Dimana
d = oC di titik hydratnya
W = berat inhibitor di dalam fase cair, %
M = berat molekul inhibitor
Ki = konstanta, untuk methanol = 1297
untuk glycol = 2220
Jika d didalam oF maka Ki=2335 untuk methanol dan 4000 untuk glycol. Untuk
menentukan harga d, mula-mula ditentukan temperature, dimana hydrate akan
terbentuk pada tekanan maksimum dari system. Kemudian perkikan temperature
minimum operasi, dan jika temperature ini tidak diketahui, umumnya dipakai 4oC.
Jadi nilai d, ini adalah selisih kedua temperature tersebut.
Total injeksi Inhibitor. Total injeksi dari inhibitor dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :
104
Gas production Engineering
Gas kapasitas scrubber inlet vertikal berdasarkan 0.7-spesifik gravitasi pada 100
°F (Guo dan Ghalambor,
2005).
105
Gas production Engineering
koreksi suhu dan gravitasi gas masing-masing diberikan dalam Tabel k1 dan k2,.
Suhu dan faktor spesifik gravitasi untuk kontaktor glikol masing-masing.dalam
Tabel k3 dan k4
Tabel k2.
106
Gas production Engineering
Tabel k3.
Tabel k4.
107
Gas production Engineering
Diameter minimum dari kontaktor trayed glikol yang dioperasikan dapat didekati
dari Gambar k5.
108
Gas production Engineering
109
Gas production Engineering
Ketinggian minimum packing dari kontaktor atau jumlah minimum tray dari
trayed kontaktor, dapat diketahui dari Gamba k7.
110
Gas production Engineering
Garis pengoperasian absorber dibuat berdasar neraca massa dari aliran masuk dan
keluar (akan dilakukan pada saat diskusi)
Dry absorbent,
Metode ini adalah fixed-bed adsorption solid desiccants could be used such as
silica gel, activated alumina, or molecular sieves
111
Gas production Engineering
Gas flow rate V (MMSCF/d) and water content Y1 (lbs H2O/MMSCF), maka air
yang terserab dari gas sebagai berikut
112
Gas production Engineering
Dianggap 3 cycles, setiap cycle 8 h perhari. Jika particle size bed diketahui DP
(ft), maka superfacial velocity
113
Gas production Engineering
XS capacity dynamic padat 77 F and TB(F) bed temperature dan dinilai dari gas
relative saturation (RS) at 77F:
Breakthrough time
1.3. Sweetening
Amine process
Keberadaan CO2 dalam gas dalam gas alam (natural gas) tidak diinginkan karena
CO2 gas yang bersifat asam dan jika bereaksi dengan air membentuk asam
karbonat (H2CO3) menyebabkan korosi pada sistem perpipaan. Sedangkan dalam
pembuatan LNG, gas CO2 harus dihilangkan terlebih dahulu agar tidak terjadi
pembekuan pada temperatur yang sangat rendah.
Gas alam sering mengandung gas H2S dan CO2, kedua gas ini disebut sebagai gas
asam karena bersama-sama dengan air akan membentuk larutan asam. Jika gas
asam mengandung H2S dalam jumlah yang melebihi batas yang diijinkan oleh
industri-industri disebut dengan sour gas.
Hampir seluruh proses pemisahan H2S sekaligus juga memisahkan CO2. gas CO2
bersama-sama dengan air akan menghasilkan senyawa yang bersifat korosif.
Meskipun demikian CO2 tidak selalu harus dihilangkan/dipisahkan dari campuran
gasnya, kecuali untuk mencegah pengerasan CO2 jika akan dialirkan ke cryogenic
plant. Beberapa proses yang digunakan untuk memisahkan gas asam yaitu :
114
Gas production Engineering
Penghilangan karbon dioksida dari campuran gas merupakan operasi yang sangat
penting. Metode yang paling umum adalah penyerapan. Saat ini, salah satu
metode yang paling umum digunakan adalah menggunakan kalium karbonat dan
alkonolamine. Alkonolamine meliputi senyawa organic monoethanolamine (ME),
diethanolamine (DEA) dan triethanolamine (TEA).
115
Gas production Engineering
Pada Gbr memperlihatkan Sour gas masuk kebagian bawah dari kontactor dan
mengalir keatas berlawanan arah dengan aliran larut MEA. Sweet gas dialirkan
keluar system, sedang larutan MEA dialirkan ke regenerator dimana melalui
proses panas gas asam dipisahkan kelarutan tersebut. MEA yang sudah bersih
(Clean MEA) didinginkan dengan heat exchange dan dipompakan kembali ke
contactor.
Gas asam dan uap air dari bagian atas regenerator dilewatkan acid gas cooler
dimana uap air dikondensasikan dan dipompakan kembali ke regenerator.
Contactor dioperasikan pada tekanan 50-1000 psig atau lebih, sedang regenerator
beroperasi pada tekanan sedikit diatas tekanan atmosfer.
Reaksi utama antara MEA dan CO2 di dalam larutan terjadi secara reaksi
elektrokimia, mekanisme reaksi yang terjadi adalah sbb:
116
Gas production Engineering
117
Gas production Engineering
temperatur regenerasi yang tinggi, dan untuk memperoleh MEA kembali harus
digunakan vacuum distilasi dan adanya problem korosi.
Untuk Proses pemisahan gas asam dari gas alam umumnya dilakukan untuk
mencapai spesifikasi konsentrasi H2S sebesar 0.25 gr/scf (4 ppmv), dan
konsentrasi CO2 sebesar 2 – 3% mol. Sebagian besar proses pemisahan gas asam
secara kontinyu menggunakan absorpsi dengan pelarut alkanolamine. Pelarut fisik
dapat ditambahkan untuk meningkatkan kinerja larutan alkanolamine.
Umpan gas yang mengandung CO2 dan H2S (sour gas) masuk ke bawah kolom
kontaktor dan kontak dengan larutan amina yang dialirkan dari atas kolom. Di
dalam kontaktor terjadi reaksi antara komponen gas asam dengan amina
membentuk garam. Kesetimbangan reaksi alkanolamine dengan CO2 dan H2S
akan bergeser ke kanan pada tekanan sistem yang tinggi dan temperatur rendah.
Gas bersih (sweet gas) keluar dari atas kontaktor , sedangkan larutan amina kaya
keluar dari bawah kontaktor dan masuk ke flash tank untuk melepaskan sebagian
gas hidrokarbon yang terbawa. Larutan amina kaya keluar dari bagian bawah flash
tank dan dipanaskan oleh larutan amina teregenerasi di penukar panas sebelum
masuk ke kolom regenerator. Regenerator memisahkan sebagian besar gas CO2,
H2S, dan sejumlah air dari larutan amina menggunakan panas dari ketel pendidih.
Larutan amina teregenerasi keluar dari bawah kolom dan disirkulasikan kembali
ke kolom kontaktor.
▪ Amina primer yang memiliki 2 atom hidrogen dan 1 gugus alkil yang
terikat pada atom N (MEA dan DGA).
▪ Amina sekunder yang memiliki 1 atom hidrogen dan 2 gugus alkil yang
terikat pada atom N (DEA dan DIPA)
▪ Amina tersier yang memiliki 3 gugus alkil yang terikat pada atom N
(MDEA dan TEA).
Reaksi antara gas CO2 dan H2S dengan alkanolamine terdiri dari:
Protonasi pada:
- Amina primer :
RNH2 + H+ RNH3+
- Amina sekunder:
RR’NH + H+ RR’NH2+
- Amina tersier :
RR’R”N + H+ RR’R”NH+
Kedua reaksi tersebut cepat sehingga membatasi reaksi dengan senyawa sulfida:
2RR’NH2+ + S= (RR’NH2).S
CO2 bereaksi secara langsung dengan alkanolamin primer dan sekunder untuk
membentuk asam karbamat. Secara keseluruhan reaksi pada alkanolamin primer
dan sekunder ini dapat ditulis:
119
Gas production Engineering
Pada alkanolamin tersier, CO2 bereaksi secara tidak langsung dengan larutan
alkanolamin. Dengan keberadaan air, maka akan terbentuk bikarbonat dan
alkanolamin terprotonasi.
Desorpsi adalah suatu proses perpindahan massa dimana campuran cairan yang
mengandung gas terlarut, mengalir dalam kolom stripping misalnya dan gas
pelucut mengalir kebagian atas kolom sementara pada kondisi ini gas terlarut
keluar dari larutan dan terbawa keluar bersama gas pelucut. Proses ini merupakan
kebalikan dari proses absorpsi, dimana suatu campuran gas dikontakkan dengan
cairan penyerap tertentu sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut akan
larut ke dalam cairan. Proses stripping yang umum dilakukan di Industri adalah
menggunakan tray tower atau menara kolom isian (packed tower). Penghilangan
suatu impurity gas biasanya dilakukan dengan penyerapan menggunakan steam
dalam suatu kolom bahan isian.
Tray Tower
Tower ini adalah tangki silinder tegak bertekanan dimana uap dan cairan
mengalir berlawanan arah yang berkontak dengan rangkaian piringan/nampan
(tray) logam. Cairan mengalir sesuai gaya gravitasi melalui setiap tray melewati
weir kemudian turun ke downcomer tray dibawahnya. Sementara uap diumpankan
dari bagian bawah tangki menuju ke bagian atas tangki melewati lubang disetiap
tray .
Packed Tower
Bahan isian atau packing yang digunakan dalam kolom isian tersedia dalam
berbagai bentuk, jenis dan ukuran. Setiap jenis packing yang umum digunakan
antara lain: Raschig, ring, pall ring, lessing ring dan berl saddle.
120
Gas production Engineering
Kebanyakan bahan isian menara terbuat dari bahan-bahan yang murah, tidak
bereaksi dan ringan, seperti lempung, porselen dan berbagai jenis plastic. Kadang-
kadang cincin-cincin berdinding tipis, yang terbuat dari baja atau alumunium ada
juga yang dipergunakan. Ruang-ruang kosong dan laluan yang cukup besar
seabgai media alir fluida dibuat dengan membuat bahan isian itu berbentuk tak
beraturan atau bolong, sehingga tersusun dalam suatu struktur terbuka dengan
porositas 60 sampai 95 persen.
Spray Tower
Kolom dengan spray dapat digunakan untuk operasi yang hanya membutuhkan
satu atau dua stage teoritis dengan pressure drop yang sangat kecil dan zat terlarut
sangat larut pada fase cair. Kolom spray yang paling sederhana yang digunakan
untuk proses operasi desorpsi terdiri dari sebuah tangki kosong dimana cairan
disemprotkan kebawah melewati gas yang dimasukkan dari bawah tangki dan
mengalir keatas. Pada kolom spray yang lebih canggih, dedua fase disemprotkan
malalui spray yang lebih canggih, kedua fase disemprotkan melalui nozzle yang
akan menghasilkan semburan butiran yang sangat halus(atmozer) atau melalui
ventura atau jet yang juga menghasilkan butiran halus. Kolom spray memiliki
keunggulan dalam hal pressure drop gas yang rendah tidak akan terjadi
penyumbatan apabila terbentuk padatan dan tidak akan mengalami flooding.
121
Gas production Engineering
Buble Column
Terdiri dari tangki silinder tegak yang sebagiannya terpenuhi oleh cairan sampai
uap menggelembung. Pressure drop gas pada alat ini tinggi dan hanya bisa
mencapai satu atau dua stage teoretis saja. Alat ini dapat digunakan pada fase cair
dan atau terjadi reaksi kimia yang lambat pada fase cair sehingga memerlukan
waktu tinggal yang cukup lama.
122
Gas production Engineering
Flooding
Didalam suatu menara isian dengan arus berlawanan arah, fase gas akan mengalir
ke atas melawan gaya friksi dan hambatan oleh bahan isian dan aliran cairan.
Sementara itu, cairan akan mengalir turun. Untuk kolom dengan suatu diameter
tertentu, kenaikan aliran inlet kolom akan menyebabkan kenaikan pressure drop
gas akibat semakin besarnya gaya hambatan bahan isian dan aliran cairan. Pada
suatu trik tertentu, pressure drop menjadi sedemikian besar dan menjadi seimbang
dengan gaya aliran cairan. Pada kondisi ini, cairan tidak dapat mengalir turun
melewati bahan isian, sehingga akan menggenangi bahan isian. Akibatnya aliran
gas terhambat dan menara menjadi tidak stabil. Oleh karena itu terdapat batas atas
bagi aliran gas yang disebut sebagai kecepatan pembanjir (flooding velocity).
Besarnya dapat ditentukan dengan mengamati hubungan antara penurunan
tekanan melalui hamparan bahan isian dengan laju alir gas, atau dengan
mengamati perangkat zat cair dan dari penampakan isian itu.
123
Gas production Engineering
Operability Absorber
Mengenai operability impak dapat di tinjau dari Garis Operasi yang akan
dijalankan dilapangan. Ini dapat dengan bantuan melakukan neraca massa total
dan neraca massa komponen dalam absorber. Hasil dari neraca ini akan diperoleh
garis operasi yang akan menentukan operability dan impact nya. Dengan
meninjau neraca massa komponen pada menara, secara ringkas sebagai berikut
ini.
G2 L2
Y2 X2
Absorber
G1
Y1
L1
124
X1
Gas production Engineering
G1 + L1 = G2 + L2
Dalam hitungan sering digunan cairan yang encer, dengan seperti itu L dan G
dianggap tetap, konsekuensinya
L1 = L2 = Ls,
dan
G1 = G2 = Gs
Untuk membuat garis operasi absorber dilakukan dari neraca massa komponen
gas CO2:
Jika Y2 = Y, maka
Y=
Ini menjadi dasar melihat /meninjau Operability impact yang dilakukan operator.
Nilai ini kemudian menjadi penentu kualitas pengoperasian menara absorber
Pengaruh Tinggi Bahan Isian. Dalam pengoperasian ini, tentu tidak terlepas dari
tinggi bahan isian yang telah didesain. Bagaimana pengaruh tinggi bahan isian
yang dioperasikan?
Mekanisme menentukannya melalui neraca massa di fase gas dalam absorber
(volume elemen bahan isian):
G2 L2
Y2 X2
Vol. elemen
Absorber 125
Gas production Engineering
Neraca keseluruhan:
R in – R out = 0
Gs.AY|2 – Gs.AY|z+ Z+NA.A.ΔZ = 0
Koreksi (G/S)/Kya
Kya=aGy0,7Gx0,7
Kya=aGy0,7Gx0,7
yang didapatkan dari hasil penelitian terlihat tetapan absorber sangat menentukan
pengoperasian. Apabila nilainya berkurang atau bertambah maka, hasil
pengoperasian pada Start up, operasi normal dan pada saat shutdown akan
berubah. Dalam gambar ini terlihat semua sudah didesain sedemikian sehingga,
yang mengoperasikan alat harus patuh pada SOP. Kalau tidak perlu dievaluasi
semua variabel untuk mendapatkan hasil diinginkan. Pengaruh Tinggi kolom
bahan isian dalam absorber dinyatakan dengan ini
126
Gas production Engineering
Z = Htog x Ntog
Htog = ( mGs/Ls)x HL + HG
keterangan:
Untuk menentukan nilai jumlah unit perpindahan total fase gas (Ntog) digunakan
kesamaan ini:
127
Gas production Engineering
Z = Htog x Ntog
Dimana:
128
Gas production Engineering
ΔP = 10βL(G2/ρG)
Solid bed
Iron sponge merupakan sponge yang dibuat dari deposit oxide (Fe2O3) dan serpih
kayu melalui berbagai proses, sehingga bersifat sensitif terhadap H2S.
Suhu operasi selama reaksi dipertahankan kurang dari 120oF dan semprotan
tambahan air harus diberikan. Regenerasi sponge dilakukan dengan
menambahkan udara ( O2) dengan reaksi yg terjadi sbb:
Karena sulfur tetap berada di sponge, maka jumlah langkah regenerasi terbatas
sehingga relatif mempunyai umur singkat. Iron sponge sweetening digunakan
untuk gas dengan kandungan H2S relatief lebih rendah.
Membrane methode
Dalam pemisahan gas, membran telah banyak digunakan untuk dehidrasi gas
alam, proses pemurnian nitrogen sebagai gas inert,dan penghilangan gas asam dari
gas alam (acid gas treatment).
Kontaktor gas cair menggunakan membran dapat dijadikan alternatif pengganti
kolom konvensional. Jika dilihat dari luas permukaan kontak, membran memiliki
luas permukaan yang lebih besar jika dibandingkan kolom biasa. Untuk kolom
absorber dengan tipe packed column memiliki luas permukaan 30-300 m2/m3
sedangkan kontaktor membran dapat mencapai 1600-6600 m2/m3, bahkan untuk
kontaktor dengan membran serat berongga (hollow fiber membrane) memiliki
luas permukaan di atas 33000 m2/m3 .
Gambar dibawah memperlihatkan matriks gas sederhana yang menyebar
keseluruh bagian suatu selaput perintang. Gas CO2 akan terlarut ke dalam
membran, mendifusi melalui dinding membran, dan jalan keluar di sisi luar
membran dengan tekanan lebih rendah. Tingkat laju perembesan CO2 ke
membran merupakan fungsi komposisi CO2, tekanan gas umpan dan suhu, bahan
membran dan ketebalannya, dan tekanan di sebelah luar membran.
129
Gas production Engineering
LPG Plant. LPG Plant dijelaskan dengan mengolah natural gas dari Wells yang
propertis umum sebagai berikut :
130
Gas production Engineering
Wells gas tidak bisa memberi umpan ke Plant LPG karena mengandung H2S
tinggi dan CO2 tinggi yang akan menyebabkan berbagai masalah seperti korosi
dan keluar dari Produk LPG .
Cara untuk mengathasinya adalah menginstal unit pemisah H2S. Setelah diproses
gas , ini akan menjadi produk Plant (biasanya) sebagai berikut:
• Lean Gas
Lean gas adalah gas kering yang sebagian bagian besar dari Fraksi yang
lebih berat seperti Propane sampai Heptane. Ini lean gas dengan NHV
(Nilai Panas Bersih) dari gas ini sekitar 1000 Btu / scf.
LPG (Liquified Petroleum Gas) adalah gas yang cair karena sistem
pendingin yang dijalankan dalam Sistem cryogenic dan kemudian
dipisahkan pada kedua Towers Fraksinasi (Deethanizer dan LPG Tower).
• Condensate.
Kondensat adalah minyak yang memiliki API Gravity tinggi (hingga 60) yang
akan dikirim untuk meningkatkan kualitasnya.
Deskripsi Proses
.
131
Gas production Engineering
LPG Plant
Pada umumnya LPG hasil dari plant dilanjutkan dengan plant berikutnya.
Dalam pengoperasian
132
Gas production Engineering
• Sebagai data menunjukkan, suhu operasi harus lebih besar dari sekitar 100
° F untuk MEA yang khusus: DEA, dan MDEA untuk memenuhi
viskositas 2 sentipoise sebagai persyaratan.
• Changela dan Akar (1986) melaporkan bahwa suhu operasi yang rendah
amina (60-70 °F versus desain 110 °F) untuk meningkatkan viskositas dari
larutan amina.
Margin desain kusus antara tekanan bubblepoint LPG dan LPG tekanan treater
operasi sering 100 psi atau lebih besar, dan perbedaan antara tekanan bubblepoint
LPG dan operasi tekanan minimum dalam sistem treatmen LPG diatur paling 50
psi atau lebih. Misalnya, Changela dan Akar (1986) menggambarkan sebuah
pabrik gas treater cairan di mana cairan hidrokarbon bubblepoint dari drum
dengan tekanan operasi desain 330 psig ditreatmen 500 psig. Dalam kasus ini
margin antara tekanan operasi dan bubblepoint di treater LPG adalah sekitar 170
psi.
Selain pembatasan konsentrasi amina dan loading larutan yang kaya, tingkat rasio
aliran volumetrik dari fase kontinyu (amina) ke fase terdispersi (LPG) harus lebih
dari sekitar 1:30 untuk memastikan perpindahan massa yang baik. Desain
konservatif akan meminta rasio volumetrik amina ke LPG dari 01:15 atau lebih
Hasil:C
• Hampir semua H2S pergi ke produk etana dengan sejumlah kecil muncul
di propana.
• COS juga terbagi antara etana dan propana produk, namun, sebagian besar
dengan propana.
• Methyl mercaptan pergi terutama pada produk butana, namun jumlah yang
signifikan muncul dalam propana dan bahkan di aliran etana.
• Ethyl mercaptan dibagi antara butana dan fraksi bensin dengan sebagian
besar muncul dalam aliran butana.
• propil Mercaptans lebih tinggi muncul terutama dalam bensin.
133
Gas production Engineering
dari H2S, tidak bereaksi secara signifikan dengan amina. Namun, mereka dapat
dibuat untuk bereaksi dengan alkali kuat, seperti natrium hidroksida.
Plant NGL
134
Gas production Engineering
Penggunaan :
Turboexpanders sources dari refrigeration misalnya memisahkan methane dari
natural gas, dan low-temperature processes.
135
Gas production Engineering
Diagram alir demethanizer (extract metan dari hydrocarbon liquids) dari natural
gas.
136
Gas production Engineering
- Cairan dari top tray demethanizer (−90 °C) dilewatkan ke cold box untuk
menaikkan suhunya sampai 0 °C dan mendinginkan inlet gas, selanjudnya
kembali ke demethanizer dan seterusnya. Effect, inlet gas akan memberi
heat required untuk "reboil" pada bottom demethanizer dan
turboexpander membuang heat untuk mengadalan reflux pada top
demethanizer.
Kondisioning
Product Gas dari demethanizer −90 °C diproses agar qualitas natural gas
sesuai pada saat distributi ke konsumen dengan pipeline. Routenya
melalui cold box dimana pemanas sebagai pendingin. Gas compressor
digerakkan turbo expander dan selanjudnya compressed pada second-
stage gas compressor yang di driven oleh electric motor sebelum
distribution pipeline. Pada bagian bottom product demethanizer di
panaskan dalam cold box dengan inlet gas, sebelum meninggalkan NGL.
LNG liquefaction
Proses LNG umumnya didasarkan pada proses pendinginan dua atau tiga tahap.
Tiga tahap pabrik pencairan ditunjukkan dalam gambar ini
Desain yang sebenarnya bervariasi dengan proses yang berbeda. Komponen yang
paling penting adalah penukar panas, juga disebut kotak dingin, yang dirancang
untuk efisiensi pendinginan optimal. Desain dapat menggunakan kotak dingin
yang terpisah, atau dua tahap dapat menggabungkan menjadi satu penukar panas
yang kompleks
137
Gas production Engineering
Pdigunakan untuk menyimpan gas-gas yang dicairkan seperti LPG, LNG, O2, N2
dan lain-lain. Menyimpan gas cair hingga tekanan 75 psi. volume tangki dapat
mencapai 50.000 barrel.
Untuk penyimpanan LNG dengan suhu -190 (cryogenic suhu rendah) tangki
dibuat berdinding ganda dimana di antara kedua dinding tersebut diisi dengan
isolasi seperti polyurethane foam (busa poliuretan)
138
Gas production Engineering
139
Gas production Engineering
Unit Regasifikasi merupakan salah satu solusi pemenuhan kebutuhan gas alam
dalam rangka pencegahan kelangkaan.
FSRU terdiri atas komponen 2 komponen utama, terdiri atas sejumlah tangki
penyimpanan LNG dan sebuah sistem regasifikasi, yang terdapat di atas kapal.
140
Gas production Engineering
141