Apa manfaat dilakukan Tapering off pada obat tertentu ? Tujuan dilakukannya tapering
off pada beberapa obat adalah agar tubuh tidak menyadari secara langsung bila dosis
obat tersebut telah dikurangi dan akhirnya dihentikan sama sekali. Bila obat dihentikan
secara mendadak, tubuh akan mengalami gejala putus obat.
Obat-obat apa saja yang mengalami tapering off? Beberapa contoh obat yang bisa
mengalami tapering off adalah kortikosteroid, beta-blocker, antiepilepsi, dan
antidepressan.
Kortikosteroid
Obat ini memiliki efek anti-inflamasi dengan menekan migrasi leukosit polimorfonuklear
dan mengembalikan peningkatan permeabilitas kapiler. Efek penekanan sistem imun
terjadi dengan mekanisme penurunan aktivitas dan volume sistem limfatik, serta pada
dosis tinggi dapat menekan fungsi adrenal. Bila digunakan dalam dosis tinggi dan
jangka panjang, kortikosteroid dapat menyebabkan penekanan fungsi kelenjar
adrenal, penekanan sistem imun, sarcoma kaposi, miopati, efek pada mata, serta
gangguan psikiatrik. Contoh obat kortikosteroid antara lain prednison,
dexamethasone, methylprednisolon.
Mulailah dengan 4 mg dua kali sehari selama 7 hari, kemudian 2 mg dua kali sehari
selama 7 hari, kemudian 1 mg dua kali sehari selama 7 hari, kemudian 1 mg sekali
Penggunaan ketorolac inj lebih dari 5 hari dapat meningkatkan resiko GI bleeding.
D = Desire Albumin Level ( kadar Albumin yang dikehendaki )
A = Actual Albumin Level ( kadar Albumin sekarang )
B W = Body Wieight ( Berat badan )
Rumus : ( D – A ) X ( B W X 40 ) X 2
100
3.1.1. Tatalaksana jam pertama, tanpa memandang hiponatremia akut ataupun kronik
INTERAKSI OBAT
Sindrom QT panjang dapat diturunkan atau disebabkan oleh pengobatan atau kondisi.
Ini sering tidak terdiagnosis atau didiagnosis secara salah sebagai gangguan kejang,
seperti epilepsi.
Penderita kondisi ini mungkin tidak mengalami gejala untuk waktu lama. Jika memang
terjadi gejala, itu bisa parah dan dapat berupa pingsan tiba-tiba, kejang, atau bahkan
kematian mendadak.
Pengobatan dapat melibatkan perangkat medis, perubahan gaya hidup, atau obat-
obatan, seperti beta blocker.
Asites paling sering disebabkan oleh penyakit hati dan kurangnya protein (albumin).
Albumin adalah salah satu jenis protein yang berfungsi untuk mengikat cairan. Saat
tubuh kekurangan albumin atau hipoalbuminemia, maka cairan yang ada di dalam sel
akan bocor ke jaringan sekitar, termasuk ke rongga peritoneal.
Ascites terjadi saat jumlah cairan yang ada di dalam rongga peritoneal ini lebih dari 25
ml. Kondisi ini sering disebabkan oleh penyakit hati atau penurunan jumlah dan
produksi albumin.
Penyakit hati akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan pembuluh darah vena
hati yang selanjutnya meningkatkan risiko keluarnya cairan dari pembuluh darah ke
jaringan sekitar, termasuk rongga peritoneal.