1000 1828 1 PB
1000 1828 1 PB
J
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 47-53
Januari 2009 PFI
http://journal.unnes.ac.id
ABSTRAK
Percobaan ayunan bandul fisis bertujuan untuk menentukan suatu besaran fisis, misalnya percepatan gravitasi bumi atau momen
inersia pusat massa suatu benda. Dasar dari percobaan ini adalah terjadinya getaran harmonis pada benda yang berosilasi
dengan amplitudo kecil, sehingga mempunyai periode yang nilainya tergantung pada besarnya momen inersia. Tiga macam
percobaan osilasi bandul fisis dengan bentuk sederhana telah dilakukan, yaitu dengan bentuk sembarang, batang tipis dan
cakram. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada percobaan ayunan bandul fisis, grafik antara kuadrat perioda dengan variabel
bebas adalah linier. Dengan demikian dapat dibuktikan adanya faktor momen inersia pusat massa yang besarnya tertentu.
Dengan demikian percobaan ini dapat memperdalam pemahaman tentang momen inersia benda, dan dapat dijadikan sebagai
materi pengayaan.
ABSTRACT
Physical oscillation experiments aimed to determine a physical quantity such as gravity acceleration or centre of mass inertia. The
experiment based on harmonic vibration caused by a small amplitude particle oscillation, such that the period depends on its inertia
moment. The experiment was done using three kinds of pendulums, such as arbitrary shape, thin rod and disc. The results
show that in physical oscillation experiment, the graph of free variables of squared period is linear. This proves the existence of
a centre mass inertia moment factor. This experiment can be used to deepen the understanding on moment inertia.
Gambar 1. Skema analisis gaya-gaya yang bekerja pada bandul fisis yang berupa benda pipih dengan pusat massa
Jika simpangan sudut kecil, maka berlaku
pendekatan yang sangat baik sinsehingga Ada hubungan sederhana yang sangat penting
untuk amplitudo kecil, torsi pemulih dapat dituliskan antara momen inersia rotasi benda terhadap
sebagai sembarang sumbu I de-ngan momen inersia rotasinya
yang sejajar dengan
(2) itu, yang melalui pusat massa benda Ipm. Jika M adalah
massa benda dan h adalah jarak antara kedua sumbu,
d2
Mgd adalah momen inersia dan dt
adalah maka berlaku hubungan
2
Jika
I
percepatan sudut, maka berlaku persamaan gerak
d 2 I (8)
(3) Mh 2
2
0
dt I pm
I dengan Ipm adalah momen inersia pusat massa.
Persamaan (3) adalah persamaan getaran Sementara, penerapan momen inersia pada kegiatan
harmonis sudut sederhana dengan penyelesaian lari manusia bergantung pada momen rotasi dan gaya
yang
(4) bekerja pada lengan kaki, sehingga dapat bergerak lebih
cepat (Lee, et al., 2001).
0 Suatu benda juga dapat berayun dengan frekuensi
sin t
0
atau
0 (5) tertentu jika benda tersebut dalam posisi setimbang
labil. Pada Gambar 2(a) sebuah cakram yang diam
cost 0 mendatar pada permukaan horizontal, dibuat berputar
Besarnya frekuensi sudut adalah oleh gaya F1 dan F2 yang bekerja pada tepi cakram.
(6) Kedua gaya yang sama tersebut jika dikerjakan
sedemikian sehingga garis kerjanya melalui pusat
cakram, seperti pada Gambar 2(b) tidak akan
I menyebabkan cakram berputar. Jadi
Jadi periode bandul fisis yang berosilasi dengan untuk membuat suatu benda dapat berputar, lokasi titik
amplitudo kecil adalah tangkap gaya-gaya adalah penting. Jarak tegak lurus
antara garis kerja sebuah gaya dan sumbu rotasi
T I I (7) dinamakan lengan/gaya tersebut. Hasil kali sebuah gaya
2
2
Mgd dengan lengannya dinamakan torsi . Torsi
yang diberikan oleh suatu gaya kepada sebuah benda
dengan T, I, M, dan g secara berurutan adalah periode, adalah besaran yang mempengaruhi kecepatan
momen inersia, massa benda, percepatan gravitasi angular benda tersebut.
bumi, dan jarak dari pusat massa sampai pasak (P).
F1
F2 F1
F2
Gambar 2. (a) Skema cakram berputar disebabkan gaya F1 dan F2, dan (b) Skema cakram tidak berputar
diakibatkan kesetimbangan gaya F1 dan F2.
F1
F ir
Fi
m1
Garis m1
F it
r1 Kerja
r1
L
o
Gambar 3. (a) skema analisis gaya F1 yang bekerja pada partikel ke i,dan (b) skema analisis Gaya F1 diuraikan
menjadi dua komponen, yaitu F F cos sepanjang garis radial ri tegak lurus garis radial.
ir i
dan Fit Fi sin
Besaran
mr 2
r
2
dm
Sebagai contoh besarnya momen inersia sebuah
i i i (10)
batang dengan kerapatan seragam terhadap sumbu
tegak lurus batang dan melalui salah satu ujungnya
i adalah torsi netto yang bekerja
adalah 1 ML2 momen inersia terhadap sumbu
m r 2
i i
Besaran i
pada benda, yang selanjutnya dinyatakan dengan netto 3
Untuk benda tegar, besarnya percepatan angular untuk x adalah nol, jika semua massa berada di sumbu x
semua partikel dalam benda adalah sama, sehingga (Tipler, 1998). Momen inersia cakram seragam
persamaan (10) dapat ditulis terhadap sumbu yang melewati pusatnya dan tegak
lurus bidang cakram
(11) adalah 1 MR2 dengan M adalah massa cakram dan R
mr2
i i i 2
i i
adalah jari-jari cakram
M
y‘ dm =dx
L L
x
x dx
Gambar 4. Geometri untuk menyusun integral dalam menghitung momen inersia batang uniform yang diputar
terhadap sebuah sumbu yang tegak lurus batang dan melalui salah satu ujungnya
dm
d
r
R
Gambar 5. Skema analisis gaya-gaya untuk menghitung momen inersia cakram seragam yang berputar terhadap
sebuah sumbu tegak lurus bidang cakram (Tipler ,1998).
Sebuah bandul fisis dengan bentuk sembarang, ayunan bandul fisis bentuk sembarang, dengan
digantungkan pada titik yang bukan merupakan pusat percobaan ayunan bandul fisis yang berbentuk batang
ma ssan ya , j i ka d i si mp a n g ka n pada posisi tipis dengan panjang bervariasi dan dengan ayunan
setimbangnya, dia akan berayun dengan periode bandul fisis bentuk keping lingkaran tipis
seperti dinyatakan pada persamaan (7) Sudah
diketahui bahwa momen inersia batang tipis terhadap METODE
salah satu ujungnya adalah
1 Alat dan bahan yang diperlukan terdiri dari
I ML2 (19)
3 lempeng tipis, dengan bentuk dan bahan sembarang,
statif, mistar dan stopwatch.
dan jarak antara poros dengan titik pusat massa Langkah pertama dalam pelaksanaan percobaan
adalah d = ½ L, sehingga periode ayunan dapat adalah menentukan letak pusat massa dengan cara
dinyatakan dengan sebagai berikut: Menggantungkan benda pada poros
82 tanpa gesekan pada sembarang titik. Benda tersebut
T2 (20) akan tergantung setimbang dengan pusat massanya
L
3g tepat di bawah poros Jika digambarkan garis vertikal dari
Dari Persamaan (20) dapat dinyatakan bahwa jika poros ke bawah, maka pusat massa akan terletak pada
panjang batang berubah, maka kuadrat periode ayunan suatu titik pada garis itu, seperti ditunjukkan pada
juga akan berubah secara linier. Dan besarnya Gambar 6a. Kemudian menggantungkan benda
pecepatan gravitasi bumi dapat dinyatakan dengan dengan poros titik lain dan menggambar garis vertikal
persamaan (21) kedua. Pusat massa akan terletak di titik potong kedua
82 L garis itu, Gambar 6b.
g (21) Langkah selanjutnya adalah mengukur periode
2 ayunan untuk tiap-tiap jarak antara poros dengan pusat
3T massa yang berbeda (d).
Jika sebuah keping lingkaran tipis dengan jari-jari Analisis data dilakukan dengan melihat hubungan
2
2 2
R, digantungkan pada poros yang terletak pada suatu antara (d1 2 .d. ) dengan
1 1 2 d T 2 d T 2 pada
persamaan
titik di atas pusat lingkaran, maka keping lingkaran akan (18) yang menyatakan hubungan linier, sehingga per-
diam dalam posisi stabil. Jika kemudian keping hitungan percepatan gravitasi bumi dapat dilakukan
disimpangkan dengan sudut kecil, maka keping dengan analisis grafik (Lab Fisika Dasar FMIPA UGM).
tersebut akan berosilasi dengan periode seperti Grafik dibuat dengan melukiskan
dinyatakan
dalam persamaan (7). Sudah diketahui1 bahwa momen pada sumbu x, 2 2 pada sumbu
d 2T2
(d12 2
dan y d
d T 1 1
inersia pusat massa keping lingkaran 2 MR dan r adalah
2
2 1
R
2
g 1 d T2 2 d T 2
T2 1 1 2 2
42
r
g (22
r ) Dari grafik diperoleh harga koefisien sudut arah
4
Sesuai persamaan (22) dapat dikatakan bahwa jika jarak 2
tan
(24)
antara poros sampai pusat massa (r) diubah, maka g
periode ayunan juga akan berubah. Besarnya Sehingga
percepatan gravitasi bumi dapat ditulis sebagai 4 (25)
2
g
41 R2 2 tan
(23) Alat dan bahan yang diperlukan dalam
g 2 percobaan
r
T r
adalah batang tipis dengan panjang yang bervariasi,
Penelitian ini bertujuan untuk memahami konsep momen statif, mistar dan stopwatch.
inersia benda. Selain itu juga untuk menentukan Percobaan dilakukan untuk menentukan periode
besarnya percepatan gravitasi bumi, dengan ayunan pada tiap-tiap panjang batang yang berbeda.
percobaan
Poros 2
Poros 1
Poros 1
Pusat massa
b
a
Gambar 6. a. Pusat massa terletak pada garis vertikal ke bawah dari poros 1, dan b. Pusat massa terletak di titik
potong garis vertikal kebawah dari poros 1 dan 2
Kemudian analisis data dilakukan dengan melihat 4 2
2
hubungan antara L (panjang batang) dengan T tan (28)
(kuadrat periode) pada persamaan (20) yang g
menyatakan hubungan linier. Dengan demikian untuk sehingga
perhitungan percepatan gravitasi bumi dapat dilakukan 42
dengan ana-
lisis grafik, dengan melukiskan panjang batang pada g
tan (29)
sumbu horizontal dan kuadrat periode pada sumbu
vertikal. Untuk menentukan ralat digunakan persamaan
(30) (Bevington, 1992)
2
Dari persamaan (20)
tan (30)
82
2
T 2 L
N
3g Sedangkan dinyatakan dengan persamaan (31)
Dari grafik dapat diperoleh harga koefisien sudut arah 2 2 1
(31)
y
a bx 2
i i
8 2 N 2
(26)
S
2
2
tan
dan
(32)
N
3g
xi xi
sehingga Uji kesamaan hasil percobaan dengan harga yang
8 benar, dilakukan dengan uji t, dengan persamaan
(27) X 0
2
g
3 tan t
Alat dan bahan yang diperlukan adalah keping
s (Montgomery, 1984) (33)
d T d T
gravitasi bumi dapat dilakukan dengan ana-lisis grafik,
2 2
dengan melukiskan harga (34)
3,959d 2
d 0,0012 2
1 1 1 2 2 1 2
2
R
2 pada sumbu horizontal dan kuadrat periode
Gambar 7 memperlihatkan bahwa
42
r
r
2
(T ) pada sumbu tan
vertikal. 3,959
g
a
Dari persamaan (22) sehingg
42 97m / s 2
g 9, 3,959
2 1 R Dari percobaan ayunan bandul fisis bentuk
2
2
T2 batang tipis dengan panjang bervariasi diperoleh
4
hubungan antara panjang batang (L) dan kuadrat
r periode
gr 2
(T ) di-nyatakan dengan
0,06
0,04
0,02
0
1,5
0,5
0
0 20 40 60 80 100 120
Gambar 8. Grafik hubungan antara panjang batang dengan kuadrat peroide ayunan pada bandul fisis bentuk batang
0,92
0,91
Kuadrat periode
y = 3,8306x - 0,0103
0,9
0,89
0,88
0,87
0,86
0,85
0,224 0,226 0,228 0,23 0,232 0,234 0,236 0,238 0,24 0,242
(1/2R^2)/r+r
1 R 2 2
Gambar 9. Grafik hubungan antara harga 2 r dengan kuadrat peroide ayunan (T ) pada bandul fisis bentuk
r
keping lingkaran
sehingg 8
2
9,78117 mGal (978,117 cm/s ) (Muhrozi dkk, 1996).
a 1 Dari hasil uji t, dengan taraf nyata 0,05,
2 036,18
g pengukuran
3 tan
percepatan gravitasi dengan percobaan ayunan fisis
Dari percobaan ayunan bandul fisis bentuk keping bentuk sembarang, menunjukkan hasil yang sesuai
lingkaran tipis, diperoleh hubungan antara harga
1 R dengan harga percepatan gravitasi bumi yang benar,
2
2
r sedangkan dengan percobaan yang lain, harga
r
dengan kuadrat periode ayunan (T ) adalah
2
percepatan gravitasi yang diperoleh tidak sesuai
dengan
1 yang sebenarnya, dan mempunyai sesatan sebesar
R2 r 0,0103 cm/s2 (36)
T 2
5,42% dan 5,94%. Hal ini disebabkan karena adanya
3,8306
2 gesekan yang terlalu besar antara lubang dengan
pasak.
r
Gambar 9 menunjukkan bahwa Adanya gaya gesek ini menyebabkan torsi pemulih lebih
tan besar daripada yang dituliskan pada persamaan (1)
3,8306 .
sehingga
42
g 1030,60 cm/s2 keping lingkaran tipis, menghasilkan percepatan
tan gravitasi sebesar g 10,310,14m / s2
Tiga percobaan menghasilkan harga percepatan dengan ketelitian
gravitasi bumi yang berbeda. Percobaan ayunan 98,6%.
bandul fisis bentuk sembarang menghasilkan Dari data pengukuran yang dilakukan di kota Semarang di
percepatan gravitasi sebesar. g (9,97 daerah Candi, di depan rumah sakit Elizabeth, diperoleh
0,32)m / s 2 dan ketelitian 97%. Percobaan percepatan gravitasi sebesar
ayunan bandul fisis bentuk batang tipis dengan
panjang bervariasi, menghasilkan percepatan
gravitasi sebesar g 10,36
0,16 m / s2 dengan ketelitian
98,5 %. Percobaan ayunan bandul fisis dengan bentuk
Mgd sin