Anda di halaman 1dari 14

Konsep IPE dan Penerapan Dalam Pendidikan dan Pelayanan

Kepewataran
“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Interprofesional Education”

Dosen Pengajar :

Ns. Nanang Saprudin S.Kep., M.Kep

Disusun oleh :

Disusun oleh :

Cicih Kuraesih Pebbi Irmala D


Cindy Adhi Gusti Siska Mustika
Dewi Nurhayanti Vira Pebriana R
Lilis Rismayanti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


Jl. Lingkar Kadugede No.2 Kuningan Jawa Barat Indonesia (0232) 875 847 fax:(0232) 875
123
Website : Stikku.ac.id email : info@stikeskuningan.ac.id
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullah hiwabarakatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
nikmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang konsep ipe
dan penerapan dalam pendidikan dan pelayanan kepewataran

Makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah interprofesional education.

Dalam hal ini tak luput penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah
interprofesional education yang telah memberi tugas membuat makalah ini, dan penulis juga
mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam makalah ini. Demikianlah, makalah ini semoga
bermanfaat bagi yang membacanya. Terima kasih.

Wassalammu’alaikum warahmatullah hiwabarakatuh.

Kuningan, 15 Desember 2020

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


1. Latar Belakang ................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
3. Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan yang bermutu menjadi sebuah tuntutan bagi pemberi pelayanan
kesehatan di era global. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan semua pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-
rata penduduk, serta yang penyelenggaranya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan. Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat diterapkan dengan
praktek kolaborasi.

Kolaborasi antar petugas kesehatan di Indonesia masih jauh dari ideal serta masih terjadi
tumpang tindih peran antar profesi kesehatan. Salah satunya karena kurangnya pemahaman suatu
profesi kesehatan mengenai kompetensi kesehatan lainnya. Salah satu upaya untuk mewujudkan
kolaborasi antar tenaga kesehatan adalah dengan memperkenalkan praktik kolaborasi sejak dini
melalui proses pendidikan. Interprofessional Education (IPE) adalah salah satu konsep
pendidikan terintegrasi untuk peningkatan kemampuan kolaborasi. IPE dapat terjadi ketika dua
atau lebih mahasiswa dari program studi kesehatan yang berbeda-beda belajar bersama yang
bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan kualitas pelayanan kesehatan.

IPE memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang mempunyai latar belakang yang
bervariasi untuk bekerja sama secara aktif dalam memecahkan permasalahan. Pembelajaran ini
berpotensi untuk menyiapkan mahasiswa dalam menghadapi praktik klinik, membantu
meningkatkan hubungan professional yang kuat dengan menghargai peran masing-masing
Penelitian yang dilakukan oleh Martin-Rodriguez (2008) menunjukkan bahwa kolaborasi
interprofessional berdampak positif mengenai kepuasan pasien, penurunan ketidakpastian pasien,
dan peningkatan manajemen nyeri pada 312 pasien kanker yang dirawat di rumah sakit. Institute
for Healthcare Improvement (IHI) (2003) juga melaporkan bahwa dengan menerapkan
kolaborasi terjadi penurunan rata-rata lama penggunaan ventilator sebesar 35% dan penurunan
masa perawatan pasien dengan ventilator sebesar 25%. Kasus penggunaan ventilator pada pasien
pneumonia dapat diturunkan hingga lebih dari 50% selama penerapan kolaborasi.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari IPE?
2. Apa saja tujuan dan manfaat IPE?
3. Bagaimana gambaran pelaksanaan IPE?
4. Apa saja kompetensi dan sikap yang diharapkan dari IPE?
5. Apa saja hambatan IPE dan bagaimana cara penanggulangannya?
6. Bagaimana penerapan IPE dalam pendidikan dan pelayanan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari IPE.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dan manfaat IPE.
3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran pelaksanaan IPE.
4. Untuk mengetahui apa saja kompetensi dan sikap yang diharapkan dari IPE.
5. Untuk mengetahui apa saja hambatan IPE dan bagaimana cara penanggulangannya.
6. Untuk mengetahui bagaimana penerapan IPE dalam pendidikan dan pelayanan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IPE

Interprofessional Education (IPE) menurut WHO (2010), IPE merupakan suatu proses
yang dilakukan dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang memiliki
perbedaan latar belakang profesi dan melakukan pembelajaran bersama dalam periode tertentu,
adanya interaksi sebagai tujuan utama dalam IPE untuk berkolaborasi dengan jenis pelayanan
meliputi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.

Pengertian IPE :

7. Medudukkan secara bersama mahasiswa dari berbagai profesi kesehatan


dalam satu kelas yang sama.
8. Mendatangkan pengajar dari berbagai profesi kesehatan untuk mengajar
pada kelas yang sama.
9. Memaparkan mahasiswa dari berbagai profesi pada pasien yang sama

Pengembangan IPE di institusi pendidikan kesehatan tidak terlepas dari konsep berubah.
Perubahan merupakan suatu proses di mana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status
tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Perubahan dapat mencakup keseimbangan
personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam
mencapai tujuan tertentu.

Kurt Lewin (1951) dalam Hidayat (2008) mengungkapkan bahwa seseorang yang akan
berubah harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam tahap proses perubahan
agar perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan yang ada. Tahapan tersebut
meliputi unfreezing, moving dan refreezing.

Tahap Pencairan (Unfreezing) merupakan tahap awal. Pada kondisi ini mulai muncul
persepsi terhadap hal yang baru. Persepsi mencakup penerimaan stimulus, pengorganisasian
stimulus dan penterjemahan atau penafsiran stimulus yang telah terorganisir yang akhirnya

5
mempengaruhi pembentukan sikap. Walgito (2004) mengungkapkan bahwa persepsi dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal terdiri dari karakteristik individu, pengalaman dan pengetahuan.


Sedangkan faktor eksternal yaitu stimulus dan lingkungan sosial. Sikap dapat diartikan sebagai
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus
yang menghendaki adanya respon.

Sikap dosen yang positif terhadap IPE mendorong untuk berperilaku mendukung sistem
IPE yang baru. Berikutnya merupakan tahap bergerak (Moving). Pada tahap ini sudah dimulai
adanya suatu pergerakan ke arah sesuatu yang baru. Tahap ini dapat terjadi apabila seseorang
telah memiliki informasi yang cukup serta kesiapan untuk berubah, juga memiliki kemampuan
dalam memahami masalah serta mengetahui langkah-langkah dalam menyesuaikan masalah atau
hambatan dalam penerapan IPE.

Akhirnya, tahap pembekuan (freezing), yaitu ketika telah tercapai tingkat atau tahapan
yang baru. Proses pencapaian yang baru perlu dipertahankan dan selalu terdapat upaya
mempertahankan perubahan yang telah dicapai. Tahap ini merupakan tahap terakhir dari
perubahan yaitu proses penerimaan terhadap model pembelajaran terintegrasi setelah dilakukan
pergerakan dan merasakan adanya manfaat dari pembelajaran IPE ini.

B. Tujuan dan Manfaat IPE

Menurut (freeth & reeves, 2004) tujuan dari interprofessional education adalah untuk
mempersiapkan mahasiswa profesi kesehatan dengan ilmu, keterampilan, sikap dan perilaku
profesional yang penting untuk praktek kolaborasi interprofesional.

Sedangkan menurut (Cooper, 2001) tujuan dari IPE yaitu :

1. Meningkatkan pemahaman interdispliner dan meningkatkan kerjasama.


2. Membina kerjasama yang kompeten
3. Membuat penggunaan sumberdaya yang efektif dan efisien
4. Meningkatkan kualitas perawatan pasien yang comprehensif.
Manfaat dari interprofessional education yaitu :

6
1. Memberikan mahasiswa kesempatan untuk mendapatkan pengalaman seperti
dalam kehidupan kerja yang nyata.
2. Mahasiswa dapat berinteraksi lebih luas dalam lingkungan fakultas sebagai suatu
lingkungan kerja
3. Mahasiswa belajar menghargai profesi lainnya
4. Memahami lebih jelas peran profesi masing-masing
5. Mahasiswa belajar saling melengkapi sebagai tim dan dapat memanage konflik
dengan baik.

Pendidikan interprofesional inipun terjadi apabila terdapat interaksi dan refleksi aktif
antar mahasiswa dan institusi dari berbagai profesi kesahatan. Tujuan dan srategi pendidikan
diarahkan pada pencapaian keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjalankan
kerja tim dalam penanganan pasien, dan juga pemahaman dan sikap saling menghormati
karakter khusus dan fungsi berbeda yang dimiliki oleh masing-masing profesi.

C. Gambaran Pelaksanaan IPE

Pelaksanaan IPE yang ideal harus dimulai dengan persamaan paradigma bahwa IPE
hanyalah langkah awal dari tujuan utama dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang
berpusat pada pasien. Pendekatan interprofessional akan memfasilitasi dengan lebih baik
mahasiswa dari satu disiplin ilmu untuk belajar dari disiplin ilmu lainnya. Pembelajaran bersama
antardisiplin ilmu dapat meningkatkan keterampilan baru mahasiswa yang akan memperkaya
keterampilan khusus yang dimiliki masing-masing disiplin dan mampu bekerja sama lebih baik
dalam lingkungan tim yang terintegrasi.

Selama ini penerapan IPE masih tidak konsisten, untuk itu harus dibuat sebuah komitmen
sehingga pembelajaran interprofesional dapat diterapkan di institusi pendidikan dan diterapkan
dalam kurikulum pendidikan di semua program pelayanan kesehatan untuk memastikan
keberadaan jangka panjang IPE yang berkelanjutan (ACCP, 2009).

Kompetensi IPE Tujuan akhir pada pembelajaran IPE adalah mengharapkan mahasiswa
mampu mengembangkan kompetensi yang diperlukan untuk berkolaborasi. Freeth, dkk., (2005)
mengungkapkan kompetensi dosen atau fasilitator IPE antara lain :

7
1. Sebuah komitmen terhadap pembelajaran dan praktik interprofesional,
2. Kepercayaan dalam hubungan pada fokus tertentu dari pembelajaran interprofesional
di mana staf pendidik berkontribusi,
3. Model peran yang positif,
4. Pemahaman yang dalam terhadap metode pembelajaran interaktif dan percaya diri
dalam menerapkannya,
5. Kepercayaan dan fleksibilitas untuk menggunakan perbedaan profesi secara kreatif
6. Menghargai perbedaan dan kontribusi unik dari masing-masing anggota kelompok,
7. Menyesuaikan kebutuhan individu dengan kebutuhan kelompok, dan
8. Meyakinkan dan memiliki selera humor dalam menghadapi kesulitan.

Kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa dengan metode pembelajaran IPE
adalah kemampuan untuk mengembangkan kompetensi yang diperlukan untuk berkolaborasi.

D. Kompetensi dan Sikap yang Diharapkan dari IPE

Kompetensi terdiri atas :

1. Pengetahuan
Paham otonomi tiap profesi dan paham peran masing-masing dalam keterpaduan.
2. Keterampilan
Profesionalisme terjaga, bukan untuk berebut, bertentangan tetapi untuk bersinergi,
saling melengkapi dan terpadu dalam pelayanan holistik, manusiawi, etis dan
bermutu. Kemampuan komunikasi yang baik, mengutamakan keselamatan
klien/pasien.

Sikap terdiri atas :

1. Professional, saling menghormati, keikhlasan untuk bekerja sama dalam


kesejajaran, saling percaya dengan profesi lain, keterbukaan disiplin jujur dan
bertanggung jawab.
8
2. Kompetensi kemampuan tim.
E. Hambatan dan Cara Penanggulangan IPE

Selain manfaat dari IPE banyak kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan IPE,
antara lain yaitu :

1. Penanggalan akademik,
2. Peraturan akademik,
3. Struktur penghargaan akademik,
4. Lahan praktek klinik,
5. Masalah komunikasi,
6. Bagian kedisiplinan,
7. Bagian profesional,
8. Evaluasi,
9. Pengembangan pengajar,
10. Sumber keuangan,
11. Jarak geografis,
12. Kekurangan pengajar interdisipliner,
13. Kepemimpinan dan dukungan administrasi,
14. Tingkat persiapan peserta didik,
15. Logistik,
16. Kekuatan pengaturan,
17. Promosi,
18. Perhatian dan penghargaan,
19. Resistensi perubahan, beasiswa,
20. Sistem penggajian, dan
21. Komitmen terhadap waktu (Pfaff, 2014).
Tindakan yang diperlukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang muncul dapat
dilakukan dengan penyesuaian jadwal antar profesi yang bersangkutan, adanya sikap disiplin dan
saling memahami untuk terciptanya komunikasi dan kedisiplinan yang baik, menyiapkan bahan
diskusi di hari sebelumnya, financial yang cukup untuk pengadaan fasilitas pendukung dalam
IPE.
9
F. Penerapan IPE Dalam Pendidikan dan Pelayanan
1. Penerapan IPE dalam kurikulum pendidikan kesehatan
IPE terjadi ketika mahasiswa dari dua tau lebih profesi kesehatan belajar bersama, belajar
dari profesi kesehatan lain, dan belajar tentang peran masing-masing profesi kesehatan untuk
meningkatkan keterampilan kolaborasi dan kualitas pelayanan kesehatan (Parsell and Bligh,
2011). Menurut Speakman (2015), IPE bertujuan menghasilkan tenaga kesehatan yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mendukung praktik kolaborasi antarprofesi
kesehatan.
Implementasi IPE dalam kurikulum Pendidikan kesehatan memiliki tiga fokus. Pertama,
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mahasiswa dalam praktik kolaborasi antar
profesi kesehatan. Kedua, berfokus pada pembelajaran tentang bagaimana menciptakan
kolaborasi yang efektif dalam sebuah tim. Ketiga, menciptakan kerjasama yang efektif untuk
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien (Lapkin, S,et al., 2013).
Berdasarkan penelitian Lapkin, et al. (2013), penerapan IPE harus dimulai pada tahap
awal akademik mahasiswa, sebelum mereka menjadi seorang professional kesehatan. Hal ini
diperkuat dengan hasil penelitian Thibault (2013), bahwa IPE harus dilaksanakan baik pada
tahap akademik maupun praktik klinik dengan tujuan menghubungkan antara teori yang
didapatkan mahasiswa selama pembelajaran di kampus dan praktik yang dijalani di lapangan, ini
terbukti memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa.
Pendekatan IPE memfasilitasi mahasiswa untuk belajar dari dan tentang disiplin
kesehatan yang lain sehingga akan meningkatkan keterampilan mahasiswa dan menciptakan
kerjasama yang lebih baik dalam sebuah lingkungan kerja yang terintegrasi. Namun sangat
disayangkan pelaksanaan IPE di institusi-institusi Pendidikan kesehatan sekarang masih belum
konsisten. Untuk itu, penting kiranya membuat komitmen untuk menerapkan pembelajaran
interprofesi di institusi Pendidikan kesehatan dan mengintegrasikan IPE ke dalam kurikulum
Pendidikan kesehatan untuk memastikan keberlanjutan IPE.

2. Efektifitas IPE dalam peningkatan kualitas pelayanan maternitas

10
Telah banyak hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif pelaksanaan IPE dalam
pendidikan kesehatan. Keuntungan yang didapat tidak hanya dari sisi pendidikan saja, tetapi juga
dalam hal pelayanan kesehatan.

Keuntungan penerapan IPE dalam pelayanan kesehatan didapat dari tercapainya


kolaborasi yang lebih baik antara praktisi kesehatan. Pelayanan pasien harus dilihat sebagai suatu
proses terintegrasi. IPE merupakan salah satu cara untuk mengintegrasikan keahlian tenaga
kesehatan dari berbagai bidang dengan mendorong para professional kesehatan untuk berbagi
pengetahuan dan bekerja dalam tim (Romijn, A, et al., 2017). Dengan adanya kolaborasi antar
profesi kesehatan, dapat mengurangi overlapping pekerjaan, mempercepat pemberian layanan,
dan menyediakan informasi yang lebih komprehensif bagi pasien.

Bekerja secara kolektif dalam sebuah tim yang terdiri dari berbagai profesi kesehatan
memungkinkan untuk berbagi beban kerja dan mengurangi pembatas antar profesi (Hunter, B
and Segrott, J, 2014). Efek positif yang lain dari penerapan kolaborasi antarprofesi kesehatan
yaitu memudahkan tenaga kesehatan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih
luas sehingga mereka dapat menyelesaikan berbagai macam tugas. Hal ini akan menciptakan
suasana kerja yang lebih efektif dan mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada.

Beberapa penelitian telah membuktikan dampak positif dari penerapan kolaborasi antar
profesi kesehatan dalam pelayanan maternitas. Salah satunya, adalah penelitian yang dilakukan
oleh Margaret, H, et al. (2011) mendeskripsikan keberhasilan rumah sakit di San Fransisco,
California dalam memberikan pelayanan yang prima kepada ibu dan bayi yang dicapai dengan
adanya kolaborasi yang baik antara dokter obgyn dan bidan selama lebih dari 30 tahun.
Kolaborasi yang bertahan lama antara bidan dan dokter obsgyn ini ditopang dengan persamaan
nilai, tujuan, dan komitmen untuk memberikan pelayanan yang unggul bagi pasien dan juga
melakukan kaderisasi dengan melatih generasi bidan dan dokter selanjutnya dengan pola yang
sama. Selain itu, keberhasilan juga dikaitkan dengan adanya rasa saling menghargai perbedaan
antar profesi dan memanfaatkan keahlian masing-masing profesi secara maksimal.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

IPE merupakan pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa


dalam berkolaborasi dan berkomunikasi secara efektif dengan tenaga kesehatan yang lain dalam
memberikan pelayan kesehatan yang maksimal.

Untuk mewujudkan IPE ini maka pelayan kesehatan harus menjadikan IPE ini sebagai
pedoman dalam bertindak dalam dunia kesehatan, sehingga tercipta lingkungan yang nyaman
baik bagi pasien maupun sesama tenaga kesehatan.

B. Sararan
Diharapkan makalah ini dapat digunakan dalam pembelajaran IPE dan dengan telah
mengetahui dan memhami IPE ini maka mahasiswa dapat mengimplemenasikan dalam
kehidupannya terutama dalam lingkungan kesehatan dan juga diharapkan agar mahasiswa
meningkatkan kemampuan dalam belajar secara interprofesi, sehingga mempunyai kesiapan
untuk berkolaborasi dengan profesi lain saat terjun diluar pendidikan akademik.

12
Daftar Pustaka

https://www.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/6911.%20PENERAPAN
%20INTERPROFESSIONAL%20EDUCATION%20(IPE)%20UNTUK
%20MENINGKATKAN%20KETRAMPILAN%20KERJASAMA%20TIM.pdf
http://eprints.ums.ac.id/44682/6/BAB%20I.pdf
http://scholar.unand.ac.id/13123/2/BAB%201.pdf
https://id.scribd.com/document/427191993/Makalah-Interprofessional-Education-IPE
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6365/e.bab%201.pdf?
sequence=5&isAllowed=y

13

Anda mungkin juga menyukai