Sasaran Pembelajaran :
1. Menjelaskan fisiologi kehamilan
2. Menjelaskan status kehamilan GPA
3. Menjelaskan cara perhitungan usia kehamilan dan taksiran persalinan
4. Menjelaskan definisi perdarahan dalam kehamilan
5. Menyebutkan jenis-jenis perdarahan dalam kehamilan (abortus, KET, mola hidatidosa, plasenta previa,
solusio plasenta)
6. Menjelaskan factor-faktor risiko terjadinya perdarahan dalam kehamilan (abortus, KET, mola hidatidosa,
plasenta previa, solusio plasenta)
7. Menjelaskan patofisiologi perdarahan dalam kehamilan (abortus, KET, mola hidatidosa, plasenta previa,
solusio plasenta)
8. Menjelaskan manifestasi perdarahan dalam kehamilan (abortus, KET, mola hidatidosa, plasenta previa,
solusio plasenta)
9. Menjelaskan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang pada perdarahan dalam kehamilan (abortus, KET,
mola hidatidosa, plasenta previa, solusio plasenta)
10. Membuat diagnosis banding dan diagnosis kerja perdarahan dalam kehamilan (abortus, KET, mola
hidatidosa, plasenta previa, solusio plasenta)
11. Menjelaskan prognosis dan komplikasi perdarahan dalam kehamilan (abortus, KET, mola hidatidosa,
plasenta previa, solusio plasenta)
12. Menjelaskan penatalaksanaan perdarahan dalam kehamilan (abortus, KET, mola hidatidosa, plasenta previa,
solusio plasenta)
13. Menjelaskan farmakologi obat-obatan perdarahan dalam kehamilan (abortus, KET, mola hidatidosa, plasenta
previa, solusio plasenta)
14. Mengetahui KDU
Skenario Kasus
Ny. A, berusia 37 tahun, merasa terlambat menstruasi 2 bulan, datang ke Poliklinik Kebidanan pada tanggal 5
maret 2015 dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tadi malam, pagi ini darahnya bertambah banyak
sebanyak 4 kali ganti pembalut. Darah berwarna merah segar disertai gumpalan darah. Nyeri perut tidak ada.
HPHT 10 Januari 2015. Penderita belum pernah melakukan pemeriksaan kehamilan baik ke dokter ataupun
melalui urin. Penderita juga belum pernah minta pertolongan sebelumnya, langsung datang ke Poliklinik
Kebidanan. Sekarang ini penderita mempunyai 2 orang anak, belum pernah mengalami keguguran. Anak
pertama berumur 9 tahun, anak kedua 7 tahun. Selama ini, penderita tidak pernah menggunakan kontrasepsi cara
apapun.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran: compos mentis
Tanda Vital: N: 88x/menit isi tegangan cukup, TD: 100/60mmHg, RR: 20x/menit, T: 36,00C
Pemeriksaan Khusus :
Kepala : konjungtiva tidak pucat, tidak anemis
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : datar, lemas, simetris, tidak teraba massa, nyeri tekan tidak ada, bising usus normal, hepar lien sulit
diraba
Ekstrimitas : edema (-)
Pemeriksaan Obstetri:
PL:
- TFU: 2 jari atas simpisis pubis
- Terdapat perdarahan pervaginam sedikit warna merah segar
Inspekulo:
- Portio: livide
- OUE terbuka
- Fluxus (+) hanya sedikit, keluar dari OUE
- Tampak jaringan di muara OUE
- Polip, erosi, trauma vagina (-)
- Cavum Douglas tidak menonjol
PD (Toucher):
- Portio: lunak
- OUE terbuka, teraba jaringan di muara OUE, nyeri goyang portio (+)
- Corpus uteri: sesuai kehamilan 8 minggu
- Cavum Douglas tidak menonjol
Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin: Hb: 10,8 mg/dl, Trombosit: 250.000/ml, Leukosit: 15.000/dl
Pemeriksaan penunjang
- USG tampak uterus lebih besar dari normal, tampak kantong gestasi intrauterine, irregular, fetal echo (-),
adneksa dalam batas normal
- Plano test (test pack) (+)
Identifikasi Masalah
1. Ny. A, berusia 37 tahun, merasa terlambat menstruasi 2 bulan, datang ke Poliklinik Kebidanan pada tanggal 5
maret 2015 dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tadi malam, pagi ini darahnya bertambah
banyak sebanyak 4 kali ganti pembalut. Darah berwarna merah segar disertai gumpalan darah. Nyeri perut
tidak ada.
2. HPHT 10 Januari 2015. Penderita belum pernah melakukan pemeriksaan kehamilan baik ke dokter ataupun
melalui urin.
3. Penderita juga belum pernah minta pertolongan sebelumnya, langsung datang ke Poliklinik Kebidanan.
Sekarang ini penderita mempunyai 2 orang anak, belum pernah mengalami keguguran. Anak pertama
berumur 9 tahun, anak kedua 7 tahun. Selama ini, penderita tidak pernah menggunakan kontrasepsi cara
apapun.
4. Pemeriksaan Obstetri:
PL:
- TFU: 2 jari atas simpisis pubis
- Terdapat perdarahan pervaginam sedikit warna merah segar
Inspekulo:
- Portio: livide
- OUE terbuka
- Fluxus (+) hanya sedikit, keluar dari OUE
- Tampak jaringan di muara OUE
- Polip, erosi, trauma vagina (-)
- Cavum Douglas tidak menonjol
PD (Toucher):
- Portio: lunak
- OUE terbuka, teraba jaringan di muara OUE, nyeri goyang portio (+)
- Corpus uteri: sesuai kehamilan 8 minggu
- Cavum Douglas tidak menonjol
5. Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin: Hb: 10,8 mg/dl, Trombosit: 250.000/ml, Leukosit: 15.000/dl
6. Pemeriksaan penunjang
- USG tampak uterus lebih besar dari normal, tampak kantong gestasi intrauterine, irregular, fetal echo (-),
adneksa dalam batas normal
- Plano test (test pack) (+)
Prioritas Masalah
No :
Alasan :
Analisis Masalah
1. Ny. A, berusia 37 tahun, merasa terlambat menstruasi 2 bulan, datang ke Poliklinik Kebidanan pada
tanggal 5 maret 2015 dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak tadi malam, pagi ini
darahnya bertambah banyak sebanyak 4 kali ganti pembalut. Darah berwarna merah segar disertai
gumpalan darah. Nyeri perut tidak ada.
a. Bagaimana hubungan usia ibu dengan keluhan pada kasus ?
Jawab :
Prevalensi abortus meningkat dengan bertambahnya usia, dimana pada wanita berusia 20 tahun adalah
12%, dan pada wanita yang berusia di atas 45tahun ialah 50%.
Usia yang baik untuk kehamilan yang ideal adalah 20 – 35 tahun. Jika kehamilan terjadi dibawah usia 20
tahun atau lebih dari 35 tahun maka akan besar kemungkinan mengalami aborsi
usia kurang dari 20 tahun ibu masih dalam masa pertumbuhan, alat reproduksi belum terbentuk
sempurna misalnya panggul dan rahim dapat menyebabkan terjadinya komplikasi persalinan
Sedangkan usia >35 tahun kondisi fisik dan kesehatan wanita sudah mulai menurun, sel telur yang
berkualitas semakin sedikit, indung telur semakin kurang peka terhadap rangsangan gonadotropin
mengganggu implantasi janin
(FR (usia > 35 tahun) meningkatkan FR terjadinya kelainan kromosom dalam kehamilan abortus
kelianan kromosom
autoimun
trauma
infeksi
Kehamilan Ektopik Terganggu
Factor tuba : radang atau infeksi pada tuba
Factor hormonal contohnya pemberian progesterone yang menyebabkan silia tuba
melambat
Penggunaan IUD
b) Fase luteal
Fase ini berlangsung dari hari ke 15 atau sesudah terjadinya ovulasi pada hari ke 14 sampai hari ke
28. Pada fase ini kadar hormon estrogen mengalami penurunan akibat adanya umpan balik negatif
pada FSH yang sebelumnya terjadi peningkatan estrogen yang tinggi. Kadar hormon LH pada fase
ini juga mulai mengalami penurunan. Pada fase ini, setelah oosit terlepas dari folikuler deGraaf,
lapisan granulosa menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan sangat terluteinisasi, berubah
menjadi korpus luteum yang berwarna kuning pada ovarium. Korpus ini menyekresi sejumlah kecil
estrogen dan progesteron yang terus menerus makin lama makin tinggi. Fase ini terjadi bersamaan
dengan fase sekresi pada siklus endometrium (Price & Wilson,2005).
2. Siklus endometrium
a) Fase proliferasi
Pada fase ini, kadar estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang
stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal, kelenjar-kelenjar menjadi hipertrofi dan
berpoliferasi, dan pembuluh darah menjadi banyak. Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama
cepatnya. Fase ini berlangsung saat hari pertama menstruasi sampai hari ke 14 (Price &
Wilson,2005).
b) Fase sekresi
Setelah ovulasi, dibawah pengaruh progesteron yang meningkat dan terus diproduksinya estrogen
oleh korpus luteum, endometrium menebal menjadi seperti beludru. Kelenjar menjadi lebih besar
dan berkelok-kelok, dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat. Stroma menjadi edematosa. Terjadi
infiltrasi leukosit dan pembuluh darah semakin berbentuk spiral dan melebar. Lamanya fase sekresi
sama pada perempuan yaitu 14± 2 hari (Price & Wilson,2005)
c) Fase menstruasi
Pada fase ini terjadi penurunan progesteron dan estrogen yang tajam sehingga menghilangnya
perangsangan pada endometrium. Hal ini karena korpus luteum yang berfungsi sampai kira-kira
hari ke 23 atau 24 pada siklus 28 hari kemudian mulai beregresi. Perubahan iskemik terjadi pada
arteriola dan diikuti peluruhan dari endometrium (Price & Wilson,2005).
Jadi, proses terjadinya menstruasi tersebut meliputi dua siklus, yaitu siklus ovarium (fase folikuler,
fase luteal) dan siklus endometrium atau uterus (fase proliferasi, fase sekresi dan fase menstruasi)
yang berlangsung secara bersamaan baik di ovarium maupun di uterus.
d. Bagaimana anatomi abdomen bagian bawah ? (region suprapubis, iliaca dextra et sinistra )
Jawab :
Pelvis (cingulum membri inferiosis)
Terdiri dari 4 tulang :
2 os coxae
Os sacrum
Os coccygeus
Teridi dari 2 articulatio :
Art. Sacroiliaca menghubungkan antara os coxae pars iliaca dengan os sacrum
Symphisis pubis menghubungkan antara 0s caxae dextra dan sinistra
Dibagi atas 2 apertura :
Aperture pelvis superior
Anterior : symphisis pubis
Posterior : promontorium os sacrum
e. Apa hubungan terlambat menstruasi 2 bulan dengan keluhan yang dialami sekarang ?
Jawab :
Terlambat menstruasi kemungkinan karena hamil, keluar darah dari kemaluan dapat juga disebabkan
karena kehamilan tidak berjalan normal yakni abortus
Trimester II
Mola Hydatidosa
Solusio plasenta
3. Perdarahan Pasca Persalinan (HPP) (> 500 ml, 24 jam pasca persalinan)
Tonus : Atonia uteri
Tissue : sisa plasenta, retensio plasenta
Trauma : laserasi serviks
Thrombin : gangguan pembekuan darah
Pada kasus , penyebab perdarahan dari kemaluan pada kehamilan muda (trimester I) yaitu abortus
3. HPHT 10 Januari 2015. Penderita belum pernah melakukan pemeriksaan kehamilan baik ke dokter
ataupun melalui urin.
a. Apa makna HPHT 10 Januari 2015 ?
Jawab :
Menunjukkan OS telat menstruasi, hari pertama haid terakhir adalah 10 februari 2014
Jawab :
10 Januari 2015 dibulan januari terdapat 31 hari
10 januari – 31 januari = 3 minggu 1 hari
Februari dibulan ferbruari terdapat 28 hari
28 hari = 4 minggu
5 maret 2015 di bulan maret terdapat 31 hari
5 maret = 5 hari
Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone
yang merangsang duktus alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar
Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh Rahim yang membesar. Gejala itu akan
menghilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala tersebut muncul
kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
Kostipasi /obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormone steroid.
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid plasenta, dijumpai dimuka (Chloasma
gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra = grisea)
Epulis : hipertrofi papilla gingivalis
Pemekaran vena –vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva, biasanya dijumpai pada
triwulan terakhir.
b. Tanda-tanda tidak pasti atau terduga hamil adalah perubahan anatomic dan fisiologi selain tanda-
tanda dari pre-sumptif yang dapat dideteksi atau dikenali oleh pemeriksa.
Perut membesar
Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar. Dan konsistensi rahim
Tanda Hegar: ditemukannya serviksdan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan bimanual
saat usia kehamilan 4-6 minggu
Tanda Chadwick ; perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsio vagina dan labia
tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen.
Tanda Piskacek ; pembesaran dan pelunakan Rahim kesalah satu sisi Rahim yang berdekatan
dengan tuba uterine. Biasanya tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu
Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika dirangsang = Braxton-Hicks
Teraba ballottement
Reaksi kehamilan positif
c. Tanda-tanda pasti kehamilan adalah data atau kondisi yang mengindikasi adanya buah kehamilan
atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan direkam oleh pemeriksaan
Gerak janin yang dapat dilihat atau di raba atau di rasa, juga bagian-bagian janin
Denyut jantung janin
Didengar dengan stetoskop, monoaural Laennec
Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
Dicatat dengan feto-elektrokardiogram
Dilihat pada ultrasonografi
Jadi :
Kasus : HPHT 10 Januari 2015
Taksiran Tanggal Persalinan (TTP) Ny. A adalah 17 Oktober 2015
4. Penderita juga belum pernah minta pertolongan sebelumnya, langsung datang ke Poliklinik
Kebidanan. Sekarang ini penderita mempunyai 2 orang anak, belum pernah mengalami keguguran.
Anak pertama berumur 9 tahun, anak kedua 7 tahun. Selama ini, penderita tidak pernah
menggunakan kontrasepsi cara apapun.
a. Bagaimana stasus gravida Ny. A ?
Jawab :
Status Gravida : G3P2A0
Kekurangan
Untuk menyukseskan cara ini butuh pengendalian diri yang besar dari pihak laki-
laki
Mengganggu hubungan seksual. Tidak dapat dipakai pada suami dengan ejakulasi
dini
Kekurangan
ada kalanya pasangan yang mempergunakannya merasa selaput karet tersebut
sebagai penghalang dalam kenikmatan sewaktu melakukan koitus
pada beberapa menyebabkan kesulitan mempertahankan ereksi
Kekurangan
Diperlukan motivasi yang cukup kuat
Umumnya hanya cocok untuk perempuan yang terpelajar dan tidak untuk
dipergunaka secara massal
Pemakaian yang tidak teratur dapat menimbulkan kegagalan
Kekurangan
Efektivitas kurang
Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
Kontrasepsi Hormonal
Pil kontrasepsi
Kelebihan
Efektivitas dapat dipercaya
Frekuuensi koitus tidak perlu diatur
Siklus haid teratur
Keluha disminore berkurang
Kekurangan
Pil harus diminum tiap hari
Ada efek samping walaupun sifatnya sementara sepertu mual, muntah, sakit
kepala
Keuntungan
Efektivitas hampir 100%
Tidak mempengaruhi libido seksualis
Tidak ada kegegalan dari pihak pasien
5. Pemeriksaan Obstetri:
PL:
- TFU: 2 jari atas simpisis pubis
- Terdapat perdarahan pervaginam sedikit warna merah segar
Inspekulo:
- Portio: livide
- OUE terbuka
- Fluxus (+) hanya sedikit, keluar dari OUE
- Tampak jaringan di muara OUE
- Polip, erosi, trauma vagina (-)
- Cavum Douglas tidak menonjol
PD (Toucher):
- Portio: lunak
- OUE terbuka, teraba jaringan di muara OUE, nyeri goyang portio (-)
- Corpus uteri: sesuai kehamilan 8 minggu
- Cavum Douglas tidak menonjol
a. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan obstetrik ?
Jawab :
Pemeriksaan obstetri terdiri dari :
Pemeriksaan luar Leopold I-IV
Pemeriksaan dalam vaginal touche (VT), Rectal Touche (RT)
Pada pemeriksaan dalam (VT) untuk abortus yang baru terjadi di dapati serviks terbuka, kadang dapat
diraba sisa-sisa jaringan dalam canalus servikalis atau cavum uteri, serta uterus yang berukuran lebih
kecil dari seharusnya.
Mekanisme :
Terdapat perdarahan pervaginam sedikit warna merah segar
(FR (usia > 35 tahun) “meningkatkan FR terjadinya kelainan kromosom dalam kehamilan”
perdarahan pada desidua basalis reaksi inflamasi dan nekrosis jaringan sekitar daerah yang
mengalami perdarahan konseptus lepas dari tempat implantasi kontraksi uterus rangsangan
semakin lama semakin kuat dilatasi serviks ekspulsi hasil konsepsi Terdapat perdarahan
pervaginam sedikit warna merah segar
(FR (usia > 35 tahun) “meningkatkan FR terjadinya kelainan kromosom dalam kehamilan”
perdarahan pada desidua basalis reaksi inflamasi dan nekrosis jaringan sekitar daerah yang
mengalami perdarahan konseptus lepas dari tempat implantasi kontraksi uterus rangsangan
semakin lama semakin kuat dilatasi serviks ekspulsi sebagian hasil konsepsi OUE terbuka dan
Tampak jaringan di muara OUE
Genitalia Interna
Vagina
(a.vaginalis cabang dari a. iliaca interna, ramus vaginalis arteriae uterinae)
(v.vaginalis bermuara ke v. iliaca interna)
Uterus
(a.uterina cabang dari a. iliaca interna)
(v.uterina bermuara ke v. iliaca interna)
Tuba Uterina
(a.uterina dan a.ovarica, vena senama)
Ovarium
(a.ovarica cabang dari aorta abdominalis)
6. Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin: Hb: 10,8 mg/dl, Trombosit: 250.000/ml, Leukosit: 15.000/dl
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme terjadinya kelainan pemeriksaan laboratorium ?
Jawab :
Pemeriksaan Kategori Kasus Interpretasi
Hb Normal wanita hamil 10,8 mg/dl Normal
10-15 mg/dl
Leukosit 6000-17.000/dl 15.000/dl Normal
Trombsit 170-380x 103 ml 250.000/ml Normal
7. Pemeriksaan penunjang
- USG tampak uterus lebih besar dari normal, tampak kantong gestasi intrauterine, irregular, fetal
echo (-), adneksa dalam batas normal
- Plano test (test pack) (+)
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme terjadinya kelainan pada pemeriksaan penunjang ?
Jawab :
8. Cara mendiagnosis ?
Jawab :
Perdarahan Serviks Uterus Gejala/tanda Diagnosis Tindakan
Sesuai dengan Kram perut Abortus Observasi
usia gestasi bawah uterus imminens perdarahan
lunak istirahat
hindarkan
coitus
Sedikit Limbung atau Kehamilan Laparotomy
Tertutup
membesar dari pingsan nyeri ektopik yang dan parsial
normal perut bawah , terganggu salpingektomi
nyeri goyang atau
portio, masa salpingostomi
adneksa. Cairan
bebas
Bercak hingga
intrabdomen
sedang
Tertutup / Lebih kecil dari Sedikit / tanpa Abotrus Tidak perlu
terbuka usia gestasi nyeri perut komplit terapi spesifik
bawah riwayat kecuali
ekspulsi hasil perdarahan
konsepsi berlanjut atau
terjadi infeksi
Kram atau Abortus Evakuasi
nyeri perut insipiens
bawah, belum
terjadi ekspulsi
hasil konsepsi
Kram atau Abortus Evakuasi
Terbuka Sesuai usia
9. DD
Jawab :
Diagnosis Perdarahan Nyeri perut Uterus Serviks Gejala khas
Abortus Sedikit Sedang Sesuai usia Tertutup Tidak ada epulsi
iminens gestasi jaringan konsepsi
Abortus Sedang - Sedang Sesuai usia Terbuka Tidak ada epulsi
insipiens banyak -hebat kehamilan jaringan konsepsi
Abortus Sedang- Sedang Sesuai Terbuka Epulsi sebagian jaringan
inkomplit banyak -hebat dengan usia konsepsi
kehamilan
Abortus Sedikit Tanpa/sedikit Lebih kecil Terbuka / Epulsi seluruh jaringan
komplit dari usia tertutup konsepsi
gestasi
Missed Tidak ada Tidak ada Lebih kecil Tertutup Janin telah mati tapi
abortion dari usia tidak ada epulsi jaringan
kehamilan konsepsi
11. WD
Jawab :
Abortus inkomplit
12. Tatalaksana
Jawab :
Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok,
infeksi/sepsis)
Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat
dikeluarkan secara digital atau cunum ovum. Setelah itu evaluasi perdarahan :
Bila perdarahan berhenti, beri ergometri 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg per oral.
Bila perdarahan terus berlangsung, evalusai sisa hasil konsepsi dengan AVM atau D & K
(pilihan tergantung dari usia gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian-bagian janin )
Bila tidak ada tanda infeksi, beri antibiotik profilaksis (ampisilin 500 mg oral atau doksisiklin 100 mg)
Bila terjadi infeksi, beri ampisislin 1 gr dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam
Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi di bawah 16 minggu, segera lakukan evakuasi dengan
AVM
Bila pasien tampak anemik, berikan sulfas ferosus 600 mg per hari selama 2 minggu (anemia sedang)
atau transfusi darah (anemia berat)
Pada beberapa kasus, abortus inkomplit erat kaitannya dengan abortus tidak aman, oleh sebab itu
perhatiakan hal-hal berikut ini :
Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus atau cidera intra-abdomen (mual,
muntah, nyeri punggung, demam, perut kembung, nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri ulang
lepas)
Bersihkan ramuan tradisional, jamu, bahan kaustik, kayu atau benda-benda lainnya dari regio genitalis
Berikan boster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau kanalis servisis
dan pasien pernah diimunisasi
Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas berikan serum anti tetanus (ATS) 1500 unit IM diikuti
dengan pemberian tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu
Konseling untuk kotrasepsi pasca keguguran dan pematauan lanjut.
13. Komplikasi
Jawab :
Komplikasi abortus antara lain :
Perdarahan (Hemorrhage)
Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kretase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli seperti
bidan atau dukun
Infeksi dan tetanus
Payah ginjal akut
Syok, pada abortus yang disebabkan oleh :
perdarahan yang banyak disebut syok hemorragik
infeksi berat atau sepsisdisebut syok septik atau endoseptik
14. Prognosis
Jawab :
Ibu :Prognosis umumnya bonam
Abortus inkomplit yang dievakuasi dini tanpa infeksi memberikan prognosis yang baik terhadap ibu
Anak : infaust (mati)
15. KDU
Jawab :
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk
3B. Gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan
dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat
bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan
16. PI
“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (12). Kemudian
kami jadkan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13). Kemudian air mani
itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian
kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik (14).
Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati (15). (Al-Mu’minun: 12-15)
Kesimpulan
Ny. A 37 tahun G3P2A0 hamil 10 minggu mengalami perdarahn dari kemaluan berwarna merah segar karena
menderita abortus inkomplet
Kerangka konsep
(FR (usia > 35 tahun) meningkatkan FR terjadinya kelainan kromosom dalam kehamilan kehamilan tidak
berkembang terjadi reaksi inflamasi proses prostaglandin hasil konsepsi abortus