Anda di halaman 1dari 13

ISSN: 1693-1246


J
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 47-53
Januari 2009 PFI
http://journal.unnes.ac.id

PERCOBAAN OSILASI BANDUL FISIS BENTUK SEDERHANA


SEBAGAI TUGAS PROYEK PENELITIAN PADA MATERI MOMEN
INERSIA DI SMA
S. Khanafiyah*

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Semarang (Unnes), Semarang, Indonesia,
50229

Diterima: 1 Oktober 2010, Disetujui: 1 November 2010, Dipublikasikan: Januari 2011

ABSTRAK

Percobaan ayunan bandul fisis bertujuan untuk menentukan suatu besaran fisis, misalnya percepatan gravitasi bumi atau momen
inersia pusat massa suatu benda. Dasar dari percobaan ini adalah terjadinya getaran harmonis pada benda yang berosilasi
dengan amplitudo kecil, sehingga mempunyai periode yang nilainya tergantung pada besarnya momen inersia. Tiga macam
percobaan osilasi bandul fisis dengan bentuk sederhana telah dilakukan, yaitu dengan bentuk sembarang, batang tipis dan
cakram. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada percobaan ayunan bandul fisis, grafik antara kuadrat perioda dengan variabel
bebas adalah linier. Dengan demikian dapat dibuktikan adanya faktor momen inersia pusat massa yang besarnya tertentu.
Dengan demikian percobaan ini dapat memperdalam pemahaman tentang momen inersia benda, dan dapat dijadikan sebagai
materi pengayaan.

ABSTRACT

Physical oscillation experiments aimed to determine a physical quantity such as gravity acceleration or centre of mass inertia. The
experiment based on harmonic vibration caused by a small amplitude particle oscillation, such that the period depends on its inertia
moment. The experiment was done using three kinds of pendulums, such as arbitrary shape, thin rod and disc. The results
show that in physical oscillation experiment, the graph of free variables of squared period is linear. This proves the existence of
a centre mass inertia moment factor. This experiment can be used to deepen the understanding on moment inertia.

© 2009 Jurusan Fisika MIPA UNNES, Semarang

Keywords: physical oscillation; inertia moment; centre mass; inertia moment

PENDAHULUAN sumbu yang melalui benda tersebut, dinamakan bandul


fisis. Bandul fisis merupakan perluasan dari bandul
Di dalam kurikulum 2004, momen inersia adalah sederhana, yang hanya terdiri dari tali tak bermassa yang
salah satu materi yang diajarkan pada kelas XI digantungi sebuah partikel tunggal. Pada kenyataannya
semester semua benda yang berayun adalah bandul fisis
2. Berdasarkan kurikulum 2004 tersebut, fungsi mata (Halliday, 1991). Selanjutnya, pada dinosaurus nilai
pelajaran fisika antara lain adalah mengembangkan momen inersia ditentukan oleh penampilan teropod
kemampuan berfikir analisis, induktif dan deduktif yang bergantung pada punggung dan ekor sehingga
dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk dapat lari cepat (Carrier, et al., 2001). Penelitian inersia
me n je la ska n b e rb a ga i pe rist iwa alam dan juga dilakukan oleh Moon, et al. (2002) menyatakan
menyelesaikan masalah secara kualitatif maupun bahwa penambahan momen inersia pada leher
kuantitatif (Foster, 2006). ular menentukan kecepatan bergerak dan memiliki
Salah satu kegiatan yang dapat membantu daerah kerja tetap pada temperatur dan frekuensi
meletakkan fungsi mata pelajaran fisika tersebut tertentu.
adalah pemberian tugas atau proyek penelitian kepada Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, yang dipilih
siswa yang dikerjakan secara berkelompok sebagai bandul fisis adalah benda pipih dengan bentuk
maupun perseorangan. Berikut ini adalah contoh tak beraturan, misal papan tripleks yang digergaji,
dari pelaksanaan proyek penelitian yang berkaitan kemudian dipasak pada sumbu tanpa gesekan, yang
dengan materi momen inersia, dengan menggunakan melalui P. Benda dalam posisi seimbang, jika dalam
peralatan yang sederhana. Implementasi pada raket keadaan pusat massa benda C terletak vertikal di
dan base ball menyatakan bahwa besar daya intrinsik bawah
dan kecepatan ayun memberi kontribusi kuat pada nilai P. Jarak dari pasak ke pusat massa adalah d, momen
momen inersia (Cross & Nathan, 2009). kelembaman (momen inersia) benda terhadap sumbu
Semua benda tegar yang digantungkan sehingga yang melalui pasak adalah I dan massa benda adalah
benda dapat berayun dalam bidang vertikal terhadap M. Jika benda disimpangkan dari posisi seimbangnya
sebesar sudut, maka torsi pemulih dalam keadaan
* simpangan sudut yang disebabkan oleh komponen
Alamat korespondensi
tangensial gaya gravitasi adalah
Jl. Kendeng IV/28 Semarang Telp.: (024) 8411402, Mobile
Phone: 081325586149
E-mail: sitikhanafiyah@yahoo.com
 (1)

Mgd
sin
48 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 47-53

Gambar 1. Skema analisis gaya-gaya yang bekerja pada bandul fisis yang berupa benda pipih dengan pusat massa
Jika simpangan sudut kecil, maka berlaku
pendekatan yang sangat baik sinsehingga Ada hubungan sederhana yang sangat penting
untuk amplitudo kecil, torsi pemulih dapat dituliskan antara momen inersia rotasi benda terhadap
sebagai sembarang sumbu I de-ngan momen inersia rotasinya
yang sejajar dengan
 (2) itu, yang melalui pusat massa benda Ipm. Jika M adalah
 massa benda dan h adalah jarak antara kedua sumbu,
d2
Mgd adalah momen inersia dan dt
adalah maka berlaku hubungan
2

Jika
I
percepatan sudut, maka berlaku persamaan gerak
d 2 I  (8)
(3) Mh 2
2
0
dt I pm
I dengan Ipm adalah momen inersia pusat massa.
Persamaan (3) adalah persamaan getaran Sementara, penerapan momen inersia pada kegiatan
harmonis sudut sederhana dengan penyelesaian lari manusia bergantung pada momen rotasi dan gaya
yang
(4) bekerja pada lengan kaki, sehingga dapat bergerak lebih
 cepat (Lee, et al., 2001).
0 Suatu benda juga dapat berayun dengan frekuensi
sin t
0
atau
0 (5) tertentu jika benda tersebut dalam posisi setimbang
labil. Pada Gambar 2(a) sebuah cakram yang diam
cost 0 mendatar pada permukaan horizontal, dibuat berputar
Besarnya frekuensi sudut adalah oleh gaya F1 dan F2 yang bekerja pada tepi cakram.
(6) Kedua gaya yang sama tersebut jika dikerjakan
sedemikian sehingga garis kerjanya melalui pusat
 cakram, seperti pada Gambar 2(b) tidak akan
I menyebabkan cakram berputar. Jadi
Jadi periode bandul fisis yang berosilasi dengan untuk membuat suatu benda dapat berputar, lokasi titik
amplitudo kecil adalah tangkap gaya-gaya adalah penting. Jarak tegak lurus
antara garis kerja sebuah gaya dan sumbu rotasi
T I I (7) dinamakan lengan/gaya tersebut. Hasil kali sebuah gaya
2
2
 Mgd dengan lengannya dinamakan torsi . Torsi
yang diberikan oleh suatu gaya kepada sebuah benda
dengan T, I, M, dan g secara berurutan adalah periode, adalah besaran yang mempengaruhi kecepatan
momen inersia, massa benda, percepatan gravitasi angular benda tersebut.
bumi, dan jarak dari pusat massa sampai pasak (P).

F1
F2 F1

S. Khanafiyah - Percobaan Osilasi Bandul Fisis Bentuk Sederhana 49

F2

Gambar 2. (a) Skema cakram berputar disebabkan gaya F1 dan F2, dan (b) Skema cakram tidak berputar
diakibatkan kesetimbangan gaya F1 dan F2.
F1
F ir
Fi
m1
Garis m1
F it
r1 Kerja
r1
L
o

Gambar 3. (a) skema analisis gaya F1 yang bekerja pada partikel ke i,dan (b) skema analisis Gaya F1 diuraikan
menjadi dua komponen, yaitu F F cos sepanjang garis radial ri tegak lurus garis radial.
ir i
dan Fit Fi sin


Besaran
mr 2

Gambar 3.(a) menunjukkan sebuah gaya Fi yang i


i i
adalah sifat benda terhadap
bekerja
pada partikel kei pada sebuah cakram. Lengan gaya ini sumbu rotasi, yang dinamakan momen inersia I dan
adalah l ri sin dengan adalah sudut dirumuskan dalam persamaan (12)
antara gaya Fi
dengan vektor posisi ri ke titik tangkap gaya. Torsi yang (12)
m r
2
Ii i
dilakukan gaya Fi terhadap sumbu O dapat ditulis i

(9) dengan ri adalah jarak partikel ke i dengan sumbu rotasi.


m r 2
i i i
Untuk benda-benda kontinu, sesuai dengan
persamaan (12), momen inersia dapat dituliskan dengan
Jika torsi untuk semua partikel dalam benda dijumlahkan, I
maka didapatkan (13)

r
2
dm
Sebagai contoh besarnya momen inersia sebuah
 i i i (10)
batang dengan kerapatan seragam terhadap sumbu
 tegak lurus batang dan melalui salah satu ujungnya
i adalah torsi netto yang bekerja
 adalah 1 ML2 momen inersia terhadap sumbu
m r 2
i i

Besaran i
pada benda, yang selanjutnya dinyatakan dengan netto 3
Untuk benda tegar, besarnya percepatan angular untuk x adalah nol, jika semua massa berada di sumbu x
semua partikel dalam benda adalah sama, sehingga (Tipler, 1998). Momen inersia cakram seragam
persamaan (10) dapat ditulis terhadap sumbu yang melewati pusatnya dan tegak
lurus bidang cakram
 (11) adalah 1 MR2 dengan M adalah massa cakram dan R



mr2
i i i 2
i i
adalah jari-jari cakram

M
y‘ dm =dx
L L

x
x dx
Gambar 4. Geometri untuk menyusun integral dalam menghitung momen inersia batang uniform yang diputar
terhadap sebuah sumbu yang tegak lurus batang dan melalui salah satu ujungnya
dm
d
r

R
Gambar 5. Skema analisis gaya-gaya untuk menghitung momen inersia cakram seragam yang berputar terhadap
sebuah sumbu tegak lurus bidang cakram (Tipler ,1998).
Sebuah bandul fisis dengan bentuk sembarang, ayunan bandul fisis bentuk sembarang, dengan
digantungkan pada titik yang bukan merupakan pusat percobaan ayunan bandul fisis yang berbentuk batang
ma ssan ya , j i ka d i si mp a n g ka n pada posisi tipis dengan panjang bervariasi dan dengan ayunan
setimbangnya, dia akan berayun dengan periode bandul fisis bentuk keping lingkaran tipis
seperti dinyatakan pada persamaan (7) Sudah
diketahui bahwa momen inersia batang tipis terhadap METODE
salah satu ujungnya adalah
1 Alat dan bahan yang diperlukan terdiri dari
I ML2 (19)
3 lempeng tipis, dengan bentuk dan bahan sembarang,
statif, mistar dan stopwatch.
dan jarak antara poros dengan titik pusat massa Langkah pertama dalam pelaksanaan percobaan
adalah d = ½ L, sehingga periode ayunan dapat adalah menentukan letak pusat massa dengan cara
dinyatakan dengan sebagai berikut: Menggantungkan benda pada poros
82 tanpa gesekan pada sembarang titik. Benda tersebut
T2 (20) akan tergantung setimbang dengan pusat massanya
L
3g tepat di bawah poros Jika digambarkan garis vertikal dari
Dari Persamaan (20) dapat dinyatakan bahwa jika poros ke bawah, maka pusat massa akan terletak pada
panjang batang berubah, maka kuadrat periode ayunan suatu titik pada garis itu, seperti ditunjukkan pada
juga akan berubah secara linier. Dan besarnya Gambar 6a. Kemudian menggantungkan benda
pecepatan gravitasi bumi dapat dinyatakan dengan dengan poros titik lain dan menggambar garis vertikal
persamaan (21) kedua. Pusat massa akan terletak di titik potong kedua
82 L garis itu, Gambar 6b.
g (21) Langkah selanjutnya adalah mengukur periode
2 ayunan untuk tiap-tiap jarak antara poros dengan pusat
3T massa yang berbeda (d).
Jika sebuah keping lingkaran tipis dengan jari-jari Analisis data dilakukan dengan melihat hubungan
2
2 2
R, digantungkan pada poros yang terletak pada suatu antara (d1  2 .d. ) dengan
1 1 2 d T 2 d T 2 pada
persamaan
titik di atas pusat lingkaran, maka keping lingkaran akan (18) yang menyatakan hubungan linier, sehingga per-
diam dalam posisi stabil. Jika kemudian keping hitungan percepatan gravitasi bumi dapat dilakukan
disimpangkan dengan sudut kecil, maka keping dengan analisis grafik (Lab Fisika Dasar FMIPA UGM).
tersebut akan berosilasi dengan periode seperti Grafik dibuat dengan melukiskan
dinyatakan
dalam persamaan (7). Sudah diketahui1 bahwa momen pada sumbu x, 2 2 pada sumbu
d 2T2
(d12 2
dan y d
d T 1 1
inersia pusat massa keping lingkaran 2 MR dan r adalah
2

Dari persamaan (18)


jarak antara poros sampai pusat massa. Sehingga
periode ayunan dapat dituliskan 42 d 2
d 2

2 1
R
2 
g 1 d T2 2 d T 2
T2 1 1 2 2

42
r
g (22
r ) Dari grafik diperoleh harga koefisien sudut arah
 4
Sesuai persamaan (22) dapat dikatakan bahwa jika jarak  2
tan
 (24)
antara poros sampai pusat massa (r) diubah, maka g
periode ayunan juga akan berubah. Besarnya Sehingga
percepatan gravitasi bumi dapat ditulis sebagai 4 (25)

2

g
41 R2 2 tan
 (23) Alat dan bahan yang diperlukan dalam
g 2 percobaan
 r
T r
 adalah batang tipis dengan panjang yang bervariasi,
Penelitian ini bertujuan untuk memahami konsep momen statif, mistar dan stopwatch.
inersia benda. Selain itu juga untuk menentukan Percobaan dilakukan untuk menentukan periode
besarnya percepatan gravitasi bumi, dengan ayunan pada tiap-tiap panjang batang yang berbeda.
percobaan
Poros 2
Poros 1
Poros 1

Pusat massa

b
a
Gambar 6. a. Pusat massa terletak pada garis vertikal ke bawah dari poros 1, dan b. Pusat massa terletak di titik
potong garis vertikal kebawah dari poros 1 dan 2
Kemudian analisis data dilakukan dengan melihat 4 2
2
hubungan antara L (panjang batang) dengan T tan  (28)
(kuadrat periode) pada persamaan (20) yang g
menyatakan hubungan linier. Dengan demikian untuk sehingga
perhitungan percepatan gravitasi bumi dapat dilakukan 42
dengan ana-
lisis grafik, dengan melukiskan panjang batang pada g
tan (29)
sumbu horizontal dan kuadrat periode pada sumbu
vertikal. Untuk menentukan ralat digunakan persamaan
(30) (Bevington, 1992)
2
Dari persamaan (20)
tan (30)
82

2
T 2 L
N
3g Sedangkan dinyatakan dengan persamaan (31)
Dari grafik dapat diperoleh harga koefisien sudut arah 2 2 1
(31)
 y
a bx 2

 i i
8 2  N 2
(26)
S
2
 2

tan
 dan
  (32)
N 
3g

xi xi
sehingga Uji kesamaan hasil percobaan dengan harga yang
8 benar, dilakukan dengan uji t, dengan persamaan
 (27) X 0
2
g
3 tan t
Alat dan bahan yang diperlukan adalah keping
s (Montgomery, 1984) (33)

lingkaran tipis, statif, mistar dan stopwatch.


n
Percobaan dilakukan dengan cara menentukan dengan X adalah harga hasil percobaan 0 adalah harga
periode ayunan untuk tiap-tiap jarak poros dari pusat yang benar, s adalah ketidakpastian dan n adalah
massa yang bervariasi. banyaknya percobaan.
Analisis dilakukan dengan melihat hubungan
antara HASIL DAN PEMBAHASAN
1
R2 2
dengan T (kuadrat periode) Dari percobaan ayunan bandul fisis bentuk
2
pada
r
r sembarang, diperoleh hubungan antara

persamaan (22) yang menyatakan hubungan linier. (d12 d
2 21 )1 dan 2
2
d T 2 d T 2 yang
dinyatakan dengan
Dengan demikian untuk perhitungan percepatan persamaan

d T d T
gravitasi bumi dapat dilakukan dengan ana-lisis grafik,
2 2
dengan melukiskan harga (34)
3,959d 2

d 0,0012 2

1 1 1 2 2 1 2
2
R
2 pada sumbu horizontal dan kuadrat periode
Gambar 7 memperlihatkan bahwa
42
r
r

2
(T ) pada sumbu tan

vertikal. 3,959
g
a
Dari persamaan (22) sehingg
42  97m / s 2
g 9, 3,959
2 1 R Dari percobaan ayunan bandul fisis bentuk
2
2
T2  batang tipis dengan panjang bervariasi diperoleh
4
 hubungan antara panjang batang (L) dan kuadrat
r periode
gr 2

 (T ) di-nyatakan dengan

Dengan menganalisis grafik, maka harga koefisien (35)


T 2 0,0252L 0,2219
sudut arah
Dari Gambar 8 menunjukkan bahwa tan
0,0254
0,16
0,14
y =3.959x + 0,0012
0,12
0,1
0,08
Selisih (kudrat periode x kuadrat jarak)

0,06
0,04
0,02
0

0 0,005 -,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035

Selisih Kuadrat Jarak

Gambar 7. Grafik hubungan antara (d1 2 d


2 2 ) 1dengan
1 2 2 pada ayunan bandul fisis bentuk sembarang
d T 2 d T 2
Kuadrat periode (s2)
3
y = 0,0252x + 0,2219
2,5

1,5

0,5

0
0 20 40 60 80 100 120

Panjang batang (cm)

Gambar 8. Grafik hubungan antara panjang batang dengan kuadrat peroide ayunan pada bandul fisis bentuk batang
0,92

0,91
Kuadrat periode

y = 3,8306x - 0,0103

0,9

0,89

0,88

0,87

0,86

0,85
0,224 0,226 0,228 0,23 0,232 0,234 0,236 0,238 0,24 0,242

(1/2R^2)/r+r
1 R 2 2
Gambar 9. Grafik hubungan antara harga 2 r dengan kuadrat peroide ayunan (T ) pada bandul fisis bentuk
r
keping lingkaran 
sehingg 8
2
9,78117 mGal (978,117 cm/s ) (Muhrozi dkk, 1996).
a  1 Dari hasil uji t, dengan taraf nyata 0,05,
2 036,18
g pengukuran
3 tan
percepatan gravitasi dengan percobaan ayunan fisis
Dari percobaan ayunan bandul fisis bentuk keping bentuk sembarang, menunjukkan hasil yang sesuai
lingkaran tipis, diperoleh hubungan antara harga
1 R dengan harga percepatan gravitasi bumi yang benar,
2
2
r sedangkan dengan percobaan yang lain, harga
r
dengan kuadrat periode ayunan (T ) adalah
2

percepatan gravitasi yang diperoleh tidak sesuai
dengan
 1  yang sebenarnya, dan mempunyai sesatan sebesar
R2 r 0,0103 cm/s2 (36)
T 2
 5,42% dan 5,94%. Hal ini disebabkan karena adanya
3,8306
2  gesekan yang terlalu besar antara lubang dengan
pasak.
r

Gambar 9 menunjukkan bahwa Adanya gaya gesek ini menyebabkan torsi pemulih lebih
tan besar daripada yang dituliskan pada persamaan (1)
3,8306 .
sehingga
42
g 1030,60 cm/s2 keping lingkaran tipis, menghasilkan percepatan
tan gravitasi sebesar g 10,310,14m / s2
Tiga percobaan menghasilkan harga percepatan dengan ketelitian
gravitasi bumi yang berbeda. Percobaan ayunan 98,6%.
bandul fisis bentuk sembarang menghasilkan Dari data pengukuran yang dilakukan di kota Semarang di
percepatan gravitasi sebesar. g (9,97 daerah Candi, di depan rumah sakit Elizabeth, diperoleh
0,32)m / s 2 dan ketelitian 97%. Percobaan percepatan gravitasi sebesar
ayunan bandul fisis bentuk batang tipis dengan
panjang bervariasi, menghasilkan percepatan
gravitasi sebesar g 10,36
0,16 m / s2 dengan ketelitian
98,5 %. Percobaan ayunan bandul fisis dengan bentuk
Mgd sin

Tetapi jika dilihat dari kelinieran kurva yang


diperoleh (Gambar 7, 8 dan 9), menunjukkan
bahwa hubungan antara variable x dengan
variable y cukup linier, hal ini sesuai dengan
teori. Sehingga penurunan persamaan yang
mengandung besaran momen inersia benda
adalah benar.

SIMPULAN DAN SARAN

Dapat disimpulkan bahwa percobaan


osilasi bandul fisis dengan benda-benda
yang berbentuk sederhana dapat digunakan
untuk tugas proyek penelitian, karena
ketelitian cukup besar dan sesatan cukup
kecil.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah
dilakukan, penulis memberikan saran kepada para theropod dinosaurs:clues from humans with
pengajar fisika, bahwa percobaan ayunan bandul fisis increased rotational inertia. The Journal of
dapat dikembangkan lebih lanjut untuk tujuan Experimental Biology, 204: 3917–3926
menanamkan konsep momen inersia benda dan David, H. & Robert, R. 1991. Fisika Jilid 1.Terjemahan
pengayaan materi, misal untuk membuktikan oleh Pantur Silaban & Erwin Sucipto. Jakarta:
persamaan momen inersia dari suatu benda dengan Erlangga
bentuk tertentu. Untuk lebih memahami konsep momen Foster, B. 2006. Terpadu Fisika SMA. Jakarta:
inersia, sebelum melakukan percobaan, siswa diminta Erlangga. Lee, D.V, Walter, R.M., Deban, S.M., &
untuk menurunkan persamaan-persamaan yang terkait Carrier, D.R.
dengan percobaan tersebut. Untuk mendapatkan hasil 2001. Influence of increased rotational inertia on
percobaan yang lebih baik dari percobaan osilasi the turning performance of humans. The Journal
bandul fisis, antara lubang dengan pasak perlu of Experimental Biology, 204: 3927–3934
diusahakan agar mempunyai gesekan yang sangat Moon, B.R., Hopp, J.J., & Conley, K.E. 2002.
kecil misal dengan cara memperhalus lubang. Mechanical trade-offs explain how performance
increases without increasing cost in rattlesnake
DAFTAR PUSTAKA tailshaker muscle. The Journal of Experimental
Biology, 205: 667–675
Bevington, P.R., 1992. Data Reduction And Error Montgomery, D.C. 1984. Design And Analysis Of
Analysis For The Physical Sciences. New York: Experiments. New York : John Willey and Sons
McGraw- Muhrozi, Pranoto, S., dan Nasrullah. 1996. Studi
Hill Book Company Penentuan Penurunan Permukaan Tanah di
Cross, R. & Nathan, A.M. 2009. Performance versus Semarang Bagian Bawah. Laporan akhir
moment of inertia of sporting implements. Sports Penelitian. Fakultas Teknik Sipil Universitas
Technology, 0 (0): 1-9 Diponegoro
Carrier, D.R., Walter, R.M. & Lee, D.V. 2001. Influence Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1.
of rotational inertia on turning performance of Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai