Soerjono Soekanto

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 29
t PENDAHULUAN A. PENGANTAR Sejak lahir di dunia, manusia telah bergaul dengan manusia- manusia lain di dalam suatu wadah yang bernama masyarakat. Mula-mula, dia berhubungan dengan orang tuanya dan ‘semakin meningkat umurnya, semakin luas pula daya cakup pergaulannya dengan manusia lain di dalam masyarakat tersebut. Lama-kelamaan dia mulai menyadari, bahwa kebudayaan dan peradaban yang dialami dan dihadapinya merupakan hasil pengalaman. masa-masa yang silam, Secara sepintas lalu dia pun mengetahui, bahwa dalam berbagai hal dia.mempunyai persamaan. dengan orang lain, sedang- kan dalam hal-hal lain dia mempunyai sifat-sifat’ yang khas dan berlaka bagi dirinya sendiri. Sementara semakin meningkat usianya manusia mulai, mengetahui, bahwa dalam hubungannya dengan warga lain dari masyarakat dia bebas, namun dia tidak boleh berbuat semaunya. Hal itu sebenamya telah dialaminya sejak kecil, , Walaupun dalam arti yang sangat terbatas. Dari ayah, ibu, dan eee dia belajar tentang, tindakan-tindakan apa yang Gilakukan dan tindakan-tiridakan apa yang: terlarang. Hal ini Dipindai dengan CamScanner tee oe 2 Pokol-poltak Sosiologi Huu I imbulken kesadaran dalam diri manusia, bahwa ama helainaat me syarakat sebetulnya berpedoman pada suatu Hehidupan dt dalam oc besat masyaraka dipatubi dan. ditaati. tan aed ‘baginya: Hubungan-hubungan antarmanusia serta antara manusia’ dengan. masyarakat atau kelompoknya, diatur oleh serangkaian nilai-nilai dan kaidah-kaidah dan perikélakuannya lama-kelamaan melembaga menjadi pola-pola. Jadi, sejak dilahirkan' di dunia ini-manusia telah mulai sadar bahwa dia menipakan bagian dari. kesatuan, manusia yang lebih besar dan lebih luas lagi dan,bahwa kesatuan manusia tadi memiliki kebu- dayzan. Selain: itu, manusia sebetulnya telah mengetahui, bahwa kehidupan mereka dalam masyarakat. pada hakikamnya diatur oleh ".,. bermacani-mcam aturan atau pedoman. Dengan demikian; seorang awam secara‘tidak sadar dan dalam’ batas-batas tertentu dapat imenge:shui apa yang sebenamya menjadi objek atau ruang lingkup | dari sosiologi dan ilmu hukum yang merupakan induk dari sosio- ‘ogi hinkuin, _ Kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang mengatur kehidupan manusia ‘délam.masyarakat bermacam-macam: tagamnya, dan di antara sekian macam kaidah yang merupakah salah-satu:kaidah * terpenting adalah kaidah-kaidah hukum di samping kaidah-kaidah agama, kesusilaan, dan kesopanan. Kaidah-kaidah dan pola-pola hukum dapat dijumpai pada setiap masyarakat, baik yang tradisional maupun yang modem, walaupurt kadang-kadang warga masyarakat yang diatur tidak atau kurang menyadari. Biasanya seorang warga - masyatakat baru menyadari akan adanya Kaidah-kaidah hukum Serta. pola-pola ‘yang-mengatur kehidupannya’apabila dia mela- Ikan suatir pelanggaran. Namun, sebetulnya kaidah-kaidah hukum dan Pola-pola hukum ‘tergebut mengatur: hampir seluruh_ segi Kehidupan watga ‘masyarakat. Hake milik seseorang, atas sebidang hte Dipindai dengan CamScanner Pendahuluan 3° tanah, hubungan antara ayah-ibu dengan anak-anaknya, hubungan seseorang dengan kepala kantor di mana dia bekerja, hubungan antara seorang penjual dengan seorang pembeli, hubungan antara supir taksi dengan penumpangnya, dan seterusnya, diatur oleh statu sistem hukum. Pendeknya, hak dan kewajiban yang timbul sebagai akibat hubungan antarwarga masyarakat sebagian besar diatur oleh kaidah-kaidah hukum, baik yang tersusun secara sistematis dan - dibukukan, maupun oleh kaidah-kaidah hukum yang tersebar dan juga oleh pola-pola perikelakuan yang dikualifikasi sebagai hukum. Kaidah-kaidah hukum tersebut. ada yang. berwujud sebagai peraturan-peraturan tertulis, keputusan-keputusan pengadilan maupun keputusan-keputusan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya, dan seterusnya. Memang, apabila seorang warga masyarakat sadar, bahwa hampir semua aspek hubungan kemasyarakatan diatur oleh kaidah-kaidah hukum dan pola-pola tertentu dalam arti tunduk padanya, ‘misalkan ada suatu kesempatan baginya untuk menuntut dilaksanakan hak-hak yang dimilikinya, maka dia akan-lebih yakin bahwa ada kaidah-kaidah’ hukum dan pola-pola yang mengatur interaksi sosial. yang terjadi di dalam -masyarakat. Dari kenyataan j tersebut dapatlah ditarik suatu kesimpulan sementara, bahwa secara relatif, sedikit sekali aspek-aspek kehidupan. masyarakat yang dapat dimengerti seluk-beluknya secara menyeluruh tanpa .memper- hatikan aspek-aspek hukumnya. Hal inilah yang: antara lain menyebabkan bahwa sifat hakikat. dan sistem hukum merupakan objék penelitian yang tidak dapat diabaikan oleh para sosiolog yang khusus memusatkan perhatiannya pada struktut sosial, proses- Proses sosial, perubahan-perubahan sosial, dan budaya dalam papa -masyarakat tertentu, pindai dengan CamScanner aa : | ne eee Re SS 4 4° Pokokpokok Sosiologi Hui Hukum secara sosiologis adalah penting dan merupakan suatu lembaga kemasyarakatan (social institution) yang merupakan himpunan nila-nila, Kaidah-kaidah, dan pola-pola perikelakuan, yang berkisar : kebutuhan pokok’ thanusia. Hulk sebagai suatu ; lembaga kemasyarakatan, hidup berdampingan derigan lembaga- lembaga: Kemasyarakatan lainnya dan saling pengaruh mempenga-" * tui dengan lembag-lembaga kemasyarakatan tadi. Suatu’ sekolah, misalnya, yang merupakan suatu Tembaga kemasyarakatan yang memenuhi kebutuhan dasar manusia akan pendidikan, struktur dan organisasi serta prosesnya untuk sebagian diatur oleh hukum, Sebaliknya, secara relatif di sekolah-sekolah, Wwatga masyarakat dididik untuk mematuhi hukum yang berlaku dalam masyarakat. Bank, umpamanya, merupakan suatu lembaga’ kemasyarakatan yang memenuhi kebituhan pokok warga masyarakat akan kredit uang. Proses jalannya perkreditan diatur pada umumnya oleh hukum dan adanya bank dalaia suatu Masyarakat mungkin Mempengaruhi . Sistem hukum yang ada, Hukum di dalam Masyarakat ada yang terhimpun dalam », Suatu sistem yang disusun dengan sengaja, yang sesuai dengan pembidangannya, Misalnya di Indonesia, hukum yang tmengatur Perdagangan, tethimpun dalam Kitab Undang-Undang Hukum ajektif yang mengatur hubungan antarmanusia, antarkelompok manusia, dan hubungan aritara mariusia dengan: kelompoknya: Analisis dan pengertian tentang sistem -hukum dan efektivitasnya Dipindai dengan CamScanner Pendahuluan 5: im yang menjadi pusat perhatian. utama dari para sosiolog yang : mempunyai pusat perhatian pada hukum. Hal itu bukanlah semata- mata berarti bahwa seorang sosiolog hanya menganialisis hasil- asil yang telah dicapai oleh para ahli hukum dalam menganalisis aidah-kaidah “hukum. Untuk mengetahui hukum yang berlaku, sebaiknya seorang sosiclog harus menganalisis gejala-gejala hukum di dalam masyarakat secara langsung, dia harus langsufig meneliti roses-proses peradilan, konsepsi-konsepsi hukum yang berlaku dalam masyarakat (misalnya, tentang keadilan), efektivitas dari ukum sebagai sarana pengendalian sosial, serta hubungan antara ukum dengan. perubahan-perubahan sosial, dan Jain-lainnya. Jadi, sosiologi hukum. berkembang atas dasar suatu anggapan dasar bahwa proses hukum berlangsung di dalam suata jaringan atau sistem sosial yang dinamakan masyarakat. Artinya adalah, ukum hanya dapat dimengerti dengan jalan memahamni sistem sosial terlebih dahulu dan bahwa hukum merupakan suace proses. Seorang ahli sosiologi menarih pethatian yang besar kepada ukum yang bertujuan untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas warga masyarakat serta memelihara integrasinya. Akan tetapi, dia tak dapat berhenti sampai di sini, Karena hukum tak mungkin = erfungsi atas dasar kekuatan sendiri. Warga masyarakal menggu- nakan, menerapkan dan menafsirkan: hukum, dan dengan mema- hami proses tersebut, barulah. akan dapat. dimengerti bagaimana kum berfungsi dan bagaimana suatu organisasi sosial_memberi bentuk atau bahkan menghalang-halangi proses hukum. Misalnya, bagi seorang ahli sosiologi, hukum, tidaklah cukup untuk hanya | mengetahui struktur dan organisasi peradilan dalam sistem hukum di Indonesia, tetapi dia juga harus mengetahui asal-usul hakim- hakimnya, bagaimana cara mereka mencapai kata sepakat dalam Dipindai dengan CamScanner 6 Pokok-pokok Sostologi Huleum ‘ menjatuhkan_vonis, bagaimana perasaan keadilan para hakim, sampai sejauh mana efek keputusan pengadilan terhadap masyarakat, dan seterusnya, B.. KURANGNYA PERHATIAN PARA SOSIOLOG ~ TERHADAP HUKUM Apabila ditelaah tentang kenyataan di dalam masyarakat, bahwa hukum mengatur hanipir semua aspek kehidupan masyarakat, maka hukum seharusnya'merupakan objek penelitian dan: bagian’ dari masyarakat yang sangat-penting untuk ditelaah para sosiolog. Akan tetapi, ternyata keadaannya: adalah sebaliknya, ‘sosiologi telah menelantarkan. salah satu bidang kemasyarakatan yang sangat Penting, yaitu hukum. Di Indonesia tidak hanya. sosiologi hukum saja yang masih agak asing, akan tetapi sosiologi sebagai ilmu yang umum tentang masyarakat baru memulai tadisinya yang tetap sesudah pérang dunia kedua (Selo Soemardjan: 1944), walaupun sebehim perang dunia kedua telah diberikan Kuliah-kuliah sosiologi pada Sekolah Tinggi Hukum di Batavia, yang maksudnya hanya sebagai pelengkap bagi ilmu-ilmu’ hukum. Apabila diperhatikan perkembangannya di hegara-negara lain, di mana sosiologi telah mempunyai tradisi yang. sudah lama seperti di Amerika Serikat; tampaknya para sosiolog kurang memperhatikan bidang. hukum. Mengapa detnikian halnya? i Beberapa faktor dapat disebutkan sebagai penyebab kurangnya - perhatian para sosiolog terhadap hukum. Pertama-tama dapat dike- mukakan, bahwa. para sosiolog mengalami kesulitan untuk, me- nyoroti sistem hukum semata sebagai himpunan kaidah-kaidah yang bersifat normatif, sebagaimana halnya dengan para yuris. Adalah suatu hal. yang sulit bagi para sosiolog untuk menempatkan, Dipindai dengan CamScanner } Pendahuluan a dirinya di dalam alam yang normatif, oleh karena sosiologi meru- ° pakan suat disiplin yang kategoris. Artinya, sosiologi membatasi diti pada apa yang terjadi dewasa ini dan tidak menelaah tentang apa yang sehatusnyd terjadi (Soerjono Soekanto 1978:25,26). Sebagai suatu ilmu pengetahuan, sosiologi membatasi diri tethadap persoalan penilaian, artinya sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang, dalam arti memberikan petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan kemasyara- katan. Selanjutnya, ada dugaan bahwa pada umumnya para sosiolog dengan begitu saja menerima pendapat bahwa hukum merupakan himpunan peratutan-peraturan yang statis. Hal ini agaknya ter- cermin dari pertanyaan-pertanyaan yang biasanya.diajukan kepada para ahli hukum, seperti hukum apakah yang mengatur perpajakan; hukum apakah yang mengatur penanaman modal asing; hukem apakah yang mengatur sewa-menyewa rumah, dan seterusuya. Dugaan semacam ini. tidak perli terjadi apabila disadari, bahwa ~ hukum selalu merupakan hasil dari suatu proses sosial. Kadangkala: seorang sosiolog merasakan adanya kesulitan-ke- sulitan untuk menguasai keseluruhan data tentang hukum yang demikian: banyaknya dan’ pernah dihasilkan oleh beberapa gene- rasi ahli-ahli hukum (David Riesman 1962: 14), Hal ini terutama . dialami oleh para sosiolog Amerika; para sosiolog Eropa, keba- nyakan mereka mempunyai latar belakang pendidikan’ dalam ilmu hukum. Walaupun perkembangan sosiologi tersebut meneliti gejala-gejala yang menunjukkan, bahwa ilmu mengandung aspek-aspek “ hukum seperti kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang dewasa maupun oleh anak-anak, persoalan-persoalan yang dihadapi korupsi, dan lain Keluarga, kehidupan di daerah pusat kejahatan, Dipindai dengan CamScanner 8” Pokok-pokok Sosiologi Huan sebagainya, namun pusat perhatian tertamna Beberapa halangan sebagaimana diuraikan di atas, kiranya tidaklah perlu untuk dibesar-besarkan; Tidak semua penelitian yang bersifat sosiologis terhadap hukum memerlukan pendekatan yang interdisipliner dan tidak lengkapnya pengetahuan hukum yang di- miliki oleh seorang sosiolog tidak perlu menjadi halangan untuk menjalankan penelitian sosiologis terhadap bidang hukum. Apalagi bila diingat bahwa dalam kenyataan hidup: bermasyarakat tak ada suatu masyarakat pun yang warganya selalu’taat dan patuh ter- hadap hukum (dan kaidah-kaidah lainnya). Hal ini terutama disebabkan karena setiap manusia mempunyai kebutuhan dan kepentingan masing-masing, dan bila hukum yang berlaku dalam masyarakat tidak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan serta kepentingan-keperitingannya, maka dia akan mencari jalan ke luar serta ‘mencoba untuk menyimpang dari aturan-aturan yang ada: Tidak hanya itu, ada pula kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan- kepentingan dari golongan-golongan dalam masyarakat yang sering berlawanan dengan hukum. yang berlaku, Seseorang yang meng- adakan penelitian terhadap masyarakat dan ingin memperoleh hasil yang ada selengkap-lengkapnya seharusnya merieliti aspek hukum Dipindai dengan CamScanner 10°” Pokok-poklt silo Hulum fereh “4 yang merupakan dasar dan abstraksi dati -interaksi sosial. dalam masyarakat tersebut. ~ C._ PERLUKAH SUATU CABANG ILMU PENGETAHUAN YANG BERDIRI SENDIRI DINAMAKAN SOSIOLOG! HUKUM? Tmu hukum sebagai, suatu ilmu pengetahuan yang meneliti gejala hukum ‘dalam -masyarakat telah berusaha berabad-abad lamanya. Di dalam penelitiannya. terhadap ‘bidang kehidupan % hukum selama berabad-abad ini, imu hukum telah berkembang menjadi suatu jaringan dari berbagai spesialisasi yang, dinamakan hukum perdata, hukumi pidana, hukum ‘tata negara, hukum inter- nasional, dan seterusnya. Apabila keadaannya: memang demikian, masih perlukah adanya. ilinu pengetahuan yang meneliti bidang hukurn 4i samping imu hukum, seperti misalnya sosiologi hukum? Ataukai sosiologi hukum itu hanya merupakan nama yang baru bagi suatu ilmu Pengetahuan yang telah ada dan hidup berabad- abad lamanya. t Es Sosiologi hukum diperlukan dan bukan merupakan penamaan yang baru bagi suatu ilmu Pengetahuan yang telah lama ada. Memang, baik ilmu hukum maupun '‘sosidlogi hukum mempunyai : Pusat perhatian yang sama yaitu hukum, akan tetapi sudut _pan- dangan kedua ilmu Pengetahuan tadi juga berbeda, oleh karena itu, hasil yang diperoleh ke.dua ilmu pengetahuan tadi juga berteda. Hukum adalah suatu gejala sosial-budaya yang berfungsi aidah-kaidah” dan pola-pola. perikelakuan tertentu tethadap individu-individu dalara masyarakat, Tmuhukum mempelajari Bejala-gejala tersebut serta menerangkan arti dan maksud kaidah-kaidah tersebut, ole karena kaidah-kaidah tadi Dipindai dengan CamScanner Pendahulian 11 + seringkali tidak jelas. Berbagai kaidah-kaidah hukum yang berlaku dalam masyarakat harus digolong-golongkan ke dalam suatu klasifi- kasi yang sistematis, dan ini juga, merupakan salah satu tugas dari ilmu hukum. i Hukum yang berlaku dalam masyarakat dapat. pula dipelajari dari sudut sejarahnya. Dengan metode sejarah, ditelitilah perkemba- ngan’hukum dari awal sampai terjadinya himpunan kaidah-kaidah hukum tertentu. Kemudian hukum tadi_dibanding-bandingkan dengan hukum yang berlaku di masyarakat lainnya, untuk menda- patkan’ persamaan dan perbedaan. Itu semua merupakan objek penelitian dari sejarah hukum dan ilmu perbandingan hukum. Irau hukum juga meneliti. aspek-aspek’ yang tetap dari suaty strulktur hukum, aspek-aspek mana yang’ dapat dianggap sebagai inti atau t dasar dari hukum. Hal ini merupakan tugas dari teori hukum. i Suatu cabang ilmu pengetahuan lain yang menyoroti bidang hukum, adalah antropologi hukum, yang menelaah. hukum sebagai gejala kebudayaan. Cabang ilmu .pengetahuan ini usianya masih : sangat muda dan sebagaimana halnya dengan induknya yaitu an- ; tropologi, maka antropologi hukum terutama. sekali menelaah masyarakat-masyarakat sederhana dan unsur-unsur tradisional dari masyarakat-masyarakat yang sedang mengalami proses modernisasi. Dalam hal ini, antropogi hukum mempelajari proses-proses. hukum terutama dengan meneliti sebab-sebab terjadinya sengketa, proses, dan penyelesaiannya. Akan tetapi, disamping bidang-bidang tersebut di _atas syang antara lain diselidiki oleh ilmu hukum ‘dan antropologi’ hukum, terdapat fakta lain yang tidak diselidiki oleh ilmu hukum dan antro- Z pologi hukum, yaitu pola-pola perikelakuan (hukum) warga Masyarakat. Sampai sejauh’ manakah hukum: membentuk pola-pola j Dipindai dengan CamScanner g Pokok-pokok sasilag Hukiin : " erikélakuan atau apakah hukum yang terbentuk dari pola-pola perielan tersebut. Dalam hal pertama, bagaimanakah cara yang paling efektif dari hukum dalam pembentukan ‘pola-pola perikelakivan? Inilah yang merupakan ruang lingkup: pertama dari sosiologi hukum. Ruang lingkup yang selanjutnya menyangkut hukum dan pola-pola perikelakuan sebagai ciptaan serta wujud daripada keinginan-keinginan kelompok-kelompok sosial..Kekuatan-kekuatan apakah yang membentuk, menyebarluaskan atau bahkan merusak pola-pola perikelakuan yang bersifat yuridis? Selanjutnya, suatu _ objek: yang tidak mendapat sorotan khusus dari ilmu hukum maupun antropologi hukum, akan tetapi merupakan bidang pene- litian_ sosiologi hukum adalah hubungan timbal-balik antara per- ubahan-perubahan’‘dalam hukum dengan ‘perubahan-perubahan sosia! :'-2 budaya. ‘'ntuk meneliti hal itu, diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai hukum. sebagai suatu gejala sosial. Jadi, pada dasamya ruang lingkup sosiologi hukum adalah. pola-pola peri- kelakuan dalam masyarakat; -yaitu cara-cara bertindak atau ber- - kelakuan yang sama dari‘ orang-orang yang hidup bersama dalam masyarakat, Dengan demikian, dapatlah dirumuskan bahwa sosiologi hukum merupakan suatu cabang ilmu-pengetahuan ‘yang antara lain meneliti mengapa manusia patuh pada hukum dan mengapa dia gagal untuk mentaati hukum.tersebut serta faktor- faktor sosial lain yang mempengaruhinya. Sosiologi hukum meru- pakan suatu cabang dari sosiclogi umum, sebagaimana halnya dengan sosiologi keluarga, sosiologi industri, sosiologi politik, ~ ataupun sosiologi ekonomi. Sosiologi hukum (maupun sosiologi i umum) dapat pula dipandang sebagai suatu alat. dari imu hukum ' <>. @i ‘dalam meneliti objeknya dan untuk pelaksanaan proses hukum. Mii Dipindai dengan CamScanner Pendahuluan 4g hat beberapa persoalan yahg disoroti sosiologi hukum, at diperoleh suatu perumusan yang mantap tentang setelah meli “maka akan dap objeknya- 'p, BEBERAPA MASALAH YANG DISOROTI SOSIOLOG! HUKUM Apabila suatu penelitian sosio _ dilakukan, bagaimana perkembangannya dan a? Oleh karena secara rel da; belumlah tercipta lapangan kerja yang ang telah dicapai dewasa. ini pada umum- sil karya dan pemikiran para ogi terhadap hukurn mungkin apakah persoalan- persoalan. utamany Jatif sie sosiologi hukum masih sangat mu _ jelas dan tertentu. Apa’ y nya merupakan pencerminan dari ha: ahli yang memusatkan perhatiannya pada sosiologi hukum. Mereka memusatkan perhatiannya pada. sosiologi hukum, karena kepen- tingan-kepentingan yang bersifat teoretis: ata karena mereka mendapat pendidikan, baik dalam bidang sosiologi maupun ilmu hukum atau karena mereka memang mengkhususkan diri dalam perelitian sosiologis terhadap hukum: Beberapa persoalan yang pada umumnya selalu mendapat sorotan dari para abli sosiologi hukum adalah: 1. Hukum dan Sistem Sosial Masyarakat Pada hakikatnya, hal ini merupakan objek yang me dati sosiologi hukum, oleh karena tak ada keragu-raguan lagi bahwa suatu sistem hukum merupakan pencerminan dari sistem sosial di mana sistem hukum tadi merupakan bagiannya. Akan | tetapi persoalannya tidak semudah itu, karena perlu diteliti dalam | Keadzan-keadaan apa dan dengan cara-cara yang bagaimana sistem sosial mempengaruhi suatu: sistem hukum sebagai subsistemnya, nyeluruh Dipindai dengan CamScanner 14 Pokok-pokok Sosiologi Hukuum dan sampai sejauh manakah. proses pengaruh mempengaruhi tadi bersifat titbal-balik. Misalnya, apakah sistem kewarisan dalam suaty masyarakat selalu mempengaruhi sistem hukum Kewatisannyg, Kemudian timbul persoalan, apakah dengan memperkenalkan dan menerapkan suatu sistem hukum kewarisan yang baru, sistem kewarisan lama akan dapat ‘diubah. Persoalan-persoalan sethacam itu merupakan hal penting yang dihadapi oleh sosiologi hukum terutama karena bagaimanapun juga, hukum tidak dapat dilepaskan dari sistem sosial suatu masyarakat, 7 2. Persamaan-persamaan dan Perbedaan-perbedaan’ Sistem-sistem Hukum : Penelitian di bidang ini penting ba; Serta untuk dapat mengetahut apakah konsep hukum yang ada merup universal, oleh gi suatu ilmu perbandingan memang terdapat konsep- yang universal, dan apakah perbedaan-perbedaan akan suatu Penyimpangan dari konsep-konsep yang memang - Penelitian perbandingan ini. tidak perlu dilakukan 3. Sifat Sistem Hukum yang Dualistis Baik hukum substantif maupun hukum ajektif, di satu pihak berisikan ketentuan-ketentuan tentang bagaimana manusia akan Dipindai dengan CamScanner | i ~ jnenjalankan ‘serta mengembangkan hakn: * Pendahittian Ag ya, memy haknya, mengembangkan kesamaan derajat manusia, a j ese jahteraan, dan seterusnya. Akan tetapi di lain pihak, hukum ¢, mnenjadi alat yang ampuh untuk mengendalikan warga rasa atau-dapat dijadikan sarana oleh sebagian kecil warga masyarakat yang menamakan dirinya sebagai penguasa, untuk mempertahankan kedudukan sosial-politik-ekonominya yang lebih tinggi dari bagian terbesar. watga masyarakat. Hukum dapat menjadi alat yang: po- tensial bagi pemerintahan yang bersifat tirannis. Dengan demikian, sampai batas-batas tertentu, isi hukum dapat ditafsirkan dari seg maksud penggunaan hukum tersebut. oS 4.- Hukum dan Kekuasaan Ditinjau dari sudut-ilmu_politik, hukum merupakan suatu sarana dari elit yang memegang kekuasaan dan sedikit banyaknye - diperginakan sebagai alat untuk mempertahankan ‘kekuasaan, atau untuk menambah serta mengembangkannya. Secara sosiologis, elit tersebut merupakan golongan kecil dalam masyarakat yang “mempunyai _kedudukan yang tinggi atau tertinggi dalam masya- takat dan yang biasanya berasal dari lapisan atas atau menengah atas. Baik-buruknya ‘suatu kekuasaan, tergantung dari bagsimana kekuasaan tersebut dipergunakan. Artinya, baik-buruknya ke- kuasaan sénantiasa harus divkur dengan, kegunaannya untuk encapai suatu tujuan yang sudah ditentukan atau disadari oleh masyarakat tersebut lebih dahulu. Hal. ini merupakan suatu unsur Yang mutlak bagi kehidupan masyarakat’ yang tertib dan bahkan bagi setiap bentuk organisasi yang tetatur. Akan tetapi, -karena silt dan hakikamya, kekuasaan tersebut supaya dapat bermanfaat harus ditetapkan ruang lingkup, arah;, dan. batas-batasnya. Untuk Dipindai dengan CamScanner 16 Pokok-pokok Sosiologi Hukum itu diperlukan hukum yang ditetapkan oleh penguasa itu sendiri yang hendak dipegang dengan tegub. ; Apabila kita berpegang pada pendapat bahwa elit dalam ma- syarakat yang menyusun dan membentuk hukum, maka timbul pertanyaan, sampai-sejauh manakah terdapat persesuaian pendirian antara elit tersebut dengan orang banyak mengenai keadilan, kepas- tian hukum, kesadaran hukum, dan sebagainya? Hal ini juga mempunyai hubungan yang erat dengan gejala bahwa secara relatif, apabila orang-orang dari lapisan atas masyarakat melanggar suatu kaidah hukum, jarang sekali dilakukan tindak terhadap mereka. Dengan diadakannya penelitian terhadap gejala-gejala di-atas, sedikit banyaknya dapat ditelaah sampai sejauh manakah prinsip. negara hukum dapat terwujud dan terlaksana dalam praktik. 5. Hukum dan Nilai-nilai Sosial-Budaya Hukum sebagsi kaidah atau norma sosial, tidak terlepas dari nilai-nilai yang berlaku dalam suiatu masyarakat, bahkan dapat diketaken bahwa hukum itu merupakan pencerminan dan konkre- tisasi daripada nilai-nilai yang pada suatu saat berlaku dalam ma- syarakat. Misalnya, Hukum ‘Waris daerah Tapanuli menentukan, bahwa seorang janda bukanlah merupakan ahli waris bagi suami- nya, karena janda dianggap sebagai orang luar (keluarga suaminya). Garis hukum semacam itu merupakan pencerminan dari nilai-nilai sosial-budaya dari suatu masyarakat yang patrilineal. Hukum Perkawinan Adat di kalangan orang-orang Kapauku di Irian Barat, melarang seorang laki-laki untuk mengawini seorang wanita dari clan yang-sama, dan statusnya termasuk satu generasi dengan laki- Jaki yang bersangkutan. Peraturan semacam itu: juga merupakan pencerminan dari nilai-nilai sosial-budaya suatu masyarakat patri- Dipindai dengan CamScanner : eres : indy Pendahuluan = 47 prinsip exogami untuk mem- Jan (Leopold Pospisil 1969:221). Bahkan. dapat terjadi bahwa pola-pola kebudayaan tertentu membentuk pola-pola hukum yang tertentu pula. Misalnya, karena sulitnya aturan-aturan adat yang harus diperiuhi dalam perkawinan, maka kawin lari di antara orang-orang Lampung Pepadon. meru- pakan suatu kebolehan. Orang-orang yang pernah belajar dan mengetahui apa yang dinamakan hukum, pada umumnya berpendapat, bahwa hukum yang baik adalah hukum. yang hidup dalam, masyarakat. Hal ini 5 didasarkan pada pendapat, bahwa untuk mewujudkan nilai-nilai « : sosial yang dicita-citakan oleh masyarakat diperlukan kaidah-kaidah ' (hukum) sebagai alatnya. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara hukum dengan nilai-nilai sosial-budaya masyarakat Indonesia, perlu ditinjau sejenak, alam pikiran bangsa Indonesia yang unvak sebagian besar masih tinggal’ dan hidup di daerah pedesaan. Orang Indonesia merasa dirinya’ sebagai bagian dari alam. sekitar dan segala tingkah lakunya. Untuk mencapai kebahagiaan hidup, se- seorang harus menyesuaikan diri dengan tata cara sebagaimana telah ; ditetapkan oleh alam, sekitarnya. Suatu perbuatan yang melanggar diartikan, oleh karena itu sanksi-sanksi atas. pelanggaran-pelang- garan ditujukan untuk memperbaiki kembalikeseimbangan_ alam (alam pikiran kosmis), : cane ee mengenai tiigkah Taku manusia, dapat di- | i pitutur orang tua yang disampaikan secara turun | | lineal yang mempertahankan pertahankan keutuhan sistem temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.’ Dengan adanya as yang demikian, maka tak dapat dihindarkan. bahwa kes im (adat) dalam bidang-bidang tertentu mempunyai kecende- 'ngan untuk mempertahankan status-quo, tanpa memperhatikan Dipindai dengan CamScanner 18 Pokok-pokok Sosiologi Hukunt hal-hal baru yang menghendaki penilaian baru. pula (Soetiony Jal-Nal Soekanto: 1970). ‘i : idiip yang: bersi! dik a st en ea pergaulan hidup antar wiih Dei kerukunan itt: berpengaruh pula dalam bidang hukum, misalnya apabila -terjadi _— sengketa, maka Pentyele- saiannya ditujukan pada kerukvinan dari para pihak yang berselish, yang membawa, pada suatu kompromi.: Dalarn pergaulan hidup, segi. kerukunan jelas memperlihatkan segi-segi yang baik, akan tetapi hal ini dapat_menyebabkan sulit tercapainya suatu kepastian hukum (Daniel S. Lev, 1972). : Gambaran di atas berlaku pada kehidupan di masa-masa Jam- - pau, di mana daerah pedesaan sedikit banyaknya masih terasing Tetapi dengan timbulnya kota-kota, dengan berlangsungnya urbani- sasi, dengan berkembangnya alat-alat komunikasi, dan lain ‘seba- gainya, apakah suasana Kehidupan pedesaan masih’ bersih dari pengaruh-pengaruh luar? Apakah hasil-hasil karya para sarjana atau abli hukum adat terkemuka atas dasar data puluhan’ tahun yang lampau thasih berlaku sekarang? Hal itu perlu diteliti dengan seksama. fat kosmis terseby, 6. Kepastian Hukum dan Kesebandingan - ‘um, dan. kesebandingan tmerupakan dua tugas Kepastian Huk pokok dari hukum. Dipindai dengan CamScanner Pendahuluan 19 segi formal rationality, artinya penyusunan secara sistematis dari ketentuan-ketentuan semacam itu seringkali_ bertentangan dengan ~ aspek-aspek dari substantive rationality, yaitu kesebandingan bagi warga masyarakat secara individual. Dilema tersebut di atas meru- pakan tema yang menarik bagi penelitian sosiologi hukum, misalnya dalam meneliti kemungkinan-kemungkinan untuk membentuk sistem hukum yang memberikan derajat dan kesempatan yang sama bagi para warga. masyarakat dalam melakukan tindakan-tindakan hukum atau penibentukan suatu sistem hukum yang langgeng, akan’ tetapi cukup terbuka bagi perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat. x 7. Peranan Hukum Sebagai Alat untuk Merigubah Masyarakat Soerjono Soekanto, 1970:62) Setiap masyarakat, selama hidupnya pasti pernah mengalami perubahan-perubahan. Ada perubahan-perubahan. yang tidak ~ menarik perhatian orang, ada yang pengaruhnya luas, ada yang terjadi dengan lambat, ada yang berjalan dengan sangat cepat, ada pula yang direncanakan, dan seterusnya. Bagi seseorang yang sempat melakukan penelitian terhadap susunan dan’ kehidupan suatu masyarakat pada suatu: waktu dan membandingkannya dengan susunan serta kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau, akan tampak perubahan-perubahan yang terjadi, di da-’ lamnya. Orang sering mengatakan, bahwa kehidupan di pedesaan Indonesia adalah statis, tidak maju, dan juga tidak mengalami per- ubahan-perubahan, Pernyataan demikian itu biasanya didasarkan ny Pandangan sepintas lalu yang tidak diteliti, oleh karena tidak ra suatu masyarakat yang ‘berhenti sama, sekali dalam perkem- gan serta kehidupannya sepanjang masa, Di dalam proses Dipindai dengan CamScanner 20: Pokok-pokok Sosiologi Hulwm >! 3 perubahan tersebut, biasanya ada suatu kekuatan yang menjadi aM pelopor perubahan atau agent of change. Kita mengenal berbagai Kelompok sosial sebagai agent of change, misalnya pemerintah, sekolah-sekolah, organisasi-organisasi politik, para cendekiawan, petani, dan lain sebagainya, Bagaimanakah dengan hukum? Sampai sejauh thanakah peranan hukum dalam mengubah masyarakat? Ini merupakan pertanyaan yang penting, mengingat bahwa masyarakat — Indonesia sedang mengalami pembangunan dan perubahan. Pem- bangunan. mengandung aspek dinamika, padahal banyak yang: berpendapat bahwa Hukum’ bersifat mempertahankan status-quo. Bukankah hal ini merupakan dua hal yang berlawanan? Sebenarnya ped ae ae ee pertanyaan-pertanyaan ‘tersebut igi = van aoe berbagai lembaga dan. lain-lain iivoaan i a tab me ae nevaaas | memberikan_sedikit Sule we nie ed au Yara mukakan’ beberapa persoalan seba e a 7 lah itu, akan dike- gai berikut: ~ a. Pengadilan Di sini tidaklah ingin dikecillean : adilan, komposisi para atin ace = strukeur peng: kan, dan lain sebagainya itu merupakan hal-hal meee dipertu- untuk diselidiki dengan saksama. Akan tetapi, di ae Sangat Penting, suatu aspek lain’ dari pengadilan, yaitu.mengenai an disihgeung diberikan oleh: pengadilan. Banyak sekali aspek-a eputusan. yang “pengadilan yang belum mendapat penelitian yang Be keputusan berguna bagi perkembangan hukum di tnd ates enarnya akan peradilan pada khususnya. Dalam penelitian ini, i proses _ akan mungkin melakukannya sendiri, ilmu hukum hic on ft Dipindai dengan CamScanner Pendahuluan 24° -pantuan kepada sosiologi, ilmu politik, psikologi, dan sampai batas- batas tertentu juga ilmu ekonomi dan antropologi. Sebagai contoh, . dapat diketengahkan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi seorang hakim dalam memberikan keputusan atau di dalam menemukan hukum. Suasana politik sedikit banyak mempunyai pengaruh, status ekonomi pun mempunyai pengaruh-pengaruh tertentu, di’ samping unsur-unsur atau keadaan psikologis yang : sedang dialami. Belum lagi tentang status terdakwa-secara sosial- ekonomi politis dan juga pengaruh mass media terhadap jalannya peradilan. é Di lain pihak dapat pula dikemukakan aaah efek: sosial dari suatu keputusan pengadilan..Misalnya, sampai sejauh manakah keputusan pengadilan mengenai pelanggaran lalu lintas dalam mengurangi pelanggaran-pelanggaran lalu lintas. Atau contoh lain adalah, sampai sejauh manakah keputusan-keputusan’ mengenai perkara-perkara cek kosong: dapat membatasi pelanggaran térsebut,. dan banyak contoh-contoh iniunya yang dapat diambil dari kehi- dupan sehari-hari. Suatu penelitian yang juga akan sangat berguna, adalah pene- litian terhadap peranan Hakim dalam mengubah masyarakat melalui keputusan-keputusannya. Hukum positif tertulis: tak akan selalu dapat mengikuti perubahan atau mengubah masyarakat, karena | -sifatnya yang relatif kaku. Oleh karena itu, maka peranan hakim adalah penting, untuk mengisi kekurangan-kekurangan yang ada Pada hukum positif tertulis dalam konteks perubahan masyarakat. Dipindai dengan CamScanner 2 Pokok-pokok Sosiologi Hukwm : b. Ffek Suatu Peraturan Perundang-undangan dalam Masyarakat =. ‘ Suatu peraturan perundang-undangan dapat dikeluarkan oleh badan yang tertinggi dalam suatu, negara, misalnya MPR di Indo- nesia, maupun oleh suatu-badan’ yang dalam suatu sistem politik mempunyai kedudukan yang lebih rendah, peraturan perundang- undangan biasanya merupakan peraturan pelaksanaan dari per- aturan-peraturan yang lebih’ tinggi derajamya. Suatu penelitian tethadap efek suatu peraturan perundang-undangan di dalam masyarakat merupakan salah satu usaha untuk mengetahui apakah hukum tersebut benar-benar berfungsi atau tidak. Suatu peraturan perundang-undangan yang dikatakan’baik, belum cukup apabila hanya memenuhi Persyaratan-persyaratan filosofis/ideologis dan yuridis saja, karena secara sosiologis peraturan tadi “juga harus berlaku. Hal ini bukan berarti setiap peraturan perundang-undangan haus segera diganti apabila ada gejala-gejala bahwa peraturan tadi tidak hidup. Peraturan perundang-undangan tersebut harus-diberi walau agar meresap dalam diri warga masyarakat. Apabila sering terjadi pelanggaran-pelanggaran, (tertentu) tethadap ‘suatu peraturan perundang-undangan, maka hal itu belum tent berarti peraturan tersebut secara sosiologis tidak berlaku di dalam masyarakat, Mungkin para pelaksana peraturan tadi kurang tegas dan kurang bertanggung jawab di dalam pekerjaannya, hal ini perlu diperhitungkan dalam’ menilai apakah suatu peraturan itu baik atau kurang baik, c. » Tertinggalnya Hukum di Belakang Perubahan- perubahan Sosial dalam Masyarakat Dalam setiap masyarakat, akan dijumpai suatu perbedaan antara pola-pola perikelakuan yang berlaku dalam Masyarakat dengan Dipindai dengan Cam scanner | i i se : : Pendahuluan 2. ola-pola petikelakuan yang dikehendaki ‘oleh kaidah-kaidah ° jako. Adalah suatu keadaan yang tak dapat dihindati, apzbila rerkadang timbul suatu ketegangan sebagai akibat perbedaan- spedaan tersebut di atas. Mengapa hal itu sampai terjadi? Adalah guat. keadaan yang lazim, bahwa kaidah-kaidah hukum disusun dan direncanakan oleh sebagian kecil dari masyarakat yang me- mamakan. dirinya sebagai elit masyarakat tersebut, yang mungkin berbeda kepentingan dan pola-pola perilakunya, lagi pula suatu \eidah hukum berisikan: patokan perilaku yang diharapkan. Sudah tidak ‘asing lagi bagi kita, betapa banyaknya perundang-undangan pada zaman kolonial dulu, yang tidak kena. pada sasarannya. Dengan demikian, maka tidaklah terlalu: mengherankan mengapa hukum kadang-kadang tidak’ berhasil mengusahakan atau bahkan ‘tmemaksakan" agar warga masyarakat menyesuaikan tingkah laku- nya pada hukum yang telah diperlakukan. ‘Apakah hal ini berartt behwa hukum selalu tertinggal di belakang perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan dalam: masyarakat? (William F. Ogburn 1966:200); Hukum tertinggal, apabila hukum tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pada suatu waktu dan. tempat tertentu. Misalnya, dengan berkembangnya teknologi di _bidang tenaga nuklir untuk maksud-maksud damai, hulaim (internasional Publik, misalnya) mungkin tertinggal. Hal ini pun menyangkut Indonesia dalam batas-batas tertentu telah mempergunakan dan mengembangkan teknologi nuklir tersebut. 4. Difusi Hukum dan Pelembagaannya Suatu penelitian yang akan menarik sekali adalah, mengenat bagaitnana warga masyarakat mengetahui hukum yang berlaku P setta bagaimana hukum mempengaruhi tingkah laku mereka setelah Dipindai dengan CamScanner 4 Pokok-pokok Sosiologi Hukum hal itu diketahui. Dari penelitian semacam itu dapat’ pula diketahui Sampai sejauh manakah hukuim-mengalami proses pelembagaan atau proses institutionalization dalam diri warga masyarakat atau bahkan tertanam dalam jiwa mereka (internalized), Apabila hal itu tercapai, maka hukum semakin efektif. e. Hubungan antara Para Penegak atau Pelaksana Hukum Di Indonesia ini dikenal beberapa penegak atau pelaksana hukum, seperti hakim, jaksa, polisi, dan lain sebagainya yang” masing-masing. mempunyai fungsi-fungsinya senditi, ‘Penelitian mengenai kedudukan pelaksana-pelaksana hukum tersebut belum, banyak dilakukan di Indonesia. Yan, suatu penelitian bukan. dari se secara yuridis menentukan “kedudukan para pejabat di dalam Masyarakat, akan tetapi juga dari sudut lain, misalnya dari sudut perkembangan sosial dat politi ik. Penelitian semacam ini akan lebih banyak menghasilkan gambarai in yang nyata dari kedudukan masing- masing pelaksana hukum tersebut. : s Si perundang-undangan semata yang f. Masalah Keadilan Suatu _penelitian tethadap masalah keadilan akan menarik, karena adanya beberapa, asas keadilan, Kadang-kadang keadilan didasarkan pada asas kesamarataan, di mana setiap orang mendapat bagian yang sama. Adakalanya keadilan didasarkan pada kebutuhan, sehingga menghasilkan kesebandingan yang biasanya diterapkan di bidang hukum. Tidak jarang dipergunakan asas kualifikasi untuk mengukur keadilan, serta asas objektif yang melihat dari sudut prestasi seseorang, Asas subjeltif juga laaim diterapkan, apabila Dipindai dengan CamScanner ig dimaksudkan di sini adalah * Pendahuluin 25 yang dipermasalahkan adalah ketekunan untuk mencapai sesuatu, tanpa melihat hasilnya, Adalah penting sekali untuk meneliti, asas apa yartg*tazim diterapkan di bidang hukum, walaupun ada kecenderungan untuk mencapai kesebandingan. Dengan demikian, akan dapat diketahui batas keserasian antara tugas-tugas hukum dalam menegakkan _kepastian hukum untuk. men¢apai ketertiban dan kesebandingan mencapai ketenteraman. f J E, SOSIOLOG! HUKUM DAN GUNANYA Dengan berpedoman pada persoalan-persoalan yang disornty sosiologi hukum, maka dapatlah dikatakan, bahwa sosiologi hukur merupakan suatu ilmu pengetahuan yang secara teoritis anialitis dai empiris menyoroti pengaruh gejala sosial lain terhadap hukum, dar sebaliknya. Perihal. perspektif dari sosiologi. hukum. secara umm}. ada dua pendapat utama, sebagai berikut (J van Houtte 1970:57).. 1.’ Pendapat-pendapat yang menyatakan, bahwa sosiologi hukum harus diberikan suatu fuingsi yang global. Artinya, sosiologi hukum harus menghasilkan suatu sintesa antara hukum sebagai sarana organisasi sosial dan sebagai sarana dari keadilan. Di dalam fungsinya itu, maka hukum dapat memperoleh bantuan yang tidak kecil dari sosiologi hukum, di dalam. mengidentifikasikan Konteks sosial di mana hukum tadi diharapkan berfungsi. Pendapat-pendapat lain menyatakan, bahwa kegunaan sosiologi hukum justru dalam bidang penerangan dan pengkaidahan (J van Houtte 1970: 59). : i Perihal proses pengkaidahan, maka sosiologi hikum dapat . engungkapkan data tentang keajegan-keajegan mana di dalam Dipindai dengan CamScanner iologl Hukunt el pokok-pokele Sosa! . i ‘ s mem da jembentulcan hukum (baik melalyj rasyarakat ya"6 rmaupunt melalui ketetapan bersama dari pare” a meee yang menyangkut frau faultai, a swarga masyara@s lingkup maupun perspektif sosiologi buku i in, THANG, : ; Dari skh gi atas dapat dikatakan, bahwa kegumeay . at ko di dalam kenyataannya adalah sebagai berikut: -. sosiol kum berguna untuk mémberikan. kemampuan-ke. iologi hul hy eam bagi pemahaman terhadap hulkum di dalam konteks sosial. i ~ ae Penguasaan kongep-konsep sosiologi hukum dapat memberikan ‘ kemampuan-kemampuan untuk mengadakan analisis terhadap efektivitas hukum dalam masyarakat, baik sebagai. sarana pengendalian sosial, sarana untuk mengubah’ masyarakat, dan sarana untuk mengatur interaksi sosial agar mencapai keadaan- keadaan sosial tertentu. 3. Sosiologi hukum memberikan kemungkinan-kemungkinan seit kemampuan untuk mengadakan evaluasi tethadap efektivitas hukum di dalam masyarakat, . wv Xegunaan-kepunaan- umum: tersebitt, erinci dapat dij , secara’ terinci dapat cy} Darkan sebagai berikut: oe / 1. Pada taraf Organisasi dalam masyarakat: 4. Sosiologi ; : : sath hukum dapat mengungkapkan ideologi da" yang mem i bentukan, pengaruhi perencanaan, pembentt dan Penegekan hukum, Pi Dia. yang natin unsur-unsur kebudayaan manakah ee “mpengaruhi isi atau substansi hukuim. trade, Seeing manakah yang’ sangat berpengarul. Mbentukan hulcum dan penegakannya. di dalam py " Pendahuluan © 27» Pada taraf golongan dalam masyarakat: a. Pengungkapan dari golongan-golongan manakah yangsangat menentukan dalam pembentukan dan penerapan hukum. b. Golongan-golongan manakah di dalam, masyarakat yang beruntung atau sebaliknya malahan dirugikan dengan adanya hukum-hukum tertentu. - cc. Kesadaran hukum daripada golongan-golongan tertentu dalam masyarakat. ie 3. Pada taraf individual: ; a. Identifikasi terhadap unsur-unsur hukum yang dapat me- ngubah perikelakuan warga masyarakat. b. Kekuatan, kemampuan, dan kesungguhan hati dari’ para penegak hukum dalam melaksanakan fungsinya. i c. Kepatuhan dari warga masyarakat tethadap hukum, baik yang berwujud kaidah-kaidah yang menyangkut kew2- jiban-kewajiban hak, maupun perilalu yang teratur. F. -BATAS-BATAS URAIAN BUKU INI: Perlu dikemukakan, bahwa penulisan buku ini bukan di- maksudkan sebagai suatu text-book yang secara lengkap. dan. terinei menguraikan dasar-dasar dan pokok-pokak daripada sosiologi hukum secara lengkap. Akan tetapi, buku ini bertujuan utama Untuk memperkenalkan salah satu cabang sosiologi, yaitu sosiologi hukum yang secara relatif masih muda usianya, kepada masyarakat Indonesia terutama mereka yang berminat untuk mempelajari eee eat mendalam lagi fungsi hukumnya dalam masyarakat, ‘uku ini juga tidak dimaksudkan sebagai pegangan bagi para ahli ‘ 28 Pokok-pokak Sosiologi Hukum hukum, oleh Karena itu tidale akan diuraikan deskripsi yang men. dalam Mengenai struktur dan jalannya proses hukum di Indonesia khususnya dan negara-negara lain umumnya, Oleh karena biiku ini hanya merupakan suatu Pengantar pada pokok-pokok sosiologi hukum, maka tidak semua persoalan hukum yang mendapat perhatian dari_para sosiologi akan diuraikan, Apa’ yang akan diuraikan_dalam garis besarnya hanya berkisar pada aspek-aspek bidang hukum yang penting bagi perkembangan Pengertian sosiologi terhadap gejala sosial yang dinamakan hukum. Selain itu, akan disoroti arah penelitian-penelitian sosiologi hukum ~ yang telah dilakukan pada masa lampau dan: beberapa -problematik Penting yang dihadapi oleh sosiologi htukum untuk masa menda- tang, Maksudnya adalah untuk memberi kemungkinan-kerfungkinan yang lebih banyak dan lebih Janjut bagi penelitian-penelitian yang dilakukan baik oleh-para ahli: hukum maupun oleh para: sosiolog untuk lebih ‘memahami sifat dan hakikat hukum Indonesia di delam kerangka masyarakat Indonesia. Dan untuk ‘menicapai maksud tadi, penggunaan ilmu hukum saja tidaklah cukup, diha- tapkan buku ini akan dapat mengisi kekosongan tersebut, terutama pada tahap awalnya. DAFTAR PUSTAKA Houtte, van Perspectieven van de Rechtssociologie. Kluwer; Deven-- ter, 1970. : Lev, Daniel.S. Judicial System and Legal Culture in Indonesia. D. Holt (eds). Cultural Roots of Politics in Indonesia. Ithaca: University of Cornell Press, 1972. i ‘ Ogbum, William.F. Social Change:"New York: A Delta Book, 1966. Dipindai dengan CamScanner | “Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai