Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pekommas, Vol. 18 No.

3, Desember 2015: 213 - 224

Pola Komunikasi Antarpribadi antara Guru dan Siswa di Panti Sosial Taman
3HQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´ Bengkulu
The Patterns of Interpersonal Communication between Teachers and
Students in Children Daycare "Melati" in Bengkulu
1)
Suzy Azeharie, 2)Nurul Khotimah
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara
Jl. Let.Jen.S.Parman No.1 Jakarta Barat, 11440. Telp/FAX: 021- 5671747
1)
suzya@fikom.untar.ac.id, 2)nurulkhotimah94@gmail.com

Diterima: 16 Juni 2015 || Revisi 29 Juli 2015 || Disetujui: 9 November 2015

Abstrak - Penelitian ini membahas mengenai pola komunikasi antara Guru dan Siswa di Panti Sosial Taman
3HQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´ %HQJNXOX Taman Penitipan Anak ini merupakan tempat anak anak berusia di
bawah lima tahun yang dititipkan kedua orangtuanya selama mereka bekerja. Selama mereka dititipkan maka
anak-anak ini diasuh dan dididik oleh guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
sosial psikologis yang berpusat pada komunikasi antarpribadi antara guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar di Panti Sosial Penitipan Anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sementara
teknik pengumpulan data yang dipakai adalah wawancara dengan nara sumber yaitu guru yang mengajar di
3DQWL 6RVLDO 7DPDQ 3HQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´ GDQ SDUD siswa yang dititipkan di tempat tersebut. Hasil
penelitian ini menunjukan pola komunikasi primer yang mengacu pada efektifitas komunikasi interpersonal
antara guru dan siswa diperoleh melalui keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan
yang menekankan pada faktor kedekatan emosional yang dibangun para guru terhadap siswanya. Akibatnya
siswa dapat mengerti pesan yang disampaikan guru kepadanya.
Kata Kunci: pola komunikasi, komunikasi antarpribadi, guru, siswa, Bengkulu

Abstract: The research is talk about the patterns of interpersonal communication between Teachers and
Students in Children Daycare "Melati" in Bengkulu. The Daycare is a place where the children under the age
of five years who entrusted by their parents during their work. As long as they are entrusted at the Daycare
then these children are nurtured and educated by teachers. The study used a qualitative approach. While
data collection techniques used were depth interviews with resource persons are teachers who teach in the
Social Institution Daycare "Melati" and the children. The results indicate that the Primary Communication
Patterns which refers to the effectiveness of interpersonal communication between teachers and children is
obtained through openness, empathy, being supportive, positive attitude and equality that emphasizes the
emotional closeness factor built between the two parties. As a result children can understand the message
delivered to them by their teacher.
Keywords: communication patterns, interpersonal communication, teacher, student, Bengkulu

PENDAHULUAN arti membuat sama ini dimaknai sebagai membuat


sama antara apa yang dimaksudkan, apa yang
Perkembangan hubungan manusia dewasa ini
diutarakan komunikator dengan lawan bicaranya yaitu
memberikan dampak pada cara manusia
komunikan. Sehingga terjadi persamaan makna antara
berkomunikasi. Hal tersebut disebabkan kedekatan
komunikator dengan komunikan.
seseorang dengan orang lain bukan hanya dilihat dari
Persamaan makna yang terjadi antara dua orang
pesan yang disampaikan akan tetapi juga dari proses
dikenal dengan nama komunikasi interpersonal atau
dan cara berkomunikasi yang diterapkan pada setiap
komunikasi antar pribadi. Deddy Mulyana (2000:73)
individu.
memaparkan bahwa komunikasi interpersonal adalah
Adanya proses penyampaian pesan dari pemberi
komunikasi antara orang-orang yang berlangsung
pesan (komunikator) kepada penerima pesan
secara tatap muka dan yang memungkinkan setiap
(komunikan) disebut dengan komunikasi. Menurut
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
'HGG\ 0XO\DQD NDWD ³NRPXQLNDVL´ DWDu
langsung baik secara verbal maupun nonverbal.
communication dalam Bahasa Inggris berawal dari
DeVito (2007:23) mendefinisikan komunikasi
EDKDVD /DWLQ ³communicare´ \DQJ PHPLOLNL DUWL
interpersonal sebagai kemampuan untuk melakukan
³PHPEXDW VDPD´ 0XO\DQD 6HFDUD KDUDILDK

213
Pola Komunikasi Antarpribadi antaUD *XUX GDQ 6LVZD GL 3DQWL 6RVLDO« (Suzy Azeharie dan Nurul Khotimah)

komunikasi secara efektif dengan orang lain. akan dapat diketahui bagaimanakah pola komunikasi
Sedangkan menurut Wiryanto (2004) komunikasi yang dilakukan guru kepada siswa yang usianya
antar pribadi merupakan komunikasi yang masih di bawah lima tahun. Sebab anak usia bawah
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua lima tahun umumnya belum dapat mengartikulasikan
orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun perasaan dan pikirannya dengan tepat.
pada kerumunan orang. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
Komunikasi interpersonal dapat dimaknai sebagai PHUXPXVNDQ PDVDODK ³%DJDLPDQD SROD NRPXQLNDVL
komunikasi antara dua orang atau lebih yang disebut interpersonal (komunikasi antar pribadi) yang
dengan komunikasi diadik. Komunikasi antar pribadi diterapkan antara guru dan siswa pada Panti Sosial
yang terus berkesinambungan dapat membentuk Taman Penitipan Anak 0HODWL GL %HQJNXOX"´
sebuah pola yang menjadi proses dalam Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
berkomunikasi beserta komponen lainnya. Pola pentingnya komunikasi antar pribadi yang diterapkan
Komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola oleh guru dalam proses belajar mengajar kepada
hubungan dua orang atau lebih dalam proses siswa. Untuk memaparkan pola komunikasi antar
pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga pribadi termasuk didalamnya komunikasi nonverbal
pesan yang dimaksud dapat dipahami. yang digunakan antara guru dan siswa di Panti Sosial
Komunikasi antarpribadi pada hakekatnya Taman Penitipan Anak Melati di Bengkulu. Untuk
mempunyai pola yang menghubungkan antara menguraikan proses komunikasi dalam penyampaian
komunikator dengan komunikan. Begitu pula dengan pesan kepada siswa.
proses komunikasi antara guru dan siswa dalam 0HQXUXW 'HGG\ 0XO\DQD NDWD ³NRPXQLNDVL´ DWDX
interaksi belajar mengajar yang menjadi rutinitas communication dalam Bahasa Inggris berawal dari
sehari-hari. Bentuk kebiasaan dari cara berkomunikasi EDKDVD /DWLQ ³communicare´ \DQJ PHPLOLNL DUWL
mempunyai dampak bagi penerima pesan. ³PHPEXDW VDPD´ 0XO\DQD 6HFDUD KDUDILDK
Komunikasi interpersonal yang terjadi antara guru arti membuat sama ini dimaknai sebagai membuat
dan siswa di Panti Sosial Taman Penitipan Anak sama antara apa yang dimaksudkan, apa yang
³0HODWL´ %HQJNXOu, peneliti pilih sebagai topik utama diutarakan komunikator dengan lawan bicaranya yaitu
dalam penelitian ini. Panti Sosial Taman Penitipan komunikan. Sehingga terjadi persamaan makna
$QDN ³0HODWL´ telah berdiri sejak tahun 1991 dan keduanya.
diresmikan oleh Ibu Menteri Sosial kala itu Haryati Tidak dapat disangkal lagi bahwa komunikasi
Sudibyo pada tahun 1992. Panti Sosial Taman memainkan peran yang sangat vital dalam kehidupan
3HQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´ EHUDGD GLEDZDK <D\DVDQ manusia. Berkomunikasi dengan pihak lain
3HQGLGLNDQ ³%XQJD 0HOXU´ \DLWX \D\DVDQ SHQGLGikan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia karena
yang dibentuk oleh Dharma Wanita Provinsi tidak ada manusia yang tidak dapat hidup tanpa
Bengkulu. Lembaga pendidikan yang terdapat di berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini selaras
dalam Yayasan Pendidikan ini adalah Taman Kanak- dengan pendapat yang dikemukakan oleh Jalalludin
Kanak (TK), Taman Pendidikan Al-4XU¶DQ 5$ GDQ Rakhmat yang mengatakan bahwa manusia primitif
Sekolah Luar Biasa (SLB). Panti Sosial Taman maupun modern mempertahankan persetujuan
3HQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´ mempunyai ruang belajar, mengenai beraneka peraturan sosial melalui
ruang bermain, ruang pemeriksaan dokter, kamar tidur komunikasi. Karena menurutnya, dengan kemampuan
anak, kamar tidur bayi, ruang administrasi, ruang untuk berkomunikasi dengan individu lainnya maka
kepala, kamar mandi, ruang makan, ruang setrika dan manusia dapat meningkatkan kesempatannya untuk
rumah jaga. hidup (Rakhmat, 1998:1).
Pemaparan di atas, peneliti akan mengupas secara Onong Uchjana Effendy mengutarakan bahwa
mendalam mengenai pola komunikasi yang digunakan komunikasi merupakan proses penyampaian pesan
guru kepada siswa di Panti Sosial Taman Penitipan oleh seseorang kepada orang lain guna memberi tahu
$QDN ³0HODWL´ %HQJNXOX GHQJDQ WHRUL \DQJ VXGDK ataupun mengubah sikap, pendapat maupun perilaku
ada. Esensi dari penelitian ini bahwa setiap orang dan pesan tersebut disampaikan baik secara lisan
mempunyai pola yang berbeda akan tetapi pola maupun tidak secara langsung misalnya melalui media
tersebut dapat dibentuk sesuai dengan arah dan (Effendy,2006:5). Hal ini hampir senada dengan
sasarannya. Dengan melakukan penelitian ini maka pendapat Richard West dan Lynn Turner dalam

214
Jurnal Pekommas, Vol. 18 No. 3, Desember 2015: 213 - 224

EXNXQ\D ³Understanding Interpersonal Pengertian Pola Komunikasi menurut Soejanto


Communication: Making Choices in Changing Times´ pola komunikasi adalah suatu gambaran yang
yang mengatakan bahwa komunikasi antar individu sederhana dari proses komunikasi yang
WHUVHEXW PHUXSDNDQ ³the process of message memperlihatkan kaitan antara satu komponen
transaction between people (usually two) who work komunikasi dengan komponen lainnya (Soejanto,
toward creating and sustaining shared meaning 2005:27). Pola Komunikasi diartikan sebagai bentuk
(2006:6-7). atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses
Secara bentuk menurut Deddy Mulyana pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga
komunikasi dibagi dua yaitu komunikasi verbal dan pesan yang dimaksud dapat dipahami. Menurut
komunikasi non verbal. Komunikasi verbal adalah DeVito (2007:30) macam-macam pola komunikasi
komunikasi yang berdasarkan pada interaksi antar adalah sebagai berikut:
manusia dengan menggunakan kata kata lisan maupun Pola komunikasi primer merupakan suatu proses
tertulis dan dilakukan secara sadar guna berhubungan penyampaian oleh komunikator kepada komunikan
dengan manusia lain (Mulyana,2002). dengan menggunakan suatu simbol sebagai media
Sementara menurut Verdeber dalam buku Alo atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua
Liliweri (2005:12) dikatakan bahwa komunikasi lambang, yaitu lambang verbal dan nonverbal.
verbal dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan Lambang verbal adalah bahasa yang paling sering
dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. digunakan karena bahasa dianggap mampu
Jadi komunikasi yang dilakukan menggunakan simbol mengungkapkan pikiran komunikator. Sedangkan
yang telah disepakat dalam suatu bahasa. Masih lambang nonverbal yaitu lambang yang digunakan
menurut sumber yang sama dikatakan bahwa terdapat dalam berkomunikasi yang bukan bahasa namun
enam jenis komunikasi verbal yaitu sebagai berikut: merupakan isyarat dengan menggunakan anggota
a. Emotive Speech yang dijabarkan sebagai gaya tubuh antara lain; mata, kepala, bibir, tangan dan lain
bicara yang mementingkan aspek psikologis sebagainya.
karena lebih mengutamakan pemilihan kata dan Pola komunikasi secara sekunder adalah proses
didukung oleh pesan non verbal. penyampaian oleh komunikator kepada komunikan
b. Pathic Speech merupakan gaya komunikasi verbal dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
yang berusaha menciptakan hubungan sosial. kedua setelah memakai lambang pada media pertama.
Speech model ini harus dilihat dari 10 kaitannya Komunikator yang menggunakan media kedua ini
dengan konteks saat sebuah kata diucapkan dalam dikarenakan yang menjadi sasaran komunikasi berada
suatu tatanan sosial masyarakat tertentu. jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. Dalam proses
c. Cognitive Speech yaitu jenis komunikasi verbal komunikasi secara sekunder ini semakin lama akan
yang merujuk secara tegas arti sebuah kata secara semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh
denotatif maupun konotatif. teknologi informasi yang semakin canggih.
d. Rhetorical Speech adalah sebuah bentuk Linear di sini mengandung makna lurus yang
komunikasi verbal yang memfokuskan pada sifat berarti perjalanan dari satu titik ke titik yang lain
konatif atau perilaku. Gaya bicara Rhetorical secara lurus yang berarti penyampaian pesan oleh
Speech mencoba untuk membentuk perilaku komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal.
pendengar sesuai dengan yang diinginkan Jadi dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi
pembicara. dalam komunikasi tatap muka (face to face) tetapi
e. Metalingual Speech adalah komunikasi secara juga adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses
verbal dan tema pembicaraannya tidak mengacu komunikasi ini, pesan yang disampaikan akan efektif
pada obyek atau peristiwa dalam dunia nyata apabila ada perencanaan sebelum proses komunikasi
melainkan tentang pembicaraan itu sendiri. dilaksanakan.
f. Poetic Speech adalah komunikasi lisan yang Sirkular secara harafiah berarti bulat, bundar atau
berfokus pada penggunaan kata yang tepat mellaui keliling. Dalam proses sirkular itu terjadi feedback
pemilihan kata kata yang indah, ungkapan yang atau umpan balik yaitu terjadinya arus dari komunikan
menggambarkan rasa seni dengan gaya yang khas. ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan
komunikasi. Dalam pola komunikasi seperti ini proses
komunikasi berjalan terus yaitu adanya umpan balik

215
Pola Komunikasi Antarpribadi antaUD *XUX GDQ 6LVZD GL 3DQWL 6RVLDO« (Suzy Azeharie dan Nurul Khotimah)

antara komunikator dan komunikan. Dari pengertian b. Komunikasi antar pribadi bersifat transaksional.
di atas maka pola komunikasi adalah bentuk atau pola Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak yang
hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses berkomunikasi secara serempak dan bersifat
mengkaitkan dua komponen yaitu gambaran atau sejajar, menyampaikan dan menerima pesan.
rencana yang menjadi langkah-langkah pada suatu c. Komunikasi antar pribadi mencakup aspek-aspek
aktifitas dengan komponen-komponen yang isi pesan dan hubungan antar pribadi. Artinya isi
merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan pesan dipengaruhi oleh hubungan antar pihak yang
antar organisasi ataupun juga manusia. berkomunikasi.
Komunikasi interpersonal dapat diartikan sebagai d. Komunikasi antar pribadi mensyaratkan kedekatan
penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam fisik antar pihak yang berkomunikasi.
diri komunikator sendiri. Dapat diartikan bahwa e. Komunikasi antar pribadi melibatkan pihak-pihak
komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang yang saling bergantung satu sama lainnya dalam
membutuhkan pelaku lebih dari satu orang. Wayne proses komunikasi.
Pace mengatakan bahwa komunikasi interpersonal f. Komunikasi antar pribadi tidak dapat diubah
adalah proses komunikasi yang berlangsung antara maupun diulang. Jika kita salah mengucapkan
dua orang atau lebih secara tatap muka. sesuatu pada pasangan maka tidak dapat diubah.
Menurut Joseph A. DeVito dalam Effendy Bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan atau
(2003:30) komunikasi interpersonal adalah menghapus yang sudah dikatakan.
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan
Tujuan Komunikasi Interpersonal menurut Widjaja
pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang
hubungan komunikasi antar pribadi dimaksudkan
dengan berbagai dampaknya dan berpeluang untuk
untuk suatu tujuan. Menurutnya ujuan dari
memberikan umpan balik segera.
komunikasi antar pribadi adalah sebagai berikut
Pendapat lain datang dari Deddy Mulyana
(Widjaja, 2000: 12):
(2008:81) yang menyatakan bahwa komunikasi
Mengenal diri sendiri dan orang lain. Salah satu
interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang
cara mengenal diri sendiri adalah melalui komunikasi
secara tatap muka yang memungkinkan setiap
antar pribadi. Komunikasi antar pribadi memberikan
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri
langsung baik secara verbal maupun non verbal.
kita sendiri, dengan membicarakan tentang diri kita
Komunikasi interpersonal berlangsung antara dua
sendiri kepada orang lain. Kita akan mendapatkan
individu oleh karena pemahaman komunikasi dan
perspektif baru tentang diri kita sendiri dan
hubungan antarpribadi menempatkan pemahaman
memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku
mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap
kita.
individu dalam tindakan komunikasi memiliki
Mengetahui dunia luar. Komunikasi antar pribadi
pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap
juga memungkinkan kita untuk memahami
hubungan dimana orang tersebut terlibat didalamnya.
lingkungan kita secara baik yakni tentang objek,
Hal terpenting dari aspek psikologis dalam
kejadian-kejadian, dan orang lain. Banyak informasi
komunikasi adalah asumsi bahwa diri pribadi individu
yang kita miliki dengan interaksi antar pribadi.
terletak dalam diri individu dan tidak mungkin
Menciptakan dan memelihara hubungan. Manusia
diamati secara langsung. Artinya dalam komunikasi
diciptakan sebagai makhluk sosial, hingga dalam
interpersonal pengamatan terhadap seseorang
kehidupan sehari-hari orang ingin menciptakan dan
dilakukan melalui perilakunya dengan mendasarkan
memelihara hubungan dekat dengan orang lain.
pada persepsi si pengamat.
1. Mengubah sikap dan perilaku. Dalam komunikasi
Sementara itu menurut Judy C. Pearson dalam
antar pribadi sering kita berupaya menggunakan
Sendjaja (2005:21) komunikasi antarpribadi memiliki
sikap dan perilaku orang lain. Keinginan memilih
karakteristik sebagai berikut:
suatu cara tertentu, mencoba makanan baru,
a. Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri
membaca buku, berpikir dalam cara tertentu, dan
pribadi (self). Berbagai persepsi komunikasi yang
sebagainya. Singkatnya banyak cara yang kita
menyangkut pemaknaan berpusat pada diri kita
gunakan untuk mempersuasi orang lain melalui
artinya dipengaruhi oleh pengalaman dan
komunikasi antar pribadi.
pengamatan kita.

216
Jurnal Pekommas, Vol. 18 No. 3, Desember 2015: 213 - 224

2. Bermain dan mencari hiburan. Bermain mencakup karangan Elizabeth B. Hurlock (2006) menjelaskan
semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. bahwa perkembangan anak-anak memiliki tahapan
Pembicaraan-pembicaraan lain yang hampir sama enam sampai 12 tahun yaitu :
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk 1. Belajar kecakapan fisik yang diperlukan untuk
memperoleh hiburan. permainan anak.
3. Membantu orang lain. Kita sering memberikan 2. Membangun sikap menyeluruh terhadap diri
berbagai nasihat dan saran pada teman-teman yang sendiri.
sedang menghadapi masalah atau suatu persoalan 3. Belajar bergaul denga teman sebaya.
dan berusaha untuk menyelesaikannya. Hal ini 4. Mengembangkan kecakapan dasar dalam
memperlihatkan bahwa tujuan dari proses membaca, menulis, dan menghitung.
komunikasi antar pribadi adalah membantu orang 5. Mengembangkan konsep yang diperlukan untuk
lain. sehari-hari.
6. Mengembangkan nurani, moralitas dan skala nilai.
Efektifitas Komunikasi Interpersonal kelebihan
7. Mencapai kemandirian pribadi.
dari sistem komunikasi menurut Alo Liliweri adalah
8. Membentuk sikap terhadap kelompok dan lembaga
umpan balik yang bersifat segera. Sementara itu agar
sosial.
komunikasi interpersonal dapat berjalan efektif maka
harus memiliki lima aspek efektifitas komunikasi Tahapan ini terlihat berbagai keadaan psikis anak
seperti yang dikemukakan oleh Joseph DeVito yakni yang mulai berkembang dengan jelas sehingga pada
dalam tulisan Liliweri (1997) : Keterbukaan tahap ini anak mulai memperlihatkan dirinya kepada
(openness); Empati (emphaty); Sikap Mendukung orang lain. Dalam buku tersebut juga dijelaskan
(supportiveness); Sikap Positif (positiveness); bahwa anak-anak mulai berkeinginan untuk diterima
Kesetaraan (equality). sebagai anggota sebuah geng.
Keterbukaan mengacu pada keterbukaan dan Kebanyakan anak merasa bahwa untuk dapat
kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur diterima maka mereka harus dapat menyesuaikan diri
terhadap stimulus yang datang dan keterbukaan dengan pola geng yang telah ditentukan dan setiap
peserta komunikasi interpersonal kepada orang yang penyimpangan membahayakan proses penerimaan..
mengajak untuk berinteraksi. Salah satu contoh dari Lebih lanjut menurut Jean Piaget dalam buku
aspek ini yaitu menilai pesan secara objektif dengan EHUMXGXO ³The Science of Psychology´ NDU\D /DXUD $
menggunakan data dan keajegan logika. King (2008:117-120), terdapat empat tahapan
Empati adalah menempatkan diri kita secara perkembangan kognitif anak yaitu sebagai berikut:
emosional dan intelektual pada posisi orang lain. Tahap Sensormotorik ³7KH LQIDQW FRQVWUXFWV DQ
Sikap mendukung dapat mengurangi sikap defensif understanding of the world by coordinating sensory
komunikasi yang menjadi aspek ketiga dalam H[SHULHQFHV ZLWK SK\VLFDO DQG DFWLRQV´ (bayi
efektivitas komunikasi. Sikap positif, hal lain yang membangun pamahaman dunia dengan
harus dimiliki adalah sikap positif (positiveness). mengkoordinasikan pengalaman dengan tindakan
Seseorang yang memiliki sikap diri positif, maka akan fisik). Artinya bahwa dalam membangun pemahaman,
mengkomunikasikan hal yang positif. Sikap positif bayi baru dapat berkordinasi dengan indra, termasuk
juga dapat dipicu oleh dorongan (stroking) yaitu dalam tindakan fisik. Kinerja sensormotorik ini baru
perilaku mendorong untuk menghargai keberadaan terdapat pada bayi berusia 0 ± 2 tahun. Karena setiap
orang lain. kelahiran mereka mempunyai sedikit lebih refleksif
Kesetaraan merupakan pengakuan bahwa masing- dari pola yang bekerja.
masing pihak memiliki sesuatu yang penting untuk Bayi juga berkembang dari refleksif, tindakan
disumbangkan. Kesetaraan juga bermakna sama, insting saat lahir ke awal pemikiran simbolis
sejajar dalam tingkat, kedudukan dan sebagainya yang menjelang akhir dari tahap ini. Sehingga bayi dapat
membuat alur komunikasi interpersonal dapat merekam gambar atau mainan yang ada di depan
diterima oleh komunikator dan komunikan. matanya dan memulai untuk menggunakan simbol
Psikologis anak dan orang dewasa tentu dalam pemikirannya.
merupakan dua hal yang berbeda. Oleh karena itu Tahap Pra Operasional, tahap yang kedua adalah
SDGD EXNX \DQJ EHUMXGXO ³3HUNHPEDQJDQ $QDN´ praoperasional pada anak usia 2 ± WDKXQ ³The child

217
Pola Komunikasi Antarpribadi antaUD *XUX GDQ 6LVZD GL 3DQWL 6RVLDO« (Suzy Azeharie dan Nurul Khotimah)

EHJLQV WR UHSUHVHQW WKH ZRUOG ZLWK ZRUGV DQG LPDJHV´ lebih dalam proses pengiriman, dan penerimaan cara
(anak mulai untuk menyatakan dunia dengan kata-kata yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat
dan gambar). Dalam tahapan ini dijelaskan bahwa dipahami. Dalam penelitian ini, yang menjadi konsep
kata-kata dan gambar mencerminkan peningkatan utama adalah Pola Komunikasi. Setiap kegiatan
berpikir simbolik dan melampaui jaringan dari sensor komunikasi antara guru dan siswa secara personal
informasi dan tindakan fisik. harus dapat menerima pesan yang disampaikan.
Tahap Opersional Konkret, dalam tahapan ini, Komunikasi interpersonal dapat diartikan sebagai
anak usia 7 ± 11 tahun mengklasifikasikan penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam
kemampuan dan berpikir abstrak yang tidak diri komunikator sendiri. Dapat diartikan bahwa
dikembangkan. Anak dapat mengetahui alasan yang komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
logis tentang yang nyata dan objek klasik pada tempat membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu
yang berbeda. ³7KH FKLOG FDQ QRZ UHDVRQ ORJLFDOO\ orang. Seperti yang dikemukakan oleh R Wayne Pace
about concrete events and classify objects into yang mengatakan bahwa komunikasi interpersonal
GLIIHUHQW VHWV´. Hal ini menerangkan bahwa adalah proses komunikasi yang berlangsung antara
operasional konkret atau yang nyata melibatkan dua orang atau lebih secara tatap muka.
penggunaan operasional dan penggantian alasan yang Komunikasi interpersonal yang terjadi antara guru
berdasarkan institusional dengan alasan yang logis dan siswa akan menjadikan sebuah pola dan saling
dalam situasi tertentu. berkaitan sehinggan menjadi kebiasaan. Dalam
Tahap Operasional Formal, tahapan yang terakhir komunikasi interpersonal, dapat diamati pula
ini untuk usia 11 ± 15 tahun yang masuk dalam fase komunikasi verbal dan nonverbal yang diberikan guru
remaja. Mereka mempunyai pengalaman yang tanpa kepada siswanya.
batas dalam berpikir kemungkinan yang terjadi. Masa Penelitian ini menggunakan metode wawancara
remaja ini memulai opersional formal dengan alasan mendalam kepada beberapa narasumber yang peneliti
yang melalui pemikiran lebih abstrak, idealis, dan yakini dapat memberikan informasi yang dibutuhkan,
logis dari pada operasional yang nyata (konkret). ³WKH yaitu:
adolescent reasons in more abstract, idealistic and 1. Guru pada Panti Sosial Taman Penitipan Anak
ORJLFDO ZD\V ´ ³0HODWL´ PHQMDGL VXPEHU XWDPD LQIRUPDQ GDODP
Pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini karena mempunyai konsep
tahap perkembangan anak melalui tindakan yang komunikasi kepada siswa. Proses penyampaian
merangsang sensormotoriknya, menyatakan dengan pesan seorang guru kepada siswa diharapkan dapat
kata-kata dan gambar, serta mulai membuat alasan membantu peneliti dalam melaksanakan
yang abstrak, idealis dan logis. wawancara mendalam mengenai Pola Komunikasi
Interpersonal. Peneliti akan mewawancarai seorang
METODOLOGI PENELITIAN
guru yang secara aktif memberikan pendidikan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. kepada siswa.
Pendekatan kualitatif sesuai diterapkan bila penelitian 2. Siswa pada Panti Sosial Taman Penitipan Anak
itu ingin mendeskripsikan latar dan interaksi yang ³0HODWL´ MXJD PHQMDGL SHPEHUL LQIRUPDVL
kompleks dari partisipan serta memahami keadaan mendalam pada penelitian ini. Peneliti akan
yang terbatas jumlahnya dengan fokus yang mewawancarai beberapa siswa untuk mengetahui
mendalam dan rinci (Bagong dan Sutinah, 2011: 174). Pola Komunikasi Interpersonal yang terjadi antara
Pendekatan kualitatif ini dipilih penulis karena guru dan siswa. Siswa merupakan responden yang
menggambarkan bagaimana pola komunikasi yang terlibat dalam komunikasi dua arah dan
GLWHUDSNDQ JXUX NHSDGD VLVZD GL SDQWL VRVLDO ³0HODWL´ penerimaan pesan.
daerah Bengkulu. Terdapat dua konsep yang ada di
Data primer menurut Umar Husein adalah data
dalam judul penelitian yaitu: pola komunikasi adalah
yang didapat dari sumber pertama baik dari individu
suatu gambaran yang sederhana dari proses
atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu
hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh
komponen komunikasi dengan komponen lainnya
peneliti (Husein, 2008:42). Wawancara mendalam
(Soejanto, 2001:27). Pola Komunikasi diartikan
adalah metode yang memungkinkan pewawancara
sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau

218
Jurnal Pekommas, Vol. 18 No. 3, Desember 2015: 213 - 224

untuk bertanya kepada responden dengan harapan disimpulkan sehingga dapat diperoleh makna data
untuk memperoleh informasi mengenai fenomena yang sesungguhnya. Karena kesimpulan pada
yang ingin diteliti. Sementara West mengatakan tahap ini masih tentatif dan sangat umum, maka
bahwa wawancara mendalam dilihat sebagai sebuah masih perlu diuji melalui data baku yang diperoleh
kolaborasi antara pewawancara dan partisipan, karena (Nasution, 1996:128).
apa yang ingin didiskusikan oleh partisipan sama
Penelitian ini memadukan data dari hasil
pentingnya dengan apa yang ingin didiskusikan oleh
wawancara dengan teori yang digunakan yaitu
pewawancara. Wawancara mendalam dilakukan oleh
komunikasi interpersonal. Pola komunikasi ini yang
peneliti biasanya antara satu sampai tiga jam dalam
akan peneliti telusuri secara mendalam di Panti Sosial
memperoleh data dan gambaran mendalam (West,
7DPDQ 3HQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´ %HQJNXOX
2008:83).
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah HASIL DAN PEMBAHASAN
lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul 3DQWL 6RVLDO 7DPDQ 3HQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´ WHODK
data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam berdiri sejak 1991, diresmikan oleh Ibu Haryati
bentuk tabel atau diagram (Umar, 2008:42). Hal ini Sudibyo pada 1992. Panti Sosial Taman Penitipan
diungkapkan Ruslan (2006:35) yang mengatakan data $QDN ³0HODWL´ EHUDGD GLEDZDK <D\DVDQ 3HQGLGLNDQ
sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh ³%XQJD 0HOXU´ \DLWX \D\DVDQ SHQGLGLNDQ \DQJ
peneliti secara tidak langsung melalui media dibentuk oleh Dharma Wanita Provinsi Bengkulu.
perantara, umumnya berupa bukti, catatan atau Ketua PSTPA Melati yang pertama adalah alm ibu Hj.
laporan historis yang disusun dalam bentuk arsip atau Nurwilis Noor,SH. Lembaga pendidikan yang
dokumen yang diperoleh antara lain melalui terdapat di Yayasan Pendidikan adalah Taman
Studi Kepustakaan Peneliti memperoleh data-data Kanak-Kanak (TK),Taman Pendidikan Al-4XU¶DQ
dari buku yang ada di perpustakaan, hasil penelitian (RA) dan Sekolah Luar Biasa (SLB).
terdahulu, artikel majalah, serta bahan bacaan lainnya Panti Sosial Taman Penitipan Anak ini mempunyai
untuk memperoleh data dan teori yang relevan ruang belajar, ruang bermain, ruang pemeriksaan
sehingga dapat digunakan sebagai referensi penulisan. dokter, kamar tidur anak, kamar tidur bayi, ruang
Dengan teknologi yang semakin canggih, peneliti administrasi, ruang kepala, kamar mandi, ruang
memanfaatkan internet dalam mencari bahan yang makan, ruang setrika dan rumah jaga.
dibutuhkan dalam penelitian ini. Panti Sosial Taman Penitipan AnaN ³0HODWL´ MXJD
Teknik analisis data dalam penelitian ini mempunyai tenaga pengajar yang berkompeten.
menggunakan analisa yang dapat diuraikan dalam Standarisasi untuk pengajar adalah Strata ± 1. Ada
tahap-tahap sebagai berikut: sebanyak delapan orang tenaga pengajar perempuan
1. Reduksi data. Proses pereduksian data ke dalam dan dua orang penjaga Panti Sosial. Empat orang
bentuk uraian yang lengkap dan banyak. Data pengajar mendidik anak usia batita dan empat orang
tersebut direduksi, dirangkum, dan dipilih hal-hal lagi mendidik anak usia balita. Sekitar lebih dari dua
yang pokok dan difokuskan ke dalam hal-hal yang puluh orang anak yang dititipkan orang tua kepada
dianggap penting sesuai dengan arah penelitian. panti ini. Anak tersebut bermain sambil belajar dalam
Data tersebut dapat diperoleh gambaran yang tajam sebuah ruang yang disebut ruang belajar.
tentang hasil pengambilan data. Komunikasi yang diterapkan guru kepada
2. Display data. Upaya pembuatan data dan penyajian siswanya adalah dengan mendekatkan diri kepada
data melalui model matriks atau grafis sehingga anak-anak. Pada dasarnya, seorang anak hanya ingin
keseluruhan data serta bagian detailnya dapat terbuka kepada orang yang senantiasa dekat dengan
dipetakan dengan jelas. Hal ini dilakukan dengan dirinya. Tujuannya adalah agar anak berani dalam
pertimbangan bahwa data yang diperoleh bersosialisasi dan berteman dengan teman sebayanya.
merupakan kumpulan informasi yang sangat Hal itulah yang membuat ikatan antara guru dan
banyak sehingga dapat menimbulkan kesukaran siswanya melekat melalui Komunikasi Interpersonal
dalam menggambarkan secara detail dan yang dibangun bersama.
menyeluruh. Faktor kedekatan emosional yang dibangun oleh
3. Kesimpulan dan Verifikasi. Penyusunan secara guru kepada siswanya, seperti menjemput anak yang
sistemasis data yang sudah terkumpul. Selanjutnya

219
Pola Komunikasi Antarpribadi antaUD *XUX GDQ 6LVZD GL 3DQWL 6RVLDO« (Suzy Azeharie dan Nurul Khotimah)

diantar oleh orang tuanya, seringnya interaksi antara EHUPDLQ ´ FHULWD %LOTis. Siswa yang gemar bermain ini
guru dan siswa, serta bercerita sebelum waktu tidur juga masih dalam perhatian guru. Guru mencoba
siang, membuat sang anak merasakan kenyamanan mengalihkan perhatiannya dengan belajar. Cara
berada di dekat gurunya. Mereka menganggap guru penyampaian pesan dari Bilqis ini termasuk sangat
sebagai orang tua kedua mereka setelah ayah dan ibu baik. Akan tetapi, untuk umpan balik dari guru
GL UXPDK ³.DPL PHQJDQJJDS PHUHND VHEDJDL DQDN terkadang dia sulit untuk memahaminya. Sehingga
kami sendiri, begitu puQ GHQJDQ PHUHND ´ XMDU ,EX perlu perhatian dan penggunaan bahasa yang halus
Yuly salah seorang pengajar. Kenyamanan yang agar dia dapat memahaminya.
dibentuk merupakan bentuk Komunikasi Interpersonal Tterlihat bahwa komunikasi interpersonal yang
antara guru dan siswa yang terjadi di Panti Sosial dibangun antara guru dan siswa sangat baik. Pola
7DPDQ 3HQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´ komunikasi primer karena seringnya interaksi dan
Pola komunikasi yang diberikan guru kepada mengetahui sejauh mana perkembangan siswa telah
siswanya adalah pola komunikasi primer melalui dilaksanakan guru. Sehingga dapat terjalin pola
komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal komunikasi interpersonal yang efektif. Pola
yang digunakan pengajar kepada siswanya adalah Komunikasi Interpersonal antara guru dan siswa di
dengan seringnya interaksi, yaitu melatih berbicara, 3DQWL 6RVLDO 7DPDQ 3HQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´
mendekati dengan pertanyaan-pertanyaan sehari-hari, mempunyai peran yang besar dalam membentuk
dan melatih bicara dengan bercerita di depan kelas. pertumbuhan anak. Komunikasi Interpersonal dipilih
Sedangkan untuk Komunikasi Nonverbal, Panti Sosial oleh guru dalam rangka mendekatkan diri dengan
7DPDQ 3HQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´ LQL PHPEHULNDQ siswanya. Aspek Komunikasi Interpersonal dapat
permainan yang bersifat edukatif, yaitu dengan terlihat dari Efektifitas Komunikasi Interpersonal
mencocokkan gambar, warna, dan berlatih membaca yang dikemukakan oleh Joseph DeVito dalam buku
sebuah kata untuk merangsang saraf motorik halus. Alo Liliweri yakni sebagai berikut (Liliweri,
Pendeskripsian pesan verbal harus ditunjang 1997:12):
dengan nonverbal, karena anak-anak harus
Keterbukaan
mendapatkan penjelasan dengan realisasinya.
Sehingga penyampaian pesan verbal dan nonverbal Keterbukaan mengacu pada keterbukaan dan
harus melalui pendekatan Komunikasi Interpersonal. kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur
Tujuannya agar siswa dapat menerima pesan yang terhadap stimulus yang datang dan keterbukaan
disampaikan oleh guru. peserta komunikasi interpersonal kepada orang yang
Siswa bernama Kinan, dengan lantangnya mengajak untuk berinteraksi. Dalam penelitian ini,
menjelaskan tentang dirinya. Kemudian peneliti peneliti melihat adanya keterbukaan yang terjalin
mencoba masuk dalam dunia anak-anak. Hubungan antara guru dan siswa. Mereka saling berinteraksi
siswa dengan guru berjalan dengan baik. Kinan tanpa adanya rasa tertutup bahkan tanpa keraguan
menceriWDNDQ SHQJDODPDQQ\D ³DNX VHQDQJ NDODX untuk menceritakan sesuatu. Terutama dari siswa-
sama ibu guru, aku bisa main, belajar, baris-berbaris, siswa yang sering kali menceritakan apa yang
PHZDUQDL PHQJKLWXQJ VHPXDQ\D LEX JXUX ELVD ´ XMDU dialaminya kepada guru dan teman-temannya. Guru
Kinan. Kinan sangat senang bermain sambil belajar. juga terbuka dalam menerima pesan yang
Sejauh yang diceritakan Kinan, siswa ini dapat dengan disampaikan siswa, bahkan disaat tidak mengertipun,
mudah menerima pesan yang disampaikan oleh guru. guru akan berusaha memahami makna dari pesan yang
Daya tangkap dari stimulus dan respons yang positif disampaikan siswa.
menjadikan Kinan mudah memberikan umpan balik Seringnya interaksi juga mempengaruhi
kepada guru. perkembangan komunikasi interpersonal yang terjalin
Begitu pula dengan Bilqis, seorang siswa antara guru dan siswa. Dengan bertatap muka dan
perempuan yang hiperaktif dan senang bercerita. Dia menceritakan pengalaman yang dialami siswa, guru
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik karena memahami karakteristik masing-masing siswa.
VHULQJ GLODWLK ROHK RUDQJ WXDQ\D GL UXPDK ³%LOTLV Dengan begitu guru juga dapat mengendalikan
senang jika bertemu teman-teman, Bilqis senang keinginan siswa. Dalam proses belajar mengajar siswa
bermain, mainan di rumah Bilqis banyak. Ibu Guru yang tidak mengerti tentang pelajaran akan bertanya
juga punya banyak mainan jadi Bilqis senang kalau sesuai yang ada dalam pemikirannya. Hal ini juga

220
Jurnal Pekommas, Vol. 18 No. 3, Desember 2015: 213 - 224

dapat merangsang stimulus hingga memberikan <XO\ ´DQDN-anak itu lebih semangat bermain daripada
respons dari pesan yang diberikan. Keterbukaan siswa EHODMDU´ +DO LQL PHPEXNWLNDQ EDKZD VLVZD PDVLK
kepada guru merupakan landasan terpenting dalam senang dengan bermain ketimbang belajar. Maka
melihat tumbuh kembang siswa. Guru di Taman dalam menunjang belajar siswa, guru menggunakan
3HQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´ %HQJNXOX PHODWLK metode bermain sambil belajar. Tujuannya adalah
keterampilan siswa dengan jadwal yang berbeda agar anak tidak cepat bosan dengan belajar.
setiap harinya. Sistem pengajaran yang berbasis bermain sambil
Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia/Bicara belajar, merupakan metode yang saling mendukung
(komunikasi verbal) yang dilaksanakan setiap hari untuk merangsang stimulus siswa dalam menerima
Selasa, siswa dilatih untuk dapat tampil berbicara di pelajaran. Teman-teman juga saling mendukung saat
depan teman-temannya secara bergantian. Antusiasme sedang bermain untuk memenangkan sesuatu.
siswa untuk bercerita diawali dari menceritakan
Sikap Positif
pengalaman atau kejadian yang setiap hari dialaminya.
Hal ini termasuk keterbukaan siswa kepada guru dan Sikap positif, hal lain yang harus dimiliki adalah
teman-temannya atas kejadian yang pernah sikap positif (positiveness). Seseorang yang memiliki
dialaminya. Pelajaran ini bertujuan agar siswa mampu sikap diri positif maka ia akan mengkomunikasikan
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa hal yang positif. Terdapat beberapa hal positif yang
pemersatu dan berani dalam berkomunikasi kepada ditanami guru kepada siswanya. Diantaranya berbagi
banyak orang dengan baik. Sehingga siswa dapat pensil warna saat belajar mewarnai. Pensil warna yang
berbagi kisah dengan guru dan teman-temannya. digunakan jumlahnya terbatas sehingga siswa yang
mengambil pensil warna dapat bergantian
Empati
menggunakannya.
Empati adalah menempatkan diri kita secara Siswa sedang memilih pensil warna sesuai dengan
emosional dan intelektual pada posisi orang lain. warna yang terdapat pada gambar tersebut. Sikap
Dalam melihat perkembangan siswa yang terdapat di berbagi ini merupakan pelajaran untuk siswa agar
3DQWL 6RVLDO 7DPDQ 3HQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´ senantiasa berbagi baik suka dan duka. Sehingga
Bengkulu, peneliti menemukan adanya rasa empati. VLVZD GL 3DQWL 6RVLDO 7DPDQ 3HQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´
Perasaan ini dapat terbentuk ketika guru menjelaskan mempunyai solidaritas yang tinggi.
bahwa salah seorang teman dari mereka tidak dapat
Kesetaraan
bermain karena sakit, sehingga siswa mencoba untuk
membangun rasa empati untuk tidak bermain dengan Kesetaraan merupakan pengakuan bahwa masing-
permainan yang tidak dapat dimainkan oleh teman masing pihak memiliki sesuatu yang penting untuk
yang sakit itu dan menggantinya dengan permainan disumbangkan. Kesetaraan juga bermakna sama,
yang lain. sejajar dalam tingkat, kedudukan, dan sebagainya
Guru mencoba untuk membangun segala aspek yang membuat alur komunikasi interpersonal dapat
psikologis anak dengan tahapan pra operasional yaitu diterima oeh komunikator dan komunikan. Pada
membantu siswa dalam mendeskripsikan segala penelitian ini, Komunikasi Interpersonal yang
sesuatu dan mencoba merasakan apa yang orang lain dibangun oleh guru kepada siswa saat memberikan
rasakan terutama dalam kebahagiaan, kesedihan, dan pengajaran dalam kelas. Semua siswa dianggap sama
suka cita. Beberapa hal yang dilakukan guru untuk dalam mendapatkan pelajaran. Sehingga tidak ada
mendidik siswanya tak terlepas dari rasa empati. yang membedakan dengan siapapun. Guru
menjelaskan dengan seksama saat metode belajar
Sikap Mendukung
mengajar diterapkan. Dalam kondisi formal yang
Sikap mendukung dapat mengurangi sikap defensif sesuai dengan kurikulum belajar mengajar 2014,
komunikasi yang menjadi aspek ketiga dalam siswa dituntut untuk mengenal huruf dan angka. Oleh
efektivitas komunikasi. Komunikasi dapat terbentuk karena itu, Panti Sosial Taman Penitipan Anak
juga salah satunya karena sikap saling mendukung. mempersiapkan materi pengajaran yang berbeda
Guru mendukung siswa dengan cara mengajak setiap harinya dalam turut serta
bermain. Karena siswa usia 4 sampai dengan 6 tahun menumbuhkembangkan potensi siswa.
ini sangat gemar bermain. Menurut Ibu guru

221
Pola Komunikasi Antarpribadi antaUD *XUX GDQ 6LVZD GL 3DQWL 6RVLDO« (Suzy Azeharie dan Nurul Khotimah)

Terutama pada saat proses belajar mengajar. Guru Penelitian ini juga menyimpulkan interaksi antara
menerangkan sebuah pelajaran kepada siswa hingga guru dan siswa berlangsung setiap hari. Akibatnya
siswa paham dan mengerti dari pesan yang guru dapat melihat perkembangan siswa dan cara
disampaikannya. Begitu pula ketika makan bersama. berkomunikasi yang baik dengan siswa sehingga pola
saat makan, semua siswa dilatih untuk mandiri. komunikasi primer dengan efektifitas komunikasi
Makan sendiri dengan lauk yang sudah dipersiapkan interpersonal antara guru dan siswa di PSTPA Melati
oleh penyaji makanan. Siswa merasakan kebersamaan Bengkulu berjalan dengan baik dan lancar. Teoritis
dari komunikasi yang terbentuk secara primer. dari para ahli sesuai dengan praktik saat observasi.
Tidak ada perbedaan yang diperlakukan guru
UCAPAN TERIMA KASIH
kepada siswanya. Sejak siswa datang, dijemput oleh
sang Guru, kemudian memakai seragam, bermain dan Penelitian ini terwujud pertama atas bantuan
belajar bersama, makan siang bersama, hingga saatnya Kepala Panti Sosial Taman PeQLWLSDQ $QDN ³0HODWL´
tidur siang sampai siswa dijemput kembali oleh orang yaitu Ibu Hj.Yenny Indriani yang telah memberi
tuanya. kesempatan kepada peneliti untuk melakukan
Tenaga pengajar membentuk Pola Komunikasi observasi di Taman Penitipan Anak ini. Selain itu ibu
Primer dalam Komunikasi Interpersonal agar siswa Yenny Indriani telah membantu dengan menyiapkan
dapat terus dekat dengan guru. Komunikasi akomodasi yang baik berupa tempat penginapan dan
Interpersonal juga dapat mengoptimalkan tumbuh kendaraan operasional selama peneliti berada di
kembang siswa dalam mendapatkan pengetahuan. Bengkulu.
Komunikasi Interpersonal dapat dibentuk dengan pola Rasa terimakasih yang sebesar besarnya juga
sehari-hari sehingga menimbulkan adanya respon ditujukan kepada para guru di Taman Penitipan Anak
yang positif dari komunikan. yaitu ibu Yuly, ibu Fitri, Ibu Eris, ibu Anissa, ibu
Dina, ibu Mita, Ibu Pipit dan ibu Asih.
KESIMPULAN
Tidak lupa rasa terima kasih dan penghargaan
Penelitian ini, menyimpulkan adanya pola ditujukan kepada Pengurus Dharma Wanita Provinsi
komunikasi interpersonal primer yang terbentuk Bengkulu periode tahun 1990an yang telah memiliki
antara guru dan siswa. Semakin sering bertatap muka inisiatif dan mendirikan Taman Penitipan Anak
dan melakukan interaksi, maka semakin tinggi pula Melati yang dibuka pada tahun 1992 dengan pimpinan
tingkat komunikasi interpersonal yang terbentuk. Pola pertamanya yaitu Ibu Alm Hj.Nurwilis Noor, SH.
komunikasi primer bermakna suatu proses
DAFTAR PUSTAKA
penyampaian oleh komunikator kepada komunikan
dengan menggunakan suatu simbol sebagai media Suyanto, B. dan Sutinah. (2011). Metode Penelitian Sosial
Berbagai Alternatif Pendekatan, Edisi Revisi.
atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua Jakarta. Kencana.
lambang, yaitu lambang verbal dan nonverbal. DeVito, J.A. (2007). The Interpersonal Communications
Lambang verbal yaitu, bahasa yang paling sering Book. USA: Pearson Education.
digunakan, karena bahasa mampu mengungkapkan Effendy, O. U. (2003). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Cetakan Kesembilan Belas. Bandung: Remaja
pikiran komunikator. Sedangkan lambang nonverbal Rosdakarya.
yaitu lambang yang digunakan dalam berkomunikasi King, L.A. (2008). The Science of Psychology. Mc Graw
yang bukan bahasa, namun merupakan isyarat dengan Hill ± International Edition.
menggunakan anggota tubuh antara lain; mata, kepala, Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi.
Jakarta: Kencana.
bibir, tangan dan lain sebagainya DeVito (2007:30). Liliweri, Alo. (1997). Komunikasi Antar Pribadi. Bandung:
Penerimaan pesan pada siswa memberikan umpan Citra Aditya Bakti.
balik yang positif. Bukan hanya dalam hal belajar, L. Tubbs, S, dan Moss, S. (2008). Human Communication:
Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung:Remaja Rosdakarya.
tetapi juga faktor kedekatan antara guru dan siswa
Moleong, L.J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif.
menjadi tolok ukur dalam komunikasi interpersonal. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Efektifitas Komunikasi Interpersonal yang terbentuk Mulyana, D. (2000). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.
melalui keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap Bandung: Remaja Rosadakarya.
Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik -
positif, dan kesetaraan telah diterapkan guru kepada Kualitatif. Bandung: Tarsito
siswanya. Sehingga penyampaian dan penerimaan Rakhmat, J. (1998). Metode Penelitian Komunikasi.
pesan dapat tersalurkan dengan baik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

222
Jurnal Pekommas, Vol. 18 No. 3, Desember 2015: 213 - 224

Ruslan, R. (2006). Manajemen Public Relations dan Media Umar, H. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan
Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Raja Tesis Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo
Grafindo Persada. Persada.
Sendjaja, S. D. (2005). Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat West, R. dan Turner, L.H. (2008). Pengantar Teori
Penerbitan Universitas Terbuka. Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Buku 1. Jakarta:
Soejanto, A. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Salemba Humanika.
Rineka Cipta. Widjaja. (2000). Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta:
PT Rineka Cipta.

223
Pola Komunikasi Antarpribadi antaUD *XUX GDQ 6LVZD GL 3DQWL 6RVLDO« (Suzy Azeharie dan Nurul Khotimah)

Halaman ini sengaja dikosongkan

224

Anda mungkin juga menyukai