Kamikaze - Alfonsus Tegar Setyawan
Kamikaze - Alfonsus Tegar Setyawan
Perang Pasifik tidak bisa dilepaskan dari peran kamikaze. Korps pasukan khusus militer Jepang
ini, memiliki andil penting dalam usaha melawan gempuran sekutu di wilayah Filipina. Kamikaze
merupakan wujud dari semangat bushido Jepang yang setia dan rela berjuang mengorbankan nyawanya
demi membela negerinya. Mereka rela mati dengan menabrakkan diri ke kapal milik sekutu. Misi bunuh
diri ini memberikan kerusakan yang cukup besar bagi armada sekutu serta menjadi wujud cinta tanah air
yang melekat pada diri pasukan Jepang.
Tulisan ini memaparkan proses pembentukan, kehidupan, serta peran kamikaze dalam membantu
Jepang dalam Perang Dunia II, khususnya dalam Perang Pasifik. Strategi bunuh diri dengan menabrakan
diri ke kapal lawan merupakan misi yang tergolong ekstrim dan berbeda dengan strategi pasukan lain. Hal
ini yang memberikan ciri khas dan keunikan kamikaze, pasukan yang diharapkan dapat membawa
secercah harapan bagi pasukan Jepang demi melawan serta mempertahankan wilayah Filipina dari tangan
sekutu. Seperti apakah Kamikaze sebenarnya? Serta bagaimana peran Kamikaze dalam Perang Dunia II?
Mari simak pembahasan dalam artikel sederhana ini.
Invasi Leyte dilatarbelakangi oleh janji Jenderal MacArthur yang akan kembali setelah
meninggalkan wilayah Filipina pada 1942 atas perintah Presiden Roosevelt. Pada 20 Oktober 1944,
pasukan AS yang dipimpin Jenderal MacAthur mendarat di Filipina. Kedatangannya disambut baik oleh
rakyat Filipina yang tertindas oleh pendudukan Jepang. Peristiwa Leyte ini menandai perebutan wilayah
Filipina atas Jepang oleh pasukan AS.
Saat itu situasi dan kondisi perang sangat membahayakan, Jepang mengalami kesalahan dalam
memprediksi datangnya pasukan AS di Teluk Leyte. Pada mulanya, mereka mengira AS akan mendarat
di bagian selatan Leyte, akan tetapi pasukan AS memilih untuk mendarat di bagian utara Leyte, Tacloban
yang merupakan tempat pertahanan Jepang yang sangat lemah diantara tempat lainnya. Kondisi Jepang
yang semakin terdesak membuat pasukan Jepang memikirkan suatu strategi yang ampuh untuk
mengalahkan pasukan AS, hingga tercapai suatu kesepakatan untuk membentuk korps pasukan khusus
yang diberi nama Kamikaze.
Pembentukan Kamikaze digagas oleh Laksamana Madya Ohnishi, Panglima Armada Udara
pertama, yang disampaikan pada pertemuan tertutup tanggal 19 Oktober 1944. Ia menyampaikan bahwa
situasi perang sedang membahayakan dan nasib kekaisaran tergantung pada operasi Sho (dalam bahasa
Jepang berarti “kemenangan”, operasi ini merupakan rencana pertahanan dan penyerangan terhadap
serbuan sekutu). Ohnishi menyampaikan sebuah strategi jitu yang memiliki resiko yang tinggi, yaitu:
“Menurut pendapat saya, hanya ada satu cara untuk memastikan agar kekuatan kita yang sangat
sedikit ini mampu mencapai hasil maksimal. Caranya adalah dengan mengorganisir serangan
bunuh diri yang terdiri dari pesawat tempur Zero yang dipersenjatai bom seberat 250 kg. Setiap
pesawat tersebut akan ditabrakkan ke kapal induk musuh.”
Strategi ini memang sangat beresiko dan merupakan sebuah tindakan bunuh diri. Kendati
demikian, strategi menabrakkan pesawat tempur ke kapal musuh akan memberikan kerusakan yang cukup
besar dan mengacaukan pihak musuh. Strategi ini menggunakan suatu unit pasukan khusus yang diberi
nama Kamikaze. Gagasan yang diberikan oleh Ohnishi inilah yang menjadi secercah harapan bagi pihak
Jepang untuk dapat mengalahkan AS dan mempertahankan Filipina.
Sumber: Rielly, R. L. 2010. Kamikaze Attack of World War II. North Carolina: McFarland&Company, Inc. Hlm
124.
Setelah keberhasilan penyerangan yang pertama, serangan demi serangan terus dilancarkan oleh
Kamikaze dalam rangka mempertahankan Filipina dari gempuran sekutu. Walaupun merupakan serangan
bunuh diri, cara ini cukup efektif dalam merusak kapal lawan. Hasilnya, 36 kapal Amerika tenggelam,
serta 368 kapal perang dan kapal lainnya rusak parah. 25 Oktober 1944 menjadi tanggal bersejarah bagi
Jepang, dimana Kamikaze berhasil melancarkan serangan pertama mereka ke kapal AS. Serangan tersebut
berhasil merusak kapal AS dan membangkitkan semangat dan keyakinan dalam diri para pasukan Jepang.
Serangan pertama Kamikaze menjadi awal dari serangan Kamikaze lainnya yang dapat merepotkan pihak
AS dalam membendung serangan udara dan laut Jepang. Pasukan khusus ini memiliki andil besar dalam
usaha Jepang mempertahankan Filipina agar tidak jatuh ke tangan Sekutu. Semangat dan kegigihan
Kamikaze mengajarkan kita akan pentingnya sebuah pengorbanan, kegigihan, dan cinta akan tanah air.
Referensi:
Anggoro, D. (Penyunting). 2008. Kisah Para Pilot Kamikaze: Pasukan Udara Berani Mati Jepang pada
Perang Dunia II. Depok: Komunitas Bambu.
Axell, A. dan Hideaki K. 2002. Kamikaze: Japan’s Suicide Gods. London: Pearson Education.
Correll, J.T. (2015, Agustus). “The Year of the Kamikaze”. Air Force Magazine, hlm. 57.
Dimyati, M. 1953. Sedjarah Perang Dunia. Jakarta: Bulan Bintang.
Hikmah, W. 2012. Kamikaze: Strategi Militer Jepang di Akhir Perang Dunia II. (Skripsi). Universitas
Indonesia, Depok.
Nohara, S. 1983. A6M Zero in Action. Carrollton: Squadron/Signal Publications.
Ojong, P. K. 2001. Perang Pasifik. Jakarta: Kompas.
Rielly, R. L. 2010. Kamikaze Attack of World War II. North Carolina: McFarland&Company, Inc.