Jornal HAM DAN PENEGAKAN HUKUM
Jornal HAM DAN PENEGAKAN HUKUM
3, Maret
2014
Abstrak – Artikel ini membahas tentang penegakan hukum mengenai hak asasi manusia di indonesia
berdasarkan undang-undang nomor 39 tahun 1999. Adapun penulis memilih judul ini karena hingga
saat ini penegakan hukum khususnya terkait dengan hak asasi manusia di Indonesia masih kurang
maksimal utamanyadikarenakan sampai saat ini Negara Indonesia masih dalam zona transisi yang
masih diwarnai dengan ketidak pastian hukum. Pokok permasalahan dalam artikel ini
adalah:bagaimana penerapan hukum pada pelanggaran Hak Asasi Manusia, Lembaga manakah yang
mengadili para pelanggar Hak Asasi Manusia, apakah sarana penyelesaian yang dipakai dalam kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia, serta bagaimanakah prinsip hukum Islam tentang Hak
Asasi Manusia. Kesimpulan dari permasalahan yang di bahas adalah Penerapan hukum kepada
pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia ini berpedoman pada Undang- Undang No. 26 Tahun
2000 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia, di mana dalam Undang-undang tersebut disebut tentang
pengadilan ad hoc yang dipakai untuk mengadili para pelanggar Hak Asasi Manusia di Indonesia.
Lembaga yang mengadili para pelanggar Hak Asasi Manusia adalah pengadilan Ad Hoc Hak Asasi
Manusia, yang tidak beda dengan pengadilan biasa, khususnya pengadilan pidana. Sebab pada
hakekatnya pengadilan pidana juga mengadili pelanggaran Hak Asasi Manusia yang bersifat khas
adalah bahwa pelanggaran Hak Asasi Manusia berkaitan dengan kesepakatan internasional. Untuk
menyelesaikan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di wilayah Indonesia yaitu melalui
pengadilan Ad Hoc apabila waktu terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia sebelum Undang-
Undang No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia dan apabila terjadinya pelanggaran
Hak Asasi Manusia tersebut setelah Undang-undang ini maka diselesaikan melalui pengadilan Hak
Asasi Manusia dan apabila terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia tersebut sebelum Undang-
undang ini dapat juga diselesaikan melalui alternatif penyelesaian yaitu melalui Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Hak Asasi Manusia menurut prinsip Islam tidak
dapat terlepas dari Al Qur’an dan As Sunnah karena dari kedua sumber tersebut menjadi suatu
kaidah-kaidah petunjuk dan bimbingan bagi seluruh umat manusia. Metodologi yang dipakai dalam
penelitian ini adalah penelitian normatif, dimana akan menggunakan jenis penelitian deskriptif
dengan pendekatan yuridis normatif, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Abstract – This article discusses the enforcement of human rights in Indonesia based on Law No. 39 of
199. The authors chose this title because until now, law enforcement, especially related to human rights
in Indonesia is still less than the maximum mainly due to the current State of Indonesia still in the
transition zone which is still marked by legal uncertainty. The main problem in this article are: how the
application of the law on human rights violations, the Institute Which prosecute human rights violators,
whether the means of settlement which is used in cases of human rights violations in Indonesia, as well
as how the principles of Islamic law on Human Rights. The conclusion of the issues discussed is the
application of the law to human rights violations in Indonesia is guided by the Law No. 26 of 2000 on
Human Rights Court, where in the Act called on an ad hoc court used to prosecute human rights
violators in Indonesia. Institution who prosecute the violators of Human Rights is the Ad Hoc Human
Rights, which no different to ordinary courts, particularly criminal court. Cause, essentially criminal
courts also prosecute violations of human rights that is typical is that of human rights violations related
to international agreements. To resolve the case of human rights violations that occur in Indonesia is
through the courts if the timing of the Ad Hoc Human Rights violations before Law No. 26 of 2000 on
Human Rights Court, and if the violation of Human Rights after this Law then resolved through a
court of Human Rights and if the violation of Human Rights before this Act can also be resolved
through an alternative solution, namely through Commission the truth and Reconciliation Commission
established by the Act.Human Rights in accordance with the principles of Islam can’t be separated
from the Qur'an and sunnah because of these two sources into a rules instructions and guidance for all
mankind. The methodology used in this research is normative, which will use a descriptive study with
normative juridical approach, based on the legislation in force.
1
Dr. Andi Hamzah, S. H., Pengantar Hukum Acara 2
Prof. Dr. Sri Sumantri M. S. H., Bunga Rampai Hukum
Pidana Indonesia, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990 Tata Negara Indonesia, ( Bandung: Alumni, 1992 ) Cet.
)Cet. 4. hal. 100. 1. hal. 3
hukum politik yang dapat kita saksikan sejak abad pencari fakta kerusuhan Mei 1997 yang belum
yang lalu hingga hari ini.3 tuntas, tragedi yang dramatis pasca jajak pendapat
mengenai penentuan nasib Timor-Timur menyusul,
Sebagai bahan ilustrasi, dimana saat kita sedang belum lagi peristiwa Tanjung Priok, penyerbuan
menunggu tindak lanjut atas rekomendasi tim kantor PDI, penculikan aktivis pro demokrasi,
penembakan mahasiswa Universitas Trisakti 3) Apakah sarana penyelesaian yang dipakai dalam
(Tragedi Semanggi) dan atau peristiwa unik seperti kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di
pembunuhan dukun santet dan lain Indonesia?
sebagainya.Rangkaian berbagai peristiwa yang 4) Bagaimanakah prinsip hukum Islam tentang Hak
mewarnai khasanah pelanggaran Hak Asasi Asasi Manusia?
Manusia di tanah air tidak satupun secara hukum
terselesaikan. Pengusutan tuntas dengan membawa 1.3 Tujuan Penulisan
ke Pengadilan untuk menemukan pelaku utamanya Tujuan dari dilakukannya penulisan penelitian ini
sering kali kandas. Gambaran persoalan di atas adalah:
menjelaskan bahwa penyebab “impunity” selain 1) Untuk mengetahui penerapan hukum pada
faktual juga bersifat normatif, karena alasan itulah pelanggaran Hak Asasi Manusia.
barangkali yang dimungkinkan adanya 2) Untuk mengetahui lembaga manakah yang
pemberlakuan amnesti umum, atau secara basa-basi mengadili para pelanggar Hak Asasi Manusia.
mengajukan pelakunya ke pengadilan, tetapi 3) Untuk mengetahui sarana penyelesaian apakah
dengan vonis ringan karena dianggap hanya yang dipakai dalam kasus pelanggaran Hak
“kesalahan prosedur” bahkan vonis bebas. Asasi Manusia di Indonesia.
4) Untuk mengetahui prinsip hukum Islam tentang
Memproses secara hukum terhadap aparat Hak Asasi Manusia.
khususnya TNI yang diduga melakukan
pelanggaran hukum dan HAM selama ini memang 1.4 Kegunaan Penulisan
dapat dikatakan “tabu” untuk dilaksanakan, aparat Adapun kegunaan penulisan karya ilmiah ini
yang melakukan kesalahan cenderung mendapatkan diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
kekebalan atau “impunity”.Dan bila tidak ada perkembangan hukum secara akademis di samping
tuntutan yang keras dari masyarakat maka sering itu diharapkan dapat memberikan masukan-
terjadi kasus yang melibatkan aparat negara tidak masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan
sampai pada proses penyelesaian hukum secara masalah-masalah Hak Asasi Manusia. Selain itu
tuntas. Dan jika ada tuntutan dari masyarakat pun, penelitian ini mempunyai kegunaan sebagai
dapat diperkirakan hasilnya pun cenderung kurang berikut:
memenuhi asas keadilan masyarakat. Berdasarkan 1. Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
masalah tersebut diatas penulis tertarik menulis pengetahuan di bidang hukum, khususnya
penelitian ini. mengenai Hukum Acara Pidana dan Hak Asasi
Manusia.
1.2 Perumusan Masalah 2. Dapat lebih memahami dan mendalami
Penelitian ini ingin mencari jawaban atas pengertian Hak Asasi Manusia dengan segala
pertanyaan penelitian sebagai berikut: aspeknya.
1) Bagaimana penerapan hukum pada pelanggaran
Hak Asasi Manusia? 1.5 Metode Penelitian
2) Lembaga manakah yang mengadili para Metodologi yang dipakai dalam penelitian ini
pelanggar Hak Asasi Manusia? adalah penelitian normatif, dimana akan
menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
pendekatan yuridis normatif, berdasarkan peraturan
3
Abdul Hakim G Nusantara.Sebuah Upaya Memutus perundang-undangan yang berlaku.
Impunitas: Tanggung Jawab Komando Dalam
Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia, Jurnal HAM. Penulisan ini penulis melakukan penelitian dengan
Vol 2. no. 2 Nopember 2004. menggunakan metode deskriptif analisis dengan
menggunakan bentuk penelitian kepustakaan
(library research).
7
Undang-Undang HAM, Cetakan X, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2010)
8
Indonesia Undang-Undang No. 26 Tahun 2000,
Tentang Pengadilan HAM, (L.N. Tahun 2000 No. 208).
setiap demi kehormatan serta perlindungan harkat III. HASIL PEMBAHASAN
dan martabat manusia.
3.1 Penerapan Hukum Pada Pelanggaran Hak
Asasi Manusia
Pengaturan mengenai Hak Asasi Manusia telah ada yang dijamin oleh Undang- Undang ini, dan tidak
sejak di sahkannya Pancasila sebagai dasar mendapatkan atau di khawatirkan tidak akan
pedoman negara Indonesia, meskipun secara memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan
tersirat.Baik yang menyangkut mengenai hubungan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, maupun (pasal 1 ayat 6).
hubungan manusia dengan manusia. Hal ini
terkandung dalam nilai-nilai yang terkandung Kedua, hak untuk hidup, hak untuk tidak dipaksa,
dalam sila-sila yang terdapat pada pancasila.Dalam hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak
Undang- Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hah beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
Asasi Manusia, pengaturan mengenai Hak Asasi diakui sebagai pribadi dan persamaan untuk tidak
Manusia ditentukan dengan berpedoman pada dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut dapat
deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa di kecualikan dalam hal pelanggaran berat terhadap
Bangsa. Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa hak asasi manusia yang digolongkan ke dalam
tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi kejahatan terhadap kemanusiaan.
terhadap wanita, konvensi Perserikatan Bangsa
Bangsa tentang hak-hak anak dan berbagai Ketiga, dalam Pasal 7 dinyatakan, bahwa setiap
instrumen internasional lain yang mengatur orang berhak untuk menggunakan semua upaya
mengenai Hak Asasi Manusia. Materi Undang- hukum nasional dan forum internasional atas semua
Undang ini tentu saja harus disesuaikan dengan pelanggaran hak asasi manusia yang di jamin oleh
kebutuhan hukum masyarakat dan pembangunan hukum Indonesia oleh negara Republik Indonesia
hukum nasional yang berdasarkan pancasila dan menyangkut Hak Asasi Manusia menjadi hukum
Undang- Undang Dasar 1945. nasional.
Sedangkan di dalam Undang- Undang Dasar 1945 Keempat, di dalam Pasal 104 diatur tentang
(yang telah diamandemen), masalah mengenai Hak pengadilan Hak Asasi Manusia sebagai berikut :
Asasi Manusia dicantumkan secara khusus dalam Untuk mengadili pelanggaran Hak Asasi Manusia
bab XA pasal 28A sampai dengan 28J yang yang berat di bentuk pengadilan dalam ayat (1) di
merupakan hasil amandemen kedua tahun bentuk dengan Undang- Undang dalam jangka
2000.9Pemerintah dalam hal untuk melaksanakan waktu paling lama 4 tahun sebelum terbentuk
amanah yang telah diamanatkan melalui TAP MPR pengadilan Hak Asasi Manusia sebagai mana
tersebut di atas, di bentuklah Undang- Undang No. dimaksudkan dalam ayat (2) di adili oleh
39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pada pengadilan yang berwenang.
tanggal 23 September 1999 telah disahkan Undang-
Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Selanjutnya Pasal 104 ayat (1) Undang- Undang
Manusia yang mengatur beberapa hal penting yang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
menyangkut Pengadilan Hak Asasi Manusia. menyatakan bahwa yang berwenang mengadili
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat adalah
Pertama, definisi pelanggaran Hak Asasi Manusia pengadilan Hak Asasi Manusia. Pada tanggal 8
dideskripsikan sebagai setiap perbuatan seseorang Oktober 1999 ditetapkan Peraturan Pemerintah
atau kelompok orang termasuk aparat negara baik Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 1tahun
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian 1999 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia yang
yang secara melawan hukum mengurangi, bertugas menyelesaikan perkara pelanggaran Hak
menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi Manusia yang berat. Namun Peraturan
Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1
Tahun 1999 tentang pengadilan hak asasi manusia
9
Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945 dan yang dinilai tidak memadai, sehingga tidak
Perubahannya, (Jakarta: Penabur Ilmu,2003) Hal disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia menjadi Undang-Undang dan oleh
karena itu Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang tersebut di cabut.
Pasal 75 menyatakan :
11
Seodjono Dirjdjosisworo, Pengadilan Hak Asasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
Manusia,(Bandung: Citra Aditya Bakti,2002),Cet. I. hal. HAM) bertujuan :
145. a. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan Hak Asasi Manusia sesuai dengan
pancasila Undang- Undang Dasar 1945 dan
piagam perserikatan bangsa-bangsa, serta
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia; dan
b. Meningkatkan perlindungan dan penegakan
Hak Asasi Manusia guna berkembangnya
45
Dr. Andriganto Seno Adji, Pengadilan Hak Asasi
Manusia Ad Hoc yang Objektif, Kompas, 2-2-2002
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan Bahwa Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai (Komnas HAM) mempunyai tujuan untuk
bidang kehidupan. mengembangkan kondisi yang kondusif bagi
terciptanya penegakan Hak Asasi Manusia di
Indoneisa tidak terlepas dari pancasila, Undang- memberikan saran-saran mengenai
Undang Dasar 1945, piagam PBB dan Deklarasi kemungkinan aksesi dan atau relatifikasi;
Universal Hak Asasi Manusia. Kemudian daripada b. Pengkajian dan penelitian berbagai peraturan
itu juga meningkatkan perlindungan dan penegakan perundang-undangan untuk memberikan
Hak Asasi Manusia agar secara pribadi manusia rekomendasi mengenai pembentukan,
berkembang seutuhnya. perubahan dan pencabutan peraturan
Pasal 76 : perundang-undangan yang berkaitan dengan
1) Untuk mencapai tujuannya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia;
Hak Asasi Manusia melaksanakan fungsi c. Penerbitan hasil pengkajian dan penelitian;
pengkajian, penelitian, penyuluhan, d. Studi kepustakaan, studi lapangan, dan studi
pemantauan, dan mediasi tentang Hak Asasi banding di negara lain mengenai Hak Asasi
Manusia. Manusia;
2) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia e. Pembatasan berbagai masalah yang berkaitan
beranggotakan tokoh masyarakat yang dengan perlindungan, penegakan, dan
propesional berdedikasi dan berintegritas pemajuan Hak Asasi Manusia;
tinggi, menghayati cita-cita negara hukum dan f. Kerja sama pengkajian dan penelitian dengan
negara kesejahteraan yang berintikan keadilan, organisasi, lembaga atau pihak lainnya, baik
menghormati Hak Asasi Manusia dan tingkat nasional, regional, maupun
kewajiban dasar manusia. internasional dalam bidang Hak Asasi Manusia.
3) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
berkedudukan di ibukota negara Republik Untuk melaksanakan bidang penyuluhan
Indonesia. (education) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
4) Perwakilan komisi nasional Hak Asasi Manusia bertugas dan berwenang melakukan :
dapat didirikan di daerah. a. Pengamatan pelaksanaan Hak Asasi Manusia
dan penyusunan laporan hasil pengamatan
Menurut pasal 76 guna mencapai arah tujuannya tersebut;
komnas HAM harus melaksanakan fungsi b. Penyelidikan dan pemeriksaan terhadap
pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, peristiwa yang timbul dalam masyarakat yang
mediasi mengenai Hak Asasi Manusia dalam berdasarkan sifat atau lingkungannya patut di
melaksanakan fungsi tersebut Komisi Nasional Hak duga terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia;
Asasi Manusia harus terdiri dari tokoh masyarakat c. Pemanggilan kepada pihak pengadu atau
yang berdedikasi dan integritas tinggi serta korban maupun pihak yang diadukan untuk
menghayati cita-cita negara ini yang berdasarkan dimintai dan didengar keterangannya;
keadilan serta menghormati nilai-nilai Hak Asasi d. Pemanggilan saksi untuk dimintai dan di
Manusia. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dengar kesaksiannya, dan kepada saksi
berada di ibukota negara dapat juga di dirikan di pengadu diminta menyerahkan bukti yang
daerah sebagai perwakilan komisi Nasional Hak diperlukan;
Asasi Manusia. e. Peninjauan di tempat kejadian dan tempat
lainnya yang dianggap perlu;
Untuk melaksanakan keempat fungsi Komisi f. Pemanggilan terhadap pihak terkait untuk
Nasional Hak Asasi Manusia haruslah sesuai memberikan keterangan secara tertulis atau
dengan amanah undang-undang fungsi Komisi menyerahkan dokumen yang diperlukan sesuai
Nasional Hak Asasi Manusia haruslah pengkajian dengan aslinya dengan persetujuan ketua
atau penelitian (Research and Study), bertugas dan pengadilan;
berwenang melakukan: g. Pemeriksaan setempat terhadap rumah,
a. Pengkajian dan penelitian berbagai instrumen pekarangan, bangunan, dan tempat-tempat
internasioanl Hak Asasi Manusia dengan tujuan lainnya yang diduduki atau dimiliki pihak
tertentu dengan persetujuan ketua pengadilan;
h. Pemberian pendapat berdasarkan persetujuan
ketua pengadilan terhadap perkara tertentu
yang sedang dalam proses peradilan, bilamana
dalam perkara tersebut terdapat pelanggaran
Hak Asasi Manusia dalam masalah publik dan
acara pemeriksaan oleh pengadilan yang
kemudian pendapat komnas HAM tersebut
wajib diberitahukan oleh hakim kepada para (mediation), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
pihak. bertugas dan berwenang melakukan :
a. Perdamaian kedua belah pihak.
Kemudian untuk melaksanakan fungsi mediasi b. Penyelesaian perkara melalui cara konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan penilaian Komnas HAM adalah lembaga yang berwenang
ahli. menyelidiki pelanggaran Hak Asasi Manusia yang
c. Pemberian saran kepada para pihak untuk berat dalam melakukan penyelidikan ini Komisi
menyelesaikan sengketa melalui pengadilan. Nasional Hak Asasi Manusia dapat membentuk
d. Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus Tim ad hoc yang terdiri atas Komnas HAM dan
pelanggaran Hak Asasi Manusia kepada unsur masyarakat. Dalam melaksanakan fungsi,
pemerintah untuk ditindak lanjuti tugas dan wewenang guna mencapai tujuannya
penyaksiannya. komnas HAM menggunakan sebagai acuan
e. Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus instrumen-instrumen yang berkaitan dengan Hak
pelanggaran Hak Asasi Manusia kepada Dewan Asasi Manusia, baik nasional maupun internasional
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk yaitu :
ditindak lanjuti. 1. Instrumen nasional terdiri dari :
a. Undang-Undang Dasar 1945 beserta
Pasal 77 menyatakan : amandemennya.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berasaskan b. Tap MPR No. XVII/MPR/1998.
pancasila. Mengandung pengertian bahwa landasan c. UU No. 39 tahun 1999
hukum komnas HAM adalah berasaskan pancasila d. UU No. 26 tahun 2000
yaitu yang berarti komnas HAM menjalankan e. Peraturan perundang-undangan nasional
peran fungsi dan tugasnya tentunya dengan lain yang terkait.
mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam 2. Instrumen Internasional :
pancasila dari sila ke-1 hingga sila ke-5. Di saat a. Piagam PBB, 1945.
menjalankan perannya komnas HAM dalam b. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
menegakkan Hak Asasi Manusia sesuai dengan 1948.
tatanan nilai-nilai yang ada di wilayah Indonesia c. Instrumen internasional lain mengenai
selaras dengan falsafah bangsa Indonesia Pancasila, Hak Asasi Manusia yang telah disahkan
bukan berpanutan pada paham selain paham dan diterima Indonesia.
pancasila, yang nantinya penegakan Hak Asasi
Manusia di Indonesia sesuai dengan pedoman- Pasal 78 menyatakan :
pedoman yang ada di dalam masyarakat Indonesia. 1) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia bercirikan nilai-nilai falsafah mempunyai kelengkapan yang terdiri dari :
bangsa. a) Sidang Paripurna; dan
b) Sub Komisi
Landasan hukum komnas HAM, pada awalnya, 2) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dilahirkan mempunyai sebuah sekretariat jenderal
dengan keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 sebagai unsur pelayanan.
tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Sejak
1999 keberadaan Komnas HAM di dasarkan pada Pasal 83 menyatakan :
Undang-undang yakni Undang-undang Nomor 39 1. Anggota Komisi Nasional Hak Asasi
tahun 1999 yang juga menetapkan keberadaan, Manusia berjumlah 35 orang yang dipilih
tujuan fungsi, keanggotaan, asas kelengkapan, serta oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik
tugas dan wewenang Komnas HAM. Disamping Indonesia berdasarkan usulan Komisi
kewenangan menurut Undang- Undang Nonor 39 Nasional Hak Asasi Manusia dan diresmikan
tahun 1999, juga berwenang melakukan oleh Presiden selaku kepala negara. Yang
penyelidikan terhadap pelanggaran Hak Asasi dimaksud dengan “disesuaikan oleh
Manusia yang berat dengan dikeluarkannya Presiden” adalah dalam bentuk keputusan
Undang- Undang No. 26 Tahun 2000 tentang presiden penyesuaian oleh Presiden dikaitkan
pengadilan Hak Asasi Manusia. dengan kemandirian Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (Komnas HAM). Usulan
yang dimaksud, harus menampung seluruh
aspirasi dari berbagai lapisan masyarakat
sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan
yang jumlahnya paling banyak 10 orang.
48
Al Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI
(Bandung : Gema Risalah Pres 2011).
49
K.H.M. Ali Usman el al, Hadist Qudsi Pola
Pembinaan Ahlaq Muslim (Bandung : Diponegoro 1996)
kaum Islam bukanlah hal yang baru dalam tinggi dan benar etika hak-hak dasar setiap manusia
khazanah dunia Islam dimanapun karena hampir di di bumi ini, serta itu semua telah dibuktikan dalam
setiap literatur-literatur islam pembahasan tentang peradaban masyarakat madinah empat belas abad
Hak Asasi Manusia selalu di hadirkan karena yang silam di bawah pemerintah Rosulullah SAW
islam adalah suatu peradaban yang menjunjung beserta kalifah-kalifah Rasyidin selanjutnya.
manusia tidak memperdulikan “thaghut” manapun
Munculnya bentuk-bentuk pelanggaran terhadap dimuka bumi ini, sebab betapun kejamnya
nilai-nilai Hak Asasi Manusia atau bangsa di bumi
ini, di latarbelakangi oleh suatu egoisme 3.4.2 Hak-Hak Manusia Dari Prespektif Islam
kepentingan pribadi atau bangsanya, sehingga Pandangan Islam yang komprehensif yang tidak
mengakibatkan memandang rendah nilai-nilai Hak hanya terbatas dalam menjelaskan HAM saja, akan
Asasi Manusia ataupun bangsa lain, sehingga tetapi menetapkan hak manusia secara proporsional
timbul suatu bentuk penindasan atau perbudakan sesuai dengankedudukan manusiaselaku
dalam bentuk lain : kekayaan dan kekuasaan di penyembah risalah kemanusiaannya. Hak Asasi
pergunakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan Manusia yang ada di dalam Islam bahwasannya
yang zhalim dan merugikan kepentingan- lahir dari hak-hak Allah SWT, Dia Yang Maha
kepentingan manusia lain, yang akhirnya Suci yang telah menciptakan hak-hak para
merendahkan dan mendiskriminasikan martabat hambanya sebagai mukadimah bagi hak-
dan nilai-nilai luhur manusia. haknya.Pertama-tama yang kita temukan dalam
islam perihal hak asasi manusia adalah bahwa islam
Hak Asasi Manusia dalam Agama Islam lahir menetapkan beberapa hak bagi manusia sebagai
bersamaan dengan ucapan tauhid pada saat seorang manusia, bahwa setiap manusia dari negeri
muslim mengikrarkan iman kepada Allah yang manapun, ia memiliki beberapa hak asasi yang
tiada sesembahan selain DIA, tiada sumber hukum semata-mata karena ia adalah seorang manusia.
dan kekuasaan tertinggi selain DIA, pada saat itu Dan hak-hak tersebut harus diakui oleh setiap
pulalah runtuh keberhalaan serta segala bentuk muslim dan wajib dipenuhinya.
manifestasinya, baik yang berupa kekayaan, politik
maupun sosial.51 Hak yang paling urgensi dari seluruh Hak Asasi
Manusia adalah hak untuk dapat hidup dan
Namun sebenarnya manusia sudah memperoleh dihormati dan dihargai hidupnya selaku insan
haknya sejak saat ia berada di dalam rana manusia. Allah menegaskan dalam firmannya yaitu
kandungan. Manusia memperoleh hak hidup dari surat Al. Maidah Ayat 32 menyatakan :
Allah SWT sejak saat ditiupkan sebuah ruh
kedalam jasadnya. Jadi tidak ada keraguan dan
kebimbangan, bahwa sesungguhnya dengan
menyakini ke Esa-an Allah dan kekuasannya atas
seluruh makhluk hasil ciptaan-Nya,
termasukpengurusan-Nya atas segala sesuatu, dan
kesadaran bahwa hanya Allah sejalan yang
berkuasa untuk mendatangkan manfaat dan
mudhorat, yang berkuasa merugikan dan Dan barang siapa yang membunuh seseorang
menjatuhkan nilai dan martabat manusia, berkuasa manusia, bukan karena orang itu (membunuh)
memberi dan mencegah semuanya itu menegaskan orang lain, atau bukan karena membuat
kemerdekaan dan kebebasan manusia yang seluas- kerusakan dimuka bumi, maka sekana-akan ia
luasnya, yaitu kemerdekaan yang membuat telah membunuh manusia seluruhnya. Dan
barang siapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia seluruhnya.52
51
Tim Pengkajian FH di bawah Koordinasi Lembaga 52
Abdullah AlHabsyi, M. Ali dan Abu Haidan, Hak-Hak
Penelitian UID, Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia, Sipil Dalam Islam: Tinjauan Kritis Tekstual dan
Ditinjau dari Segi Pancasila dan UUD 1945 Atas Dasar Kontekstual atas Tradisi Ahlul Baitas, (Jakarta : Al Huda
Keimanan dan Ketaqwaan. 2007 2004) Cetakan-1. Hal 12
pembalasan atau hukuman bagi penyebaran mengabaikan hak hidup dan kedamaian orang lain.
kerusakan dimuka bumi. Hanya pengadilan yang
bisa memutuskan apakah seseorang telah Islam juga menetapkan prinsip-prinsip bahwa tak
kehilangan haknya untuk hidup karena telah seorang pun yang ada dimuka bumi ini dapat
membeda-bedakan antara manusia dengan manusia selain Allah, karena mereka nanti akan memaki
lain apalagi sampai mendiskriminasikan hak-hak Allah dengan melampaui batas tanpa
asasi manusianya. Hak untuk tidak dapat dipaksa pengetahuan.” (Qs. Al-An’aam, 6: 108).57
merupakan bagian dari pada hak kodrati insan
manusia yang harus dihormati dan agungkan oleh Secara jelas dalam Petikan sabda tersebut
setiap manusia. Sekarang ini dimana-mana dalam bahwasannya islam telah melarang praktek
setiap aspek-aspek kehidupan manusia selalu ada menangkap seorang manusia yang merdeka untuk
saja yang melakukan penekanan sampai pemaksaan dijadikan sebagai budak atau dijual sebagai budak.
kehendak baik oleh seorang manusia maupun Penjelasan hadist tersebut juga bersifat umum,
sebuah negara atau bangsa terhadap manusia dan tampa kualifikasi apapun atau penerapan kepada
bangsa lain di belahan bumi ini yang suatu bangsa, ras, negeri atau penganur-penganut
berdampaknya merendahkan dan melemahkan agama tertentu.Islam menjamin persamaan di depan
nilai-nilai Hak Asasi Manusia. hukum bagi seluruh warganya secara mutlak dan
menyeluruh. Jelaslah bahwa kaum muslimin
Hak kebebasan pribadi dalam nilai agama islam dituntut tidak hanya untuk berbuat adil terhadap
pun jelas dan sangat tegas bahwa hak itu haruslah manusia pada umumnya, tetapi juga terhadap
dijunjung tinggi baik oleh sesama manusia maupun musuh-musuh mereka. Dengan kata lain, keadilan
dalam suatu negara yang berdaulat. Islam yang diberikan oleh Islam tidak terbatas pada
menetapkan bahwa tiada seorangpun warga negara sesama warga negara mereka, sesama suku, bangsa
yang bisa dimasukkan ke dalam penjara, kecuali atau ras mereka, atau pada masyarakat islam secara
apabila kesalahannya telah dibuktikan dalam suatu keseluruhan tetapi adalah juga untuk seluruh umat
pengadilan yang sah dan terbuka, seperti yang manusia di muka bumi ini. Demikianlah hak-hak
ditegaskan dalam firman Allah SWT pada surat asasi manusia yang telah diajarkan dalam Islam
annisa ayat 53 yang berbunyi : yang begitu kental dengan meninggikan nilai-nilai
hukum seorang insan manusia, tepatlah jika islam
dikatakan sebagai agama yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan baik secara pribadi maupun
Artinya : “Ataukah ada bagi mereka sosial di muka bumi ini.
bahagian dari kerajaan (kekuasaan)?
Kendatipun ada, mereka tidak akan
memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada IV. PENUTUP
manusia,” (Qs, Annisa, 4 : 53).54
A. Kesimpulan
Penguasa atau pemerintah tidak dapat memaksakan
keyakinan suatu agama kepada seorangpun warga 1. Penerapan hukum kepada pelanggaran Hak
negara. Dalam al Qur’an Allah SWT telah Asasi Manusia di Indonesia ini berpedoman
berfirman : pada Undang- Undang No. 26 Tahun 2000
tentang pengadilan Hak Asasi Manusia, di
mana dalam Undang-undang tersebut disebut
tentang pengadilan ad hoc yang dipakai untuk
mengadili para pelanggar Hak Asasi Manusia
di Indonesia.
Artinya:Dan janganlah kamu memaki 2. Lembaga yang mengadili para pelanggar Hak
sembahan-sembahan yang mereka sembah Asasi Manusia adalah pengadilan Ad Hoc Hak
54
Asasi Manusia, yang tidak beda dengan
Abul A’la Maududi, Hak Asasi Manusia Dalam
pengadilan biasa, khususnya pengadilan
Islam, (Bandung : Pustaka, 1985) Cetakan-1. Hal 47
pidana. Sebab pada hakekatnya pengadilan
pidana juga mengadili pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang bersifat khas adalah bahwa
pelanggaran Hak Asasi Manusia berkaitan
dengan kesepakatan internasional.
3. Untuk menyelesaikan kasus pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang terjadi di wilayah
57
Op. Cit. 58
Indonesia yaitu melalui pengadilan Ad Hoc Manusia dan apabila terjadinya pelanggaran Hak
apabila waktu terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia tersebut setelah Undang- undang
Asasi Manusia sebelum Undang- Undang No. ini maka diselesaikan melalui pengadilan Hak
26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi Asasi Manusia dan apabila terjadinya
pelanggaran Hak Asasi Manusia tersebut syariat agama atau aturan pedoman sebagai
sebelum Undang-undang ini dapat juga falsafah hidupnya, yaitu Al Qur’an dan Hadist.
diselesaikan melalui alternatif penyelesaian
yaitu melalui Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi yang ditetapkan oleh Undang- DAFTAR PUSTAKA
Undang.
4. Hak Asasi Manusia menurut prinsip Islam tidak [1] Abu Haidan, Abdullah AlHabsyi, M. Ali dan, Hak-
dapat terlepas dari Al Qur’an dan As Sunnah Hak Sipil Dalam Islam: Tinjauan Kritis Tekstual
karena dari kedua sumber tersebut menjadi dan Kontekstual atas Tradisi Ahlul Baits, Jakarta :
suatu kaidah-kaidah petunjuk dan bimbingan Al Huda 2004.
bagi seluruh umat manusia. [2] Anam,Koffi, Buletin Wacana Hak Asasi Manusia,
Pesan Sekretaris Jenderal PBB Memperingati Hari
B. Saran HAM ke- 57, Edisi 20 tahun III/ Desember 2005.
[3] CST, Kansil. Pengantar Ilmu Hukum Data Hukum
Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka,1986.
1. Meskipun masalah pelanggaran Hak Asasi
[4] Dirjdjosisworo, Seodjono, Pengadilan Hak Asasi
Manusia selalu saja mengundang suatu Manusia, Bandung: Citra Aditya Bakti,2002
perdebatan, tetapi lepas dari kontroversi yang [5] Hamzah, Dr. Andi S. H., Pengantar Hukum Acara
akan muncul dikemudian hari, proses terhadap Pidana Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990.
peradilan Hak Asasi Manusia harus tetap [6] Sumantri M, Prof. Dr. Sri. S. H., Bunga Rampai
berjalan dengan objektif dan fair. Hal ini Hukum Tata Negara Indonesia, Bandung: Alumni,
tentunya dengan terjadinya apabila didukung 1992.
oleh peraturan perundang-undangan yang [7] Maududi, Abul A’la, Hak Asasi Manusia Dalam
berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi Islam, Bandung: Pustaka, 1985.
dalam hal ini pemerintah perlu untuk berbuat [8] Nusantara,Abdul Hakim G. Sebuah Upaya
Memutus Impunitas: Tanggung Jawab Komando
suatu instrumen perundang-undangan yang
Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia,
dapat berlaku surut (rekroaktif) dalam Undang- Jurnal HAM. Vol 2. no. 2 Nopember 2004,
Undang pengadilan Hak Asasi Manusia. [9] Soekanto, Soerjono, Sosiologi Hukum dalam
2. Pada era reformasi sekarang ini, pelanggaran Masyarakat, Jakarta: Rajawali Grafindo Persada,
Hak Asasi Manusia seperti apapun bentuknya, 1987
harus dapat diproses melalui peradilan, maka [10] Supelli, Karlina Leksono dan, Tak ada Jalan
perlu juga di buat sarana yang akan mendukung Pendek Menuju Rekonsiliasi, Jurnal Demokrasi dan
masalah penegakan Hak Asasi Manusia. Hal ini HAM, Jakarta: ID H-THC, 2001
sudah dilakukan oleh pemerintah dengan [11] Usman el al K.H.M. Ali, Hadist Qudsi Pola
pembentukan komnas HAM. Pembinaan Ahlaq Muslim, Bandung: Diponegoro
3. Berkaitan dengan kasus pelanggaran Hak Asasi 1996.
[12] Indonesia Undang-Undang Dasar 1945 Setelah
Manusia di NKRI, apabila proses upaya
Amandemen Keempat Tahun 2002, Cetakan IX,
penyelesaian melalui pengadilan dapat berjalan Sinar Grafika, Jakarta, 2009.
dengan fair, maka akan menjadi tonggak [13] Indonesia, Undang-Undang HAM, Cetakan X,
sejarah perjuangan yang akan Hak Asasi Jakarta : Sinar Grafika, 2010
Manusia bagi bangsa dan negara Indonesia. [14] Indonesia Undang-Undang No. 26 Tahun 2000,
Oleh karena itu, diperlukan kualitas para aparat Tentang Pengadilan HAM, (L.N. Tahun 2000 No.
penegak hukum yang memahami nilai-nilai 208).
yang berkenaan dengan Hak Asasi Manusia. [15] Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945 dan
4. Hak Asasi Manusia dalam islam merupakan Perubahannya, Jakarta: Penabur Ilmu, 2003
anugerah dari Allah SWT, yang melekat [16] Adji,Dr. Andriganto Seno,Pengadilan Hak Asasi
Manusia Ad Hoc yang Objektif, Kompas, 2-2-
dengan fitnah kemanusiaannya, oleh sebab itu
2002.
manusia harus senantiasa konsisten terhadap [17] Wahid,Abdurrahman, kongko-kongko bersama
Gus Dur, melihat arah kemana HAM Indonesia,
Wawancara, radio 68 H , Utan Kayu, sabtu, jam
10.00-11.00, 2006.
[18] Tim Pengkajian FH di bawah Koordinasi Lembaga
Penelitian UID, Deklarasi Hak-Hak Asasi
Manusia, Ditinjau dari Segi Pancasila dan UUD
1945 Atas Dasar Keimanan dan Ketaqwaan. 2007.
[19] Al Qur’an dan Terjemahannya, Departemen
Agama RI, Bandung: Gema Risalah Pres 2011.