Anda di halaman 1dari 313

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS

BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP


KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI POKOK
GEOMETRI KELAS X

Skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

oleh

Mohammad Maftukhin

4101409026

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2013

i
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2013

Mohammad Maftukhin

4101409026

ii
PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Keefektifan Model Pembelajaran CPS Berbantuan CD Pembelajaran

terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Materi Pokok Geometri Kelas X

disusun oleh

Mohammad Maftukhin

4101409026

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada

tanggal 29 Juli 2013

Panitia
Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Drs. Arief Agoestanto, M.Si.


196310121988031001 196807221993031005

Ketua Penguji

Drs. Arief Agoestanto, M.Si


196807221993031005

Anggota Penguji/Pembimbing I, Anggota Penguji/Pembimbing II,

Dr. Dwijanto, M.S. Dra. Rahayu Budhiati Veronica, M.Si.


195804301984031006 196406131988032002

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Keajaiban sebuah persahabatan, impian, cita-cita, dan cinta dan keyakinan bisa

membuat begitu banyak perbedaan yang bisa mengubah kehidupan manusia,

hanya mimpi dan keyakinan yang membuat manusia berbeda dengan makhluk

lainnya”.

“Percayalah pada satu hal sederhana tapi luar biasa ada dalam diri setiap manusia

bila ia meyakininya, sebuah impian ”.

PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk
- Untuk kedua orangtuaku yang selalu
mendoakan dan mendukungku Shodiq dan
Siti Muzaro’ah,
- Untuk kedua adikku M. Sholikhul Adib dan
M. Shoim yang selalu menjadi semangatku,
- Untuk Meirita, Halida, Windah, Rully,
Wegschaal yang menjadi sahabat terbaikku.
- Untuk semua sahabat dan teman-teman
terbaikku.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Keefektifan Model Pembelajaran CPS Berbantuan CD Pembelajaran terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Materi Pokok Geometri Kelas X”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Wiyanto, M. Si., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan

Alam Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Arief Agoestanto, M. Si., Ketua Jurusan Matematika Universitas Negeri

Semarang.

4. Dr. Dwijanto, M.S., Dosen Pembimbing I yang telah memberi bimbingan,

arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.

5. Dra. Rahayu Budhiati Veronica, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan

skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Matematika yang telah memberikan ilmu kepada

penulis dalam menyusun skripsi ini.

7. M. Djupri, M.Pd., Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sulang, Kab. Rembang

yang telah memberikan ijin penelitian.

v
8. Mushlih, S.Pd., Guru matematika SMA Negeri 1 Sulang, Kab. Rembang yang

telah membantu terlaksananya penelitian ini.

9. Siswa kelas X4, X6, dan XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sulang, Kab. Rembang

tahun pelajaran 2012/2013 atas kesediaanya menjadi responden dalam

pengambilan data penelitian ini.

10. Rekan-rekan seperjuangan prodi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas

Negeri Semarang.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritik guna kesempurnaan

penyusunan karya selanjutnya. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

bagi pembaca.

Semarang, Juli 2013

Penulis

vi
ABSTRAK
Maftukhin, Mohammad. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran CPS
Berbantuan CD Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Materi
Pokok Geometri Kelas X. Skripsi. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama:
Dr. Dwijanto, M.S., Pembimbing Pendamping: Dra. Rahayu Budhiati Veronica,
M.Si.
Kata kunci: CD pembelajaran, kemampuan berpikir kritis, pembelajaran CPS.
Matematika yang bersifat abstrak menyebabkan banyak peserta didik
mengalami kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan soal matematika.
Penyebab lainnya adalah karena pembelajaran matematika kurang inovatif dan
peserta didik kurang diberikan kesempatan untuk mengkonstruksi sendiri ide-
idenya.
Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah apakah terdapat perbedaan
kemampuan berpikir kritis peserta didik yang memperoleh pembelajaran CPS
berbantuan CD pembelajaran dengan peserta didik yang memperoleh
pembelajaran ekspositori pada materi dimensi tiga.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas SMA Negeri 1 Sulang
Kab. Rembang tahun pelajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini diambil
secara acak dan terpilih sebagai kelas eksperimen menggunakan pembelajaran
CPS berbantuan CD pembelajaran, dan kelas sebagai kelas kontrol
menggunakan pembelajaran ekspositori. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode tes dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis
dengan uji proporsi, uji perbedaan dua rata-rata, dan uji regresi linear sederhana,
sebelumnya akan di uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas.
Berdasarkan analisis hasil penelitian, diperoleh bahwa data berdistribusi
normal dan homogen. Kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki rata-rata
kemampuan berpikir kritis berturut-turut dan . Berdasarkan uji
hipotesis I, uji ketuntasan klasikalnya diperoleh ,
ini berarti siswa kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar klasikal.
Berdasarkan uji hipotesis II diperoleh , ini
berarti bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol. Sedangkan pada uji hipotesis III diperoleh bahwa terdapat
pengaruh positif aktivitas peserta didik terhadap kemampuan berpikir kritis
sebesar .
Simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut,
Kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen mencapai ketuntasan
belajar dan rata-rata kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol. Besarnya pengaruh aktivitas peserta didik
terhadap kemampuan berpikir kritis . Maka pembelajaran CPS berbantuan
CD pembelajaran lebih efektif daripada pembelajaran ekspositori.

vii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................vi

ABSTRAK ..........................................................................................................viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xv

BAB

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

1.5. Penegasan Istilah .................................................................................... 7

1.6. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................ 9

2. LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Belajar .................................................................................. 10

2.2. Teori Belajar .......................................................................................... 12

2.2.1. Teori Belajar Vygotsky ............................................................... 12

2.2.2. Teori Belajar Piaget ..................................................................... 13

2.2.3. Teori Belajar Bruner .................................................................... 15

2.3. Pembelajaran Matematika ...................................................................... 16

viii
2.4. Model Pembelajaran CPS ...................................................................... 17

2.5. Kemampuan Berpikir Kritis................................................................... 22

2.6. Media Pembelajaran............................................................................... 25

2.7. Materi Dimensi Tiga .............................................................................. 30

2.8. Kerangka Berpikir .................................................................................. 48

2.9. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 50

3. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Objek Penelitian ...................................................... 52

3.1.1. Populasi ...................................................................................... 52

3.1.2. Sampel ........................................................................................ 52

3.2. Variabel Penelitian ................................................................................ 53

3.3. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 54

3.3.1. Metode Tes ................................................................................. 54

3.3.2. Metode Observasi ........................................................................ 55

3.4. Prosedur Penelitian ............................................................................... 55

3.4.1. Desain Penelitian ......................................................................... 55

3.4.2. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 55

3.5. Analisis Instrumen ................................................................................. 57

3.5.1. Instrumen Penelitian .................................................................... 57

3.5.2. Analisis Instrumen Penelitian ...................................................... 57

3.5.2.1. Analisis Validitas Tes.......................................................... 57

3.5.2.2. Analisis Reliabilitas Tes ...................................................... 59

3.5.2.3. Analisis Taraf Kesukaran .................................................... 60

ix
3.5.2.4. Analisis Daya Pembeda ....................................................... 61

3.6. Analisis Data Awal ................................................................................ 63

3.6.1. Uji Normalitas ............................................................................. 63

3.6.2. Uji Homogenitas .......................................................................... 64

3.6.3. Uji Kesamaan Rata-rata ............................................................... 65

3.7. Analisis Data Akhir................................................................................ 66

3.7.1. Uji Normalitas ............................................................................. 66

3.7.2. Uji Homogenitas .......................................................................... 67

3.7.3. Uji Hipotesis I.............................................................................. 68

3.7.4. Uji Hipotesis II ............................................................................ 70

3.7.5. Uji Hipotesis III ........................................................................... 70

3.7.5.1. Uji Keberartian Regresi .................................................... 70

3.7.5.2. Uji Linearitas Regresi ....................................................... 71

3.7.5.3. Koefisien Korelasi pada regresi Linear Sederhana ........... 72

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 73

4.1.1. Analisis Data Awal ..................................................................... 73

4.1.1.1. Uji Normalitas ................................................................... 73

4.1.1.2. Uji Homogenitas ............................................................... 74

4.1.1.3. Uji Kesamaan Rata-rata ................................................... 74

4.1.2. Analisis Data Akhir .................................................................... 75

4.1.2.1. Uji Normalitas ................................................................... 75

4.1.2.2. Uji Homogenitas ............................................................... 76

x
4.1.2.3. Uji Hipotesis I ................................................................... 76

4.1.2.4. Uji Hipotesis II .................................................................. 78

4.1.2.5. Uji Hipotesis III ................................................................ 78

4.1.2.5.1. Uji Keberartian Regresi .............................................. 79

4.1.2.5.2. Uji Linearitas Regresi ................................................. 79

4.1.2.5.3. Koefisien Korelasi pada Regresi Linear Sederhana ... 80

4.2. Pembahasan ........................................................................................... 80

4.2.1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen ..................................... 80

4.2.2. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol ........................................... 85

5. PENUTUP

5.1. Simpulan ............................................................................................... 92

5.2. Saran ..................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 94

LAMPIRAN ........................................................................................................ 96

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian.................................................................................55

Tabel 3.2 Validitas Butir Soal .............................................................................58

Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas Soal ................................................................60

Tabel 3.4 Taraf Kesukaran Butir Soal.................................................................61

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda........................................................................62

Tabel 3.6 Daya Pembeda Butir Soal ...................................................................62

Tabel 4.1 Data Awal ...........................................................................................73

Tabel 4.2 Data Kemampuan Berpikir Kritis .......................................................75

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Persamaan Regresi ................................................79

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Analisis Varians ....................................................79

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Contoh Titik A, B, dan C ..............................................................31

Gambar 2.2. Contoh Garis g dan h ......................................................................31

Gambar 2.3. Contoh Ruas Garis AB dan ST ......................................................31

Gambar 2.4. Bidang α .........................................................................................32

Gambar 2.5. Dari Dua Buah Titik Sebarang Hanya dapat dibuat Sebuah Garis

Lurus .............................................................................................32

Gambar 2.6. Sebuah Garis dan Sebuah Bidang Mempunyai Dua Buah

Titik Persekutuan ...........................................................................32

Gambar 2.7. Tiga Buah Titik Sebarang Tak Segaris Hanya dapat Dibuat

Sebuah Bidang ...............................................................................32

Gambar 2.8. Sebuah Bidang ditentukan oleh Tiga Titik Sebarang Tak Segaris .33

Gambar 2.9. Sebuah Bidang ditentukan oleh Sebuah Garis dan Sebuah Titik

yang tidak Terletak pada Garis ......................................................33

Gambar 2.10. Sebuah Bidang Ditentukan Oleh Dua Buah Garis

Berpotongan...................................................................................33

Gambar 2.11. Sebuah Bidang ditentukan oleh Dua Buah Garis Sejajar.............33

Gambar 2.12. Kedudukan Titik terhadap Garis ..................................................34

Gambar 2.13. Kedudukan Titik terhadap Bidang ...............................................35

Gambar 2.14. Kedudukan Garis terhadap Garis lain ..........................................36

Gambar 2.15. Teorema Dua Garis Sejajar ..........................................................37

Gambar 2.16. Kedudukan Garis terhadap Bidang ..............................................38

xiii
Gambar 2.17. Kedudukan Bidang terhadap Bidang lain.....................................39

Gambar 2.18. Garis Tegak Lurus pada Bidang I ................................................39

Gambar 2.19. Garis Tegak Lurus pada Bidang II ...............................................40

Gambar 2.20. Proyeksi Titik pada Garis .............................................................40

Gambar 2.21. Proyeksi Garis pada Garis ............................................................40

Gambar 2.22. Proyeksi Titik pada Bidang ..........................................................41

Gambar 2.23. Proyeksi Garis Sejajar Bidang......................................................41

Gambar 2.24. Proyeksi Garis Tegak Lurus Bidang ............................................41

Gambar 2.25. Proyeksi Garis Memotong Bidang ...............................................42

Gambar 2.26. Jarak Titik ke Titik, Titik ke Garis, dan Titik ke Bidang.............43

Gambar 2.27. Jarak antara Garis g dan Garis h yang Sejajar..............................44

Gambar 2.28. Jarak antara Garis g dan Bidang yang Sejajar..........................44

Gambar 2.29. Jarak antara Bidang dan bidang yang Sejajar........................45

Gambar 2.30. Jarak antara Dua Garis Bersilangan I...........................................46

Gambar 2.30. Jarak antara Dua Garis Bersilangan II..........................................47

Gambar 2.32 Bagan Kerangka Berpikir ..............................................................50

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Siswa Kelas Eksperimen .............................................. 96

Lampiran 2 Daftar Siswa Kelas Kontrol ...................................................... 98

Lampiran 3 Daftar Siswa Kelas Uji Coba ................................................... 100

Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Uji Coba............................................................. 102

Lampiran 5 Soal Uji Coba ........................................................................... 104

Lampiran 6 Pembahasan Soal Uji Coba ...................................................... 106

Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Tes ..................................................................... 115

Lampiran 8 Soal Tes .................................................................................... 117

Lampiran 9 Pembahasan Soal Tes ............................................................... 119

Lampiran 10 Pedoman Penilaian Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis ...... 127

Lampiran 11 Analisis Butir Soal Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis 131

Lampiran 12 Perhitungan Validitas Butir Soal ............................................. 134

Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Butir Soal ......................................... 137

Lampiran 14 Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal ................................. 139

Lampiran 15 Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ................................... 142

Lampiran 16 Silabus Pembelajaran ............................................................... 144

Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 146

Lampiran 18 Materi Ajar .............................................................................. 204

Lampiran 19 Data Awal ................................................................................. 222

Lampiran 20 Uji Normalitas Data Awal ...................................................... 224

Lampiran 21 Uji Homogenitas Data Awal ................................................... 228

Lampiran 22 Uji Kesamaan Rata-rata Data Awal ......................................... 231

xv
Lampiran 23 Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis ............................ 233

Lampiran 24 Uji Normalitas Data Akhir ...................................................... 235

Lampiran 25 Uji Homogenitas Data Akhir ................................................... 239

Lampiran 26 Uji Hipotesis I........................................................................... 241

Lampiran 27 Uji Hipotesis II ........................................................................ 244

Lampiran 28 Uji Hipotesis III ....................................................................... 246

Lampiran 29 Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik .......................... 251

Lampiran 30 Data Aktivitas Pesrta Didik ..................................................... 256

Lampiran 31 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik ......... 272

Lampiran 32 Tampilan CD Pembelajaran .................................................... 273

Lampiran 33 Dokumentasi Penelitian ........................................................... 293

Lampiran 34 SK Dosen Pembimbing ........................................................... 296

Lampiran 35 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 297

Lampiran 36 Surat Keterangan Penelitian .................................................... 299

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit.

Untuk mengetahui dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan

penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Depdiknas, 2006). Hal ini berarti

bahwa matematika sangat diperlukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-

hari untuk membantu memecahkan permasalahan.

Kemampuan matematika merupakan salah satu kunci untuk meraih

kesuksesan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini sejalan dengan ungkapan

bahwa matematika adalah ratu dan pelayan ilmu. Matematika merupakan ratunya

ilmu dimaksudkan bahwa matematika adalah sumber dari ilmu yang lain, dengan

kata lain banyak ilmu-ilmu yang pengembangannya bergantung dari matematika

(Suherman, 2003:25-26).

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua mulai dari

sekolah dasar untuk membekali dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi

1
2

tersebut diperlukan agar dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola,

dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu

berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Depdiknas, 2006). Perlu ada perubahan

dalam pengajaran matematika, siswa diberikan kesempatan untuk menggali

semua potensi yang dimiliki. Pengajaran yang tadinya teacher oriented harus

diubah menjadi student oriented.

Geometri sebagai salah satu cabang matematika memiliki posisi yang

strategis untuk menumbuhkembangkan kemampuan penalaran peserta didik.

Geometri merupakan suatu sistem dengan penalaran logis dari fakta atau hal-hal

yang diterima sebagai kebenaran dan sifat-sifat baru yang semakin berkembang.

Rendahnya hasil belajar peserta didik lebih terlihat pada materi pokok yang

bersifat abstrak sehingga memerlukan visualisasi yaitu pada materi pokok

geometri. Namun, realita yang ada di lapangan menunjukkan bahwa penguasaan

geometri oleh peserta didik masih kurang. Sebagian peserta didik mengalami

kesulitan dalam memahami materi ini dibandingkan materi-materi lainnya, karena

pada umumnya peserta didik hanya diajarkan urutan langkah dalam mengerjakan

soal.

Berdasarkan data yang diperoleh, dari 192 siswa rata-rata nilai ulangan

akhir semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 adalah 72,76% dan 148 siswa

diantaranya sudah mencapai KKM atau sekitar 64,06% siswa kelas X SMA

Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang sudah mencapai ketuntasan minimal yang

ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Namun demikian berdasarkan hasil analisis nilai

UN 2011/2012 yang dilakukan oleh Depdiknas untuk penguasaan materi jarak

pada bangun ruang SMA Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang presentasenya


3

adalah 44,70%, untuk tingkat kabupaten presentasenya 52,88%, tingkat provinsi

presentasenya 58,09% dan untuk tingkat nasional presentasenya adalah 63,77%.

Untuk itu perlu ada strategi untuk memecahkan masalah tersebut.

Kebanyakan siswa kurang antusias mengikuti proses pembelajaran, siswa

enggan bertanya kepada guru entah dikarenakan malu atau takut dan lebih

memilih untuk diam atau bertanya kepada temannya. Hanya sebagian kecil dari

siswa yang berani bertanya kepada guru secara langsung. Keaktifan siswa sendiri

dalam belajar juga masih kurang, tugas-tugas yang diberikan sebagai pekerjaan

rumah jarang dikerjakan dengan berbagi alasan, keadaan tersebut jika didiamkan

akan menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep dan

materi-materi berikutnya.

Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa perlu dikembangkan suatu

pembelajaran yang tepat, sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis, dan kreatif. Selain

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kemampuan komunikasi matematis

perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran matematika, sebab melalui

komunikasi, siswa dapat mengorganisasi dan mengonsolidasi berpikir

matematikanya dan siswa dapat mengeksplorasi ide-ide matematika yang terdapat

pada diri masing-masing siswa.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka dapat ditegaskan bahwa

usaha perbaikan proses pembelajaran melalui upaya pemilihan model

pembelajaran yang tepat dan inovatif dalam pembelajaran matematika di sekolah

merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting untuk dilakukan. Salah satu
4

model pembelajaran yang diduga dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas

proses dan hasil belajar adalah model pembelajaran Creative Problem Solving

(CPS).

Model pembelajaran CPS memiliki ciri-ciri seperti pembelajaran dimulai

dengan pemberian masalah, masalah memiliki konteks dengan dunia nyata, siswa

secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan meng-identifikasi

kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang

terkait dengan masalah dan melaporkan solusi dari masalah. Sementara pendidik

lebih banyak memfasilitasi. Dengan demikian dalam model pembelajaran CPS

guru tidak menyajikan konsep matematika dalam bentuk yang sudah jadi, namun

melalui kegiatan pemecahan masalah, siswa digiring ke arah menemukan konsep

sendiri (reinvention).

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting

dimiliki oleh peserta didik dalam mempelajari matematika, bahkan berpikir

dengan kritis memiliki peranan penting dalam kreativitas peserta didik.

Kemampuan berpikir kritis peserta didik juga mendukung mereka untuk dapat

mengaplikasikan konsep pada kondisi yang berbeda, dan dapat beradaptasi pada

setiap tantangan ataupun tuntutan yang dihadapi dalam kehidupan dengan lebih

efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bermaksud mengadakan penelitian

dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran CPS Berbantuan CD Pembelajaran

terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Materi Pokok Geometri Kelas X.


5

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas disusunlah rumusan masalah dalam

penelitian ini yang dinyatakan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

(1) Apakah hasil tes kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan model

pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran pada materi geometri kelas

X dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan?

(2) Apakah kemampuan berpikir kritis peserta didik yang melaksanakan

pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran lebih baik daripada

kemampuan berpikir kritis peserta didik yang melaksanakan pembelajaran

Ekspositori pada materi geometri kelas X?

(3) Apakah terdapat pengaruh positif aktivitas peserta didik pada pembelajaran

CPS berbantuan CD pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis

peserta didik pada materi geometri kelas X?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Untuk mengetahui apakah hasil tes kemampuan berpikir kritis peserta didik

dengan model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran pada materi

geometri kelas X dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

ditetapkan.

(2) Untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis peserta didik yang

melaksanakan pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran lebih baik


6

daripada kemampuan berpikir kritis peserta didik yang melaksanakan

pembelajaran Ekspositori pada materi geometri kelas X.

(3) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif aktivitas peserta didik

pada pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran terhadap kemampuan

berpikir kritis peserta didik pada materi geometri kelas X.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tambahan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa khususnya materi

geometri pada kelas X.

(2) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

memilih strategi pembelajaran yang efisien dan efektif sehingga dapat

meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

(3) Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberi suasana baru pada

siswa dalam kegiatan belajar, membantu mempermudah siswa dalam

memahami konsep dan penggunaan konsep-konsep yang terdapat pada

materi pokok tersebut dalam menyelesaikan soal-soal yang terkait.

(4) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana referensi untuk

melaksanakan pembelajaran matematika kelak ketika terjun ke lapangan

sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat menumbuhkan suasana baru

yang lebih menyenangkan.


7

1.5 PENEGASAN ISTILAH

Penegasan istilah dilakukan untuk memperoleh pengertian yang sama

tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, penegasan istilah

juga dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan

tujuan dalam penelitian. Istilah-istilah yang perlu diberi penegasan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.5.1 Keefektifan

Keefektifan dalam penelitian ini adalah keberhasilan model pembelajaran

CPS berbantuan CD pembelajaran interaktif terhadap kemampuan berpikir kritis

materi pokok geometri kelas X. Keberhasilan itu dapat dilihat dari beberapa

indikator sebagai berikut:

(1) Hasil tes kemampuan berpikir kritis peserta didik mencapai KKM, yaitu 70

dan banyaknya peserta didik yang mencapai KKM minimal 75% dari

banyaknya peserta didik yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran.

(2) Kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diajar dengan model

pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran lebih baik daripada

kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diajar dengan model

pembelajaran ekspositori.

(3) Terdapatnya pengaruh positif aktivitas peserta didik pada pembelajaran CPS

berbantuan CD pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis peserta

didik pada materi geometri kelas X.


8

1.5.2 Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap

kemampuan, kompetensi, minat bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar

terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, antarsiswa (Suyitno, 2006: 2).

1.5.3 Model Pembelajaran CPS

Model pembelajaran CPS merupakan variasi dari pembelajaran dengan

pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan

kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

1.5.4 CD Pembelajaran

Video adalah rekaman gambar hidup atau program televisi untuk

ditayangkan lewat pesawat televisi (KBBI, 2003). Sedangkan CD (Compact Disk)

merupakan suatu piringan optik yang berisi dengan pengkodean laser, berdesain

untuk menyimpan sejumlah besar data.

1.5.5 Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah berpikir logis, berpikir reflektif yang terfokus pada

memutuskan apa yang dipercaya maupun dilakukan. Tahap-tahap dalam berpikir

kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (a) klarifikasi dasar (elementary

clarification), (b) memberikan alasan untuk suatu keputusan (the basis for the

decision), (c) menyimpulkan (inference), (d) klarifikasi lebih lanjut (advanced

clarification), dan (e) dugaan dan keterpaduan (supposition and integration).


9

1.6 SISTEMATIKA SKRIPSI

1.6.1 Bagian Pendahuluan

Bagian pendahuluan meliputi: Judul, Pengesahan, Abstrak, Motto dan

Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel dan Daftar Lampiran.

1.6.2 Bagian Isi

BAB 1 Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah dan Sistematika Skripsi.

BAB 2 Landasan Teori yang meliputi Tinjauan Belajar dan Pembelajaran,

Teori Belajar yang Mendukung, Pembelajaran CPS Berbantuan CD

Pembelajaran, Kemampuan Berpikir Kritis, Aktivitas, Materi Geometri, Kerangka

Berpikir dan Hipotesis.

BAB 3 Metode Penelitian yang meliputi: Metode Penentuan Objek

Penelitian, Variabel Penelitian, Metode Pengumpulan Data Penelitian, Instrumen

Penelitian, Analisis Lembar Observasi Penelitian dan Metode Analisis Data

Penelitian.

BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi Hasil Penelitian

dan Pembahasan.

BAB 5 Penutup yang meliputi Simpulan dan Saran.

1.6.3 Bagian Akhir

Bagian akhir meliputi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari. Belajar adalah suatu kegiatan

yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah

mulai melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan dan sekaligus

mengembangkan dirinya. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan

perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.

Pengertian tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi,

antara lain adalah sebagai berikut :

(1) Menurut Gagne dan Berliner (dalam Anni, 2007: 2) menyatakan bahwa

“belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya

karena hasil dari pengalaman”.

(2) Menurut Morgan et.al (dalam Anni, 2007: 2) menyatakan bahwa “belajar

merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik

atau pengalaman”.

(3) Menurut Winkel (dalam Anni, 2007: 3) menyatakan bahwa “belajar adalah

suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap”.

(4) Menurut Gagne (dalam Anni, 2007: 2-3) menyatakan bahwa “belajar

merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung

10
11

selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari

proses pertumbuhan”.

Dari keempat pengertian tersebut tampak bahwa konsep tentang belajar

mengandung tiga unsur utama, yaitu:

(a) Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Untuk mengukur apakah

seseorang telah belajar, maka diperlukan perbandingan antara perilaku

sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi perbedaan

perilaku, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang telah belajar. Perilaku

tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku tertentu, seperti menulis,

membaca, berhitung yang dilakukan secara sendiri-sendiri, atau kombinasi

dari berbagai tindakan, seperti seorang guru yang menjelaskan materi

pembelajaran di samping memberi penjelasan secara lisan juga menulis di

papan tulis, dan memberikan pertanyaan.

(b) Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.

Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik, seperti tinggi

dan berat badan, dan kekuatan fisik, tidak disebut sebagai hasil belajar.

(c) Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Lamanya

perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang adalah sukar untuk

diukur. Biasanya perubahan perilaku dapat berlangsung selama satu hari,

satu minggu, satu bulan, atau bahkan bertahun-tahun

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu dengan ditandai adanya
12

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan kebiasaan untuk

memperoleh pengetahuan dan kecakapan atau keterampilan baru.

2.2 Teori Belajar

2.2.1 Teori Belajar Vygotsky

Ada empat pinsip kunci dari teori Vygotsky, yaitu: (1) penekanan pada

hakikat sosiokultural dari pembelajaran (the sociocultural nature of learning), (2)

zona perkembangan proximal (zone of proximal development), (3) pemagangan

kognitif (cognitive apprenticenship),dan (4) perancah (scaffolding) (Trianto, 2007:

27).

Pada prinsip yang pertama Vygotsky menekankan pentingnya interaksi

sosial, yaitu interaksi individu tersebut dengan orang lain, merupakan faktor

terpenting yang mendorong atau memicu perkembangan kognitif seseorang.

Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi umumnya muncul dalam

kerjasama antar siswa.

Prinsip kedua dari Vygotsky adalah ide bahwa siswa belajar paling baik

apabila berada dalam zona perkembangan proximal mereka, yaitu tingkat

perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan anak saat ini.

Prinsip ketiga dari teori Vygotsky adalah menekankan pada kedua-duanya,

hakikat sosial dari belajar dan zona perkembangan. Siswa dapat menemukan

sendiri solusi dari permasalahan melalui bimbingan dari teman sebaya atau pakar.

Prinsip keempat, Vygotsky memunculkan konsep scaffolding, yaitu

memberikan sejumlah besar bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal

pembelajaran, dan kemudian mengurangi bantuan tersebut untuk selanjutnya


13

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab yang

semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat

berupa bimbingan atau petunjuk, peringatan, dorongan, ataupun yang lainnya.

Dalam penelitian ini, teori belajar Vygotsky sangat mendukung pelaksanaan

model pembelajaran berbasis masalah, karena model pembelajaran berbasis

masalah menekankan siswa untuk belajar dalam kelompok-kelompok kecil.

Melalui kelompok ini siswa dapat berdiskusi memecahkan masalah yang

diberikan dengan saling bertukar ide. Dengan demikian siswa yang lebih pandai

dapat memberikan masukan bagi teman satu kelompoknya, membantu teman yang

belum paham sehingga siswa yang pengetahuannya tentang pelajaran masih

kurang dapat termotivasi dalam belajar. Motivasi yang kuat memberikan dampak

yang positif terhadap hasil belajar untuk mencapai ketuntasan hasil belajar.

2.2.2 Teori Belajar Piaget

Piaget membedakan perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat

taraf, yaitu (1) taraf sensori motor, (2) taraf pra-operasional, (3) taraf operasional

konkrit, dan (4) taraf operasional formal. Menurut Piaget sebagaimana dikutip

oleh Dimyati dan Mudjiona (1994:14) bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu.

Walaupun ada perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan, tetapi

teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan

perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan

yang berbeda. Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung seberapa jauh

anak memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungan. Prinsip-prinsip

Piaget dalam pengajaran diterapkan dalam program-program yang menekankan


14

pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman-pengalaman nyata dan

pemanipulasian alat, bahan, atau media belajar yang lain serta peranan guru

sebagai fasilitator yang mempersiapkan lingkungan dan memungkinkan siswa

dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar. Implikasi teori kognitif Piaget

pada pendidikan adalah sebagai berikut.

1) Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar

kepada hasilnya. Selain kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami

proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.

Pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan

memperhatikan tahap fungsi kognitif dan hanya jika guru penuh perhatian

terhadap metode yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan

tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan

pengalaman yang dimaksud.

2) Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif

dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran

pengetahuan jadi (ready made knowledge) tidak mendapat tekanan,

melainkan peserta didik didorong menemukan sendiri pengetahuan itu

melalui interaksi spontan dengan lingkungan. Oleh karena itu, selain

mengajar secara klasik, guru mempersiapkan beranekaragam kegiatan secara

langsung agar ide-ide dan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik dapat

tersalurkan dalam proses pembelajaran yang terjadi dikelas baik secara

langsung maupun dengan bimbingan dari guru sebagai fasilitator dalam

proses pembelajaran sehingga pembelajaran yang berlansung efektif.


15

3) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan

perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh

dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu

berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Oleh karena itu harus melakukan

upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu-

individu ke dalam bentuk kelompok-kelompok kecil siswa daripada aktivitas

dalam bentuk klasikal. Hal ini sesuai dengan pendekatan konstruktivis dalam

pembelajaran khas menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif

Sugandi (2007: 35-36).

Jadi menurut Piaget pembelajaran itu berpusat pada proses berfikir siswa

dan peran siswa dalam proses pembelajaran itu sangat diutamakan. Oleh karena

itu dengan pembelajaran yang menyenangkan dengan adanya diskusi kelompok

saat pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pembelajaran CPS yang mengajak siswa

berdiskusi untuk menemukan konsep serta memecahkan masalah.

2.2.3 Teori Belajar Bruner

Menurut Jerome Bruner sebagaimana dikutip oleh Suherman (2003:170),

dengan mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang

dibicarakan, anak akan memahami materi yang harus dikuasainya itu. Ini

menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu pola tertentu akan lebih

mudah dipahami dan diingat anak. Jadi, di sini siswa belajar aktif untuk

menemukan prinsip-prinsip dan mendapatkan pengalaman, guru mendorong siswa

melakukan aktivitasnya. Implikasi teori yang dikemukakan oleh Bruner dalam

pembelajaran adalah sebagai berikut.


16

(1) Guru perlu memperlihatkan fenomena atau masalah kepada anak. Hal

ini dapat dilakukan melalui kegiatan wawancara atau pengamatan

terhadap objek.

(2) Anak akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek

yang dipelajari, misalnya dengan melihat, merasakan, mencium dan

sebagainya. Pendekatan pembelajaran diskoveri atau pendekatan

pembelajaran induktif lainnya akan lebih efektif dalam proses

pembelajaran anak.

(3) Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat

menarik minat dan mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena

itu pengalaman baru yang dipelajari anak harus sesuai dengan

pengetahuan yang telah dimiliki anak (Rifa’i & Anni, 2009:33).

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Bruner bahwa saat proses

pembelajaran siswa harus aktif untuk menemukan prinsip-prinsip dan

mendapatkan pengalaman, guru mendorong siswa melakukan aktivitasnya. Ini

sesuai dengan pembelajaran yang mengajak siswa menemukan konsep-konsep

menemukan jarak dalam ruang dimensi tiga dan merupakan pengalaman yang

menarik bagi siswa.

2.3 Pembelajaran Matematika


Menurut Sugandi et al. (2007: 9), pembelajaran merupakan suatu kumpulan

proses yang bersifat individual, yang merupakan stimuli dari lingkungan

seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan


17

adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Selain itu definisi lain

dari pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap

kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan yang beragam agar terjadi

interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antarpeserta didik

(Suyitno, 2004: 2).

Menurut Suyitno (2004: 2) pembelajaran matematika adalah suatu proses

atau kerja guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika

kepada peserta didiknya, yang didalamnya terkandung upaya guru untuk

menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat,

dan kebutuhan tentang matematika yang sangat beragam agar terjadi interaksi

optimal antara guru dengan peserta didik serta antarpeserta didik dalam

mempelajari matematika.

2.4 Model Pembelajaran CPS


Model pembelajaran CPS merupakan variasi dari pembelajaran dengan

pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan

kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sintaksnya adalah: mulai dari

fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan,

identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul

gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.

Peran guru dalam model pembelajaran CPS adalah menyajikan masalah,

mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pembelajaran

CPS tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang
18

memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar

pembelajaran CPS terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang

autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk

melakukan penyelidikan dan inkuiri untuk kemudian secara kreatif menemukan

penyelesaian dari permasalahan tersebut.

(a) Ciri-ciri Model Pembelajaran CPS

Ada lima ciri pembelajaran CPS sebagai berikut.

(a) Pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah

Pemberian masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-

prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran

berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar

pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan

secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi

kehidupan nyata yang autentik, menghindari jawaban sederhana, dan

memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.

(b) Masalah memiliki konteks dengan dunia nyata

Meskipun pembelajaran CPS mungkin berpusat pada mata

pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah yang

akan diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata agar dalam

pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran

dan juga memiliki kaitan dengan kehidupan sehari-hari.

(c) Siswa secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan meng-

identifikasi kesenjangan pengetahuan mereka.


19

Pembelajaran CPS mengharuskan siswa melakukan kerjasama

secara kelompok dalam merumuskan masalah dan mengidentifikasi

penyelesaian dari masalah tersebut. Mereka harus menganalisis dan

mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat

ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan

eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan

kesimpulan. Sudah barang tentu, metode penyelidikan yang digunakan

bergantung pada masalah yang sedang dipelajari.

(d) Mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah

dan melaporkan solusi dari masalah.

Pembelajaran CPS menuntut siswa untuk mencari sendiri materi

yang terkait dengan masalah dan melaporkan solusi dari masalah

tersebut. Menghasilkan produk tertentu dalam karya nyata dan

peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian

masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat berupa transkrip

debat, laporan, model fisik, video atau program komputer.

(e) Kolaborasi

Pembelajaran CPS dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu

dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam

kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara

berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak

peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog untuk mengembangkan

ketrampilan sosial dan ketrampilan berfikir (Trianto, 2007: 69-70).


20

Pembelajaran CPS dicirikan oleh siswa bekerja satu sama lain (paling

sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil). Bekerja sama

memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas

kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog

untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.

(b) Tujuan Pembelajaran CPS

Pembelajaran CPS dirancang untuk membantu guru memberikan

informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembejaran berbasis masalah

dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual.

(c) Tahapan Pembelajaran CPS

Model pembelajaran CPS memiliki 4 tahapan utama yaitu sebagai

berikut.

(1) Klarifikasi Masalah

Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada

peserta didik tentang masalah yang diajukan, agar peserta didik

dapat memahami tentang penyelesaian yang diharapkan.

(2) Pengungkapan Gagasan (Brainstorming)

Peserta didik dibebaskan untuk mengungkapkan gagasan

tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah.

(3) Evaluasi dan Seleksi

Setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau

strategi-strategi yang cocok untuk menyelesaikan masalah.


21

(4) Implementasi

Peserta didik menetukan strategi yang dapat diambil untuk

menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampai

menemukan penyelesaian dari masalah tersebut (Muslich M,

2007: 221).

(d) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CPS

Setiap model maupun metode pembelajaran tentu mempunyai

kelebihan maupun kekurangan. Begitu juga model pembelajaran CPS.

Adapun kelebihan model pembelajaran CPS diantaranya yaitu:

1) Melatih peserta didik untuk mendesain suatu penemuan.

2) Berpikir dan bertindak kreatif.

3) Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.

4) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.

5) Menafsirkan dan mengevaluasihasil pengamatan.

6) Merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik

untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.

Sedangkan kekurangan model pembelajaran CPS diantaranya yaitu:

1) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan model

pembelajaran ini, karena tidak semua materi pelajaran

mengandung masalah.

2) Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan

dengan model pembelajaran yang lain.


22

3) Memerlukan perencanaan pembelajaran yang yang teratur dan

matang. Model pembelajaran ini tidak efektif jika terdapat

beberapa peserta didik yang cenderung pasif ((Muslich M,

2007: 224).

2.5 Kemampuan Berpikir Kritis


Ada dua hal tanda utama berpikir kritis. Pertama adalah bahwa berpikir

kritis adalah berpikir layak yang memandu ke arah berpikir deduksi dan

pengambilan keputusan yang benar dan didukung oleh bukti-bukti yang

benar. Kedua adalah bahwa berpikir kritis adalah berpikir reflektif yang

menunjukkan kesadaran yang utuh dari langkah-langkah berpikir yang

menjurus kepada deduksi-deduksi dan pengambilan keputusan-keputusan.

Menurut Mayers (Syukur, 2004: 25) pengembangan kemampuan

berpikir kritis harus didukung oleh lingkungan kelas yang mendorong munculnya

diskusi tanya jawab, penyelidikan dan pertimbangan. Lingkungan kelas yang

demikian dapat dibuat melalui pengaturan waktu yang memungkinkan lebih

banyak diskusi dan melalui pembuatan tugas-tugas yang efektif dan jelas.

Sedangkan menurut Ennis (1996: 4) memberikan definisi, berpikir

kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan

pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.

Reflektif artinya mempertimbangkan atau memikirkan kembali segala sesuatu

yang dihadapinya sebelum mengambil keputusan. Beralasan artinya memiliki


23

keyakinan dan pandangan yang didukung oleh bukti yang tepat, aktual, cukup,

dan relevan.

Ennis (1996:171) menjelaskan bahwa seseorang yang sedang berpikir kritis

memiliki kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut :

a. Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan,

b. Mencari alasan,

c. Berusaha mengetahui informasi dengan baik,

d. Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya,

e. Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan,

f. Berusaha tetap relevan dengan ide utama,

g. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar,

h. Mencari alternatif,

i. Bersikap dan berpikir terbuka,

j. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan

sesuatu,

k. Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan,

l. Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari

keseluruhan masalah, dan

m. Peka terhadap tingkat keilmuan dan keahlian orang lain.

Berdasarkan penjelasan di atas, kemampuan berpikir kritis bukan

berarti mengumpulkan informasi saja, akan tetapi terkadang seseorang yang

mempunyai daya ingat yang baik dan mengetahui banyak akan informasi

belum tentu baik dalam berpikir kritis. Hal ini dikarenakan seorang pemikir
24

kritis seharusnya mempunyai kemampuan dalam membuat atau menarik

kesimpulan dari segala informasi yang ia ketahui, ia pun dapat mengetahui

bagaimana menggunakan informasi yang ia punya untuk menyelesaikan sebuah

permasalahan, dan mencari sumber informasi yang relevan untuk

membantunya menyelesaikan sebuah permasalahan.

Menurut Ennis (2000: 97) tahap-tahap berpikir kritis yaitu dirinci sebagai

berikut.

1) Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification)

Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga indikator yaitu (1)

mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan, (2) menganalisis

argumen, dan (3) bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan

atau pertanyaan yang menantang.

2) Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The

Decision)

Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) mempertimbangkan

kredibilitas suatu sumber dan (2) mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi.

3) Menyimpulkan (Inference)

Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator (1) membuat deduksi

dan mempertimbangkan hasil deduksi, (2) membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil induksi, dan (3) membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan.


25

4) Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification)

Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) mengidentifikasikan

istilah dan mempertimbangkan definisi dan (2) mengacu pada asumsi

yang tidak dinyatakan.

5) Dugaan dan Keterpaduan (Supposition and Integration)

Tahap ini terbagi menjadi dua indikator (1) mempertimbangkan dan

memikirkan secara logis premis, alasan, asumsi, posisi, dan usulan

lain yang tidak disetujui oleh mereka atau yang membuat mereka

merasa ragu-ragu tanpa membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu

mengganggu pikiran mereka, dan (2) menggabungkan kemampuan-

kemampuan lain dan disposisi-disposisi dalam membuat dan

mempertahankan sebuah keputusan.

2.6 Media Pembelajaran

Media berasal dari bahas Latin medius yang secaraa harfiah berarti tengah,

perantara atau pengantar Gerlach & Elly dalam Arsyad (2004:3) mengatakan

bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau

kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media

dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, foto

grafis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal.


26

Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan

membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa. Pesan dan informasi

yang dibawa oleh media bisa berupa pesan yang sederhana dan bisa pula pesan

yang amat kompleks. Akan tetapi, yang terpenting adalah media itu disiapkan

untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif

berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu dirancang dan

dikembangkan lingkungan pengajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan

memenuhi kebutuhan belajar perseorangan dengan menyiapkan kegiatan

pengajaran dengan menyiapkan kegiatan pengajaran dengan medianya yang

efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran (Arsyad, 2004: 81).

Pembelajaran media menurut Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2004:19)

dilihat dari jenisnya yaitu sebagai berikut:

(a) Media auditif

Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan

suara saja seperti radio, casette recorder atau piringan hitam.

(b) Media visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra

penglihatan seperti film strip, flashcard, slides, foto, gambar atau

lukisan, kartu soal.

(c) Media audiovisual

Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan

unsur gambar.
27

Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam usaha memilih media

pengajaran yang tepat, yakni sebagai berikut.

(a) Dengan cara memilih media yang telah tersedia di pasaran yang dapat

dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pengajaran.

Pendekatan itu sudah tentu membutuhkan banyak biaya untuk

membelinya, lagi pula belum tentu media itu cocok buat penyampaian

bahan pelajaran dan dengan kegiatan belajar yang dilakukan oleh

siswa.

(b) Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan,

khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan

secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan

(Hamalik, 2008:202-203).

Penggunaan media dalam pembelajaran terkadang sukar dilaksanakan,

disebabkan dana yang terbatas untuk membelinya. Menyadari akan hal itu,

sebaiknya membeli berdasarkan kebutuhan adalah langkah yang paling tepat atau

dapat juga dengan membuat media pembelajaran yang sederhana sendiri untuk

menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

(a) Komputer Sebagai Media Pembelajaran

Menurut Assotiation of Education Communication Technology (Arsyad,

2004: 75), media berarti segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi. Menurut Djamarah (2006: 136) mengatakan

bahwa media adalah alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guru

untuk mencapai tujuan pengajaran.


28

Hamalik dalam Arsyad (2004: 15), mengemukakan bahwa pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan

minat yang baru, pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Media

pembelajaran menurut Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2004: 19) dapat

memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan,

kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu:

(1) Memotivasi minat atau tindakan,

(2) Menyajikan informasi,

(3) Memberi instruksi.

Media berfungsi untuk memotivasi minat atau tindakan dapat direalisasikan

dengan teknik drama atau hiburan. Untuk tujuan informasi, media pembelajaran

dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa.

Isi dan bentuk penyajian bersifat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan

laporan atau pengetahuan latar belakang. Media berfungsi untuk tujuan instruksi

dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik

dalam benak atau moral dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran

dapat terjadi.

Menurut Arsyad (2004: 26) media pembelajaran memiliki beberapa manfaat

dalam proses belajar mengajar, diantaranya sebagai berikut:

(1) Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat

memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

(2) Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar.


29

(3) Mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

(4) Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-

peristiwa di lingkungan mereka.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-

upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

belajar. Salah satu teknologi yang sering dimanfaatkan adalah komputer.

Komputer digunakan untuk menyajikan isi pelajaran. Informasi atau pesan berupa

suatu konsep disajikan di layar komputer dengan teks, gambar, atau grafik. Pada

saat yang tepat siswa diperrkirakan telah membaca, mengimterprestasi, dan

menyerap konsep itu, suatu pertanyaan atau soal disajikan (Arsyad, 2004: 158).

(b) CD Pembelajaran

Penggunaan CD (Compact Disk) pembelajaran di dalam penelitian ini

sebagai sarana penyimpanan data suatu materi pembelajaran yang sudah dibuat

animasi maupun simulasi materinya yang kemudian diajarkan kepada siswa

menggunakan layar LCD sehingga dapat diulang-ulang dan efisiensi waktu. Di

dalam Arsyad (2004: 162) program simulasi dengan bantuan komputer mencoba

untuk menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya siswa

menggunakan komputer mencoba untuk mensimulasikan menerbangkan pesawat

terbang dengan maksud memberikan pengalaman masala dunia nyata.

(c) Aplikasi Software Microsoft Power Point

Microsoft Power Point merupakan sebuah program yang didesain khusus

membuat animasi dan bitmap yang sangat menarik untuk keperluan pembangunan

situs web yang interaktif dan dinamis. Microsoft Power Point didesain dengan
30

kemampuan untuk membuat animasi 2 dimensi yang handal dan ringan sehingga

Microsoft Power Point banyak digunakan untuk membangun dan memberikan

efek animasi pada website, CD pembelajaran dan yang lainnya. Selain itu aplikasi

ini juga dapat digunakan untuk membuat animasi logo, movie, game, pembuatan

navigasi pada situs web, tombol animasi, banner, menu interaktif, interaktif form

isian, e-card, screen saver dan pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya.

2.7 Materi Dimensi Tiga

Standar Kompetensi materi pokok dimensi tiga yaitu menentukan

kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam

ruang dimensi tiga. Kompetensi dasar materi pokok dimensi tiga antara lain

menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga,

menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi

tiga, serta menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang

dalam ruang dimensi tiga.

Materi penelitian pada materi pokok dimensi tiga antara lain: jarak dalam ruang

dimensi tiga, yang terdiri dari:

1. Jarak antara dua buah titik;

2. Jarak titik ke garis;

3. Jarak titik ke bidang;

4. Jarak antara dua garis sejajar;

5. Jarak antara garis dan bidang yang sejajar;

6. Jarak antara dua bidang yang sejajar;

7. Jarak antara dua garis yang bersilangan.


31

Adapun materi yang akan disampaikan adalah sebagai berikut.

Pengertian Titik, Garis, dan Bidang

(1) Titik

Sebuah titik hanya dapat ditentukan oleh letaknya, tetapi tidak

mempunyai ukuran (tidak berdimensi). Sebuah titik digambarkan

menggunakan noktah dan diberi nama dengan huruf kapital seperti A,

B, C, S, atau T. Berikut contoh titik:

Gambar 2.1

(2) Garis

Garis hanya mempunyai ukuran panjang tetapi tidak mempunyai

ukuran lebar. Nama sebuah garis dapat dinyatakan dengan huruf kecil:

g, h, k atau menyebutkan nama segmen garis dari pangkal ke ujung.

Berikut contoh garis:

Gambar 2.2

(3) Ruas Garis

Ruas garis merupakan bagian dari garis yang dibatasi oleh dua

titik sehingga ruas garis memiliki panjang tertentu. Berikut contoh

ruas garis: B . S . .T
A .
Gambar 2.3
32

(4) Bidang

Sebuah bidang yang digambarkan dapat diperluas.

α
Gambar 2.4

Aksioma dan Teorema Garis dan Bidang

Aksioma 1

Melalui dua buah titik sebarang hanya dapat dibuat sebuah garis lurus.

Gambar 2.5

Aksioma 2

Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua buah titik persekutuan,

maka garis itu seluruhnya terletak pada bidang.

A B

Gambar 2.6

Aksioma 3

Melalui tiga buah titik sebarang tak segaris hanya dapat dibuat sebuah

bidang.
C
A
B
Gambar 2.7
33

Teorema 1

Sebuah bidang ditentukan oleh tiga titik sebarang tak segaris.

A B

Gambar 2.8

Teorema 2

Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titik yang tidak

terletak pada garis.

Gambar 2.9

Teorema 3

Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis berpotongan.

h g

Gambar 2.10

Teorema 4

Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar.

a b

Gambar 2.11
34

1) Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang

1. Kedudukan Titik terhadap Garis dan Titik terhadap Bidang

a. Kedudukan Titik terhadap Garis

Kedudukan titik terhadap garis yaitu:

1) Titik terletak pada garis

Suatu titik dikatakan terletak pada garis apabila titik tersebut dilalui oleh

garis

2) Titik tidak terletak pada garis

(a) (b)
Gambar 2.12

Gambar 2.12 Kedudukan titik terhadap garis (a) titik A terletak pada garis

g (b) titik B tidak terletak pada garis

Contoh: Diketahui kubus ABCD. EFGH


H G
F
E

D
C
g
A B

Segmen atau ruas garis sebagai wakil garis g.

(a) Titik-titik sudut kubus yang terletak pada garis g

adalah titik A dan titik B

(b) Titik-titik sudut kubus yang tidak terletak pada garis

g adalah titik-titik C, D, E, F, G, dan H.


35

b. Kedudukan Titik terhadap Bidang

Kedudukan titik terhadap bidang:

1) Titik terletak pada bidang

2) Titik tidak terletak pada bidang

(a) (b)
Gambar 2.13

Gambar 2.13 Kedudukan titik terhadap bidang (a) titik A terletak pada

bidang (b) titik B tidak terletak pada bidang

2. Kedudukan Garis terhadap Garis, Garis terhadap Bidang, dan Bidang

terhadap Bidang

a. Kedudukan Garis terhadap Garis lain

Kedudukan garis terhadap garis lain:

1) Dua garis berpotongan

Dua buah garis dikatakan berpotongan jika kedua garis itu terletak

pada sebuah bidang dan mempunyai sebuah titik persekutuan.

2) Dua garis sejajar

Dua buah garis dikatakan sejajar jika kedua garis itu terletak pada satu

bidang dan tidak mempunyai satupun titik persekutuan.

3) Dua garis bersilangan

Dua buah garis dikatakan bersilangan (tidak berpotongan dan tidak

sejajar) jika kedua garis tersebut tidak terletak pada satu bidang.
36

g
A g
h
h

(a) h (b)

(c)
Gambar 2.14
Gambar 2.14 Kedudukan garis terhadap garis lain (a) garis g dan h

berpotongan di titik A (b) garis g dan h sejajar (c) garis g dan h

bersilangan.

Aksioma dua garis sejajar

Aksioma 4

Melalui sebuah titik yang tidak terletak pada sebuah garis hanya dapat

dibuat sebuah garis yang sejajar dengan garis itu.

Teorema-Teorema Tentang Dua Garis Sejajar

Teorema 5

Jika garis sejajar dengan garis dan garis sejajar dengan garis m,

maka garis sejajar dengan garis .

Teorema 6

Jika garis sejajar dengan garis dan memotong garis g, garis

sejajar garis dan juga memotong garis g, maka garis-garis dan g

terletak pada sebuah bidang.


37

Teorema 7

Jika garis sejajar dengan garis dan garis menembus bidang α,

maka garis juga menembus bidang α.

(a)
g

(b)
(c)
Gambar 2.15

Gambar 2.15 (a) Teorema 5 (b) Teorema 6 (c) Teorema 7

b. Kedudukan Garis terhadap Bidang

1) Garis terletak pada bidang

Sebuah garis g dikatakan terletak pada bidang , jika garis g dan

bidang sekurang-kurangnya mempunyai dua titik persekutuan.

2) Garis sejajar bidang

Sebuah garis g dikatakan sejajar bidang , jika garis g dan bidang

tidak mempunyai satupun titik persekutuan.


38

3) Garis memotong atau menembus bidang

Sebuah garis l dikatakan memotong atau menembus bidang , jika

garis l dan bidang tersebut hanya mempunyai sebuah titik

persekutuan.

(a) (b)

(c)
Gambar 2.16

Gambar 2.16 (a) Garis g terletak pada bidang (b) garis m sejajar

bidang (c) garis l menembus bidang

c. Kedudukan Bidang terhadap Bidang Lain

1) Dua Bidang Berimpit

Bidang dan bidang dikatakan berimpit, jika setiap titik yang

terletak pada bidang juga terletak pada bidang , atau sebaliknya.

2) Dua Bidang Sejajar

Bidang dan bidang dikatakan sejajar jika kedua bidang itu tidak

mempunyai satu pun titik persekutuan.


39

3) Dua Bidang Berpotongan

Bidang dan bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang itu

tepat memiliki sebuah garis persekutuan.

 

(a)

(b)

(c)

Gambar 2.17 Kedudukan bidang terhadap bidang (a) Bidang dan bidang
Gambar 2.13
berimpit, (b) bidang dan bidang sejajar, dan (c) bidang dan

bidang berpotongan

2) Garis Tegak Lurus pada Bidang

Definisi: Jika garis h tegak lurus pada bidang maka garis h tegak

lurus dengan semua garis yang terletak pada bidang .


a
Teorema: sebuah garis tegak
lurus pada sebuah bidang jika
garis itu tegak lurus pada dua
buah garis berpotongan dan
terletak pada bidang itu.

α
c
b
Gambar 2.18
40

Simpulan:
k
1. Ada dua buah garis yang pada
bidang α (misal garis m dan l).
2. Dua garis tersebut saling
m berpotongan.
3. Masing-masing garis tegak lurus
l
α dengan garis k ( m k dan l k ).
Gambar 2.19 4. Maka k   .

3) Proyeksi pada Bangun Ruang

Proyeksi pada bangun ruang terdiri dari:

a. Proyeksi titik pada garis

A’ g

Gambar 2.20

Titik A diproyeksikan pada garis g yakni titik A’.

Titik A’ adalah proyeksi titik A pada garis g.

b. Proyeksi garis pada garis

A’ g B’

Gambar 2.21

adalah proyeksi pada garis g.


41

c. Proyeksi titik pada bidang

 A

 A’

Gambar 2.22

Proyeksi titik A pada bidang adalah titik tembus garis yang tegak

lurus dari A pada bidang (Titik A’ adalah hasil proyeksi titik A).

A’= proyeksi A pada bidang

= bidang proyeksi

d. Proyeksi garis pada bidang

1) Jika garis sejajar bidang


 B
 A

 B’
 A’
α
Gambar 2.23

merupakan proyeksi pada bidang .

2) Jika garis tegak lurus bidang

 B

Gambar 2.24
42

Garis g tegak lurus bidang . Proyeksi garis g pada bidang

merupakan sebuah titik yaitu titik B. Jadi, titik B adalah proyeksi garis

g pada bidang .

3) Jika garis memotong bidang g


A

B A’

Gambar 2.25

menembus bidang di B. Proyeksi pada bidang adalah .

4) Jarak pada Bangun Ruang

1. Jarak Titik ke Titik, Titik ke Garis, dan Titik ke Bidang

a) Jarak Titik ke Titik

Menentukan jarak titik A ke titik B dalam suatu ruang dengan

cara menghubungkan titik A dan titik B sehingga terbentuk ruas

garis . Panjang ruas garis adalah jarak titik A ke titik B.

b) Jarak Titik ke Garis

Jarak titik ke suatu garis ada jika titik tersebut terletak di luar

garis. Langkah-langkah menentukan jarak titik ke garis g (titik

berada di luar garis g) adalah sebagai berikut:

i.Membuat bidang yang melalui titik dan garis g.

ii.Membuat ruas garis yang tegak lurus dengan garis g pada

bidang .

iii.Panjang ruas garis adalah jarak titik ke garis g.


43

c) Jarak Titik ke Bidang

Jarak titik ke suatu bidang ada jika titik tersebut terletak di luar

bidang. Langkah-langkah menentukan jarak titik ke bidang

(titik berada diluar bidang ) adalah sebagai berikut.

i. Membuat garis g melalui titik dan tegak lurus bidang

ii. Garis g menembus bidang di titik

iii. Panjang ruas garis adalah jarak titik ke bidang

g
(a)
(b)

(c) g
Gambar 2.26

Gambar 2.26 (a) Jarak titik ke titik (b) jarak titik ke garis (c) jarak titik ke

bidang

2. Jarak Garis ke Garis, Garis ke Bidang, dan Bidang ke Bidang

a) Jarak dua garis sejajar

Jarak antara dua garis sejajar (misal garis g dan garis h) dapat

digambarkan sebagai berikut.

i. Membuat bidang yang melalui garis g dan garis h (Teorema 4)

ii. Membuat garis l yang memotong tegak lurus terhadap garis g

dan garis h, misal titik potongnya berturut-turut A dan B


44

iii. Panjang ruas garis adalah jarak antara garis g dan garis h

yang sejajar.

h
α
l
Gambar 2.27

b) Jarak garis dan bidang yang sejajar

Jarak antara garis dan bidang yang saling sejajar adalah panjang

ruas garis yang masing-masing tegak lurus terhadap garis dan

bidang tersebut.

Jarak antara garis g dan bidang yang sejajar dapat

digambarkan sebagai berikut:

i. Menentukan titik O pada garis g.

ii. Membuat garis l yang melalui titik O dan tegak lurus bidang .

iii. Garis l memotong atau menebus bidang di titik P.

iv. Panjang ruas garis adalah jarak antara garis g dan bidang

yang sejajar.
O
g

l
Gambar 2.28
45

c) Jarak dua bidang sejajar

Jarak antara bidang dan bidang yang sejajar dapat

digambarkan sebagai berikut.

i. Menentukan titik P pada bidang .

ii. Membuat garis k yang melalui titik P dan tegak lurus bidang .

iii. Garis k menembus bidang di titik Q.

iv. Panjang ruas garis adalah jarak antara bidang dan bidang

yang sejajar.
k

Gambar 2.29

d) Jarak dua garis bersilangan

Jarak dua garis yang bersilangan (misal garis g dan garis h)

dapat digambarkan sebagai berikut.

Cara I

i. Membuat garis g’ sejajar garis g sehingga memotong garis h.

Garis g’ dan garis h membentuk bidang .

ii. Membuat garis yang tegak lurus garis g dan bidang misal

garis k.
46

iii. Garis k memotong bidang di titik C, kemudian membuat

garis yang melalui titik C dan sejajar garis g’ misal garis l.

iv. Garis l memotong garis h di titik E.

v. Membuat garis melalui titik E pada l dan sejajar garis k

sehingga memotong garis g di titik D misal garis k’.

vi. Garis k’ tegak lurus garis g dan garis h. Jadi jarak garis g dan

garis h yang bersilangan adalah panjang ruas garis .

g
nD

k k’

h
C E l
g’

Gambar 2.30 Jarak Dua Garis Bersilangan 1

Cara II

i. Membuat garis g’ yang sejajar g dan memotong garis h.

ii. Membuat garis h’ yang sejajar h dan memotong garis g.

iii. Melalui garis g’ dan garis h membentuk sebuah bidang yaitu

bidang α.

iv. Melalui garis h’ dan garis g membentuk sebuah bidang yaitu

bidang β.
47

v. Titik P pada garis g, titik P diproyeksikan ke bidang α, maka

diperolah P’.

vi. Membuat garis melalui titik P’ yang sejajar g’ sehingga

memotong h di titik S, yaitu garis g’’.

vii. Titik S pada garis h ditarik garis yang sejajar ruas garis

sehingga memotong garis g.

viii. Panjang ruas garis adalah jarak antara garis g dan h.

h’
P
S’
β

g'’
g’
P’
h
S
α

Gambar 2.31 Jarak Dua Garis Bersilangan 2


48

2.8 Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika mempunyai beberapa tujuan yang harus dicapai,

diantaranya adalah meningkatkan prestasi belajar. Sejauh ini pembelajaran

matematika lebih didominasi oleh guru yang sifatnya monoton, sedangkan saat ini

dibutuhkan peserta didik yang aktif dalam pembelajaran. Peserta didik

diposisikan sebagai objek, sementara guru memposisikan sebagai satu-satunya

sumber informasi bagi peserta didik, dimana semua pengetahuan dipelajari

berasal dari guru.

Berdasarkan pengalaman di lapangan, sebagian besar peserta didik

beranggapan bahwa matematika itu sulit untuk dipelajari. Citra tentang sulitnya

matematika mempengaruhi pembelajaran matematika di sekolah, yang dalam

penelitian ini akan diukur melalui tingkat kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan untuk

menyelesaikan soal-soal non-rutin, dan soal-soal bentuk ini merupakan tingkatan

soal yang paling tinggi dalam soal-soal matematika.

Dimensi tiga merupakan salah satu materi pokok geometri yang objek

materinya bersifat abstrak sehingga untuk mempermudah pembelajarannya

memerlukan visualisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, CD Pembelajaran

dihadirkan untuk membantu memvisualisasikan objek-objek geometri khususnya

sub materi pokok jarak dalam ruang dimensi tiga.

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan

efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan

metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi
49

peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta

didik dalam mencapai tujuan pembelajaran (Mulyasa, 2009: 107).

Model pembelajaran CPS merupakan variasi dari pembelajaran dengan

pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan

kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sintaksnya adalah: mulai dari

fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan,

identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul

gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.

Peran guru dalam model pembelajaran CPS adalah menyajikan masalah,

mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pembelajaran

CPS tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang

memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar

pembelajaran CPS terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang

autentik dan bermakna yang dapat menggali ide-ide serta pengetahuan mereka

untuk memberikan kemudahan untuk melakukan penyelidikan dan menemukan

penyelesaian dari permasalahan tersebut.

Berdasarkan argumentasi tersebut, penulis menyatakan bahwa jika terdapat

dua kelas berbeda, yaitu kelas yang diajar dengan model pembelajaran CPS

berbantuan CD pembelajaran dan kelas yang diajar dengan pembelajaran

ekspositori maka diduga hasil belajar peserta didik pada materi tersebut dengan

model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran lebih baik dibandingkan

dengan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran ekspositori,

dengan ketercapaian KKM pada kelas dengan pembelajaran CPS berbantuan CD


50

pembelajaran lebih dari atau sama dengan 75% dari banyaknya peserta didik di

kelas tersebut.

Untuk memperjelas kerangka berpikir penelitian ini berikut disajikan bagan

kerangka berpikir.

Kemampuan berpikir kritis peserta didik rendah.


Hasil belajar peserta didik SMA Negeri 1 Sulang
pada materi dimensi tiga masih belum memuaskan.

Model pembelajaran CPS

Model pembelajaran kooperatif

CD Pembelajaran

Kemampuan berpikir kritis peserta didik tinggi.


Hasil belajar peserta didik SMA 1 Sulang pada materi
dimensi tiga mencapai ketuntasan individu dan klasikal.

Hasil belajar peserta didik SMA Negeri 1 Sukorejo pada materi


Efektif

Gambar 2.32 Bagan kerangka berpikir


dimensi tiga mencapai ketuntasan individu dan klasikal.peserta
2.9 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan
didik kerangka berpikir di atas, maka rumusan hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

(1) Hasil tes kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan

mengguanakan model pembelajaran CPS berbantuan CD

pembelajaran pada materi geometri kelas X mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM).


51

(2) Kemampuan berpikir kritis peserta didik pada kelas yang

melaksanakan pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran lebih

baik daripada kemampuan berpikir kritis peserta didik pada kelas

dengan pembelajaran Ekspositori.

(3) Terdapat pengaruh positif aktivitas peserta didik dalam pembelajaran

CPS berbantuan CD pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis

peserta didik pada materi geometri kelas X.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian

3.1.1 Populasi

Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran,

kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota

kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin di pelajari sifat-sifatnya, dinamakan

populasi (Sudjana, 2005: 6). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas X SMA Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang tahun pelajaran 2012/2013

yang berjumlah 204 siswa dan terdiri dari enam kelas yaitu dari kelas X1 sampai

dengan kelas X6.

3.1.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang akan diteliti (Sugiyono, 2007: 62). Apabila banyaknya populasi

besar dan peneliti tidak mungkin melakukan penelitian terhadap seluruh anggota

populasi karena keterbatasan tertentu, maka dilakukan penelitian sampel, yaitu

penelitian terhadap sebagian dari populasi dimana kesimpulan yang dihasilkan

pada sampel berlaku pada populasi. Proses generalisasi ini mengharuskan sampel

dipilih dengan benar sedemikian sehingga data sampel dapat mewakili data

populasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple

random sampling. Simple random sampling merupakan teknik sampling yang

52
53

mengambil secara acak anggota populasi tanpa memperhatikan strata dalam

populasi tersebut.

Arikunto (2006 : 134) mengemukakan bahwa populasi dengan banyak

anggota lebih dari 100 dapat diterapkan penelitian sampel dengan banyaknya

elemen sampel 20% sampai dengan 25% dari populasi atau lebih menyesuaikan

dengan kemampuan peneliti, luas wilayah pengamatan, dan besarnya resiko.

Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelompok peserta didik yaitu kelas X4

sebagai kelas eksperimen dan kelas kelas X6 sebagai kelas kontrol.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 3). Variabel dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran, serta

kemampuan berpikir kritis. Kedua variabel tersebut dapat dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab berubahnnya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan

variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007: 4). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran.

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi oleh adanya variabel independen (Sugiyono, 2007: 4). Variabel

dependen dalam penelitian ini yaitu kemampuan berpikir kritis.


54

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Salah satu langkah penting dalam kegiatan penelitian, dan hasilnya akan

berpengaruah terhadap langkah berikutnya adalah penentuan teknik pengumpulan

data dan penyusunan instrumen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian

pendidikan terdiri dari dua jenis yakni: (a) teknik pengukuran; dan (b) teknik non

pengukuran yang meliputi teknik angket atau kuisioner, wawancara, observasi,

dan dokumenter. Jenis alat pengukuran data atau instrumen untuk teknik

pengukuran antara lain berupa tes dan skala. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut.

3.3.1 Metode Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan, latihan, atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Metode tes

dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan

berpikir kritis pada pokok bahasan dimensi tiga. Soal tes ini dalam bentuk uraian.

Sebelum tes diberikan pada saat evaluasi terlebih dahulu diuji cobakan untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dari tiap-

tiap butir tes. Butir soal yang memenuhi kriteria valid, reliabel, dan mempunyai

daya pembeda yang signifikan akan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol sebagai evaluasi. Hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kemudian

digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian.


55

3.3.2 Metode Observasi

Pengamatan atau observasi (observation) adalah suatu teknik yang

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti (Arikunto, 2005:30).

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden

yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2011:203). Metode observasi dalam

penelitian ini digunakan untuk memperoleh data aktivitas siswa.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.

Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Keadaan Awal Siswa pada Kelas Perlakuan Keadaan Akhir


Diterapkan model
Nilai ulangan Pembelajaran CPS Hasil tes
Eksperimen (X4)
akhir semester berbantuan CD kemampuan
ganjil normal Pembelajaran. berpikir kritis
dan homogen Diterapkan pembelajaran
Kontrol (X6)
Ekspositori

3.4.2 Pelaksanaan Penelitian

Materi pokok yang diajarkan pada penelitian ini adalah materi dimensi tiga

dengan sub pokok bahasan jarak. Penelitian dilaksanakan selama lima kali
56

pertemuan, empat kali pertemuan digunakan untuk pembelajaran dan satu kali

pertemuan untuk evaluasi kemampuan berpikir kritis.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1) Menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian

2) Mengambil nilai ulangan akhir semester ganjil tahun 2012/2013

kelas X SMA Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang.

3) Menganalisis nilai semester ganjil dari kelas sampel untuk diuji

normalitas, homogenitas dan kesamaan rata-rata antara kedua kelas

tersebut.

4) Menentukan bentuk tes yang akan digunakan. Pada penelitian ini

bentuk tes yang digunakan berupa soal uraian.

5) Menyusun kisi-kisi soal tes uji coba kemampuan berpikir kritis.

6) Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada.

7) Melakukan uji coba instrumen tes uji coba pada kelas uji coba yaitu

kelas XI IPA 1.

8) Menganalisis hasil tes uji coba, sehingga dapat ditentukan butir soal

yang valid, reliabel, dan memiliki daya pembeda yang signifikan.

9) Menyusun instrumen penelitian. Instrumen dalam penelitian ini berupa

RPP, soal kuis dan soal pekerjaan rumah.

10) Melaksanakan pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran pada

kelas eksperimen, serta melakukan pembelajaran ekspositori pada kelas

kontrol.
57

11) Melakukan pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran pada

kelas eksperimen.

12) Melaksanakan tes untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol

13) Menganalisis data hasil tes kemampuan berpikir kritis dengan uji

normalitas, homogenitas, ketuntasan belajar, uji proporsi, uji perbedaan

rata- rata dan uji regresi.

14) Menyusun hasil penelitian.

3.5 Analisis Instrumen

3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data dengan cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

mudah diolah (Arikunto, 2006: 60). Instrumen pada penelitian ini adalah

instrumen tes kemampuan berpikir kritis untuk mengukur kemampuan berpikir

kritis peserta didik setelah diajar dengan model pembelajaran CPS berbantuan CD

pembelajaran. Tes yang akan diberikan pada penelitian ini adalah tes uraian.

3.5.2 Analisis Instrumen Penelitian

3.5.2.1 Analisis Validitas Tes

Validitas atau kesahihan adalah suatu ukuran menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Jadi suatu instrumen

(soal) dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur apa

yang hendak diukur (Arikunto, 2006: 168).


58

Untuk mengetahui validitas masing-masing soal digunakan rumus

korelasi product momen, yaitu

Keterangan:
: Koefisien korelasi antara X dan Y
N : Banyaknya subjek atau peserta didik yang diteliti
: Jumlah skor tiap butir soal
: Jumlah skor total
: Jumlah kuadrat skor butir soal
: Jumlah kuadrat skor total
(Arikunto, 2009: 72).
Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel kritis r product

moment, dengan taraf signifikansi . Jika maka item

tersebut dinyatakan valid.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Validitas Butir Soal

No Soal R Kriteria
1 0,63 Valid
2 373
0,27 Tidak Valid
3 0,89 Valid
4 0,79 Valid
5 0,78 Valid
6 0,87 Valid
7 0,91 Valid
8 0,27 Tidak Valid
9 0,78 Valid
10 0,84 Valid
59

3.5.2.2 Analisis Reliabilitas Tes

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes

dikatakan memiliki taraf kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap. Instrumen yang baik adalah instrumen yang

dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan

(Arikunto, 2009: 86).

Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan

rumus alpha sebagai berikut.

Keterangan:
: reliabilitas tes secara keseluruhan
: banyaknya item
: jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians total

Dengan rumus varians :

Keterangan:

X : skor pada belah awal dikurangi skor pada belah akhir;

N : jumlah peserta tes.

(Arikunto, 2009: 109-110)


60

Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai dikonsultasikan

dengan harga r tabel, jika maka item tes yang di uji cobakan

reliabel.

Klasifikasi reliabilitas soal yang digunakan dalam penelitian

disajikan pada tabel 3.3 berikut

Tabel 3.3 Klasifikasi reliabilitas soal

Interval Kriteria
0,80 ≤ ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 ≤ < 0,80 Tinggi
0,40 ≤ < 0,60 Cukup tinggi
0,20 ≤ < 0,40 Rendah
< 0,20 Sangat rendah

Berdasarkan hasil perhitungan tes uji coba diperoleh .

Jadi dapat disimpulkan bahwa butir soal tes reliabel dengan kriteria tinggi.

3.5.2.3 Analisis Taraf Kesukaran

Untuk soal uraian, teknik penghitungannya adalah dengan

menghitung berapa persen perserta didik yang gagal menjawab benar atau di

bawah batas lulus untuk tiap-tiap item. Menurut Arifin (2012: 273). Rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut.

TK = x 100%

Keterangan :

TK = tingkat kesukaran

TG = banyaknya peserta didik yang gagal

N = banyaknya peserta didik.


61

Berikut ini adalah kriteria taraf kesukaran butir soal:

Soal dengan 0%≤ TK ≤ 27% adalah soal mudah.

Soal dengan 27% < TK ≤ 72% adalah soal sedang.

Soal dengan 72% < TK ≤ 100% adalah soal sukar.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa butir soal ujicoba

kebanyakan termasuk dalam kriteria sedang. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Taraf Kesukaran Butir Soal

No Soal Taraf Kesukaran Keterangan


1 0,49 Sedang
2 0,80 Mudah
3 0,55 Sedang
4 0,59 Sedang
5 0,62 Sedang
6 0,41 Sedang
7 0,52 Sedang
8 0,51 Sedang
9 0,26 Sukar
10 0,21 Sukar

3.5.2.4 Analisis Daya Pembeda

Untuk menghitung signifikansi daya pembeda dari tiap-tiap item

untuk tes berbentuk uraian adalah dengan menghitung perbedaan dua buah

rata-rata (mean) yaitu antara mean kelompok atas dan mean untuk

kelompok bawah untuk tiap-tiap item soal. Rumus yang digunakan menurut

Arifin (2012: 278) adalah sebagai berikut.


62

Keterangan:
= daya pembeda
= rata-rata kelompok atas
= rata-rata kelompok bawah
= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas
= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah
N = 27 % x N (baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah).
Kriteria soal memiliki daya pembeda yang signifikan apabila

thitung > ttabel, dengan diperoleh dari peluang (1- ) dengan

dan df = .

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda

Interval Kriteria
0,40 ≤ Sangat baik
0,30 ≤ ≤ 0,39 Baik
0,20 ≤ ≤ 0,29 Cukup, soal perlu perbaikan
≤ 0,19 Kurang baik, soal harus dibuang

Berdasarkan hasil analisis ujicoba diperoleh hasil sebagai berikut,

sebagaimana yang disajikan pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Daya Pembeda Butir Soal

No Soal Daya Pembeda Keterangan


1 0,24 Cukup, soal perlu perbaikan
2 0,06 Kurang baik, soal harus dibuang
3 0,43 Sangat baik
4 0,3 Baik
5 0,37 Baik
6 0,34 Baik
7 0,46 Sangat baik
8 0,06 Kurang baik, soal harus dibuang
9 0,28 Cukup, soal perlu perbaikan
10 0,23 Cukup, soal perlu perbaikan
63

Berdasarkan analisis hasil tes ujicoba dari kelas ujicoba, ditentukan

bahwa soal yang digunakan untuk penelitian adalah butir soal no 1, 3, 4, 5,

6, 7, 9, dan 10 dikarenakan butir–butir soal tersebut sudah dinyatakan valid,

reliabel dan mempunyai daya pembeda yang signifikan, dan juga telah

mewakili indikator-indikator materi yang ditentukan. Sedangkan butir soal

no 2 dan 8 tidak digunakan dikarenakan butir soal tersebut tidak valid, dan

mempunyai daya pembeda yang tidak signifikan.

3.6 Analisis Data Awal

3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahi apakah sampel yang

diambil berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Menurut Sugiyono

(2011: 75) penggunaan statistik parametris, bekerja dengan asumsi bahwa

data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis terdistribusi normal. Bila

tidak normal maka teknik statistik parametris tidak dapat digunakan untuk

alat analisis. Untuk data yang tidak terdistribusi normal, kita dapat

menggunakan teknik statistik nonparametris.

Suatu data berdistribusi normal jika data di atas dan di bawah rata-rata

adalah sama, demikian juga simpangan bakunya (Sugiyono, 2011: 76). Pada

penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji .


64

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Menentukan jumlah kelas interval.

2) Menentukan panjang kelas interval.

3) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk menghitung

hitung.

4) Menghitung frekuensi harapan

5) Menghitung dengan rumus:

6) Menbandingkan harga dengan . Jika harga

kurang dari harga maka data terdistribusi normal

dan sebaliknya.

3.6.2 Uji Homogenitas

Menurut Arikunto (2006: 320-321) di samping pengujian terhadap

normal tidaknya distribusi data pada sampel, perlu kiranya penulis

melakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian

sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari

populasi yang sama.

Untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel

mempunyai varians yang sama atau tidak maka dilakukan uji homogenitas

dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

: varians yang besar


65

: varians yang kecil.

Dengan hipotesis statistik sebagi berikut.

, yang berarti distribusi bersifat homogen.

, yang berarti distribusi bersifat tidak homogen atau

menyebar.

Setelah diperoleh , maka ini dibandingkan dengan

. Jika maka diterima dan sebaliknya.

3.6.3 Uji Kesamaan Rata-rata (Uji t)

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil

belajar UAS semester 1 peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol

sama. Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji t.

Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

dengan

rata-rata hasil belajar UAS semester 1 peserta didik kelas eksperimen.

rata-rata hasil belajar UAS semester 1 peserta didik kelas kontrol.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.


66

dengan

Keterangan:

= rata-rata kemampuan awal pemecahan masalah peserta didik pada

kelas eksperimen,

= rata-rata kemampuan awal pemecahan masalah peserta didik pada

kelas kontrol,

= jumlah peserta didik pada kelas eksperimen,

= jumlah peserta didik pada kelas kontrol,

s = simpangan baku,

= simpangan baku kelas eksperimen, dan

= simpangan baku kelas kontrol.

Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika

dengan (Sudjana, 2005: 239).

3.7 Analisis Data Akhir

3.7.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut.

H0: data berdistribusi normal.

H1: data tidak berdistribusi normal.


67

Untuk uji normalitas digunakan uji chi-kuadrat, dengan rumus:

Keterangan :

Oi: frekuensi hasil engamatan

Ei: frekuensi hasil yang diharapkan

k: jumlah kelas interval

(Sudjana 2005:273).

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika dan dalam

hal lainnya H0 diterima dimana derajat kebebasan dk = k-3 dan taraf

signifikasi yang digunakan dalam penelitian .

3.7.2 Uji Homogenitas

Uji kesamaan varians ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

kelompok sampel memiliki varians yang sama ataukah tidak. Pada

pengujian kesamaan varians untuk dua sampel, Hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut.

Untuk menguji kesamaan varians digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

Vb: varians yang lebih besar

Vk: varians yang lebih kecil; (Sudjana, 2005:250).


68

Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak maka

di konsultasikan dengan dengan taraf nyata dalam penelitian

ini adalah 5%, dk pembilang = dan dk penyabut = .

Keterangan:

: banyaknya data yang variansnya lebih besar

: banyaknya data variansnya lebih kecil

Jika maka diterima, yang berarti kedua kelompok

tersebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan homogen.

3.7.3 Uji Hipotesis I (Uji Ketuntasan Belajar)

Uji Hipotesis I dilakukan untuk menguji apakah hasil belajar peserta

didik pada materi dimensi tiga dengan model pembelajaran CPS berbantuan

CD pembelajaran dapat mencapai ketuntasan. Indikator mencapai

ketuntasan belajar yaitu mencapai ketuntasan individual dan ketuntasan

klasikal. Ketuntasan individual didasarkan pada Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah sebesar 70. Sementara

kriteria ketuntasan klasikal yaitu presentase peserta didik yang mencapai

ketuntasan individual minimal sebesar 75%. Uji ketuntasan klasikal

menggunakan uji proporsi satu pihak.

Untuk uji proporsi, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H0:

Ha:
69

Kriteria pengujian yang digunakan adalah tolak H0 jika .


(Sudjana 2005: 234).

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

z : nilai t yang dihitung.


x : banyaknya peserta didik yang tuntas secara individual.
: nilai yang dihipotesiskan.
n: jumlah anggota sampel. (Sudjana 2005: 233).

3.7.4 Uji Hipotesis II (Uji Perbedaan Dua Rata-rata)

Untuk Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan rata-rata tes kemampuan berpikir kritis peserta didik dari kedua

kelompok sampel. Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan

menggunakan uji t. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

H0:

H1:

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

dengan

(Sudjana 2005: 239)

Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika

(Sudjana, 2005: 243).


70

3.7.5 Uji Hipotesis III (Uji Regresi)

Uji Regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas

peserta didik terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik.

3.7.5.1 Uji Keberartian Regresi

Hipotesis

koefisien arah regresi tidak berarti ( )

koefisien arah regresi berarti ( )

Jika dengan pembilang penyebut

– dengan taraf signifikansi , maka ditolak. Jadi

koefisien arah regresi berarti.

Jika dengan pembilang penyebut

– dengan taraf signifikansi , maka diterima. Jadi

koefisien arah regresi tidak berarti (Sugiyono, 2007: 273).

3.7.5.2 Uji Linearitas Regresi

Uji linear ini digunakan untuk mengetahui apakah garis

regresi antara dan membentuk garis linear atau tidak. Kalau tidak

linear maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan.

(persamaan regresi membentuk garis linear)

(persamaan regresi tidak membentuk garis linear)


71

Jika dengan pembilang – dan

penyebut – dengan taraf signifikansi , maka

ditolak. Jadi persamaan regresi non linear.

Sedangkan jika dengan pembilang

– dan penyebut – dengan taraf signifikansi

, maka diterima. Jadi persamaan regresi linear (Sugiyono,

2007:274).

3.7.5.3 Koefisien Korelasi pada Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel bebas

dan variabel terikat dengan banyaknya kumpulan data

adalah digunakan rumus

, (Sugiyono, 2007:274).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

tidak ada hubungan antara aktivitas peserta didik terhadap

kemampuan berpikir kritis

ada hubungan antara aktivitas peserta didik terhadap kemampuan

berpikir kritis

Jika dengan dan taraf signifikansi

, maka ditolak, dengan kata lain ada hubungan antara

aktivitas peserta didik terhadap kemampuan berpikir kritis.


72

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh antara aktivitas siswa dan kemampuan

pemecahan masalah.
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang akan diuraikan adalah pelaksanaan penelitian,

analisis data awal yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji kesamaan

rata-rata dan analisis data akhir yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji

ketuntasan belajar, uji perbedaan rata-rata, dan uji regresi linear sederhana.

4.1.1 Analisis Data Awal

Analisis data awal dalam penelitian ini adalah analisis nilai akhir semester

ganjil kelas sampel yang digunakan untuk mengetahui apakah sampel kelas yang

akan digunakan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari kondisi

sama. Analisis data awal ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji

kesamaan rata-rata. Berikut adalah deskripsi data awal yang diperoleh.

Tabel 4.1 Data Awal (Nilai UAS Semester Ganjil)


No Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Nilai tertinggi 95 92
2 Nilai terendah 52 54
3 Rata-rata 73,4 73,97
4 Varians 113,07 91,49
5 Simpangan baku 10,63 9,57

4.1.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah nilai ulangan

akhir semester ganjil pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, berdistribusi

normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data sampel yang diperoleh

73
74

digunakan uji Chi-Kuadrat. Kriteria pengujiannya adalah data dikatakan normal

jika dengan taraf signifikansi atau .

Dari perhitungan statistik untuk kelas X4 sebagai kelas eksperimen

diperoleh dan dengan dan .

Oleh sebab , maka H0 diterima. Dengan demikian, data awal

kelas eksperimen yang diperoleh berdistribusi normal.

Sedangkan untuk kelas X6 sebagai kelas kontrol diperoleh nilai

dan dengan dan . Oleh

sebab , maka H0 diterima. Dengan demikian, data awal kelas

kontrol yang diperoleh juga berdistribusi normal. Untuk perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15.

4.1.1.2 Uji Homogenitas

Untuk menguji homogenitas data awal, peneliti menggunakan uji varians.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh bahwa dan

. Karena akibatnya H0 diterima. Artinya data

awal yang diperoleh baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang digunakan

dalam penelitian mempunyai varians yang homogen. Untuk perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.

4.1.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata

Selanjutnya, peneliti menguji kesamaan dua rata-rata nilai ulangan akhir

semester ganjil kelas kontrol dan eksperimen menggunakan uji statistik

parametrik yaitu dengan menggunakan uji t. Berdasarkan perhitungan yang


75

dilakukan diperoleh dan dengan dan

. Oleh karena maka H0

diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol yaitu dengan rata-rata antara dan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peserta didik mempunyai

kemampuan yang sama sebelum dikenai perlakuan oleh peneliti. Untuk

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17.

4.1.2 Analisis Data Akhir

Analisis data akhir dalam penelitian ini adalah analisis nilai tes

kemampuan berpikir kritis yang diperoleh dari hasil evaluasi atau test peserta

didik. Analisis data akhir ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, kemudian

dilanjutkan dengan uji hipotesis penelitian. Berikut adalah deskripsi data

kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diperoleh.

Tabel 4.2 Data Kemampuan Berpikir Kritis


No Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Nilai tertinggi 85 60
2 Nilai terendah 60 46
3 Rata-rata 75,03 62,31
4 Varians 42,73 36,22
5 Simpangan baku 6,54 6,02

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data akhir dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-

Kuadrat. Kriteria pengujiannya, data dikatakan normal jika

dengan taraf signifikansi atau .


76

Dari perhitungan statistik untuk kelas X4 sebagai kelas eksperimen

diperoleh dan dengan derajat kebebasan 5

dan . Oleh sebab , maka H0 diterima. Dengan

demikian, data akhir kelas eksperimen yang diperoleh berdistribusi normal.

Untuk kelas X6 sebagai kelas kontrol diperoleh dan

dengan derajat kebebasan 5 dan . Oleh sebab

, maka H0 diterima. Dengan demikian, data akhir kelas kontrol

yang diperoleh juga berdistribusi normal. Untuk perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiaran 19.

4.1.2.2 Uji Homogenitas

Untuk menguji homogenitas data akhir, peneliti menggunakan uji

Varians. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa

dan . Karena akibatnya

H0 diterima. Artinya data akhir yang diperoleh baik kelas eksperimen maupun

kelas kontrol dalam penelitian ini mempunyai varians yang homogen. Untuk

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20.

4.1.2.3 Uji Hipotesis I (Uji Ketuntasan Belajar)

Uji hipotesis I dalam penelitian ini adalah uji ketuntasan belajar peserta

didik yang digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar peserta didik yang

diajar dengan menerapkan model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran

dapat mencapai ketuntasan secara individual maupun secara klasikal. Ketuntasan

individual didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dalam

penelitian ini KKM di SMA Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang untuk mata
77

pelajaran matematika adalah 70. Sementara kriteria ketuntasan klasikal yaitu

persentase banyaknya peserta didik yang mencapai ketuntasan individual minimal

sebesar 75%.

Untuk uji ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi satu pihak yaitu

pihak kanan. Hipotesis yang diajukan adalah sedangkan

. Kriteria yang digunakan yaitu tolak H0 jika ,

dengan . Berdasarkan hasil perhitungan uji proporsi satu pihak diperoleh

. Dengan diperoleh . Karena

maka H0 ditolak, artinya hasil belajar kelas eksperimen dapat

mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.

Berdasarkan hasil uji t dan uji proporsi dapat disimpulkan bahwa kelas

yang diajar dengan model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran dapat

mencapai ketuntasan belajar, yakni sebanyak 30 peserta didik dari 35 peserta

didik telah mencapai ketuntasan belajar atau dapat dikatakan ketuntasan belajar

secara klasikalnya mencapai Untuk perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 21.

4.1.2.4 Uji Hipotesis II (Uji Perbedaan Dua Rata-rata)

Uji hipotesis II dalam penelitian ini adalah uji perbedaan dua rata-rata

hasil tes kemampuan berpikir kritis antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Pada tabel, perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah

75,03 dan 62,31. Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji t.

Hipotesis yang diuji yaitu H0: dan H1: . Kriteria yang digunakan

adalah H0 diterima jika dan sebaliknya.


78

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh sedangkan

α . Karena maka

H0 ditolak. Artinya, rata-rata skor kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen

yang diajar dengan model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran pada

pembelajaran materi jarak dalam benda berdimensi tiga lebih baik daripada kelas

kontrol. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran CPS berbantuan CD

pembelajaran dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan

penerapan model pembelajaran ekspositori. Untuk perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 22.

4.1.2.5 Uji Hipoteis III (Uji Regresi)

Uji regresi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh aktivitas peserta didik terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik

pada kelas eksperimen. Uji regresi dalam penelitian ini meliputi uji keberartian

regresi, uji linearitas regresi, dan uji koefisien korelasi pada regresi linear

sederhana. Berikut adalah data hasil perhitungan uji regresi.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Persamaan Regresi

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai dan nilai

. Sehingga, persamaan regresi linier sederhana .

Artinya, jika nilai aktivitas bertambah 1 satuan maka nilai kemampuan berpikir

kritis akan bertambah


79

4.1.2.5.1 Uji Keberartian Regresi

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Analisis Varians


Sumber Varians JK KT F F (tabel)
Total 198478
Koefisien (a) 197025,03 197025,03
Regresi (bIa) 348,96 348,96 10,43 4,14
Residu 1104,01 33,45
Galat 1452,97 80,72 -3,47 2,27
Tuna Cocok -348,96 -23,26

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh sedangkan

dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 33 diperoleh . Karena

maka ditolak sehingga koefisien regresi berarti.

4.1.2.5.2 Uji Linearitas Regresi

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh sedangkan

dengan dk pembilang = 15 dan dk penyebut = 18 diperoleh nilai

. Karena maka dapat dikatakan bahwa persamaan

regresi linear.

4.1.2.5.3 Koefisien Korelasi pada Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui adanya hubungan atau tidak antara aktivitas peserta

didik dan kemampuan berpikir kritis peserta didik dapat dihitung korelasinya.

Dari hasil perhitungan diperoleh , dengan dan

diperoleh nilai Karena maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan sebesar antara aktivitas

peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Atau dengan kata
80

lain, terdapat hubungan positif dan signifikan yang sedang antara aktivitas peserta

didik dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Koefisien determinasinya Hal ini berarti nilai

rata-rata kemampuan berpikir kritis peserta didik ditentukan oleh

aktivitas yang dilakukan peserta didik, melalui persamaan regresi linear sederhana

. Sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain.

Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.

4.2 Pembahasan

Pembahasan yang akan diuraikan meliputi proses pelaksanaan

pembelajaran pada kelas eksperimen, pelaksanaan pembelajaran pada kelas

kontrol, dan kesesuaian hasil penelitian dengan teori yang mendukung.

4.2.1 Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen

Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran CPS berbantuan

CD pembelajaran. Pembelajaran dilakukan sebanyak empat kali pertemuan dan

satu kali pertemuan untuk evaluasi. Pada awal pembelajaran terlebih dahulu guru

menjelaskan tentang model pembelajaran yang digunakan, tujuan pembelajaran

serta memberikan motivasi kepada siswa. Guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan awal yang memancing pemikiran siswa sehingga siswa tertarik

terhadap materi yang akan diajarkan. Guru menjelaskan sedikit materi prasyarat

untuk materi jarak dalam ruang dimensi tiga. Kemudian guru menjelasakan

teorema tentang dua garis yang sejajar, garis sejajar bidang, bidang-bidang yang

sejajar, garis tegak lurus bidang dengan bantuan CD pembelajaran.


81

Kemudian guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5

orang peserta didik, setelah itu guru memberikan soal latihan yang berisi

permasalahan kepada masing-masing kelompok dan membimbing peserta didik

untuk mengumpulkan informasi dari permasalahan yang diberikan. Peserta didik

dari masing-masing kelompok diminta untuk saling mengungkapkan pendapatnya

secara logis dan kritis tentang strategi penyelesaian masalah yang diberikan.

Selanjutnya guru memfasilitasi peserta didik dari masing-masing

kelompok untuk mendiskusikan dan memilih strategi yang tepat dengan

bersungguh-sungguh untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Kemudian

peserta didik menerapkan strategi yang telah dipilih oleh masing-masing

kelompoknya untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, kemudian

dilanjutkan dengan perwakilan dari kelompok tersebut untuk mempresentasikan

hasil diskusinya di depan kelas. Terakhir guru memberi tanggapan kepada

kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Berdasarkan pertemuan I, pembelajaran masih terdapat kekurangan selama

proses pelaksanaanya. Kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran belum

terlaksana dengan baik karena model CPS merupakan hal yang baru peserta didik

sehingga masih cukup banyak penyesuaian yang harus dilakukan peserta didik.

Selain itu ada beberapa peserta didik yang tidak mau menerima kelompok yang

telah ditentukan. Peran guru dalam membimbing peserta didik dalam

mengorganisasi tugas-tugas masih perlu ditingkatkan karena masih terdapat

beberapa kelompok yang belum memahami tugas yang harus diselesaikan

sehingga masih banyak peserta didik yang langsung bertanya pada guru sebelum
82

bertanya kepada anggota kelompok yang lain. Selain itu pokok bahasan jarak

dalam ruang dimensi tiga yang dianggap sulit oleh kebanyakan peserta didik juga

masih menjadi kendala utama.

Pemahaman peserta didik tentang materi pendukung yaitu materi dimensi

dua masih kurang, harus diingatkan lagi. Abstraksi beberapa peserta didik masih

rendah, hal ini terlihat pada saat menyebutkan bahwa alas kubus berbentuk jajar

genjang. Akan tetapi setelah guru memvisualkan kubus dengan menggunakan CD

pembelajaran hal tersebut dapat terselesaikan. Respon terhadap pertanyaan guru

sudah cukup baik, tetapi komunikasi dalam kelompok masih perlu ditingkatkan.

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II sudah lebih baik dari

pertemuan sebelumnya. Peserta didik sudah cukup memahami model

pembelajaran yang dirancang sehingga mengetahui tugas yang harus dilakukan.

Perhatian peserta didik terhadap guru dan media pembelajaran juga lebih dari

pertemuan sebelumnya.

Partisipasi peserta didik dalam berkelompok sudah semakin baik, sebagian

anggota kelompok sudah berbagi tugas. Interaksi antar peserta didik belum

terlaksana dengan maksimal, mereka masih canggung untuk saling bertanya dan

menjelaskan dengan teman sekelompoknya sehingga masih sering bertanya

kepada guru bila menemui kesulitan. Respon terhadap pertanyaan guru sudah

lebih baik, demikian juga komunikasi dalam kelompok. Kemampuan untuk

menghubungkan materi yang dipelajari dengan materi sebelumnya masih kurang.

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan III lebih baik daripada

pertemuan II. Guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan lengkap dan
83

memunculkan masalah dengan baik. Peserta didik sudah menikmati model

pembelajaran dan manfaat CD pembelajaran. Dalam menyimpulkan materi pada

pertemuan III ini, guru masih berperan cukup banyak karena peserta didik masih

kesulitan dalam merangkai kata-kata.

Partisipasi peserta didik dalam kelompok pada pertemuan III juga

meningkat dibanding pertemuan II dan pertama. Partisipasi peserta didik sudah

semakin baik, sebagian anggota kelompok sudah berbagi tugas. Interaksi antar

peserta didik sudah terlaksana dengan maksimal, mereka sudah saling bertanya

dan menjelaskan dengan teman sekelompoknya. Kemampuan peserta didik untuk

melakukan pemodelan dan menentukan strategi sendiri untuk menyelesaikan soal

sudah lebih baik. Respon terhadap pertanyaan guru sudah lebih baik, demikian

juga komunikasi dalam kelompok. Kemampuan mereka dalam menghubungkan

materi juga sudah berkembang.

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan IV sudah jauh lebih baik dari

pertemuan-pertemuan sebelumnya. Peserta didik sudah asyik dengan materi yang

dipelajari, menikmati media pembelajaran yang digunakan dalam penmyampaian

materi dan juga dalam kerja kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang

diberikan selain itu, antusias saat mengerjakan tugas kelompok juga semakin

tinggi. Peran guru dalam pertemuan ini sudah tidak terlalu banyak guru hanya

sebagai fasilitator dalm proses pembelajaran.

Hasil tes kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen mempunyai

rata-rata . Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai , ini

berarti nilai kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen


84

berdistribusi normal. Dari perbandingan nilai varians yang diperoleh,

menunjukkan hasil tes kemampuan berpikir kritis kedua kelas homogen. Hasil

perhitungan uji ketuntasan belajar individual kelas eksperimen diperoleh

dan , artinya kelas eksperimen mencapai

ketuntasan individual. Sedangkan uji ketuntasan klasikal kelas eksperimen

diperoleh dan , sehingga dapat disimpulkan

bahwa proporsi peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar lebih dari 75%,

sehingga dapat dinyatakan bahwa peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar

secara klasikal. Hasil uji perbedaan dua rata-rata dipeoleh dan

, ini artinya rata-rata kemampuan berpikir kritis pada materi

dimensi tiga dengan model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran lebih

dari rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas dengan pembelajaran ekspositori.

Sedangkan untuk hasil uji regresi diperoleh persamaan regresi linier

sederhana . Untuk uji keberartian regresi diperoleh

dan , ini artinya koefisien regresi berarti. Untuk

uji linearitas regresi diperoleh dan maka dapat

dikatakan bahwa persamaan regresi linear. Sedangkan untuk koefisien korelasi

regresinya diperoleh , dan sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan sebesar antara

aktivitas peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Atau

dengan kata lain, terdapat hubungan positif dan signifikan yang sedang antara

aktivitas peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik.


85

Koefisien determinasinya Hal ini berarti bahwa

nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis peserta didik ditentukan oleh

aktivitas yang dilakukan peserta didik, melalui persamaan regresi linear sederhana

. Sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain.

4.2.2 Proses Pembelajaran Kelas Kontrol

Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol adalah pembelajaran

ekspositori Sama seperti di kelas eksperimen, pembelajaran dilakukan sebanyak

empat kali pertemuan dan satu kali pertemuan untuk evaluasi. Metode yang

digunakan adalah ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Dalam

pembelajaran ekspositori, guru menjelaskan materi secara urut, selanjutnya guru

memberikan beberapa contoh soal latihan. Kemudian guru memberikan soal-soal

latihan untuk dikerjakan di buku latihan. Setelah selesai mengerjakan soal,

beberapa peserta didik diminta untuk mengerjakan soal tersebut di papan tulis.

Guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik mengenai hal-hal

yang belum dipahami. Di akhir pembelajaran, guru menegaskan kembali tentang

materi yang telah dipelajari kemudian memberi tugas rumah.

Pada kelas dengan pembelajaran ekspositori, peserta didik mengikuti

pelajaran dengan tenang karena guru dapat lebih mudah mengorganisasikan

peserta didik. Peserta didik duduk dan memperhatikan guru menerangkan materi

pelajaran. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa peserta didik hanya menerima

materi yang diberikan guru secara pasif. Dalam pembelajaran, tidak ada interaksi

yang berarti di antara peserta didik, sehingga jarang terjadi proses berbagi ide-ide

tertentu dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Hal semacam ini justru


86

mengakibatkan guru kurang memahami pemahaman peserta didik, karena peserta

didik yang sudah jelas atau belum hanya diam saja. Peserta didik yang belum jelas

kadang tidak berani atau malu untuk bertanya pada guru. Pada waktu mengerjakan

soal latihan hanya peserta didik yang pandai saja yang serius mengerjakan soal

yang diberikan oleh guru sedangkan yang lain lebih asyik bercerita dengan

temannya.

Permasalahan lain yang dihadapi oleh peserta didik adalah kemampuan

abstraksi terhadap benda-benda dalam dimensi tiga karena tidak menggunakan

media yang dapat memvisualkan benda-benda tersebut. Pada pembelajaran

ekspositori tidak menggunakan sistem kelompok sehingga masalah yang

diberikan harus dikerjakan sendiri, oleh karena itu pemahaman peserta didik

dalam memahami arti atau maksud soal yang diberikan agak lambat dan

kecepatan berhitung pun agak lambat sehingga memakan banyak waktu, serta

kemampuan berpikir kritis peserta didik tidak berkembang, hal ini mengakibatkan

tidak tercapainya tujuan pembelajaran sehingga kemampuan berpikir kritis peserta

didik tidak akan meningkat.

Dalam proses pembelajaran, baik di kelas eksperimen maupun kelas

kontrol, siswa diarahkan untuk melatih kemampuan berpikir kritisnya. Proses

pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Setelah proses pembelajaran selesai, siswa diberikan tes untuk

mengukur kemampuan berpikir kritis.

Berdasarkan analisis hasil penelitian, kita ketahui bahwa kemampuan

berpikir kritis kelas eksperimen lebih baik dari kemampuan berpikir kritis kelas
87

kontrol. Hal ini disebabkan karena kedua kelas ini diberi perlakuan yang berbeda.

Pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran CPS

berbantuan CD pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan

pembelajaran ekspositori.

Suatu proses pembelajaran juga dikatakan efektif apabila seluruh peserta

didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. Hal ini dapat

dilihat dari meningkatnya kemampuan berpikir kritis peserta didik dan kerjasama

peserta didik dalam kelompoknya.

Pelaksanaan model pembelajaran yang monoton dapat menyebabkan

kejenuhan pada peserta didik, untuk lebih memotivasi dan menghindari kejenuhan

pada peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran, guru dapat mengadakan

variasi pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan, memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengkonstruk ide-ide mereka sendiri. Hambatan yang

dialami selama proses pembelajaran kiranya dapat menjadi tinjauan bagi guru

dalam melaksanakan pembelajaran serupa agar dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis peserta didik.

Penerapan model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran

memiliki langkah-langkah yang membuat peserta didik lebih aktif dan lebih dapat

memahami materi serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.

Guru tidak sekadar memberikan pengetahuan kepada peserta didik, melainkan

memfasilitasi peserta didik untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga

peserta didik memiliki pemahaman yang lebih mantap terhadap materi jarak

dalam dimensi tiga. Hal tersebut sebagaimana yang telah diketahui secara luas di
88

dunia pendidikan bahwa peserta didik akan lebih mantap dalam memahami suatu

materi jika mereka tidak hanya mendengarkan atau melihat saja, peserta didik

hendaknya berperan langsung dalam berinteraksi dengan lingkungan belajar untuk

menerapkan dan mengkomunikasikan pengetahuannya.

Berdasarkan hasil analisis data terlihat bahwa kemampuan berpikir kritis

peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Ini sesuai

dengan teori belajar Piaget yang menyatakan bahwa pembelajaran yang berpusat

pada proses berfikir peserta didik dan peran peserta didik yang lebih diutamakan

akan memberikan hasil yang lebih baik. Ini sesuai dengan model pembelajaran

yang peneliti terapkan pada kelas eksperimen, bahwa pada kelas eksperimen

peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dengan adanya

permasalahan yang harus mereka kerjakan sendiri dengan pola pikir mereka,

berdiskusi dengan teman, tidak semata-mata hanya mendengarkan penjelasan dari

guru itu jauh lebih mudah diingat oleh peserta didik.

Sebagaimana teori belajar dari Jerome Bruner yang menyatakan bahwa

pembelajaran itu harus menumbuhkan pengalaman baru dan dapat menarik

peserta didik. Model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran merupakan

model pembelajaran serta media yang belum pernah mereka temui sebelumnya,

itu menjadi pengalaman baru bagi peserta didik yang membuat mereka lebih

tertarik dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari

hasil rata-rata tes kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen yang lebih baik
89

dari kelas kontrol yang mana peserta didik hanya mendengarkan penjelasan dari

guru tanpa ada diskusi kelompok ataupun permasalahan yang diberikan.

Pada penelitian ini juga menunjukkan keberhasilan penerapan model

pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran terhadap kemampuan berpikir

kritis peserta didik kelas ekperimen dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis

sebesar , sedangkan rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas kontrol

sebesar . Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kelas eksperimen

mencapai ketuntasan individual dan klasikal dengan proporsi lebih dari 75%

peserta didik mencapai nilai KKM yang ditetapkan. Analisis hasil tes

kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata

diperoleh hasil sedangkan α

yang menunjukkan bahwa rata-rata skor kemampuan berpikir kritis kelas

eksperimen yang menerapkan model pembelajaran CPS berbantuan CD

pembelajaran untuk materi jarak pada benda berdimensi tiga lebih baik daripada

kelas dengan pembelajaran ekspositori.

Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab adanya perbedaan rata-rata

kemampuan berpikir kritis antara peserta didik yang mendapat perlakuan model

pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran dengan peserta didik yang

mendapat perlakuan pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut.

(1) Pada model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran, guru

menyediakan pengalaman belajar yang dirancang dalam bentuk kelompok

yang membantu peserta didik dalam memahami materi dan membangun


90

pengetahuannya sendiri dengan bimbingan guru. Akibatnya, peserta didik

lebih mudah mengingat materi yang telah dipelajari. Pada pembelajaran

ekspositori, peserta didik lebih pasif dalam menerima materi, sehingga

kemampuan peserta didik dalam memahami materi sangat bergangtung pada

kemampuan individu.

(2) Melalui model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran, pembelajaran

menjadi lebih menarik karena menggunakan media sehingga peserta didik

menjadi semangat dan termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. Indikator

meningkatnya semangat peserta didik tersebut adalah keaktifan peserta didik

dalam menyampaikan pendapat, hasil diskusi, dan menangggapi pendapat

temannya. Pada pembelajaran ekspositori, guru yang hanya menerangkan dan

membahas soal secara klasikal yang membuat peserta didik kurang aktif

dalam menyampaikan gagasan. Proses bertanya pun juga hanya akan

didominasi oleh beberapa peserta didik yang memiliki keberanian cukup besar

untuk menyampaikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan guru.

(3) Penerapan model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran membuat

peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang

sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan

temannya. Melalui diskusi dalam kelompok, akan terjalin komunikasi dimana

peserta didik saling berbagi ide atau pendapat.

(4) Pada pembelajaran kooperatif, pembagian kelompok dilakukan secara merata.

Pada setiap kelompok, peserta didik yang memiliki kemampuan akademik

tinggi dapat membantu peserta didik dengan kemampuan rendah pada saat
91

berdiskusi memahami suatu konsep. Hal tersebut jarang terjadi pada

pembelajaran ekspositori.

Kelebihan dalam penelitian ini antara lain: (1) pembelajaran CPS

berbantuan CD pembelajaran dapat mengantarkan peserta didik mencapai

ketuntasan belajar baik ketuntasan individual maupun klasikal, (2) pembelajaran

CPS berbantuan CD pembelajaran lebih baik digunakan untuk

menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis daripada pembalajaran

ekspositori. Namun demikian dalam penelitian ini juga masih didapati kelemahan

antara lain memerlukan waktu yang relatif lama dan membutuhkan banyak tenaga

untuk melakukan pengamatan aktivitas serta sarana dan prasarana yang

mendukung seperti komputer dan LCD.

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas peserta

didik pada kelas eksperimen berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir

kritis peserta didik. Dari hasil analisis regresi, diperoleh persamaan regresi linier

sederhana sebagai berikut . Sedangkan untuk koefisien

determinasinya diperoleh bahwa hasil tes kemampuan berpikir kritis peserta didik

dipengaruhi oleh keaktivan peserta didik, sedangkan sisanya sebesar

dipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh positif aktivitas peserta didik yang memperoleh materi pembelajaran

dengan model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran terhadap

kemampuan berpikir kritis peserta didik.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai keefektifan model

pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran terhadap kemampuan berpikir

kritis pada materi pokok dimensi tiga, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Hasil tes kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan model

pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran pada materi geometri kelas

dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan

yaitu 70 dan banyaknya peserta didik yang mencapai KKM adalah

2. Kemampuan berpikir kritis peserta didik yang melaksanakan pembelajaran

CPS berbantuan CD pembelajaran pada materi geometri kelas yaitu

sebesar lebih baik daripada kemampuan berpikir kritis peserta didik

yang melaksanakan pembelajaran ekspositori yaitu sebesar .

3. Terdapat pengaruh positif aktivitas peserta didik pada pembelajaran CPS

berbantuan CD pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis peserta

didik pada materi geometri kelas yaitu sebesar dan termasuk

dalam kategori sedang.

92
93

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat direkomendasikan peneliti

adalah sebagai berikut.

1. Model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran dapat digunakan

sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Sulang

Kabupaten Rembang pada materi dimensi tiga.

2. Guru matematika di SMA Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang diharapkan

dapat menerapkan model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran

untuk memberikan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis yang lebih

baik.

3. Guru dalam pelaksanaan pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran

hendaknya memperhatikan perencanaan waktu dan peningkatan

kedisiplinan pada peserta didik sehingga pembelajaran dapat lebih efektif.


DAFTAR PUSTAKA

Anni, Chatarina Tri. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK


UNNES.

Arifin, Zaenal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:


Rineka Cipta.

Ennis, R. H. (2000). A Super-Streamlined Coonception of


Critical Thinking.
http://www.criticalthinking.net/ssConcCTApr3.html
[diakses 5 Januari 2013].

Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan


Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hudojo, Herman. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran


Matematika. Malang: Jurusan Matematika FMIPA
Universitas Negeri Malang.

Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan


Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Muslich, M. 2008. Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis


Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Media Prenada.

Shadiq, Fadjar. 2009. Diklat Instruktur Pengembangan Matematika


SMA Jenjang Lanjut: Kemahiran Matematika. Yogyakarta:
Depdiknas.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

94
95

Sugandi, Achmad dan Haryanto. 2007. Teori Pembelajaran.


Semarang: UPT MKK UNNES.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Suherman, E., dkk 2003. Strategi Pembelajaran Matematika


Kontemporer. Bandung: JICA-FMIPA.

Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran


Matematika I. Semarang: FMIPA.

Syukur, M. (2004). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis


Peserta didik SMU Melalui Pembelajaran Matematika
dengan Pendekatan Open – Ended. Tesis PPS UPI
Bandung: tidak diterbitkan

Tim Penyusun. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).


Jakarta. Balai Pustaka.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi


Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher
96

Lampiran 1

DAFTAR PESRTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN

(KELAS X4)

NO KODE
1 E-01
2 E-02
3 E-03
4 E-04
5 E-05
6 E-06
7 E-07
8 E-08
9 E-09
10 E-10
11 E-11
12 E-12
13 E-13
14 E-14
15 E-15
16 E-16
17 E-17
18 E-18
19 E-19
20 E-20
21 E-21
22 E-22
23 E-23
24 E-24
25 E-25
97

26 E-26
27 E-27
28 E-28
29 E-29
30 E-30
31 E-31
32 E-32
33 E-33
34 E-34
35 E-35
98

Lampiran 2

DAFTAR PESRTA DIDIK KELAS KONTROL

(KELAS X6)

NO KODE
1 K-01
2 K-02
3 K-03
4 K-04
5 K-05
6 K-06
7 K-07
8 K-08
9 K-09
10 K-10
11 K-11
12 K-12
13 K-13
14 K-14
15 K-15
16 K-16
17 K-17
18 K-18
19 K-19
20 K-20
21 K-21
22 K-22
23 K-23
24 K-24
25 K-25
99

26 K-26
27 K-27
28 K-28
29 K-29
30 K-30
31 K-31
32 K-32
33 K-33
34 K-34
35 K-35
100

Lampiran 3

DAFTAR PESRTA DIDIK KELAS UJI COBA

(KELAS XI IPA 1)

NO KODE
1 UC-01
2 UC-02
3 UC-03
4 UC-04
5 UC-05
6 UC-06
7 UC-07
8 UC-08
9 UC-09
10 UC-10
11 UC-11
12 UC-12
13 UC-13
14 UC-14
15 UC-15
16 UC-16
17 UC-17
18 UC-18
19 UC-19
20 UC-20
21 UC-21
22 UC-22
23 UC-23
24 UC-24
25 UC-25
101

26 UC-26
27 UC-27
28 UC-28
29 UC-29
30 UC-30
31 UC-31
32 UC-32
33 UC-33
34 UC-34
35 UC-35
36 UC-36
102

Lampiran 4
KISI-KISI SOAL UJI COBA

Sekolah : SMA
Kelas/Semester : X/2
Mata Pelajaran : Matematika
Bentuk Soal : Uraian
Waktu : 90 menit
Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi
tiga
Kompetensi Dasar : Menentukan jarak kedua titik, titik ke garis, dan titik ke bidang dalam dimensi tiga
Materi : Jarak pada dimensi tiga

Indikator Kemampuan Nomor


No. Indikator Bentuk Soal Keterangan
Berpikir Kritis Butir
1.  Siswa dapat menentukan dan 1. Klarifikasi dasar (elementary Essay 1
menghitung jarak dari titik ke garis. clarification)
2. Memberikan alasan untuk
Essay 2
suatu keputusan (the basis for
 Siswa dapat menentukan dan Essay 3
the decison)
menghitung jarak dari titik ke bidang.
103

3. Menyimpulkan (inference)
4. Klarifikasi lebih lanjut Essay 4
 Siswa dapat menentukan dan (advanced clarification) Essay 5
menghitung jarak dua garis yang 5. Trik dan Strategi (trick and
bersilangan.
strategy) Essay 6
 Siswa dapat menentukan dan Essay 7
menghitung jarak garis dan bidang
yang sejajar.
Essay 8
 Siswa dapat menentukan dan Essay 9
menghitung jarak dua bidang yang
sejajar.
Essay 10
104

Lampiran 5
SOAL UJI COBA
MATERI JARAK PADA BANGUN RUANG

Hari, Tanggal :
Waktu :
Sifat Tes : Tutup Buku

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan langkah-langkah yang benar dan


lengkap untuk menemukan hasil akhir!

1. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik S adalah titik
tengah ruas garis GH.
a. Ruas garis manakah yang merupakan jarak dari titik A ke garis DS? Berikan
alasanmu.
b. Hitung jarak dari titik A ke DS.
2. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm.
a. Lukiskan ruas garis yang merupakan jarak dari titik H ke AC. Buktikan jika rua
garis tersebut merupakan jarak dari titik H ke AC.
b. Hitung jarak dari titik H ke AC.
3. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm.
a. Lukislah jarak titik C ke bidang BDG.
b. Hitunglah jarak titik C ke bidang BDG.
4. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm.
a. Lukiskan ruas garis yang merupakan jarak dari titik G ke bidang BDHF.
Buktikan jika ruas garis tersebut merupakan jarak dari titik G ke bidang BDHF.
b. Hitung jarak dari titik G ke bidang BDHF.
5. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm.
a. Lukislah jarak antara ruas garis dan ruas garis .
b. Hitunglah jarak antara ruas garis dan ruas garis .
105

6. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm.


a. Lukis ruas garis yang merupakan jarak antara garis CG ke garis HB. Tuliskan
pula langkah-langkah menentukan jarak tersebut.
b. Hitung jarak dari CG ke HB.
7. Sebuah kubus ABCD.EFGH mempunyai rusuk dengan panjang 6 cm.
a. Manakah yang merupakan jarak antara ruas garis ke bidang ABGH?
Mengapa?
b. Hitunglah panjang jaraknya.
8. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm.
a. Lukislah jarak antara ruas garis dan bidang ABCD.
b. Hitunglah jarak antara ruas garis dan bidang ABCD.
9. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm.
a. Lukislah jarak antara bidang ACH dan bidang BEG.
b. Hitunglah jarak antara bidang ACH dan bidang BEG.
10. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan AB = 8 cm. Titik P, Q, R, dan S berturut-
turut terletak pada pertengahan BC, CG, DH, dan AD. Lukis dan hitung jarak
antara bidang PQRS dan bidang ABGH.
106

Lampiran 6
PEMBAHASAN SOAL UJI COBA
MATERI JARAK PADA BANGUN RUANG

H S
1. a. G

=
E F

D
C

A B
Ruas garis AD adalah jarak dari titik A ke DS.
 Jika AD merupakan jarak dari A ke DS, maka akan dibuktikan AD
DS.
 AD CD (ABCD persegi)
AD DH (ADHEpersegi)
AD DCGH
CD dan DH berpotongan serta terletak
pada bidang DCGH
 Garis DS terletak pada bidang DCGH
 Sehingga garis AD tegaklurus dan berpotongan dengan garis DS di
titik D
 Panjang ruas garis AD merupakan jarak titik A ke garis DS (terbukti).
b. Jadi, jarak titik A ke garis DS adalah 6 cm.
2. a. H
G
E F

D
C
O
A B
107

Bukti:
 Perhatikan ∆ACH.
 ∆ACH merupakan segitiga samasisi sehingga HO adalah garis berat
sekaligus garis tinggi.
 Dengan kata lain, HO AC.
Jadi, AC merupakan jarak dari titik H ke AC.

b. AO =

AO =

cm

cm
cm.
Jadi, jarak titik H ke AC adalah cm.
3. a. H G

E F

O
A
D C

P
A B

Jarak titik C ke bidang BDG:


Ruas garis dan ruas garis berpotongan di titik P.
108

Tarik ruas garis .

Buat ruas garis yang tegak lurus dengan bidang BDG.

Ruas garis dan ruas garis berpotongan di titik O.

Titik O merupakan titik tembus ruas garis terhadap bidang BDG.

Jadi, jarak titik C ke bidang BDG adalah panjang ruas garis .

b. Perhatikan bidang ACGE

E G

O
A P C

Titik O adalah titik berat Δ ACG

= cm.

Jadi = = .

Jadi, jarak titik C ke bidang BDG adalah cm.


109

4. a. H
G
O
E F

D
C

A B

Bukti bahwa GO adalah jarak dari G ke BDHF:

 Perhatikan ∆ACH.
 GO HF (GE HF, EFGH persegi)
GO FB (EFGH FB) GO BDHF
HF dan FB berpotongan serta terletak
pada bidang BDHF
 Jadi, GO merupakan jarak dari titik G ke BDHF.

Jadi, jarak titik G ke BDHF adalah


5. a. Ruas garis terletak pada bidang ADHE dan ruas garis terletak
pada bidang BCGF.
Bidang ADHE dan bidang BCGF adalah dua bidang yang saling sejajar
(ABCD. EFGH kubus)
110

Akibatnya ruas garis dan ruas garis adalah dua ruas garis yang
sejajar.
Jadi, jarak antara ruas garis dan ruas garis adalah ruas garis .

H G

E F

D C

A B

b. merupakan rusuk kubus.


Diperoleh cm.
Jadi, jarak antara ruas garis dan ruas garis adalah cm.
6. a. H
G
P

E F

R
S

D
C
Q
A B

Langkah-langkahnya:

 Buat garis yang sejajar CG dan berpotongan dengan HB, yakni PQ.
 HB dan PQ terletak pada bidang BDHF.
 Ambil sebarang titik pada CG, misal titik C.
111

 Kemudian tarik garis dari titik C yang tegak lurus bidang BDHF, yaitu
garis CQ.
 Tarik garis dari CG ke HB yang sejajar CQ, didapat RS.
 RS adalah jarak dari HB ke CG.
b. RS = QC = AC

m
Jadi, jarak dari HB ke CG adalah m.
7. a. H G

E F

D C

A B
Jarak ruas garis ke bidang ABGH adalah .
Alasan: Karena , memotong ABGH di Q, sehingga jarak
ke bidang ABGH adalah .

b. merupakan diagonal sisi, maka

Diperoleh
Jadi, panjang jarak ruas garis ke bidang ABGH adalah cm.
8. a. Proyeksikan ruas garis pada bidang ABCD, yaitu ruas garis .
Jarak dengan bidang ABCD adalah jarak antara ruas garis dan ruas
garis .
Menentukan ruas garis yang tegak lurus dengan ruas garis dan ruas
garis yaitu ruas garis .
Jadi jarak antara ruas garis dan ruas garis adalah
112

H G
P
E F

D C

Q
A B

Jelas
Jadi, jarak antara ruas garis dan bidang ABCD adalah 4 cm.

9. a. Jarak antara bidang ACH dan BEG:


dan .

menembus ACH di titik P dan menembus BEG di titik Q.

Jadi, jarak ACH ke BDG adalah .


H G
S
E F

D C

R
A B

b. Menghitung jarak antara bidang ACH dan BEG


Perhatikan bidang ACGE.
113

H S F

P O

D R B

Perhatikan Δ BHD

Titik P adalah titik berat Δ BHD

Perhatikan Δ BHF

Titik Q adalah titik berat Δ BHD

Diperoleh

merupakan diagonal ruang maka = .

Diperoleh = = .

Jadi, jarak titik C ke bidang BDG adalah cm.


114

10. a. . H
G

E F
R Q
O

D ’
S C
P

A B

PP’ adalah jarak dari bidang PQRS ke bidang ABGH.

B P C
cm

Jadi, jarak antara bidang PQRS dan ABGH adalah cm.


115

Lampiran 7
KISI-KISI SOAL TES

Sekolah : SMA
Kelas/Semester : X/2
Mata Pelajaran : Matematika
Bentuk Soal : Uraian
Waktu : 90 menit
Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga
Kompetensi Dasar : Menentukan jarak kedua titik, titik ke garis, dan titik ke bidang dalam dimensi tiga
Materi : Jarak pada dimensi tiga

Indikator Kemampuan Nomor


No. Indikator Bentuk Soal Keterangan
Berpikir Kritis Butir
1.  Siswa dapat menentukan dan 6. Klarifikasi dasar (elementary Essay 1

menghitung jarak dari titik ke garis. clarification)

 Siswa dapat menentukan dan 7. Memberikan alasan untuk suatu Essay 2

menghitung jarak dari titik ke bidang. keputusan (the basis for the
Essay 3
 Siswa dapat menentukan dan Essay 4
116

menghitung jarak dua garis yang decison)


Essay 5
bersilangan. 8. Menyimpulkan (inference)
 Siswa dapat menentukan dan Essay 6
9. Klarifikasi lebih lanjut
menghitung jarak garis dan bidang
(advanced clarification)
yang sejajar.
 Siswa dapat menentukan dan 10. Trik dan Strategi (trick and Essay 7
menghitung jarak dua bidang yang strategy)
sejajar. Essay 8
117

Lampiran 8

SOAL TES

MATERI JARAK PADA BANGUN RUANG

Hari, Tanggal :

Waktu :

Sifat Tes : Tutup Buku

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan langkah-langkah yang benar dan lengkap

untuk menemukan hasil akhir!

1. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Titik S adalah titik tengah

ruas garis GH.

a. Ruas garis manakah yang merupakan jarak dari titik A ke garis DS? Berikan

alasanmu.

b. Hitung jarak dari titik A ke DS.


2. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm.

a. Lukislah jarak titik C ke bidang BDG.

b. Hitunglah jarak titik C ke bidang BDG.

3. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm.

a. Lukiskan ruas garis yang merupakan jarak dari titik G ke bidang BDHF. Buktikan

jika ruas garis tersebut merupakan jarak dari titik G ke bidang BDHF.

b. Hitung jarak dari titik G ke bidang BDHF.

4. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm.

a. Lukislah jarak antara ruas garis dan ruas garis .

b. Hitunglah jarak antara ruas garis dan ruas garis .


118

5. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm.

a. Lukis ruas garis yang merupakan jarak antara garis CG ke garis HB. Tuliskan

pula langkah-langkah menentukan jarak tersebut.

b. Hitung jarak dari CG ke HB.

6. Sebuah kubus ABCD.EFGH mempunyai rusuk dengan panjang 6 cm.

a. Manakah yang merupakan jarak antara ruas garis ke bidang ABGH?

Mengapa?

b. Hitunglah panjang jaraknya.

7. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 4 cm.

a. Lukislah jarak antara ruas garis dan bidang ABCD.

b. Hitunglah jarak antara ruas garis dan bidang ABCD.

8. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan AB = 8 cm. Titik P, Q, R, dan S berturut-turut

terletak pada pertengahan BC, CG, DH, dan AD. Lukis dan hitung jarak antara bidang

PQRS dan bidang AB


119

Lampiran 9
PEMBAHASAN SOAL TES
MATERI JARAK PADA BANGUN RUANG

H S
1 a. G

=
E F

D
C

A B
Ruas garis adalah jarak dari titik A ke ruas garis .
 Jika merupakan jarak dari A ke , maka akan dibuktikan
.
 (ABCD persegi)
(ADHEpersegi)
DCGH
dan berpotongan serta terletak
pada bidang DCGH
 Ruas garis terletak pada bidang DCGH
 Sehingga ruas garis tegaklurus dan berpotongan dengan ruas garis
di titik D
 Panjang ruas garis merupakan jarak titik A ke ruas garis
(terbukti).
b. Jadi, jarak titik A ke ruas garis adalah 6 cm.
120

2 a. H
G

E F

D
C
O
A B

Jarak titik C ke bidang BDG:


Ruas garis dan ruas garis berpotongan di titik P.

Tarik ruas garis .

Buat ruas garis yang tegak lurus dengan bidang BDG.

Ruas garis dan ruas garis berpotongan di titik O.

Titik O merupakan titik tembus ruas garis terhadap bidang BDG.

Jadi, jarak titik C ke bidang BDG adalah panjang ruas garis .

b. Perhatikan bidang ACGE

E G

O
A P C

Titik O adalah titik berat Δ ACG

=
121

= cm.

Jadi = = .

Jadi, jarak titik C ke bidang BDG adalah cm.

H
3 a. G
O
E F

D
C

A B
Bukti bahwa adalah jarak dari G ke BDHF:

 Perhatikan ∆ACH.
 ( , EFGH persegi)
(EFGH ) BDHF
dan berpotongan serta terletak
pada bidang BDHF
 Jadi,ruas garis merupakan jarak dari titik G ke BDHF.

Jadi, jarak titik G ke BDHF adalah


122

4 a. Ruas garis terletak pada bidang ADHE dan ruas garis terletak
pada bidang BCGF.
Bidang ADHE dan bidang BCGF adalah dua bidang yang saling sejajar
(ABCD. EFGH kubus)
Akibatnya ruas garis dan ruas garis adalah dua ruas garis yang
sejajar.
Jadi, jarak antara ruas garis dan ruas garis adalah ruas garis .

H G

E F

D C

A B

merupakan rusuk kubus.


Diperoleh cm.
Jadi, jarak antara ruas garis dan ruas garis adalah cm.
5 a. H
G
P

E F

R
S

D
C
Q
A B
123

Langkah-langkahnya:

 Buat garis yang sejajar ruas garis dan berpotongan dengan ruas
garis , yakni ruas garis .
 Ruas garis dan ruas garis terletak pada bidang BDHF.
 Ambil sebarang titik pada ruas garis , misal titik C.
 Kemudian tarik garis dari titik C yang tegak lurus bidang BDHF, yaitu
ruas garis .
 Tarik garis dari ruas garis ke ruas garis yang sejajar ruas garis
, didapat ruas garis .
 Ruas garis adalah jarak dari ruas garis ke ruas garis .

= QC = AC

m
Jadi, jarak dari ruas garis ke ruas garis adalah m.
6 a. H G

E F

D C

A B
Jarak ruas garis ke bidang ABGH adalah ruas garis .
Alasan: Karena ruas garis , ruas garis memotong ABGH
di Q, sehingga jarak ruas garis ke bidang ABGH adalah ruas garis .
124

b. Ruas garis merupakan diagonal sisi, maka

Diperoleh
Jadi, panjang jarak ruas garis ke bidang ABGH adalah cm.
7 a. Jarak antara bidang ACH dan BEG:
dan .

Ruas garis menembus ACH di titik P dan ruas garis menembus


BEG di titik Q.

Jadi, jarak ACH ke BDG adalah ruas garis .


H G
S
E F

D C

R
A B

b. Menghitung jarak antara bidang ACH dan BEG


Perhatikan bidang ACGE.

H S F

P O

D R B

Perhatikan Δ BHD

Titik P adalah titik berat Δ BHD


125

Perhatikan Δ BHF

Titik Q adalah titik berat Δ BHD

Diperoleh

Ruas garis merupakan diagonal ruang maka = .

Diperoleh = = .

Jadi, jarak titik C ke bidang BDG adalah cm.

8 a. . H
G

E F
R Q
O

D ’
S C
P

A B
adalah jarak dari bidang PQRS ke bidang ABGH.
126

B P C

cm

Jadi, jarak antara bidang PQRS dan ABGH adalah cm.


127

Lampiran 10

PEDOMAN PENILAIAN SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Mata Pelajaran : Matematika

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sulang

Kelas/Semester : X/2

Materi Pokok : Jarak pada Ruang

Standar Kompetensi : 6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang
dimensi tiga

Kompetensi Dasar : 6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga

Bentuk Soal : 10 soal uraian

Aspek Berpikir Kritis Skor


No Keterangan
Tahap Kriteria Subkriteria Maksimal
1. 1. Klarifikasi Memfokuskan  Mengidentifikasi Menuliskan yang diketahui dari soal.
pertanyaan
dasar atau
1
(elementary memformulasikan
clarification) pertanyaan
128

Bertanya dan  Mengidentifikasi Menentukan jarak antara titik A ke


menjawab garis DS.
pertanyaan dengan
2
klarifikasi dan/atau menuliskan Menghitung jarak antara titik A ke
pertanyaan yang garis DS.
menantang pertanyaan
2. Memberikan Mempertimbangkan  Menggunakan Melukis menggunakan alat yang
kredibilitas suatu ditentukan (penggaris dan pensil)
alasan untuk prosedur yang ada
sumber Melukis dengan langkah-langkah
2
suatu keputusan untuk melukis yang benar
Melukis dengan ukuran yang benar
(the basis for jarak pada kubus
the decision)  Kebiasaan berhati- Melukis dengan benar dan tepat
Melukis dengan rapi, bersih, dan 1
hati
tidak ada coretan yang tidak perlu.
3. Menyimpulkan Membuat induksi  Membuat Membuat kesimpulan untuk mencari
dan jarak antara titik A dan garis DS.
(inference) kesimpulan
mempertimbangkan
Memberikan penjelasan tentang
hasil induksi mengenai jarak
kesimpulan mengenai jarak antara
antara titik A dan titik A dan garis DS.
1
garis DS dan
kesimpulan yang
berupa penjelasan
bukti, bersifat
129

konsisten dengan
fakta-fakta yang
disebutkan dan
masuk akal
Membuat dan  Menerapkan Prinsip tentang jarak titik dan garis
mempertimbangkan
nilai keputusan prinsip-prinsip Prinsip tentang segitiga siku-siku
yang dapat Prinsip tentang pythagoras
diterima yaitu 1
tentang jarak
antara titik E dan
garis BD.
4. Klarifikasi lebih Mendefinisikan  Mempertimbangka Mempertimbangkan definisi jarak
istilah dan antara titik dan garis untuk mencari
lanjut n definisi jarak
mempertimbangkan jarak antara titik A dan ruas garis DS.
(advanced definisi antara titik dan
1
clarification) garis pada bangun
ruang untuk
mengerjakan soal.
130

5. Trik dan Menggabungkan  Menggabungkan Menggunakan teorema Pythagoras


kemampuan- untuk menghitung jarak antara titik A
Strategi (trick konsep-konsep
kemampuan lain dan dan garis DS.
and strategy) disposisi-disposisi segitiga, teorema
1
dalam membuat dan
mempertahankan Pythagoras dan
sebuah keputusan. jarak pada kubus.

Total 10
131

Lampiran 11

Analisis Butir Soal Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Soal Item (x)


No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 10 8 5 8 4 8 7 2 2 57 3249
2 5 7 0 6 8 2 3 4 0 2 37 1369
3 8 7 0 6 5 2 3 4 0 2 37 1369
4 8 10 9 8 10 6 10 6 3 5 75 5625
5 7 10 8 8 10 5 8 6 4 2 68 4624
6 3 10 6 8 10 4 8 6 5 3 63 3969
7 3 8 2 2 2 3 0 6 0 0 26 676
8 8 8 8 8 10 5 7 4 2 4 64 4096
9 3 8 8 8 8 4 8 4 2 3 56 3136
10 3 8 4 5 6 2 2 6 0 2 38 1444
11 2 9 4 6 6 2 4 4 0 0 37 1369
12 2 8 4 4 2 3 4 6 2 0 35 1225
13 3 10 6 4 6 2 4 2 2 2 41 1681
14 3 8 4 3 6 2 4 5 4 2 41 1681
15 3 10 4 6 4 3 5 5 0 0 40 1600
16 8 8 8 8 8 6 8 2 4 3 63 3969
17 4 10 7 7 8 6 7 4 4 2 59 3481
18 3 8 6 3 8 7 8 7 4 2 56 3136
19 2 8 3 6 6 2 4 4 0 2 37 1369
20 3 7 5 3 5 3 4 6 2 2 40 1600
132

21 7 8 7 10 7 5 5 6 5 3 63 3969
22 8 8 8 10 8 7 8 6 6 6 75 5625
23 3 8 5 6 4 2 2 6 2 0 38 1444
24 6 8 8 6 8 7 6 4 3 4 60 3600
25 6 8 9 8 8 6 7 6 6 4 68 4624
26 3 7 2 3 3 2 0 4 0 0 24 576
27 8 5 7 8 8 5 8 6 2 3 60 3600
28 8 7 8 7 10 6 6 6 6 2 66 4356
29 5 7 4 6 4 3 4 6 2 0 41 1681
30 8 8 4 3 4 2 4 4 2 0 39 1521
31 4 5 3 3 2 2 0 3 2 0 24 576
32 7 10 8 7 6 7 8 6 5 4 68 4624
33 3 10 3 4 2 2 2 6 0 0 32 1024
34 5 5 8 8 8 7 8 6 5 4 64 4096
35 3 5 3 3 4 3 4 5 3 2 35 1225
36 8 10 7 6 2 7 7 5 4 3 59 3481
Jumlah 176 291 198 212 224 146 188 183 93 75
Rata-rata 4,889 8,083 5,500 5,889 6,222 4,056 5,222 5,083 2,583 2,083
Varians 5,130 2,364 6,371 4,673 6,692 3,768 7,149 1,621 3,850 2,593 230,987
Varians total 44,213
Validitas 0,626 0,267 0,891 0,794 0,786 0,868 0,918 0,276 0,780 0,836
Tidak Tidak
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Reliabilitas 0,728
Keterangan Reliabel
133

TK 0,489 0,808 0,550 0,589 0,622 0,406 0,522 0,508 0,258 0,208
Keterangan Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar
Rata Atas 6,111 8,389 7,667 7,389 8,056 5,778 7,500 5,389 4,000 3,278
Rata Bawah 3,667 7,778 3,333 4,389 4,389 2,333 2,944 4,778 1,167 0,889
Selisih 2,444 0,611 4,333 3,000 3,667 3,444 4,556 0,611 2,833 2,389
Daya Beda 0,244 0,061 0,433 0,300 0,367 0,344 0,456 0,061 0,283 0,239
soal soal
soal soal soal soal soal soal soal soal
Keterangan sangat sangat
diperbaiki dibuang baik baik baik dibuang diperbaiki diperbaiki
baik baik
134

Lampiran 12

PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL

Berikut ini akan diberikan tabel pertolongan untuk menghitung validitas


butir soal 1. Untuk butir soal lainnya dapat digunakan langkah-langkah yang
serupa.

Rumus:

Keterangan:

: Koefisien korelasi antara X dan Y

N : Banyaknya subjek/siswa yang diteliti


: Jumlah skor tiap butir soal
: Jumlah skor total

: Jumlah kuadrat skor butir soal

: Jumlah kuadrat skor total

Kriteria:
Jika maka butir soal dikatakan valid.

Perhitungan:
Berikut ini disajikan perhitungan validitas butir soal nomor 1 sebagai berikut.

No Kode

1 UC-01 3 57 9 3249 171

2 UC-02 5 37 25 1369 185

3 UC-03 8 37 64 1369 296

4 UC-04 8 75 64 5625 600

5 UC-05 7 68 49 4624 476

6 UC-06 3 63 9 3969 189


135

7 UC-07 3 26 9 676 78

8 UC-08 8 64 64 4096 512

9 UC-09 3 56 9 3136 168

10 UC-10 3 38 9 1444 114

11 UC-11 2 37 4 1369 74

12 UC-12 2 35 4 1225 70

13 UC-13 3 41 9 1681 123

14 UC-14 3 41 9 1681 123

15 UC-15 3 40 9 1600 120

16 UC-16 8 63 64 3969 504

17 UC-17 4 59 16 3481 236

18 UC-18 3 56 9 3136 168

19 UC-19 2 37 4 1369 74

20 UC-20 3 40 9 1600 120

21 UC-21 7 63 49 3969 441

22 UC-22 8 75 64 5625 600

23 UC-23 3 38 9 1444 114

24 UC-24 6 60 36 3600 360

25 UC-25 6 68 36 4624 408

26 UC-26 3 24 9 576 72

27 UC-27 8 60 64 3600 480

28 UC-28 8 66 64 4356 528

29 UC-29 5 41 25 1681 205

30 UC-30 8 39 64 1521 312

31 UC-31 4 24 16 576 96

32 UC-32 7 68 49 4624 476


136

33 UC-33 3 32 9 1024 96

34 UC-34 5 64 25 4096 320

35 UC-35 3 35 9 1225 105

36 UC-36 8 59 64 3481 472

Jumlah 176 1786 1040 96690 9486

Kuadrat 30976 3189796

Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh:

Pada taraf nyata dan diperoleh .

Karena maka butir soal nomor 1 valid.


137

Lampiran 13

PERHITUNGAN RELIABILITAS BUTIR SOAL

Rumus:

Keterangan:

: reliabilitas tes secara keseluruhan

: banyaknya item

: jumlah varians skor tiap-tiap item

: varians total

Dengan rumus varians :

Keterangan:

X: skor pada belah awal dikurangi skor pada belah akhir;

N: banyak peserta tes

Kriteria:

Jika maka butir soal dikatakan reliabel.

Perhitungan:

Berdasarkan tabel pada analisis butir soal diperoleh:

Untuk butir yang lain dihitung dengan cara yang sama.

Sehingga diperoleh nilai .


138

Jadi,

Pada taraf nyata dengan diperoleh .

Karena maka butir soal dikatakan reliabel.


139

Lampiran 14

PERHITUNGAN TARAF KESUKARAN BUTIR SOAL


Rumus:

dengan

Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal dapat digunakan


kriteria sebagai berikut.
Kriteria tingkat kesukaran butir soal
Taraf Kesukaran (TK) Kriteria
Soal Sukar
Soal Sedang
Soal Mudah
Perhitungan:
Soal Item (x)
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 3 10 8 5 8 4 8 7 2 2

2 5 7 0 6 8 2 3 4 0 2

3 8 7 0 6 5 2 3 4 0 2

4 8 10 9 8 10 6 10 6 3 5

5 7 10 8 8 10 5 8 6 4 2

6 3 10 6 8 10 4 8 6 5 3

7 3 8 2 2 2 3 0 6 0 0

8 8 8 8 8 10 5 7 4 2 4

9 3 8 8 8 8 4 8 4 2 3

10 3 8 4 5 6 2 2 6 0 2

11 2 9 4 6 6 2 4 4 0 0

12 2 8 4 4 2 3 4 6 2 0

13 3 10 6 4 6 2 4 2 2 2

14 3 8 4 3 6 2 4 5 4 2
140

15 3 10 4 6 4 3 5 5 0 0

16 8 8 8 8 8 6 8 2 4 3

17 4 10 7 7 8 6 7 4 4 2

18 3 8 6 3 8 7 8 7 4 2

19 2 8 3 6 6 2 4 4 0 2

20 3 7 5 3 5 3 4 6 2 2

21 7 8 7 10 7 5 5 6 5 3

22 8 8 8 10 8 7 8 6 6 6

23 3 8 5 6 4 2 2 6 2 0

24 6 8 8 6 8 7 6 4 3 4

25 6 8 9 8 8 6 7 6 6 4

26 3 7 2 3 3 2 0 4 0 0

27 8 5 7 8 8 5 8 6 2 3

28 8 7 8 7 10 6 6 6 6 2

29 5 7 4 6 4 3 4 6 2 0

30 8 8 4 3 4 2 4 4 2 0

31 4 5 3 3 2 2 0 3 2 0

32 7 10 8 7 6 7 8 6 5 4

33 3 10 3 4 2 2 2 6 0 0

34 5 5 8 8 8 7 8 6 5 4

35 3 5 3 3 4 3 4 5 3 2

36 8 10 7 6 2 7 7 5 4 3

Jumlah 176 291 198 212 224 146 188 183 93 75

Rata-rata 4,889 8,083 5,500 5,889 6,222 4,056 5,222 5,083 2,583 2,083

Berdasarkan tabel tersebut,


(1) Butir soal 1
141

TK =
Keterangan: Butir soal 1 termasuk soal yang sedang
(2) Butir soal 2
TK =

Keterangan: Butir soal 2 termasuk soal yang mudah


(3) Butir soal 3
TK =
Keterangan: Butir soal 3 termasuk soal yang sedang.
(4) Butir soal 4
TK =

Keterangan: Butir soal 4 termasuk soal yang sedang.


(5) Butir soal 5
TK =

Keterangan: Butir soal 5 termasuk soal yang sedang


(6) Butir soal 6
TK =

Keterangan: Butir soal 6 termasuk soal yang sedang.


(7) Butir soal 7
TK =

Keterangan: Butir soal 7 termasuk soal yang sedang.


(8) Butir soal 8
TK =

Keterangan: Butir soal 8 termasuk soal yang sedang.


(9) Butir soal 9
TK =

Keterangan: Butir soal 9 termasuk soal yang sukar.


(10) Butir soal 10
TK =

Keterangan: Butir soal 10 termasuk soal yang sukar.


142

Lampiran 15

PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL

Rumus:

Keterangan:
: rata-rata kelompok atas,
: rata-rata kelompok bawah.
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda, dapat digunakan
kriteria sebagai berikut.
Kriteria daya pembeda butir soal
Daya Pembeda (DP) Kriteria
Sangat baik
Baik
Cukup Baik
Tidak Baik

Perhitungan:
SOAL ITEM (X)
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 8 10 9 8 10 6 10 6 3 5
22 8 8 8 10 8 7 8 6 6 6
5 7 10 8 8 10 5 8 6 4 2
28 8 7 8 7 10 6 6 6 6 2
32 7 10 8 7 6 7 8 6 5 4
16 8 8 8 8 8 6 8 2 4 3
25 6 8 9 8 8 6 7 6 6 4
8 8 8 8 8 10 5 7 4 2 4
34 5 5 8 8 8 7 8 6 5 4
6 3 10 6 8 10 4 8 6 5 3
24 6 8 8 6 8 7 6 4 3 4
27 8 5 7 8 8 5 8 6 2 3
1 3 10 8 5 8 4 8 7 2 2
21 7 8 7 10 7 5 5 6 5 3
17 4 10 7 7 8 6 7 4 4 2
36 8 10 7 6 2 7 7 5 4 3
9 3 8 8 8 8 4 8 4 2 3
18 3 8 6 3 8 7 8 7 4 2
20 3 7 5 3 5 3 4 6 2 2
29 5 7 4 6 4 3 4 6 2 0
15 3 10 4 6 4 3 5 5 0 0
143

10 3 8 4 5 6 2 2 6 0 2
14 3 8 4 3 6 2 4 5 4 2
13 3 10 6 4 6 2 4 2 2 2
30 8 8 4 3 4 2 4 4 2 0
2 5 7 0 6 8 2 3 4 0 2
19 2 8 3 6 6 2 4 4 0 2
3 8 7 0 6 5 2 3 4 0 2
23 3 8 5 6 4 2 2 6 2 0
11 2 9 4 6 6 2 4 4 0 0
12 2 8 4 4 2 3 4 6 2 0
33 3 10 3 4 2 2 2 6 0 0
35 3 5 3 3 4 3 4 5 3 2
31 4 5 3 3 2 2 0 3 2 0
7 3 8 2 2 2 3 0 6 0 0
26 3 7 2 3 3 2 0 4 0 0
Rata Atas 6,111 8,389 7,667 7,389 8,056 5,778 7,500 5,389 4,000 3,278
Rata Bawah 3,667 7,778 3,333 4,389 4,389 2,333 2,944 4,778 1,167 0,889
Selisih 2,444 0,611 4,333 3,000 3,667 3,444 4,556 0,611 2,833 2,389
Daya Beda 0,244 0,061 0,433 0,300 0,367 0,344 0,456 0,061 0,283 0,239

Berikut perhitungan butir soal 1, untuk butir soal yang lain menggunakan cara
yang sama.

Berdasarkan perhitungan tersebut, soal nomor 1 mempunyai daya pembeda yang cukup
baik, sehingga butir soal 1 dipakai.
144

Lampiran 16
SILABUS

Jenjang : SMA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas :X
Semester :2
Standar Kompetensi : Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang
dimensi
6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Sumber Belajar


Dasar Pembelajaran Waktu
6.2 Menentuka Kesejajaran dan 1. Menetukan garis-garis 1. Menentukan Jenis: 2 x 45’ 1. Buku
n jarak dari ketegaklurusan yang sejajar dalam jarak titik dan Kuis Matematika
titik ke bangun ruang garis dalam Tugas untuk SMA
garis dan 2. Menentukan garis- ruang Individu kelas X
dari titik ke garis yang saling tegak 2. Mentukan jarak Tugas (Erlangga)
bidang lurus dalam bangun titik dan bidang Kelompok 2. Sumber lain
dalam ruang dalam ruang yang relevan
ruang 3. Menentukan Instrumen:
dimensi jarak garis dan Tes tertulis
tiga bidang dalam uraian
Jarak pada 1. Mengidentifikasi jarak ruang Jenis: 2x 45’
ruang antara titik, garis, dan 4. Menentukan Kuis
bidang dalam ruang jarak antara dua Tugas
2. Menghitung jarak titik garis dalam Individu
ke titik dalam ruang ruang Tugas
145

3. Menghitung jarak titik Kelompok


dan garis dalam
bangun ruang Instrumen:
4. Menghitrung jarak titik Tes tertulis
dan bidang dalam uraian
ruang
1. Menghitung jarak dua Jenis:
garis yang sejajar Kuis
dalam ruang Tugas
2. Menghitung jarak garis Individu
dan bidang yang Tugas
sejajar dalam ruang Kelompok

1. Menghitung jarak dua Jenis: 2 x 45’


bidang yang sejajar Kuis
2. Menghitung jarak Tugas
antara dua garis yang Individu
bersilangan Tugas
Kelompok

Ulangan Tes tertulis 2 x 45’


uraian

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran


Kepala Sekolah Matematika

___________________ _____________________
NIP. NIP.
146

Lampiran 17
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMA N 1 Sulang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/2
Pertemuan ke :I

A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis
dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
B. KOMPETENSI DASAR
6.2. Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menentukan dua garis yang sejajar dalam ruang dimensi tiga.
2. Menentukan garis yang sejajar bidang dalam ruang dimensi tiga.
3. Menentukan dua bidang yang sejajar dalam ruang dimensi tiga
4. Menentukan dua garis yang saling tegak lurus dalam ruang dimensi tiga.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
berbantuan CD Pembelajaran, pada akhir pembelajaran diharapkan peserta
didik dapat:
1. Menentukan dua garis yang sejajar dalam ruang dimensi tiga.
2. Menentukan garis yang sejajar bidang dalam ruang dimensi tiga.
3. Menentukan dua bidang sejajar dalam ruang dimensi tiga.
4. Menentukan dua garis yang saling tegak lurus dalam ruang dimensi tiga.
147

E. MATERI AJAR
1. Dua garis yang sejajar dalam ruang dimensi tiga.
2. Garis yang sejajar bidang dalam ruang dimensi tiga.
3. Dua bidang sejajar dalam ruang dimensi tiga.
4. Dua garis yang saling tegak lurus dalam ruang dimensi tiga.
F. ALOKASI WAKTU
2 x 45 menit.
G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Creative Problem Solving berbantuan CD
Pembelajaran
Metode pembelajaran : Tanya jawab (Good Question) dan pemberian tuga

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Kegiatan Awal
5’ 1. Guru meyiapkan kondisi fisik Religius
kelas, yaitu dengan memberi
salam, berdoa, presensi dan
menyapa peserta didik.
Motivasi 2. Guru menyampaikan materi Papan
pokok yang akan diajarkan tulis
Motivasi 3. Guru menyampaikan tujuan
dan model pembelajaran yang
akan digunakan agar proses
pembelajaran berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
148

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Motivasi 4. Guru memberikan motivasi Semangat
sebelum pembelajaran dimulai
agar peserta didik lebih
bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran.
10’ Apersepsi 5. Guru melakukan apersepsi
untuk mengingatkan kembali
materi prasyarat yaitu materi
kesejajaran dan ketegaklurusan
dengan memberikan ilustrasi
dan pertanyaan.
a. Bagiamana dua garis Papan Berani,
dikatakan sejajar? Tulis Percaya
Jawab: dua garis dikatakan Diri
sejajar jika tidak
mempunyai titik
persekutuan.
b. Jika dua garis itu
mempunyai titik
persekutuan, maka
kedudukan dua garis itu
bagaimana?
149

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Jawab: berpotongan
c. Jadi apakah dua garis yang
sejajar dan berpotongan
terletak pada satu bidang?
Jawab: terletak pada satu
bidang.
d. Bagaimana dua garis
dikatakan bersilangan?
Jawab: tidak terletak pada
satu bidang yang sama.
6. Guru menanyakan kepada Papan Berani,
peserta didik mengenai tulis Percaya
ketegaklurusan. Bagaimana Diri
dua garis dikatakan tegak
lurus?
Jawab: dua garis dikatan tegak
lurus apabila sudut yang
terbentuk antara kedua garis
tersebut adalah sebesar .
Motivasi 7. Guru menjelaskan cara Papan
menggambar kubus yang cepat tulis
dan benar.
150

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
a. Bagaimana langkah pertama
yang untuk membuat kubus
ABCDEFGH?
Jawab: Membuat bidang
ABFE
b. Kemudian langkah
selanjutnya?
Jawab: Membuat garis AD,
dengan ketentuan
, dan panjang ruas garis

. Membuat ruas

garis BC yang sejajar ruas


garis AD. Membuat ruas
garis CG dan DH yang
sejajar ruas garis AE.
Kegiatan Inti
30’ Eksplorasi. 1. Guru menjelaskan teorema- Papan Semangat,
Menyenang teorema tentang dua garis yang Tulis, Hormat,
kan, sejajar, garis sejajar bidang, LCD, Rajin
Menantang, bidang-bidang yang sejajar, Laptop,
Interaktif garis tegak lurus bidang CD
dengan bantuan CD Pembe
pembelajaran. lajaran
151

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
2. Guru memberikan contoh
aplikasi teorema-teorema
tersebut dalam bangun ruang
berbantuan CD pembelajaran.
Fase : Klarifikasi Masalah
30’ Elaborasi, 3. Guru mengelompokkan
Menyenang peserta didik menjadi beberapa
kan kelompok, tiap kelompok
terdiri dari 4 anak.
4. Guru membagikan soal latihan
yang berisi permasalahan
kepada masing-masing
kelompok.
Eksplorasi, 5. Guru membimbing peserta Latihan Berpikir
Mandiri, didik untuk mengumpulkan Soal logis, dan
Menantang informasi dari penyelesaian kritis
masalah yang diberikan.
Fase: Brainstorming
Elaborasi, 6. Masing-masing peserta didik
Mandiri, dari masing-masing kelompok
Kreativitas diminta untuk saling
mengungkapkan pendapatnya
secara logis serta kritis tentang
152

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
strategi penyelesaian masalah
yang diberikan.

Fase: Evaluasi dan Seleksi


Elaborasi, 7. Guru memfasilitasi peserta Menghargai
Menyenang didik pada masing-masing Pendapat
kan kelompok agar saling Orang lain
mendiskusikan dan memilih
strategi yang tepat dengan
bersungguh-sungguh untuk
menyelesaikan masalah yang
diberikan.

Fase: Implementasi
Konfirmasi, 8. Peserta didik menerapkan Demokratis
Mandiri, strategi yang telah dipilih oleh
Menyenang masing-masing kelompoknya
kan untuk menyelesaikan masalah
yang diberikan, kemudian
guru meminta perwakilan dari
kelompok tersebut untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
153

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Konfirmasi, 9. Guru memberi tanggapan
Menantang, kepada kelompok yang telah
Kreativitas mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya.
10. Guru memberikan kuis kepada Lampi
peserta didik di akhir ran
pembelajaran.

Kegiatan Penutup
5’ Konfirmasi, 1. Peserta didik dengan Papan Tanggung
Interaktif bimbingan guru menarik Tulis Jawab,
kesimpulan dari kegiatan Jujur,
pembelajaran. Mandiri
2. Guru memberi PR untuk Lampi Semangat,
mendalami materi dan ran Hormat,
memberitahukan materi yang Rajin
akan diajarkan selanjutnya.
Motivasi 3. Guru memberikan motivasi Disiplin
mengingatkan peserta didik
untuk selalu belajar.
4. Guru menutup pelajaran dan
meninggalkan kelas tepat
waktu.
154

I. ALAT DAN SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar : Buku Matematika untuk SMA kelas X (Erlangga)


Sumber lain yang relevan
Media/Alat : Papan Tulis, Soal latihan, Laptop, LCD, dan CD
Pembelajaran

Mengetahui, ........., ......, ............... 2013


Kepala SMA N 1 Sulang Guru Mapel Matematika.

( .........................................) (Mohammad Maftukhin)


NIP :…………..……….... NIM : 4101409026
155

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMA N 1 Sulang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/2
Pertemuan ke : II

A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis
dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
B. KOMPETENSI DASAR
6.2. Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menentukan jarak titik ke titik.
2. Menentukan jarak titik ke garis.
3. Menentukan jarak titik ke bidang.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
berbantuan CD Pembelajaran, pada akhir pembelajaran diharapkan peserta
didik mampu:
1. Menentukan jarak titik ke titik.
2. Menentukan jarak titik ke garis.
3. Menentukan jarak titik ke bidang.
E. MATERI AJAR
Cara menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis dan jarak titik ke
bidang.
F. ALOKASI WAKTU
2 x 45 menit.
156

G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


Model pembelajaran : Creative Problem Solving berbantuan CD
Pembelajaran
Metode pembelajaran : Tanya jawab (Good Question) dan pemberian tugas.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Kegiatan Awal
5’ Motivasi 1. Guru meyiapkan kondisi Religius
fisik kelas, yaitu dengan
memberi salam, berdoa,
presensi dan menyapa
peserta didik.
Motivasi 2. Guru menyampaikan Papan
materi pokok yang akan tulis
diajarkan
3. Guru menyampaikan
tujuan dan model
pembelajaran yang akan
digunakan agar proses
pembelajaran berjalan
sesuai dengan yang
diharapkan
Motivasi 4. Guru memberikan motivasi Semangat
157

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
sebelum pembelajaran Papan Berani,
dimulai agar peserta didik Tulis Percaya Diri
lebih bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran.
10’ Apersepsi 5. Guru melakukan apersepsi
untuk mengingatkan
kembali materi prasyarat
yaitu materi ketegaklurusan
dengan memberikan
ilustrasi dan pertanyaan
a. Apakah yang dimaksud
dengan jarak?
Jawab: panjang ruas
garis penghubung
terpendek.
b. Bagaimana dua buah
garis itu dikatakan
tegak lurus?
Jawab: dua garis
dikatakann tegak lurus
apabila sudut yang
terbentuk antara
keduanya adalah .
158

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
6. Guru mengingatkan kepada
peserta didik mengenai
teorema proyeksi pada
segitiga.
C

b a

p q D
A
D c

Kegiatan Inti
30’ 1. Guru menjelaskan cara Papan Semangat,
mencari jarak titik ke titik tulis, percaya diri
dengan bantuan CD LCD,
Pembelajaran. Laptop,
c. Mana yang merupakan CD Berpikir
jarak titik P ke Q? Pembe logis, dan
Jawab: jarak titik P ke lajaran kritis
Q adalah ruas garis PQ

Waktu Langkah- Kegiatan Pelajaran Alat Pendidikan


159

langkah Bantu Karakter


Menurut Bangsa
Standar (PKB)
Proses
Eksplorasi, 2. Guru menjelaskan cara
menyenang mencari jarak titik ke garis
kan, dengan bantuan CD
menantang, Pembelajaran.
interaktif a. Mana yang merupakan
jarak titik P ke garis ,
dimana ?
Jawab: panjang ruas
garis yang dibuat
melalui titik P tegak
lurus garis .
3. Guru menjelaskan cara
mencari jarak titik ke
bidang dengan bantuan CD
Pembelajaran.
a. Mana yang merupakan
jarak titik P ke bidang
BEG?
Jawab: panjang ruas
garis yang dibuat
melalui titik P tegak
lurus bidang BEG.
160

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Fase : Klarifikasi Masalah
Eksplorasi, 4. Guru mengelompokkan
Mandiri, peserta didik menjadi
Menantang beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 4
anak.
Elaborasi, 5. Guru membagikan soal Latihan
Mandiri, latihan yang berisi Soal
Kreativitas permasalahan kepada
masing-masing kelompok.
Elaborasi, 6. Guru membimbing peserta Menghargai
Menyenan didik untuk mengumpulkan Pendapat
gkan informasi dari penyelesaian Orang lain
masalah yang diberikan.

Fase: Brainstorming
Konfirmasi, 7. Masing-masing peserta Demokratis
Mandiri, didik dari masing-masing
Menyenang kelompok diminta untuk
kan saling mengungkapkan
pendapatnya secara logis
serta kritis tentang strategi
penyelesaian masalah yang
diberikan.
161

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Fase: Evaluasi dan Seleksi
Konfirmasi, 8. Guru memfasilitasi peserta Tanggung
Menantang, didik pada masing-masing Jawab, Jujur,
Kreativitas kelompok agar saling Mandiri
mendiskusikan dan memilih
strategi yang tepat dengan
bersungguh-sungguh untuk
menyelesaikan masalah
yang diberikan.
Fase: Implementasi
Konfirmasi, 9. Peserta didik menerapkan
Interaktif strategi yang telah dipilih
oleh masing-masing
kelompoknya untuk
menyelesaikan masalah
yang diberikan, kemudian
guru meminta perwakilan
dari kelompok tersebut
untuk mempresentasikan
hasil diskusinya di depan
kelas.
10. Guru memberi tanggapan Lampi
kepada kelompok yang ran
telah mempresentasikan
162

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
hasil diskusi kelompoknya.
11. Guru memberikan kuis
kepada peserta didik di
akhir pembelajaran.

Kegiatan Penutup
5’ Motivasi 1. Peserta didik dengan Papan Semangat,
bimbingan guru menarik Tulis Hormat,
kesimpulan dari kegiatan Rajin
pembelajaran dan menunjuk
salah satu peserta didik
untuk mengungkapkannya.
2. Guru memberi PR untuk Lampir Disiplin
mendalami materi dan an
memberitahukan materi
yang akan diajarkan
selanjutnya.
3. Guru memberikan motivasi
mengingatkan peserta didik
untuk selalu belajar.
4. Guru menutup pelajaran
dan meninggalkan kelas
tepat waktu
163

I. ALAT DAN SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar: Buku Matematika untuk SMA kelas X (Erlangga) Sumber lain
yang relevan
Media/Alat : Papan Tulis, Soal Latihan, Laptop, LCD, dan CD
Pembelajaran

Mengetahui, ......., ......, ............. 2013


Kepala SMA N 1 Sulang Guru Mapel Matematika.

( .........................................) (Mohammad Maftukhin)


NIP :…………..…………. NIM : 4101409026
164

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMA N 1 Sulang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/2
Pertemuan ke : III

A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis
dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
B. KOMPETENSI DASAR
6.2. Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menentukan jarak dua garis yang sejajar.
2. Menentukan jarak garis dan bidang yang sejajar.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
berbantuan CD Pembelajaran, pada akhir pembelajaran diharapkan peserta
didik mampu:
1. Menentukan jarak dua garis yang sejajar.
2. Menentukan jarak garis dan bidang yang sejajar.
E. MATERI AJAR
Cara menentukan jarak dua garis yang sejajar dan jarak garis dengan bidang
yang sejajar.
165

F. ALOKASI WAKTU
2 x 45 menit.
G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Creative Problem Solving berbantuan CD
Pembelajaran
Metode pembelajaran : Tanya jawab (Good Question) dan pemberian tugas.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Kegiatan Awal
5’ 8. Guru meyiapkan kondisi fisik Religius
kelas, yaitu dengan memberi
salam, berdoa, presensi dan
menyapa peserta didik.
Motivasi 9. Guru menyampaikan materi Papan
pokok yang akan diajarkan tulis
Motivasi 10. Guru menyampaikan tujuan
dan model pembelajaran yang
akan digunakan agar proses
pembelajaran berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
Motivasi 11. Guru memberikan motivasi Semangat
sebelum pembelajaran dimulai
agar peserta didik lebih
bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran.
166

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Apersepsi 12. Guru melakukan apersepsi Papan Berani,
untuk mengingatkan kembali Tulis Percaya
materi prasyarat yaitu materi Diri
kesejajaran dengan
memberikan ilustrasi dan
pertanyaan.
a. Bagaimana sebuah garis
dikatakan sejajar suatu
bidang?
Jawab: jika garis tersebut
sejajar dengan sebuah garis
yang ada pada bidang itu.

Kegiatan Inti
30’ Eksplorasi. 11. Guru menjelaskan teorema- Papan Semangat,
Menyenang teorema tentang cara mencari Tulis, Hormat,
kan, jarak pada dua garis yang LCD, Rajin
Menantang, sejajar dan cara mencari jarak Laptop,
Interaktif garis dan bidang yang sejajar CD
dengan bantuan CD Pembel
pembelajaran kemudian ajaran
memberikan contoh aplikasi
teorema-teorema tersebut
167

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Fase : Klarifikasi Masalah
30’ Elaborasi, 12. Guru mengelompokkan
Menyenang peserta didik menjadi
kan beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 4 anak.
13. Guru membagikan soal
latihan yang berisi
permasalahan kepada
masing-masing kelompok.
Eksplorasi, 14. Guru membimbing peserta
Mandiri, didik untuk mengumpulkan
Menantang informasi dari penyelesaian
masalah yang diberikan.
Fase: Brainstorming
Elaborasi, 15. Masing-masing peserta didik Latihan Berpikir
Mandiri, dari masing-masing Soal logis, dan
Kreativitas kelompok diminta untuk kritis
saling mengungkapkan
pendapatnya secara logis
serta kritis tentang strategi
penyelesaian masalah yang
diberikan.
168

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Fase: Evaluasi dan Seleksi
Elaborasi, 16. Guru memfasilitasi peserta Menghargai
Menyenang didik pada masing-masing Pendapat
kan kelompok untuk saling Orang lain
mendiskusikan dan memilih
strategi yang tepat dengan
untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan.
Fase: Implementasi
17. Peserta didik menerapkan
Konfirmasi, strategi yang telah dipilih Demokratis
Mandiri, untuk menyelesaikan
Menyenang masalah yang diberikan,
kan kemudian guru meminta
perwakilan dari kelompok
tersebut untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya.
Konfirmasi, 18. Guru memberi tanggapan Tanggung
Menantang, kepada kelompok yang telah Jawab,
Kreativitas mempresentasikan hasil Jujur,
diskusi kelompoknya. Mandiri
169

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Konfirmasi, 19. Guru memberikan kuis Lampi
Interaktif kepada peserta didik di akhir ran
pembelajaran.

Kegiatan Penutup
5’ Motivasi 5. Peserta didik dengan Papan Semangat,
bimbingan guru menarik Tulis Hormat,
kesimpulan dari kegiatan Rajin
pembelajaran dan menunjuk Disiplin
salah satu peserta didik untuk
mengungkapkannya.
6. Guru memberi PR untuk Lampi
mendalami materi dan ran
memberitahukan materi yang
akan diajarkan selanjutnya.
7. Guru memberikan motivasi
mengingatkan peserta didik
untuk selalu belajar.
8. Guru menutup pelajaran dan
meninggalkan kelas tepat
waktu.
170

I. ALAT DAN SUMBER BELAJAR


Sumber Belajar : Buku Matematika untuk SMA kelas X (Erlangga)
Sumber lain yang relevan.
Media/Alat : Papan Tulis, Soal latihan, Laptop, LCD, dan CD
Pembelajaran.

Mengetahui, ........., ......, ............... 2013


Kepala SMA N 1 Sulang Guru Mapel Matematika.

( .........................................) (Mohammad Maftukhin)


NIP :…………..………... NIM : 4101409026
171

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMA N 1 Sulang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/2
Pertemuan ke : IV

A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis
dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
B. KOMPETENSI DASAR
6.2. Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menentukan jarak dua bidang yang sejajar.
2. Menentukan jarak dua garis yang bersilangan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
berbantuan CD Pembelajaran, pada akhir pembelajaran diharapkan peserta
didik mampu:
1. Menentukan jarak dua bidang yang sejajar.
2. Menentukan jarak dua garis yang bersilangan.
E. MATERI AJAR
Cara menentukan jarak dua bidang yang sejajar dan jarak dua garis yang
bersilangan.
F. ALOKASI WAKTU
2 x 45 menit.
172

G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


Model pembelajaran: Creative Problem Solving berbantuan CD Pembelajaran
Metode pembelajaran : Tanya jawab (Good Question) dan pemberian tugas.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Kegiatan Awal
7. Guru meyiapkan kondisi Religius
fisik kelas, yaitu dengan
memberi salam, berdoa,
presensi dan menyapa
5’ peserta didik.
Motivasi 8. Guru menyampaikan materi Papan
pokok yang akan diajarkan tulis
Motivasi 9. Guru menyampaikan tujuan
dan model pembelajaran
yang akan digunakan agar
proses pembelajaran
berjalan sesuai dengan yang
diharapkan
Motivasi 10. Guru memberikan motivasi Semangat
sebelum pembelajaran
dimulai agar peserta didik
lebih bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran.
10’ Apersepsi 11. Guru melakukan apersepsi
untuk mengingatkan
kembali materi prasyarat
173

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
yaitu materi kesejajaran dan Papan Berani,
dua garis bersilangan Tulis Percaya
dengan memberikan Diri
ilustrasi dan pertanyaan
a. Bagaimana bidang
sejajar dengan bidang
?
Jawab: jika dua garis
berpotongan pada
bidang sejajar dengan
dua garis berpotongan
pada bidang .
a. Bagaimana dua garis
dikatakan bersilangan?
Jawab: dua garis
dikatakan bersilangan
apabila kedua garis
tersebut tidak terletak
pada satu bidang yang
sama.
Kegiatan Inti
30’ Eksplorasi, 1. Guru menjelaskan cara Papan Semangat,
mencari jarak dua bidang Tulis, Percaya
yang sejajar dengan bantuan
CD pembelajaran
174

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Menyenan a. Mana yang merupakan LCD, Diri, Berani
gkan, jarak antara bidang Laptop,
Interaktif dan bidang yang CD
sejajar? Pembe
Jawab: jarak antara lajaran
salah satu pada titik
pada bidang terhadap
bidang atau
sebaliknya.
2. Guru menjelaskan cara
mencari jarak dua garis
yang bersilangan dengan Papan
bantuan CD pembelajaran. Tulis,
a. Mana yang merupakan LCD,
jarak antara garis dan Laptop,
yang bersilangan? CD
Jawab: panjang ruas Pembe
garis tegak lurus lajaran
persekutuan dari kedua
garis yang bersilangan
tersebut.
175

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
3. Guru memberikan contoh Semangat,
dari penjelasan yang telah Percaya diri
disampaikan kepada peserta
didik tersebut dalam bangun
ruang berbantuan CD
pembelajaran.

Fase : Klarifikasi Masalah


30’ Elaborasi, 4. Guru mengelompokkan
Menyenan peserta didik menjadi
gkan beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 4
anak.

Fase: Implementasi
Konfirmasi, 5. Peserta didik menerapkan Demokratis
Mandiri, strategi yang telah dipilih
Menyenang oleh masing-masing
kan kelompoknya untuk
menyelesaikan masalah
yang diberikan, kemudian
guru meminta perwakilan
dari kelompok tersebut
untuk mempresentasikan
hasil diskusinya di depan
kelas.
176

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Konfirmasi, 6. Guru memberi tanggapan Lampi Tanggung
Menantang, kepada kelompok yang ran Jawab,
Kreativitas telah mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya.
Konfirmasi, 7. Guru memberikan kuis Jujur,
Interaktif kepada peserta didik di Mandiri
akhir pembelajaran.
Kegiatan Penutup
5’ Motivasi 5. Peserta didik dengan Papan Semangat,
bimbingan guru menarik Tulis Hormat,
kesimpulan dari kegiatan Rajin
pembelajaran dan menunjuk
salah satu peserta didik
untuk mengungkapkannya.
6. Guru memberi PR untuk Lampi Disiplin
mendalami materi dan ran
memberitahukan materi
yang akan diajarkan
selanjutnya.
7. Guru memberikan motivasi
mengingatkan peserta didik
untuk selalu belajar.
8. Guru menutup pelajaran
dan meninggalkan kelas
tepat waktu
177

I. ALAT DAN SUMBER BELAJAR


Sumber Belajar: Buku Matematika untuk SMA kelas X (Erlangga) Sumber
lain yang relevan.
Media/Alat : Papan Tulis, Soal latihan, Laptop, LCD, dan CD Pembelajaran.

Mengetahui, ........., ......, ............... 2013


Kepala SMA N 1 Sulang Guru Mapel Matematika.

( .................................) (Mohammad Maftukhin)


NIP :…………..………. NIM : 4101409026
178

Lampiran 17
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : SMA N 1 Sulang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/2
Pertemuan ke :I

A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis
dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
B. KOMPETENSI DASAR
6.2. Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga. serta bagian-bagiannya.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menentukan dua garis yang sejajar dalam ruang dimensi tiga.
2. Menentukan garis yang sejajar bidang dalam ruang dimensi tiga.
3. Menentukan dua bidang yang sejajar dalam ruang dimensi tiga
4. Menentukan dua garis yang saling tegak lurus dalam ruang dimensi tiga.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran Ekspositori berbantuan power
point. Pada akhir pembelajaran diharapkan peserta didik mampu:
1. Menentukan dua garis yang sejajar dalam ruang dimensi tiga.
2. Menentukan garis yang sejajar bidang dalam ruang dimensi tiga.
3. Menentukan dua bidang sejajar dalam ruang dimensi tiga.
4. Menentukan dua garis yang saling tegak lurus dalam ruang dimensi tiga.
179

E. MATERI AJAR
1. Dua garis yang sejajar dalam ruang dimensi tiga.
2. Garis yang sejajar bidang dalam ruang dimensi tiga.
3. Dua bidang sejajar dalam ruang dimensi tiga.
4. Dua garis yang saling tegak lurus dalam ruang dimensi tiga.
F. ALOKASI WAKTU
2 x 45 menit.
G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Ekspositori berbantuan Power Point
Metode pembelajaran : Tanya jawab (Good Question) dan pemberian
tugas.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Kegiatan Awal
5’ 1. Guru meyiapkan kondisi fisik Religius
kelas, yaitu dengan memberi
salam, berdoa, presensi dan
menyapa peserta didik.
Motivasi 2. Guru menyampaikan materi Papan
pokok yang akan diajarkan tulis
Motivasi 3. Guru menyampaikan tujuan
dan model pembelajaran yang
akan digunakan agar proses
pembelajaran berjalan sesuai
180

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
dengan yang diharapkan
Motivasi 4. Guru memberikan motivasi
sebelum pembelajaran
dimulai agar peserta didik
lebih bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran.
10’ Apersepsi 5. Guru melakukan apersepsi Papan Semangat
untuk mengingatkan kembali Tulis
materi prasyarat yaitu materi
kesejajaran, ketegaklurusan
dengan memberikan ilustrasi
dan pertanyaan. Berani,
a. Bagiamana dua garis Percaya
dikatakan sejajar? Diri
Jawab:dua garis dikatakan
sejajar jika tidak
mempunyai titik
persekutuan.
b.Jika dua garis itu
mempunyai titik persekutuan,
maka kedudukan dua garis
itu
181

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
bagaimana?
Jawab: berpotongan
Jadi apakah dua garis
yang sejajar dan
berpotongan terletak pada
satu bidang?
Jawab: terletak pada satu
bidang.
Bagaimana dua garis
dikatakan bersilangan?
Jawab: tidak terletak pada
satu bidang yang sama.
6. Guru menanyakan peserta Papan Berani,
didik mengenai tulis Percaya
ketegaklurusan. Bagaimana Diri
dua garis dikatakan tegak
lurus?
Jawab: dua garis dikatan
tegak lurus apabila sudut
yang terbentuk antara
kedua garis tersebut
adalah sebesar .
182

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Motivasi 7. Guru menjelaskan cara Papan
menggambar kubus yang cepat tulis
dan benar.
d. Bagaimana langkah pertama
yang untuk membuat kubus
ABCDEFGH?
Jawab: Membuat bidang
ABFE
e. Kemudian langkah
selanjutnya?
Jawab: Membuat garis AD,
dengan ketentuan
, dan panjang ruas garis
. Membuat ruas

garis BC yang sejajar ruas


garis AD. Membuat ruas
garis CG dan DH yang
sejajar ruas garis AE.

Kegiatan Inti
8. Guru menjelaskan teorema-
30’ teorema tentang dua garis
yang sejajar.
183

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Eksplorasi. 9. Guru menjelaskan teorema- Papan Semangat,
Menyenang teorema tentang dua garis yang Tulis, Hormat,
kan, sejajar. LCD, Rajin
Menantang, 10. Guru menjelaskan teorema- Laptop,
Interaktif teorema tentang garis sejajar Power
bidang. Point
11. Guru menjelaskan teorema-
teorema tentang bidang-bidang
yang sejajar.
12. Guru menjelaskan tentang
garis tentang tegak lurus
bidang.
13. Guru memberikan contoh
aplikasi teorema-teorema
tersebut dalam bangun ruang.
14. Peserta didik diminta untuk
mengerjakan soal di papan
tulis
30’ Elaborasi, 15. Guru memberikan tes akhir Soal Kejujuran,
Menyenang kepada peserta didik untuk Kuis Tanggung
kan, mengetahui kemampuan Jawab
Menantang, peserta didik.
Mandiri
184

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Konfirmasi, 16. Guru melihat hasil kuis dan
Menyenang memberikan konfirmasi
kan jawaban yang benar dari soal
yang diberikan.

Kegiatan Penutup
15’ Konfirmasi, 17. Peserta didik dengan Papan Semangat,
Interaktif bimbingan guru menarik Tulis Hormat,
kesimpulan dari kegiatan Rajin
pembelajaran dan menunjuk
salah satu peserta didik untuk
mengungkapkannya.
18. Guru memberi PR untuk
mendalami materi dan
Motivasi memberitahukan materi yang Lampi
akan diajarkan selanjutnya. ran
19. Guru memberikan motivasi
mengingatkan peserta didik
untuk selalu belajar.
20. Guru menutup pelajaran dan Disiplin
meninggalkan kelas tepat
waktu
185

I. ALAT DAN SUMBER BELAJAR


Sumber Belajar : Buku Matematika untuk SMA kelas X (Erlangga) Sumber
lain yang relevan
Media/Alat : Papan Tulis, Laptop, LCD, dan Power Point

Mengetahui, ........., ......, ............. 2013


Kepala SMA N 1 Sulang Guru Mapel Matematika.

( ......................................) (Mohammad Maftukhin)


NIP :…………..………. NIM : 4101409026
186

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMA N 1 Sulang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/2
Pertemuan ke : II

A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis
dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
B. KOMPETENSI DASAR
6.2. Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
4. Menentukan jarak titik ke titik.
5. Menentukan jarak titik ke garis.
6. Menentukan jarak titik ke bidang.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran Ekspositori berbantuan power
point. Pada akhir pembelajaran diharapkan peserta didik mampu:
4. Menentukan jarak titik ke titik.
5. Menentukan jarak titik ke garis.
6. Menentukan jarak titik ke bidang.
E. MATERI AJAR
Cara menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis dan jarak titik ke
bidang.
187

F. ALOKASI WAKTU
2 x 45 menit
G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Ekspositori berbantuan Power Ponit
Metode pembelajaran : Tanya jawab (Good Question) dan pemberian
tugas.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
5’ Kegiatan Awal
1. Guru meyiapkan kondisi fisik Religius
kelas, yaitu dengan memberi
salam, berdoa, presensi dan
menyapa peserta didik.
Motivasi 2. Guru menyampaikan materi Papan
pokok yang akan diajarkan tulis
Motivasi 3. Guru menyampaikan tujuan
dan model pembelajaran
yang akan digunakan agar
proses pembelajaran berjalan
sesuai yang diharapkan.
4. Guru memberikan motivasi
Motivasi sebelum pembelajaran Semangat
dimulai agar peserta didik
lebih bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran.
188

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
10’ 5. Guru melakukan apersepsi
untuk mengingatkan kembali
materi prasyarat yaitu materi
ketegaklurusan dengan
memberikan ilustrasi dan
pertanyaan. Papan Berani,
Apersepsi c. Apa yang dimaksud Tulis Percaya Diri
dengan jarak?
Jawab: panjang ruas garis
penghubung terpendek.
d. Bagaimana dua buah
garis itu dikatakan tegak
lurus?
Jawab: dua garis
dikatakann tegak lurus
apabila sudut yang
terbentuk antara
keduanya adalah .
6. Guru mengingatkan kepada
peserta didik mengenai
teorema proyeksi pada
segitiga
189

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses

b a

p q D
A
D c

Kegiatan Inti
30’ Eksplorasi, 1. Guru menjelaskan cara Papan Semangat,
Menyenangk mencari jarak titik ke titik. tulis Percaya Diri
an, Interaktif a. Mana yang merupakan
jarak titik P ke Q?
Jawab: ruas garis PQ
2. Guru menjelaskan cara
mencari jarak titik ke garis.
a. Mana yang merupakan
jarak titik P ke garis ,
dimana ?
Jawab: panjang ruas
garis yang dibuat
melalui titik P tegak
lurus garis .
190

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
b. Kenapa?
Jawab: Karena panjang
ruas garis tersebut
merupakan panjang ruas
garis terpendek yang
menghubungkan titik P
dengan garis .
3. Guru menjelaskan cara
mencari jarak titik ke
bidang. Mana yang
merupakan jarak titik P ke
bidang BEG?
30’ Elaborasi, Jawab: panjang ruas garis Papan Semangat,
Menyenang yang dibuat melalui titik P Tulis, Hormat,
kan, tegak lurus bidang BEG. LCD, Rajin
Menantang, 4. Guru memberikan contoh Laptop,
Mandiri jarak tersebut dalam bangun Power
ruang. Point
Konfirmasi, 5. Guru memberikan tes akhir Kejujuran,
Menyenang kepada peserta didik untuk Soal Tanggung
kan mengetahui kemampuan Kuis Jawab
peserta didik.
191

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
6. Guru melihat hasil kuis dan
memberikan konfirmasi
jawaban yang benar dari
soal yang diberikan.
Kegiatan Penutup
5’ Konfirmasi, 1. Peserta didik dengan Papan Semangat,
Interaktif, bimbingan guru menarik Tulis Hormat,
Menyenang kesimpulan dari kegiatan Rajin
kan pembelajaran dan menunjuk
salah satu peserta didik
untuk mengungkapkannya.
2. Guru memberi PR untuk Lampi
mendalami materi dan ran
memberitahukan materi
yang akan diajarkan
selanjutnya.
Motivasi Guru memberikan motivasi
mengingatkan peserta didik
untuk selalu belajar.
3. Guru menutup pelajaran Disiplin
dan meninggalkan kelas
tepat waktu
192

I. ALAT DAN SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar : Buku Matematika untuk SMA kelas X (Erlangga)


Sumber lain yang relevan
Media/Alat : Papn Tulis, Laptop, LCD, dan Power Point

Mengetahui, ........., ......, ............... 2013


Kepala SMA N 1 Sulang Guru Mapel Matematika.

( ....................................) (Mohammad Maftukhin)


NIP :…………..………. NIM : 4101409026
193

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
KELAS KONTROL

Sekolah : SMA N 1 Sulang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/2
Pertemuan ke : III

A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis
dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
B. KOMPETENSI DASAR
6.2. Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3. Menentukan jarak dua garis yang sejajar.
4. Menentukan jarak garis dan bidang yang sejajar.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran Ekspositori berbantuan power
point. Pada akhir pembelajaran diharapkan peserta didik mampu:
1. Menentukan jarak dua garis yang sejajar.
2. Menentukan jarak garis dan bidang yang sejajar.
E. MATERI AJAR
Cara menentukan jarak dua garis yang sejajar dan jarak garis dengan bidang
yang sejajar.
F. ALOKASI WAKTU
2 x 45 menit.
194

G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


Model pembelajaran : Ekspositori berbantuan Power Ponit
Metode pembelajaran : Tanya jawab (Good Question) dan pemberian
tugas.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Kegiatan Awal
5’ 1. Guru meyiapkan kondisi fisik Religius
kelas, yaitu dengan memberi
salam, berdoa, presensi dan
menyapa peserta didik.
Motivasi 2. Guru menyampaikan materi Papan
pokok yang akan diajarkan tulis
Motivasi 3. Guru menyampaikan tujuan
dan model pembelajaran yang
akan digunakan agar proses
pembelajaran berjalan sesuai
dengan yang diharapkan
Motivasi 4. Guru memberikan motivasi Semangat
sebelum pembelajaran dimulai
agar peserta didik lebih
bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran.
5. Guru melakukan apersepsi
untuk mengingatkan kembali
195

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
10’ Apersepsi materi prasyarat yaitu materi Papan Berani,
kesejajaran dengan Tulis Percaya Diri
memberikan ilustrasi dan
pertanyaan.
b. Bagaimana sebuah garis
dikatakan sejajar suatu
bidang?
Jawab: jika garis tersebut
sejajar dengan sebuah
garis yang ada pada bidang
itu.
Kegiatan Inti
30’ Eksplorasi, 1. Guru menjelaskan cara Papan Semangat,
Menyenang mencari jarak dua garis yang tulis, Percaya Diri
kan, sejajar. Laptop,
Interaktif a. Mana yang merupakan jarak LCD,
antara dua garis sejajar Power
dan ? Point
Jawab: jarak antara garis
dan adalah jarak antara
sebarang titik pada garis
terhadap garis .
b. Guru menjelaskan cara
196

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
mencari jarak garis dan
bidang yang sejajar.
c. Mana yang merupakan
jarak antara garis dan
bidang yang
sejajar?Jawab: jarak salah
satu titik pada garis
dengan bidang .
30’ Elaborasi, 2. Guru memberikan tes akhir Soal Kejujuran,
Menyenang kepada peserta didik untuk Kuis Tanggung
kan, mengetahui kemampuan Jawab
Menantang, peserta didik.
Mandiri 3. Guru melihat hasil kuis dan
memberikan konfirmasi
Konfirmasi, jawaban yang benar dari soal
Menyenang yang diberikan.
kan
Kegiatan Penutup
15’ Konfirmasi, 1. Peserta didik dengan Papan Semangat,
Interaktif, bimbingan guru menarik Tulis Hormat,
Menyenang kesimpulan dari kegiatan Rajin
kan pembelajaran dan menunjuk
salah satu peserta didik untuk
197

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
mengungkapkannya.
2. Guru memberi PR untuk dan Lampi
memberitahukan materi yang ran
akan diajarkan selanjutnya.
Motivasi 3. Guru memberikan motivasi
mengingatkan peserta didik
untuk selalu belajar.
4. Guru menutup pelajaran dan Disiplin
meninggalkan kelas tepat
waktu

I. ALAT DAN SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar : Buku Matematika untuk SMA kelas X (Erlangga)


Sumber lain yang relevan
Media/Alat : Papan Tulis, Soal latihan, Laptop, LCD.

Mengetahui, ..., ......, ............... 2013


Kepala SMA N 1 Sulang Guru Mapel Matematika.

( ......................................) (Mohammad Maftukhin)


NIP :…………..………. NIM : 4101409026
198

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
KELAS KONTROL

Sekolah : SMA N 1 Sulang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/2
Pertemuan ke : IV

A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis
dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
B. KOMPETENSI DASAR
6.2. Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3. Menentukan jarak dua bidang yang sejajar.
4. Menentukan jarak dua garis yang bersilangan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan model pembelajaran Ekspositori berbantuan power
point. Pada akhir pembelajaran diharapkan peserta didik mampu:
21. Menentukan jarak dua bidang yang sejajar.
22. Menentukan jarak dua garis yang bersilangan.
E. MATERI AJAR
Cara menentukan jarak dua bidang yang sejajar dan jarak dua garis yang
bersilangan.
F. ALOKASI WAKTU
2 x 45 menit.
199

G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


Model pembelajaran : Ekspositori berbantuan Power Point
Metode pembelajaran: Tanya jawab (Good Question) dan pemberian tugas.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Kegiatan Awal
1. Guru meyiapkan kondisi fisik Religius
kelas, yaitu dengan memberi
salam, berdoa, presensi dan
menyapa peserta didik.
5’ Motivasi 2. Guru menyampaikan materi Papan
pokok yang akan diajarkan tulis
Motivasi 3. Guru menyampaikan tujuan
dan model pembelajaran yang
akan digunakan agar proses
pembelajaran berjalan sesuai
dengan yang diharapkan
Motivasi 4. Guru memberikan motivasi Semangat
sebelum pembelajaran dimulai
agar peserta didik lebih
bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran.
5. Guru melakukan apersepsi
untuk mengingatkan kembali
200

Langkah-
Pendidikan
langkah
Waktu Alat Karakter
Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
10’ Apersepsi materi prasyarat yaitu materi Papan Berani,
kesejajaran dan dua garis Tulis Percaya Diri
bersilangan dengan memberikan
ilustrasi dan pertanyaan.
b. Bagaimana bidang sejajar
dengan bidang ?
Jawab: jika dua garis
berpotongan pada bidang
sejajar dengan dua garis
berpotongan pada bidang .
c. Bagaimana dua garis
dikatakan bersilangan?
Jawab: dua garis dikatakan
bersilangan apabila kedua
garis tersebut tidak terletak
pada satu bidang yang
sama.

Kegiatan Inti
30’ Eksplorasi, 12. Guru menjelaskan cara mencari Papan Semangat,
Menyenang jarak dua bidang yang Tulis,
kan, LCD,
201

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Interaktif sejajar. Laptop, Percaya Diri,
Mana yang merupakan Power Berani
jarak antara bidang dan Point
bidang yang sejajar?
Jawab: jarak antara salah
satu pada titik pada bidang
terhadap bidang atau
sebaliknya.
13. Guru menjelaskan cara
mencari jarak dua garis yang
bersilangan.
b. Mana yang merupakan
jarak antara garis dan
yang bersilangan?
Jawab: panjang ruas garis
tegak lurus persekutuan dari
kedua garis yang
bersilangan tersebut.
14. Guru memberikan contoh jarak
tersebut dalam bangun ruang
berbantuan.
30’ Elaborasi, 15. Guru memberikan tes akhir Soal Kejujuran,
Menyenang kepada peserta didik untuk Kuis Tanggung
kan, mengetahui kemampuan Jawab
202

Langkah-
Pendidikan
langkah
Alat Karakter
Waktu Menurut Kegiatan Pelajaran
Bantu Bangsa
Standar
(PKB)
Proses
Menantang, peserta didik.
Mandiri 16. Guru melihat hasil kuis dan
Konfirmasi, memberikan konfirmasi
Menyenang jawaban yang benar dari soal
kan yang diberikan.
Kegiatan Penutup
15’ Konfirmasi, 1. Peserta didik dengan Papan Semangat,
Interaktif, bimbingan guru menarik Tulis Hormat,
Menyenang kesimpulan dari kegiatan Rajin
kan pembelajaran dan menunjuk
salah satu peserta didik untuk
mengungkapkannya.
2. Guru memberi PR untuk Lampi
mendalami materi dan ran
memberitahukan materi yang
akan diajarkan selanjutnya.
Motivasi 3. Guru memberikan motivasi
mengingatkan peserta didik
untuk selalu belajar.
4. Guru menutup pelajaran dan
meninggalkan kelas tepat Disiplin
waktu
203

I. ALAT DAN SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar : Buku Matematika untuk SMA kelas X (Erlangga)


Sumber lain yang relevan
Media/Alat : Papan Tulis, Soal latihan, Laptop, LCD.

Mengetahui, ....., ......, ............... 2013


Kepala SMA N 1 Sulang Guru Mapel Matematika.

( .......................................) (Mohammad Maftukhin)


NIP :…………..………… NIM : 4101409026
204

Lampiran 18

Materi Dimensi Tiga

Standar Kompetensi materi pokok dimensi tiga yaitu menentukan

kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam

ruang dimensi tiga. Kompetensi dasar materi pokok dimensi tiga antara lain

menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga,

menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi

tiga, serta menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang

dalam ruang dimensi tiga.

Materi penelitian pada materi pokok dimensi tiga antara lain: jarak dalam ruang

dimensi tiga, yang terdiri dari:

1. Jarak antara dua buah titik;

2. Jarak titik ke garis;

3. Jarak titik ke bidang;

4. Jarak antara dua garis sejajar;

5. Jarak antara garis dan bidang yang sejajar;

6. Jarak antara dua bidang yang sejajar;

7. Jarak antara dua garis yang bersilangan.

Adapun materi yang akan disampaikan adalah sebagai berikut.

Pengertian Titik, Garis, dan Bidang

(5) Titik

Sebuah titik hanya dapat ditentukan oleh letaknya, tetapi tidak

mempunyai ukuran (tidak berdimensi). Sebuah titik digambarkan


205

menggunakan noktah dan diberi nama dengan huruf kapital seperti A,

B, C, S, atau T. Berikut contoh titik:

Gambar 2.1

(6) Garis

Garis hanya mempunyai ukuran panjang tetapi tidak mempunyai

ukuran lebar. Nama sebuah garis dapat dinyatakan dengan huruf kecil:

g, h, k atau menyebutkan nama segmen garis dari pangkal ke ujung.

Berikut contoh garis:

Gambar 2.2

(7) Ruas Garis

Ruas garis merupakan bagian dari garis yang dibatasi oleh dua

titik sehingga ruas garis memiliki panjang tertentu. Berikut contoh

ruas garis: B . S . .T
A .
Gambar 2.3

(8) Bidang

Sebuah bidang yang digambarkan dapat diperluas.

α
Gambar 2.4
206

Aksioma dan Teorema Garis dan Bidang

Aksioma 1

Melalui dua buah titik sebarang hanya dapat dibuat sebuah garis lurus.

Gambar 2.5

Aksioma 2

Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua buah titik persekutuan,

maka garis itu seluruhnya terletak pada bidang.

A B

Gambar 2.6

Aksioma 3

Melalui tiga buah titik sebarang tak segaris hanya dapat dibuat sebuah

bidang.
C
A
B
Gambar 2.7

Teorema 1

Sebuah bidang ditentukan oleh tiga titik sebarang tak segaris.

A B

Gambar 2.8
207

Teorema 2

Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titik yang tidak

terletak pada garis.

Gambar 2.9

Teorema 3

Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis berpotongan.

h g

Gambar 2.10

Teorema 4

Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar.

a b

Gambar 2.11

5) Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang

3. Kedudukan Titik terhadap Garis dan Titik terhadap Bidang

c. Kedudukan Titik terhadap Garis

Kedudukan titik terhadap garis yaitu:

3) Titik terletak pada garis


208

Suatu titik dikatakan terletak pada garis apabila titik tersebut dilalui oleh

garis

4) Titik tidak terletak pada garis

(a) (b)
Gambar 2.12

Gambar 2.12 Kedudukan titik terhadap garis (a) titik A terletak pada garis

g (b) titik B tidak terletak pada garis

Contoh:
Diketahui kubus ABCD. EFGH
H G
E F

D
C
g
A B

Segmen atau ruas garis sebagai wakil garis g.

(c) Titik-titik sudut kubus yang terletak pada garis g

adalah titik A dan titik B

(d) Titik-titik sudut kubus yang tidak terletak pada garis

g adalah titik-titik C, D, E, F, G, dan H.

d. Kedudukan Titik terhadap Bidang

Kedudukan titik terhadap bidang:

3) Titik terletak pada bidang


209

4) Titik tidak terletak pada bidang

(a) (b)
Gambar 2.13

Gambar 2.13 Kedudukan titik terhadap bidang (a) titik A terletak pada

bidang (b) titik B tidak terletak pada bidang

4. Kedudukan Garis terhadap Garis, Garis terhadap Bidang, dan Bidang

terhadap Bidang

d. Kedudukan Garis terhadap Garis lain

Kedudukan garis terhadap garis lain:

4) Dua garis berpotongan

Dua buah garis dikatakan berpotongan jika kedua garis itu terletak

pada sebuah bidang dan mempunyai sebuah titik persekutuan.

5) Dua garis sejajar

Dua buah garis dikatakan sejajar jika kedua garis itu terletak pada satu

bidang dan tidak mempunyai satupun titik persekutuan.

6) Dua garis bersilangan

Dua buah garis dikatakan bersilangan (tidak berpotongan dan tidak

sejajar) jika kedua garis tersebut tidak terletak pada satu bidang.
210

g
A g
h
h

(a) h (b)

(c)
Gambar 2.14

Gambar 2.14 Kedudukan garis terhadap garis lain (a) garis g dan h

berpotongan di titik A (b) garis g dan h sejajar (c) garis g dan h

bersilangan.

Aksioma dua garis sejajar

Aksioma 4

Melalui sebuah titik yang tidak terletak pada sebuah garis hanya dapat

dibuat sebuah garis yang sejajar dengan garis itu.

Teorema-Teorema Tentang Dua Garis Sejajar

Teorema 5

Jika garis sejajar dengan garis dan garis sejajar dengan garis m,

maka garis sejajar dengan garis .

Teorema 6

Jika garis sejajar dengan garis dan memotong garis g, garis

sejajar garis dan juga memotong garis g, maka garis-garis dan g

terletak pada sebuah bidang.


211

Teorema 7

Jika garis sejajar dengan garis dan garis menembus bidang α,

maka garis juga menembus bidang α.

(a)
g

(b)
(c)
Gambar 2.15

Gambar 2.15 (a) Teorema 5 (b) Teorema 6 (c) Teorema 7

e. Kedudukan Garis terhadap Bidang

4) Garis terletak pada bidang

Sebuah garis g dikatakan terletak pada bidang , jika garis g dan

bidang sekurang-kurangnya mempunyai dua titik persekutuan.

5) Garis sejajar bidang

Sebuah garis g dikatakan sejajar bidang , jika garis g dan bidang

tidak mempunyai satupun titik persekutuan.


212

6) Garis memotong atau menembus bidang

Sebuah garis l dikatakan memotong atau menembus bidang , jika

garis l dan bidang tersebut hanya mempunyai sebuah titik

persekutuan.

(a) (b)

(c)
Gambar 2.16

Gambar 2.16 (a) Garis g terletak pada bidang (b) garis m sejajar

bidang (c) garis l menembus bidang

f. Kedudukan Bidang terhadap Bidang Lain

4) Dua Bidang Berimpit

Bidang dan bidang dikatakan berimpit, jika setiap titik yang

terletak pada bidang juga terletak pada bidang , atau sebaliknya.

5) Dua Bidang Sejajar

Bidang dan bidang dikatakan sejajar jika kedua bidang itu tidak

mempunyai satu pun titik persekutuan.

6) Dua Bidang Berpotongan

Bidang dan bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang itu

tepat memiliki sebuah garis persekutuan.


213

 
(a)

(b)

(c)

Gambar 2.17 Kedudukan bidang terhadap bidang (a) Bidang dan bidang
Gambar 2.13
berimpit, (b) bidang dan bidang sejajar, dan (c) bidang dan

bidang berpotongan

6) Garis Tegak Lurus pada Bidang

Definisi: Jika garis h tegak lurus pada bidang maka garis h tegak

lurus dengan semua garis yang terletak pada bidang .


a
Teorema: sebuah garis tegak
lurus pada sebuah bidang jika
garis itu tegak lurus pada dua
buah garis berpotongan dan
terletak pada bidang itu.

α
c
b
Gambar 2.18
214

Simpulan:
k
5. Ada dua buah garis yang pada
bidang α (misal garis m dan l).
6. Dua garis tersebut saling
m berpotongan.
7. Masing-masing garis tegak lurus
l
α dengan garis k ( m k dan l k ).
Gambar 2.19 8. Maka k   .

7) Proyeksi pada Bangun Ruang

Proyeksi pada bangun ruang terdiri dari:

e. Proyeksi titik pada garis

A’ g

Gambar 2.20

Titik A diproyeksikan pada garis g yakni titik A’.

Titik A’ adalah proyeksi titik A pada garis g.

f. Proyeksi garis pada garis

A’ g B’

Gambar 2.21

adalah proyeksi pada garis g.


215

g. Proyeksi titik pada bidang

 A

 A’

Gambar 2.22

Proyeksi titik A pada bidang adalah titik tembus garis yang tegak

lurus dari A pada bidang (Titik A’ adalah hasil proyeksi titik A).

A’= proyeksi A pada bidang

= bidang proyeksi

h. Proyeksi garis pada bidang

4) Jika garis sejajar bidang


 B
 A

 B’
 A’
α
Gambar 2.23

merupakan proyeksi pada bidang .

5) Jika garis tegak lurus bidang

 B

Gambar 2.24
216

Garis g tegak lurus bidang . Proyeksi garis g pada bidang

merupakan sebuah titik yaitu titik B. Jadi, titik B adalah proyeksi garis

g pada bidang .

6) Jika garis memotong bidang g


A

B A’

Gambar 2.25

menembus bidang di B. Proyeksi pada bidang adalah .

8) Jarak pada Bangun Ruang

1. Jarak Titik ke Titik, Titik ke Garis, dan Titik ke Bidang

d) Jarak Titik ke Titik

Menentukan jarak titik A ke titik B dalam suatu ruang dengan

cara menghubungkan titik A dan titik B sehingga terbentuk ruas

garis . Panjang ruas garis adalah jarak titik A ke titik B.

e) Jarak Titik ke Garis

Jarak titik ke suatu garis ada jika titik tersebut terletak di luar

garis. Langkah-langkah menentukan jarak titik ke garis g (titik

berada di luar garis g) adalah sebagai berikut:

iv.Membuat bidang yang melalui titik dan garis g.

v.Membuat ruas garis yang tegak lurus dengan garis g pada

bidang .

vi.Panjang ruas garis adalah jarak titik ke garis g.


217

f) Jarak Titik ke Bidang

Jarak titik ke suatu bidang ada jika titik tersebut terletak di luar

bidang. Langkah-langkah menentukan jarak titik ke bidang

(titik berada diluar bidang ) adalah sebagai berikut.

iv. Membuat garis g melalui titik dan tegak lurus bidang

v. Garis g menembus bidang di titik

vi. Panjang ruas garis adalah jarak titik ke bidang

g
(a)
(b)

(c) g
Gambar 2.26

Gambar 2.26 (a) Jarak titik ke titik (b) jarak titik ke garis (c) jarak titik ke

bidang

2. Jarak Garis ke Garis, Garis ke Bidang, dan Bidang ke Bidang

a) Jarak dua garis sejajar

Jarak antara dua garis sejajar (misal garis g dan garis h) dapat

digambarkan sebagai berikut.

iv. Membuat bidang yang melalui garis g dan garis h (Teorema 4)

v. Membuat garis l yang memotong tegak lurus terhadap garis g

dan garis h, misal titik potongnya berturut-turut A dan B


218

vi. Panjang ruas garis adalah jarak antara garis g dan garis h

yang sejajar.

h
α
l
Gambar 2.27

b) Jarak garis dan bidang yang sejajar

Jarak antara garis dan bidang yang saling sejajar adalah panjang

ruas garis yang masing-masing tegak lurus terhadap garis dan

bidang tersebut.

Jarak antara garis g dan bidang yang sejajar dapat

digambarkan sebagai berikut:

v. Menentukan titik O pada garis g.

vi. Membuat garis l yang melalui titik O dan tegak lurus bidang .

vii. Garis l memotong atau menebus bidang di titik P.

viii. Panjang ruas garis adalah jarak antara garis g dan bidang

yang sejajar.
O
g

l
Gambar 2.28
219

c) Jarak dua bidang sejajar

Jarak antara bidang dan bidang yang sejajar dapat

digambarkan sebagai berikut.

v. Menentukan titik P pada bidang .

vi. Membuat garis k yang melalui titik P dan tegak lurus bidang .

vii. Garis k menembus bidang di titik Q.

viii. Panjang ruas garis adalah jarak antara bidang dan bidang

yang sejajar.
k

Gambar 2.29

d) Jarak dua garis bersilangan

Jarak dua garis yang bersilangan (misal garis g dan garis h)

dapat digambarkan sebagai berikut.

Cara I

vii. Membuat garis g’ sejajar garis g sehingga memotong garis h.

Garis g’ dan garis h membentuk bidang .

viii. Membuat garis yang tegak lurus garis g dan bidang misal

garis k.
220

ix. Garis k memotong bidang di titik C, kemudian membuat

garis yang melalui titik C dan sejajar garis g’ misal garis l.

x. Garis l memotong garis h di titik E.

xi. Membuat garis melalui titik E pada l dan sejajar garis k

sehingga memotong garis g di titik D misal garis k’.

xii. Garis k’ tegak lurus garis g dan garis h. Jadi jarak garis g dan

garis h yang bersilangan adalah panjang ruas garis .

g
nD

k k’

h
C E l
g’

Gambar 2.30 Jarak Dua Garis Bersilangan 1

Cara II

ix. Membuat garis g’ yang sejajar g dan memotong garis h.

x. Membuat garis h’ yang sejajar h dan memotong garis g.

xi. Melalui garis g’ dan garis h membentuk sebuah bidang yaitu

bidang α.

xii. Melalui garis h’ dan garis g membentuk sebuah bidang yaitu

bidang β.
221

xiii. Titik P pada garis g, titik P diproyeksikan ke bidang α, maka

diperolah P’.

xiv. Membuat garis melalui titik P’ yang sejajar g’ sehingga

memotong h di titik S, yaitu garis g’’.

xv. Titik S pada garis h ditarik garis yang sejajar ruas garis

sehingga memotong garis g.

xvi. Panjang ruas garis adalah jarak antara garis g dan h.

h’
P
S’
β

g'’
g’
P’
h
S
α

Gambar 2.31 Jarak Dua Garis Bersilangan 2


222

Lampiran 19

DATA AWAL KELAS EKSPERIMEN (KELAS X4)

No Kode X4
1 E-01 76
2 E-02 63
3 E-03 70
4 E-04 67
5 E-05 95
6 E-06 52
7 E-07 78
8 E-08 83
9 E-09 75
10 E-10 68
11 E-11 60
12 E-12 68
13 E-13 75
14 E-14 75
15 E-15 52
16 E-16 70
17 E-17 59
18 E-18 90
19 E-19 78
20 E-20 91
21 E-21 87
22 E-22 61
23 E-23 68
24 E-24 85
25 E-25 76
26 E-26 83
27 E-27 80
28 E-28 82
29 E-29 82
30 E-30 70
31 E-31 68
32 E-32 60
33 E-33 70
34 E-34 82
35 E-35 70
223

DATA AWAL KELAS KONTROL (KELAS X6)

No Kode X6
1 K-01 76
2 K-02 67
3 K-03 72
4 K-04 68
5 K-05 92
6 K-06 54
7 K-07 78
8 K-08 83
9 K-09 74
10 K-10 70
11 K-11 61
12 K-12 70
13 K-13 75
14 K-14 75
15 K-15 54
16 K-16 72
17 K-17 60
18 K-18 90
19 K-19 78
20 K-20 91
21 K-21 87
22 K-22 61
23 K-23 70
24 K-24 85
25 K-25 76
26 K-26 83
27 K-27 78
28 K-28 80
29 K-29 80
30 K-30 72
31 K-31 70
32 K-32 63
33 K-33 72
34 K-34 80
35 K-35 72
224

Lampiran 20

UJI NORMALITAS DATA AWAL

KELAS EKSPERIMEN (X4)

Hipotesis:

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Uji statistik yang digunakan adalah Chi-kuadrat dengan

Kriteria pengujian:

Tolak H0 jika dengan . Dalam hal yang

lainnya, H0 diterima.

Rumus Chi-kuadrat:

Analisis Perhitungan:

dan

Diperoleh panjang kelas

Tabel perhitungan

Interval

52-59 3 0,9 2,055 4,223 4,469


60-67 5 4,7 0,331 0,110 0,023
68-75 12 11,9 0,114 0,013 0,001
76-82 8 11,9 -3,886 15,101 1,270
83-90 5 4,7 0,331 0,110 0,023
91-98 2 0,9 1,055 1,113 1,178
Jumlah 35 35 0 20,669 6,965
225

Dari tabel di atas, diperoleh:

Dari daftar, diperoleh dengan dan .

Oleh sebab , maka H0 diterima. Dengan demikian, data awal

kelas eksperimen yang diperoleh berdistribusi normal.


226

UJI NORMALITAS DATA AWAL

KELAS KONTROL (X6)

Hipotesis:

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Uji statistik yang digunakan adalah Chi-kuadrat dengan

Kriteria pengujian:

Tolak H0 jika dengan . Dalam hal lainnya,

H0 diterima.

Rumus Chi-kuadrat:

Analisis Perhitungan:

dan

Diperoleh panjang kelas

Tabel perhitungan

Interval

54-60 3 0,9 2,055 4,223 4,469


61-67 4 4,7 -0,669 0,448 0,096
68-74 11 11,9 -0,886 0,785 0,066
75-81 10 11,9 -1,886 3,557 0,299
82-88 4 4,7 -0,669 0,448 0,096
89-95 3 0,9 2,055 4,223 4,469
Jumlah 35 35 0 13,683 9,495
227

Dari tabel di atas, diperoleh:

Dari daftar, diperoleh dengan dan .

Oleh sebab , maka H0 diterima. Dengan demikian, data awal

kelas eksperimen yang diperoleh berdistribusi normal.


228

Lampiran 21

UJI HOMOGENITAS DATA AWAL

Hipotesis:

H0 : , artinya data awal homogen

H1 : , artinya data awal tidak homogen (terdapat perbedaan yang

signifikan)

Uji statistik yang digunakan adalah Uji Varians.

Kriteria pengujian:

Kriteria pengujiannya adalah jika dengan adalah

dk pembilang dengan rumus dan adalah dk penyebut dengan rumus

maka tolak dan sebaliknya.

Rumus Varians:

Keterangan:

: varians yang besar

: varians yang kecil

Tabel perhitungan

No Kode X4 Kode X6
1 E-01 76 K-01 76
2 E-02 63 K-02 67
3 E-03 70 K-03 72
4 E-04 67 K-04 68
5 E-05 95 K-05 92
6 E-06 52 K-06 54
7 E-07 78 K-07 78
229

8 E-08 83 K-08 83
9 E-09 75 K-09 74
10 E-10 68 K-10 70
11 E-11 60 K-11 61
12 E-12 68 K-12 70
13 E-13 75 K-13 75
14 E-14 75 K-14 75
15 E-15 52 K-15 54
16 E-16 70 K-16 72
17 E-17 59 K-17 60
18 E-18 90 K-18 90
19 E-19 78 K-19 78
20 E-20 91 K-20 91
21 E-21 87 K-21 87
22 E-22 61 K-22 61
23 E-23 68 K-23 70
24 E-24 85 K-24 85
25 E-25 76 K-25 76
26 E-26 83 K-26 83
27 E-27 80 K-27 78
28 E-28 82 K-28 80
29 E-29 82 K-29 80
30 E-30 70 K-30 72
31 E-31 68 K-31 70
32 E-32 60 K-32 63
33 E-33 70 K-33 72
34 E-34 82 K-34 80
35 E-35 70 K-35 72
Jumlah 2569 2589
Rata-
rata 73,400 73,971
Varians 113,071 91,499

Dari tabel diperoleh .

Dengan pembilang dan penyebut diperoleh .


230

Karena akibatnya H0 diterima. Artinya data awal yang diperoleh

baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang digunakan dalam penelitian

mempunyai varians yang homogen.


231

Lampiran 22

UJI KESAMAAN RATA-RATA DATA AWAL

Hipotesis:

H0 : , artinya rata-rata kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol

H1 : , artinya rata-rata kelas eksperimen tidak sama dengan kelas

kontrol

Uji statistik yang digunakan adalah uji t dengan

Kriteria pengujian

Kriteria yang digunakan adalah H0 diterima jika

dengan dan dk dan sebaliknya.

Rumus uji statistik t

Perolehan nilai awal kelas eksperimen dan kontrol.

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Rata-rata 73,400 73,971
Varians 113,071 91,499
Simpangan Baku 10,633 9,566
n 35 35

Rumus-rumus yang digunakan:

(1) Menghitung varians gabungan:

.
232

(2) Statistik yang digunakan adalah:

Dari perhitungan diperoleh .

Dengan dan dk diperoleh

Oleh karena maka Ho diterima. Artinya

tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas kontrol dan

eksperimen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peserta didik

mempunyai kemampuan yang sama sebelum dikenai perlakuan.


233

Lampiran 23

DATA HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KELAS X4

No Kode Nilai
1 E-01 70
2 E-02 70
3 E-03 68
4 E-04 70
5 E-05 73
6 E-06 79
7 E-07 79
8 E-08 79
9 E-09 79
10 E-10 70
11 E-11 75
12 E-12 70
13 E-13 79
14 E-14 80
15 E-15 70
16 E-16 79
17 E-17 60
18 E-18 80
19 E-19 73
20 E-20 84
21 E-21 60
22 E-22 78
23 E-23 73
24 E-24 61
25 E-25 78
26 E-26 71
27 E-27 74
28 E-28 80
29 E-29 84
30 E-30 81
31 E-31 85
32 E-32 81
33 E-33 81
34 E-34 79
35 E-35 73
234

DATA HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KELAS X6

No Kode Nilai
1 K-01 53
2 K-02 53
3 K-03 46
4 K-04 60
5 K-05 58
6 K-06 63
7 K-07 63
8 K-08 73
9 K-09 63
10 K-10 65
11 K-11 60
12 K-12 60
13 K-13 63
14 K-14 71
15 K-15 61
16 K-16 58
17 K-17 60
18 K-18 58
19 K-19 79
20 K-20 60
21 K-21 61
22 K-22 65
23 K-23 65
24 K-24 60
25 K-25 69
26 K-26 69
27 K-27 70
28 K-28 66
29 K-29 65
30 K-30 60
31 K-31 60
32 K-32 59
33 K-33 65
34 K-34 60
35 K-35 60
235

Lampiran 24

UJI NORMALITAS DATA AKHIR

KELAS EKSPERIMEN (X4)

Hipotesis:

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Uji statistik yang digunakan adalah Chi-kuadrat dengan .

Kriteria pengujian:

Tolak H0 jika dengan Dalam hal lainnya,

H0 diterima.

Rumus Chi-kuadrat:

Analisis Perhitungan:

dan

Diperoleh panjang kelas

Tabel perhitungan

Interval

60-64 3 0,9 2,055 4,223 4,469


65-69 1 4,7 -3,669 13,462 2,883
70-74 12 11,9 0,114 0,013 0,001
75-79 10 11,9 -1,886 3,557 0,299
80-84 8 4,7 3,331 11,096 2,376
85-89 1 0,9 0,055 0,003 0,003
Jumlah 35 35 -2E-15 32,353 10,032
236

Dari tabel di atas, diperoleh:

Dari daftar, diperoleh nilai dengan dan .

Oleh sebab , maka H0 diterima. Dengan demikian, data hasil tes

kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas eksperimen berdistribusi normal.


237

UJI NORMALITAS DATA AKHIR

KELAS KONTROL (X6)

Hipotesis:

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Uji statistik yang digunakan adalah Chi kuadrat dengan

Kriteria pengujian:

Tolak H0 jika dengan Dalam hal lainnya,

H0 diterima.

Rumus Chi kuadrat:

Analisis Perhitungan:

dan

Diperoleh panjang kelas

Tabel perhitungan

Interval

46-51 1 0,9 0,055 0,003 0,003


52-57 2 4,7 -2,669 7,124 1,526
58-63 20 11,9 8,114 65,837 5,539
64-69 8 11,9 -3,886 15,101 1,270
70-75 3 4,7 -1,669 2,786 0,597
76-81 1 0,9 0,055 0,003 0,003
Jumlah 35 35 -2E-15 90,853 8,938

Dari tabel di atas, diperoleh:


238

Dari daftar, diperoleh nilai dengan dan .

Oleh sebab , maka H0 diterima. Dengan demikian, data hasil tes

kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas kontrol berdistribusi normal.


239

Lampiran 25

UJI HOMOGENITAS DATA AKHIR

Hipotesis:

H0 : , artinya data akhir homogen

H1 : , artinya data akhir tidak homogen (terdapat perbedaan yang


signifikan)

Uji statistik yang digunakan adalah Uji Varians.

Kriteria pengujian:

Kriteria pengujiannya adalah jika dengan adalah dk

pembilang dengan rumus dan adalah dk penyebut dengan rumus

maka tolak dan sebaliknya.

Rumus Varians:

Keterangan:

: varians yang besar

: varians yang kecil

Tabel perhitungan

No Kode X4 Kode X6
1 E-01 70 K-01 53
2 E-02 70 K-02 53
3 E-03 68 K-03 46
4 E-04 70 K-04 60
5 E-05 73 K-05 58
6 E-06 79 K-06 63
7 E-07 79 K-07 63
240

8 E-08 79 K-08 73
9 E-09 79 K-09 63
10 E-10 70 K-10 65
11 E-11 75 K-11 60
12 E-12 70 K-12 60
13 E-13 79 K-13 63
14 E-14 80 K-14 71
15 E-15 70 K-15 61
16 E-16 79 K-16 58
17 E-17 60 K-17 60
18 E-18 80 K-18 58
19 E-19 73 K-19 79
20 E-20 84 K-20 60
21 E-21 60 K-21 61
22 E-22 78 K-22 65
23 E-23 73 K-23 65
24 E-24 61 K-24 60
25 E-25 78 K-25 69
26 E-26 71 K-26 69
27 E-27 74 K-27 70
28 E-28 80 K-28 66
29 E-29 84 K-29 65
30 E-30 81 K-30 60
31 E-31 85 K-31 60
32 E-32 81 K-32 59
33 E-33 81 K-33 65
34 E-34 79 K-34 60
35 E-35 73 K-35 60
Rata-rata 75,029 62,314
Varians 42,734 36,222

Dari perhitungan diperoleh .

Dengan dk pembilang 34 dan dk penyebut 34 diperoleh .


Karena akibatnya H0 diterima. Artinya data nilai tes kemampuan
berpikir kritis peserta didik baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dalam
penelitian ini mempunyai varians yang homogen.
241

Lampiran 26

UJI HIPOTESIS I

1) Uji Ketuntasan Individu Kelas Eksperimen

Hipotesis:

; Pembelajaran dengan model CPS berbantuan CD

pembelajaran tidak menghasilkan rata-rata hasil belajar

individual minimal 70.

; Pembelajaran dengan model CPS berbantuan CD

pembelajaran menghasilkan rata-rata belajar individual

minimal 70

Pengujian Hipotesis:

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus :

Kriteria pengujian: ditolak jika dengan – dan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh :

Sumber Variasi Nilai


Jumlah 2626
n 35
75
Standar Deviasi 7
242

Dengan dengan dk = 35 – 1 = 34 diperoleh

Karena maka ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model CPS berbantuan CD

pembelajaran menghasilkan rata-rata belajar individual minimal 70 (mencapai

KKM).

2) Uji Ketuntasan Klasikal Kelas Eksperimen

Hipotesis:

; Persentase peserta didik yang mencapai KKM tidak

mencapai 75%.

; Persentase peserta didik yang mencapai KKM sudah

mencapai 75%.

Pengujian Hipotesis:

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Kriteria : ditolak jika

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh :

Sumber Variasi Nilai


31
35
75%
243

Diperoleh .

Pada , diperoleh .

Karena maka ditolak. Hal ini

menyatakan bahwa persentase peserta didik yang mencapai KKM pada kelompok

eksperimen secara klasikal sudah mencapai 75%. Jadi, peserta didik pada

kelompok eksperimen secara klasikal telah mencapai ketuntasan belajar.


244

Lampiran 27

UJI HIPOTESIS II

UJI PERBEDAAN RATA-RATA

Hipotesis:

H0 : , artinya rata-rata skor kemampuan berpikir kritis kelas

eksperimen tidak lebih baik daripada kelas kontrol

H1 : , artinya rata-rata skor kemampuan berpikir kritis kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol

Uji statistik yang digunakan adalah uji t dengan .

Kriteria pengujian

Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika H0 diterima jika

. Dalam hal lainnya H0 ditolak. Harga dapat diperoleh dari

daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 - 2) dan peluang ( ).

Rumus uji statistik t

dengan

Berikut tabel data kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Sumber Variansi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Rata-rata 75,029 62,314
Varian 42,734 36,222
Simpangan Baku 6,537 6,018
N 35 35

(1) Menghitung varians gabungan:


245

(2) Mencari :

Diperoleh

Berdasarkan tabel student dengan , diperoleh nilai

Oleh karena maka H0 ditolak. Artinya,

rata-rata skor kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen yang menerapkan

model pembelajaran CPS berbantuan CD pembelajaran pada materi jarak dalam

benda berdimensi tiga lebih tinggi daripada kelas kontrol. Dengan demikian,

penerapan model pembelajaran tersebut dalam pembelajaran dapat memberikan

hasil yang lebih baik dibandingkan dengan menerapkan metode ekspositori dalam

pembelajaran.
246

Lampiran 28

UJI HIPOTESIS III

(UJI REGRESI)

1) Menentukan Persamaan Regresi

Variabel

X = Aktivitas Peserta Didik

Y = Kemampuan Berpikir Kritis

No Kode
1 E-31 85 85 7225 7225 7225
2 E-33 85 81 7225 6561 6885
3 E-20 83 84 6889 7056 6972
4 E-18 82 80 6724 6400 6560
5 E-29 80 84 6400 7056 6720
6 E-32 79 81 6241 6561 6399
7 E-16 78 79 6084 6241 6162
8 E-23 78 73 6084 5329 5694
9 E-30 78 81 6084 6561 6318
10 E-14 77 80 5929 6400 6160
11 E-27 77 74 5929 5476 5698
12 E-28 77 80 5929 6400 6160
13 E-11 76 75 5776 5625 5700
14 E-01 76 70 5776 4900 5320
15 E-09 75 79 5625 6241 5925
16 E-26 75 71 5625 5041 5325
17 E-02 75 70 5625 4900 5250
18 E-04 74 70 5476 4900 5180
19 E-12 74 70 5476 4900 5180
20 E-15 74 70 5476 4900 5180
21 E-35 74 73 5476 5329 5402
22 E-06 74 79 5476 6241 5846
23 E-08 73 79 5329 6241 5767
24 E-17 73 60 5329 3600 4380
25 E-24 73 61 5329 3721 4453
26 E-10 72 70 5184 4900 5040
27 E-13 72 79 5184 6241 5688
247

28 E-19 72 73 5184 5329 5256


29 E-22 71 78 5041 6084 5538
30 E-34 71 79 5041 6241 5609
31 E-03 70 68 4900 4624 4760
32 E-05 68 73 4624 5329 4964
33 E-25 68 78 4624 6084 5304
34 E-21 67 60 4489 3600 4020
35 E-07 64 79 4096 6241 5056
Jumlah 2620 2626 196904 198478 197096

Harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut.

Jadi persamaan regresi .

2) Uji Keberartian
a. Hipotesis

koefisien arah regresi tidak berarti ( )

koefisien arah regresi berarti ( )

b. Rumus yang digunakan


248

c. Kriteria pengujian
Jika dengan pembilang sedangkan

penyebut – dengan taraf signifikansi , maka


ditolak. Jadi koefisien arah regresi berarti.
d. Tabel hasil perhitungan

Sumber Varians JK KT F F (tabel)


Total 198478
Koefisien (a) 197025,03 197025,03
Regresi 348,96 348,96 10,43 4,14
Residu 1104,01 33,45
Galat 1452,97 80,72 -3,47 2,27
Tuna Cocok -348,96 -23,26

Dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 33 diperoleh harga

e. Kesimpulan

Karena maka ditolak sehingga koefisien regresi

berarti.

3) Uji Linearitas
a. Hipotesis

(persamaan regresi membentuk garis linear)

(persamaan regresi tidak membentuk garis linear)

b. Rumus yang digunakan


249

c. Kriteria pengujian
Jika dengan pembilang – sedangkan

penyebut – dengan taraf signifikansi , maka


ditolak. Jadi persamaan regresi non linear.
d. Perhitungan

Sumber Varians dk JK KT F
Total 33 198478
Tuna Cocok 15 -348,96 80,721 -3,469
Galat 18 1452,97 -23,264

Dengan dk pembilang = 15 dan dk penyebut = 18 diperoleh


.
e. Kesimpulan
Karena maka dapat dikatakan bahwa persamaan
regresi linear.

4) Koefisien Korelasi
a. Hipotesis

tidak ada hubungan antara aktivitas peserta didik terhadap

kemampuan berpikir kritis

ada hubungan antara aktivitas peserta didik terhadap kemampuan

berpikir kritis

b. Rumus yang digunakan


250

c. Kriteria pengujian

Jika dengan dan taraf signifikansi ,

maka ditolak, dengan kata lain ada hubungan antara aktivitas

peserta didik terhadap kemampuan berpikir kritis.

d. Perhitungan

Dengan dan diperoleh nilai


e. Kesimpulan

Karena maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan positif dan signifikan sebesar antara aktivitas peserta

didik dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

f. Koefisien determinasi

Koefisien determinasinya Hal ini berarti nilai

rata-rata kemampuan berpikir kritis peserta didik ditentukan

oleh aktivitas yang dilakukan peserta didik, melalui persamaan regresi

. Sedangkan sisanya ditentukan oleh

faktor lain.
251

Lampiran 29

DAFTAR INDIKATOR DAN PEDOMAN PENSKORAN LEMBAR


PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM
PEMBELAJARAN DENGAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING
BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN

NO INDIKATOR SKOR AKTIVITAS


1 Kehadiran peserta didik 5 Selalu hadir dalam pembelajaran
4 Pernah tidak hadir 1x dalam
pembelajaran
3 Pernah tidak hadir 2x dalam
pembelajaran
2 Pernah tidak hadir 3x dalam
pembelajaran
1 Tidak pernah hadir dalam
pembelajaran
2 Kehadiran ketepatan 5 Peserta didik hadir 10 menit sebelum
peserta didik pelajaran dimulai
4 Peserta didik hadir 5 menit sebelum
pelajaran dimulai
3 Peserta didik hadir tepat waktu
2 Peserta didik hadir 5 menit setelah
pelajaran dimulai
1 Peserta didik hadir 10 menit setelah
pelajaran dimulai
3 Kesiapan peserta didik 5 Peserta didik tenang dan menyiapkan
dalam mengikuti buku dan alat tulis yang diperlukan
pembelajaran 4 Peserta didik tenang tetapi belum
menyiapkan buku dan alat tulis
3 Peserta didik masih bermain atau
bercerita dengan peserta didik lain
2 Peserta didik masih mengerjakan tugas
lain
1 Peserta didik berada diluar kelas ketika
pelajaran akan dimulai
4 Peserta didik 5 Peserta didik mengumpulkan pekerjaan
mengumpulkan rumah tepat waktu
pekerjaan rumah 4 Peserta didik mengumpulkan pekerjaan
rumah terlambat 1 hari
3 Peserta didik mengumpulkan pekerjaan
rumah terlambat 2 hari
2 Peserta didik mengumpulkan pekerjaan
rumah terlambat >2 hari
1 Peserta didik tidak mengumpulkan
252

pekerjaan rumah
5 Perhatian peserta didik 5 Antusias, sangat memperhatikan
terhadap pembelajaran 4 Memperhatikan
berbantuan CD 3 Cukup memperhatikan
pembelajaran interaktif 2 Kurang memperhatikan
1 Tidak memperhatikan waktu
pembelajaran
6 Peserta didik antusias 5 Antusias, sangat menikmati
mengerjakan soal 4 Antusias
3 Cukup antusias
2 Kurang antusias
1 Tidak ikut mengerjakan
7 Mampu bertanya atau 5 Bertanya yang membangun konsep
menyampaikan 4 Bertanya yang membuat teman lain
pertanyaan secara baik ikut bertanya
3 Bertanya sesuai dengan pembahasan
2 Bertanya tapi tidak sesuai dengan
pembahasan
1 Tidak pernah bertanya
8 Peserta didik dapat 5 Bekerjasama dan bisa menjawab
bekerjasama atau pertanyaan pada soal dengan benar
berkomunikasi dengan 4 Bekerjasama dan bisa menjawab
kelompoknya dalam pertanyaan pada soal dengan kurang
mendiskusikan soal dan tepat
jawaban 3 Bekerjasama tetapi tidak bertanya jika
mengalami kesulitan
2 Bekerjasama hanya jika disuruh
1 Peserta didik tidak saling bekerjasama
9 Peserta didik mampu 5 Menjawab pertanyaan dengan lengkap
menjawab pertanyaan 4 Menjawab pertanyaan tapi kurang tepat
yang diajukan guru 3 Berusaha menjawab pertanyaan yang
ditunjukan dengan tunjuk jari
2 Menjawab pertanyaan tapi tidak tunjuk
jari
1 Tidak pernah menjawab pertanyaan
10 Keberanian 5 Peserta didik berani mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas dan tegas
dalam menjawab pertanyaan dari guru
saat proses pembelajaran
4 Peserta didik tidak berani
mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas tapi tegas dalam menjawab
pertanyaan dari guru saat proses
pembelajaran
3 Peserta didik berani mempresentasikan
253

hasil diskusi di depan kelas tapi tidak


tegas dalam menjawab pertanyaan dari
guru saat proses pembelajaran
2 Peserta didik tidak berani
mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas dan tidak tegas dalam
menjawab pertanyaan dari guru saat
prose pembelajaran
1 Peserta didik hanya diam selama proses
pembelajaran
11 Mampu 5 Menyampaikan pendapat dengan baik,
mengungkapkan ide lengkap, dan sesuai tema
atau pendapat pada saat 4 Menyampaikan pendapat sesuai tema
diskusi kelompok 3 Menyampaikan pendapat dengan
bergurau tetapi sesuai tema
2 Menyampaikan pendapat dengan
bergurau tetapi tidak sesuai tema
1 Tidak pernah menyampaikan pendapat
12 Mampu 5 Menyampaikan pendapat dengan baik,
mengungkapkan lengkap, dan sesuai tema
pendapat pada waktu 4 Menyampaikan pendapat sesuai tema
diskusi kelas 3 Menyampaikan pendapat dengan
bergurau tetapi sesuai tema
2 Menyampaikan pendapat dengan
bergurau tetapi tidak sesuai tema
1 Tidak pernah menyampaikan pendapat
13 Menghargai pendapat 5 Peserta didik tidak memotong
orang lain pembicaraan teman saat presentasi dan
tidak menghina jawaban dari teman
4 Peserta didik memotong pembicaraan
teman saat presentasi tapi tidak
menghina jawaban dari teman
3 Peserta didik tidak memotong
pembicaraan teman saat presentasi tapi
menghina jawaban dari teman
2 Peserta didik memotong pembicaraan
teman saat presentasi dan menghina
jawaban dari teman
1 Peserta didik memperhatikan saat
teman menjelaskan di depan kelas
14 Kejujuran 5 Peserta didik tidak pernah bertanya
kepada teman selama mengerjakan tes
4 Peserta didik 1 kali bertanya kepada
teman selama mengerjakan tes
3 Peserta didik jarang bertanya kepada
254

teman selama mengerjakan tes


2 Peserta didik sering bertanya kepada
teman selama mengerjakan tes
1 Peserta didik sering bertanya semua
jawaban kepada teman
15 Suka menggambar dan 5 Menggambar dengan lengkap
mengerjakan soal 4 Menggambar dengan baik
3 Menggambar hanya bangunnya saja
2 Jarang menggambar
1 Tidak pernah menggambar
16 Aktif mengerjakan di 5 Sangat sering mengerjakan ke depan
depan kelas kelas
4 Sering mengerjakan ke depan kelas
3 Cukup sering mengerjakan ke depan
kelas
2 Kurang sering mengerjakan ke depan
kelas
1 Tidak pernah mengerjakan ke depan
kelas
17 Tanggung jawab 5 Peserta didik aktif melaksanakan tugas
dan latihan dari guru serta
menyelesaikan tepat waktu
4 Peserta didik aktif melaksanakan tugas
dan latihan dari guru tapi pernah tidak
menyelesaikan tepat waktu
3 Peserta didik aktif melaksanakan tugas
dan latihan dari guru tapi sering tidak
menyelesaikan tepat waktu
2 Peserta didik tidak aktif melaksanakan
tugas dan latihan dari guru sertatidak
menyelesaikan tepat waktu
1 Pesrta didik tidak berniat mengikuti
pelajaran
18 Kesungguhan dalam 5 Berinisiatif membentuk kelompok
membentuk kelompok tanpa menimbulkan kegaduhan
4 Berinisiatif membentuk kelompok
tetapi menimbulkan kegaduhan
3 Memerlukan sedikit bantuan guru
2 Banyak tergantung pada teman
1 Tidak punya inisiatif dalam membentuk
kelompok
19 Aktif membuat 5 Membuat rangkuman dengan lengkap
rangkuman atau 4 Membuat rangkuman tetapi kurang
membuat kesimpulan lengkap
pada akhir pembahasan 3 Membuat rangkuman tetapi masih
255

kurang
2 Jarang membuat rangkuman maupun
kesimpulan
1 Tidak pernah membuat rangkuman
20 Kesungguhan 5 Antusias, bersungguh-sungguh
mendengarkan pada mendengarkan
saat guru menjelaskan 4 Mendengarkan dengan baik
kembali atau menarik 3 Cukup mendengarkan
kesimpulan 2 Kurang mendengarkan
1 Tidak mau mendengarkan
256

Lampiran 30
Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

Pertemuan I

Indikator
No Kode Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 E-01 3 3 5 4 2 4 2 3 3 4 4 3 5 2 4 3 5 3 4 2 68
2 E-02 4 2 4 5 3 2 5 3 2 5 5 2 3 3 5 4 3 2 2 1 65
3 E-03 3 2 1 4 2 4 5 3 1 4 3 5 3 5 2 3 2 5 2 3 62
4 E-04 4 2 3 3 2 4 3 3 2 4 3 5 3 5 2 3 2 5 5 4 67
5 E-05 3 4 2 4 1 3 3 4 2 3 1 4 3 5 2 4 3 2 1 5 59
6 E-06 1 2 2 3 3 3 5 3 1 4 1 5 3 3 2 3 4 5 2 3 58
7 E-07 3 2 4 2 1 3 5 4 2 1 2 2 3 5 5 3 4 2 1 1 55
8 E-08 2 1 4 3 5 5 4 2 3 3 4 5 5 3 5 4 2 3 4 1 68
9 E-09 2 1 4 3 5 5 4 2 3 3 4 5 5 3 5 4 2 3 4 1 68
10 E-10 3 2 2 3 3 3 5 3 1 4 1 5 3 3 2 3 4 5 2 3 60
11 E-11 3 4 2 3 3 3 5 3 2 4 1 5 3 4 2 3 4 5 3 3 65
12 E-12 2 1 4 3 5 3 4 2 3 3 4 5 5 3 5 4 2 3 4 1 66
13 E-13 4 2 4 5 3 2 5 3 2 5 5 2 3 3 5 4 3 2 2 1 65
14 E-14 2 1 4 3 5 5 4 2 3 3 4 5 5 3 5 4 2 3 4 1 68
15 E-15 3 5 2 4 1 3 4 5 5 2 3 5 5 2 2 4 4 1 3 5 68
16 E-16 4 3 5 4 2 3 3 3 5 2 3 5 5 2 4 4 3 3 4 3 70
17 E-17 3 2 3 4 3 5 4 4 3 2 3 3 5 3 4 3 2 3 4 2 65
18 E-18 5 4 4 5 3 2 3 4 5 5 3 3 4 2 5 5 4 5 3 4 78
257

19 E-19 3 2 4 3 3 3 5 3 1 4 1 5 3 3 2 3 4 5 2 3 62
20 E-20 5 5 2 3 4 5 2 4 5 5 3 4 4 2 5 3 3 4 5 5 78
21 E-21 1 2 1 3 2 4 5 3 1 4 1 5 3 5 2 3 4 5 2 3 59
22 E-22 3 2 1 4 4 5 3 2 4 5 3 3 1 3 2 2 5 4 4 5 65
23 E-23 3 5 2 2 4 5 2 2 5 5 3 4 4 2 5 3 3 4 5 5 73
24 E-24 3 4 4 2 3 2 3 4 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 58
25 E-25 1 2 1 3 2 4 5 3 1 4 1 5 3 5 2 3 2 5 2 3 57
26 E-26 2 1 4 3 3 5 4 2 3 3 4 3 5 3 5 4 2 3 4 1 64
27 E-27 3 5 2 4 1 3 4 5 5 2 3 5 5 2 2 4 4 1 3 5 68
28 E-28 4 2 4 5 3 2 5 3 2 5 5 2 3 3 4 4 3 2 2 1 64
29 E-29 4 5 3 4 5 4 5 3 4 4 3 5 3 5 2 3 2 5 2 3 74
30 E-30 2 3 4 3 3 5 4 4 3 3 4 3 5 3 5 4 3 4 4 3 72
31 E-31 5 3 5 4 4 5 5 4 3 4 5 4 4 5 3 4 3 4 4 3 81
32 E-32 4 4 5 3 4 5 3 4 5 2 4 5 3 2 4 3 5 3 5 2 75
33 E-33 3 4 5 3 5 5 3 4 3 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 3 80
34 E-34 4 1 1 3 2 4 3 3 1 4 1 5 3 5 2 3 2 5 2 4 58
35 E-35 3 2 2 3 3 3 5 3 1 4 1 5 3 3 2 3 4 5 2 3 60
258

Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

Pertemuan II

Indikator
No Kode Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 E-01 5 4 5 2 3 5 3 3 4 2 4 5 5 2 4 4 5 3 4 2 74
2 E-02 4 2 2 3 2 4 5 3 1 4 3 5 3 5 4 3 4 5 5 3 70
3 E-03 4 2 4 5 3 2 5 3 2 5 5 2 3 3 5 4 3 2 2 1 65
4 E-04 2 1 4 3 3 5 4 2 5 3 4 3 5 3 5 5 4 3 4 4 72
5 E-05 4 5 4 4 3 3 5 4 2 3 2 4 3 5 2 4 3 2 1 5 68
6 E-06 3 2 1 4 2 4 5 3 1 4 3 5 3 5 2 3 2 5 2 3 62
7 E-07 3 2 1 4 4 5 3 2 4 5 3 3 1 3 2 2 5 4 4 5 65
8 E-08 4 2 4 3 5 5 4 2 4 3 4 5 5 3 5 4 2 3 4 1 72
9 E-09 4 3 5 3 2 5 3 3 5 2 4 5 3 2 4 3 5 3 5 2 71
10 E-10 3 5 2 4 1 3 4 4 5 2 3 5 5 2 2 4 4 1 3 5 67
11 E-11 5 4 5 2 3 5 3 3 4 2 4 5 5 2 4 4 5 3 4 2 74
12 E-12 3 2 4 3 5 4 4 2 4 3 4 5 5 3 5 4 2 5 4 1 72
13 E-13 5 2 5 5 3 2 5 3 3 5 5 2 3 3 5 4 3 2 2 1 68
14 E-14 2 1 4 3 5 5 4 2 4 3 4 5 5 3 5 5 2 4 4 3 73
15 E-15 4 5 3 4 3 3 4 5 5 2 3 5 5 2 2 4 4 1 3 5 72
16 E-16 5 3 3 4 4 2 3 5 5 2 4 5 3 3 4 2 5 3 5 3 73
17 E-17 3 4 5 3 4 5 2 3 3 4 5 4 2 5 3 5 5 4 4 3 76
18 E-18 5 5 2 5 3 3 5 5 5 3 4 5 5 2 2 4 5 3 4 5 80
19 E-19 3 5 2 4 1 3 4 5 5 2 3 5 5 2 2 4 4 1 3 5 68
20 E-20 3 4 4 3 5 5 4 5 3 3 4 5 5 3 5 4 5 3 4 3 80
259

21 E-21 2 2 2 3 2 4 5 3 1 4 3 5 3 5 4 3 4 5 5 3 68
22 E-22 4 2 3 4 5 4 3 2 4 5 3 3 1 3 2 2 5 4 4 5 68
23 E-23 4 3 2 3 4 5 2 4 4 5 3 4 4 2 5 3 3 4 5 5 74
24 E-24 3 2 1 4 4 5 3 2 4 5 3 3 1 3 2 2 5 4 4 5 65
25 E-25 3 2 1 4 2 4 5 3 1 4 3 5 3 5 2 3 2 5 2 3 62
26 E-26 2 1 4 3 3 5 4 2 5 3 4 3 5 3 5 5 4 3 4 4 72
27 E-27 3 5 2 5 3 3 5 5 3 2 4 5 4 2 2 4 5 3 3 5 73
28 E-28 5 4 5 2 3 5 3 3 4 2 4 5 5 2 4 4 5 3 4 2 74
29 E-29 5 4 5 3 4 5 3 4 5 2 4 5 3 2 4 3 5 3 5 2 76
30 E-30 3 3 5 4 3 5 4 4 3 3 5 3 5 3 5 4 4 3 4 5 78
31 E-31 3 5 4 5 4 5 3 3 5 4 5 3 5 5 4 5 3 5 5 4 85
32 E-32 5 2 5 5 3 4 5 3 3 5 5 3 3 4 5 4 3 4 4 3 78
33 E-33 5 4 4 5 3 2 3 4 5 5 4 3 4 3 5 5 4 5 5 4 82
34 E-34 4 2 2 3 3 4 5 3 3 4 3 5 3 5 4 3 5 4 3 3 71
35 E-35 4 5 5 4 5 4 5 2 4 2 4 3 3 3 5 2 5 5 4 5 79
260

Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

Pertemuan III

Indikator
No Kode Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 E-01 4 4 3 4 3 2 4 5 4 4 5 3 3 5 4 4 5 3 5 4 78
2 E-02 4 5 5 3 4 5 3 5 5 2 5 5 4 3 4 3 5 3 5 2 80
3 E-03 5 4 5 2 3 5 3 3 4 2 4 5 5 2 4 4 5 3 4 2 74
4 E-04 4 4 5 3 4 5 3 4 5 2 4 5 3 2 4 3 5 3 5 2 75
5 E-05 4 5 5 4 3 4 5 4 2 3 2 4 3 5 2 4 3 2 1 5 70
6 E-06 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 3 5 5 4 3 4 5 4 3 86
7 E-07 4 2 3 3 2 4 3 3 2 4 3 5 3 5 2 3 2 5 5 4 67
8 E-08 5 3 5 3 5 5 4 3 4 3 4 5 5 3 5 4 2 3 4 1 76
9 E-09 2 1 4 3 5 5 4 2 4 3 4 5 5 3 5 5 2 4 4 3 73
10 E-10 5 5 2 5 3 3 5 5 5 2 4 5 5 2 2 4 5 3 3 5 78
11 E-11 5 5 2 5 3 3 5 5 5 3 4 5 5 2 2 4 5 3 4 5 80
12 E-12 4 3 5 3 5 4 5 2 4 3 4 5 5 3 5 4 2 5 4 1 76
13 E-13 5 2 5 5 3 2 5 3 3 5 5 2 3 4 5 4 3 2 3 3 72
14 E-14 4 3 4 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 3 5 5 2 4 5 3 83
15 E-15 4 5 3 4 3 3 4 5 5 3 3 5 5 2 2 4 5 3 3 5 76
16 E-16 5 3 5 4 4 5 3 5 4 3 4 5 5 3 4 3 5 3 5 4 82
17 E-17 4 2 4 5 5 3 3 4 3 4 5 4 3 5 5 5 2 3 4 3 76
18 E-18 5 3 3 4 4 3 5 5 5 3 4 5 5 3 4 4 3 5 5 4 82
19 E-19 5 3 5 3 5 5 4 3 4 3 4 5 5 3 5 4 3 3 4 1 77
20 E-20 5 5 5 3 4 5 4 5 4 3 4 5 4 3 4 3 5 4 5 5 85
261

21 E-21 4 2 2 3 2 4 5 3 1 4 3 5 3 5 4 3 4 5 5 3 70
22 E-22 4 2 3 4 5 4 3 2 4 5 3 3 1 3 5 2 5 5 4 5 72
23 E-23 5 4 4 3 5 5 3 4 5 5 3 4 5 2 5 3 3 4 5 5 82
24 E-24 3 4 3 5 3 4 3 4 5 3 3 5 3 3 5 5 4 5 5 5 80
25 E-25 4 5 3 4 5 4 5 3 4 4 3 5 3 5 2 3 2 5 2 3 74
26 E-26 5 4 4 3 3 5 4 2 5 3 4 5 5 3 5 5 4 3 5 4 81
27 E-27 5 5 4 5 5 3 5 5 3 3 4 5 5 2 3 4 5 3 3 5 82
28 E-28 5 4 4 5 3 3 3 4 5 5 4 3 4 3 5 5 4 5 5 4 83
29 E-29 3 4 5 3 5 3 4 5 5 4 3 5 5 5 5 4 5 3 3 4 83
30 E-30 5 4 5 4 3 5 4 4 3 5 3 4 5 4 5 4 3 3 4 2 79
31 E-31 5 4 5 3 3 5 5 4 5 4 5 5 4 2 4 5 5 3 5 5 86
32 E-32 4 3 4 3 3 5 4 5 5 3 4 3 5 3 5 4 5 3 4 3 78
33 E-33 5 4 3 5 4 5 3 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 3 88
34 E-34 4 5 4 5 3 5 3 4 3 5 5 3 4 2 3 5 4 4 5 1 77
35 E-35 5 4 5 3 4 5 3 4 5 4 4 5 3 4 5 3 5 5 5 5 86
262

Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

Pertemuan IV

Indikator
No Kode Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 E-01 3 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 84
2 E-02 5 4 5 5 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 5 3 5 4 3 85
3 E-03 5 5 2 3 4 5 2 4 5 5 3 4 4 2 5 3 3 4 5 5 78
4 E-04 5 5 4 3 5 5 3 4 5 5 3 4 5 2 5 3 3 4 5 5 83
5 E-05 5 5 5 4 5 4 5 4 2 3 2 4 3 5 3 4 3 2 3 5 76
6 E-06 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 4 5 4 3 88
7 E-07 4 2 2 3 2 4 5 3 1 4 3 5 3 5 4 3 4 5 5 3 70
8 E-08 5 3 5 4 2 5 4 3 4 3 4 5 5 4 5 4 2 3 4 3 77
9 E-09 5 5 5 4 4 3 5 5 5 3 4 5 5 3 4 4 5 5 5 4 88
10 E-10 5 4 4 3 3 5 4 2 5 2 4 5 5 4 5 5 4 3 5 5 82
11 E-11 5 5 5 3 4 5 4 5 4 3 4 5 4 3 4 3 5 4 5 5 85
12 E-12 4 3 5 3 3 4 5 2 4 4 4 5 5 3 5 5 2 5 5 4 80
13 E-13 5 4 5 5 3 5 5 3 3 5 5 2 3 4 5 4 3 2 5 5 81
14 E-14 5 3 4 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 3 5 5 2 3 5 3 83
15 E-15 4 5 3 4 4 3 4 5 5 4 3 5 5 2 5 4 5 2 3 5 80
16 E-16 3 5 5 4 4 3 5 5 5 3 4 5 5 3 4 4 5 5 5 4 86
17 E-17 5 4 5 5 3 3 5 4 3 4 5 4 4 3 3 5 3 5 4 3 80
18 E-18 5 5 4 5 4 4 5 3 5 4 5 3 3 5 4 5 3 5 5 4 86
19 E-19 4 5 4 5 3 5 5 4 3 5 5 3 4 5 3 5 3 4 3 4 82
20 E-20 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 4 5 4 3 87
263

21 E-21 4 2 2 3 3 4 5 3 3 4 3 5 3 5 4 3 5 4 3 3 71
22 E-22 4 5 5 4 5 4 5 2 4 2 4 3 3 3 5 2 5 5 4 5 79
23 E-23 5 5 4 3 5 5 3 4 5 4 3 4 5 4 5 3 3 4 5 5 84
24 E-24 5 4 5 5 3 4 4 4 5 4 4 5 4 3 5 5 4 5 5 4 87
25 E-25 4 5 3 4 5 4 5 3 4 3 3 5 3 5 4 3 2 5 4 3 77
26 E-26 5 4 4 3 3 5 4 2 5 2 4 5 5 4 5 5 4 3 5 5 82
27 E-27 5 5 4 5 5 3 5 3 3 5 4 5 5 5 3 4 5 3 3 5 85
28 E-28 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 4 5 4 3 87
29 E-29 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 3 5 4 5 5 5 3 4 3 88
30 E-30 4 5 5 4 3 5 4 4 3 4 5 3 5 4 5 4 5 3 4 4 83
31 E-31 5 4 5 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 3 5 4 89
32 E-32 5 3 5 5 4 5 5 4 3 4 5 3 4 5 3 5 5 4 4 3 84
33 E-33 5 4 5 5 4 3 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4 5 4 89
34 E-34 5 4 5 3 4 5 3 4 5 2 4 5 3 2 4 3 5 3 5 2 76
35 E-35 3 2 5 4 3 5 4 4 3 3 5 3 5 3 5 4 2 3 4 2 72
264

Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

Pertemuan I

Indikator
No Kode Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 K-01 3 3 2 4 2 4 2 3 3 4 2 3 2 2 4 3 1 3 2 2 54
2 K-02 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4 3 2 2 1 52
3 K-03 3 2 1 4 2 4 3 3 1 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 54
4 K-04 4 2 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 55
5 K-05 3 4 2 4 1 3 3 4 2 3 1 4 3 3 2 4 3 2 1 4 56
6 K-06 1 2 2 3 3 3 4 3 1 4 1 4 3 3 2 3 4 5 2 3 56
7 K-07 3 2 4 2 1 3 5 4 2 1 2 2 3 5 4 3 4 2 1 1 54
8 K-08 4 4 5 3 4 5 3 4 5 2 4 5 3 2 4 3 5 3 5 2 75
9 K-09 2 1 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 5 4 2 3 4 1 62
10 K-10 3 2 2 3 3 3 5 3 1 4 1 5 3 3 2 3 4 5 2 3 60
11 K-11 3 4 2 3 3 3 5 3 2 4 1 3 3 4 2 3 3 5 3 3 62
12 K-12 2 1 4 3 5 3 4 2 3 3 2 5 4 3 3 4 2 3 4 1 61
13 K-13 4 2 4 3 3 2 5 3 2 5 4 2 3 3 4 4 3 2 2 1 61
14 K-14 5 4 4 5 3 2 3 4 5 5 3 3 4 2 5 5 4 5 3 4 78
15 K-15 3 5 2 4 1 3 4 5 5 2 3 5 5 2 2 4 4 1 3 5 68
16 K-16 4 3 5 4 2 3 3 3 5 2 3 5 5 2 4 4 3 3 4 3 70
17 K-17 3 2 3 4 3 5 4 4 3 2 3 3 5 3 4 3 2 3 4 2 65
18 K-18 3 4 4 5 3 2 3 4 5 2 3 3 4 2 3 5 4 3 3 4 69
19 K-19 5 5 2 3 4 5 2 4 5 5 3 4 4 2 5 3 3 4 5 5 78
265

20 K-20 4 3 2 3 4 3 2 4 5 2 3 4 4 2 3 3 3 4 5 3 66
21 K-21 1 2 1 3 2 4 5 3 1 4 1 5 3 5 2 3 4 5 2 3 59
22 K-22 3 2 1 4 4 5 3 2 3 5 3 3 1 3 2 2 5 4 4 4 63
23 K-23 3 5 2 2 4 4 2 2 4 3 3 4 4 2 5 3 3 4 3 3 65
24 K-24 3 4 4 2 3 2 3 4 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 58
25 K-25 1 2 1 3 2 4 5 3 1 4 1 5 3 5 2 3 2 5 2 3 57
26 K-26 2 1 4 3 3 5 4 2 3 3 4 3 5 3 5 4 2 3 4 1 64
27 K-27 3 5 2 2 4 5 2 2 5 5 3 4 4 2 5 3 3 4 5 5 73
28 K-28 4 2 4 5 3 2 5 3 2 5 5 2 3 3 4 4 3 2 2 1 64
29 K-29 3 3 3 4 5 4 4 3 4 2 3 5 3 5 2 3 2 3 2 3 66
30 K-30 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 5 4 3 3 4 3 68
31 K-31 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 3 4 3 3 2 3 72
32 K-32 3 4 3 3 4 5 3 4 5 2 3 4 3 2 4 3 5 3 5 2 70
33 K-33 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 66
34 K-34 4 1 1 3 2 4 3 3 1 4 1 5 3 5 2 3 2 5 2 4 58
35 K-35 3 2 2 3 3 3 5 3 1 4 1 5 3 3 2 3 4 5 2 3 60
266

Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

Pertemuan II

Indikator
No Kode Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 K-01 4 2 4 5 3 2 5 3 2 5 5 2 3 3 4 4 3 2 2 1 64
2 K-02 3 3 3 4 5 4 4 3 4 2 3 5 3 5 2 3 2 3 2 3 66
3 K-03 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 5 4 3 3 4 3 68
4 K-04 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 3 4 3 3 2 3 72
5 K-05 3 4 3 3 4 5 3 4 5 2 3 4 3 2 4 3 5 3 5 2 70
6 K-06 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 66
7 K-07 4 1 1 3 2 4 3 3 1 4 1 4 3 5 2 3 2 5 2 4 57
8 K-08 5 5 2 5 3 3 5 5 5 3 4 5 5 2 2 4 5 3 4 5 80
9 K-09 4 3 5 3 2 5 3 3 5 2 4 3 3 2 4 3 5 3 5 2 69
10 K-10 3 5 2 4 1 3 4 4 5 2 3 3 5 2 2 4 4 1 3 5 65
11 K-11 5 4 5 2 3 5 3 3 4 2 4 4 5 2 4 3 5 3 4 2 72
12 K-12 3 2 4 3 5 4 4 2 4 3 4 3 5 3 4 4 2 5 4 1 69
13 K-13 5 2 5 5 3 2 5 3 3 5 5 2 3 3 5 3 3 2 2 1 67
14 K-14 5 4 5 5 3 4 5 3 3 5 5 3 5 4 5 4 5 4 4 3 84
15 K-15 4 5 3 4 3 3 4 5 3 2 3 5 4 2 2 4 4 1 3 5 69
16 K-16 5 3 3 4 4 2 3 3 4 2 4 5 3 3 4 2 5 3 5 3 70
17 K-17 3 4 3 3 4 4 2 3 3 4 5 4 2 5 3 5 5 4 4 3 73
18 K-18 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 4 3 3 4 3 65
19 K-19 3 5 4 4 4 3 4 5 5 4 3 5 5 3 5 4 4 3 3 5 81
267

20 K-20 3 3 4 3 4 5 4 5 3 3 4 3 4 3 5 3 3 3 4 3 72
21 K-21 2 2 2 3 2 4 5 3 1 4 3 5 3 5 4 3 4 5 5 3 68
22 K-22 4 2 3 4 5 4 3 2 4 5 3 3 1 3 2 2 5 4 4 5 68
23 K-23 4 3 2 3 4 5 2 4 4 5 3 4 4 2 5 3 3 4 5 5 74
24 K-24 3 2 1 4 4 5 3 2 4 5 3 3 1 3 2 2 5 4 4 5 65
25 K-25 3 2 1 4 2 4 5 3 1 4 3 5 3 5 2 3 2 5 2 3 62
26 K-26 2 1 4 3 3 5 4 2 5 3 4 3 5 3 5 5 4 3 4 4 72
27 K-27 3 5 4 5 3 3 5 5 3 3 4 5 4 5 3 4 5 3 3 5 80
28 K-28 3 3 2 4 2 4 2 3 3 4 2 3 2 2 4 3 1 3 4 4 58
29 K-29 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 59
30 K-30 3 2 1 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 60
31 K-31 4 2 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 58
32 K-32 3 4 2 4 3 3 3 4 2 3 2 4 3 3 4 4 3 2 4 4 64
33 K-33 2 2 2 3 3 3 4 3 1 4 2 4 3 3 2 3 4 5 2 3 58
34 K-34 3 2 4 2 1 3 5 4 2 3 2 2 3 5 4 3 4 2 3 3 60
35 K-35 4 5 3 4 3 4 5 2 4 2 4 3 3 3 4 2 3 5 4 5 72
268

Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

Pertemuan III

Indikator
No Kode Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 K-01 4 2 4 5 3 2 5 3 2 5 5 2 3 3 4 4 3 2 2 1 64
2 K-02 3 3 3 4 5 4 4 3 4 2 3 5 3 5 2 3 2 3 2 3 66
3 K-03 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 5 4 3 3 4 3 68
4 K-04 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 3 4 3 3 2 3 72
5 K-05 3 4 3 3 4 5 3 4 5 2 3 4 3 2 4 3 5 3 5 2 70
6 K-06 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 66
7 K-07 4 1 1 3 2 4 3 3 1 4 1 5 3 5 2 3 2 5 2 4 58
8 K-08 3 2 2 3 3 3 5 3 1 4 1 5 3 3 2 3 4 5 2 3 60
9 K-09 2 1 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 5 4 2 3 4 1 62
10 K-10 3 2 2 3 3 3 5 3 1 4 1 5 3 3 2 3 4 5 2 3 60
11 K-11 3 4 2 3 3 3 5 3 2 4 1 3 3 4 2 3 3 5 3 3 62
12 K-12 2 1 4 3 5 3 4 2 3 3 2 5 4 3 3 4 2 3 4 1 61
13 K-13 4 2 4 3 3 2 5 3 2 5 4 2 3 3 4 4 3 2 2 1 61
14 K-14 5 4 4 5 3 2 3 4 5 5 3 3 4 2 5 5 4 5 3 4 78
15 K-15 3 5 2 4 1 3 4 5 5 2 3 5 5 2 2 4 4 1 3 5 68
16 K-16 4 3 5 4 2 3 3 3 5 2 3 5 5 2 4 4 3 3 4 3 70
17 K-17 3 2 3 4 3 5 4 4 3 2 3 3 5 3 4 3 2 3 4 2 65
18 K-18 3 4 4 5 3 2 3 4 5 2 3 3 4 2 3 5 4 3 3 4 69
19 K-19 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 3 4 4 5 4 3 3 4 4 5 85
269

20 K-20 4 3 2 3 4 3 2 4 5 2 3 4 4 2 3 3 3 4 5 3 66
21 K-21 1 2 1 3 2 4 5 3 1 4 1 5 3 5 2 3 4 5 2 3 59
22 K-22 3 2 1 4 4 5 3 2 3 5 3 3 1 3 2 2 5 4 4 4 63
23 K-23 3 5 2 2 4 4 2 2 4 3 3 4 4 2 5 3 3 4 3 3 65
24 K-24 3 4 4 2 3 2 3 4 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 58
25 K-25 1 2 1 3 2 4 5 3 1 4 1 5 3 5 2 3 2 5 2 3 57
26 K-26 2 1 4 3 3 5 4 2 3 3 4 3 5 3 5 4 2 3 4 1 64
27 K-27 3 5 2 2 4 5 2 2 5 5 3 4 4 2 5 3 3 4 5 5 73
28 K-28 4 2 4 5 3 2 5 3 2 5 5 2 3 3 4 4 3 2 2 1 64
29 K-29 4 2 4 5 3 2 5 3 2 5 5 2 3 3 4 4 3 2 2 1 64
30 K-30 3 3 3 4 5 4 4 3 4 2 3 5 3 5 2 3 2 3 2 3 66
31 K-31 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 5 4 3 3 4 3 68
32 K-32 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 3 4 3 3 2 3 72
33 K-33 3 4 3 3 4 5 3 4 5 2 3 4 3 2 4 3 5 3 5 2 70
34 K-34 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 66
35 K-35 4 3 2 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 5 2 3 2 5 2 4 64
270

Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

Pertemuan IV

Indikator
No Kode Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 K-01 4 2 4 5 3 3 5 3 2 5 5 4 3 3 4 4 3 2 2 1 67
2 K-02 3 3 3 4 5 4 4 3 4 2 3 5 3 5 2 3 3 3 2 3 67
3 K-03 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 69
4 K-04 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 3 3 2 3 70
5 K-05 3 4 3 3 4 5 3 4 5 2 3 4 3 2 4 3 4 3 5 2 69
6 K-06 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 66
7 K-07 4 2 2 3 2 4 3 3 3 4 2 4 3 5 2 3 2 5 2 4 62
8 K-08 5 5 3 5 3 3 5 5 5 3 4 5 5 2 4 4 5 3 4 5 83
9 K-09 4 3 5 3 2 5 3 3 5 2 4 3 3 2 4 3 5 3 5 2 69
10 K-10 3 5 2 4 1 3 4 4 5 2 3 3 5 2 2 4 4 1 3 5 65
11 K-11 5 4 5 2 3 5 3 3 4 2 4 4 5 2 4 3 5 3 4 2 72
12 K-12 3 2 4 3 5 4 4 2 4 3 4 3 5 3 4 4 2 5 4 1 69
13 K-13 5 2 5 5 3 2 5 3 3 5 5 2 3 3 5 3 3 2 2 1 67
14 K-14 5 4 5 5 4 4 5 3 3 5 5 3 5 4 5 4 5 4 4 3 85
15 K-15 4 5 3 4 3 3 4 5 3 2 3 5 4 2 2 4 4 2 3 5 70
16 K-16 5 3 3 4 4 2 3 3 4 2 4 5 3 3 4 2 5 3 5 3 70
17 K-17 3 4 3 3 4 4 2 3 3 4 5 4 2 5 3 5 5 2 4 3 71
18 K-18 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 4 3 3 4 3 65
19 K-19 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 3 5 5 3 3 4 3 3 4 5 82
271

20 K-20 3 3 4 3 4 5 4 5 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 70
21 K-21 2 2 2 3 2 4 5 3 2 4 3 3 3 5 4 3 4 5 5 3 67
22 K-22 4 2 3 4 5 4 3 2 4 5 3 3 1 3 2 2 5 4 4 5 68
23 K-23 4 3 2 3 4 5 2 4 4 5 3 4 4 2 5 3 3 4 5 5 74
24 K-24 3 2 2 4 4 5 3 2 4 5 3 3 2 3 2 2 5 4 4 5 67
25 K-25 3 2 3 4 2 4 5 3 2 4 3 5 3 5 2 3 2 5 2 3 65
26 K-26 2 1 4 3 3 5 4 2 5 3 4 3 3 3 5 5 4 3 4 4 70
27 K-27 4 5 4 5 4 3 5 4 3 4 4 3 4 5 3 4 5 4 3 5 81
28 K-28 3 3 2 4 2 4 2 3 3 4 2 3 2 2 4 3 1 3 4 4 58
29 K-29 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 59
30 K-30 3 2 1 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 60
31 K-31 4 2 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 61
32 K-32 3 4 2 4 3 3 3 4 2 3 2 4 3 3 4 4 3 2 4 4 64
33 K-33 2 2 2 3 3 3 4 3 1 4 2 4 3 3 3 3 4 5 2 3 59
34 K-34 3 2 4 2 1 3 3 4 2 3 2 2 3 5 4 3 4 2 3 3 58
35 K-35 4 5 3 4 3 4 5 2 4 2 4 3 3 3 4 2 3 5 4 5 72
272

Lampiran 31

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

Pertemuan Ke Rata-
No Kode Jumlah
I II III IV rata
1 E-01 68 74 78 84 304 76
2 E-02 65 70 80 85 300 75
3 E-03 62 65 74 78 279 70
4 E-04 67 72 75 83 297 74
5 E-05 59 68 70 76 273 68
6 E-06 58 62 86 88 294 74
7 E-07 55 65 67 70 257 64
8 E-08 68 72 76 77 293 73
9 E-09 68 71 73 88 300 75
10 E-10 60 67 78 82 287 72
11 E-11 65 74 80 85 304 76
12 E-12 66 72 76 80 294 74
13 E-13 65 68 72 81 286 72
14 E-14 68 73 83 83 307 77
15 E-15 68 72 76 80 296 74
16 E-16 70 73 82 86 311 78
17 E-17 65 72 76 80 293 73
18 E-18 78 80 82 86 326 82
19 E-19 62 68 77 82 289 72
20 E-20 78 80 85 87 330 83
21 E-21 59 68 70 71 268 67
22 E-22 65 68 72 79 284 71
23 E-23 73 74 82 84 313 78
24 E-24 58 65 80 87 290 73
25 E-25 57 62 74 77 270 68
26 E-26 64 72 81 82 299 75
27 E-27 68 73 82 85 308 77
28 E-28 64 74 83 87 308 77
29 E-29 74 76 83 88 321 80
30 E-30 72 78 79 83 312 78
31 E-31 81 85 86 89 341 85
32 E-32 75 78 78 84 315 79
33 E-33 80 82 88 89 339 85
34 E-34 58 71 77 76 282 71
35 E-35 60 79 86 72 297 74
273

Lampiran 32

Tampilan CD Pembelajaran

 Kompetensi Dasar:
6.2. Menentukan jarak, dari titik ke garis
dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga.

 Indikator Pencapaian Kompetensi:


DIMENSI TIGA Menjelaskan aksioma dan teorema dalam
(Objek Geometri, Aksioma, Teorema, Kesejajaran)
dimensi tiga
Menjelaskan teorema kesejajaran dalam
dimensi tiga

DIMENSI TIGA

Dua
Titik ke garis
bidang sejajar
Titik ke
(TITIK KE TITIK, TITIK KE GARIS, TITIK garis
KE BIDANG, DUA GARIS SEJAJAR) Titik
ke titik

TITIK KE TITIK

Jarak Titik ke Titik

Ayo ingat kembali konsep tentang jarak!


274

TITIK KE TITIK TITIK KE TITIK

A B A B

Lihat titik A dan titik B diatas! Bagaimanakah cara kita menentukan


jarak kedua titik tersebut?

TITIK KE TITIK TITIK KE TITIK


1 1

A B A B

Apakah panjang busur (1) adalah jarak Apakah panjang busur (2) adalah jarak
titik A ke titik B? titik A ke titik B?

TITIK KE TITIK TITIK KE TITIK


1 1

2 2

3 3
A B A B

Apakah panjang ruas garis (3) adalah Apakah panjang busur (4) adalah jarak
jarak titik A ke titik B? titik A ke titik B?
275

TITIK KE TITIK Kesimpulan


1 1

2 2

3 3
A B A B

4 4

Jarak titik A ke titik B adalah panjang


Apakah kesimpulannya? ruas garis terpendek yang
menghubungkan kedua titik tersebut

TITIK KE GARIS

Jarak Titik ke Garis

Ayo ingat kembali konsep tentang jarak!

TITIK KE GARIS TITIK KE GARIS

A A

g K L M g

Manakah yang merupakan jarak titik A


Lihat titik A dan dan garis g diatas!
ke garis g?
276

TITIK KE GARIS TITIK KE GARIS

A A

K L M g K L M g

Apakah panjang ruas garis AK adalah Apakah panjang ruas garis AL adalah
jarak titik A ke garis g? jarak titik A ke garis g? Ya

TITIK KE GARIS TITIK KE GARIS

A A

K L M g K L M g

Apakah panjang ruas garis AM adalah


Apakah kesimpulannya?
jarak titik A ke garis g?

Kesimpulan
A

K L M g

CONTOH

Jarak titik A ke garis g adalah panjang


ruas garis dari titik A yang tegaklurus
garis g
277

TITIK KE BIDANG
TITIK KE BIDANG

Ayo ingat kembali konsep tentang jarak Lihat titik A dan bidang V diatas!
dan ketegaklurusan!

TITIK KE BIDANG TITIK KE BIDANG

A A

V V

Bagaimanakah kita menunjukkan jarak Jarak titik A ke bidang V adalah panjang ruas
garis terpendek dari titik A ke bidang V sehingga
titik A ke bidang V? ruas garis tersebut tegaklurus dengan bidang V

TITIK KE BIDANG TITIK KE BIDANG

A A

V V

B B

Misalkan jarak titik A ke bidang V Bagaimana kita menunjukkan ruas garis


adalah panjang ruas garis AB, titik B
terletak pada bidang V AB tegaklurus dengan bidang V?
278

TITIK KE BIDANG TITIK KE BIDANG

A A

V V

B B

Coba ingat kembali teorema dalam


Bagaimanakah kesimpulannya?
ketegaklurusan!

TITIK KE BIDANG

g V Jarak Dua Garis


B h Sejajar
CONTOH

Ruas garis AB tegaklurus bidang V cukup


ditunjukkan dengan ruas garis AB
tegaklurus dua garis pada bidang V

DUA GARIS DUA GARIS


SEJAJAR SEJAJAR g
h

Lihat garis g dan garis h diatas, apakah


Ayo ingat kembali konsep tentang jarak! kedua garis tersebut sejajar?
279

DUA GARIS DUA GARIS


SEJAJAR g SEJAJAR g
h h
A A
D D

C C
B B

Lihat garis g dan garis h diatas, apakah Apakah panjang ruas garis AB adalah
kedua garis tersebut sejajar? jarak garis g ke garis h?

DUA GARIS DUA GARIS


SEJAJAR g SEJAJAR g
h h
A A
D D

C C
B B

Apakah panjang ruas garis AC adalah Apakah panjang ruas garis AD adalah
jarak garis g ke garis h? Ya jarak garis g ke garis h?

DUA GARIS DUA GARIS


SEJAJAR g SEJAJAR g
C h C h
B B
A A

F F
E E
D D

Manakah yang merupakan jarak garis g Apakah panjang ruas garis AD adalah
ke garis h? jarak garis g ke garis h? Ya
280

DUA GARIS
DUA GARIS SEJAJAR g
SEJAJAR g
C h
C h
B B

A A

F F
E E
D D

Apakah panjang ruas garis BE adalah Apakah panjang ruas garis CF adalah
jarak garis g ke garis h? Ya jarak garis g ke garis h? Ya

DUA GARIS DUA GARIS


SEJAJAR g SEJAJAR g
h h
P

Lalu, bagaimana cara kita menentukan


Tentukan satu titik P pada garis h!
dan menggambar jarak garis g ke garis h?

DUA GARIS DUA GARIS


SEJAJAR g SEJAJAR g
h h
P P

Buat garis melalui titik P yang tegaklurus


Garis tersebut memotong garis h di titik Q
garis h!
281

DUA GARIS
SEJAJAR g SOAL LATIHAN

H G
h
P E F

Q D C

A B

Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan


Panjang ruas garis PQ adalah jarak garis g panjang rusuk 6 cm. Hitung jarak antara
ke garis h titik B ke bidang ACF.

Kesejajaran

Panjang ruas garis


penghubung Ketegaklurusan
terpendek

Jarak
Garis sejajar bidang, dua bidang
sejajar, dua garis bersilangan

GARIS KE BIDANG

Lihat garis g diatas


282

GARIS KE BIDANG GARIS KE BIDANG

g g

V
h h

Dibuat satu bidang yang melalui garis h


Terdapat garis h yang sejajar garis g tetapi tidak melalui garis g, misalkan
bidang tersebut adalah bidang V

GARIS KE BIDANG GARIS KE BIDANG

g g

V V
h h

Apakah garis g sejajar bidang V? Mengapa?

GARIS KE BIDANG GARIS KE BIDANG

g g

V V
h h

Karena menurut teorema dalam kesejajaran:


Jika suatu garis sejajar dengan garis lain yang
Mengapa? terletak pada bidang, maka garis tersebut sejajar
dengan bidang
283

GARIS KE BIDANG GARIS KE BIDANG

g g

V V

Coba ingat kembali cara menentukan


Dapatkah kita menentukan jarak dari
jarak titik ke bidang dan jarak dua garis
garis g ke bidang V?
sejajar!

GARIS KE BIDANG GARIS KE BIDANG

A A
g g

V V

Tentukan satu titik pada garis h, Buat garis melalui titik A yang tegaklurus
misalkan titik tersebut adalah titik A dan menembus bidang bidang V di titik B

GARIS KE BIDANG

A
g

Panjang ruas garis AB adalah jarak garis


g ke bidang V
284

DUA BIDANG SEJAJAR DUA BIDANG SEJAJAR

V V

W W

Lihat gambar bidang V dan bidang W Seandainya kedua bidang tersebut


diatas! sejajar, bagaimana kita membuktikannya?

DUA BIDANG SEJAJAR

Lalu, bagaimana kita menentukan jarak


kedua bidang tersebut?

DUA BIDANG SEJAJAR DUA BIDANG SEJAJAR

V V

W W

Ingat kembali konsep tentang jarak! Tentukan satu titik pada bidang V
285

DUA BIDANG SEJAJAR DUA BIDANG SEJAJAR

V V
A A

W W

Buat garis g yang tegaklurus kedua


Misalkan titik tersebut adalah titik A
bidang melalui titik A

DUA BIDANG SEJAJAR g DUA BIDANG SEJAJAR g

V V
A A

W W
B

Buat garis g yang tegaklurus kedua Garis tersebut menembus bidang W di


bidang melalui titik A titik B

DUA BIDANG SEJAJAR g

V
A

W
B

Panjang ruas garis AB adalah jarak


bidang V ke bidang W
286

DUA GARIS DUA GARIS


BERSILANGAN BERSILANGAN

g g

h h

Jika garis g dan garis h bersilangan,


Lihat garis g dan garis h diatas!
bagaimana cara menentukan jaraknya?

DUA GARIS DUA GARIS


BERSILANGAN BERSILANGAN

g g

h h

Dapatkah kita membuat bidang yang Jika dapat, bagaimana cara membuat
melalui garis h dan sejajar garis g? bidang tersebut?

DUA GARIS DUA GARIS


BERSILANGAN BERSILANGAN

g g

h h

Setelah kita membuat bidang yang sejajar


Coba ingat kembali teorema dalam
garis g, bagaimana menentukan jarak
kesejajaran!
garis g ke bidang tersebut?
287

DUA GARIS DUA GARIS


BERSILANGAN BERSILANGAN

g g

g’
h h

Garis h terletak pada bidang, bagaimana Buat garis g’ sejajar garis g dan
menentukan jarak garis g ke garis h? memotong garis h

DUA GARIS DUA GARIS


BERSILANGAN BERSILANGAN

g g

V
g’ g’
h h

Melalui garis h dan garis g’ dapat dibuat


Kita namakan bidang tersebut bidang V
sebuah bidang yang sejajar garis g

DUA GARIS DUA GARIS


BERSILANGAN BERSILANGAN

A
g g

V V
g’ g’
h h

Kita namakan bidang tersebut bidang V Kita namakan bidang tersebut bidang V
288

DUA GARIS DUA GARIS


BERSILANGAN BERSILANGAN

A A
g g

V V
B
g’ g’
h h

Buat garis melalui titik A dan tegaklurus Garis tersebut menembus bidang V di
bidang V titik B

DUA GARIS DUA GARIS


BERSILANGAN BERSILANGAN

A A A’
g g

V V
B B B’
g’ g’
h h

Tarik ruas garis AB sejajar garis g hingga Kita namakan ruas garis tersebut ruas
memotong garis h garis A’B’

DUA GARIS DUA GARIS


BERSILANGAN BERSILANGAN

A A’ g g

V
B B’
g’
h h

Ruas garis A’B’ adalah jarak garis g ke


Lihat kembali garis g dan garis h diatas!
garis h
289

DUA GARIS DUA GARIS


BERSILANGAN BERSILANGAN

g g

h h

Dapatkah kita membuat dua bidang sejajar


(bidang U dan bidang V), jika bidang U Bagaimana caranya?
melalui garis g dan bidang V melalui garis h?

DUA GARIS DUA GARIS


BERSILANGAN BERSILANGAN

g g

h h

Karena kedua bidang tersebut sejajar, Lalu bagaimana menentukan jarak garis g
maka dapat ditentukan jaraknya ke garis h?

DUA GARIS
BERSILANGAN

g’
h

Melalui garis h dan garis g’ dapat dibuat


sebuah bidang yang sejajar garis g
290

DUA GARIS DUA GARIS


BERSILANGAN BERSILANGAN

g g

h’
V V
g’ g’
h h

Buat garis h’ sejajar garis h dan


Kita namakan bidang tersebut bidang V
memotong garis g

DUA GARIS
BERSILANGAN

U g

h’
V
g’
h

Tentukan satu titik pada bidang V

DUA GARIS DUA GARIS


k
BERSILANGAN BERSILANGAN

U g A’ U g
A A

h’ h’
V B B’ V
g’ g’
h h

Buat garis sejajar garis k hingga


Misalkan titik tersebut adalah titik A memotong garis g di titik A’ dan
memotong garis h di titik B’
291

DUA GARIS
k
BERSILANGAN CONTOH

A’ U g
A

h’
B B’ V LIMAS
KUBUS
g’
h

Panjang ruas garis A’B’ adalah jarak garis


g ke garis h

CONTOH SOAL CONTOH SOAL

H G H G

E F E F

D C D C

A B A B

Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan


panjang rusuk 12 cm. Hitung jarak antara Bagaimana cara kita menentukannya?
CG dan EF.

CONTOH SOAL CONTOH SOAL

H G H G

E F E F

D C D C

A B A B

Cari garis yang sejajar CG dan


Bidang apakah yang terbentuk dari garis
berpotongan dengan EF. Garis apakah
EF dan BF? Bidang ABFE
tersebut? Garis BF
292

CONTOH SOAL CONTOH SOAL

H G H G
E F E F

D C D C

A B A B

Ambil sebarang titik pada CG, misal titik


G. Tarik garis dari G yang tegak lurus Apakah GF memotong EF? Ya
bidang ABFE. Garis apakah tersebut? GF

CONTOH SOAL CONTOH SOAL

H G H G

E F E F

D C D C

A B A B

Lalu apakah kesimpulannya? GF adalah jarak dari CG ke EF

LATIHAN SOAL

H G

E F

D C

A B

Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan


panjang rusuk 10 cm. Hitung jarak
antara CG dan HB.
273

Lampiran 33

Dokumentasi Penelitian
274
275

Anda mungkin juga menyukai