Anda di halaman 1dari 11

1

TOPIC 4. VARIABEL, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL


Ragil Setiyabudi

A. VARIABEL
Menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2015), variabel adalah
seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau
satu obyek dengan obyek yang lain. Variabel mengandung pengertian ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki seseorang atau sesuatu yang dapat menjadi pembeda atau penciri antara yang
satu dengan yang lainnya. Misalnya variabel umur, berat badan, tingkat pendidikan, motivasi,
tingkat pengetahuan dan lain– lain. Umur tiap orang berbeda, begitupula dengan berat badan
tiap orang masing-masing berbeda.Termasuk tingkat pendidikan, motivasi, dan tingkat
pengetahuan juga bervariasi. Untuk mendapatkan ukuran atau nilai yang bervariasi maka
sumber data penelitiannya juga harus dari kelompok data atau obyek yang heterogen.
Variabel juga dapat dimaknai sebagai konsep yang memiliki variasi nilai.
Kelamin itu konsep, tapi jenis kelamin adalah variabel, karena memiliki variasi nilai laki-
laki dan perempuan.

Contoh-contoh variabel dapat disimak sebagai berikut :

1. Umur → merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel yang akan diukur. Dapat
secara langsung disebutkan umurnya berapa, misalnya 1 tahun, 5 tahun, 16 tahun, atau 76
tahun, atau dapat juga dikelompokkan menjadi kategori kelompok misalnya balita, anak,
remaja, dewasa dan lansia. Dapat juga dikelompokkan ke dalam kelompok tua atau muda,
disesuaikan dengan tujuan penelitiannya.

2. Pendidikan → merupakan konsep penelitian, namun tingkat pendidikan sebagai variabel


yang akan diukur. Dapat secara langsung disebutkan pendidikannya seperti SD, SMP, SMA,
perguruan tinggi. Dapat juga dikelompokkan menjadi pendidikannya tinggi atau rendah,
disesuaikan dengan tujuan penelitiannya.

3. Masa Kerja → merupakan variabel yang bisa diukur.


Dapat secara langsung disebutkan masa kerjanya berapa lama apakah 1 tahun, 2 tahun, 20 tahun
dan lain-lain. Dapat juga dikelompokkan menjadi masa kerjanya lama atau sedikit, disesuaikan
dengan tujuan penelitiannya.

4. Motivasi → merupakan sebuah konsep, yang harus diterjemahkan ke dalam aspek – aspek
yang mendukungnya, kemudian diterjemahkan dalam butir-butir pertanyaan yang relevan,
dengan jawaban berjenjang seperti sangat setuju (diberi nilai 5), setuju (diberi nilai 4), biasa
saja (diberi nilai 3), tidak setuju (diberi nilai 2) dan sangat tidak setuju (diberi nilai 1). Jumlah
atau skor dari jawaban-jawaban tersebut mencerminkan tinggi rendahnya motivasi kerja
seseorang

Sumber daya →manusia (man) dapat diterjemahkan menjadi variabel umur, jenis kelamin,
tingkat pengetahuan dan lain-lain, uang (money) dapat diterjemahkan menjadi gaji atau upah,
2

bahan (material) menjadi ketersediaan sarana prasarana, metode (method) menjadi cara atau
prosedur (SOP).
6. Kepemimpinan → merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel yang akan
diukur. Dapat disebutkan secara langsung tipe kepemimpinannya apakah demokratis atau
otoriter dan lain-lain, atau dapat juga diterjemahkan dalam butir-butir pertanyaan yang
kesimpulan dari skor jawabannya menunjukkan tipe kepemimpinannya, disesuaikan dengan
tujuan penelitiannya.

7. Imbalan → merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel yang akan diukur.
Imbalan dapat langsung disebutkan jumlahnya atau dapat juga dikategorikan besar dan sedikit
atau tinggi dan rendah, disesuaikan dengan tujuan penelitiannya.

8. Beban kerja → merupakan variabel yang bisa diukur. Beban kerja dapat langsung dengan
disebutkan jumlah jam kerjanya, jumlah cuti dan libur kemudian dihitung menggunakan rumus
beban kerja.

JENIS VARIABEL

1. Jenis Variabel Menurut Sifatnya

Jenis variabel menurut sifatnya dapat dibagi menjadi dua yaitu variabel katagorik dan variabel
numerik.

a. Variabel katagorik (kualitatif), merupakan variabel hasil dari pengkategorian atau


pengklasifikasian data. Cirinya yaitu data dalam bentuk kata-kata. Variabel katagorik biasanya
berisi variabel yang memiliki skala nominal dan ordinal. Contohnya seperti variabel agama,
pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan dan lain-lain.

b. Variabel numerik (kuantitatif), merupakan variabel hasil pengukuran secara langsung atau
penghitungan. Cirinya yaitu data dalam bentuk angka. Variabel numerik biasanya berisi
variabel yang memiliki skala interval dan rasio. Contohnya seperti variabel umur, berat badan,
tinggi badan, dan lain-lain.

2. Jenis Variabel Menurut Skala Pengukurannya

Skala pengukuran digunakan untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data. Oleh
karena itu peneliti harus memahami tentang pengklasifikasian dalam skala pengukuran agar
dapat melakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan tepat. Skala pengukuran
terdiri dari 4 (empat) macam yang biasa disingkat dengan “NOIR” yaitu :

a. Skala Nominal.

Skala nominal adalah skala yang disusun berdasarkan kategorinya, sebagai pembeda antara
karakteristik yang satu dengan yang lainnya. Ciri skala nominal: sederajat dan tidak
3

mengandung tingkatan, tidak mempunyai nol mutlak. Data yang dihasilkan dalam bentuk kata-
kata seperti pada contoh di bawah ini, sehingga uji statistik yang digunakan adalah statistik non
parametrik.
Beberapa pakar menyebutkan bahwa sebuah variabel yang memiliki hasil ukur 2 kategori
masuk dalam skala Nominal. Misalnya: gagal-sukses, dirawat-tidak dirawat, sembuh-mati, <
UMR, ≥ UMR, Laki-laki-Perempuan. Penomoran hanya untuk mengkode atau
mengkategorikan tanpa membandingkan apakah no 1 lebih tinggi dari no 2 ataupun sebaliknya.
Pengkategorian ini dianggap setara atau sederajat. Pekerjaan: 1. PNS/TNI/Polri, 2. Karyawan
Swasta, 3. Wiraswasta, 4. Buruh, 5. Lain-lain (sebutkan). Agama: 1. Islam, 2. Katolik, 3.
Protestan, 4. Hindu, 5. Budha

b. Skala Ordinal

Skala ordinal adalah skala yang berdasarkan urutan atau tingkatan dari mulai yang tertinggi
hingga yang terendah atau sebaliknya. Data yang dihasilkan dalam bentuk kata – kata seperti
pada contoh di bawah ini, sehingga uji statistik yang digunakan yaitu uji statistik non
parametrik.
Contoh :
1) Tingkat Pengetahuan: 1. Kurang, 2. Cukup, 3. Baik. Pilihan jawaban dari variabel tingkat
pengetahuan menunjukkan bahwa terdapat tingkatan pengetahuan.
2) Tingkat pendidikan : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Perhuruan Tinggi
3) Tingkat Kepuasan: 1. Sangat Tidak Puas, 2. Tidak Puas, 3. Biasa saja, 4. Puas, 5. Sangat
Puas. Pilihan jawaban dari variabel kepuasan menunjukkan bahwa terdapat tingkatan
kepuasan.

c. Skala Interval

Skala interval adalah skala yang memiliki jarak atau interval antara satu data dengan data yang
lain. Data yang dihasilkan dalam bentuk angka, dengan besar interval atau jarak satu data
dengan data yang lainnya memiliki bobot nilai yang sama. Namun untuk skala interval ini tidak
memiliki nilai 0 (nol) mutlak, sebagai contoh bila temperatur atau suhu 0 derajat celcius
dikonversi ke Farenheit menjadi 32, maka dengan demikian nilai nol tersebut dikatakan tidak
mutlak.
Contoh:
Suhu tubuh
Skor Pengetahuan
Skor sikap
Skor praktek
Skor tes IQ
Skor tes kecemasan
Skor Tes Potensi Akademik
Skor Test Bakat Skolastik
Skor kualitas hidup
Indeks Prestasi Komulatif
4

Perhatikna, bahwa variabel pengetahuan, sikap, praktek, IQ, kecemasan dll adalah sesuatu
yang abstrak, karena harus terukur, maka yang abstrak tersebut harus diangkakan menjadi
skor-skor. Sesuatu yang abstrak dan kemudian diangkakan itu dikategorikan ke dalam
variabel interval.

d. Skala Rasio

Skala rasio adalah skala yang memiliki nilai nol mutlak. Data yang dihasilkan dalam bentuk
angka sehingga uji statistik yang digunakan yaitu uji statistik parametrik. Sebagai
contoh umur; tidak memiliki angka nol negatif karena seseorang tidak dapat berumur dibawah
nol tahun tapi harus diatas nol.
Contoh lainnya:
Berat badan
Tinggi badan
Panjang Badan (ukuran untuk infant/bayi/anak 0-12 bulan)
Lebar pinggul
Lingkar lengan
Volume/isi/kapasitas paru
Kadar hemoglobin
Dosis obat
Jumlah tablet besi

Jadi semua berat, semua tinggi, semua panjang, semua volume, semua lebar, semua
lingkar, semua kadar, semua dosis, semua jumlah adalah masuk ke dalam variabel
rasio.

3. Jenis Variabel Menurut Hubungan antara Variabel

a. Variabel Independen (variabel bebas)


Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain, apabila variabel
independen berubah maka dapat menyebabkan variabel lain berubah. Nama lain dari variabel
independen atau variabel bebas adalah prediktor, risiko, determinan, kausa, tergantung.
Contoh:
Hubungan status gizi bumil dengan berat badan lahir bayi, maka status gizi bumil merupakan
variabel independen dan berat badan lahir bayi merupakan variabel dependen karena status gizi
bumil mempengaruhi berat badan lahir bayi.

b. Variabel Dependen (variabel terikat/variabel tergantung)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen, artinya variabel
dependen berubah karena disebabkan oleh perubahan pada variabel independen.
Nama lain variabel dependen, terikat, kriterium, efek.
5

Contoh:
1) Hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi, maka perilaku merokok merupakan
variabel independen dan hipertensi merupakan variabel dependen karena perilaku merokok
berpengaruh terhadap kejadian hipertensi.

2) Hubungan antara status perokok bumil dengan status lahir prematur, maka status perokok
bumil merupakan variabel bebas dan status lahir prematur merupakan variabel terikat.

Satu jenis variabel dapat berubah fungsi menjadi variabel independen atau menjadi variabel
dependen, tergantung dari konteks penelitiannya. Dalam salah satu contoh diatas variabel
hipertensi merupakan variabel dependen dari variabel perilaku merokok. Namun dapat berbeda
fungsi bila konteksnya dalam penelitian hubungan hipertensi dengan kejadian stroke. Dalam
konteks ini maka variabel hipertensi merupakan variabel independen/bebas dan stroke
merupakan variabel dependen/terikat. Walaupun namanya independen – dependen atau bebas
– terikat/tergantung, namun hubungan independen – dependen tersebut tidak selalu merupakan
hubungan sebab – akibat.

B. HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis, hupo artinya sementara kebenarannya dan thesis
artinya pernyataan atau teori. Jadi hipotesis adalah pernyataan sementara yang akan diuji
kebenarannya. Hipotesis ini merupakan jawaban sementara berdasarkan pada teori yang
belum dibuktikan dengan data atau fakta. Pembuktian dilakukan dengan pengujian hipotesis
melalui uji statistik. Dalam hal ini hipotesis menjadi panduan dalam menganalisis hasil
penelitian, sementara hasil penelitian harus dapat menjawab tujuan penelitian terutama tujuan
khusus, jadi sebelum merumuskan hipotesis harus dilihat dulu tujuan penelitiannya. Jadi
hipotesis tersebut sinkron dengan tujuan khusus penelitian. Hasil pengujian yang diperoleh
dapat disimpulkan benar atau salah, berhubungan atau tidak, diterima atau ditolak. Hasil akhir
penelitian tersebut merupakan kesimpulan penelitian sebagai generalisasi dan representasi dari
populasi secara keseluruhan.

Fungsi Hipotesis dalam penelitian:


1. Mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti
2. Memberikan batasan penelitian
3. Lebih fokus dan memberikan arah dalam pengumpulan data
4. Sebagai panduan dalam pengujian hipotesis melalui uji statistik yang sesuai

Ciri-ciri hipotesis:
1. Hipotesis dibuat sederhana dan jelas serta ada batasannya
2. Dinyatakan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan
3. Berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang akan diteliti
4. Terdiri dari variable-variabel yang dapat diukur sehingga dapat dilakukan pengujian
6

JENIS-JENIS RUMUSAN HIPOTESIS DALAM STATISTIKA

Hipotesis Nol (Ho)


Merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel yang satu dengan
variabel yang lainnya atau hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan antara variabel
yang satu dengan yang lainnya.

Contoh:
Tidak ada hubungan status gizi bumil dengan berat badan lahir bayi
Tidak ada perbedaan tingkat kepuasan antara bumil di Puskesmas A dan B dalam hal pelayanan

Hipotesis Alternatif (Ha)

Merupakan hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara variabel yang satu dengan
variabel yang lainnya atau hipotesis yang menyatakan ada perbedaan antara variabel yang
satu dengan yang lainnya.

Contoh :
Ada bubungan status gizi bumil dengan berat badan lahir bayi,
Ada perbedaan tingkat kepuasan antara bumil di Puskesmas A dan B dalam hal pelayanan

ARAH ATAU BENTUK UJI HIPOTESIS

Dalam hipotesis alternatif dapat ditentukan arah uji statistik apakah satu arah/sisi (one tail)
atau dua arah/sisi (two tail).

Satu arah atau satu sisi (one tail)

Merupakan hipotesis alternatif yang menyatakan adanya perbedaan dengan pernyataan bahwa
hal yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari hal lainnya.

Contoh:
Pola asuh ibu yang tidak bekerja lebih baik dibandingkan dengan pola asuh ibu yang bekerja.

Dua arah atau dua sisi (two tail)

Merupakan hipotesis alternatif yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan tanpa
melihat hal yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari hal lainnya.

Contoh:
Pola asuh ibu yang tidak bekerja berbeda dibandingkan dengan pola asuh ibu yang bekerja.
7

HIPOTESIS DALAM PENELITIAN

Hipotesis Deskriptif

Merupakan hipotesis terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa
terdapat beberapa kategori.

Contoh:
Sebagian besar bidan desa terlambat mengirimkan laporan ke Puskesmas

Rumusan Masalah: Apakah bidan desa sering terlambat mengirimkan laporan ke Puskesmas ?

Ho : bidan desa tidak terlambat mengirimkan laporan ke Puskesmas


Ha : bidan desa sering terlambat mengirimkan laporan ke Puskesmas

Hipotesis Komparatif

Merupakan hipotesis terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih. Hipotesis
Komparatif terdiri dari beberapa macam yaitu: komparatif berpasangan dan komparatif
independen.

Contoh: (komparatif berpasangan) dicirikan dengan terdapat kalimat “sebelum-sesudah”;


“pre-post”

Rumusan Masalah: Apakah ada perbedaan rata-rata berat badan antara sebelum dan sesudah
diet ?
Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata berat badan antara sebelum dan sesudah diet
Ha : Terdapat perbedaan rata-rata berat badan antara sebelum dan sesudah diet

Contoh: (komparatif independen/tidak berpasangan) bercirikan tidak terdapat kalimat


“sebelum-sesudah”; “pre-post”

Rumusan Masalah: Apakah ada perbedaan pemberian ASI ekslusif oleh ibu bekerja dan ibu
yang tidak bekerja?

Ho: Tidak ada perbedaan pemberian ASI ekslusif oleh ibu bekerja dan ibu yang tidak bekerja
Ha: Ada perbedaan pemberian ASI ekslusif oleh ibu bekerja dan ibu yang tidak bekerja

3. Hipotesis Asosiatif

Merupakan hipotesis terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.


8

Contoh:
Ho: Tidak ada hubungan pengetahuan petugas dengan status keterlambatan pelaporan
Ha: Ada hubungan pengetahuan petugas dengan status keterlambatan pelaporan

DEFINISI OPERASIONAL

Pengertian definisi operasional


Definisi operasional adalah definisi variabel-variabel yang akan diteliti secara operasional di
lapangan. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pada pelaksanaan pengumpulan data
dan pengolahan serta analisis data. Pada saat akan melakukan pengumpulan data, definisi
operasional yang dibuat mengarahkan dalam pembuatan dan pengembangan instrumen
penelitian. Sementara pada saat pengolahan dan analisis data, definisi operasional dapat
memudahkan karena data yang dihasilkan sudah terukur dan siap untuk diolah dan dianalisis.
Dengan definisi operasional yang tepat maka batasan ruang lingkup penelitian atau pengertian
variabel-variabel yang akan diteliti akan lebih fokus.

Cara penulisan definisi operasional


Dalam pembuatan definisi operasional selain memuat tentang pengertian variabel secara
operasional juga memuat tentang cara pengukuran, hasil ukur, dan skala pengukuran.
Selain itu agar mendapatkan hasil yang tepat maka penomoran atau pengkodean pilihan
jawaban dalam hasil ukur harus konsisten antara variabel independen dengan variabel
dependen pada setiap variabel yang akan diukur.
Misalnya variabel dependen yang menjadi pokok bahasan atau kasus diberi kode 1 dan non
kasus atau kebalikannya diberi kode 0.

Selanjutnya pengkodean pada variabel independen harus konsisten dengan kode pilihan
jawaban pada variabel dependen; kelompok penyebab kasus diberi kode 1 dan bukan
penyebab kasus diberi kode 0.

Contoh:
Variabel dependen: status keterlambatan pelaporan, terdapat dua variabelin dependen yaitu
tingkat pengetahuan dan status sarana prasarana.

Variabel dependen:
Status keterlambatan pelaporan; terlambat (diberi kode 1) dan tidak terlambat (diberi kode 0).
Maka variabel independennya:
Tingkat pengetahuan; kurang (diberi kode1) dan baik (diberi kode 0).

Variabel dependen:
Status keterlambatan pelaporan; terlambat (diberi kode 1) dan tidak terlambat (diberi kode 0).
Maka variabel independennya:
Status sarana prasarana; tidak memadai atau tidak tersedia (diberi kode 1) dan memadai atau
tersedia (diberi kode 0).
9

Begitu seterusnya hingga semua variabel independen yang akan diteliti disusun dalam definisi
operasional. Biasanya definisi operasional dibuat dalam bentuk tabel.

Berikut ini contoh pembuatan definisi operasional secara lengkap.

Contoh :
Judul Penelitian: “ Faktor Risiko Gizi Buruk pada Baduta (Studi Kasus di Kota Tasikmalaya)
10
11

-oOo-

Anda mungkin juga menyukai