Anda di halaman 1dari 33

KEPERAWATAN GERONTIK

NAMA: MIKHAEL USMANY

NPM: 12114201180038

KELAS: C

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2021
KATA PENGATAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya, untuk menyelesaikan tugas UTS
GERONTIK dengan tepat waktu.

tugas ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh nilai pada matakuliah
GERONTIK.

Dalam penyusunan proposal ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari ibu sangat saya harapkan demi terciptanya proposal yang lebih baik lagi untuk
masa mendatang.
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II : TINJAUAN TEORI

A. Konsep menua
B. Patofisiologi
BAB III: ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
B. Diagnose
C. Perencanaan
BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKAN

Candida merupakan mikroorganisme rongga mulut bersifat oportunistik patogen. Candida


rongga mulut berkembangbiak melalui beberapa fase yaitu akuisisi Candida dari lingkungan,
stabilitas pertumbuhan, perlekatan Candida dan penetrasinya dalam jaringan. Pertumbuhan dari
Candida dipengaruhi oleh kemampuan pelekatannya dalam sel epitel mukosa (Richard dkk.,
2001). Candida yang pertumbuhannya melebihi normal dapat mengakibatkan infeksi pada
rongga mulut disebut juga dengan Oral Candidiasis (Akpan dkk.,2002 ). Kandidiasis rongga
mulut merupakan infeksi opurtunistik yang berada di mukosa oral dan disebabkan oleh jamur,
baik itu disebabkan karena Candida Albican, Candida Krusei, Candida Parapsilosis, Candida
Guillliermondi, dan Candida Tropicalis (Akpan dkk.,2002 ). Candida yang paling banyak dalam
rongga mulut adalah Candida albican, sedangkan spesies lainnya jumlahnya lebih sedikit
(Widyawaruyanti dkk., 2007). Data menunjukkan bahwa terdapat sekitar 30-40% Candida
albican pada rongga mulut orang dewasa sehat tanpa kelainan (mempunyai cacat dan penyakit
sistemik), 45% pada neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien pemakai gigi
tiruan lepasan, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada
pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS (Rao, 2012).

B. TUJUAN

Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada klien dengan
cadidiasis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 
A. Konsep Menua
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur serta
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas,termasuk infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Dengan demikian manusia secara progresif akan
kehilangan daya tahan terhadap jejas dan akan menumpuk makin banyak distorsi
metabolik serta struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi,
aterosklerosis, DM, kanker, yang akan menyebabkan manusia menghadapi akhir hidup
dengan episode terminal yang dramatik, seperti stroke, infark miokard, koma asidotik,
metastase kanker, dan sebagainya (Darmojo, 2010).
Usia harapan hidup yang lebih panjang disertai kualitas hidup yang optimal inilah
konsep baru dari ilmu kedokteran anti penuaan atau Anti Aging Medicine (AAM). AAM
ini didefinisikan sebagai bagian ilmu kedokteran yang didasarkan pada penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran terkini untuk melakukan deteksi dini, pencegahan,
pengobatan, dan perbaikan kekeadaan semula berbagai disfungsi, kelainan, dan penyakit
yang berkaitan dengan penuaan, yang bertujuan untuk memperpanjang hidup dalam
keadaan sehat. Dengan definisi AAM tersebut, tampak bahwa terdapat paradigma baru,
manusia bukanlah orang yang terperangkap dalam takdir genetiknya dan penuaan dapat
dianggap sama dengan penyakit yang dapat dicegah, diobati bahkan dikembalikan
kekeadaan semula (Pangkahila, 2011).

Banyak teori menjelaskan mengapa manusia mengalami proses penuaan. Pada


dasarnya, teori itu dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
1) Teori “pakai dan rusak” (Wear and Tear Theory) meliputi kerusakan DNA,
glikosilasi, dan radikal bebas,
2) Teori program meliputi teori terbatasnya replikasi sel, proses imun, dan teori
hormon (Pangkahila, 2011).
Membicarakan fisiologi proses penuaan tidak dapat dilepaskan dengan pengenalan
konsep homeostenosis. Konsep ini diperkenalkan oleh Walter Cannon pada tahun 1940
an, terjadi pada seluruh sistem organ pada individu yang menua. Homeostenosis yang
merupakan karakteristik fisiologis penuaan adalah keadaan penyempitan atau
berkurangnya cadangan homeostasis yang terjadi seiring meningkatnya usia pada setiap
sistem organ. Bertambahnya usia menyebabkan cadangan fisiologis untuk menghadapi
perubahan (challenge) akan semakin berkurang, dan membuat seorang usia lanjut lebih
mudah untuk mencapai keadaan sakit ataupun kematian. Konsep homeostenosis ini dapat
menjelaskan berbagai perubahan fisiologis yang terjadi selama proses menua dan efek
yang ditimbulkan, beserta variasinya yang akan meningkat seiring meningkatnya usia.
Variasi terjadi antara satu individu dengan individu yang lain pada umur yang sama,
antara satu sistem organ dengan sistem organ yang lain, bahkan dari satu sel terhadap sel
yang lain pada individu yang sama (Sulistyoningrum., 2010)

Dengan demikian proses penuaan tidak terjadi begitu saja, akan tetapi melalui proses
yang berlangsung 3 tahap (Pangkahila, 2011).
1. Tahap Subklinik (usia 25 – 35 tahun) Pada tahap ini, sebagian besar hormon di
dalam tubuh mulai menurun, yaitu hormon testosteron, growth hormone, dan hormon
estrogen. Pembentukan radikal bebas yang dapat merusak sel dan DNA, mulai
mempengaruhi tubuh. Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar. Karena itu pada
tahap ini orang merasa dan tampak normal, tidak mengalami gejala dan tanda penuaan.
Pada umumnya, rentang usia ini dianggap usia muda dan normal, padahal sebenarnya
sudah mulai terjadi proses penuaan.
2. Tahap Transisi (usia 35 – 45 tahun) Selama tahap ini level hormon terus menurun
sampai 25%. Massa otot berkurang sebanyak 1 kg setiap beberapa tahun. Akibatnya
tenaga dan kekuatan terasa hilang, sedang komposisi lemak tubuh terus bertambah.
Keadaan ini menyebabkan resistensi insulin, meningkatnya resiko penyakit jantung
pembuluh darah dan obesitas. Pada tahap ini gejala mulai muncul, yaitu penglihatan dan
pendengaran menurun, rambut putih mulai tumbuh, elastisitas dan pigmentasi kulit
menurun, dorongan seksual dan bangkitan seksual menurun. Pada tahap ini orang merasa
mulai tidak muda lagi dan tampak lebih tua. Radikal bebas mulai merusak ekspresi
genetik, yang dapat mengakibatkan penyakit seperti kanker, arthritis, berkurangnya
memori, penyakit jantung koroner, dan diabetes.
3. Tahap Klinis ( usia 45 tahun ke atas) Pada tahap ini penurunan level hormon terus
berlanjut, yang meliputi DHEA, melatonin, growth hormone, testosteron, estrogen, dan
juga hormon tiroid. Terjadi juga penurunan, bahkan hilangnya kemampuan penyerapan
bahan makanan, vitamin, dan mineral. Densitas tulang menurun, massa otot berkurang
sekitar 1 kg setiap 3 tahun, yang mengakibatkan ketidakmampuan membakar kalori,
meningkatnya lemak tubuh dan berat badan. Penyakit kronis menjadi lebih nyata, sistem
organ tubuh mulai mengalami kegagalan. Ketidakmampuan menjadi faktor utama
sehingga mengganggu aktivitas sehari – hari. Disfungsi seksual merupakan keluhan yang
penting dan mengganggu keharmonisan banyak pasangan.
Kesehatan yang mencakup kesehatan fisik, psikis, sosial, dan spiritual merupakan
salah satu idaman utama dari kita semua. Kesehatan yang holistik ini tidak mudah dicapai
dan sebagian besar manusia di dunia mempunyai pola idup tidak sehat. Dimana pola
hidup tidak sehat ini merupakan salah satu faktor utama penyebab kematian, selain itu
juga mempercepat terjadinya penyakit degeneratif. Dengan kata lain timbulnya penyakit
degeneratif berhubungan erat dengan proses penuaan. Sebaliknya penyakit degeneratif
mempercepat proses penuaan. Contoh penyakit degeneratif seperti Alzheimer, Parkinson,
Atherosklerosis, Hipertensi, Diabetes Mellitus, Penyakit Jantung, Kanker, Osteoarthristis,
Osteoporosis (Pangkahila, 2011). Ada empat faktor penting yang menyebabkan terjadinya
penyakit degeneratif, yaitu adanya radikal bebas, inflamasi, kegagalan sistem imun, dan
stres insulin yang berlebihan. Dari keempat faktor tersebut, diyakini adanya radikal bebas
dalam tubuh merupakan faktor yang paling penting (Aman, 2012).
Proses oksidasi akan terus berlangsung selama hidup yang meliputi aktivitas
metabolik yang reguler, aktivitas fisik. Dua sampai lima persen dari oksigen yang
dikonsumsi akan diubah menjadi single oksigen, superoksid, hidrogen peroksida, dan
radikal hidroksil. Semuanya terakumulasi dalam tubuh yang disebut Reactive Oxygen
Species (ROS). Apabila ROS ini melebihi antioksidan yang ada dalam tubuh, maka
keadaan ini disebut stres oksidatif yang dapat merusak lipid, protein, dan DNA. Dengan
demikian mudah sekali menimbulkan penyakit kronis dan degeneratif, yang akan
mempercepat proses penuaan (Aman, 2012).
B. Patofisiologi

Patofisiologi kandidiasis mukokutan berhubungan dengan virulensi agen, kerentanan host, dan
faktor lingkungan. Spesies Candida albicans merupakan flora normal pada manusia. Jamur ini
berkoloni secara fisiologis pada kulit, membran mukosa saluran pencernaan, genitourinaria, dan
saluran pernapasan. Selain itu, jamur ini juga hidup pada benda dan alam sekitar manusia.
Jamur candida yang merupakan flora normal tubuh dapat berubah menjadi patogen pada individu
dengan imunokompromise, seperti pada pasien HIV, tuberkulosis, atau lupus eritematosus
sistemik dengan keadaan umum buruk. Dapat juga terjadi pada  kehamilan, bayi, lansia, dan
pasien gangguan endokrin seperti diabetes mellitus.
Faktor lingkungan seperti iklim, panas, dan kelembaban udara dapat menyebabkan
meningkatnya produksi keringat dan menunjang berkembangnya jamur di mukokutan. Sanitasi
dan hygiene kulit host juga berperan penting. Kontak dengan penderita, misalnya
pada thrush dan balanitis, melalui ciuman dan hubungan seksual dapat menyebabkan penularan.
BAB III

Asuhan Keperawatan Gerontik

KASUS

Tn. B mengelu sudah 1 bulan klien mengalami diare, dan tampak lemas, setelah melakukan
pengobatan. 1 minggu kemudian klien kembali lagi deng meringis terus, suhu tubunya
meningkat, nyeri pada bagian mulut (+) berat badan menurun. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
hasil di lidah, palatum, dan ovula terdapat bercak putih, suhu badan tersebut 38,5C.

A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Klien

Nama : Tn. B
Tempat tanggal lahir : Ambon,25 Februari 1954
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Gunung Nona
Suku : Ambon
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Sudah Menika
Pendidikan Terakhir : SMA
Orang yang bertanggung jawab : Ny. T

2. Riwayat Keluarga
Pasangan

Hidup : Hidup
Status Kesehatan : Sehat
Umur : 65
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Kematian : -
Tahun Meninggal : -
Penyebab Kematian : -

Anak-Anak (disesuaikan dengan jumlah anak)

Hidup : Hidup
Status Kesehatan : Sehat
Umur : 37
Pekerjaan : PNS
Kematian : -
Tahun Meninggal : -
Penyebab Kematian : -
Genogram (minimal 4 generasi)

3. Riwayat Pekerjaan

Status Pekerjaan saat ini : Petani

Pekerjaan sebelumnya : Buru bagasi


Sumber-sumber pendapatan : Jualan hasil kebun

Kecukupan terhadap kebutuhan : Cukup

4. Riwayat Lingkungan Hidup

Tipe Tempat Tinggal : Semi parmanen


Jumlah kamar : 3 (Tiga ) kamar
Jumlah Tingkat : -
Jumlah orang yang tinggal di rumah : 6 orang
Derajat Privasi : -
Tetangga terdekat : 3 kepala keluarga
Alamat/Telp. Gunung Nona

5. Riwayat Rekreasi (cara lansia mendapatkan hiburan sehari-harinya)

Hobi/minat : Sepak bola


Keanggotaan organisasi : -
Liburan/perjalanan : -

6. Sumber/Sistem Pendukung yang Digunakan

Pelayanan kesehatan yang digunakan : Puskesmas

Pelayanan di rumah : Keluarga


Posyandu : -

7. ADL (Activity Daily Living)

: Dapat menggunakan pakayan sendiri,


makan,dank ke toilet sendiri
(termasuk kebiasaan waktu tidur)

8. Status Kesehatan Saat ini

Status kesehatan umum selama lima : a. penyakit yang pernah dialami adalah
tahun yang lalu sering mengalami demam tinggi.
b. Alergi
klien mengatakan tidak ada riwayat
alergi baik obat-obatan, makanan dan
minuman.

Keluhan kesehatan saat ini : Tb. B dengan berat badan sebelumnya


68 kg, dibawa ke rumah sakit karena
panas dan tidak mau minum. Dari
pemeriksaan fisik sidapatkan hasil di
lidah, palatum, dan ovula terdapat
bercak putih.
Suhu badan tersebut 38,5C. sebelum
klien mengalami diare selama 1 bulan
sebelumnya pucat, lemas dan meringis.

Obat-obatan

Nama : 1. Ranitidine
2. Ketrolac
3. Ceftriaxon
4. Ivfd RL
5. Nistain Drop
Dosis : 1. 50mg/12 jam
2. 30mg/8 jam
3. 1gr/12 jam
4. 20 tts/i
5. permen dihisap 1x1
Bagaimana/kapan menggunakannya : Di minum dan dihisap setelah makan

Dokter yang menginstruksikannya : Dr. Heriswandi Mustafa


Tanggal resep : 25 Maret 2021

Status Alergi

Obat-obatan : -
Makanan : -
Faktor lingkungan : -

Nutrisi

Pola makan : Kurang baik


Diet khsusus (pengaturan makanan) : -
Pola makan : -

Masalah yang mempengaruhi pola : Sulit makan karna di lidah terdap bercak
makan (misal: pendapatan tidak puti dan sakit
adekuat, kurang trasportasi, masalah
menelan atau mengunyah, stress
emotional, sakit tertentu.

9. Status Kesehatan Masa Lalu

Penyakit masa lalu : Sering mengalami demam tinggi


Penyakit serius kronik : -
Trauma : -
Perawatan di rumah : -
Operasi (jenis, tanggal tempat, alasan) : -
-
Riwayat obsentrik : -

10. Tinjauan Sistem


Beri tanda cek “ya” atau “tidak” untuk setiap gejala dan termasuk analisis gejala pada
respons positif pada akhir sistem.
Umum

Keadaan umum
Tingkat kesadaran
GCS
: Ya Tidak
Kelelahan Ya
Perubahan BB satu bulan yang lalu : Ya
Perubahan nafsu makan : Ya
Demam : Ya
Keringat malam : Ya
Kesulitan tidur : Ya
Sering pilek, batuk (infeksi) : Tidak
Penilaian terhadap status kesehatan :
Kemampuan melakukan ADL : Ya
(aktivitas kehidupan sehari-hari)
Dan Lain-lain :

TTV Nilai
Tekanan darah 140/80
Pernapasan 18
Nadi : 80
Suhu : 38,5C

Integumen

Keadaan Ya Tidak
Lesi/Luka : Tidak
Pruritus : Tidak
Perubahan Pigmentasi : Tidak
Perubahan tekstur : Tidak
Perubahan nevi : Tidak
Sering memar : Ya
Perubahan rambut : Ya
Perubahan kuku : Tidak
Pola Penyembuhan lesi/luka : Tidak
Kalus : Tidak
Lain-lain :

Hemopoetik

Keadaan Hemopoetik Ya Tidak


Pendarahan atau memar abnormal : Tidak
Pembengkakan kelenjar limfe : Tidak
Anemia : Tidak
Riwayat Transfusi darah : Tidak
Lain-lain :

Kepala

Keadaan Ya Tidak
Sakit Kepala : Tikak
Trauma masa lalu : Tidak
Pusing : Ya
Gatal pada kulit kepala : Tidak
Lain-lain :

Mata

Keadaan Ya Tidak
Perubahan penglihatan : Ya
Kacamata/Lensa kontak : Tidak
Nyeri : Tidak
Air mata berlebihan : Tidak
Pruritus : Tidak
Bengkak sekitar mata : Tidak
Floater : Tidak
Diplopia : Tidak
Kabur : Ya
Fotophobia : Tidak
Skotomata : Tidak
Katarak : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
Tanggal pemeriksaan paling akhir : Tidak
Tanggal pemeriksaan glaukoma paling : Tidak
akhir
Dampak pada penampilan ADL : -
Lain-lain :

Telinga

Keadaan Ya Tidak
Perubahan pendengaran : Ya
Rabas : Tidak
Vertigo : Tidak
Sensivitas Pendengaran : Ya
Alat-alat protesa : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
Kebiasaan perawatan telinga : Ya
Dampak pada penampilan ADL : -

Lain-lain :

Hidung dan Sinus

Keadaan Hidung dan Sinus Ya Tidak


Rinorea : Tidak
Rabas : Tidak
Epistaksis : Tidak
Obstruksi : Tidak
Mendengkur : Tidak
Nyeri pada Sinus : Tidak
Alergi : Tidak
Riwayat Infeksi : Tidak
Penilaian Diri Pada Kemampuan : Penciuman untuk memonitor asupan
Olfaktori bauan yang dibawa udara ke sistem
pernapasan
Lain-lain :

Mulut dan Tenggorok

Keadaan Mulut dan Tenggorok Ya Tidak


Sakit Tenggorok : Ya
Lesi/Ulkus : Ya
Serak : Ya
Perubahan Suara : Ya
Kesulitan menelan : Ya
Perdarahan gusi : Ya
Karies : Ya
Alat-alat prostesa : Tidak
Riwayat Infeksi : Tidak
Tanggal pemeriksaan gigi (terakhir kali :
periksa)
Pola Menggosok Gigi : Satu hari dua kali
menggosok gigi (1
x3)
Pola Flossing : Tidak
Masalah dan kebiasaan membersihkan : Tidak
gigi palsu
Lain-lain :

Leher

Keadaan Leher Ya Tidak


Kekakuan : Tidak
Nyeri/nyeri tekan : Tidak
Benjolan/massa : Tidak
Keterbatasan gerak : Tidak
Lain-lain :

Payudara

Keadaan Payudara Ya Tidak


Benjolan/massa :
Nyeri/nyeri tekan :
Bengkak :
Keluar cairan dari putting susu :
Perubahan pada puting susu :
Pola pemeriksaan payudara sendiri :
Tanggal dan hasil mamografi paling :
akhir
Lain-lain :
Pernapasan

Pernapasan Ya Tidak
Batuk : Ya
Sesak napas : Ya
Hemoptisis : Tidak
Sputum : Tidak
Asma/alergi pernapasan : Tidak
Suaran nafas (vesikuler, bronkial, : Suara nafas sesak dan serak-serak
bronko vesikuler)
Suara napas tambahan (ronkhi, :
wheezing)
Tanggal dan pemeriksaan rongen dada :
(terakhir kali periksa)
Lain-lain :

Kardiovaskuler

Kardiovaskuler Ya Tidak
Nyeri/ketidaknyamanan dada : Tidak
Palpitasi : Tidakk
Sesak napas : Ya
Ortopnea : Tidak
Murmur : Ya
Edema : Ya
Varises : Tidak
Parestesia : Tidak
Perubahan warna kuku kaki dan tangan : Tidak
Lain-lain :

Gastrointestinal

Gastrointestinal Ya Tidak
Disfagia : Tidak
Tidak dapat mencerna : Tidak
Nyeri ulu hati : Tidak
Mual/muntah : Tidak
Hematemesis : Tidak
Perubahan nafsu makan : Ya
Intoleran makanan : Ya
Ulkus : Ya
Nyeri : Ya
Ikterus : Tidak
Benjolan/massa : Tidak
Perubahan kebiasaan defikasi : Tidak
Diare : Tidak
Konstipasi : Ya
Melena : Tidak
Hemoroid : Tidak
Perndarahan rectum : Tidak
Pola defikasi biasanya : Tidak
Lain-lain :

Perkemihan

Perkemihan Ya Tidak
Disuria : Tidak
Frekuensi : Tidak
Hematuria : Tidak
Poliuria : Tidak
Oliguria : Tidak
Nokturia : Tidak
Inkontinensia : Tidak
Batu ginjal : Tidak
Lain-lain :

Genitoreproduksi-Pria

Genitoreproduksi-Pria Ya Tidak
Lesi : Tidak
Rabas : Tidak
Nyeri testikuler : Tidak
Masalah prostat : Ya
Penyakit kelamin : Tidak
Perubahan hasrat seksual : Ya
Impotensi : Ya
Masalah aktivitas sosial : Ya
Lain-lain :

Genitoreproduksi- Wanita
Genitoreproduksi-Wanita Ya Tidak
Lesi :
Rabas :
Dispareunia :
Perdarahan pascasenggama :
Nyeri pelvis :
Penyakit kelamin :
Infeksi :
Masalah aktivitas seksual :
Riwayat menopause (usia, gejala, :
masalah-masalah pascamenopause)
Tanggal dan hasil tes papsmear paling :
akhir
Lain-lain :

Muskuloskelektal

Muskuloskelektal Ya Tidak
Nyer i persendian : Ya
Kekakuan : Ya
Pembengkakan sendi : Ya
Deformitas : Tidak
Spasme : Ya
Kram : Ya
Kelemahan otot : Tidak
Masalah cara berjalan : Tidak
Nyeri pungugng : Tidak
Prostesa : Ya
Pola kebiasaan latihan : Ya
Dampak pada penampilan ADL :
Lain-lain :

Sistem Saraf Pusat

Sistem Saraf Pusat Ya Tidak


Sakit kepala : Ya
Kejang : Tidak
Paralisis : Tidak
Paresis : Tidak
Masalah koordinasi : Ya
Tremor/spasme : Tidak
Parastesia : Tidak
Cedera kepala : Tidak
Masalah memori : Ya
Lain-lain :

Sistem Endokrin

Sistem Endokrin Ya Tidak


Intoleran panas : Ya
Intoleran dingin : Tidak
Goiter : Ya
Pigmentasi kulit : Ya
Polifagia : Tidak
Polidipsia : Ya
Poliuria : Ya
Lain-lain :

Psikososial

Psikososial Ya Tidak
Cemas : Ya
Depresi : Tidak
Insomnia : Ya
Menangis : Ya
Gugup : Tidak
Takut : Ya
Masalah dalam mengambil keputusan : Ya
Kesulitan berkonsentrasi : Ya
Pernayataan perasaan mengenai : Tidak
kepuasaan atau frustasi
Mekanisme koping yang biasa : Tidak
digunakan
Stress saat ini : Tidak
Masalah tentang kematian : Tidak
Dampak penampilan ADL :
Lain-lain.
ANALISA DATA

No. Data Etiologi Problem


1. DS : Klien meringis menahankan Kandidasis HipertermiKandi

area mukosa, sulit berbicara. dasis

DO:  T : 38,5oC Proses infeksi

TD : 95/65mmHg Proses infeksi

ND : 110 x/i Pelepasan medaitor


inflamasi: bradikinin,
RR : 30 x/i histamine, dan Pelepasan
medaitor
prostatglandin inflamasi:
bradikinin,

Suhu tubuh meningkat


2. DS : Klien Meringis, pucat terdiam Kandidiasis Nyeri akut

dan lemah

DO: timbul bercak putih pada Timbul bercak putih


mulut, timbul bercak kemerahan
mengandung eksudat
Menggumpal menutup

permukaan lidah

Gejala semakin

memberat

Timbul bercak
kemerahan dan
mengandung eksudat

3. DS: Klien Meringis menangis Kandidiasis Ketidak


seimbangan
DO: Klien tidak mau minum, nutrisi
BB turun dari 54 kg menjadi 48
kg, porsi makan selalu tidak Nyeri pada mulut
habis karena mukosa merasa
sakit akibat kandidiasis
Tidak nafsu makan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan analisa data diatas diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

2. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan bentukan berwarna

merah dan mengandung eksudat.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak

mampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi.  

Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan diagnosis

Pasyen
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : Tn. B Umur : 67 Tahun No. Dokumen RM :


Ruang : Interen Laki Kelas : Tanggal : 25 Maret 2021

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Data pendukung
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi Rasional

1. Hipertermi NOC. NIC


berhubungan dengan
Setelah 1. Monitor suhu
penyakit / trauma,
dilakukan tubuh
peningkatan
metabolism dan tindakan sesering
aktivitas yang
keperawatan mungkin
berlebihan dehidrasi
selama 1x24 2. Monitor

jam defisit warna dan

suhu tubuh suhu kulit

dalam batas 3. Monitor

normal teratasi tekanan

dengan kriteria darah, nadi


hasil : dan RR

1. Suhu tubuh 4. Monitor

36 – 37 C tingkat

2. Nadi dan kesadaran

RR dalam 5. Monitor

rentang WBC, HB,

normal. dan Hct

3. Tidak ada 6. Monitor

perubahan intake dan

alam kulit dan output


2. Nyeri akut
tidak ada 7. Selimuti
berhubungan dengan
pusing, merasa pasien
agen injuri (biologis,
fisik dan psikologis) nyaman. 8. Berikan

cairan

intravena.

Tingkatkan
intake cairan
dan nutrisi.

NOC NIC

Setelah 1. Lakukan

dilakukan pengkajian

tindakan nyeri secara

keperawatan kompherensif.

selama .... Temukan

nyeri pasien lokasi,

teratasi / tidak karakteristik

mengalami lokasi, durasi

dengan kriteria dan frekuensi.

hasil : 2. Observasi

1. Mampu reaksi

mengkontrol nonverbal dri

nyeri dan ketidaknyaman

mampu an.

menggunaka 3. Bantu pasien


n tekhnik dan keluarga

nonfarmakol untuk mencari

ogi untuk dan

mengurangi menemukan

nyeri. dukungan.

2. Melaporkan 4. Kurangi factor

bahwa nyeri presipitasi

berkurang nyeri.

dengan 5. Kaji tipe dan

3.Ketidakseimbangan menggunaka sumber untuk


nutrisi kurang dari
n menentukan
kebutuhan tubuh
managemen intervensi.
berhubungan dengan
ketidakmampuan nyeri. 6. Ajarkan teknik
untuk memasukkan
3. Mampu nafas dalam.
atau mencerna nutrisi
mengenali 7. Tingkatkan
oleh karena factor
biologis nyeri (skala, istirahat.

intensitas, Monitor vital


frekuensi sign sebelum
dan sesudah
dan tanda
pemberian
nyeri).
analgetik.
4. Menyatakan

rasa nyaman

setelah nyeri

berkurang.

5. Tanda vital

sign dalam

batas

normal.

Tidak
mengalami
gangguan tidur.

NOC NIC

Setelah 1. Kaji adanya

dilakukan alergi
tindakan makanan.

keperawatan 2. Kolaborasi

selama ..... dengan gizi

nutrisi kurang untuk

teratasi dengan menentukan

indicator. jumlah kalori

dan nutrisi
1. Albumin
yang
serum
dibutuhkan
2. Pre albumin
pasien.
serum
3. Ajarkan pasien
3. Hematokrit
bagaimana
4. Hemoglobin
membuat
5. Total iron
catatan
binding
makanan
capacity
harian.
6. Jumlah
4. Monitor
liposit.
Hidrasi baik adanya

penurunan

berat badan

dan gula darah

5. Monitor

kekeringan

rambut kusam

total protein

Hb

6. Monitor turgor

kulit.

7. Monitor mual

muntahmonitor

intake nutrisi.

8. Atur posisi

semi flower

atau flower
tinggi selama

makan.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun
rambutan efektif dalam menghambat pertumbuhan candidiasis
B. SARAN
Berdasarkan penilitian yang dilakukan,maka penilitia memberikan saran sebagai berikut:
1. perlu dilakukan uji toksisitas agar ekstrak daun rambutan dapat dugunakan sebagai obat
aiternatif dalam mengatasi infeksi jamur candidiasis
2. perlu dilakukan penilitian lebih lanjut mengenai cara pengambilan senyawa zat aktif daun
rambutan yang meniliki efek yang paling dominal dalam menghambat jamur candidiasis.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/298862817/ASKEP-Candidiasis
https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenereologi/kandidiasis-
mukokutan/patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai