Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kasus 9 Subyektif :
Seorang pasien perempuan berusia 38 tahun
dibawa ke rumah sakit dengan keluhan
demam, sakit perut, mual muntah dan rasa Obyektif : (di kasus + yang seharusnya ada)
lelah yang berlebihan. Diketahui pasien
merupakan pekerja seks komersial yang sering PH (Patient history):
berganti-ganti pasangan. Saat ini setelah
dilakukan pemeriksaan, dokter mendiagnosa
pasien mengalami hepatitis B. Bagaimana DH (drugs history):
penatalaksaan dan konseling yang tepat untuk
FH (Family History):
pasien tersebut ?
a. Definisi:
Hepatitis B adalah infeksi yang terjadi pada hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B (VHB).Penyakit ini bisa
menjadi akut atau kronis dan dapat pula menyebabkan radang hati, gagal hati, serosis hati, kanker hati, dan
kematian.Dari beberapa penyebab Hepatitis yang disebabkan oleh virus, Hepatitis B menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang serius di Indonesia karena manifestasinya sebagai Hepatitis akut dengan segala komplikasinya
serta risiko menjadi kronik(Kementerian Kesehatan RI, 2014; Feld dan Janssen, 2015).
b. Patofisiologi (+siklus penyebaran)
Sel hati manusia merupakan target organ bagi virus Hepatitis B. Virus Hepatitis B mula-mula melekat pada
resptor spesifik di membram sel hepar kemudian mengalami penetrasi ke dalam sitoplasma sel hepar. Virus
melepaskan mantelnya di sitoplasma, sehingga melepaskan nukleokapsid. Selajutnya nukleokapsid akan
menembus sel dinding hati. Asam nukleat VHB akan keluar dari nukleokapsid dan akan menempel pada DNA
hospes dan berintergrasi pada DNA tersebut. Proses selanjutnya adalah DNA VHB memerintahkan sel hati untuk
membentuk protein bagi virus baru. Virus Hepatitis B dilepaskan ke peradangan darah, terjadi mekanisme
kerusakan hati yang kronis disebabkan karena respon imunologik penderita terhadap infeksi (Mustofa &
Kurniawaty, 2013).
Proses replikasi virus tidak secara langsung bersifat toksik terhadap sel, terbukti banyak carrier VHB asimtomatik
dan hanya menyebabkan kerusakan hati ringan. Respon imun host terhadap antigen virus merupakan factor
penting terhadap kerusakan hepatoseluler dan proses klirens virus, makin lengkap respon imun, makin besar
klirens virus dan semakin berat kerusakan sel hati. Respon imun host dimediasi oleh respon seluler terhadap
epitope protein VHB, terutama HBsAg yang ditansfer ke permukaan sel hati. Human Leukocyte Antigen (HLA)
class I-restriced CD8+ cell mengenali fragmen peptide VHB setelah mengalami proses intrasel dan
dipresentasikan ke permukaan sel hati oleh molekul Major Histocompability Complex (MHC) kelas I. Proses
berakhir dengan penghancuran sel secara langsung oleh Limfosit T sitotoksik CD8+ (Hardjoeno, 2007).
V. Stage 5: Recovery
Pada tahap kelima, virus tidak dapat dideteksi dalam darah dengan tes DNA atau HBsAg, dan
antibodi terhadap berbagai antigen virus telah diproduksi. Gambar di bawah ini menggambarkan
perjalanan serologis dari infeksi HBV. (Sumber: Medscape).
Untuk sementara dapat diberikan obat mengurangi gejala yang terjadi, seperti
1. Paracetamol
Nama paten : Tempra, Sanmol, Pamol
Dosis : 500 mg
Rute : Oral
Aturan pakai : 3 kali sehari setelah makan
Lama penggunaan : 3-5 hari
Efek samping : Mual muntah, diare, nyeri, sakit tenggorokan, kerusakan hati dan ruam kulit
2. Vitamin C
Nama paten : Redoxon, Vitalong-C, Enervon-C, Ester-C
Dosis : 500 mg
Rute : Oral
Aturan pakai : 1 tablet sehari
Lama penggunaan : 3 hari
Efek samping : Diare, perut kembung, batu ginjal, mual
3. Oralit (untuk gejala dehidrasi (rasa lelah lemas) karena mual muntah)
Nama paten : Alphatrolit®, Aqualyte®, Bioralit® dan Corsalit®.
Dosis : 4.1 gram dilarutkan dlama 200 ml air
Rute : Oral
Aturan pakai : Dosis dewasa di atas usia 12 tahun adalah 400 ml atau 2 gelas
Lama penggunaan : 3 hari
Efek samping : Hipertensi, Sakit kepala, Pusing
g. Pembahasan Kasus
Pasien yang merupakan pekerja seks komersial mengeluh demam, sakit perut, mual muntah dan rasa
lelah yang berlebihan. Oleh dokter didiagnosa Hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus dibagi menjadi 3
jenis, yaitu hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Ketiganya memiliki risiko penularan lewat seks. Pasalnya, virus
hepatitis tinggal di dalam cairan tubuh manusia, misalnya pada darah, air mani, cairan rektum (pada anus), dan
cairan vagina. Jika terjadi kontak antar cairan tubuh tersebut, virusnya pun akan pindah menjangkiti pasangan
seksual. Hepatitis B adalah virus yang paling banyak ditularkan melalui seks. Bahkan kemungkinan penularan HBV
lewat seks jauh lebih besar daripada penularan HIV. Pasalnya, virus ini bisa ditemukan dalam cairan vagina, air
mani, dan air liur. Meskipun belum ada contoh kasus penularan HBV melalui ciuman, risikonya tetap ada,
terutama kalau pengidap HBV sedang sariawan atau ada luka dalam mulut dan bibirnya. Selain itu, risiko tertular
virus ini melalui seks juga berkali-kali lipat lebih besar jika sering berganti-ganti pasangan seksual.
h. KIE
- Memberikan informasi terkait hepatitis kepada pasien, seperti cara penularan dan cara pencegahan
penularan penyakit.
- Memberikan informasi terkait obat-obat yang harus dikonsumsi oleh pasien, seperti indikasi, dosis obat, cara
penggunaan, waktu penggunaan, serta efek samping dari obat-obat tersebut.
- Memantau perkembangan dari proses pengobatan, serta monitoring efek samping obat-obat yang
digunakan.
- Menyarankan terapi non farmakologi untuk membantu proses penyembuhan.
i. Waktu Pemberian Vaksin
Monitoring Obat