Anda di halaman 1dari 7

Oxygenius Vol.2, No.

2: 34-40
ISSN 2686-4649

Penggunaan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk


Mengurangi Miskonsepsi Pada Materi Asam Basa
Dewi Yul Launde*a, Emma J. Pongoha, Jeanne M. Tueraha
a Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Manado, Minahasa, Tondano Selatan, 95618, Indonesia

INFO ARTIKEL ABSTRACT

Diterima 11 Februari 2020 This study aimed to find out the effects of Problem Based Learning on reducing
Disetujui 29 Desember 2020 students’ misconceptions to acid-base material. Problem-based learning (PBL) used
in this study. Students of SMA Katolik Karitas Tomohon was the population and
Keywords: sample of this study; students of grade XII Science as a population and students of
Misconception grade XII 2 Science as a sample. The results of this study were analyzed using Rasch
Acid-base Model and hypothesis testing. The results of this study showed that students with
Problem Based Learning misconceptions still there even students with high capability. The average pretest
Rasch model
score = 48.6 while the average for posttest = 86.8. This study used T-test statistic to
Kata kunci:
find out hypothesis test analyzes with 0.05 as a significant level and T count 7.90 >
Miskonsepsi
Asam basa 1.684 as a result that found out which Ttable means H0 rejected and H1 was accepted.
Problem-based learning Based on this study, the conclusion was that the problem-based learning model
Rasch model would help reduce students’ misconceptions on acid-base material.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan


pembelajaran Problem Based Learning terhadap pengurangan miskonsepsi
siswa pada materi asam basa. Model pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA di SMA
Katolik Karitas Tomohon sedangkan sampel yang digunakan yaitu kelas XII
IPA 2. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasch model
dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukan bahwa masih ada siswa yang
mengalami miskonsepsi bahkan termasuk siswa yang memiliki kemampuan
yang tinggi, dan rata-rata hasil belajar pretest = 48.6 sedangkan rata-rata hasil
belajar Posttest = 86.6. Hasil penelitian untuk uji hipotesis dianalisis
menggunakan statistik uji-T pada taraf signifikan 0.05 dan hasil yang
diperoleh yaitu diperoleh Thitung 7.90 > 1.684 Ttabel sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
*e-mail: penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat mengurangi
dewiyullaunde17@gmail.com miskonsepsi siswa.

Pendahuluan yang mengambil jurusan IPA. Kimia adalah


Perkembangan dunia modern menuntut ilmu sains yang mempelajari tentang sifat,
semua orang untuk memiliki pendidikan yang struktur, dan perubahan materi serta energi
baik agar dapat bersaing dalam dunia pekerjaan yang menyertai reaksi tersebut.
secara nasional maupun internasional. Siswa mengenal pelajaran kimia pada
Pendidikan juga sangat penting karena tahapan SMA. Masih terdapat siswa memiliki
mempunyai peranan besar dalam minat belajar yang kurang untuk mata pelajaran
perkembangan individu. Salah satu wadah kimia karena mereka merasa tidak penting
pendidikan adalah sekolah, dan mata pelajaran untuk belajar kimia. Hal ini juga dikuatkan
kimia adalah mata pelajaran wajib untuk siswa dengan hasil penelitian yang membuktikan
Launde, D.Y., Pongoh, E. J., Tuerah, J. M., 2020

siswa merasa kesulitan dalam mempelajari Metode Penelitian


materi kimia seperti reaksi redoks, larutan Penelitian ini dilakukan di SMA Katolik
penyangga, dan titrasi asam basa, ini Karitas Tomohon pada tanggal 25 September
disebabkan karena rendahnya pemahaman 2019 – 14 Oktober 2019. Jenis penelitian ini
siswa tentang konsep kimia yang benar [1–6]. adalah deskriptif kuantitatif dengan desain
Pemahaman konsep kimia bagi siswa penelitian “one group pretest-posttest”. Setiap
sering ditemukan miskonsepsi. Miskonsepsi soal yang diberikan diuji validitas dan
adalah sesuatu konsep yang tidak sesuai reliabilitas. Soal kemudian diujikan kepada
dengan pengertian ilmiah atau yang tidak siswa dengan system pretest dan posttest.
sesuai dengan teori para ahli. Miskonsepsi
sangat sulit dirubah karena konsep tersebut Hasil dan Pembahasan
sudah tertanam sangat kuat dalam pola pikir Hasil Penelitian
(alam pikir) siswa sebagai konsep yang benar. Penelitian ini menggunakan model
Ilmu kimia bersifat sistematis sehingga pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
konsepnya saling berhubungan satu dengan dengan tujuan untuk mengurangi miskonsepsi
yang lain, itu sebabnya jika terjadi miskonsepsi siswa pada materi asam basa. Instrumen yang
pada siswa dapat berakibat fatal karena digunakan untuk menganalisis miskonsepsi
memungkinkan munculnya miskonsepsi pada adalah tes diagnostic two-tier dan menggunakan
materi kimia yang lain [7,8]. Selanjutnya 1 kelas yaitu kelas XII IPA 2 SMA Katolik
berdasarkan penelitian sebelumnya terbukti Karitas Tomohon dengan 23 responden.
masih didapati siswa yang mengalami Pengambilan data penelitian ini yaitu untuk
miskonsepsi pada materi kimia seperti reaksi mengetahui miskonsepsi siswa pada materi
reduksi oksidasi, dan asam basa, sifat asam basa dengan menggunakan rasch model
keasaman larutan garam [1,7,9–13]. Penyebab dan pengaruh penggunaan pembelajaran
miskonsepsi siswa karena konsepsi awal siswa problem based learning untuk mengurangi
yang salah dan kemampuan siswa [9,14]. miskonsepsi siswa pada materi asam basa
Miskonsepsi terjadi pada siswa karena dengan menggunakan uji t.
dikembangkan dari berbagai sumber, seperti
pengalaman pribadi (pengamatan), interaksi Uji Instrumen Penelitian
teman sebaya, dan model pengajaran yang 1. Uji Validitas
salah [10]. Uji Validitas soal pretest dan posttest
Pembelajaran berbasis masalah cocok menggunakan uji ahli dimana dari 20 soal
digunakan dalam pembelajaran kimia karena pilihan ganda terdapat 3 soal yang tidak valid
mengangkat masalah di dunia nyata dan dan 17 soal yang valid. Maka, peneliti
mengaitkannya dengan pelajaran serta dapat menggunakan 17 soal sebagai pengukur
meningkatkan partisipasi siswa dan minat kemampuan siswa.
belajar siswa baik dalam kelas atau luar kelas 2. Uji Reliabilitas
[15]. Berdasarkan hasil observasi dan Uji reliabilitas instrument menggunakan
wawancara dengan ibu Yanti sebagai guru analisis rasch model dan didapat hasilnya 0.86
kimia kelas XI yang mengatakan bahwa yang kriterianya bagus atau instrument yang
siswanya masih memiliki kesalapahaman diukur reliable.
konsep pada materi asam basa dan merasa
kesulitan dalam perhitungan pH. Hal inilah Pengambilan Data
yang melatarbelakangi keinginan penulis untuk Data diperoleh melalui hasil belajar siswa
melakukan penelitian di sekolah SMA Katolik pada materi asam basa dari hasil pretest dan
Karitas Tomohon agar dapat menganalisis posttest. Deskripsi data hasil analisis pretest dan
miskonsepsi siswa pada materi kimia asam basa posttest ditunjukkan dalm tabel 1.
khususnya kelas XII IPA 2, serta ingin
memperbaiki atau mengurangi miskonsepsi
siswa dengan menggunakan pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).

35
Launde, D.Y., Pongoh, E. J., Tuerah, J. M., 2020

Tabel 1. Data hasil belajar pretest dan posttest 𝐻1 = 𝜇1 > 𝜇2


Keterangan:
No Statistik Posttest Pretest μ1 : Rata-rata hasil belajar posttest
μ2 : Rata-rata hasil belajar pretest
1 Skor Minimum 41 20

Skor Hasil pengujian hipotesis pada tabel 3


2 100 75
Maksimum dengan uji t, diperoleh thitung = 7.902 dan nilai
3 Rata-rata 86.57 48.57 ttabel pada taraf nyata (α) = 0.05 adalah 1.68. Jadi,
4 Varians (s2) 218.71 223.62 thitung > ttabel maka terima H1 yaitu: μ1 > μ2, dan
Simpangan tolak H0.
5 14.79 14.95
baku (s)
Pembahasan
Berdasarkan tabel 1 rata-rata hasil posttest Konsep awal siswa didapatkan saat berada
dan pretest adalah 85,57 dan 48,57. Selanjutnya, di sekolah dasar, sekolah menengah, serta
hasil pretest dan posttest diuji dengan analisis pengamatan mereka dalam kehidupan sehari-
rasch model yaitu menggunakan output tables hari. Miskonsepsi adalah suatu interpretasi atau
item scalogram dan output tables item measure suatu konsep tertentu yang tidak akurat dan
yang berfungsi untuk memudahkan dalam tidak sejalan dengan pengertian yang diterima
menganalisis, memprediksi kemampuan secara umum. Mata pelajaran kimia sendiri
individu dan tingkat kesulitan soal serta masih terdapat miskonsepsi untuk materi
menyatakan jumlah jawaban benar pada butir tertentu, itu dibuktikan dengan penelitian-
soal sesuai aplikasi Ministep. penelitian sebelumnya yang menyatakan terjadi
miskosepsi untuk materi kimia contohnya
Uji Normalitas struktur atom , redoks, stoikiometri dan asam
Pada penelitian ini, uji normalitas yang basa [2,5,9,16].
dipakai adalah uji Liliefors. Kriteria data Data pretest yang diperoleh dalam
menyebar normal jika Lhitung < Ltabel, dan taraf penelitian ini melalui tes diagnostik two-tier
nyata yang digunakan dalam penelitian ini sangat bervariasi antara persentase siswa yang
yaitu 0.05 dan ditunjukkan dalam tabel 2. paham konsep dan tidak paham konsep serta
miskonsepsi, dari hasil penelitian didapatkan
Tabel 2. Uji Normalitas hasil belajar persentase rata-rata siswa yang paham konsep,
Uji Liliefors Nilai Nilai miskonsepsi, dan tidak paham konsep pada
Kesimpulan materi asam basa berturut-turut, yaitu 26%,
Lhitung Ltabel
0.135 0.173 Terima H0 29%, dan 45%.

Uji Hipotesis
Paham Konsep
Uji hipotesis digunakan untuk melihat
pengaruh penggunaan pembelajaran problem 26%
45% Miskonsepsi
based learning (PBL) terhadap miskonsepsi siswa
pada materi asam basa. 29%
Tidak paham
konsep
Tabel 3. Ringkasan data uji hipotesis
Gambar 1. Diagram presentase pemahaman
Variabel Posttest Pretest
konsep siswa keseluruhan
N 23 23
n-1 22 22
Gambar 1 menyatakan bahwa banyak
Rata-rata 86.57 48.57
siswa yang belum memahami konsep dan
Varians (s2) 218.71 223.62
masih ada siswa juga yang memiliki
Nilai t ttabel= 1.68 thitung = 7.902
miskonsepsi bahkan presentasi siswa yang
Hipotesis Statistik:
mengalami miskonsepsi dan paham konsep
𝐻0 = 𝜇1 ≤ 𝜇2
hampir sebanding. Selajutnya, berdasarkan

36
Launde, D.Y., Pongoh, E. J., Tuerah, J. M., 2020

analisis rasch model item measure menunjukan Arrhenius. Selain itu, ini membuktikan bahwa
bahwa siswa mengalami miskonsepsi tertinggi siswa belum mampu untuk membedakan mana
pada soal nomor 15 (Gambar 2). senyawa bersifat asam menurut Arrhenius
walaupun pilihan alasan dari siswa ini benar
tetapi dapat dilihat kemungkinan bahwa siswa
hanya menghafalkan teori asam basa tetapi
dalam reaksi kimia siswa masih belum mampu
untuk menentukan mana senyawa asam dan
mana senyawa basa.

Gambar 2. Soal dan hasil jawaban siswa


(nomor 15)
Pada soal ini dari 23 siswa 14 siswa yang
mengalami miskonsepsi. Soal nomor 15 siswa
diminta untuk menentukan senyawa yang
merupakan basa kuat dan ada siswa yang Gambar 3. Soal dan hasil jawaban siswa
menjawab Al(OH)3 dan HCOOH adalah (nomor 8)
senyawa basa kuat dengan alasan yang salah
seperti basa kuat memiliki pH kurang dari 7 Selanjutnya, soal nomor 7 dan 8 membahas
dan basa kuat memiliki pH yang netral= 7, ini tentang teori asam basa Brosted-Lowry dan
menunjukan bahwa siswa belum bisa terdapat juga siswa yang mengalami
membedakan mana basa lemah dan basa kuat mikonsepsi karena siswa belum mampu untuk
serta mana senyawa asam mana senyawa basa, menentukan mana senyawa yang bersifat asam
yang membuat mereka salah menjawab soal. dan basa serta pasangan konjugasinya menurut
Berdasarkan jawaban siswa membuktikan Bronsted-Lowry. Hal ini sejalan dengan
bahwa pemahaman siswa untuk materi kimia penelitian yang mengatakan bahwa siswa
tentang kekuatan asam basa sangat lemah. Hal kesulitan dalam pendefinisian asam basa
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menurut Arrhenius karena kemungkinan siswa
menyatakan bahwa lemahnya pemahaman tidak dapat membedakan pengertian asam basa
siswa tentang kekuatan asam membuat siswa menurut beberapa teori asam yang dipelajari
kesulitan untuk membedakan asam lemah dan siswa juga tidak dapat menggolongkan
dengan asam kuat, basa lemah dengan basa suatu senyawa bersifat asam dan basa dalam
kuat [17]. Selanjutnya hal yang sama juga terjadi reaksi ionisasinya[18].
untuk soal nomor 8 dimana tidak ada siswa Berdasarkan hasil pretest pada analisis
yang mampu menjawab dengan benar (Gambar rasch model Scalogram dan measure, dimana rasch
3). model telah mengurutkan siswa yang memiliki
Berdasarkan jawaban siswa di atas, kemampuan tertinggi adalah siswa 06 L dan
menjelaskan bahwa siswa tersebut mengalami siswa yang memiliki kemampuan terendah
miskonsepsi karena mampu menjawab benar adalah siswa 12 P, sedangkan soal yang sulit
pilihan alasan tapi tidak mampu menjawab adalah soal nomor 14 (gambar 4).
dengan benar pilihan jawaban. Ini Soal nomor 14 mengkonfirmasi
mengkonfirmasi bahwa seluruh siswa tidak pemahaman siswa tentang konsep asam basa
memahami dengan benar konsep asam basa pada tetapan ionisasi. Berdasarkan hasil analisis

37
Launde, D.Y., Pongoh, E. J., Tuerah, J. M., 2020

item measure terlihat dari 23 siswa 22 siswa tidak alasannya benar, itu dapat dilihat berdasarkan
dapat menjawab dengan benar soal nomor 14, konsep berpikir siswa lewat uraian jawaban
dimana 14 siswa menjawab (B) artinya bahwa pada gambar di atas. Pilihan alasan yang
kedua larutan tersebut memiliki kekuatan asam disajikan merupakan tahapan-tahapan berupa
yang sama dan 12 siswa menjawab dengan rumus ataupun nilai yang digunakan dalam
alasan nomor (1) yaitu kedua larutan tersebut menyelesaikan soal. Selanjutnya berdasarkan
merupakan larutan asam dengan kekuatan gambar 5 siswa memilih pilihan jawaban salah
asam yang sama. Ini artinya siswa masih tetapi pilihan alasan benar, ini memungkinkan
merasa kesulitan untuk memahami materi siswa hanya menebak/mengikuti jawaban
asam basa khususnya pada konsep ionisasi. teman berdasarkan pilihan rumus dan nilai
Bahkan, siswa yang memiliki kemampuan yang yang tersedia pada pilihan alasan, itu dapat
tinggi seperti 06L, 10L, 15P, dan 20L juga secara dilihat dari uraian jawaban siswa di kertas
bersamaan tidak dapat menyelesaikan dengan dimana nilai pOH-nya bukan 5 tetapi 3 log 10
benar atau mengalami miskonsepsi pada soal dan pilihan jawabannya 5 + log 3 yang tentunya
nomor 14, 9,15, 8 dan 18 itu terlihat pada hasil tidak mengikuti tahapan rumus atau nilai yang
analisis rasch model scalogram. Soal nomor 18 digunakan dalam soal. Hal ini juga sejalan
tentang perhitungan pH, terdapat pada gambar dengan penelitian yang menjelaskan bahwa
no 5. siswa mengalami kesulitan yang tinggi dalam
memahami materi pH larutan asam basa
khususnya konsep hitungan, ini disebabkan
karena kurangnya tingkat ketelitian siswa,
kurangnya kemampuaan siswa dalam
menentukan dan mengaplikasikan rumus
dalam mengerjakan soal hitungan, dan
kurangnya pemahaman siswa untuk
memahami dan mengerjakan soal bertingkat
[18].

Gambar 5. Soal dan jawaban siswa (nomor 18)

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat


bahwa masih terdapat miskonsepsi dan tidak
paham konsep siswa untuk materi asam basa
bahkan untuk siswa yang memiliki
kemampuan tinggipun masih mengalami
miskonsepsi untuk konsep tertentu. Dan dalam
penelitian ini peneliti mengajarkan
menggunakan pembelajaran problem based
Gambar 4. Soal no 14 learning (PBL) untuk melihat pengaruhnya
dalam mengurangi miskonsepsi siswa pada
Berdasarkan pilihan jawaban siswa pada materi asam basa karena pembelajaran problem
gambar 5 yaitu D, dan pilihan alasan 5, based learning (PBL) memiliki kelebihan yaitu
menunjukan bahwa siswa belum mampu untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa,
menentukan pH basa lemah walaupun pilihan siswa dilatih untuk memiliki tanggung jawab

38
Launde, D.Y., Pongoh, E. J., Tuerah, J. M., 2020

yang tinggi untuk belajar, siswa belajar untuk Shuaili, A.H.; Taylor, N. Omani Twelfth
berbagi dan bertukar ide mereka dengan orang Grade Students’ Most Common
lain, siswa aktif berpartisipasi dalam belajar, Misconceptions in Chemistry. Science
serta siswa diajar untuk memiliki kemampuan Education International 2012, 23, 221–240.
menyelesaikan masalah. Hasil dari penelitian 4. Astuti, F.; Redjeki, T.; Nurhayati, N.D.
ini menunjukan adanya perbedaan yang Identifikasi Miskonsepsi Dan
signifikan dari sebelum menggunakan Penyebabnya Pada Siswa Kelas XI Mia
pembelajaran problem based learning dan setelah SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran
menggunakan problem based learning, itu dilihat 2015/2016 Pada Materi Pokok
dari pengujian hipotesis (uji T) pada tabel 3, Stoikiometri. Jurnal Pendidikan Kimia
dimana pada taraf α = 0.05 diperoleh t hitung = Universitas Sebelas Maret 2016, 5, 10–17.
7.902 > ttabel 1.68, sehingga H0 ditolak dan H1 5. Barke, H.-D. Two Ideas of the Redox
diterima. Hasil pengujian hipotesis dapat Reaction: Misconceptions and Their
dilihat bahwa penggunaan pembelajaran Challenge in Chemistry Education.
problem based learning terhadap miskonsepsi African Journal of Chemical Education 2012,
siswa memberikan pengaruh yang baik dalam 2, 32–50.
penurunan miskonsepsi siswa pada materi 6. Duis, J.M. Organic Chemistry Educators’
asam basa dibandingkan sebelumnya. Hal ini Perspectives on Fundamental Concepts
juga sejalan dengan hasil yang dilihat dari and Misconceptions: An Exploratory
analisis rasch model item measure dan scalogram Study. Journal of Chemical Education 2011,
pada lampiran 11 yang menunjukan terjadi 88, 346–350.
penurunan miskonsepsi dari 29 % berkurang 7. Sutrisno, S.; Muchson, M.; Widarti, H.R.;
menjadi 10 %, dan penurunan tidak paham Sulistina, O. Miskonsepsi Sifat Keasaman
konsep dari 45% menjadi 8% serta kenaikan Larutan Garam Pada Guru Kimia Dan
pemahaman konsep dari 26% menjadi 82%. Rekonstruksi Konseptualnya. J-PEK
(Jurnal Pembelajaran Kimia) 2018, 3, 10–18.
Kesimpulan 8. Nicoll, G. A Report of Undergraduates’
Berdasarkan analisis Rasch model Bonding Misconceptions. International
presentase siswa yang mengalami miskonsepsi Journal of Science Education 2001, 23, 707–
pada materi asam basa yaitu 29 %. Presentase 730.
miskonsepsi berdasarkan individual item, 9. Kusumawati, I.; Enawaty, E.; Lestari, I.
paling tinggi terdapat pada item nomor 15. Miskonsepsi Siswa Kelas XII SMA Negeri
Berdasarkan uji t dapat disimpulkan bahwa 1 Sambas Pada Materi Reaksi Reduksi
penggunaan model pembelajaran problem based Oksidasi. Jurnal Pendidikan dan
learning (PBL) dapat mengurangi miskonsepsi Pembelajaran Khatulistiwa 2014, 3.
siswa kelas XII IPA 2 di SMA Katolik Karitas 10. Hwa, T.H.; Karpudewan, M. Green
Tomohon pada materi asam basa. Chemistry-Based Dual-Situated Learning
Model: An Approach that Reduces
Daftar Pustaka Students’ Misconceptions on Acids and
Bases. In Overcoming Students’
1. Mentari, L.; Suardana, I.N.; Subagia, I.W. Misconceptions in Science; Springer, 2017;
Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Pada pp. 133–155.
Pembelajaran Kimia Untuk Materi 11. Fajarianingtyas, D.A.; Herowati, H.;
Larutan Penyangga. Jurnal Pendidikan Yuniastri, R. Gaya Belajar Dan
Kimia Undiksha 2017, 1, 67–87. Msikonsepsi Siswa Pada Konsep Redoks
2. Astuti, R.T.; Marzuki, H. Analisis Di SMA N 1 Sumenep. LENSA (Lentera
Kesulitan Pemahaman Konsep Pada Sains): Jurnal Pendidikan IPA 2017, 7.
Materi Titrasi Asam Basa Siswa SMA. 12. Özmen, H. Some Student Misconceptions
Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia 2017, 1, 22– in Chemistry: A Literature Review of
27. Chemical Bonding. Journal of Science
3. Al-Balushi, S.M.; Ambusaidi, A.K.; Al- Education and Technology 2004, 13, 147–159.

39
Launde, D.Y., Pongoh, E. J., Tuerah, J. M., 2020

13. SATILMIŞ, Y. Misconceptions about


Periodicity in Secondary Chemistry
Education: The Case of Kazakhstan.
International Online Journal of Primary
Education (IOJPE) ISSN: 1300-915X 2014, 3.
14. Tümay, H. Reconsidering Learning
Difficulties and Misconceptions in
Chemistry: Emergence in Chemistry and
Its Implications for Chemical Education.
Chemistry Education Research and Practice
2016, 17, 229–245.
15. Tamungku, R.; Tani, D.; Tuerah, J.
Analysis of Students’ Misconceptions
Using Two-Tier Multiple Choice
Diagnostic Tests on Atomic Structure
Material in Remboken State High School
1. Oxygenius Journal Of Chemistry
Education 2019, 1, 66–71.
16. Hidayat, F.A.; Irianti, M.; Fathurrahman,
F. Analisis Miskonsepsi Siswa Dan Faktor
Penyebabnya Pada Pembelajaran Kimia
Di Kabupaten Sorong. BASA (Barometer
Sains) Jurnal Inovasi Pembelajaran IPA 2020,
1.
17. Utami, F.V.; Saputro, S.; VH, E.S. Analisis
Jenis Dan Tingkat Kesulitan Belajar Siswa
Kelas XI MIPA SMA N 2 Surakarta Tahun
Pelajaran 2018/2019 Dalam Memahami
Materi Asam Basa Menggunakan Two
Tier Multiple Choice. Jurnal Pendidikan
Kimia 2020, 9, 54–60.
18. Amry, U.W.; Rahayu, S.; Yahmin, Y.
Analisis Miskonsepsi Asam Basa Pada
Pembelajaran Konvensional Dan Dual
Situated Learning Model (DSLM). Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan 2017, 2, 385–391.

© 2020 by the authors. Licensee Oxygenius Journal Of


Chemistry Education. This article is an open access article
distributed under the terms and conditions of the Creative
Commons Attribution (CC BY) license
(http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).

40

Anda mungkin juga menyukai