Anda di halaman 1dari 6

Nadya Karima_119270061

MENGENAL ALLAH

1. Tujuan Umum

Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang digali dari Al
Qur’an, As Sunnah, dalil-dalil naqly dan aqly, menanamkannya dalam jiwa, dan membersihkannya
dari bid`ah dan khurafat yang mungkin mengotorinya.

2. Tujuan Kognitif

Memahami pentingnya ma’rifatullah dalam kehidupan manusia.

Memahami bahwa ma’rifatullah dapat meningkatkan iman dan taqwa.

Memahami bahwa jalan mengenal Allah adalah melalui ayat-ayat-Nya.

Memahamoi pendekatan Islam dan non Islam dalam memahami ayat-ayat Allah.

3. Tujuan Afektif

Mengikuti sifat mukmin dalam pengenalan terhadap Allah dan menjauhi sikap orang-orang kafir.

Mengerti sifat-sifat pribadi yang menjadi penghalang dari mengenal Allah.

Menyadari bahwa sifat-sifat itu dapat membawanya kepada kekufuran karena itu

ia berusaha menjauhi sifat-sifat itu.

Menumbuhkan motivasi untuk mewujudkan sifat-sifat yang memudahkan mengenal Allah.

Tidak meruqyah (jampi-jampi), kecuali yang berasal dari Al Qur’an atau ruqyah yang ma`tsur
(dilakukan oleh Rasulullah saw).

Tidak berhubungan dengan jin atau meminta tolong kepada orang yang berhubungan dengan jin.

4. Urgensi Mengenal Allah

Tema Pembicaraan Ma’rifatullah – Allah Rabbul Alamin (Q.S. Ar Ra’du (13) ayat 16; Al An’am (6) ayat
12; Al An’am (6) ayat 19; An Naml (27) ayat 59; An Nur (24) ayat 35; Al Baqarah (2) ayat 255)

Didukung Dengan Dalil Yang Kuat

- Dalil naqli

- Dalil aqli

- Dalil fitri

Buah atau pengaruh meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

- Kemerdekaan/kemerdekaan sejati

- Ketentraman sejati

- Keberkahan dari Allah


Nadya Karima_119270061

- Kehidupan dan penghidupan yang baik

- Surga

- Keridhaan Allah

AQIDAH ISLAM

1. Pengertian Aqidah

Secara etimologis, berari keyakinan. Yaitu : keyakinan yang tersimpul dengan kokoh di dalam hat,
bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Secara terminologis, berarti kebenaran aksiomatik
yang diterima oleh manusia dengan keyakinan penuh, dan menjadi landasan dalam beramal.
Sumber aqidah Islam yaitu al-Qur’an dan As-sunnah.

2. Fungsi Aqidah

Dasar/Fondasi untuk mendirikan bangunan. Seseorang akan apat melaksanakan ajaran agamanya
dengan baik, bila aqidahnya ajaran agamanya dengan baik, bila aqidahnya kokoh. Semakin kokoh
aqidah seseorang, semakin mungkin dia akan mengamalkan ajara agamanya dengan baik, demikian
juga sebaliknya.

a. Keberagaman ( Religiustisitas)
Religiusitas ( keberagaman) adalah : “ keterlibatan seseorang dalam agma yang dipeluknya,”
yang dapat diukur melalui 5 (lima) dimensi :
1. Pengetahuan ( Intellectual Involvement) yaitu keadaan yang menggambarkan sejauh mana
seseorang memepercayai atau meyakini ajaran agamanya
2. Keyakinan (Ideological Involvement) yaitu keadaan yang menggambarkan sejauh mana
seseorang memepercayai atau meyakini agamanya
3. Pengalaman (Experimental Involvement) yaitu keadaan yang menggambarkan sejauh mana
penghayatan seseorang terhadap ajaran agamanya
4. Konsekuensi ( Consequential Involvement) yaitu keadaan yang menggambarkan sejauh
mana perilaku seseorang terkait dengan agamanya
5. Ritual Involvement yaitu keadaan yang menggambarkan sejauh mana seseorang
melaksanakan kewajiban-kewajiban agamanya.
b. Makna : La ilaaha illallah
Yaitu deklarasi untuk membebaskan manusia dari segala bentuk ketundukan dan penghambaan
kepada selain Allah
c. Prinsip-Prinsip Ketauhidan
1. Tidak mencari Rabb kepada selain Allah
2. Tidak mencari wali (penolong) selain kepada Allah
3. Tidak mencari hakim kecuali kepada Allah
d. Inti sari syahadah pertama
Kesimpulan makna kelimat yang pertama dari kedua kalimat syahadat, yakni kalimat laa ilaaha
illallah yang artinya tiada yag konsekuensinya adalah : tidak mencari Rabb selain Allah, tidak
menjadikan selain Allah sebagai wali (penolong) dan hakim.
e. Intisari syahadah kedua
Nadya Karima_119270061

Kalimat “Muhammdar Rasulullah” yang artinya tiada berhak disembah selain kepada Allah,
sedangkan arti berikutnya adalah tidak sah untuk menyembah Allah kecuali dengan syari’at dan
wahyu yang disampaikan oleh Allah melalui lisan Rosul-Nya ( Muhammad SAW)

THARAHAH
1. Pengertian Thaharah
Secara bahasa thaharah berarti membersihkan diri dari semua kotoran walaupun suci,
seperti ludah keringat dan lainnya dari najis, baik yang bersifat konkret seperti kotoran dan
kencing manusia, liur anjing dan lainnya atau kotoran yang bersifat ma’nawy, seperti
kesyirikan dan kemaksiatan. Secara Terminologi (syariat) menghilangkan najis, hadast, dan
kotoran dengan air atau tang yang bersih.
Syarat wajib thaharah:
a. Islam
b. Berakal
c. Baligh
d. Masuk waktu (sholat)
e. Tidak lupa
f. Tidak dipaksa
g. Berhenti darah haid dan nifas
h. Ada air atau debu tanah yang suciTidak lupa
i. Tidak dipaksa
j. Berhenti darah haid dan nifas
k. Ada air atau debu tanah yang suci
l. Berdaya melakukan sesuai kemampuan
2. Macam-macam Thaharah
- Dari bentuknya
1. Thaharah hakiyah bersuci dari kotoran seperti najis yang menempel di badan,
pakaian seseorang atau tempat tertentu.
2. Thaharah hukmiyah bersuci dari hadas yang ada di badan
- Dari wujudnya
1. Thaharah dzahir yaitu bersuci dengan berwudhu atau mandi dengan air, disamping
membersihkan pakaian, badan, dan tempat hadas.
2. Thaharah batin yaitu membersihkan hati dari sifat-sifat negatif.

Pembagian air

1. Air mutlak yaitu air suci dan mensucikan, air yang masih murni tidak tercampur sesuatu
2. Air musyamas yaitu air suci yang mensucikan, air dipanaskan sinar matahari
3. Air musta’mal yaitu air suci tidak mensucikan, air yang sudah dipakai bersuci
4. Air mutanajis yaitu air najis tidak mensucikan, air yang kemasukan najis

Jenis-jenis untuk bersuci :

1. Air hujan
Nadya Karima_119270061

2. Air sungai
3. Air laut
4. Air dari mata air
5. Air sumur
6. Air salju
7. Air embun

Najis

Benda yang kotor dan ada dalil yang telah menetapkannya, najis wajib dibersihkan dengan cara-cara
yang telah ditentukan oleh syariat. Benda yang termasuk najis seperti :

1. Bangkai, kecuali manusia, ikan, belalang.


2. Darah dan nanah
3. Segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur
4. Air liur anjing
5. Babi
6. Minuman keras

Bagian anggota badan hewan yang terpisah karena dipotong dan sebgainyalagi masih hidup.
Macam-macam najis dan cara membersihkannya. Sedangkan berdasarkan hakikatnya salat.

1. Najis mukhaffahfah (ringan) yaitu najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang belum
makan apa-apa kecuali ASI dan umurnya kurang dari 2 tahun, cara membersihkannya cukup
dengan memercikkan air ke tempat yang terkena najis.
2. Najis mutawasittah (sedang) yaitu najis selain dari najis mukhaffaf dan najis mughallazah yang
terbagi menjadi dua yaitu : najis mutawasittah hukmiyah dan najis mutawasittah ainiyah
3. Najis mugallazah (berat) yaitu najis yang berasal dari anjing dan babi, cara mensucikannya
pertama hilangkan dulu wujud najisnya, kemudian dibersihkan dengan air bersih sebanyak 7 kali
salah satunya dengan tanah.

SHALAT

Secara bahasa sholat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti doa. Sedangkan menurut istilah
salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul
ihram dan diakhiri dengan salam. Menurut hakekatnya salat adalah menghadapkan jiwa kepada
Allah Swt., yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah SWT. Dan bisa membangkitkan kesadaran
yang dalam pada setiap jiwa terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Dalil Al Qur’an tentang
shalat Q.S Al-Baqarah ayat 110, Annur ayat 56, Al-Ankabut ayat 45, Al-Baqarah ayat 43.

Hukum Shalat

Fardhu, salat fardu adalah salat yang diwajibkan dan tidak boleh ditinggalkan ataupun dilaksankan
oleh orang lain, fardu terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Fardhu ain adalah kewajiban yang diwajibkan dan tidak boleh ditinggalkan ataupun
dilaksanakan oleh orang lain, seperti salat lima waktu, dan salat Jumat (fardhu ain untuk pria).
Nadya Karima_119270061

2. Fardhu kifayah adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf tidak langsung berkaitan
dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada sebagian orang yang
mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang mengerjakannya maka kita wajib
mengerjakannya dan menjadi berdosa bila tidak dikerjakan seperti salat jenazah.

Hal yang Membatalkan Shalat

1. Meninggalkan salah satu rukun shalat dengan sengaja


2. meninggalkan salah satu syarat sah salat
3. Berkata dengan sengaja.
4. Makan dan minum
5. Berhadas kecil atau besar
6. Terbuka aurat

ZAKAT

1. Definisi Zakat

Dari segi bahasa : Berasal dari kata “Zaka” yang berarti tumbuh, berkah, bersih dan baik. Zakat juga
berarti sesuatu yang bertambah. Dari segi istilah fiqih : “Zakat adalah sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan oleh Allah untuk diserahkan kepada orang yang berhak.”

UU nomor 23/2011 pasal 1 angka 2, “Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan seorang muslim
atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.l.”
KHES pasal 688 angka 2, “Zakat adalah harta yang wajib di sisihkan seorang muslim atau lembaga yang
dimiliki oleh muslim untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.”

2. Dasar Hukum Zakat

Zakat merupakan dasar prinsipil untuk menegakkan struktur sosial Islam. Zakat bukanlah derma atau
sedekah yang biasa, ia adalah iuran wajib, ia adalah perintah Allah yang wajib dilaksanakan.

3. Prinsip-prinsip zakat
1. Keyakinan Keagamaan (Faith): membayar zakat merupakan manifestasi kyakinan keagamaannya
untuk menyempurnakan ibadahnya.
2. Pemerataan dan keadilan (Equity dan Justice) : Pemberian harta zakat merupakan suatu cara
untuk memeratakan kekayaan dengan lebih adil.
3. Produktivitas dan kematangan (Productivity and Maturity) : zakat wajar wajib dibayar karena
merupakan hasil usaha yang produktif, selah lewat jangka waktu yang tertentu yang merupakan
ukuran normal memperoleh hasil tertentu.
4. Nalar (Reason) : ketentuan zakat merupakan cara ampuh yang dapat mengurangi jumlah
kemiskinan dan mengurangi kesenjangan sosial dan mengembangkan perekonomian.
5. Kebebasan (Freedom) : Pembayaran zakat dilakukan terhadap orang yang memiliki kekayaan,
sehingga tidak mempersulitkan dan hanya untuk orang yang merdeka dan sehat jasmani dan
rohani.
Nadya Karima_119270061

6. Etik dan kewajaran (Ethic and Proper) : Zakat tidak diambil secara sewenang-wenang. Jumlah
zakat yang diberikan tidak akan tidak akan menimbulkan kerugian bagi yang membayarnya
tetapi memiliki manfaat yang besar bagi yang menerimanya.

4. Fungsi zakat

Dengan membayar zakat jiwa dan kekayaan orang yang membayarnya menjadi bersih dan
bertambah. QS At-Taubah ayat 103 : puungutlah zakat dari kekayaan mereka, engkau bersihkan dan
sucikan mereka dengannya.

5. Tujuan dan Manfaat Zakat


1. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta
penderitaan
2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, Ibnu Sabil dan para
mustahiq lainnya
3. Membentangkan dan membina tali persaudaraan antara umat Islam dan manusia pada
umumnya
4. Menghilangkan sifat kikir atau loba dari pemilik harta
5. Membersihkan diri dari sifat dengki dan iri hati
6. Menjembatani jurang pemisah antara orang-orang kaya dan yang miskin dalam suatu
masyarakat
7. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada mereka yang memiliki harta kekayaan
8. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain
yang ada padanya
9. Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial

6. Jenis-jenis Zakat
1. Zakat Fitrah
2. Zakat Mal
3. Harta Terpendam (Rikaz)
4. Hasil Tambang

Anda mungkin juga menyukai