5918 16954 1 PB
5918 16954 1 PB
DOI: https://doi.org/10.21107/rekayasa.v13i1.5918
Abstrak
Perairan darat merupakan salah satu ekosistem yang memunculkan interaksi antara organisme didalamnya dengan
kualitas perairan itu sendiri. Baik buruknya parameter kualitas air sangat mempengaruhi keanekaragaman dan struk-
tur komunitas. Plankton merupakan organisme perairan yang keberadaannya dapat menjadi indikator perubahan
kualitas biologi perairan dan produktivitas primer perairan sungai. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
kelimpahan plankton di perairan darat yang di wakili oleh sungai di dataran rendah Surabaya dan dataran tinggi di
sungai Pujon dan Waduk Selorejo. Hasil penelitian identifikasi plankton yang diambil pada 3 tempat yang berbeda,
spesies fitoplankton yang melimpah yaitu spesies Melosira sp, Oscillatoria sp, Tabellaria sp, Nitzshia sp dan Spirogyra
sp. Sedangkan, untuk spesies zooplankton sendiri yang paling melimpah dari ketiga tempat tersebut yaitu spesies Cy-
clopoida sp, Mysit sp dan Brachionus sp. Data tersebut dapat di haraokan daoat menjadi data pendahuluan mengenai
studi plankton di perairan darat baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi.
Kata Kunci: Kelimpahan, Perairan, Plankton, Sungai, Waduk
PENDAHULUAN car & Krake (2002 dalam Utomo 2011) kelimpa-
han fitoplankton dapat mengasimilasi sebagian
Plankton merupakan organisme perairan yang besar zat hara dari perairan. Kelimpahan plankton
keberadaannya dapat menjadi indikator peru- di suatu perairan akan dipengaruhi oleh parame-
bahan kualitas biologi perairan sungai. Plankton ter lingkungan termasuk kualitas perairan dan fisi-
memegang peran penting dalam mempengaruhi ologi. Kelimpahan dan komposisi plankton dapat
produktivitas primer perairan sungai. Beberapa or- berubah pada berbagai tingkatan sebagai respon
ganisme plankton bersifat toleran dan mempunyai terhadap perubahan kondisi lingkungan fisik, bi-
respon yang berbeda terhadap perubahan kualitas ologi dan kimiawi perairan. Ada tiga faktor utama
perairan. Salah satu pendekatan yang dilakukan yang memengaruhi respon pertumbuhan plankton
adalah dengan menggunakan indeks saprobik, yaitu suhu, cahaya dan nutrien. Bila suhu, cahaya
dimana indeks ini digunakan untuk mengetahui , dan nutrien dalam kondisi yang optimum maka
tingkat ketergantungan atau hubungan suatu or- plankton akan tumbuh dengan pesat (Utomo,
ganisme dengan senyawa yang menjadi sumber 2011). Menurut Suherman (2005), di dalam suatu
nutrisinya, sehingga dapat diketahui hubungan perairan, zooplankton merupakan konsumen per-
kelimpahan plankton dengan tingkat pencemaran tama yang memanfaatkan produksi primer yang
suatu perairan (Hutabarat, dkk., 2013). dihasilkan oleh fitoplankton. Peranan zooplankton
sebagai konsumen pertama yang menghubung-
Menurut Soeprobowati (2011) fitoplankton adalah kan fitoplankton dengan karnivora kecil maupun
organisme mikroskopik yang hidupnya melayang besar, dapat mempengaruhi kompleks atau tidak
dekat dengan permukaan air. Hal ini didasarkan nya rantai makanan di dalam ekosistem perairan.
pada fakta bahwa secara umum, fitoplankton mem- Zooplankton seperti halnya organisme lain, hanya
punyai peranan penting sebagai produser primer hidup dan berkembang dengan baik pada kondisi
perairan, mempunyai siklus hidup yang pendek, perairan yang serasi. Pola penyebaran dan struk-
dan banyak spesiesnya yang sensitif terhadap tur komunitas zooplankton dalam suatu perairan
perubahan lingkungan. Keberadaan fitoplankton dapat dipakai sebagai salah satu indikator biolo-
dapat dijadikan sebagai bioindikator adanya peru- gi dalam menentukan perubahan kondisi suatu
bahan lingkungan perairan yang disebabkan oleh perairan.
ketidakseimbangan suatu ekosistem akibat pence-
maran. Utomo (2011) menyebutkan bahwa mikro Zooplankton adalah organisme hewan yang hidup
algae plankton merupakan parameter biologi yang melayang-layang dalam air, seluruh pergerakan
erat hubungannya dengan zat hara. Menurut Lan- hidupnya tergantung oleh arus dan merupakan
Article History: Cite this as:
Received: September, 30th 2019; Accepted: January, 12th 2020 Desmawati, I. Ameivia, A. & Ardanyanti, L.B. (2020). Studi Penda-
ISSN: 2502-5325 (Online) Terakreditasi Peringkat 3 oleh huluan Kelimpahan Plankton di Perairan Darat Surabaya dan
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (ARJUNA), Malang. Rekayasa, 13(1), 61-66. doi: https://doi.org/10.21107/
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan rekayasa.v13i1.5918
Pengembangan No: 23/E/KPT/2019 tanggal 8 A gustus 2019 © 2020 Author(s)
61
62 | Desmawati, I. dkk. Studi Pendahuluan Kelimpahan Plankton...
salah satu tiang penopang kehidupan dalam bioe- HASIL DAN PEMBAHASAN
kosistem laut karena plankton tersebut menduduki
tingkat dasar dari rantai makanan perairan. Kehad- Identifikasi Plankton di Sungai Kalimas
iran zooplankton dalam suatu perairan merupa-
kan pengontrol bagi produksi primer fitoplankton. Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan,
Perubahan lingkungan dan ketersediaan makanan dilakukan pengambilan sampel sebanyak 3 sam-
pada suatu perairan akan mempengaruhi kelimpa- pel, identifikasi plankton menggunakan alat yang
han zooplankton. Zooplankton seperti halnya or- disebut dengan plankton net. Dimana, penggu-
ganisme lain hanya dapat hidup dan berkembang naan plankton net diawali dengan mengikat tali
dengan baik pada kondisi perairan yang sesuai tampar pada bagian plankton net sekuat mungkin,
seperti perairan laut, sungai dan waduk. Apabila agar ketika dilemparkan kemudian ditarik kembali,
kondisi lingkungan sesuai dengan kebutuhan zoo- plankton net tidak terlepas, setelah diikat dengan
plankton maka akan terjadi proses pemangsaan tali tampar,bagian ujung wadah plankton net di-
fitoplankton oleh zooplankton. Menurut Thoha tutup agar sampel tersimpan di wadah tersebut.
(2011), jika kondisi lingkungan dan ketersediaan Plankton net dilemparkan ke sungai secara hori-
fitoplankton tidak sesuai dengan kebutuhan zoo- zontal, kemudian plankton net ditarik kembali se-
plankton maka zooplankton tidak dapat bertahan cara perlahan lahan, setelah plankton net ter ambil,
hidup dan akan mencari kondisi lingkungan yang setelah itu semprot bagian plankton net dengan
sesuai (Ruga, dkk., 2014). air dari sprayer, agar plankton yang berada pada
planton net dapat turun ke wadah plankton net,
Perairan darat sendiri sebagai bagian dari habitat kemudian buka tutup wadah pada bagian ujung
utama plankton merupakan salah satu ekosistem plankton net, dan tuangkan sampel tersebut ke da-
yang memunculkan interaksi antara organisme lam botol plakon yang kemudian diberi formalin.
didalamnya dengan kualitas perairan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan literatur, yang menyatakan
Baik buruknya parameter kualitas air sangat mem- bahwa metode pengambilan plankton secara hori-
pengaruhi keanekaragaman dan struktur komuni- zontal ini dimaksudkan untuk mengetahui sebaran
tas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, plankton horizontal. Plankton net pada suatu titik
telah diamati berbagai jenis plankton, seperti fi- di laut, ditarik menuju ke titik lain, plankton net
toplankton, zooplankton. Pengamatan dilakukan ditarik untuk jarak dan waktu tertentu (biasanya
pada 3 tempat yang berbeda, tempat pertama ± 5-8 menit). Sampel air hasil penyaringan dima-
yaitu berada di Sungai Kalimas, Surabaya, tempat sukkan dalam botol sampel kemudian diberikan
kedua di Waduk Selorejo, dan tempat ketiga di larutan formalin empat persen sebanyak dua tetes
Sungai Pujon dimana spesies dari plankton memi- (Sari, dkk., 2014). Menurut Wardhana (2003), pen-
liki jumlah spesies yang berbeda dari ketiga tem- cuplikan plankton dapat dilakukan dengan tarikan
pat tersebut setelah dilakukan pengamatan. jala plankton secara horizontal di bawah permu-
kaan air. Umumnya pengawetan plankton dapat
METODE PENELITIAN dilakukan dengan larutan formalin 2-5%. Berikut
adalah tabel Jenis dan Kelimpahan Plankton di
Penelitian dilakukan pada 3 tempat yang berbeda, Sungai Kalimas, Surabaya (Tabel 1.)
tempat pertama yaitu berada di di Sungai Kali-
mas Surabaya sebagai perwakilan perairan darat Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa pada
dataran rendah, tempat kedua berada di Waduk sampel 1, spesies fitoplankton yang melimpah yai-
Selorejo, dan tempat ketiga yaitu sungai Pujon, tu spesies Melosira sp 1, Pada sampel 2, spesies
Malang yang mewakili peairan darat di dataran fitoplankton yang melimpah yaitu Oscillato-
tinggi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni ria sp. Pada sampel 3 spesies fitoplankton yang
2019. Bahan yang digunakan dalam penelitian melimpah yaitu Tabellaria sp. Sedangkan pada
ini adalah air sampel, sedangkan alat yang digu- sampel 1 spesies zooplankton terdapat 2 spesies
nakan dalam praktikum ini adalah planktonnet, yang dapat dikatakan tidak begitu melimpah, yaitu
mikroskop binokuler, objek glass, cover glass, spesies Cyclopodia sp dan rotifer. Pada sampel 2
buku identifiksi plankton, pipet tetes, botol plakon, spesies zooplankton yang melimpah yaitu Cyclo-
formalin. poida spdan Mysit sp. Pada sampel 3, tidak ditemu-
kan sama sekali spesies zooplankton. Tingginya
Metode yang digunakan adalah dengan pe nilai kelimpahan jenis fitoplankton pada tiap sam-
ngamatan langsung ke lapangan dan mengambil pel pada pagi hari diduga karena pengambilannya
sampel air dari danau dan sungai menggunakan dilakukan di tempat yang dangkal dan intensitas
plankton net, di identifikasikan jenis-jenis dari cahaya matahari sangat optimal dalam melakukan
plankton. proses fotosintesis, sehingga banyak unsur-unsur
hara yang terdapat pada sungai kalimas tersebut,
13(1), 2020 | 63
Tabel 1. Tabel Jenis dan Kelimpahan Plankton di kebutuhan zooplankton untuk berada di perairan,
Sungai Kalimas, Surabaya sedangkan pada saat pengambilan sampel ke 3,
dimungkinkan terdapat faktor lain dan juga fak-
tor lingkungan yang menyebabkan zooplankton
tidak terdapat pada perairan. Pada sampel 1 tidak
dapat dikatakan terjadi pemangsaan fitoplankton
oleh zooplankton, dikarenakan jumlah spesies fi-
toplankton itu sendiri lebih banyak dibandingkan
spesies zooplankton. Pada sampel 2, dapat dika-
takan adanya proses pemangsaan spesies fito-
plankton oleh zooplankton, dikarenakan jumlah
spesies zooplankton yang memenuhi untuk me-
mangsa jumlah spesies fitoplankton yang lebih
sedikit jumlah spesiesnya. Kehadiran zooplank-
ton dalam suatu perairan merupakan pengontrol
bagi produksi primer fitoplankton. Perubahan
lingkungan dan ketersediaan makanan pada suatu
perairan akan mempengaruhi kelimpahan zoo-
plankton. Zooplankton seperti halnya organisme
lain hanya dapat hidup dan berkembang dengan
baik pada kondisi perairan yang sesuai seperti
perairan laut, sungai dan waduk. Apabila kondisi
lingkungan sesuai dengan kebutuhan zooplankton
maka akan terjadi proses pemangsaan fitoplank-
ton oleh zooplankton. Menurut Thoha (2013), jika
kondisi lingkungan dan ketersediaan fitoplankton
tidak sesuai dengan kebutuhan zooplankton maka
zooplankton tidak dapat bertahan hidup dan akan
mencari kondisi lingkungan yang sesuai (Ruga,
dkk., 2014).
Tabel 2. Jenis dan kelimpahan plankton di Waduk Tabel 3. Jenis dan Kelimpahan Plankton di Sungai
Selorejo, Malang Pujon, Malang
lain hanya dapat hidup dan berkembang dengan Hutabarat, S. dan M. Evans.(1986). Kunci Identifika-
baik pada kondisi perairan yang sesuai seperti si Zooplankton. UI Press. Jakarta.
perairan laut, sungai dan waduk. Menurut Thoha
(2013), jika kondisi lingkungan dan ketersediaan Hutabarat, S., Soedarsono, P. danCahyaningtyas, I.
fitoplankton tidak sesuai dengan kebutuhan zoo- (2013). StudiAnalisa Plankton UntukMenen-
plankton maka zooplankton tidak dapat bertahan tukan Tingkat Pencemarandi Muara Sungai
hidup dan akan mencari kondisi lingkungan yang Babon Semarang. Journal of Management of
sesuai (Ruga, dkk., 2014). Aquatic Resources.Vol 2 (3) : 74-84
Awal, J., Tantu, H. dan Tenriawaru, E.P. (2014). Iden- Marwoto, R.M dan Isnaningsih, N.R. (2014). Tinjau-
tifikasi Alga (Algae) Sebagai Bioindikator an Keanekaragaman Moluska Air Tawar Di
Tingkat Pencemaran di Sungai Lamasi Ka- Beberapa Situ Di DAS Ciliwung – Cisadane.
bupaten Luwu. Jurnal Dinamika. Vol. 5 (2) : Berita Biologi. Vol. 13 (2) : 1-9
21-34
Mariyam, S., Romdon, S. dan Kosasih, E. (2004).
Dewiyanti, G.A.D., B. Irawan, dan M. Moehamma- Teknik Pengukuran Oksigen Terlarut. Buletin
di. (2015). Kepadatan dan keanekaragaman Teknik Litkayasa Sumber Daya dan Penang-
plankton di perairan Mangetan Kanal Ka- kapan. Vol 2. Hal 45-48.
bupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur dari
daerah hulu, daerah tengah dan daerah hilir Meirikayanti,H., Rahardja, B.S., Sahidu, A.M. (2018).
Bulan Maret 2014.J. Ilmiah Biologi.3(1):37-46. Analisis Kandungan Logam Berat Temba-
ga (Cu) Pada Kepiting Bakau (Scylla sp.) di
Fitriyah, Y., Suhardiono, B. dan Widyorini, N. (2016). Sungai Wonorejo, Surabaya. JIPK. Vol 10 (2).
Struktur Komunitas Diaton di Perairan Tan- ISSN : 2528-0759
don Air untuk Tambak Garam di Desa Ke-
dung Mutih Kecamatan Wedung, Demak. Moreno, P.; Franca, J. S.; Ferreira, W. R.; Paz, A. D.;
Diponegoro Journal of Maquares. Vol. 5 (2) : Monteiro, I. M. &Callisto, M. (2009). Use of
11-16 the BEAST model for biomonitoring water
quality in a neotropical basin. Hydrobiologia.
Hawkes, H.A. (1978). Invertebrate as Indicator of 630:231-242
River Water Quality. University of Newcastle.
Upon Tyae, Newcastle. Musthofa, A., Muskananfola, M.R., Rudiyanti, S.
(2014). Analisis Komunitas Makrozooben-
Heino, J. Muotka, T. &Paavola, R. (2003). Determi- thos Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan
nants of macroinvertebrate diversity in head- Sungai Wedung Kabupaten Demak. Dipone-
water streams: regional and local influences. goro Journal Of Maquares. Vol.3 (1) : 81-88
Journal of Animal Ecology. 72:425-343.
Nontji, A. (2006). Tiada Kehidupan di Bumi Tanpa
Keberadaan Plankton. Lembaga Ilmu Penge-
tahuan Indonesia. Jakarta.
66 | Desmawati, I. dkk. Studi Pendahuluan Kelimpahan Plankton...
Nybakken, J. W. (1988). BiologiLaut. SuatuPendeka- Utomo, A. D., Ridho, M. R., Putranto, D. DA. Dan
tanEkologis.Diterjemahkanoleh M. Eidman, Sales, E. (2011). Keanekaragaman Plankton
Koesoebiono, D. G. Bengen, M. Hutomodan dan Tingkat KesuburanPerairan di Waduk
S. Sukardjo. GramediaPustakaUtama. Jakarta. Gajah Mungkur. BAWAL. Vol 3 (6) : 415-422
Odum, E.P. (1993). Dasar-dasar Ekologi. Edisi ke- Qiptiyah, Halidah, dan M.A. Rahman. (2008). Struk-
3. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. tur komunitaas plankton di perairan man-
Hlm.:79-106 . grove dan perairan terbuka di Kabupaten
Sinjay, Sulawesi Selatan. J. Penelitian Hutan
Permana, Dian., P. Setiyono, dan K. Winarno. (2003). dan Konservasi Alam, 5(2):137-143.
Keanekaragaman Makrobentos di Waduk
Bapang dan Waduk Ngablabaan, Sragen.En- Ruga, L., Langoy, M., Papu, A. dan Kolondam.
viro,Vol 3(1) : 25. (2014). Identifikasi Zooplankton di Perairan
Pulau Bunaken Manado. Jurnal MIPA UN-
Ruga, L., Langoy, M., Papu, A. danKolondam, B. SRAT Online. Vol 3(2) : 84-86.
(2014). Identifikasi Zooplankton di Perairan-
PulauBunaken Manado. Jurnal MIPA UNSRAT. Sari, A.N., Hutabarat, S. dan Soedarsono, P. (2014).
Vol 3 (2) : 84-86. Struktur Komunitas Plankton Pada Padang
Lamun di Pantai Pulau Panjang Jepara. Dipo-
Soeprobowati, T. R., &Suedy, S. W. A. (2011). Ko- negoro Journal of Maquares. Vol. 3 (2) : 82-91
munitasFitoplanktonDanauRawapening, 19,
19–30. Thoha, H. dan A. Rachman. (2013). Kelimpahan
dan distribusi spasial komu- nitas plankton
Soldner, M.; Stephen, I.; Ramos, I.; Angus, R., Wells, di perairan Kepulauan Banggai. J. Ilmu dan
N. C.; Grosso, A & Crane, M. (2004). Relation- Teknologi Kelautan Tropis 5(1):145-161.
ship between macroinvertebrate fauna and
environmental variables in small streams of Wardana, W. (2003). Teknik sampling, pengawetan
the Dominican Republic. Journal of Water Re- dan analisis plankton. modul pelatihan
search. 38:863-874. teknik sampling dan identifikasi plankton.
Balai Pengembangan dan Pengujian Mutu
Suherman. (2005). Struktur Komunitas Zooplank- Perikanan, Jakarta. 5-7 Mei 2003.
ton di Perairan Teluk Jakarta. Skripsi Fakultas
Perikanan Dan IlmuKelautan Institut Pertani- Yuliana. (2007). Struktur komunitas dan kelimpa-
an Bogor. han fitoplankton dalam kaitannya dengan
parameter fisika- kimia di Danau Laguna Ter-
Thoha, H. &Amri, K. (2011). KomposisidanKelimpa- nate, Maluku Utara. J. Protein, 14(1):85- 92.
hanFitoplankton di Perairan Kalimantan Se-
latan. Oseanologi Dan Limnologi Di Indone-
sia, 37, 371–382.