Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NRP : 04311940000017
Tugas 3 Oseanografi
1. a. Transform fault adalah patahan “strike-slip faults” yang terjadi pada batas lempeng.
Lempeng tersebut berpapasan satu sama lain secara horizontal dan bergerak pada
arah yang saling berlawanan. Patahan ini biasanya terjadi di batas lempeng yang
mengalami pergeseran (offset) dengan patahan transform terjadi diantara batas
kedua tanggul dan di bagian luar dari kedua batas tanggul tidak terjadi pergerakan
relatif diantara kedua bloknya. Daerah ini dikenal dengan nama zona rekahan (fracture
zones). Contoh dari transform fault ini adalah sesar “San Andreas” di California.
b. Mid Oceanic Ridge atau pemantang tengah Samudra adalah zona dimana kerak
bumi baru terbentuk dari leleran magma dan aktivitas gunung berapi, dapat
membentang hampir 60.000 km dengan lebih 90 persen pegunungan di laut dalam
yang sebagian besar berada di bawah air dengan ketinggian rata-rata punggung 2.500
meter (8.200 kaki). MOR juga berasosiasi dengan daerah divergensi lempeng tektonik
yang membentuk celah di dasar laut (rift).
d. Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan
energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi
biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi. Gempa Bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer dan skala yang umum digunakan adalah Magnitudo.
Skala Richter adalah skala yang dilaporkan oleh observatorium seismologi nasional
yang diukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude dan skala Mercalli umumnya
digunakan untuk proyeksi kerusakan. Gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar
hampir tidak terlihat dan jika besarnya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan
serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar
tercatat memiliki magnitude lebih dari 9. Gempa Bumi besar terakhir adalah gempa di
Jepang pada tahun 2011 dengan magnitudo 9.
e. Epicentrum gempa adalah titik pusat terjadinya gempa di permukaan bumi.
Epicentrum terletak tepat tegak lurus diatas hipocentrum. Lokasi pusat gempa ini
ditentukan berdasarkan pengukuran gelombang seismik.
2. Teori tektonika Lempeng (Plate Tectonics) adalah sebuah teori besar dalam geologi
yang menjelaskan adanya bukti-bukti pergerakan skala besarpada kerak bumi secara
alami. Teori ini didasarkan atas Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu
dikemukakan pada awal abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang
dikembangkan pada tahun 1960-an.
Teori ini menjelaskan bahwa bagian terluar dari interior bumi yaitu lapisan litosfer
yang terdiri dari lempeng-lempeng tektonik berada diatas lapisan astenosfer yang
berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam
skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear
strength) yang rendah. Hal itu menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng bumi
secara terus menerus karena arus konveksi di astenosfer. Di bumi, terdapat tujuh
lempeng utama seperti lempeng Eurasia, pasifik, indo-australia dan banyak lempeng-
lempeng yang lebih kecil bergerak relatif satu dengan yang lainnya baik secara
divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping).
Dari teori ini dapat dijelaskan gempa bumi sebagai akibat dari aktifitas pergerakan
lempeng. Aktivitas vulkanik dan pembentukan gunung yang berasosiasi dengan
pembentukan palung samudera di zona subduksi, perluasan pemantang tengah
Samudra pada batas divergen, dan lain-lainnya yang umumnya terjadi di daerah
sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50–100
mm/a.
3. Dari teori lempeng tektonik, diketahui litosfer bumi terpecah menjadi beberapa
lempeng tektonik besar yang mengapung diatas astenosfer dan dapat bergerak bebas
sehingga dapat terjadi interaksi satu sama lain pada batas-batasnya. Daerah
perbatasan lempeng-lempeng tektonik ini merupakan tempat-tempat yang memiliki
kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi sebagai pelepasan energi
di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada
kerak bumi di zona batas dua lempeng bumi yang mengalami subduksi ataupun
transform. Akumulasi energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa
gelombang gempa bumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan
bumi.
Indonesia adalah salah satu negara yang sangat sering mengalami gempa bumi. Di
bulan agustus 2020 ini saja Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
mencatat 804 kali terjadi gempa tektonik dengan berbagai variasi magnitudo dan
kedalaman. Dengan menerapkan teori tektonik lempeng, kita mengetahui posisi
Indonesia yang berada diantara beberapa pertemuan lempeng yaitu lempeng Indo-
Australia yang bergerak 5-6 cm/tahun dan bersubduksi dengan lempeng Eurasia di
pantai barat Sumatra, Pesisisr Jawa bagian selatan, serta bagian selatan Bali, Lombok,
dan Nusa Tenggara. Selain itu juga terdapat pertemuan antara lempeng Indo-Australia
dan Pasifik serta sesar transform di Sulawesi. Terimplikasi adanya sekitar enam
tumbukan lempeng aktif dan sekitar 200 sesar yang berpotensi memicu terjadinya
gempa kuat. Hal inilah yang menyebabkan wilayah Indonesia sangat rawan dengan
bencana gempa bumi dan tsunami serta gunung Meletus.
4. Salah satu kawasan gempa bumi yang paling terkenal adalah Cincin Api Pasifik (Ring
of Fire), yang membentang dari Chile di Amerika Selatan melintasi pantai timur
Amerika Utara, Jepang, Filipina, Indonesia hingga ke kawasan kepulauan Tonga.
Daerah ini merupakan daerah 'tapal kuda' sepanjang 40.000 km di sekitar samudera
Pasifik yang sangat sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi. Sekitar
90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di
sepanjang Cincin Api ini. Wilayah ini juga memiliki tujuh puluh lima persen gunung
berapi di Bumi (lebih dari 450) dari seluruh gunung berapi di dunia. Hal ini disebabkan
oleh hamper keseluruhan lempeng benua yang mengelilingi lempeng samudera
pasifik bergerak mendesak kearah lempeng pasifik. Sehingga, tercipta sebuah cincin
zona subduksi dengan aktivitas seismic yang sangat tinggi, palung, serta terciptanya
lingkaran gunung berapi di sekitar pasifik.
Wilayah Indonesia juga dilalui oleh Ring of Fire sehingga sangat berpotensi terjadi
gempa bumi dan gunung berapi dengan intensitas yang sangat tinggi. Posisi Indonesia
berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia dan
Pasifik. Zona subduksi terbentuk sepanjang Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Nusa
Tenggara, Timur dan melingkar di Banda. Sedangkan di Papua terdapat pertemuan
beberapa lempeng yaitu Australia, Eurasia, Pasifik, dan Filipina. Oleh karena itulah,
wilayah Indonesia sangat rawan terjadi gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami.