Anda di halaman 1dari 38

Gas production Engineering

Dimana
d = oC di titik hydratnya
W = berat inhibitor di dalam fase cair, %
M = berat molekul inhibitor
Ki = konstanta, untuk methanol = 1297
untuk glycol = 2220

Jika d didalam oF maka Ki=2335 untuk methanol dan 4000 untuk glycol. Untuk
menentukan harga d, mula-mula ditentukan temperature, dimana hydrate akan
terbentuk pada tekanan maksimum dari system. Kemudian perkikan temperature
minimum operasi, dan jika temperature ini tidak diketahui, umumnya dipakai 4oC.
Jadi nilai d, ini adalah selisih kedua temperature tersebut.
Total injeksi Inhibitor. Total injeksi dari inhibitor dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :

Kehilangan inhibitor karena penguapan untuk glycol dapat diperkirakan sebanyak


3.5 liter / 106 std m3 atau 0.0035 m3 per 106 std m3 atau 0.23 lb/MMscf.
Prosedur Perhitungan Inhibitor secara ringkas dapat ditentukan langkah-langkah
perhitungan inhibitor adalah sebagai berikut : Tentukan besarnya temperature
yang menyebabkan terbentuknya hydrate dalam system tersebut

Tentukan temperature terendah yang diharapkan dalam system. Hitung kandungan


air (water content) pada temperature pada langkah 2, dengan menggunakan
gambar. Untuk menghitung persen berat inhibitor didalam fasa cair (W), gunakan
persamaan. Nilai d adalah selisih temperature di langkah 1 dan 2. Hitung W(Wt%)
inhibitor dengan menggunakan Persamaan . Jika digunakan methanol sebagai
inhibitor, harus dilakukan koreksi dengan menggunakan grafik. Nilai total injeksi
merupakan gabungan dari langkah ke 4 di tambahkan langkah ke 5
Metode packed-column contactor mengikuti prosedur grafik dan table SILVALS.
Parameter yang ditangani pada dehydrator, yaitu: Laju alir gas, MMscf; Specific
Gravity gas; Tekanan Operasi, psig; Tekanan kerja maksimum contactor, psig;
Temperatur gas masuk,oF; Kandungan uap air akhir dalam gas, lbm/MMscf.
Pertimbangan operasi: Laju sirkulasi glycol terhadap air yang akan dipisahkan,
Laju sirkulasi 2-6 gal TEG/lb H2O yang dipisahkan sering dipergunakan di
lapangan-lapangan, Konsentrasi lean glycol dari reconcentrator berkisar antara
99.0 – 99.9% lean TEG. Nilai 99.5% lean TEG sering digunakan sesuai dengan
pendesaian.

Glycol Dehydration Process dapat digambarkan sebagai berikut:

104
Gas production Engineering

Diagram alir dari dehidrator glikol (Sivalls, 1977).

Gas kapasitas scrubber inlet vertikal berdasarkan 0.7-spesifik gravitasi pada 100
°F (Guo dan Ghalambor,
2005).

Dalam operasi kapasitas Glikol Dehydrators menggunakan informasi berikut

105
Gas production Engineering

koreksi suhu dan gravitasi gas masing-masing diberikan dalam Tabel k1 dan k2,.
Suhu dan faktor spesifik gravitasi untuk kontaktor glikol masing-masing.dalam
Tabel k3 dan k4

Tabel k1 Faktor Koreksi Suhu untuk trayed Kontaktor Glikol

Tabel k2.

106
Gas production Engineering

Tabel k3.

Tabel k4.

107
Gas production Engineering

Diameter minimum dari kontaktor trayed glikol yang dioperasikan dapat didekati
dari Gambar k5.

108
Gas production Engineering

Diameter minimum dari kontaktor glikol packing dilihat Gambar k6.

109
Gas production Engineering

Ketinggian minimum packing dari kontaktor atau jumlah minimum tray dari
trayed kontaktor, dapat diketahui dari Gamba k7.

Operasi Glikol Re-konsentrator (tingkat sirkulasi glycol dibutuhkan):

110
Gas production Engineering

Operasi Reboiler: Beban panas yang dibutuhkan untuk reboiler dapat


diperkirakan:

Ukuran keseluruhan umum reboiler dapat ditentukan sebagai berikut:

Operasi Flash Separator Glikol:

Garis pengoperasian absorber dibuat berdasar neraca massa dari aliran masuk dan
keluar (akan dilakukan pada saat diskusi)

Dry absorbent,

Metode ini adalah fixed-bed adsorption solid desiccants could be used such as
silica gel, activated alumina, or molecular sieves

111
Gas production Engineering

Operasi dikondisikan dengan ketentuan gas flow rate V (MMSCF/d), temperature


T(R), gas water content Y1 (lbs H2O/MMSCF), desiccant particle size DP (ft),
gas density (lbs/ft3), dan operating pressure P (psia). Maximum penggunaan
capacity desiccant XC (lbs H2O/100 lbs desiccant) ditentukan vendor. Adapun
Bed operation cycle time dianggap 8 h sehingga one day has three cycles.

Gas flow rate V (MMSCF/d) and water content Y1 (lbs H2O/MMSCF), maka air
yang terserab dari gas sebagai berikut

112
Gas production Engineering

Dianggap 3 cycles, setiap cycle 8 h perhari. Jika particle size bed diketahui DP
(ft), maka superfacial velocity

diameter bed d(ft)

loading air q (lbs/ft2h)

Mass transfer zone ketinggian (height) hz (ft)

RS adalah relative saturation


Berat Bed WB(lb)

Desiccant density (lbs/ft3) berdasarkan bed volume VB(ft3)

Bed length hB(ft)

Maximum capacity desiccant (lbsH2O/100 lbs desiccant)

X’s dynamic capacity desiccant pada saturation dan fungsi temperatur

113
Gas production Engineering

XS capacity dynamic padat 77 F and TB(F) bed temperature dan dinilai dari gas
relative saturation (RS) at 77F:

Breakthrough time

Check pressure drop bed 1/8-in

1.3. Sweetening

Amine process

Keberadaan CO2 dalam gas dalam gas alam (natural gas) tidak diinginkan karena
CO2 gas yang bersifat asam dan jika bereaksi dengan air membentuk asam
karbonat (H2CO3) menyebabkan korosi pada sistem perpipaan. Sedangkan dalam
pembuatan LNG, gas CO2 harus dihilangkan terlebih dahulu agar tidak terjadi
pembekuan pada temperatur yang sangat rendah.

Proses penghilangan asam secara konvensional dengan menggunakan kolom


absorpsi seperti packed tower, spray tower, venturi scrubber dan bubble column
didasarkan pada reaksi yang terjadi antara asam dengan larutan amina dan garam
logam alkali sebagai absorben/pelarut.

Gas alam sering mengandung gas H2S dan CO2, kedua gas ini disebut sebagai gas
asam karena bersama-sama dengan air akan membentuk larutan asam. Jika gas
asam mengandung H2S dalam jumlah yang melebihi batas yang diijinkan oleh
industri-industri disebut dengan sour gas.

Hampir seluruh proses pemisahan H2S sekaligus juga memisahkan CO2. gas CO2
bersama-sama dengan air akan menghasilkan senyawa yang bersifat korosif.
Meskipun demikian CO2 tidak selalu harus dihilangkan/dipisahkan dari campuran
gasnya, kecuali untuk mencegah pengerasan CO2 jika akan dialirkan ke cryogenic
plant. Beberapa proses yang digunakan untuk memisahkan gas asam yaitu :
114
Gas production Engineering

alkanolamine sweetening, glycol/amine process, sulfinol proses dan iron sponge


sweetening.

Penghilangan karbon dioksida dari campuran gas merupakan operasi yang sangat
penting. Metode yang paling umum adalah penyerapan. Saat ini, salah satu
metode yang paling umum digunakan adalah menggunakan kalium karbonat dan
alkonolamine. Alkonolamine meliputi senyawa organic monoethanolamine (ME),
diethanolamine (DEA) dan triethanolamine (TEA).

Proses alkanolamine memisahkan H2S sekaligus CO2 umumnya MEA lebih


reaktif, lebih stabil dan dengan cepat dapat dibersihkan dari kontaminan dengan
destilasi semi kontinu.

Reaksi yang terjadi antara H2S dan MEA adalah:

Absorbsi, MEA + MEA Hydrosulfide + Heat

MEA + H2 + CO2 MEA Carbonate + Heat

Regenerasi, MEA Hydrosulfide + Heat MEA + H2S

MEA Carbonate + Heat MEA + H2O +CO2

Unit Alkanolamine Sweetening

115
Gas production Engineering

Pada Gbr memperlihatkan Sour gas masuk kebagian bawah dari kontactor dan
mengalir keatas berlawanan arah dengan aliran larut MEA. Sweet gas dialirkan
keluar system, sedang larutan MEA dialirkan ke regenerator dimana melalui
proses panas gas asam dipisahkan kelarutan tersebut. MEA yang sudah bersih
(Clean MEA) didinginkan dengan heat exchange dan dipompakan kembali ke
contactor.

Gas asam dan uap air dari bagian atas regenerator dilewatkan acid gas cooler
dimana uap air dikondensasikan dan dipompakan kembali ke regenerator.
Contactor dioperasikan pada tekanan 50-1000 psig atau lebih, sedang regenerator
beroperasi pada tekanan sedikit diatas tekanan atmosfer.

Bahan penyerap yang digunakan di dalam teknologi absorpsi CO2 dapat


digolongkan menurut reactivity/solubility terhadap CO2. Secara meluas bahan
penyerap yang digunakan di industri adalah dari senyawa dari alkanolamines.
Alkanolamines biasanya digunakan sebagai penyerap dalam bentuk cair di dalam
proses absorpsi CO2. Alkanolamines dibagi ke dalam tiga kelas: amina-amina
utama, tersier dan sekunder yang menurut fungsi golongannya. Klasifikasi itu
didasarkan pada substitusi atom hidrogen ke atom nitrogen. Senyawa Amina-
amina yang paling reaktif diantara nya senyawa amine iaitu monoethanolamine
(MEA) dan diglycoamine (DEA). Awalnya monoethanolamine (MEA) digunakan
di dalam penyelidikan simulasi absorpsi CO2.

Reaksi utama antara MEA dan CO2 di dalam larutan terjadi secara reaksi
elektrokimia, mekanisme reaksi yang terjadi adalah sbb:

Deskripsi Proses Penyerapan. Flue gas yang mengandung CO2 dialirkan ke


pendingin dengan sirkulasi aliran air, selanjutnya gas di tekanan dengan blower
sehingga diperoleh penurunan tekanan pada menara absorpsi. Gas-gas cerobong
dialirkan melalui absorber secara berlawanan arah dengan larutan yang ada di
dalam absorber.

Di dalam menara absorber, bahan larutan penyerap bereaksi secara kimiawi


dengan gas CO2 yang terkandung di dalam gas cerobong. Gas CO2-lean lalu
masuk ke dalam menara absorber, dan gas keluarnya dimasukkan kembali ke
menara absorber. Gas-gas yang telah bersih dilepaskan ke atmosper. Untuk
simulasi pemisahan konsentrasi CO2 di dalam gas buang diperkirakan kurang dari
1%.

116
Gas production Engineering

Larutan CO2-rich meninggalkan absorber dan dipompa kepada lean/rich melintasi


alat pertukaran panas. Di dalam alat pertukaran panas, larutan CO2-rich
dipanaskan dan larutan CO2-lean didinginkan. Larutan CO2-rich dimasukkan ke
menara regenerasi di mana larutan penyerap amina diperbaharui. Untuk
memperbaharui bahan pelarut, larutan CO2-rich dipanaskan di suatu boiler pada
tekanan rendah. Karena pemanasan, air dan bahan serap diuapkan. Uap air dan
bahan penyerap meninggalkan boiler dan masuk kembali ke regenerator. Uap
yang terjadi di dalam kondenser pada menara regenerator sambil membebaskan
CO2 dan memanaskan larutan bawah yang datang. Sebagian uap air dan CO2
masuk di bagian Regenerator dimana uap penyerap dibebaskan. Uap air dan CO2
masuk ke dalam kondensator reflux di mana uap air diembunkan dan CO2 nya
didinginkan. Air yang diembunkan dikembalikan ke aktivasi kembali ke
Regenerator.
Larutan CO2-lean meninggalkan boiler dan masuk penukar panas untuk
didinginkan. Larutan kemudian dipompakan didinginkan lebih lanjut dan masuk
kembali ke absorber.

Jika dilakukan simulasi, maka konsentrasi larutan MEA dibuat bervariasi.


Konsentrasi MEA telah ditentukan 30 w% untuk awal simulasi. Laju alir Flue gas
ditentukan pada 35 l/min dan komposisi flue gas is CO2=13.89%, N2=82.56%
dan O2=3.55%. Di dalam simulasi ini tekanan absorber dibuat bervariasi antara 1
sampai 10 atm. Dan sebagai hasilnya dapat di lihat pada gambar 2. Kenaikan
tekanan absorber di atas 3 atm akan menghasilkan laju penyerapan yang relatief
baik.

Efek variasi tekanan absorber

Jika menggunakan Glycol/Amine Process, untuk gas alam tidak memerlukan


penurunan dew point. Proses ini juga menggunakan larutan yang mempunyai
komposisi 10%-30% berat MEA, 45% - 85% berat glycol dan 5% - 25% berat air.
Kelemahan proses ini adalah menaikan kehilangan penyerapan MEA karena

117
Gas production Engineering

temperatur regenerasi yang tinggi, dan untuk memperoleh MEA kembali harus
digunakan vacuum distilasi dan adanya problem korosi.

Sulfinol Process. Proses ini menggunakan sulfanol sebagai solvent untuk


melarutkan gas asam. Sulfanol merupakan campuran dari sulfolane
diisopropanolamine (DIPA) dan air. Sulfolane memisahkan gas asam berdasarkan
adsorpsi secara fisik, sedangkan DIPA berdasarkan reaksi kimia. Kelebihan dari
proses sulfanol adalah sirkulasi solvent nya rendah, peralatan lebih kecil. Heat
capacity dari solvent rendah, biaya operasi rendah dan problem korosinya juga
kecil. Kondensasi membentuk foam, efektivitas tinggi terutama carbonyl sulfite
(COS), carbon disulfite (CS2) dan mercaptant, kehilangan solvent karena
penguapan adalah rendah, kecenderungan pengotoran heat exchanger rendah dan
tidak berekspansi pada saat solvent didinginkan. Sedangkan kelemahannya adalah
mengadsorpsi hydrokarbon berat dan aromatik serta harganya cukup mahal.

Untuk Proses pemisahan gas asam dari gas alam umumnya dilakukan untuk
mencapai spesifikasi konsentrasi H2S sebesar 0.25 gr/scf (4 ppmv), dan
konsentrasi CO2 sebesar 2 – 3% mol. Sebagian besar proses pemisahan gas asam
secara kontinyu menggunakan absorpsi dengan pelarut alkanolamine. Pelarut fisik
dapat ditambahkan untuk meningkatkan kinerja larutan alkanolamine.
Umpan gas yang mengandung CO2 dan H2S (sour gas) masuk ke bawah kolom
kontaktor dan kontak dengan larutan amina yang dialirkan dari atas kolom. Di
dalam kontaktor terjadi reaksi antara komponen gas asam dengan amina
membentuk garam. Kesetimbangan reaksi alkanolamine dengan CO2 dan H2S
akan bergeser ke kanan pada tekanan sistem yang tinggi dan temperatur rendah.
Gas bersih (sweet gas) keluar dari atas kontaktor , sedangkan larutan amina kaya
keluar dari bawah kontaktor dan masuk ke flash tank untuk melepaskan sebagian
gas hidrokarbon yang terbawa. Larutan amina kaya keluar dari bagian bawah flash
tank dan dipanaskan oleh larutan amina teregenerasi di penukar panas sebelum
masuk ke kolom regenerator. Regenerator memisahkan sebagian besar gas CO2,
H2S, dan sejumlah air dari larutan amina menggunakan panas dari ketel pendidih.
Larutan amina teregenerasi keluar dari bawah kolom dan disirkulasikan kembali
ke kolom kontaktor.

Secara umum, pelarut alkanolamine dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:

▪ Amina primer yang memiliki 2 atom hidrogen dan 1 gugus alkil yang
terikat pada atom N (MEA dan DGA).
▪ Amina sekunder yang memiliki 1 atom hidrogen dan 2 gugus alkil yang
terikat pada atom N (DEA dan DIPA)
▪ Amina tersier yang memiliki 3 gugus alkil yang terikat pada atom N
(MDEA dan TEA).

Reaksi antara gas CO2 dan H2S dengan alkanolamine terdiri dari:

Ionisasi dan hidrolisis H2S dan CO2

H2S H+ + HS- 2H+ + S=


118
Gas production Engineering

CO2 + H2O H+ + HCO3- 2H+ + CO3=

Reaksi disosiasi pembentukan S= dan CO3= memiliki konstanta kesetimbangan


yang kecil (10-14) sehingga dapat diabaikan. Pada kondisi basa, ion bisulfida dan
bikarbonat juga dapat terbentuk melalui:

H2S + OH- HS- + H2O


CO2 + OH- HCO3-

Protonasi larutan amina

Protonasi pada:

- Amina primer :
RNH2 + H+ RNH3+
- Amina sekunder:
RR’NH + H+ RR’NH2+
- Amina tersier :
RR’R”N + H+ RR’R”NH+

Konstanta kesetimbangan pada larutan amin dengan struktur molekul sederhana


lebih besar. Namun, pH yang tinggi membatasi konsentrasi RNH3+ sehingga
tidak terlalu ada perbedaan jumlah konversi antar jenis amina dalam reaksi ini.

Reaksi dengan H2S

Reaksi paralel dengan ion bisulfida:

RR’NH2+ + HS- RR’NH2.SH


RR’NH + H2S RR’NH2.SH

Kedua reaksi tersebut cepat sehingga membatasi reaksi dengan senyawa sulfida:

2RR’NH2+ + S= (RR’NH2).S

Reaksi dengan CO2


Reaksi CO2 dengan alkanolamin primer dan sekunder:

RR’NH + CO2 RR’NCOO- + H+


RR’NH + H+ RR’NH2+

CO2 bereaksi secara langsung dengan alkanolamin primer dan sekunder untuk
membentuk asam karbamat. Secara keseluruhan reaksi pada alkanolamin primer
dan sekunder ini dapat ditulis:

119
Gas production Engineering

CO2 + 2RR’NH RR’NCOO- + RR’NH2+

Pada alkanolamin tersier, CO2 bereaksi secara tidak langsung dengan larutan
alkanolamin. Dengan keberadaan air, maka akan terbentuk bikarbonat dan
alkanolamin terprotonasi.

R3N + H2O R3NH+ + OH-


CO2 + R3N + H2O R3NH+ + HCO3-

Absorber dan stripper

Desorpsi adalah suatu proses perpindahan massa dimana campuran cairan yang
mengandung gas terlarut, mengalir dalam kolom stripping misalnya dan gas
pelucut mengalir kebagian atas kolom sementara pada kondisi ini gas terlarut
keluar dari larutan dan terbawa keluar bersama gas pelucut. Proses ini merupakan
kebalikan dari proses absorpsi, dimana suatu campuran gas dikontakkan dengan
cairan penyerap tertentu sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut akan
larut ke dalam cairan. Proses stripping yang umum dilakukan di Industri adalah
menggunakan tray tower atau menara kolom isian (packed tower). Penghilangan
suatu impurity gas biasanya dilakukan dengan penyerapan menggunakan steam
dalam suatu kolom bahan isian.

Tray Tower

Tower ini adalah tangki silinder tegak bertekanan dimana uap dan cairan
mengalir berlawanan arah yang berkontak dengan rangkaian piringan/nampan
(tray) logam. Cairan mengalir sesuai gaya gravitasi melalui setiap tray melewati
weir kemudian turun ke downcomer tray dibawahnya. Sementara uap diumpankan
dari bagian bawah tangki menuju ke bagian atas tangki melewati lubang disetiap
tray .

Packed Tower

Bahan isian atau packing yang digunakan dalam kolom isian tersedia dalam
berbagai bentuk, jenis dan ukuran. Setiap jenis packing yang umum digunakan
antara lain: Raschig, ring, pall ring, lessing ring dan berl saddle.

120
Gas production Engineering

Kebanyakan bahan isian menara terbuat dari bahan-bahan yang murah, tidak
bereaksi dan ringan, seperti lempung, porselen dan berbagai jenis plastic. Kadang-
kadang cincin-cincin berdinding tipis, yang terbuat dari baja atau alumunium ada
juga yang dipergunakan. Ruang-ruang kosong dan laluan yang cukup besar
seabgai media alir fluida dibuat dengan membuat bahan isian itu berbentuk tak
beraturan atau bolong, sehingga tersusun dalam suatu struktur terbuka dengan
porositas 60 sampai 95 persen.

Spray Tower

Kolom dengan spray dapat digunakan untuk operasi yang hanya membutuhkan
satu atau dua stage teoritis dengan pressure drop yang sangat kecil dan zat terlarut
sangat larut pada fase cair. Kolom spray yang paling sederhana yang digunakan
untuk proses operasi desorpsi terdiri dari sebuah tangki kosong dimana cairan
disemprotkan kebawah melewati gas yang dimasukkan dari bawah tangki dan
mengalir keatas. Pada kolom spray yang lebih canggih, dedua fase disemprotkan
malalui spray yang lebih canggih, kedua fase disemprotkan melalui nozzle yang
akan menghasilkan semburan butiran yang sangat halus(atmozer) atau melalui
ventura atau jet yang juga menghasilkan butiran halus. Kolom spray memiliki
keunggulan dalam hal pressure drop gas yang rendah tidak akan terjadi
penyumbatan apabila terbentuk padatan dan tidak akan mengalami flooding.

121
Gas production Engineering

Buble Column

Terdiri dari tangki silinder tegak yang sebagiannya terpenuhi oleh cairan sampai
uap menggelembung. Pressure drop gas pada alat ini tinggi dan hanya bisa
mencapai satu atau dua stage teoretis saja. Alat ini dapat digunakan pada fase cair
dan atau terjadi reaksi kimia yang lambat pada fase cair sehingga memerlukan
waktu tinggal yang cukup lama.

122
Gas production Engineering

Flooding

Didalam suatu menara isian dengan arus berlawanan arah, fase gas akan mengalir
ke atas melawan gaya friksi dan hambatan oleh bahan isian dan aliran cairan.
Sementara itu, cairan akan mengalir turun. Untuk kolom dengan suatu diameter
tertentu, kenaikan aliran inlet kolom akan menyebabkan kenaikan pressure drop
gas akibat semakin besarnya gaya hambatan bahan isian dan aliran cairan. Pada
suatu trik tertentu, pressure drop menjadi sedemikian besar dan menjadi seimbang
dengan gaya aliran cairan. Pada kondisi ini, cairan tidak dapat mengalir turun
melewati bahan isian, sehingga akan menggenangi bahan isian. Akibatnya aliran
gas terhambat dan menara menjadi tidak stabil. Oleh karena itu terdapat batas atas
bagi aliran gas yang disebut sebagai kecepatan pembanjir (flooding velocity).
Besarnya dapat ditentukan dengan mengamati hubungan antara penurunan
tekanan melalui hamparan bahan isian dengan laju alir gas, atau dengan
mengamati perangkat zat cair dan dari penampakan isian itu.

123
Gas production Engineering

Operability Absorber

Mengenai operability impak dapat di tinjau dari Garis Operasi yang akan
dijalankan dilapangan. Ini dapat dengan bantuan melakukan neraca massa total
dan neraca massa komponen dalam absorber. Hasil dari neraca ini akan diperoleh
garis operasi yang akan menentukan operability dan impact nya. Dengan
meninjau neraca massa komponen pada menara, secara ringkas sebagai berikut
ini.

G2 L2

Y2 X2

Absorber

G1

Y1
L1
124
X1
Gas production Engineering

Dari seketsa ini dibuat Neraca Massa Total berikut

G1 + L1 = G2 + L2

Dalam hitungan sering digunan cairan yang encer, dengan seperti itu L dan G
dianggap tetap, konsekuensinya

L1 = L2 = Ls,
dan
G1 = G2 = Gs

Untuk membuat garis operasi absorber dilakukan dari neraca massa komponen
gas CO2:

Gs.Y1 +Ls.X1 = Gs.Y2 + Ls.X2


Gs(Y1-Y2)=Ls(X2-X1)

Jika Y2 = Y, maka

Y=

Pernyataan ini ini menjadi garis pengoperasian Absorber. kecendurungan


(slope) pengoperasian absorber dinyatakan perbadingan:

Ini menjadi dasar melihat /meninjau Operability impact yang dilakukan operator.
Nilai ini kemudian menjadi penentu kualitas pengoperasian menara absorber

Pengaruh Tinggi Bahan Isian. Dalam pengoperasian ini, tentu tidak terlepas dari
tinggi bahan isian yang telah didesain. Bagaimana pengaruh tinggi bahan isian
yang dioperasikan?
Mekanisme menentukannya melalui neraca massa di fase gas dalam absorber
(volume elemen bahan isian):

G2 L2

Y2 X2
Vol. elemen

Absorber 125
Gas production Engineering

Neraca keseluruhan:
R in – R out = 0
Gs.AY|2 – Gs.AY|z+ Z+NA.A.ΔZ = 0

Telah diperkenalkan sebelumnya bahwa kecepatan absorbsi dari mekanisme


perpindahan massa asam dari permukaan cairan kedalam MEA sebagai berikut

Dari ke dua neraca ini dibuatlah bentuk berikut

Koreksi Gs=G/S dimana S= luas penampang. Jika dianggap system absorbsi


itu pada aisothermal, maka nilai Kya dalam uraian ini akan tetap dimana
tinggi absorber yang akan dioperasikan dalam proses absorbsi sebagai
berikut

Koreksi (G/S)/Kya

Kya=aGy0,7Gx0,7

Dalam pernyataan ini,

Kya=aGy0,7Gx0,7

yang didapatkan dari hasil penelitian terlihat tetapan absorber sangat menentukan
pengoperasian. Apabila nilainya berkurang atau bertambah maka, hasil
pengoperasian pada Start up, operasi normal dan pada saat shutdown akan
berubah. Dalam gambar ini terlihat semua sudah didesain sedemikian sehingga,
yang mengoperasikan alat harus patuh pada SOP. Kalau tidak perlu dievaluasi
semua variabel untuk mendapatkan hasil diinginkan. Pengaruh Tinggi kolom
bahan isian dalam absorber dinyatakan dengan ini
126
Gas production Engineering

Z = Htog x Ntog
Htog = ( mGs/Ls)x HL + HG

keterangan:

Z = tinggi kolom bahan isian dalam satuan , ft


Ntog = jumlah unit perpindahan total fase gas
(tidak bersatuan)

Htog = tinggi unit perpindahan total dalam


satuan ft
HG = tinggi unit perpindahan zat dalam fase gas
satuan ft
HL = tinggi unit perpindahan zat dalam fase cair

Untuk menentukan nilai jumlah unit perpindahan total fase gas (Ntog) digunakan
kesamaan ini:

Persamaan kesetimbangan juga digunakan berikut ini

Untuk menghitung tinggi unit perpindahan (Htog):

G = Kecepatan gas masuk , lbmol/m2j


L = Kecepatan DEA dari bawah, lbmol/j
m =slop atau kecendurungan kurva setimbang
HG = tinggi unit perpindahan zat dalam fase gas satuan ft
HL = tinggi unit perpindahan zat dalam fase cair
Dari data empirik, korelasi nilai operator HL dapat diperoleh dari persamaan
berikut

Nsc = Schmidt Number

127
Gas production Engineering

Untuk nilai operator HG dapat diperoleh dari

Z = Htog x Ntog

Menghitung diameter dalam menara absorber:

Dimana:

A = luas perpindahan massa


Gf = super velocity pada keadaan floading
Dc = diameter menara absorber
Kv = Ordinat dari graifik yang terdapat pada referensi
ρL = densitas cairan
ρG = desain gas
ε = free space
gc = konstanta grafitasi
a = surface area
ψ = ordinat dari grafik data referensi
Vw = laju alir gas

Pengaruh Penurunan tekanan (ΔP):

128
Gas production Engineering

ΔP = 10βL(G2/ρG)

Solid bed

Iron sponge merupakan sponge yang dibuat dari deposit oxide (Fe2O3) dan serpih
kayu melalui berbagai proses, sehingga bersifat sensitif terhadap H2S.

Reaksi yang terjadi :

2 Fe2O3 + 6 H2S 2 Fe2S + H2O

Suhu operasi selama reaksi dipertahankan kurang dari 120oF dan semprotan
tambahan air harus diberikan. Regenerasi sponge dilakukan dengan
menambahkan udara ( O2) dengan reaksi yg terjadi sbb:

2 Fe2S3 + 3 O2 (air) 2 Fe2O3 + 6 S +


Heat

Karena sulfur tetap berada di sponge, maka jumlah langkah regenerasi terbatas
sehingga relatif mempunyai umur singkat. Iron sponge sweetening digunakan
untuk gas dengan kandungan H2S relatief lebih rendah.

Membrane methode

Dalam pemisahan gas, membran telah banyak digunakan untuk dehidrasi gas
alam, proses pemurnian nitrogen sebagai gas inert,dan penghilangan gas asam dari
gas alam (acid gas treatment).
Kontaktor gas cair menggunakan membran dapat dijadikan alternatif pengganti
kolom konvensional. Jika dilihat dari luas permukaan kontak, membran memiliki
luas permukaan yang lebih besar jika dibandingkan kolom biasa. Untuk kolom
absorber dengan tipe packed column memiliki luas permukaan 30-300 m2/m3
sedangkan kontaktor membran dapat mencapai 1600-6600 m2/m3, bahkan untuk
kontaktor dengan membran serat berongga (hollow fiber membrane) memiliki
luas permukaan di atas 33000 m2/m3 .
Gambar dibawah memperlihatkan matriks gas sederhana yang menyebar
keseluruh bagian suatu selaput perintang. Gas CO2 akan terlarut ke dalam
membran, mendifusi melalui dinding membran, dan jalan keluar di sisi luar
membran dengan tekanan lebih rendah. Tingkat laju perembesan CO2 ke
membran merupakan fungsi komposisi CO2, tekanan gas umpan dan suhu, bahan
membran dan ketebalannya, dan tekanan di sebelah luar membran.

129
Gas production Engineering

Reaksi CO2 dengan air tersebut merupakan reaksi kesetimbangan, di mana


konstanta kesetimbangannya sangat kecil sehingga pembentukan H+ dan HCO3-
juga sangat kecil. Karena itu, proses absorbsi CO2 dengan air lebih dinyatakan
sebagai absorbsi fisika, bukan absorbsi kimia.

1.4. LPG and LNG plant

LPG Plant. LPG Plant dijelaskan dengan mengolah natural gas dari Wells yang
propertis umum sebagai berikut :

130
Gas production Engineering

Well yang lain :

Wells gas tidak bisa memberi umpan ke Plant LPG karena mengandung H2S
tinggi dan CO2 tinggi yang akan menyebabkan berbagai masalah seperti korosi
dan keluar dari Produk LPG .

Cara untuk mengathasinya adalah menginstal unit pemisah H2S. Setelah diproses
gas , ini akan menjadi produk Plant (biasanya) sebagai berikut:

• Lean Gas

Lean gas adalah gas kering yang sebagian bagian besar dari Fraksi yang
lebih berat seperti Propane sampai Heptane. Ini lean gas dengan NHV
(Nilai Panas Bersih) dari gas ini sekitar 1000 Btu / scf.
LPG (Liquified Petroleum Gas) adalah gas yang cair karena sistem
pendingin yang dijalankan dalam Sistem cryogenic dan kemudian
dipisahkan pada kedua Towers Fraksinasi (Deethanizer dan LPG Tower).

Spesifikasi lainnya akan terdaftar sebagai berikut:

• Condensate.

Kondensat adalah minyak yang memiliki API Gravity tinggi (hingga 60) yang
akan dikirim untuk meningkatkan kualitasnya.

Deskripsi Proses

.
131
Gas production Engineering

LPG Plant

Pada umumnya LPG hasil dari plant dilanjutkan dengan plant berikutnya.

LPG Treating System

Dalam pengoperasian

• Suhu amina dikontrol sehingga viskositas adalah sekitar 2 sentipoise.


• Pada antarmuka aminel LPG dijamin pemisahan fase yang efektif.

132
Gas production Engineering

• Sebagai data menunjukkan, suhu operasi harus lebih besar dari sekitar 100
° F untuk MEA yang khusus: DEA, dan MDEA untuk memenuhi
viskositas 2 sentipoise sebagai persyaratan.
• Changela dan Akar (1986) melaporkan bahwa suhu operasi yang rendah
amina (60-70 °F versus desain 110 °F) untuk meningkatkan viskositas dari
larutan amina.

Margin desain kusus antara tekanan bubblepoint LPG dan LPG tekanan treater
operasi sering 100 psi atau lebih besar, dan perbedaan antara tekanan bubblepoint
LPG dan operasi tekanan minimum dalam sistem treatmen LPG diatur paling 50
psi atau lebih. Misalnya, Changela dan Akar (1986) menggambarkan sebuah
pabrik gas treater cairan di mana cairan hidrokarbon bubblepoint dari drum
dengan tekanan operasi desain 330 psig ditreatmen 500 psig. Dalam kasus ini
margin antara tekanan operasi dan bubblepoint di treater LPG adalah sekitar 170
psi.

Selain pembatasan konsentrasi amina dan loading larutan yang kaya, tingkat rasio
aliran volumetrik dari fase kontinyu (amina) ke fase terdispersi (LPG) harus lebih
dari sekitar 1:30 untuk memastikan perpindahan massa yang baik. Desain
konservatif akan meminta rasio volumetrik amina ke LPG dari 01:15 atau lebih

Hasil:C

• Hampir semua H2S pergi ke produk etana dengan sejumlah kecil muncul
di propana.
• COS juga terbagi antara etana dan propana produk, namun, sebagian besar
dengan propana.
• Methyl mercaptan pergi terutama pada produk butana, namun jumlah yang
signifikan muncul dalam propana dan bahkan di aliran etana.
• Ethyl mercaptan dibagi antara butana dan fraksi bensin dengan sebagian
besar muncul dalam aliran butana.
• propil Mercaptans lebih tinggi muncul terutama dalam bensin.

Treaters cair Amine-jenis hidrokarbon dapat dirancang untuk menghilangkan


kedua H2S dan COS, namun merkaptan, yang merupakan asam yang lebih lemah

133
Gas production Engineering

dari H2S, tidak bereaksi secara signifikan dengan amina. Namun, mereka dapat
dibuat untuk bereaksi dengan alkali kuat, seperti natrium hidroksida.

Menurut Johnson dan Condit, konsentrasi MEA dalam kaustik harus


dipertahankan pada sekitar 1,5% berat atau lebih tinggi untuk mencapai
penghilangan hampir lengkap COS (0,04 ppmw COS dilaporkan sebagai S).
Konsentrasi kaustik harus lebih besar dari 3,0% berat untuk reaksi terjadi, dan
rasio volumetrik kaustik dirumuskan dengan aliran LPG harus 10: 1. Ketika kedua
MEA dan kaustik ada maka, MEA tidak dikonsumsi oleh reaksi dengan COS.

Plant NGL

Pemisahan metan dengan metode Turbo-expander (NGL)

134
Gas production Engineering

Turbo-expander ( expansion turbine):

- aliran centrifugal ( axial) turbine dari pressure gas tinggi di expansi


menghasilkan kerja (work) yang sering digunakan mendrive compressor
- kerja expansi didekati isentropic process (constant entropy process)
- turbine low pressure exhaust gas menghasilkan low temperature, −150 °C
(tergantung operating pressure dan gas properties.

Penggunaan :
Turboexpanders sources dari refrigeration misalnya memisahkan methane dari
natural gas, dan low-temperature processes.

135
Gas production Engineering

Pembuatan metan dari natural gas

Diagram alir demethanizer (extract metan dari hydrocarbon liquids) dari natural
gas.

- Setelah hidrokarbon memenuhi syarat, hydrocarbons dikumpulkan sebagai


NGL (natural gas liquids). Pemisahan dilakukan dengan turboexpander
dan low-temperature distillation column (called a demethanizer) seperti
gambar diatas
- Proses dan pengkondisian : Inlet gas ke demethanizer awalnya didinginkan
sekitar −51 °C dalam heat exchanger (cold box) akan terjadi kondensasi
partially. Hasilnya campuran gas-liquid dipisah dalam seperator.
- Arus liquid dari gas-liquid separator mengalir melalui valve ( throttling
expansion ) dari absolute pressure 62 bar ke 21 bar (6.2 to 2.1 MPa), yang
mana isenthalpic process ( constant enthalpy process) hasilnya
temperature lebih rendah dari −51 °C to about −81 °C sebagai unpan
masuk ke demethanizer.
- Arus gas dari gas-liquid separator masuk ke turboexpander ( isentropic
expansion dari absolute pressure 62 bar to 21 bar (6.2 to 2.1 MPa)).
Temperatur gas lebih rendah dari −51 °C to about −91 °C sebagai unpan
demethanizer sebagai distillation reflux.

136
Gas production Engineering

- Cairan dari top tray demethanizer (−90 °C) dilewatkan ke cold box untuk
menaikkan suhunya sampai 0 °C dan mendinginkan inlet gas, selanjudnya
kembali ke demethanizer dan seterusnya. Effect, inlet gas akan memberi
heat required untuk "reboil" pada bottom demethanizer dan
turboexpander membuang heat untuk mengadalan reflux pada top
demethanizer.

Kondisioning

Product Gas dari demethanizer −90 °C diproses agar qualitas natural gas
sesuai pada saat distributi ke konsumen dengan pipeline. Routenya
melalui cold box dimana pemanas sebagai pendingin. Gas compressor
digerakkan turbo expander dan selanjudnya compressed pada second-
stage gas compressor yang di driven oleh electric motor sebelum
distribution pipeline. Pada bagian bottom product demethanizer di
panaskan dalam cold box dengan inlet gas, sebelum meninggalkan NGL.

LNG liquefaction

Proses LNG umumnya didasarkan pada proses pendinginan dua atau tiga tahap.
Tiga tahap pabrik pencairan ditunjukkan dalam gambar ini

Desain yang sebenarnya bervariasi dengan proses yang berbeda. Komponen yang
paling penting adalah penukar panas, juga disebut kotak dingin, yang dirancang
untuk efisiensi pendinginan optimal. Desain dapat menggunakan kotak dingin
yang terpisah, atau dua tahap dapat menggabungkan menjadi satu penukar panas
yang kompleks

137
Gas production Engineering

Fasilitas Penampungan Gas

Tangki Bola (Spherical Tank)

Pdigunakan untuk menyimpan gas-gas yang dicairkan seperti LPG, LNG, O2, N2
dan lain-lain. Menyimpan gas cair hingga tekanan 75 psi. volume tangki dapat
mencapai 50.000 barrel.

Untuk penyimpanan LNG dengan suhu -190 (cryogenic suhu rendah) tangki
dibuat berdinding ganda dimana di antara kedua dinding tersebut diisi dengan
isolasi seperti polyurethane foam (busa poliuretan)

138
Gas production Engineering

Tangki Fixed Dome Roof (kubah atap tetap)

Fixed Cone Roof Tank (tanki atap kerucut tetap)

139
Gas production Engineering

Komponen Kunci FSRU )

Floating Storage and Regasification Unit (FSRU)

Unit Regasifikasi merupakan salah satu solusi pemenuhan kebutuhan gas alam
dalam rangka pencegahan kelangkaan.

Pada dasarnya, FSRU merupakan tempat penyimpanan sementara Liquefied


Natural Gas (LNG) di atas sebuah kapal yang tertambat. Di atas kapal tersebut
terjadi juga proses regasifikasi LNG, sehingga gas tersebut dapat dipasok
langsung ke konsumen.

FSRU terdiri atas komponen 2 komponen utama, terdiri atas sejumlah tangki
penyimpanan LNG dan sebuah sistem regasifikasi, yang terdapat di atas kapal.

140
Gas production Engineering

141

Anda mungkin juga menyukai