Anda di halaman 1dari 60

MAKALAH SISTEM INTEGUMEN

Dosen Pembimbing:
Novita Setyowati S.Kep,Ns, M.Kep

KELOMPOK 3
1. Arinda Devi R (09)
2. Refi Widya Lestari (37)
3. Else Dwi P (52)
4. Inaz Zhafira N.H (53)
AKADEMI KEPERAWATAN
DHARMA HUSADA KEDIRI
Jl.Penanggungan No.41A Kediri, Kode Pos
64114 Telp.(0354) 772628
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kelompok kami
dapat menyelesaikan makalah Anatomi
Fisiologi Sistem Integumen. Makalah ini
disusun untuk membantu mengembangkan
kemampuan pemahaman pembaca terhadap
Anatomi Fisiologi Sistem Integumen.
Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui
pendahuluan, pembahasan masalah, serta
penarikkan garis kesimpulan dalam makalah
ini.

Kami mengucapkan terimakasih


kepada Dosen pembimbing mata kuliah
Anatomi fisiologi bu Novita Setyowati
S.Kep,Ns, M.Kep yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk berkarya
menyusun makalah Anatomi Fisiologi Sistem
Integumen. Tidak lupa penulis sampaikan
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan bantuan berupa konsep dan
pemikiran dalam penyusunan makalah ini.

Kami kelompok III sangat menyadari


makalah yang kami buat masih belum
sempurna, baik dari isi maupun sistematika
penulisnya, maka dari itu kami kelompok III
berterima kasih apabila ada kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, saran dan kritik
sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Kediri, 21 Oktober 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Kulit adalah organ tubuh yang terletak
paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan
organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan.
Kulit juga sangat kompleks, elastis dan
sensitive, serta bervariasi pada keadaan iklim,
umur, seks, ras, dan lokasi tubuh
(Wasitaatmadja, 1997).

Kulit merupakan organ hidup yang


melapisi seluruh permukaan tubuh manusia,
berfungsi untuk melindungi dan menerima
rangsangan dari lingkungan (Tyas, 2014)
Ada 3 lapisan kulit, epidermis, dermis dan
hipodermis.
Pelengkap kulit ada rambut dan kuku.
Kulit merupakan indra peraba, yang bisa
merasakan rasa mekanik, rasa suhu, rasa
propilosepsi, rasa nyeri, rasa gatal.Kulit
merupakan indikator untuk memperoleh
kesan umum, dengan melihat perubahan yang
terjadi pada kulit misalnya pucat, kekuning-
kuningan, dan kemerah-merahan.

Suhu kulit dapat meningkat dengan


adanya kelainan pada kulit ataupun gangguan
psikis lainnya yang dapat menyebabkan
kelainan misalnya stress, ketakutan, atau
keadaan marah sehingga akan terjadi
perubahan pada kulit. Perubahan struktur
kulit menentukan usia sudah lanjut atau
masih muda. Wanita dibedakan dengan
penampilan kulit, selain itu warna kulit juga
ditentukan oleh rasa tau suku bangsa
misalnya kulit hitam=Negro, kulit
kuning=Mongolia, kulit putih=Eropa.
1.2 Tujuan umum
Untuk mengetahui anatomi fisiologi
kulit.

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui anatomi kulit


2. Untuk mengetahui fisiologi kulit
3. Untuk mengetahui kelainan-kelainan
yang terkait dengan anatomi dan
fisiologi kulit.
4. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik
yang terkait dengan sistem anatomi
fisiologi.
BAB II
PEMBAHASAN

Sebelum membahas anatomi kulit, kita


harus mengetahui fungsi sistem integumen
yaitu:
1. Pelindung
Kulit sebagai proteksi tubuh yang
menjaga bagian dalam tubuh terhadap
gangguan fisik misalnya:gesekan,
tarikan dan gangguan kimiawi yang
menimbulkan iritasi (Achroni, 2012).
2. Absorpsi
Kulit mampu menyerap air.
3. Ekskresi
Kelenjar kulit mampu mengeluarkan
zat yang tidak berguna bagi tubuh
berupa Na, Cl, urea, asam urat dan
ammonia (Achroni, 2012).
4. Persepsi
Kulit mampu merangsang panas,
dingin.
5. Pengaturan suhu tubuh
Mengeluarkan keringat dan kontraksi
otot dengan pembuluh darah kulit.
(Achroni, 2012).
6. Pembentukan pigmen
Memberikan warna pada kulit.
7. Keratinasi
8. Pembentukan vitamin D
Berlangsung dengan mengubah
dihidroksi kolesterol dengan
pertolongan sinar matahari.
1.1 ANATOMI KULIT

(www.seputar ilmu.com)

1.1 anatomi kulit

kulit merupakan:

a. 7 - 8 % total body mass


b. Organ terbesar dalam sistem tubuh
manusia
c. Ketebalan: 1,5 -4,4 mm
d. Menutupi seluruh permukaan tubuh
e. Bervariasi
(www.seputar ilmu.com)

KULIT SEBAGAI ORGAN


Kulit merupakan organ yang tersusun dari 4
jaringan dasar:

1. Kulit mempunyai berbagai jenis


epitel

a. Terutama epitel berlapis gepeng


dengan lapisan tanduk.

b. Penbuluh darah pada dermisnya


dilapisi oleh endotel.

c. Kelenjar-kelenjar kulit merupakan


kelenjar epitelial.
2. Terdapat beberapa jenis jaringan
ikat
seperti serat-serat kolagen dan elastin,
dan sel-sel lemak pada dermis.

3. Jaringan otot dapat ditemukan


pada dermis.

a. Contoh, jaringan otot polos, yaitu otot


penegak rambut (m. arrector pili) dan
pada dinding pembuluh darah.

b. Jaringan otot bercorak terdapat pada


otot-otot ekspresi wajah.

4. Jaringan saraf sebagai reseptor


sensoris

a. Dapat ditemukan pada kulit berupa


ujung saraf bebas dan berbagai badan
akhir saraf. Contoh, badan Meissner
dan badan Pacini.
Struktur kulit

a. Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu


epidermis dan dermis.

b. Epidermis merupakan jaringan epitel


yang berasal dari ectoderm.

c. Dermis berupa jaringan ikat agak


padat yang berasal dari mesoderm.

d. Di bawah dermis terdapat selapis


jaringan ikat longgar yaitu hipo-
dermis, yang pada beberapa tempat
terutama terdiri dari jaringan lemak.

1. Epidermis

a. Epidermis merupakan lapisan paling


luar kulit dan terdiri atas epitel
berlapis gepeng dengan lapisan
tanduk.
b. Epidermis hanya terdiri dari jaringan
epitel, tidak mempunyai pembuluh
darah maupun limfa,

c. Semua nutrien dan oksigen diperoleh


dari kapiler pada lapisan dermis.

d. Epitel berlapis gepeng pada epidermis


ini tersusun oleh banyak lapis sel yang
disebut keratinosit.

e. Sel-sel ini secara tetap diperbarui


melalui mitosis sel-sel dalam.

f. lapis basal yang secara berangsur


digeser ke permukaan epitel.

g. Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu,


dari dalam ke luar, stratum basal,
stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lusidum, dan
stratum korneum.
a. Stratum basal (lapis basal,
lapis benih)
a. Lapisan ini terletak paling dalam

dan terdiri atas satu lapis sel yang


tersusun berderet-deret di atas membran
basal dan melekat pada dermis di
bawahnya.

b. Sel-selnya kuboid atau silindris. Intinya


besar, jika dibanding ukuran selnya, dan
sitoplasmanya basofilik.

c. Pada lapisan ini biasanya terlihat


gambaran mitotik sel, proliferasi selnya
berfungsi untuk regenerasi epitel.

d. Sel-sel pada lapisan ini bermigrasi ke arah


permukaan untuk memasok sel-sel pada
lapisan yang lebih superfisial.

e. Pergerakan ini dipercepat oleh adalah


luka, dan regenerasinya dalam keadaan
normal cepat.
2. Stratum spinosum (lapis taju)
a. Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis
sel yang besar-besar berbentuk
poligonal dengan inti lonjong.
b. Sitoplasmanya kebiruan. Bila dilakukan
pengamatan dengan pembesaran
obyektif 45x, maka pada dinding sel
yang berbatasan dengan sel di
sebelahnya akan terlihat taju-taju yang
seolah-olah menghubungkan sel yang
satu dengan yang lainnya.
c. Pada taju inilah terletak desmosom
yang melekatkan sel-sel satu sama lain
pada lapisan ini. Semakin ke atas
bentuk sel semakin gepeng.

3. Stratum granulosum (lapis


berbutir)
a. Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel
gepeng yang mengandung banyak
granula basofilik yang disebut granula
kerato-hialin.
4. Stratum lusidum (lapis bening)
a. Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel
gepeng yang tembus cahaya, dan agak
eosinofilik.

b. Tak ada inti maupun organelpada sel-sel


lapisan ini.

c. Walaupun ada sedikit desmosom, tetapi


pada lapisan ini adhesi kurang sehingga
pada sajian seringkali tampak garis celah
yang memisahkan stratum korneum dari
lapisan lain di bawahnya.

5. Stratum korneum (lapis tanduk)


a. Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan
sel-sel mati, pipih dan tidak berinti serta
sitoplasmanya digantikan oleh keratin.

b. Sel-sel yang paling permukaan merupa-


kan sisik zat tanduk yang terdehidrasi
yang selalu terkelupas.
Sel-sel epidermis
Terdapat empat jenis sel epidermis, yaitu:
keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan
sel Merkel.

a. Keratinosit

a. Keratinosit merupakan sel terbanyak (85-


95%), berasal dari ektoderm permukaan.
Merupakan sel epitel yang mengalami
keratinisasi, menghasilkan lapisan kedap
air dan perisai pelidung tubuh.

b. Proses keratinisasi berlangsung 2-3


minggu mulai dari proliferasi mitosis,
diferensiasi, kematian sel, dan
pengelupasan (deskuamasi).

c. Pada tahap akhir diferensiasi terjadi


proses penuaan sel diikuti penebalan
membran sel, kehilangan inti organel
lainnya. Keratinosit merupakan sel induk
bagi sel epitel di atasnya dan derivat kulit
lain.

b. Melanosit

a. Melanosit meliputi 7-10% sel epidermis,


merupakan sel kecil dengan cabang
dendritik panjang tipis dan berakhir pada
keratinosit di stratum basal dan spinosum.

b. Terletak di antara sel pada stratum basal,


folikel rambut dan sedikit dalam dermis.

c. Dengan pewarnaan rutin sulit dikenali.


Dengan reagen DOPA (3,4-dihidroksi-
fenilalanin), melanosit akan terlihat hitam.

d. Pembentukan melanin terjadi dalam


melanosom, salah satu organel sel
melanosit yang mengandung asam amino
tirosin dan enzim tirosinase

e. Melalui serentetan reaksi, tirosin akan


diubah menjadi melanin yang berfungsi
sebagai tirai penahan radiasi ultraviolet
yang berbahaya.

c. Sel Langerhans

a. Sel Langerhans merupakan sel dendritik


yang bentuknya ireguler, ditemukan
terutama di antara keratinosit dalam
stratum spinosum.

b. Tidak berwarna baik dengan HE.

c. Sel ini berperan dalam respon imun kulit,


merupakan sel pembawa-antigen yang
merangsang reaksi hipersensitivitas tipe
lambat pada kulit.

d. Sel Merkel J

a. Jumlah sel jenis ini paling sedikit, berasal


dari krista neuralis dan ditemukan pada
lapisan basal kulit tebal, folikel rambut,
dan membran mukosa mulut.
b. Merupakan sel besar dengan cabang
sitoplasma pendek. Serat saraf tak
bermielin menembus membran basal,
melebar seperti cakram dan berakhir pada
bagian bawah sel Merkel.

c. Kemungkinan badan Merkel ini


merupakan mekano-reseptor atau reseptor
rasa sentuh.

2. Dermis
a. Dermis terdiri atas stratum papilaris dan
stratum retikularis, batas antara kedua
lapisan tidak tegas, serat antaranya saling
menjalin.

1. Stratum papilaris

a. Lapisan ini tersusun lebih longgar,


ditandai oleh adanya papila dermis yang
jumlahnya bervariasi antara 50 –

250/mm2.
b. Jumlahnya terbanyak dan lebih dalam
pada daerah di mana tekanan paling
besar, seperti pada telapak kaki.

c. Sebagian besar papila mengandung


pembuluh-pembuluh kapiler yang
memberi nutrisi pada epitel di atasnya.

d. Papila lainnya mengandung badan akhir


saraf sensoris yaitu badan Meissner.

e. Tepat di bawah epidermis serat-serat


kolagen tersusun rapat.

2. Stratum retikularis
a. Lapisan ini lebih tebal dan dalam.
b. Berkas-berkas kolagen kasar dan
sejumlah kecil serat elastin membentuk
jalinan yang padat ireguler.
c. Pada bagian lebih dalam, jalinan lebih
terbuka, rongga-rongga di antaranya
terisi jaringan lemak, kelenjar keringat
dan sebasea, serta folikel rambut.
d. Serat otot polos juga ditemukan pada
tempat-tempat tertentu, seperti folikel
rambut, skrotum, preputium, dan puting
payudara.
e. Pada kulit wajah dan leher, serat otot
skelet menyusupi jaringan ikat pada
dermis.
f. Otot-otot ini berperan untuk ekspresi
wajah.
g. Lapisan retikular menyatu dengan
hipodermis/fasia superfisialis di
bawahnya yaitu jaringan ikat longgar
yang banyak mengandung sel lemak.

3. Sel-sel dermis
a. Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit.
Sel-sel dermis merupakan sel-sel
jaringan ikat seperti fibroblas, sel
lemak, sedikit makrofag dan sel mast.
3.Hipodermis
a. Sebuah lapisan subkutan di bawah
retikularis dermis disebut hipodermis.

b. Ia berupa jaringan ikat lebih longgar


dengan serat kolagen halus terorientasi
terutama sejajar terhadap permukaan kulit,
dengan beberapa di antaranya menyatu
dengan yang dari dermis.

c. Pada daerah tertentu, seperti punggung


tangan, lapis ini meungkinkan gerakan kulit
di atas struktur di bawahnya.

d. Di daerah lain, serat-serat yang masuk ke


dermis lebih banyak dan kulit relatif sukar
digerakkan.

e. Sel-sel lemak lebih banyak daripada dalam


dermis.

f. Jumlahnya tergantung jenis kelamin dan


keadaan gizinya.
g.Lemak subkutan cenderung mengumpul di
daerah tertentu.

h.Tidak ada atau sedikit lemak ditemukan


dalam jaringan subkutan kelopak mata atau
penis, namun di abdomen, paha, dan bokong,
dapat mencapai ketebalan 3 cm atau lebih.

i. Lapisan lemak ini disebut pannikulus


adiposus.
ANATOMI FISIOLOGI RAMBUT

A. Struktur Rambut

Keterangan Gambar:

1. Folicle, ialah saluran untuk


tumbuhnya rambut yang menentukan
besar, kecil, lurus dan keritingnya
rambut. 

2. Dermis, ialah seluruh ruangan yang


berada di bawah epidermis. 

3. Bulp, yaitu bongkol rambut yang


memuat pigmen, pembuluh darah,
papila dan folicle. 
4. Epidermis, ialah lapisan kulit yang
berada paling luar. 

5. Arector muscle, ialah garis yang


menghubungkan folicle dan kulit. 

6. Papila, menghasilkan sel-sel,


membentuk rambut-rambut baru yang
lebih kuat. Pada papila setiap rambut
mempunyai pembuluh darah yang
berbeda, yang bertugas untuk
membawa makanan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan sel rambut dalam
papil. 

7. Pigmen (warna rambut). 

a. Warna rambut disebabkan oleh


adanya pigmen melanin yang dibentuk
oleh melanosit pada bulbus pili.
b. Adanya ber-bagai macam warna asli
rambut disebabkan oleh perbedaan
jumlah melanin dan perbedaan jenis
melanin, yaitu eumelanin (pigmen
coklat-kehitaman) dan pheomela-nin
(pigmen merah hingga kuning).

8. Kelenjar minyak yang sangat


dibutuhkan oleh rambut. 
9. Pembuluh darah. 

10. Akar rambut. 

11. Kelenjar keringat. 

a. Kelenjar keringat ada dua jenis,


yaitu kelenjar keringat merokrin dan
apokrin, yang berbeda cara
sekresinya.
b. Kelenjar merokrin bergetah encer
(banyak mengandung air), terdapat
di seluruh permukaan tubuh kecuali
daerah yang berkuku; fungsinya
menggetahkan keringat yang
berguna untuk ikut mengatur suhu
tubuh.
c. Kelenjar apokrin hanya terdapat
pada kulit daerah tertentu, misalnya
areola mamma, ketiak, sekitar dubur,
kelopak mata, dan labium mayus.
Kelenjar ini bergetah kental dan baru
berfungsi setelah pubertas.
d. Kelenjar bergetah lilin seperti
kelenjar serumen dan kelenjar Moll
juga tergolong kelenjar ini.
e. Baik kelenjar merokrin maupun
apokrin dilengkapi dengan sel
mioepitel

12. Batang rambut. 


ANATOMI FISIOLOGI KUKU
Kuku merupakan penutup dan pelindung
ujung jari tangan dan kaki yang kegunaannya
untuk membantu jari memegang benda dan
pada sebagian orang dewasa kuku dijadikan
tren modis dijaman sekarang .

Kuku mempunyai 2 fungsi utama.

 Fungsi pertama yang diketahui secara


umum ialah sebagai pelindung dari
ujung jari.

 Fungsi keduanya yang juga sangat


penting adalah memberi sensitifitas
daya sentuh .

STRUKTUR KUKU:
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk
yang menebal.Bagian kuku terdiri dari:

 Matriks kuku: merupakan pembentuk


jaringan kuku yang baru
 Dinding kuku (nail wall): merupakan
lipatan-lipatan kulit yang menutupi
bagian pinggir dan atas
 Dasar kuku (nail bed): merupakan
bagian kulit yang ditutupi kuku
 Alur kuku (nail grove): merupakan
celah antar dinding dan dasar kuku
 Akar kuku (nail root): merupakan
bagian proksimal kuku
 Lempeng kuku (nail plate):
merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingidinding kuku
 Lunula: merupakan bagian lempeng
kuku yang berwarna putih didekat
akar kuku berbentuk bulan   sabit,
sering tertutup oleh kulit
 Eponikium (kutikula): merupakan
dinding kuku bagian proksima, kulit
arinyamenutupi bagian permukaan
lempeng kuku
 Hiponikium: merupakan dasar kuku,
kulit ari dibawah kuku yang bebas
(freeedge) menebal
 Lempeng kuku (LK) berbentuk empat
persegi panjang, keras, cembung ke
arah lateral dan dorsal, transparan,
terletak di dorsal falang distal.
Sebagian besar kuku terlihat berwarna
merah muda disebabkan transmisi
warna pembuluh darah dasar kuku.
Lempeng kuku bertindak sebagai
perisai pelindung, melindungi
jaringan halus dari Bed Nail
mendasarinya.
Lempeng kuku terdiri dari 3 lapis
horisontal yang masing- masing adalah
:
 Lapisan dorsal tipis yang dibentuk
oleh matriks bagian proksimal
(1/3 bagian).
 Lapisan intermediate yang
dibentuk oleh matriks bagian
distal. Lapisan ini lebih tebal dari
lapisan dorsal (2/3 bagian).
 Lapisan ventral yang dibentuk
oleh lapisan tanduk dasar kuku
dan hiponikium yang mengandung
keratin lunak.
1. Fisiologi Kulit
a. Indera peraba

a. Selain menghasilkan keringat, pada bagian


dermis terdapat ujung saraf/reseptor
peraba.
b. Kulit adalah alat indera yang peka
terhadap rangsangan berupa sentuhan,
tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau
sakit. Kepekaan tersebut disebabkan
karena adanya ujung-ujung saraf yang ada
pada  kulit. Biasanya ujung saraf indera
peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf
bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau
sakit, dan ujung saraf yang berselaput
(berpapilia). Ujung saraf yang berselaput
ada lima macam, bisa kamu lihat dalam
tabel berikut.
Tabel Ujung saraf yang berselaput dan
rangsangannya:

Ujung saraf berselaput Rangsangan

Korpuskel pacini Tekanan

Korpuskel ruffini Panas

Korpuskel Krause Dingin

Korpuskel meissner Sentuhan

2. Rasa mekanik
a. mempunyai beberapa
modalitas (kualitas) yaitu rasa
tekan, rasa raba, dan rasa geli
yang berbeda di setiap bagian
tubuh tetentu.
b. Dengan menggunakan
aestesiometer dapat diketahui
bagian kulit yang paling peka
terhadap rangsangan.
c. Pada permukaan kulit yang peka, titik
tekan lebih padat dibandingkan dengan kulit
lain.
d. Titik rasa tekan tersebut merupakan
manifestasi adanya reseptor tekan pada
bagian kulit di bawahnya.

3. Rasa suhu
a. mempunyai dua submodalitas yaitu rasa
dingin dan rasa panas.
b. Reseptor dingin/panas berfungsi
mengindrai rasa dingin/rasa panas dan
refleks pengaturan suhu tubuh.
c. Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang
terdapat di dalam sistem saraf pusat.
d. Dengan pengukuran waktu reaksi, dapat
dinyatakan bahwa kecepatan hantaran
rasa panas.
e. Dengan anastesi blok rasa dingin/panas
dapat diblok sehingga objektif maupun
subjektif rasa dingin dan panas dapat
dipisahkan.
4. Rasa propriosepsi
a. berasal dari dalam tubuh sendiri atau
disebut juga rasa dalam.
b. Reseptor tidak terdapat pada kulit tetapi
dibagian lebih dalam yaitu di dalam otot,
tendo, dan sendi. Informasi propriosepsi
dihantarkan ke medulla spinalis melalui
kolom dorsal masuk ke serebelum.
c. Sebagian berjalan ke laminikus medial
dan thalamus ke korteks. Impuls berasal
dari komparan otot, organ sensorik di
dalam, dan sekitar sendi.
d. Neuron dalam korteks sensoris
berespons terhadap gerakan–gerakan
tertentu.
5. Rasa nyeri
a. timbul oleh rangsangan yang
merusak.
b. Rasa nyeri ini terutama
berfungsi untuk pelindungi,
mencegah kerusakan lebih
lanjut dari jaringan yang
terkena.
c. Modalitas rasa nyeri dibagi
atas submodalitas nyeri
somatik dan nyeri visera.
d. Nyeri somatik dibagi menjadi
submodalitas nyeri permukaan
dan nyeri dalam.
e. Zat kimia pada kadar tertentu
dapat menimbulkan nyeri
(misalnya : asetilkoin,
serotonin, histamine yang juga
menimbulkan rasa gatal).
f. Rasa nyeri terdiri dari nyeri
proyeksi. nyeri alih,
hiperalgesia, hipalgesia dan
nyeri kronis.
6. Rasa gatal
a. merupakan bentuk khusus rasa
nyeri yang timbul pada
kondisi perangsangan tertentu.
b. Perangsangan yang berurutan
dengan rangsangan makin
kuat. Suatu saat rasa gatal
yang timbul diganti dengan
rasa nyeri.
c. Bila rangsangannya mencapai
intensitas yang tinggi, rasa
gatal yang dialami dapat
hilang.
d. Bila jaras spinotalamatik yang
sedang dilewati rasa gatal.
e. Rasa nyeri dengan cara
tertentu jika titik gatal sama
dengan titik nyeri.
f. Reseptor gatal terletak pada
bagian kulit permukaan
sedangkan reseptor nyeri
terdapat lebih dalam dari kulit.

Kelainan-kelainan yang terkait dengan


anatomi dan fisiologi kulit

1. Bisul (Furunkel)
a. Furunkel ialah radang folikel
rambut dan sekitarnya.
b. Jika lebih daripada sebuah disebut
furunkulosis.
c. Karbunkel ialah kumpulan
furunkel. Keluhannya nyeri.
d. Kelainan berupa nodus
eritematosa berbentuk kerucut, di
tengahnya terdapat pustul.
e. Kemudian melunak menjadi abses
yang berisi pus dan jaringan
nekrotik, lalu memecah
membentuk fistel.
f. Tempat predileksi ialah yang
banyak friksi, misalnya aksila dan
bokong(Djuanda, 2011).

2. Cacar air
a. Cacar air adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus varicella-
zoster yang sering terjadi pada
anak-anak.
b. Pada penyakit ini biasanya
ditandai dengan bintikbintik pada
seluruh tubuh (termasuk wajah),
berwarna kemerahan, dan isi dari
benjolan (jika sudah membesar)
tersebut adalah cairan.
c. Jika seseorang menderita penyakit
ini, maka tubuhnya akan
membentuk kekebalan yang
sangat kuat seumur hidup, jadi
penyakit ini hanya terjadi satu kali
seumur hidup pada setiap orang.
d. Cacar air sangat menular dan
memiliki tiga tahap dalam
pembentukannya.
e. Gejala penyakit cacar air Ini
dimulai dengan munculnya sedikit
benjolan gatal di seluruh tubuh
yang menyerupai seperti gigitan
serangga.
f. Kemudian, bintik tadi berubah
menjadi benjolan yang berisi
cairan, diikuti oleh tahap akhir
yaitu pada saat tahap
penyembuhan, dimana benjolan
tersebut pecah dan membuat
bekas pada kulit (Djuanda, 2011).

3. Campak (Rubella)
a. Merupakan penyakit akut menular
yang disebabkan oleh virus.
Biasanya menyerang anak-anak.
b. Gejala awal campak adalah
demam, pilek, bersin, badan terasa
lesu, sakit kepala, nafsu makan
menurun drastis dan radang mata.
c. Setelah beberapa hari dari gejala
tersebut timbul ruam merah yang
gatal, bertambah besar, tersebar ke
beberapa bagian tubuh (Djuanda,
2011).

4. Eksim (Dermatitis)
a. Gejala utama yang dirasakan
penderita eksim adalah rasa gatal
yang berlebihan pada kulit.
b. Lalu disertai dengan kulit
memerah, bersisik dan pecah-
pecah, timbul gelembung-
gelembung kecil yang
mengandung air atau nanah.
c. Bagian tubuh yang sering terkena
eksim biasanya tangan, kaki,
lipatan paha dan telinga.
d. Eksim terbagi menjadi dua, yaitu
eksim kering dan basah. Pada
eksim basah, juga akan terasa
panas dan dingin yang berlebihan
pada kulit.
e. Eksim disebabkan karena alergi
terhadap rangsangan zat kimia
tertentu seperti yang terdapat
dalam detergen, sabun, obat
obatan dan kosmetik, kepekaan
terhadap jenis makanan tertentu
seperti udang, ikan laut, telur,
daging ayam, alkohol, vetsin
(MSG), dan lain-lain.
f. Eksim juga dapat disebabkan
karena alergi serbuk sari tanaman,
debu, rangangan iklim, bahkan
gangguan emosi.
g. Eksim lebih sering menyerang
orang-orang yang mudah terkena
alergi. Penyakit ini sering terjadi
berulang-ulang atau kambuh. Oleh
karena itu harus diperhatikan
untuk menghindari hal-hal atau
bahan bahan yang dapat
menimbulkan alergi (alergen.)
h. Tetapi, dengan pengobatan yang
tepat, penyakit ini dapat
dikendalikan dengan baik
sehingga mengurangi angka
kekambuhan. Pada beberapa
kasus, eksim akan menghilang
seiring dengan pertambahan usia
penderita (Djuanda, 2011).
5. Impetigo
a. Impetigo adalah penyakit kulit
menular yang biasanya
disebabkan oleh bakteri. Impetigo
menyebabkan kulit menjadi gatal,
melepuh berisi cairan dan kulit
menjadi merah.
b. Impetigo sangat mudah terjadi
pada anak berusia dua sampai
enam tahun. Bakteri biasanya
masuk ke dalam kulit melalui
gigitan serangga, luka, atau
goresan. Kebersihan sangat
penting bagi orang yang
mengalami impetigo (Djuanda,
2011).
6. Jerawat (Acne)
a. Berdasarkan penelitian, sekitar 80
persen dari seluruh manusia
pernah memiliki jerawat.
b. Jerawat sebagai salah satu
penyakit kulit yang disebabkan
oleh bakteri yang tumbuh di kulit
dan menghubungkan pori-pori
dengan kelenjar minyak di bawah
kulit.
c. Jerawat merupakan penyakit dari
folikel sebasea yaitu folikel yang
mempunyai glandula sebasea yang
banyak dan tidak mempunyai
bulu.
d. Arpertura dari glandula sebasea
terblokir oleh sumbat tanduk
(blackheads) dan terdapat retensi
dari sebum yang diubah oleh
organisme yang menimbulkan
inflamasi pada jaringan
sekitarnya.
e. Keadaan ini menimbulkan
pembentukan pustul dan abses
yang menyebabkan parut.
f. Jerawat dapat berkembang jika
pengobatan tidak dilakukan di
tahap awal kemunculannya.
g. Jerawat tidak hanya tumbuh di
wajah, namun juga bisa tumbuh di
bagian tubuh lain terutama
punggung (Djuanda, 2011).

7. Kudis (Skabies)
a. Kudis adalah penyakit yang
disebabkan oleh parasit tungau
yang gatal yaitu sarcoptes scabiei
var hominis.
b. Kulit yang terjangkit kudis lebih
banyak terjadi di daerah kumuh
dan tidak menjaga kebersihan
tubuh.
c. Gejala kudis adalah adanya rasa
gatal yang begitu hebat pada
malam hari, terutama di sela-sela
jari kaki, tangan, di bawah ketiak,
alat kelamin, pinggang dan lain-
lain.
d. Kudis sangat gampang menular
pada orang lain, secara langsung
maupun tidak langsung.
e. Secara langsung tentu saja melalui
sentuhan kulit terkena kudis
dengan kulit orang lain.
f. Secara tidak langsung bisa
menular melalui handuk atau
pakaian yang dipakai secara
bergantian dengan penderita
kudis. Cara sangat mudah untuk
menghindari kudis tentu saja
dengan menjaga kebersihan
lingkungan dan tubuh.
g. Salah satu cara pencegahan
penyakit kudis dapat dilakukan
dengan mencuci sperai tempat
tidur, handuk dan pakaian yan
dipakai dalam 2 hari belakangan
dengan air hangat dan deterjen
(Djuanda, 2011).

8. Kurap
a. Kurap terjadi karena jamur,
biasanya yang menjadi gejalanya
adalah kulit menjadi tebal dan
pada kulit timbul lingkaran-
lingkaran yang semakin jelas,
bersisik, lembab dan berair dan
terasa gatal.
b. Kemudian pada lingkaran-
lingkaran akan timbul bercak-
bercak putih. Kurap timbul karena
kurang menjaga kebersihan kulit.
c. Bagian tubuh yang biasanya
terserang kurap yaitu tengkuk,
leher, dan kulit kepala.Kurap
dapat dicegah dengan cara
mencuci tangan yang sempurna,
menjaga kebersihan tubuh, dan
mengindari kontak dengan
penderita.
d. Kurap dapat diobati dengan anti
jamur yang mengandung
mikonazol dan kloritomazol
dengan benar yang dapat
menghilangkan infeksi (Djuanda,
2011).

9. Psoriasis
a. Psoriasis termasuk penyakit kulit
yang sulit didiagnosa.
b. Bagian tubuh yang biasa terkena
eksim sama dengan bagian tubuh
yang biasa terkena psoriasis,
ditambah kulit kepala, punggung
bagian bawah, telapak tangan, dan
telapak kaki. Stres, trauma, dan
tingkat kalsium yang rendah dapat
menyebabkan psoriasis.
c. Psoriasis bukan penyakit
menular, tetapi bersifat menurun
(diwariskan). Gejala psoriasis
adalah timbulnya bercak-bercak
merah yang di atasnya terdapat
sisik-sisik putih tebal dan
menempel berlapis-lapis. Bila
digaruk, sisik-sisik tersebut akan
rontok. Mula-mula, luas
permukaan kulit yang terkena
hanya kecil, dan semakin lama
semakin melebar (Djuanda, 2011).

10. Panu
a. Panu adalah salah satu penyakit
kulit yang disebabkan oleh jamur.
b. Penyakit panu ditandai dengan
bercak yang terdapat pada kulit
disertai rasa gatal pada saat
berkeringat.
c. Bercak-bercak ini bisa berwarna
putih, coklat atau merah
tergantung warna kulit si
penderita. Panu paling banyak
dijumpai pada remaja usia
belasan.
d. Meskipun begitu panau juga bisa
ditemukan pada penderita
berumur tua. Cara pencegahan
penyakit kulit Panu dapat
dilakukan dengan menjaga
kebersihan kulit, dan dapat diobati
dengan obat anti jamur yang dijual
di pasaran, dan dapat juga diobati
dengan obat-obatan tradisional
seperti daun sirih yang dicampur
dengan kapur sirih dan dioleh
pada kulit yang terserang Panu
(Djuanda, 2011).

Pemeriksaan fisik yang terkait


dengan sistem anatomi fisiologi
Inspeksi
1. Warna / adanya perubahan pigmentasi
Warna kulit di setiap bagian seharusnya
sama, kecuali jika ada peningkatan
vaskularisasi. Variasi normal warna kulit
antara lain:

Variasi normal Deskripsi


1. Tahi lalat Kecoklatan – coklat tua, bisa
datar atau sedikit menonjol
2. Stretch mark (striae) Keputihan atau pink,
dapat disebabkan karena berat yang berlebih
atau kehamilan.
3. Freckles (bintik-bintik di tubuh) Datar
dimanapun bagian tubuh.
4. Vitiligo Area kulit tak terpigmentasi,
prevalensi lebih pada orang kulit gelap.
5. Tanda lahir Umumnya datar, warnanya
bisa kecoklatan, merah, atau coklat.

2. Adanya lesi
Lesi pada kulit dideskripsikan dengan
warnanya, bentuk, ukuran, dan penampilan
umum. Selain itu batas luka apakah luka
datar, menonjol juga harus dicatat.
Tipe Lesi Kulit Deskripsi
1.Blister Adanya cairan – vesikel terisi atau
bullae
2.Bulla Blister lebih dari 1 cm.
komedo Karena dilatasi pori-pori

3. Adanya ruam
Munculnya ruam kulit mengindikasikan
adanya infeksi atau reaksi obat. Beberapa
jenis ruam dapat dilihat pada tabel diatas.
Keberadaan ruam berhubungan dengan
perubahan farmako terapi yang penting untuk
membantu identifikasi adanya reaksi
hipersensitivitas alergi. Perkembangan
urtikaria terjadi karena adanya reaksi obat
atau makanan. Infeksi kulit dapat disebabkan
oleh jamur atau ragi. Misalnya infeksi oleh
Candida Albicans yang meninvasi jaringan
yang lebih dalam.

4. Kondisi rambut
Kuantitas, kualitas, distribusi rambut perlu di
catat. Kulit kepala seharusnya elastis dan
terdistribusi rambut merata. Alopesia
berhubungan dengan adanya kehilangan
rambut dan menyebar, merata, dan lengkap,
biasanya dikarenakan terapi obat seperti
kemoterapi. Hirsutism atau meningkatnya
pertumbuhan rambut pada wajah, tubuh, atau
pubis merupakan salah satu penemuan
abnormal. Hal ini dapat ditemukan pada
wanita menopause, gangguan endokrin, dan
terapi obat tertentu (kortikosteroid,
androgenik).

5. Kondisi kuku
Kuku seharusnya berwarna pink dengan
vaskularisasi yang baik dan dapat dilakukan
tes kapilari refil. Kuku yang membiru dan
keunguan dapat mengindikasikan terjadinya
sianosis. Jika warnanya pucat, bisa saja
terjadi penurunan aliran darah ke perifer.

6. Bau catat bau badan dan adanya bau pada


pernapasan, berhubungan erat dengan
kualitas perawatan diri klien.

Palpasi
1. Tekstur palpasi kelembutan permukaan
kulit. Kulit kasar terjadi pada pasien
hipitiroidisme.
2. Kelembaban
Dideskripsikan dengan kering, berminyak,
berkeringat, atau lembab.
3. Temperatur
4. Mobilitas dan turgor
Ketika mengkaji secara terpusat, diatas
klavikula, kulit seharusnya mudah untuk
dicubit, dan cepat kembali ke posisi awal.
Mobilitas kulit menurun pada scleroderma
atau pada pasien dengan peningkatan edema.
Turgor kulit menurun pada pasien dehidrasi.

Pengkajian kulit pada lansia


• Terjadi kehilangan jaringan lemak bawah
kulit dan penurunan vaskularisasi lapisan
dermis memicu penipisan kulit, keriput,
kehilangan turgor kulit dan actinic purpura.
• Terpapar matahari dalam waktu lama
memicu kulit menguning dan menebal dan
perkembangan solar lentigo.
• Menurunnya aktivitas kelenjar sebase dan
kelenjar keringat memicu pengelupasan kulit
dan kekeringan.
• Menurunnya melanin menyebabkan rambut
menjadi abu-abu – putih.
• Menurunnya kadar hormon menyebabkan
penipisan rambut kepala.
• Penurunan sirkulasi perifer menyebabkan
pertumbuhan yang lambat pada kuku dan
kuku menjadi rapuh
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem integumen adalah suatu organ yang


membedakan,memisahkan, melindungi,dan
menginformasikan terhadap lingkungan
sekitarnya. Adapun komponen sistem organ
yang terbesar yakni: kulit, rambut,kuku
,kelenjar minyak dan kelenjar keringat yang
tersusun atas tiga lapisan yaitu : epidermis,
dermis, struktur kulit,dam warna kulit mana
memiliki komponen,fungsi tersendiri.
Gangguan pada sistem integumen manusia
diantaranya yaitu : Kanker Kulit,Penyakit
Pupus,Rubeola atau penyakit
Campak,Jerawat,Hemangioma, Cold Sore
(Herpes Simplex Virus) , Psoriasis ,Rosacea,
Seborrheic Eczema (Eksim Seborrheic ),dan
Hives atau Urticaria (Gatal Alergi)

Saran

Menjaga kebersihan kulit itu penting karena


akan menimbulkan,kelainan pada kulit dan
apabila sudah terjadi kelainan pada kulit
segera disembuhkan .
DAFTAR PUSTAKA

Anatomi.2015. anatomi dan fisiologi sistem

Integummen.http://www.docstoc.com/docs/5
8180799/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
integumen-(kulit).

Syaifuddin.2012.Anatomi fisiologi untuk


keperawatan dan kebidanan. Penerbit buku
kedokteran EGC:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai