
perawat,bidan dan lain sebagainya. Terkhusus beberapa orang tua atau masyarakat
yang ada di Desa Punan Bengalun segelintir orang tua hanya memahami sekolah
hanya sekedar untuk belajar membaca dan menulis semata agar tidak mudah
tertipu dengan orang lain. Sehingga kita sering melihat ada orang tua yang
5
memberhentikan anaknya dengan maksud akan lebih berguna jika anaknya
dalam pengerian Intraksi Keruangan. Pengertian ini dinyatakan lebih luas dari
pada yang tampak sekilas. Di dalam istilah tersebut tercangkup pula saling
saling berpengaruh. Hal tersebut masalah anak putus sekolah yang ada di Desa
Manusia, Lingkungan alam dan sosial, dan Ruang (spasial) yang saling
peneliti yang meggeluti ilmu pendidikan geografi dimana interaksi manusia dalam
lingkungan baik itu akan berdampak positif maupun negatif merupakan salah satu
kajian dari ilmu pendidikan geografi, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
dalam lingkup keruangan “spasial” apa saja yang mempengaruhi anak putus
6
B. Indentifikasi Masalah
mencari kayu dihutan untuk dijual dan menjadi buruh dari pendapatan
mereka sesuai dengan hasil yang didapat dalam bekerja, yang di Desa
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
7
2. Apakah faktor lokasi mempengaruhi anak putus sekolah pada jenjang
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan oleh peneliti yang
didasarkan pada rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitiannya adalah :
F. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian mengenai Analisis Faktor-Faktor Geografis
1. Manfaat Teoritis
8
disekolah untuk mendukung sumber daya manusia dan sebagai referensi dalam
2. Manfaat Praktis
ilmu pendidikan dalam kajian geografi dan bagi para peneliti yang berminat dalam
BAB III
9
METODOLOGI PENELITIAN
dalam pendidikan yaitu anak putus sekolah, waktu pelaksanaan penelitian ini, dari
B. Metode Penelitian
kuantitatif atau menganalisis bagaimana fenomena atau gejala sosial yang terjadi
1. Variabel
suatu konsep atau hal yang sedang diriset. Dalam konteks penjelasan ini, variabel
yang dimaksud adalah suatu simbol yang akan diberi angka atau nilai. Secara
teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang
10
1. Veriabel Bebas (X)
terikat pada penelitian ini adalah anak putus sekolah pada jenjang SMP/MTs.
a. Faktor geografis
kehidupan manusia yaitu faktor dari relasi ruang (lokasi dan Aksesbilitas
(pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan pekerjaan orang tua).
Anak putus sekolah adalah suatu keadaan dimana anak-anak yang tidak
11
a. Faktor geografis
kehidupan manusia yaitu faktor dari relasi ruang (lokasi dan Aksesbilitas
(pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan pekerjaan orang tua).
Anak putus sekolah adalah suatu keadaan dimana anak-anak yang tidak
1. Populasi
keseluruhan subjek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah
2. Sampel
12
Sudaryono, (2017:169) Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti
Sampel dalam penelitian ini adalah anak putus sekolah di Desa Punan Bengalun
1. Observasi/Pengamatan Langsung
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan secara berlangsung
2. Angket (Questionnaire)
13
Angket merupakan instrumen penelitian utama dalam survei. Dengan kata
lain angket (Questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
mengenai banyak hal yang diperlukan oleh peneliti untuk mendapatkan jawaban
3. Dokumentasi
(2018:22) Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
14
Uji normalitas data adalah uji yang dilakukan untuk menilai sebaran data
variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Untuk
geografis yang mempunayi hubungan dengan anak putus sekolah. Berikut rumus
Rumus 1.2
Y '=a+bX
(Sugiyono 2018:300)
Keterangan :
secara sendiri-sendiri terhadap variabel bebas (Y), Maka itu untuk menguji
signifikan atau tidak maka dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t
sebagai berikut :
r
√ n−2
t=
1−r 2
15
Keterangan : t = Nilai t hitung
r = Nilai koefisien korelasi
r2 = Nilai koefisien determinasi
N = Jumlah Data Pengamatan ( Sample )
BAB IV
16
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Tahun 2002. Batas-batas wilayah Kecematan Malinau Barat yaitu sebelah utara
dan timur berbatasan dengan Kecamatan Malinau Kota dan Kabupaten Tanah
Kecamatan Mentarang, dengan tinggi wilayah (MDPL) 63,20 meter dan luas
wilayah Kecamatan Malinau Barat 767, 12 Km2, dengan jumlah Desa 9 yang 4
(SLS) disetiap desa adalah sebanyak satu tingkatan, yakni Rukun Tetangga (RT).
Pada pencatatan Kecamatan Malinau Barat dalam angka 2018 dari BPS
Tabel 4.1
Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut Menurut Desa di Kecamatan
Malinau Barat
17
Desa Tinggi Koordinat Wilayah
No (mdpl) Bujur Lintang
(1) (2) (3) (4)
1 Punan bengalun 43 3,41 116,66
2 Sesua 37 3,48 116,66
3 Sempayang 32 3,52 166,66
4 Kuala Lapang 31 3,53555 116,6077
5 Tanjung Lapang 30 3,5351 116,5873
6 Taras 31 3,5207 116,5539
7 Long Kanipe 28 3,8019 116,4839
8 Sentaban 30 3,4884 116,4892
9 Long Bila 25 3,4801 116,4839
Sumber : Kecamatan Malinau Barat Dalam Angka 2018, BPS Kab. Malinau
Tabel 4.2
Jarak dari ibukota desa ibukota Kecamatan dan Kabupaten di Kecamatan
Malinau Barat
No Desa Ibukota Kecamatan Ibukota Kabupaten
Malinau Barat (Km) (Km)
1 Punan bengalun 27 Km 24 Km
2 Sesua 15 Km 12 Km
3 Sempayang 10 Km 7 Km
4 Kuala Lapang 2 Km 3 Km
5 Tanjung Lapang 1 Km 5 Km
6 Taras 5 Km 8 Km
7 Long Kanipe 19 Km 23 Km
8 Sentaban 17 Km 20 Km
9 Long Bila 20 Km 25 Km
Sumber : Kecamatan Malinau Barat Dalam Angka 2018, BPS Kab. Malinau
Tabel 4.3
Jumah Rukun Tetangga (RT) Menurut Desa di Kecamatan Malinau Barat
18
No Desa Ibukota Desa RT
1 Punan bengalun Punan bengalun 2
2 Sesua Sesua 7
3 Sempayang Sempayang 3
4 Kuala Lapang Kuala Lapang 8
5 Tanjung Lapang Tanjung Lapang 14
6 Taras Taras 3
7 Long Kanipe Long Kanipe 2
8 Sentaban Sentaban 2
9 Long Bila Long Bila 2
Jumlah 43
Sumber : Kecamatan Malinau Barat Dalam Angka 2018, BPS Kab. Malinau
Desa Punan Bengalun merupakan salah satu desa yang terletak di hulu
sebagai berikut : (a). Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sesua, (b). Sebelah
selatan berbatasan dengan Desa Punan Dulau Ujang, (c). Sebelah barat berbatasan
dengan Desa Gong Solok, (d). Sebelah timur berbatasan dengan Desa Seputuk
Kab. Tana Tidung. Untuk mengunjungi desa ini dapat memakai kendaraan
bermotor, berupa roda dua atau roda empat atau lewat sungai menggunakan
perahu bermesin ketinting. Jarak antara Pusat Kabupaten Malinau dengan Desa
Punan Bengalun kurang lebih 24 km, dengan jarak tempuh kurang lebih 2 jam.
19
a. Jumlah Penduduk
Punan Bengalun Pada Tahun 2019 bahwa jumlah penduduk berkisar 270 Jiwa,
yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 133 jiwa dan penduduk perempuan
Punan Bengalun.
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Desa Punan Bengalun Menurut umur dan jenis kelamin
No Kelompok Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Umur Laki-Laki Perempuan (Jiwa) (%)
1 0-5 6 8 14 5,18 %
2 6-10 12 21 33 12,22 %
3 11-15 14 12 26 9,62 %
4 16-20 16 15 31 11, 48 %
5 21-25 14 15 29 10,74 %
6 26-30 18 17 35 12,96 %
7 30-35 16 19 35 12,96 %
8 36-40 19 15 34 12,62 %
9 45+ 18 15 33 12,22 %
JUMLAH 133 137 270 100.00 %
Sumber : Data Dokumentasi Desa Punan Bengalun 2020.
mengukur kualitas sumber daya manusia di derah tersebut. Oleh karna itu
pendidikan hal yang paling penting bagi setiap manusia di dalam perkembangan
suatu daerah dalam kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik. Jika
20
dapat dikategorikan sebagai salah satu desa di mana tingkat pendidikannya masih
rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Jumlah penduduk Desa Punan Bengalun menurut tingkat pendidikan
No Tingkat Jumlah Penduduk Frekuensi Presentase
Pendidikan Laki-Laki Perempuan (Jiwa) (%)
1 Belum/Tidak 89 112 201 74,44 %
Sekolah
2 Tidak Tamat 33 20 53 19,63 %
Sekolah
3 SD 6 3 9 3,33 %
4 SMP 5 2 7 2,60 %
5 SMA/SMK - - - -
6 Perguruan Tinggi - - - -
JUMLAH 133 137 270 100,00 %
Sumber : Data Dokumentasi Desa Punan Bengalun 2020.
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, maka dapat diketahui bawa jumlah penduduk
presentase yang paling tinggi yaitu masyarakat yang belum/tidak sekolah dengan
c. Keadaan Ekonomi
Desa Punan Bengalun merupakan salah satu desa yang ada di wilayah
bermata pencarian sebagai petani dengan memanfaat lahan yang ada dengan
21
mecari babi hutan, rusa, kancil, ikan sungai (air tawar), rotan, kayu (Bahan rumah
Tabel 4.6
Jumlah penduduk Desa Punan Bengalun menurut mata pencarian pokok
No Mata Jumlah penduduk Frekuensi Presentase
Pencarian Laki-laki Perempuan (Jiwa) (%)
1 Petani 63 57 120 69,76 %
2 Buruh 12 8 20 11,63 %
3 Tukang 3 - 3 1,74 %
4 Wiraswasta - - - -
5 TNI/PORLI - - - -
6 PNS - - -
7 Lainnya 5 24 29 16,87 %
JUMLAH 83 89 172 100,00 %
Sumber : Data Dokumentasi Desa Punan Bengalun 2020.
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, maka dapat diketahui bawa mata pencarian
penduduk desa punan bengalun tidak bervariasi, dimana jumlah yang paling besar
adalah bermata pencarian petani dengan tingkat presentase 69,76 %, dan 11,63 %
itu mata pencarian sebagai buruh, sedangkan yang paling rendah presentase yaitu
B. Karakteristik Responden
mengalami putus sekolah atau berhenti sekolah pada jenjang SMP/MTs di Desa
22
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.7
Daftar Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi (Jiwa) Presentase
. (%)
1 Laki-Laki 16 59,26%
2 Perempuan 11 40,74%
Jumlah 27 100,00 %
Sumber : Hasil anaisis penulis 2020.
40,74 %.
2. Umur
Tabel 4.8
Daftar Karakteristik Resonden Menurut Umur
No Umur Frekunsi Persentasi
. (Tahun) (Jiwa) (%)
1 11-15 21 77,78 %
2 16-20 6 22,22 %
3 21-25 - -
Jumlah 27 100,00 %
Sumber : Hasil anaisis penulis 2020.
23
3. Anak Putus Sekolah
sekolah atau berhentinya anak pada kelas VII,VIII, IX pada jenjang pendidikan
Tabel 4.9
Karakteristik Responden Menurut Anak Putus Sekolah Pada Jenjang
SMP/MTs
No. Berhenti dikelas Frekuensi Presentase (%)
(Jenjang SMP/MTs)
1 Kelas VII 8 29,63 %
2 Kelas VIII 15 55,56 %
3 Kelas IX 4 14,81 %
Jumlah 27 100,00 %
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
bervariasi, dimana jumlah yang paling besar adalah kelas VIII 55,56 %, disusul
C. Hasil Penelitian
1. Penyajian Data
normalitas data, regresi linier sederhana, uji-t dan analisa geografi dengan
pendekatan keruangan (Spasial). Dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu
variabel bebas yakni faktor geografis (X) dan variabel terikat yakni anak putus
24
sekolah (Y). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear
sederhana.
diberikan kepada anak putus sekolah tentang faktor geografis dengan jumlah item
sebanyak 20 nomor dengan menggumakan skala likert yang terdiri dari dari 4
Sedangkan untuk anak putus sekolah diperoleh dari data dengan menggunakan
yang terdiri dari dari 3 alternatif pilihan jawaban, dimana skor pada alternatif
jawaban yaitu : 3, 2, 1. Berikut penyajian data yang diperoleh dari angket faktor
geografis (faktor aksesibilitas, faktor lokasi, dan faktor sosial ekonomi) dan anak
putus sekolah :
25
Tabel 4.10
Data Hasil Penelitian Faktor Aksesibilitas ( X 1 )
No. Responden Skor Item Untuk Butir Angket No : Skor Total
1 2 3 4 5 6
R.1 3 3 4 4 2 1 17
R.2 3 4 4 4 2 1 18
R.3 4 3 4 4 3 3 21
R.4 4 4 4 4 2 1 19
R.5 3 4 4 4 2 1 18
R.6 3 3 4 4 2 1 17
R.7 4 4 4 4 2 1 19
R.8 3 3 4 4 2 1 17
R.9 4 2 4 4 2 2 18
R.10 3 4 4 4 2 1 18
R.11 4 4 4 4 2 1 19
R.12 4 4 4 4 2 1 19
R.13 3 4 4 4 2 1 18
R.14 4 3 4 4 4 1 19
R.15 3 4 4 4 2 4 21
R.16 1 4 4 4 2 1 16
R.17 4 4 4 4 2 1 19
R.18 4 4 4 4 3 1 20
R.19 3 4 4 4 2 1 18
R.20 4 4 4 4 3 2 21
R.21 4 2 4 4 2 2 18
R.22 4 2 4 4 3 3 20
R.23 4 3 4 4 3 2 19
R.24 4 4 4 4 3 3 22
R.25 4 3 4 4 3 3 21
R.26 4 2 4 4 2 2 18
R.27 3 4 4 4 2 1 18
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
26
Tabel 4.11
Data Hasil Penelitian Faktor Lokasi ( X 2 )
No. Responden Skor Item Untuk Butir Angket No : Skor Total
1 2 3 4 5 6
R.1 2 3 4 3 3 2 17
R.2 2 4 4 3 2 2 17
R.3 4 4 4 4 3 3 22
R.4 2 3 3 3 2 3 16
R.5 2 3 3 3 2 2 15
R.6 2 3 3 3 2 2 15
R.7 2 3 4 2 2 2 16
R.8 2 3 3 4 3 2 17
R.9 2 2 3 3 3 4 17
R.10 2 3 3 3 2 2 15
R.11 4 3 4 3 2 3 19
R.12 2 3 3 3 2 2 15
R.13 2 4 3 3 2 3 17
R.14 2 4 4 3 2 3 18
R.15 4 4 4 3 2 2 19
R.16 2 4 3 3 3 2 17
R.17 2 4 3 3 2 2 16
R.18 2 3 3 4 3 3 18
R.19 2 4 3 3 2 3 17
R.20 2 2 2 3 2 2 13
R.21 2 3 3 3 2 2 15
R.22 4 4 4 3 2 3 20
R.23 4 4 3 3 3 2 19
R.24 2 3 3 3 3 3 17
R.25 2 2 2 3 3 4 16
R.26 2 2 2 3 3 4 16
R.27 2 3 4 3 2 2 16
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
27
Tabel 4.12
Data Hasil Penelitian Faktor Sosial Ekonomi ( X 3 )
No. Responden Skor Item Untuk Butir Angket No : Skor Total
1 2 3 4 5 6 7 8
R.1 3 3 1 3 1 3 1 3 18
R.2 4 4 3 3 3 4 1 3 25
R.3 3 4 3 4 3 4 4 3 28
R.4 4 4 3 3 2 4 4 3 27
R.5 4 4 3 4 2 4 4 3 28
R.6 3 3 1 4 1 4 4 3 23
R.7 4 4 3 3 1 4 4 3 26
R.8 3 4 3 4 2 4 4 3 27
R.9 3 4 4 4 3 4 3 3 28
R.10 4 4 3 4 2 4 4 3 28
R.11 4 4 3 2 1 3 1 3 23
R.12 3 4 3 4 1 4 1 3 23
R.13 4 4 3 3 2 4 1 3 24
R.14 4 4 3 3 2 1 1 3 21
R.15 4 4 1 4 1 1 4 3 22
R.16 4 4 3 3 1 3 1 3 22
R.17 4 4 3 3 2 3 1 3 23
R.18 4 4 3 4 1 4 4 3 27
R.19 3 4 2 4 2 4 4 3 26
R.20 3 3 3 4 2 4 4 3 26
R.21 3 3 2 4 2 4 3 3 24
R.22 3 3 2 4 2 3 3 3 23
R.23 3 4 3 4 3 4 4 3 28
R.24 3 4 3 4 3 4 4 3 28
R.25 3 3 2 4 2 4 3 3 24
R.26 3 4 3 4 3 4 4 3 28
R.27 3 3 1 3 2 4 1 3 18
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
28
Tabel 4.13
Data Hasil Penelitian Anak Putus Sekolah (Y)
No. Skor Item Untuk Butir Angket No : Skor
Res Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
R.1 3 3 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 31
R.2 3 3 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 34
R.3 3 1 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 35
R.4 3 1 2 3 2 1 3 1 3 1 2 2 2 3 29
R.5 1 1 2 3 2 1 3 3 3 2 1 2 2 2 28
R.6 3 3 2 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3 2 35
R.7 3 1 2 3 1 1 3 3 3 2 2 2 1 2 29
R.8 3 3 3 2 3 3 1 2 2 3 3 3 2 3 36
R.9 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 36
R.10 3 2 1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 34
R.11 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 3 1 2 31
R.12 1 1 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 2 32
R.13 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 36
R.14 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 3 26
R.15 3 3 2 3 3 1 2 2 3 1 2 2 1 3 31
R.16 3 3 2 3 3 1 3 3 2 2 3 2 2 2 34
R.17 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 40
R.18 2 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 35
R.10 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 35
R.20 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 37
R.21 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 1 2 29
R.22 3 3 2 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3 2 35
R.23 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 2 36
R.24 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 29
R.25 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 2 37
R.26 3 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 3 2 32
R.27 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 33
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
29
2. Analisis Data
faktor aksesibilitas (X1), faktor lokasi (X2) dan faktor sosial ekonomi (X3)
terhadap anak putus sekolah (Y) di Desa Punan Bengalun Kecamatan Malinau
Barat, digunakan analisis data dengan teknik uji normalitas, uji regresi linier
Tabel 4.14
Data Aksesibilitas (X1) Terhadap Anak Putus Sekolah (Y)
No. Res X1 Y X1Y X12 Y2
R.1 17 31 527 289 961
R.2 18 34 612 324 1156
R.3 21 35 735 441 1225
R.4 19 29 551 361 841
R.5 18 28 504 324 784
R.6 17 35 595 289 1225
R.7 19 29 551 361 841
R.8 17 36 612 289 1296
R.9 18 36 648 324 1296
R.10 18 34 612 324 1156
R.11 19 31 589 361 961
R.12 19 32 608 361 1024
R.13 18 36 648 324 1296
R.14 19 26 494 361 676
R.15 21 31 651 441 961
R.16 16 34 544 256 1156
R.17 19 40 760 361 1600
R.18 20 35 700 400 1225
R.19 18 35 630 324 1225
R.20 21 37 777 441 1369
R.21 18 29 522 324 841
R.22 20 35 700 400 1225
R.23 19 36 684 361 1296
R.24 22 29 638 484 841
R.25 21 37 777 441 1369
R.26 18 32 576 324 1024
R.27 18 33 594 324 1089
N = 27 ∑ X i=¿5 ∑ Y =¿8 ∑ X i Y ❑=¿16.8 ∑ X 2=¿9.6 ∑ Y 2=¿29.9
30
08 95 39 14 59
X́ 1 =¿18,81 Y =33,14
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
sebagai berikut :
Langkah ke 4 : Perhitungan
31
Tabel 4.15
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Faktor Aksesibilitas (X1)
No X F Z F(z) S(z) F(zi)-S(zi) F(zi)-
Ku S(zi)
m
1 16 1 3.188335224 0.999284527 0.346998139 0.0652286388 0.065
2 17 3 4.188335224 0.99998595 0.455831783 0.0544154167 0.054
3 17 3 4.188335224 0.99998595 0.455831783 0.0544154167 0.054
4 17 3 4.188335224 0.99998595 0.455831783 0.0544154167 0.054
5 18 9 5.188335224 0.999999894 0.564665426 0.0435334468 0.043
6 18 9 5.188335224 0.999999894 0.564665426 0.0435334468 0.043
7 18 9 5.188335224 0.999999894 0.564665426 0.0435334468 0.043
8 18 9 5.188335224 0.999999894 0.564665426 0.0435334468 0.043
9 18 9 5.188335224 0.999999894 0.564665426 0.0435334468 0.043
10 18 9 5.188335224 0.999999894 0.564665426 0.0435334468 0.043
11 18 9 5.188335224 0.999999894 0.564665426 0.0435334468 0.043
12 18 9 5.188335224 0.999999894 0.564665426 0.0435334468 0.043
13 18 9 5.188335224 0.999999894 0.564665426 0.0435334468 0.043
14 19 7 6.188335224 1 0.67349907 0.032650093 0.032
15 19 7 6.188335224 1 0.67349907 0.032650093 0.032
16 19 7 6.188335224 1 0.67349907 0.032650093 0.032
17 19 7 6.188335224 1 0.67349907 0.032650093 0.032
18 19 7 6.188335224 1 0.67349907 0.032650093 0.032
19 19 7 6.188335224 1 0.67349907 0.032650093 0.032
20 19 7 6.188335224 1 0.67349907 0.032650093 0.032
21 20 2 7.188335224 1 0.782332713 0.0217667287 0.021
22 20 2 7.188335224 1 0.782332713 0.0217667287 0.021
23 21 4 8.188335224 1 0.891166357 0.108833643 0.108
24 21 4 8.188335224 1 0.891166357 0.108833643 0.108
25 21 4 8.188335224 1 0.891166357 0.108833643 0.108
26 21 4 8.188335224 1 0.891166357 0.108833643 0.108
27 22 1 9.188335224 1 1 0 0
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
lilliefors diperoleh Lhitung yaitu 0,108. Berdasarkan tabel uji lillierfors pada α =
0,05 maka diperoleh Ltabel yaitu 0,1665. Jadi dalam pengujian ini didapat Lhitung <
Ltabel yaitu 0,108 < 0,1665. Sesuai kriteria pengujian jika L hitung < Ltabel maka Ha
32
ditolak dan H0 di terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel
aksesibilitas (X1) dan anak putus sekolah (Y) dengan uji regresi linier sederhana
Dari faktor aksesbilitas (X1) terhadap anak putus sekoah (Y), maka
dan uji signifikan. Untuk mengetahui pengaruh faktor aksesibilitas (X 1) dan anak
putus (Y) sekolah yang dianalisis pada tabel 4.14, maka penyelesaianya sebagai
berikut :
a=¿ ¿
33
50.318
a= =33,2351387054=33,24
1.514
b=n ∑ X i Y i−¿ ¿ ¿
300
b= =0,19815059445=0,20
1.514
0,20 X. Untuk mengukur kekuatan hubungan variabel X1 dan Y yaitu antara faktor
aksesibilitas (X1) dan anak putus sekolah (Y), maka dilakukan analisis korelasi
yang hasilnya dinyatakan oleh suatu bilangan yang dikenal dengan koefisien
korelasi, maka persamaan koefisien korelasi (r) dapat dihitung dengan rumus :
r =n ∑ X i Y i – ( ∑ X i ) ¿ ¿ ¿
454.663−454.363
r=
√ ( 259.578−258.064 ) ( 808.893−801.025 )
300 300
r= =
√ 1.541 x 7.814 √ 11.830 .396
300
r= =0,8722121918=0,87
3.439,53
Jadi, terdapat hubungan yang kuat pada nilai korelasi yang positif sebesar
0,87 atau 87% antara faktor aksesibilitas (X1) dan anak putus sekolah (Y), maka
anak putus sekolah memang sangat dipengaruhi oleh aksesibilitas. Untuk menguji
34
signifikan atau tidak maka dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t
sebagai berikut :
r 2=0,872
¿ 0,7569
diperoleh ttabel yaitu 2,052. Jadi dalam pengujian ini didapat thitung > ttabel yaitu 8,823
> 2,052. Sesuai kriteria pengujian jika t hitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha di
terima.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara faktor aksesibilitas (X1) dan anak putus sekolah (Y).
35
2) Data Faktor Lokasi (X2) Terhadap Anak Putus Sekolah (Y)
Tabel 4.16
Data Faktor Lokasi (X2) Terhadap Anak Putus Sekoah (Y)
No. Res X2 Y X2Y X 22 Y2
R.1 17 31 527 289 961
R.2 17 34 578 289 1156
R.3 22 35 770 484 1225
R.4 16 29 464 256 841
R.5 15 28 420 225 784
R.6 15 35 525 225 1225
R.7 16 29 464 256 841
R.8 17 36 612 289 1296
R.9 17 36 612 289 1296
R.10 15 34 510 225 1156
R.11 19 31 589 361 961
R.12 15 32 480 225 1024
R.13 17 36 612 289 1296
R.14 18 26 468 324 676
R.15 19 31 589 361 961
R.16 17 34 578 289 1156
R.17 16 40 640 256 1600
R.18 18 35 630 324 1225
R.19 17 35 595 289 1225
R.20 13 37 481 169 1369
R.21 15 29 435 225 841
R.22 20 35 700 400 1225
R.23 19 36 684 361 1296
R.24 17 29 493 289 841
R.25 16 37 592 256 1369
R.26 16 32 512 256 1024
R.27 16 33 528 256 1089
N = 27 ∑ X 2=¿4 ∑ Y =¿8 ∑ X 2 Y ❑=¿15.0 ∑ X 2=¿7.7 ∑ Y 2=¿29.9
55 95 88 57 59
X́ 2 =¿16,8 Y =33,14
5
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
36
a. Uji Normalitas Data Faktor Lokasi (X2)
sebagai berikut :
Langkah ke 4 : Perhitungan
37
Tabel 4.17
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Faktor Lokasi (X2)
No x Peringkat Z F(z) S(z) F(zi)-S(zi) F(zi)-
S(zi)
1 13 1 3.912434467 0.999954315 1 -4.568520005 0.045
2 15 5 5.912434467 0.999999998 5 -4.000000002 0.040
3 15 5 5.912434467 0.999999998 5 -4.000000002 0.040
4 15 5 5.912434467 0.999999998 5 -4.000000002 0.040
5 15 5 5.912434467 0.999999998 5 -4.000000002 0.040
6 15 5 5.912434467 0.999999998 5 -4.000000002 0.040
7 16 6 6.912434467 1 6 -5 0.050
8 16 6 6.912434467 1 6 -5 0.050
9 16 6 6.912434467 1 6 -5 0.050
10 16 6 6.912434467 1 6 -5 0.050
11 16 6 6.912434467 1 6 -5 0.050
12 16 6 6.912434467 1 6 -5 0.050
13 17 8 7.912434467 1 8 -7 0.070
14 17 8 7.912434467 1 8 -7 0.070
15 17 8 7.912434467 1 8 -7 0.070
16 17 8 7.912434467 1 8 -7 0.070
17 17 8 7.912434467 1 8 -7 0.070
18 17 8 7.912434467 1 8 -7 0.070
19 17 8 7.912434467 1 8 -7 0.070
20 17 8 7.912434467 1 8 -7 0.070
21 18 2 8.912434467 1 2 -1 0.010
22 18 2 8.912434467 1 2 -1 0.010
23 19 3 9.912434467 1 3 -2 0.020
24 19 3 9.912434467 1 3 -2 0.020
25 19 3 9.912434467 1 3 -2 0.020
26 20 1 10.91243447 1 1 0 0
27 22 1 12.91243447 1 1 0 0
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
lilliefors diperoleh Lhitung yaitu 0,070. Berdasarkan tabel uji lillierfors pada ɑ =
0,05 maka diperoleh Ltabel yaitu 0,1665. Jadi dalam pengujian ini didapat Lhitung <
Ltabel yaitu 0,070 < 0,1665. Sesuai kriteria pengujian jika L hitung < Ltabel maka Ha
38
ditolak dan H0 di terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel
b. Uji Regresi Linier Sederhana dan Uji-t Data Faktor Lokasi (X2)
lokasi (X2) dan anak putus sekolah (Y) dengan uji regresi linier sederhana dan uji-
H0 : β = 0; tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor lokasi
Ha : β ≠ 0; ada pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor lokasi (X 2) dan
Dari data faktor lokasi (X2) terhadap anak putus sekoah (Y), maka
dan uji signifikan. Untuk mengetahui pengaruh faktor lokasi (X 2) dan anak putus
sekolah (Y) yang dianalisis pada tabel 4.16, maka penyelesaianya sebagai
berikut :
a=¿ ¿
39
( 895 )( 7.757 )−( 455 )( 15.088 )
a=
(27 )( 7.757 )−¿ ¿
77.475
a= =32, 094034797=32,094
2.414
b=n ∑ X i Y i−¿ ¿ ¿
151
b= =0,06255178128=0,062
2.141
faktor lokasi (X2) dan anak putus sekolah (Y) dapat dihitung korelasinya dengan
dilakukan analisis korelasi yang hasilnya dinyatakan oleh suatu bilangan yang
dikenal dengan koefisien korelasi, maka persamaan koefisien korelasi (r) dapat
r =n ∑ X i Y i – ( ∑ X i ) ¿ ¿ ¿
407.376−407.225
r=
√ ( 209.439−207.025 )( 808.893−801.025 )
151 151
r= =
√ 2.414 x 7.868 √ 18.993 .352
151
r= =0,3464783868=0,35
4.358,1362
40
Jadi, terdapat hubungan yang kuat pada korelasi yang positif sebesar 0,35
atau 35% antara faktor lokasi (X2) dan anak putus sekolah (Y), maka anak putus
sekolah memang sangat dipengaruhi oleh lokasi. Untuk menguji signifikan atau
tidak maka dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t sebagai berikut :.
r 2=0,352
¿ 0,1225
diperoleh ttabel yaitu 2,052. Jadi dalam pengujian ini didapat thitung > ttabel yaitu 4,729
> 2,052. Sesuai kriteria pengujian jika t hitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha di
terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif
41
3) Data Faktor Sosial Ekonomi (X3) Terhadap Anak Putus Sekolah
(Y)
Tabel 4.18
Data Sosial Ekonomi (X3) Terhadap Anak Putus Sekoah (Y)
No. Res X3 Y X 3Y X32 Y2
R.1 18 31 558 324 961
R.2 25 34 850 625 1156
R.3 28 35 980 784 1225
R.4 27 29 783 729 841
R.5 28 28 784 784 784
R.6 23 35 805 529 1225
R.7 26 29 754 676 841
R.8 27 36 972 729 1296
R.9 28 36 1008 784 1296
R.10 28 34 952 784 1156
R.11 23 31 713 529 961
R.12 23 32 736 529 1024
R.13 24 36 864 576 1296
R.14 21 26 546 441 676
R.15 22 31 682 484 961
R.16 22 34 748 484 1156
R.17 23 40 920 529 1600
R.18 27 35 945 729 1225
R.19 26 35 910 676 1225
R.20 26 37 962 676 1369
R.21 24 29 696 576 841
R.22 23 35 805 529 1225
R.23 28 36 1008 784 1296
R.24 28 29 812 784 841
R.25 24 37 888 576 1369
R.26 28 32 896 784 1024
R.27 18 33 594 324 1089
N = 27 ∑ X 3=¿6 ∑ Y =¿8 ∑ X 3 Y =¿22. ∑ X 2=¿16.7 ∑ Y 2=¿29.9
68 95 171 58 59
X́ 3 =¿24,7 Y =33,14
4
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
42
Untuk mengetahui apakah sample berasal dari populasi yang berdistribusi
sebagai berikut :
Langkah ke 4 : Perhitungan
43
Tabel 4.19
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Faktor Sosial Ekonomi (X3)
No X Peringkat Z F(z) S(z) F(zi)-S(zi) F(zi)-
S(zi)
1 18 2 9.703032819 0.977249868 0.285714286 0.0691535582 0.069
2 18 2 9.703032819 0.977249868 0.285714286 0.0691535582 0.069
3 21 1 12.70303282 0.841344746 0.142857143 0.0698487603 0.069
4 22 2 13.70303282 0.977249868 0.285714286 0.0691535582 0.069
5 22 2 13.70303282 0.977249868 0.285714286 0.0691535582 0.069
6 23 5 14.70303282 0.999999713 0.714285714 0.0285713999 0.028
7 23 5 14.70303282 0.999999713 0.714285714 0.0285713999 0.028
8 23 5 14.70303282 0.999999713 0.714285714 0.0285713999 0.028
9 23 5 14.70303282 0.999999713 0.714285714 0.0285713999 0.028
10 23 5 14.70303282 0.999999713 0.714285714 0.0285713999 0.028
11 24 3 15.70303282 0.998650102 0.428571429 0.0570078673 0.057
12 24 3 15.70303282 0.998650102 0.428571429 0.0570078673 0.057
13 24 3 15.70303282 0.998650102 0.428571429 0.0570078673 0.057
14 25 1 16.70303282 0.841344746 0.142857143 0.0698487603 0.069
15 26 3 17.70303282 0.998650102 0.428571429 0.0570078673 0.057
16 26 3 17.70303282 0.998650102 0.428571429 0.0570078673 0.057
17 26 3 17.70303282 0.998650102 0.428571429 0.0570078673 0.057
18 27 3 18.70303282 0.998650102 0.428571429 0.0570078673 0.057
19 27 3 18.70303282 0.998650102 0.428571429 0.0570078673 0.057
20 27 3 18.70303282 0.998650102 0.428571429 0.0570078673 0.057
21 28 7 19.70303282 1 1 0 0
22 28 7 19.70303282 1 1 0 0
23 28 7 19.70303282 1 1 0 0
24 28 7 19.70303282 1 1 0 0
25 28 7 19.70303282 1 1 0 0
26 28 7 19.70303282 1 1 0 0
27 28 7 19.70303282 1 1 0 0
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
lilliefors diperoleh Lhitung yaitu 0,069. Berdasarkan tabel uji lillierfors pada α =
44
0,05 maka diperoleh Ltabel yaitu 0,1665. Jadi dalam pengujian ini didapat Lhitung <
Ltabel yaitu 0,069 < 0,1665. Sesuai kriteria pengujian jika L hitung < Ltabel maka Ha
sosial ekonomi (X3) dan anak putus sekolah (Y) dengan uji regresi linier
H0 : β = 0; tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor sosial
Ha : β = 0; ada pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor sosial ekonomi
Dari data faktor sosial ekonomi (X3) terhadap anak putus sekoah (Y),
korelasi (r) dan uji signifikan. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosial ekonomi
45
(X3) dan anak putus sekolah (Y) yang dianalisis pada tabel 4.18 maka
a=¿ ¿
118.182
a= =18,933354694=18,933
6.242
b=n ∑ X i Y i−¿ ¿ ¿
757
b= =0,1212752323=0,121
6.242
0,121. Untuk mengukur kekuatan hubungan variabel (X3) dan (Y) yaitu antara
faktor sosial ekonomi (X3) dan anak putus sekolah (Y) dapat dihitung korelasinya
dengan dilakukan analisis korelasi yang hasilnya dinyatakan oleh suatu bilangan
yang dikenal dengan koefisien korelasi, maka persamaan koefisien korelasi (r)
r =n ∑ X i Y i – ( ∑ X i ) ¿ ¿ ¿
598.617−597.860
r=
√ ( 452.466−446.224 ) ( 808.893−801.025 )
757 757
r= =
√ ( 6.242 ) (7.868) √49.112 .056
46
757
r= =0,10801942181=0,11
7.007,999
Jadi, terdapat hubungan yang kuat pada nilai korelasi yang positif sebesar
0,11 atau 11% antara faktor sosial ekonomi (X 3) dan anak putus sekolah (Y),
maka anak putus sekolah sangat dipengaruhi oleh sosial ekonomi. Untuk menguji
signifikan atau tidak maka dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t
sebagai berikut :
r 2=0,112
¿ 1,2121
yaitu 5,889. Berdasarkan tabel distribusi t pada ɑ = 0,05; dk = n-2 = 25, maka
diperoleh ttabel yaitu 2,052. Jadi dalam pengujian ini didapat thitung > ttabel yaitu 5,889
> 2,052. Sesuai kriteria pengujian jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha di
antara faktor sosial ekonomi (X3) dan anak putus sekolah (Y).
1) Penyajian Data
47
Sebelum dimasukkan ke dalam rumus maka terlebih dahulu dibuat tabel
hasil perhitungan antara variabel X (pengaruh faktor geografis) yang terdiri dari
faktor aksesibilitas (X1), lokasi (X2) dan sosial ekonomi (X3) dan variabel Y (anak
hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.20 dan 4.21 sebagai berikut :
Tabel 4.20
Data Hasil Pengukuran Faktor Geografis (X) Dan Anak Putus Sekolah (Y)
No. Res Faktor Geografis (X) Anak Putus Sekolah
(Y)
AK ( x 1) LK( x 2) SE( x 3)
R.1 17 17 18 31
R.2 18 17 25 34
R.3 21 22 28 35
R.4 19 16 27 29
R.5 18 15 28 28
R.6 17 15 23 35
R.7 19 16 26 29
R.8 17 17 27 36
R.9 18 17 28 36
R.10 18 15 28 34
R.11 19 19 23 31
R.12 19 15 23 32
R.13 18 17 24 36
R.14 19 18 21 26
R.15 21 19 22 31
R.16 16 17 22 34
R.17 19 16 23 40
R.18 20 18 27 35
R.19 18 17 26 35
R.20 21 13 26 37
R.21 18 15 24 29
R.22 20 20 23 35
R.23 19 19 28 36
R.24 22 17 28 29
R.25 21 16 24 37
R.26 18 16 28 32
R.27 18 16 18 33
N 27 27 27 27
Jumlah 503 455 668 895
X́ 18,63 16,85 24,74 32,37
s( SD) 1,471476 1,854386 2,981902 3,34783
s2(variance) 2,165242 3,438746 8,891738 11,207977
48
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
Tabel 4.21
Tabel Penolong Untuk Menghitung Persamaan Regresi Dan Korelasi
No. Res X i Yi Xi Y i X 2i Y 2i
R.1 52 31 1612 2704 961
R.2 59 34 2006 3481 1156
R.3 67 35 2345 4489 1225
R.4 62 29 1798 3844 841
R.5 61 28 1708 3721 784
R.6 55 35 1925 3025 1225
R.7 61 29 1769 3721 841
R.8 61 36 2196 3721 1296
R.9 63 36 2268 3969 1296
R.10 61 34 2074 3721 1156
R.11 61 31 1891 3721 961
R.12 57 32 1824 3249 1024
R.13 59 36 2124 3481 1296
R.14 58 26 1508 3364 676
R.15 62 31 1922 3844 961
R.16 55 34 1870 3025 1156
R.17 58 40 2320 3364 1600
R.18 65 35 2275 4225 1225
R.19 61 35 2135 3721 1225
R.20 60 37 2220 3600 1369
R.21 57 29 1653 3249 841
R.22 63 35 2205 3969 1225
R.23 66 36 2376 4356 1296
R24 67 29 1943 4489 841
R.25 61 37 2257 3721 1369
R.26 62 32 1984 3844 1024
R.27 52 33 1716 2704 1089
49
Dari Tabel Penolong Untuk Menghitung Persamaan Regresi Dan Korelasi
berikut :
a=¿ ¿
b=n ∑ X i Y i−¿ ¿ ¿
Untuk mengetahui data faktor-faktor geografis (X) dan anak putus sekolah
(Y) yang dianalisis pada tabel 4.21 maka penyelesaianya sebagai berikut :
317.766
a= =29,3738214088=29,37
10.818
678
b= =0,0626733222=0,062
10.818
Hari hasil penghitungan koefisien a dan b maka nilai dari a adalah 29,37
pengaruh faktor-faktor geografis (X) terhadap anak putus sekolah (Y) pada
50
jenjang SMP/MTs di Desa Punan Bengalun Kecamatan Malinau Barat. Rumus
geografis (X) dan anak putus sekolah (Y) adalah sebagai beriukut :
~
Y =29,37+ 0,062 X
depeden akan terjadi bila niai dalam variabel independen ditetapkan. Pada faktor-
faktor geografis = 80, maka nilai untuk anak putus sekolah adalah :
~
Y =29,37+(0,062).(80)
¿ 29,37+ 4,96
¿ 34,33
4) Garis Regresi
51
5) Pengujian Korelasi/Hubungan Antara Dua Variabel
Antara faktor-faktor geografis (X) dan anak putus sekolah (Y) dapat
r =n ∑ X i Y i – ( ∑ X i ) ¿ ¿ ¿
1.455 .948−1.455.270
r=
√ ( 2.654 .694−2.643 .874 ) ( 808.893−801.025 )
678 678
r= =
√ 10.818 x 7.868 √ 85.116.024
497
r= =0,7348928308=0,73
9.225,835
dan untuk 1% = 0,487. Karena koefisen r hitung lebih besar dari r tabel baik untuk
kesalahan 5% maupun 1% (0,73 > 0,487 > 0,381), maka dapat disimpulkan
terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,73 antara faktor-faktor
geografis (X) dan anak putus sekolah (Y). Koefisien determinasinya r 2 = 0,732 =
0,5329 hal ini berarti nilai rata-rata untuk anak putus sekolah 53,29 % ditentukan
oleh faktor geografis dan sisanya 46,71 % ditentukan oleh faktor lain. Jadi, anak
52
Malinau Barat memang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor geografis. Untuk
menguji signifikan atau tidak maka dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
r 2=0,732
¿ 0,5329
diperoleh ttabel yaitu 2,052. Jadi dalam pengujian ini didapat thitung > ttabel yaitu 5,344
> 2,052. Sesuai kriteria pengujian jika ttabel > ttabel maka dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor geografis (X) dan anak putus
3. Analisa Geografi
a. Aksesibilitas
sekolah pada jenjang SMP yang dianalisis mengunakan regresi inear sederhana
dan uji-t maka seanjutnya, perlu menganalisis jaringan jalan disetiap wilayah desa
suatu daerah dengan daerah lain maka dapat dihitung dengan rumus indeks alpha
dengan ditemukan indeks alpha dari setiap desa yang tesebar wilayah di
53
Kecamatan Malinau Barat dan untuk menghitung jaringan jalan dan titik tempat
Quantum GIS 2.14.5 berikut penyajian data untuk menghitung jaringan jalan dan
Tabel : 4.22
Perhitungan Nilai Indek Alpha
N Desa Ruas jalan Titik Sub Graf Indek Alpha
o (m) Simpul (s)
(t) ( m−t +S
2 t−S
x 100 )
1 Punan bengalun 2 4 2 0
2 Sesua 49 43 7 15,18
3 Sempayang 23 24 3 4,44
4 Kuala Lapang 100 85 8 14,19
5 Tanjung Lapang 96 73 14 28,03
6 Taras 48 39 3 16,00
7 Long Kanipe 31 33 2 0
8 Sentaban 7 9 2 0
9 Long Bila 4 6 2 0
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
pada suatu wilayah (Sub Graf) maka semakin tinggi juga tingkat aksesbilitas
(Nilai Alpha) dan semakin sedikit jaringan jalan (Mata-rantai) pada wilayah (Sub
Garf) maka tingkat aksesbilitasnya (Nilai Alpha) rendah. Dengan hasil dari
penghitungan indek alpha maka kita dapat membandingkan antara suatu sistem
jaringan jalan dengan sistem jaringan jalan yang lain dengan melihat nilai indeks
alpha yang paling tertinggi terdapat pada Desa Tanjung Lapang yaitu dengan nilai
paling rendah ada terdapat 4 desa yaitu Desa Punan Bengaun, Long Kanipe,
Sentaban, Long Bila dengan nilai indeks alphanya yaitu 0 maka dapat di
54
identifikasikan bahwa wilayah desa punan bengalun memiliki jaringan jalann
yang rendah.
Tabel 4.23
Hasil Perhitungan Jarak Menggunakan QGIS 3.10
No Jarak Desa Punan Bengalun menuju SMP/MTs terdekat
1 Desa Punan Bengalun SMPN 02 Malinau Barat
10.741 Kilometer
Sumber : Hasil analisis penulis 2020
jalur jalan utama karna jaringan jalan pada aksesibilitas desa Punan Bengalun
hanya satu jalur bulum ada jalur akses lainnya menuju ke sekolah maupun ke kota
Provensi Kalimantan Utara menjadi salah satu tempat penelitian, dengan mulainya
ada beberapa masalah utama yaitu pada pengembangan dan perencanaan wilayah
yang kurang diperhatikan dalam pembangunan akses jalan, jaringan lampu, dan
pendidikan yang menjadi salah satu sorotan dalam penelitian ini ialah anak putus
sekolah karena anak-anak memiih sekolah SMP/MTs yang tidak bisa dijangkau
untuk bisa menempuh pendidikan dibangku SMP/MTs hal itu yang membuat
mereka berhenti sekolah bukan karna lokasi SMP/MTs yang tidak bisa dijangkau
55
biaya transportasi untuk menuju ke sekolah juga membuat kendala mereka untuk
menunjang pendidikan.
R ( R Scale ) yang dapat dihitung dengan rumus yaitu sebagai berikut : R=2¿ ¿
peta, panjang tanah, dan arah) dari semua pengukuran jarak setiap tarik lurus
titik lokasi SMP pada tampilan penggaris maka perlu dicatat nilai kuantitatif
panjang peta dari setiap yang diukur pada titik satu dengan titik yang lain berikut
tabel hasil dari pengukuran jarak SMP yang tersebar di Kecamatan Malinau Barat.
Tabel 4.24
Lokasi sekolah pada jenjang SMP/MTs di Kecamatan Malinau Barat
No Nama Sekolah Alamat Sekolah Titik Koordinat
Lintang Bujur
1 SMP Negeri 2 JL.Aki Asar RT. IV 3°28'27.52" LU 116°39'16.41"BT
Malinau Barat NO. 21 Sesua
2 SMP Negeri 3 JL. Cipta Utama RT. 3°32'5.72"LU 116°37'2.91"BT
Malinau Barat VI
3 SMP Negeri 1 JL. Batu Narit RT. 1 3°31'46.86"LU 116°34'59.55"BT
Malinau Barat
4 SMP Negeri 4 Desa Sentaban RT. 3°27'24.41"LU 116°29'49.99"BT
Malinau Barat 002
Sumber : Hasil analisis penulis 2020.
Tabel 4.25
Jarak anatara SMP/MTs yang ada di Kecamatan Mainau Barat
56
No Titik satu dengan titik yang lain Jarak anatara satu titik
dengan titik yang lain
1 Titk (1) SMPN 2 Malinau Barat ke Titik (2) 7,80 Km
SMPN 3 Negeri Malinau Barat
2 Titik (2) SMPN 3 Malinau Barat ke Titik (3) 3,87 Km
SMPN 1 Malinau Barat
3 Titik (3) SMPN 1 Malinau Barat ke titik (4) 11,20 Km
SMPN 4 Malinau Barat
Sumber : Hasil analisis penulis tahun 2020.
Tabel 4.26
Perhitungan Jarak tiap titik terhadap tetangga terdekat
No Jarak tiap titik terhadap tetangga terdekat
1 1-2 7,80 Km
2 2-1 7,80 Km
3 2-3 3,87 Km
4 3-2 3,87 Km
5 3-4 11,20 Km
6 4-3 11,20 Km
∑❑ 45, 74Km
Sumber : Hasil Analisis Penulis Tahun 2020
Penyelesaian :
R=¿ ¿
( 2 √ 0,005 ) 45,74 ( 2 ×0,070 ) 45,74
R= =
4 4
0,14 × 45,74 6,40
R= = =1,60
4 4
R=1,60
parameter tetangga terdekat untuk wilayah Kecamatan Malinau Barat yaitu 1,60
dengan memperhatitakn nilai metriks tetangga terdekat pada gambar 3.1 hlm 35.
Maka dari itu dapat diambil simpulan bahwa pola penyebaran lokasi SMP/MTs di
57
Penelitian ini pada dasarnya untuk mengetahui faktor-faktor geografis
sosial ekonomi) terhadap anak putus sekolah pada jenjang SMP/MTs di Desa
faktor aksesibilitas (X1) dan anak putus sekolah (Y) dengan menggunakan uji-t
diperoleh thitung yaitu 8,82. Berdasarkan tabel distribusi t pada α = 0,05; dk = n-2 =
25, maka diperoleh ttabel yaitu 2,052. Jadi dalam pengujian ini didapat thitung > ttabel
yaitu 8,823 > 2,052. Sesuai kriteria pengujian jika ttabel > ttabel maka H0 ditolak dan
positif dan signifikan antara faktor aksesibilitas (X1) dan anak putus sekolah (Y).
Berdasarkan hasil pengujian data faktor lokasi (X2) dan anak putus sekolah
dengan (Y) menggunakan uji-t diperoleh thitung yaitu 4,729. Berdasarkan tabel
distribusi t pada α = 0,05; dk = n-2 = 25, maka diperoleh t tabel yaitu 2,052. Jadi
dalam pengujian ini didapat thitung > ttabel yaitu 4,729 > 2,052. Sesuai kriteria
pengujian jika ttabel > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha di terima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif signifikan antara faktor lokasi
Hasil Pengelolahan pengujian data faktor sosial ekonomi (X3) dan anak
putus sekolah (Y) dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung yaitu 5,889.
Berdasarkan tabel distribusi t pada α = 0,05; dk = n-2 = 25, maka diperoleh t tabel
yaitu 2,052. Jadi dalam pengujian ini didapat thitung > ttabel yaitu 5,889 > 2,052.
Sesuai kriteria pengujian jika ttabel > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha di terima. Dengan
58
demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor
putus sekolah (Y) dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung yaitu 5,344.
Berdasarkan tabel distribusi t pada α = 0,05; dk = n-2 = 25, maka diperoleh t tabel
yaitu 2,052. Jadi dalam pengujian ini didapat thitung > ttabel yaitu 5,344 > 2,052.
Sesuai kriteria pengujian jika ttabel > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor geografis (X) dan anak putus
Seperti telah kita ketahui, bahwa gejala, fakta dan kenyataan geografi pada
analisa geografi pada penelitisn ini terdapat ada 5 desa yang cukup tinggi tingkat
aksesibilitas atau tingkat suatu jaringan jalan dan 4 desa memiliko tingkat
aksesibilitas atau tingkat jaringan jalan yaitu Desa Punan Bengalun, Long Kanipe,
Sentaban, Long Bila dengan nilai indeks alpha 0, maka dapat diindentifikasi
bahwa Desa Punan Bengalun memiliki tingkat aksesbilitas atau tingkat jaringan
jalan yang rendah. Dari hasil pengamatan lapangan bahwa lokasi Desa Punan
Bengalun memiliki satu untuk menuju kesekolah yang terdekat dan tidak memiliki
jalan lain menuju ke sekolah lainnya karena desa ini belum dibuka jaringan jalan
baru.
SMP/MTs yang terdekaat menggunakan QGIS 2.14.5 yang memiliki jarak 10.741
Kilometer dengan menggunakan jalur jalan utama karna jaringan jalan pada
59
jaringan jalan Desa Punan Bengalun hanya satu jalur bulum ada jalur akses
lokasi desa tersebut di hulu Kecamatan Malinau Barat yang belum bisa dibuka
akses-akses lainnya.
nilai R yaitu parameter tetangga terdekat untuk wilayah Kecamatan Malinau Barat
yaitu 1,60 dengan memperhatitakn nilai metriks tetangga terdekat pada gambar
3.1 hlm 35, maka dari itu dapat diambil simpulan bahwa pola penyebaran lokasi
Oleh karena itu pada pembahasan hasil penelitian ini menunjukan pola
penyebaran lokasi SMP/MTs tidak merata dengan 4 lokasi SMP/MTs yaitu SMPN
1 Malinau Barat, SMPN 2 Malinau Barat, SMPN 3 Malinau Barat, dan SMPN 4
Malinau Barat dengan luas daerah 767,12 Km2 dengan penyebaran sekolah yang
tidak merata maka anak-anak yang ingin bersekolah ke sekolah lainnya tidak bisa
terpenuhi karena jarak yang tidak bisa dijangkau dan hanya bisa sekolah di SMPN
yang masyarakat tidak tamat sekolah memiliki tingkat presentase 19,63 %, tingkat
presentase jenjang SD 3,33 %, dan sisa presentase 2,60 % itu masyarakat yang
memiliki jenjang pendidikan SMP/MTs dan mata pencarian penduduk desa punan
60
bengalun tidak bervariasi, dimana jumlah yang paling besar adalah bermata
pencarian petani dengan tingkat presentase 69,76 %, dan 11,63 % itu mata
pencarian sebagai buruh, sedangkan yang paling rendah presentase yaitu 1,75 %,
61
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
yaitu :
anak putus sekolah, sesuai dengan uji-t signifikan diperoleh thitung > ttabel
yaitu 8,823 > 2,052, sesuai kriteria pengujian jika t tabel > ttabel maka H0
putus sekolah, sesuai dengan uji-t signifikan yang diperoleh thitung >
ttabel yaitu 4,729 > 2,052, sesuai kriteria pengujian jika ttabel > ttabel maka
anak putus sekolah, sesuai dengan uji-t signifikan diperoleh thitung > ttabel
yaitu 5,889 > 2,052, sesuai kriteria pengujian jika t tabel > ttabel maka H0
anak putus sekolah, sesuai dengan uji-t signifikan diperoleh thitung > ttabel
62
yaitu 5,344 > 2,052, sesuai kriteria pengujian jika t tabel > ttabel maka H0
nilai indeks alpha : 0 dan jarak lokasi Desa Punan Bengalun ke SMP
B. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran yang dapat
diberikan yaitu :
desa lainnya dengan memberi bantuan berupa bus sekolah supaya ada
63
2. Pemerintah setempat juga harus memperhatikan kondisi fisik jaringan
jalan terlebih khusus jalan yang ada Desa Punan Bengalun yang belum
64
65