Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH INTI ATOM DAN ATOM

SMA Negeri 88 Jakarta

Disusun Oleh:
Bimo Tri Nugroho
XII-MIA-1/10
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehinga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Inti Atom dan Atom”. Karya
tulis ini disusun untuk tugas Fisika kelas XII-MIA yang dibimbing oleh Ibu Sari Rahayu,
S.Pd

Pemilihan tema didasari atas kesadaran penulis untuk menyelesaikan tugas kelas XII yang
dapat menambah re-rata nilai rapot. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat menambah
nilai dan informasi bagi pembaca.

Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya karena dukungan dari berbagai pihak.
Penulis berterima kasih kepada Ibu Sari Rahayu, S.Pd.selaku guru pembimbing dan juga
teman-teman kelas XII-MIA-1.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari
segi EYD, kosa kata, etika maupun isi. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi.

Semoga karya tulis ini dapat diterima dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Bimo Tri Nugroho, 18 September 2019

i
Daftar Isi

Judul
Kata Pengantar……………………………………………………………………………...i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………ii
BAB 1 Pendahuluan………………………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………...2
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………….2

BAB 2 Pembahasan………………………………………………………………………..3
2.1 Kestabilan Inti Atom…..……………………………..………………………..2

2.1.1 Faktor Penentu Kestabilan Inti…..…………………………………..3

2.2 Bentuk Inti Atom………………..……………………………………………..4

2.3 Massa Atom…...………………………………………….……………………5

2.4 Sifat (Inti) Atom……………………………………………………………….6


2.5 Energi Ikat Inti Stabil……………………...…………………………………..8
2.6 Partikel Elementer………...…………………...…………………...…………12
2.7 Hukum-hukum Kekekalan………...…………………...…………………..…17
2.8 Radioaktivitas………...…………………...…………………...………..……18
2.9 Interaksi Sinar Radio dengan Materi………...…………………...………..…19

BAB 3 Penutup……………………………………………………………………………..15
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………….21

Daftar Pustaka………………………………………………………………………22

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (ἄτομος/átomos), yang berarti tidak dapat
dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep ini pertama kali
diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad
ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen
subatom di dalam atom, hal ini membuktikan bahwa ‘atom’ tidaklah tak dapat dibagi-
bagi lagi.
Atom adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron
bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton
yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-
1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti
atom oleh gaya elektromagnetik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kestabilan inti atom?
2. Bagaimana Energi Ikat Inti Stabil?
3. Bagaimana Rumus Empiris Weiszacker?
4. Apa Sajakah Bagian-bagian Partikel Elementer?
5. Bagaimana bentuk dan ukuran atom?
6. Berapa massa atom?
7. Bagaimana sifat atom?
8. Apa itu radioaktivitas?
9. Bagaimana interaksi sinar radio aktif dengan materi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mendeskirpsikan temuan-temuan para ahli
2. Menjelaskan bentuk dan ukuran (inti) atom
3. Menjelaskan sifat (inti) atom
4. Menjelaskan radioaktivitas
5. Menjelaskan interaksi sinar radio

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 KESTABILAN INTI ATOM


Inti menepati bagian yang sangat kecil dari volume suatu atom, tetapi
mengandung sebagian besar massa dari atom karena baik proton maupun neutron
berada didalamnya. Dalam mengkaji stabilitas inti atom, ada baiknya kita mengetahui
tentang kerapatannya, agar kita  menyadari betapa rapatnya semua partikel itu
dikemas. Sebagai contoh perhitungannya kita asumsikan bahwa  uatu inti mempunyai
jari-jari 5 × 10 ̄ ³ pm pada massa 1 × 10 ̄ ²² g. Angka-angka ini kira-kira sama dengan
inti atom yang mengandung 30 proton dan 30 neutron. Kerapatan yang sangat tinggi
dari inti membuat kita ingin tahu apa yang membuat pratikel-pratikel tersebut begitu
rapat .
Interaksi saat elektrolisis diketahui bahwa muatan sejenis saling tolak dan
muatan tak sejenis saling tarik. Tentu kita akan menduka bahwa proton-proton akan
saling tolak sangat kuat, terutama mengingat letak mereka yang begitu berdekatan.
Dan memang demikianlah adanya. Namun, selain tolakan , ada juga tarik-menarik
jarak pendek antara proton dan proton, proton dengan neutron, dan neutron dan
neutron. Satabilitas semua inti ditentukan oleh selisih antara tolakan elektrolistik dan
tarikan jarak pendek.Jika tolakan melampaui tarikan, inti terdisintegrasi (meluruh),
memancarkan partikel dan/atau radiasi. Jika tarikan melampaui tolakan, inti menjadi
stabil .
Inti stabil adalah inti yang tidak dapat secara spontan meluruh atau
berubah.Definisi kestabilan yang lebih mengkhusus adalah kemampuan inti meluruh
dengan jenis peluruhan tertentu. Sebagai contoh,  tidak dapat meluruh secara spontan
dengan mengemisikan b- atau b+. Agar proses peluruhan tersebut terjadi, maka ke
dalam sistem tersebut harus diberikan energi.  disebut mempunyai kestabilan b.
Tetapi U tidak stabil terhadap peluruhan alfa (a) karena  dapat mengemisikan partikel
a secara spontan  disertai pelepasan energi sebesar 1,27 MeV per nukleon, dimana
energi tersebut hampir semua berupa energi kinetik partikel a. Disamping itu  dapat
secara spontan membelah menjadi dua inti yang lebih kecil yang ukurannya hampir
sama dengan membebaskan energi sekitar 200 MeV. Kestabilan inti terhadap jenis
peluruhan tertentu dapat diketahui dengan memperhatikan massa total inti mula-mula
dengan massa total inti hasil. Jika perubahan inti berlangsung eksotermik (perubahan
spontan), maka massa total hasil harus kurang dari pada massa total inti mula-mula.
Misalnya,  tidak dapat secara spontan mengemisikan partikel a. Oleh karena massa

2
hasil (yaitu massa  + massa ) lebih besar  dari pada massa  dengan perbedaan sekitar
9,105 .s.m.a atau sebesar 8,481 MeV.

Kestabilan inti tidak hanya dipengaruhi oleh angka banding proton-neutron,


tetapi dipengaruhi juga oleh genap-ganjilnya jumlah proton dan neutron di dalam
inti.Berdasarkan ganjil-genapnya jumlah proton dan neutron, inti diklasifikasikan
menjadi inti genap-genap (artinya jumlah proton genap dan neutron genap), ganjil-
genap, genap-ganjil, dan ganjil-ganjil.Nuklida yang paling stabil adalah nuklida tipe
genap-genap, yang paling tidak stabil adalah tipe ganjil-ganjil. Nuklida tipe genap-
ganjil dan ganjil-genap kestabilannya hampir sama dan terletak antara kestabilan
nuklida genap-genap dan ganjil-ganjil. Perbedaan kestabilan keempat tipe nuklida
tersebut juga tampak dari jumlah nuklida stabilnya di alam.Nuklida stabil untuk tipe
genap-genap jumlahnya adalah 157, tipe genap-ganjil 55, tipe ganjil-genap 50, dan
tipe ganjil-ganjil 4. Nuklida tipe ganjil-ganjil umumnya selalu tidak stabil terhadap
peluruhan b; .hanya ada empat yang stabil terhdap peluruhan b yaitu 2H, 6Li, 10B, dan
14
N.
Kestabilan inti berdasar genap-ganjilnya jumlah proton dan neutron, dapat dijelaskan
dengan asumsi bahwa energi dibebaskan (kestabilan bertambah) jika 2 nukleon
dengan tipe sama bergabung bersama membentuk pasangan. Di dalam inti tipe genap-
genap, semua nukleon berpasangan.Di dalam inti tipe genap-ganjil dan ganjil-genap
pasti ada 1 nukleon yang tidak punya pasangan.Ketidak-stabilan terbesar dari inti
ganjil-ganjil karena pasangan tidak terjadi antara neutron dengan proton. Jika proton
dengan neutron dapat berpasangan mestinya kestabilan inti ganjil-ganjil sama
besarnya dengan kestabilan inti genap-genap.

2.1.1 Faktor Penentu Kestabilan Inti

Faktor utama yang menentukan suatu inti satabil atau tidak ialah perbandingan
neutron-terhadap-proton (n/p).Atorm stabil dari unsur yang mempunyai nomor atom
rendah rendah, nilai n/p mendekati 1.Meningkatnya nomor atom, perbandingan
neutron terhadap proton dari inti stabil menjadi lebih besar dari 1.Penyimpangan pada
nomor-nomor atom yang lebih tinggi ini muncul karena dibutuhkan lebih banyak
neutron untuk melawan kuatnya tolak-menolak pada proton-proton ini dan
menstabilkan inti. Kestabilan inti tidak dapat di ramalkan, namun ada beberapa aturan
berikut yang berguna dalam mempredeksi stabilitas inti adalah:
a. Inti yang mengandung 2, 8, 20, 50, 82, atau 126 proton atau neutron biasanya
lebih stabil dibandingkan inti yang jumlah proton atau neutronnya bukan inti.
Contohnya, ada 10 isotop stabil timah (S2 ) dengan nomor atom 50 dan hanya 2

3
isotop stabil antimony (Sb) dengan nomor atom 51. Bilangan 2, 8, 20, 50, 82, dan
126 dinamakan bilangan ajaib. Pengaruh bilangan ini untuk stabilitas inti sama
dengan banyaknya elektron untuk gas mulia yang sangat stabil (yaitu 2, 10, 18,
36, 54, dan 86 elektron).
b. Inti dengan bilangan genap proton dan neutron biasanya lebih stabil
dibandingkan apabila keduanya memiliki bilangan yang genap. (Tabel.1)

Jumlah Isotop Stabil dengan Bilangan Proton dan Neutron yang Genap
dan Ganjil
Proto
Neutron Banyaknya Isotop Stabil
n
Ganjil Ganjil 4
Ganjil Genap 50
Genap Ganjil 53
Genap Genap 164
  
c. Semua isotop dari unsur-unsur dengan nomor atom lebih besar dari 83 bersifat
radioaktif. Semua isotop tiknetium (Tc, Z = 43) dan prometium (Pm, Z=61)
adalah radioaktif.
Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton. Teori pasangan
neuklon Nullida yang tidak stabil akan selalu meluruh. (memancarkan partikel) untuk
mencapai kestabilan agar energy ikat rata-rata nuklonnya bertambah energi rata-rata
itu berbeda antara satu nuklida dengan yang lainnya. Yang menarik adalah adanya
puncak-puncak pada 4He, 12C, 16O, 10Ne dan 24Mg). berarti nuklida tersebut
mempunyai  energi ikat rata-rata lebih besar daripada nuklida didekatnya, dengan
memperhatikan nukleonnya, 4H (2p-2n), 12C (60p-6n), 160 O(8p-8n) dan seterusnya
mempunyai proton dan neutron genap. Dengan kata lain kestabilan inti ditentukan
oleh genap atau ganjilnya proton dan neutron ini didukung oleh fakta bahwa lebih
dari setengah jumlah nuklida yang stabil mempunyai proton dan neutron genap.

2.2 Bentuk Inti Atom

4
Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku “The Sceptical
Chymist” yang berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari berbagai
kombinasi "corpuscules"ataupun atom-atom yang berbeda. Hal ini berbeda dengan
pandangan klasik bahwa materi terdiri dari unsur udara, tanah, api, dan air. Pada
tahun 1789, istilah element (unsur) didefinisikan oleh seorang bangsawan dan peneliti
Perancis, Antoine Lavoisier, sebagai bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih
jauh lagi dengan menggunakan metode-metode kimia.
Pada tahun 1803, John Dalton menggunakan konsep atom untuk menjelaskan
mengapa unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat dan tetap dan
mengapa gas-gas tertentu lebih larut dalam air dibandingkan dengan gas-gas lainnya.
Ia mengajukan bahwa setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik yang dapat
kemudian lebih jauh bergabung menjadi senyawa-senyawa kimia. Sedangkan bentuk
inti atom ada yang berbentuk bulat dan cakram. Didalam inti atom berkerja gaya
Coulomb dan momen kuodrupol. Jika momen kuodrupol = 0 maka bentuknya bulat
jika > 0 maka bentuknya akan lonjong atau cakram.
Partikel-partikel pembentuk inti atom adalah proton (1P1) dan netron ( 0n1).
Kedua partikel pembentuk inti atom ini disebut juga nukleon. Sedangkan nuklida
adalah suatu inti atom yang ditandai dengan jumlah proton (p) dan neutron (n)
tertentu, dituliskan:
X = lambang unsur
Z = nomor atom = jumlah proton (= p)
A = bilangan massa = jumlah proton dan neutron (= p + n)

2.3 Massa Atom

Mayoritas massa atom berasal dari proton dan neutron, jumlah keseluruhan
partikel ini dalam atom disebut sebagai bilangan massa. Massa atom pada keadaan
diam sering diekspresikan menggunakan satuan massa atom (u). Satuan ini
didefinisikan sebagai seperduabelas massa atom karbon-12 netral yang kira-kira
sebesar 1,66 × 10−27 kg. Atom memiliki massa yang kira-kira sama dengan bilangan
massanya dikalikan satuan massa atom.

5
2.4 Sifat (Inti) Atom
1. Isoton : Atom-atom unsur tertentu ( Z sama) dengan nomor massa berbeda.
2. Isoton: kelompok nuklida dengan jumlah netron sama tetapi Z berbeda.
3. Isobar: kelompok nuklida dengan A sama tetapi Z berbeda.
Kestabilan inti : Kestabilan inti tidak dapat diramalkan dengan suatu aturan.
Namun, ada beberapa petunjuk empiris yang dapat digunakan untuk mengenal inti
yang stabil dan yang bersifat radioaktif/tidak stabil, yaitu:
Semua inti yang mempunyai proton 84 atau lebih tidak stabil. Aturan ganjil genap,
yaitu inti yang mempunyai jumlah proton genap dan jumlah neutron genap lebih
stabil daripada inti yang mempunyai jumlah proton dan neutron ganjil
Bilangan sakti (magic numbers), nuklida yang memiliki neutron dan proton
sebanyak bilangan sakti umumnya lebih stabil terhadap reaksi inti dan peluruhan
radioaktif. Bilangan tersebut adalah:
Untuk neutron : 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126
Untuk proton : 2, 8, 20, 28, 50 dan 82.
Pengaruh bilangan ini untuk stabilitas inti sama dengan banyaknya elektron
untuk gas mulia yang sangat stabil. Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan
perbandingan neutron-proton.
Pita kestabilan : Grafik antara banyaknya neutron versus banyaknya proton
dalam berbagai isotop yang disebut pita kestabilan menunjukkan inti-inti yang stabil.
Inti-inti yang tidak stabil cenderung untuk menyesuaikan perbandingan neutron
terhadap proton, agar sama dengan perbandingan pada pita kestabilan. Kebanyakan
unsur radioaktif terletak di luar pita ini.

1. Isotop Inti Ringan di Atas Pita Kestabilan

Untuk mencapai pita kestabilan, pada isotop dengan jumlah proton < 83 yang
berada di atas pita kestabilan atau memiliki neutron lebih banyak daripada
proton, dapat dilakukan dengan cara, yaitu.
a. Pemancaran Partikel Proton
Kelebihan neutron akan diubah menjadi proton agar stabil, seperti
persamaan berikut:
     01n ->+11p + -10e
Contoh:
14
     6 C ->714N + -10e
b. Pemancaran Partikel Neutron
Jika inti atom memancarkan partikel neutron, berarti terjadi pengurangan
nomor massa, sedangkan nomor atom tetap.

6
Contoh:
     53137I ->53136 + 01n
Proses ini jarang terjadi di alam.
2. Isotop Inti Ringan di Bawah Pita Kestabilan
Isotop-isotop ini memiliki kecenderungan untuk mengurangi protonnya
dengan cara sebagai berikut.
a. Pemancaran Partikel Positron
Pada pemancaran positron, proton berubah menjadi neutron,
ditunjukkan oleh persamaan berikut.
     11p ->01n + +10e
Pembebasan positron oleh sebuah inti atom akan menyebabkan nomor atom
berkurang satu, tetapi nomor massa tetap.
Contoh:
     610C ->510B + +10e

b. Penangkapan Partikel Elektron


Apabila inti menangkap elektron, umumnya ditangkap dari kulit elektron yang
terdekat yaitu kulit K. Elektron tersebut akan bergabung dengan proton
menjadi neutron.
1
     +1 p + -10e ->01n
Penangkapan elektron oleh inti atom akan menyebabkan nomor atom
berkurang satu, tetapi nomor massa tetap.
   47Be + -10e ->37Li
40
     19 K + -10e ->1840Ar              

3. Nuklida Berat
Nuklida yang memiliki terlalu banyak proton dan neutron (jumlah
proton > 83) atau nuklida bermassa besar cenderung untuk melepaskan
partikel a. Peristiwanya disebut peluruhan alfa.
Pemancaran sinar a oleh sebuah inti atom menyebabkan nomor atom
berkurang dua dan nomor massa berkurang empat.
Contoh:
     92238U ->90234Th + 24He
212
     84 Po ->82208Pb + 24He

7
2.5 ENERGI IKAT INTI STABIL

Hukum kekekalan adalah aturan dasar yang berlaku pada sifat khas materi yang
selalu kekal (meskipun tidak selalu mutlak), bilamana gaya dasar bekerja pada
partikel dasar. Ada tiga macam hokum kekekalan, yaitu :
a. Kekekalan Massa dan Energi
Untuk perubahan:

Antaraksi
Sistem 1 Sistem 2
(Gaya Dasar)

Menurut Hukum Kekekalan Massa dan Energi

m1c2 + E1 = m2c2 + E2

b. Kekekalan Muatan Listrik


Massa total dari system tidak berubah jika terjadi antaraksi antar partikel.
Misalkan : Ag+ + Cl- → AgCl(s)
“Jumlah muatan sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”

c. Kekekalan Jumlah Nukleon


Tidaklah benar bila kita mengatakan bahwa massa penyusun inti atom hanya
terdiri dari proton dan neutron saja. Lebih dari yang kita pelajari, sebenarnya inti
atom tersususn dari banayak partikel dan tidak hanya tersusun dari dua partikel
saja (proton dan neutron). Partikel lainnya yang menyusun inti atom misalnya
deutrino.
“Jumlah Nukleon dalam reaksi nuklir selalu tetap”

Energi yang setara dengan hilangnya massa untuk suatu nuklida tertentu
disebut energi ikat inti.Sedangkan menurut Einstein, energi ikat inti adalah selisih
antara massa inti dengan massa penyusun inti yang diubah menjadi energi.
Apabila kita memiliki isotop dengan jumlah proton sebanyak Z dan sejumlah
neutron sebanyak (A - Z), maka menurut perhitungan, massa inti seharusnya sebesar
[Zmp + (A – Z)m n - mi] dengan mp dan mn masing-masing adalah massa proton dan
massa neutron, sedangkan mi adalah massa inti atom. Akan tetapi berdasarkan hasil
pengukuran denagn spektrometer massa diperoleh bahwa massa inti lebih kecil dari
jumlah massa partikel pembentuk inti. Berdasarkan hokum kesetaran massa-energi

8
Einstein, berkurangnyya massa inti atom, yang disebut defek massa, karena diubah
menjadi energy ikat. Defek massa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

∆m = [Zmp + (A – Z)mn - mi]

Energi ikat inti dapat dihitung berdasarkan hokum kesetaraan massa-energi


Einstein, yaitu:

E = ∆mc2
Dengan c adalah kecepatan cahaya (c = 3 x 108 m/s). Untuk keperluan
praktis biasanya defek massa (∆m) dinyatakan dalam satuan sma dan energi (E)
dalam satuan MeV dengan kesetaraan 1 sma = 931,5 MeV. Oleh karena itu,
persamaan (1 – 2) dapat ditulis menjadi:

E = ∆m x 931,5 Mev/sma

Sehingga rumus energi ikat inti atom dapat dituliskan :

B(A,Z) = (ZmH + Nmn– M(A,Z)) c²

RUMUS EMPIRIS WEISZACKER

Massa inti atom M (A,Z) dapat dihitung dengan mengumpamakan inti atom
sebagai suatu tetes zat cair (liquid drop) berdasarkan model Bohrn, dengan
menggunakan asumsi dasar sebagai berikut :

9
1. Inti dianggap terdiri dari zat yang tak termampatkan sehingga jari-jarinya

berbanding lurus dengan

2. Gaya inti tak bergantung pada muatan nukleon

3. Gaya Inti mempunyai sifat jenuh

M(A,Z) = M₀ + M₁ + M₂ + M₃ + M₄ + M₅

Dihitung satu persatu suku demi suku dari persamaan

1. Faktor Dominan

M₀ = ZMp + NMn + Zmₑ = ZMh + NMn

Energi ikat elektron dengan proton dalam atom H diabaikan.

2. Energi Ikat Spesifik (Energi Volume)

Mo harus dikurangi denganenergi ikat nukleon yang membentuk inti. Energi ini
ekuivalendengan panas kondensasidalam tetes zat cair. Karena B (A,Z)
samadengan tetap maka:

M₁ = -ɑ₁A

3. Efek Tegangan Permukaan

Perhitumgan M₁ terlalu besar, karena diperhitunkan juga nukleon-nukleon


yang berada di permukaan inti samadengan nukleon yang berada di dalam
inti. Hal ini perlu dikoreksi krena nukleon-nukleon yang berada di
permukaan hanya berinteraksi dengan tetangga-tetangganya disebelah
dalam saja (efek permukaan). Maka M₁ perlu dikoreksi dengan faktor yang
besarnya berbanding lurus dengan luas permukaan.

M₂ = ɑ₂Aᶺ ⅔

4. Gaya Tolak Coloumb

Proton-proton di dalam inti saling tolak menolak sehingga memperkecil gaya ikat
atau memperbesar massa inti.

M₃ = ɑ₃Z²/Aᶺ ⅓

10
5. Efek Pasangan

Telah diketahui bahwa inti-inti menjadi stabilapabila neutron dan proton


berpasangan (N=Z). Massa inti-inti diluar garis N=Z menjadi lebih besar,
sehingga :

M₄ = ɑ₄(A-2Z)²A¯¹

6. Efek Genap Ganjil

Telah diketahui bahwa inti-inti menjadi sangat stabil apabila jumlah neutron dan
jumlah protonnya genap (inti genap-genap). Jadi perlu diadakan koreksi sebagai
berikut:

M₅ =

- ɑᵤAᶺ¾

+ɑᵤAᶺ¾

Rumus massa semiempiris Weizsacker :

M(A,Z)=ZMh+NMn-ɑ₁A+ɑ₂Aᶺ⅔+ɑ₃Z²/Aᶺ⅓+ɑ₄(A-2Z)²A¯¹+

Dengan :

ɑ₁ = 0,016912 u = 14,0 MeV 1 u = 9311,441 MeV

ɑ₂ = 0,019114 u = 13,0 MeV

ɑ₃ = 0,0007226 u = 0,58 MeV

ɑ₄ = 0,10175 u = 19,3 MeV

ɑ₅ = 0,036 u = 33,5 MeV

11
Dengan rumus diatas dapat dihitung energi ikat per nukleon sebagai berikut :

B (A,Z) = B(A,Z) / A

Sehingga ,

BE/A = ɑ₁ - ɑ₂Aᶺ¯⅓ - ɑ₃Z²/Aᶺ ⁴ ̷ ₃ - ɑ₄(A-2Z)²A¯² -

Rumus pada persamaan (2...) dan (2....) sesuai dengan percobaan dengan
ketelitian <1% untuk A>15. Untuk A<15 dibutuhkan konstanta-konstanta yang lebih
teliti. Rumus Weizsacker dapat dituliskan:

M(A,Z) = αA + βZ +γZ² + δ(A,Z)

Dengan,

α = Mn – (ɑᵥ - ɑₐ/4 - ɑs/ )

β = - ɑₐ - ( Mn - Mh)

γ = (ɑc / + ɑₐ/

2.6 PARTIKEL ELEMENTER

Atom yang menyusun tubuh kita, yang membentuk lautan, yang menyusun
gunung, ternyata terdiri dari unsur-unsur yang lebih kecil lagi, yang disebut
dengan partikel dasar atau partikel elementer. Dengan demikian bisa dikatakan
semua benda yang berada di alam ini tersusun dari partikel-partikel elementer .
Dewasa ini lebih dari 30 buah partikel dan partikel elementer yang berusia panjang
telah terdeteksi secara esperimental. Sebuah partikel memiliki massa dan spin yang
sama seperti yang dimiliki partikel yang berkaitan, tetapi sifat-sifat elektro magnet
keduanya, seperti muatan dan moment magnetnya, saling berlawanan.

Berdasarkan interaksi kuat, partikel digolongkan menjadi lepton dan hadron.


Lepton merupakan partikel yang tidak berinteraksi kuat, contoh : elektron dan
netrino. Sedangkan hadron merupakan partikel yang dapat berinteraksi kuat, contoh:
nokleon. Hadron dapat dibagi lagi berdasarkan perilaku statiknya (fermion atau
boson) yaitu, meson dan barion. Meson merupakan hadron yang berspin bulat
(boson), contoh : pion (π), kaon (K). Barion merupakan hadron yang berspin

12
kelipatan ganjil dari setengah (fermion), contoh : nukleon, partikel lambda (λ), sigma
(Ʃ), dan omega(Ω).

Menurut para ilmuwan, semua materi di alam semesta ini tersusun atas 12
partikel elementer yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Partikel-partikel tersebut
dianggap tidak mempunyai struktur lagi, sehingga dianggap berbentuk seperti titik.
Ada dua keluarga partikel elementer tersebut, yaitu keluarga lepton dan keluarga
quark. Masing-masing keluarga memiliki 6 anggota. Sebagian besar materi di bumi
tersusun atas dua jenis quark, yaitu up dan down, serta satu jenis lepton, yaitu
elektron. Quark up dan quark down akan menyusun proton dan neutron di dalam inti
atom, dan  elektron akan mengorbit di sekitar inti atom. Partikel-partikel elementer
yang lain biasanya ditemukan di lingkungan yang berenergi tinggi, tidak di kehidupan
kita sehari-hari.

Data singkat mengenai anggota keluarga lepton dapat kita lihat di Tabel 1.
Pada tabel tersebut tampak bahwa lepton juga dibedakan menjadi 3 jenis (kalau
istilah fisikanya adalah 3 generasi) yang masing-masing beranggotakan dua partikel.
Selanjutnya dapat dilihat pula bahwa partikel keluarga lepton mempunyai muatan
listrik yang negatif (untuk elektron, muon dan tau) atau netral (untuk setiap neutrino).
Massa partikel dalam hal ini dinyatakan dalam satuan energi. Massa dalam dunia
subatom dapat dikonversi menjadi energi, dan saya yakin pembaca sudah mengenal
rumusan Einstein yang terkenal

artinya jika kita mengalikan massa partikel dengan bilangan


konstan.

Kolom  terakhir pada Tabel 1 menampilkan data tentang antipartikel. Setiap


partikel selalu  mempunyai antipartikel. Jika partikel bertemu dengan antipartikel,
akan terjadi anihilasi. Artinya kedua partikel tadi akan hilang dan berubah menjadi
energi. Antipartikel dari elektron disebut dengan positron. Massa positron sama
dengan massa elektron, akan tetapi muatan listriknya berlawanan, yaitu positif.
Demikian pula untuk neutrino elektron dijumpai pula antipartikelnya yaitu
antineutrino elektron. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan bahwa partikel-partikel
yang tergolong dalam keluarga lepton selalu berdiri sendiri atau tidak berpasangan
dengan partikel lain.

13
Keluarga kedua dari partikel elementer adalah quark yang terdiri dari 6 anggota (atau
kalau dalam istilah fisika dikenal dengan “rasa”), yaitu up, down, strange, charm,
bottom dan top.

Tampak bahwa quark memiliki muatan listrik yang bernilai pecahan, yaitu 1/3
atau 2/3. Quark rasa down, strange dan top mempunyai muatan sebesar -1/3, dan
quark rasa up, charm dan top mempunyai muatan sebesar 2/3. Masing-masing quark
mempunyai pasangan antipartikel, yaitu antiquark, yang muatan listriknya
berlawanan tandanya dengan quark bersangkutan. Misalnya antidown (antipartikel
dari quark down) punya muatan 1/3, dan anticharm (antipartikel dari quark charm)
punya muatan listrik -2/3.

14
Selain muatan listrik, quark juga mempunyai sifat intrinsik lain, yang disebut
dengan muatan “warna”. Perlu diperhatikan, warna di sini bukanlah warna seperti
yang kita ketahui, tapi hanya sekedar penamaan saja. Muatan warna ini ada tiga, yaitu
merah, biru dan hijau. Setiap quark memiliki satu warna, misal quark down merah.
Setiap antiquark juga memiliki satu antiwarna, misal antiquark antidown antimerah.

Berbeda dengan partikel keluarga lepton, partikel quark akan selalu


berpasangan dan membentuk partikel komposit. Ada dua jenis partikel komposit ini
yaitu yang tergolong ke dalam baryon dan tersusun atas tiga buah quark, dan yang
tergolong ke dalam meson dan tersusun atas dua buah quark (atau tepatnya pasangan
quark dan antiquark). Tabel 3 di bawah menampilkan beberapa partikel komposit.
Partikel komposit sebenarnya yang telah diketahui sampai dengan saat ini jumlahnya
banyak.

Proton yang merupakan baryon  merupakan gabungan dari tiga buah quark
yaitu up-up-down, neutron yang juga baryon merupakan gabungan dari quark down-
down-up.  Sementara itu untuk partikel pion positif yang termasuk dalam meson,
merupakan gabungan dari quark up dan antiquark down. proton yang tersusun atas
quark up-up-down. Quark up mempunyai muatan 2/3 dan quark down bermuatan
-1/3. Oleh karena itu muatan listrik proton menjadi 2/3 + 2/3 + (-1/3) = 1.  Sedangkan
Neutron terdiri dari quark down-down-up, jadi muatan listrik neutron menjadi (-1/3) +
(-1/3) + 2/3 = 0 alias netral.

Massa quark up adalah antara 1,5 sampai 4,5 MeV. Misal diambil nilai
atasnya saja yaitu 4,5 MeV. Lalu massa quark down adalah 8,5 MeV (di ambil nilai

15
atasnya juga). Jadi massa tiga quark up-up-down = 4,5 + 4,5 + 8,5 = 17,5 MeV. Tapi
Tabel 3 menampilkan massa proton sebesar 938,3 MeV, mempunyai perbedaan yang
sangat besar. Karena sesama quark di dalam proton akan terjadi interaksi yang
melibatkan  partikel yang disebut gluon, yang meskipun tidak mempunyai massa
tetapi mempunyai energi yang tinggi, sehingga menambah massa proton.

Selain materi, di alam ini juga ada gaya atau force, yaitu suatu pengaruh yang
menyebabkan suatu obyek atau benda akan mengalami perubahan, entah itu
perubahan bentuk, arah, kecepatan, dan sebagainya. Ada banyak gaya yang ada di
alam ini, akan tetapi kesemuanya itu berasal dari gaya-gaya fundamental. Ada empat
gaya fundamental, yaitu gaya gravitasi, gaya lemah, gaya elektromagnet dan gaya
kuat.

Gaya gravitasi selalu kita rasakan. Andaikata tidak ada gravitasi kita tidak akan bisa
berdiri, berjalan, duduk, dan beraktivitas di muka bumi ini. Juga kita tidak akan
melihat bagaimana indahnya bulan purnama, karena bulan akan pergi bergentayangan
dan tidak mengorbit bumi.  Gaya elektromagnet juga sudah biasa kita rasakan.
Adanya tarik-menarik pada benda bermagnet, kompas yang dapat menunjukkan arah
utara-selatan, nyala lampu listrik yang kita nikmati setiap malam, bahkan indahnya
bulan purnama pun bisa kita nikmati karena adanya gelombang elektromagnetik yang
mengenai sel-sel di mata kita.  Gaya lemah dan gaya kuat sangat terkait dengan
fenomena yang ada di atom dan inti atom, sehingga jarang (atau tidak secara
langsung) kita rasakan.

Dari sisi kekuatan dan jangkauan gaya tersebut, bisa kita katakan bahwa gaya
gravitasi merupakan  gaya yang paling lemah akan tetapi jangkauannya panjang
sekali. Sebaliknya gaya kuat merupakan gaya yang paling besar akan tetapi
jangkauannya paling pendek. Dari sudut pandang partikel, gaya merupakan cara
partikel-partikel elementer untuk berinteraksi dengan sesamanya. Ketika berinteraksi,
partikel elementer tersebut saling menukarkan partikel sehingga dihasilkan gaya.
Artinya ketika partikel elementer berinteraksi dengan menukarkan partikel yang
membawa gaya elektromagnet, maka akan muncul gaya elektromagnet. Demikian
pula jika partikel menukarkan partikel yang membawa gaya kuat, maka akan muncul
gaya kuat.

16
2.7 HUKUM-HUKUM KEKEKALAN
Semua reaksi dan peluruhan partikel elementer tampaknya mematuhi hukum-
hukum kekekalan dan aturan-aturan tertentu. Termasuk di dalamnya hukum-hukum
kekekalan yang lazim bagi:
a. Energi massa
b. Momentum linear
c. Momentum sudut(spin)
d. Muatan

Yang berlaku untuk semua interaksi, apakah prosesnya berlangsung dibawah


interaksi kuat, lemah atau gravitasi.

Perbedaan hukum kekekalan muatan dari yang lainnya bukan hanya terletak
pada kenyataan bahwa muatan adalah kekal, tetapi juga bahwa muatan
terkuantisasi dalam satuan e, yakni muatan elektron. Kekekalan muatan
terkuantisasi dapat diungkapkan dengan menetapkan suatu bilangan kuantum
muatan, Ԅ = muatan/e , untuk setiap partikel. Dalam suatu reaksi nilai awal dan
akhir Ԅ total dengan demikian akan sama. Sebagai contoh dalam reaksi produksi
anti proton.

p+p p + p +p + p̄

Ԅ= + 1 + 1 = + 1 + 1 + 1 – 1

a. Kekekalan Lepton

Beberapa hukum kekekalan atau aturan seleksi lainnya dapat berlaku pula
pada bilangan-bilangan kuantum lainnya, seperti halnya bilangan lepton (lepton
number). Bilangan ini didefinisikan bernilai L=+1 untuk partikel-partikel lepton,
L= -1 untuk antipartikel lepton, dan L=0 untuk partikel-partikel yang lain.
Bilangan lepton untuk elektron dan netrininya (vₑ) dan juga bilangan lepton untuk
meson –μ dan neutrinonya (vμ), masing-masing , secara terpisah, adalah kekal
dalam semua proses.

μ eˉ + v̄ₑ + vμ

Lμ: + 1= 0 + 0 + 1

Lₑ : 0=+1–1+0

17
K˚ μᶧ + eˉ + v̄ₑ

Lₑ : 0=0+1–1

b. Kekekalan Barion

Begitupula bilangan barion (baryon number). B , didevinisikan bernilai +1


untuk partikel-partikel barion, -1 untuk antipartikel barion, dan 0 untuk semua
partikel yang lain. Untuk proses peluruhan atau reaksi apa saja, bilangan barion
total ini juga kekal. Contoh – contoh hukum kekekalan ini adalah:

n p + eˉ + v̄ₑ

B: +1 = +1 + 0 + 0

Kˉ + p Ʌ˚ + πᶧ + πˉ

B: 0+1=1+0+0

2.8 Radioaktivitas

18
Radioaktivitas adalah suatu gejala yang menunjukan adanya aktivitas inti
atom yang disebabkan karena inti atom tak stabil.
Gejala yang dapat diamati ini dinamakan:sinar radio aktif. Dalam tahun 1896
seorang fisikawan Perancis Henry Becquerel(1852-1908) untuk pertama kalinya
menemukan radiasi dari senyawa-senyawa uramunium. Radiasi ini tak tampak
tampak oleh mata, radiasi ini dikenal karena sifatnya yaitu:
1. Menghitamkan film
2. Dapat mengadakan ionisasi
3. Dapat memendarkan bahan-bahan tertentu
4. Merusak jaringan tubuh
5. Daya tembusnya besar
Radiasi ini tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan keadaan lingkungan seperti:
suhu, tekanan suatu reaksi kimia. Radiasi yang dipancarkan disebut sinar radio aktif.
Gejala ini diperoleh Becquerel ketika mengadakan penelitian terhadap sifat-sifat
Fluoresensi yakni perpendaran suatu bahan selagi disinari cahaya.Fosforecensi yaitu 
berpendarnya suatu bahan setelah disinari cahaya, jadi berpendar setelah  tidak
disinari cahaya.
Radiasi persenyawaan uranium tanpa didahului oleh penyerapan energi, suatu
hal yang sangat bertentangan dengan hukum kekelan energi

19
Namun setelah teori relativitas Einstein lahir, gejala itu bukan sesuatu yang
mustahil, sebab energi dapat terjadi dari perubahan massa.
Penyelidikan terhadap bahan radioakivitas dilanjutkan oleh suami istri Pierre
Curie(1859-1906),dan Marrie Currie(1867-1934),yang menemukan bahan baru. Bila
berkas sinar radioaktif dilewatkan melalui medan listrik dan medan magnet, ternyata
hanya 3 jenis sinar pancaran yang lazim disebut sinar α, sinar β, dan sinar ϒ.
Sinar α adalah berkas yang menyimpang ke keping negatif. Dari arah
simpangannya, jelas bahwa sinar a adalah partikel yang bermuatan positif. Ternyata
sinar a adalah ion He martabat (valensi)dua.  2a4 = 2He4 . Daya ionisasi sinar a sangat
besar sedangkan daya tembusnya sangat kecil.
Sinar β adalah berkas yang menyimpang kearah keping positif, sinar β adalah
partikel yang bermuatan negatif. Ternyata massa dan muatan sinar sama dengan
massa dan muatan elektron.-1b 0  =  -1 e0
Daya ionisasinya agak kecil sedangkan daya tembusnya agak besar.
Sinar ϒ adalah berkas yang tidak mengalami simpangan di dalam medan
listrik maupun medan magnet. Ternyata sinar g adalah gelombang elektromagnetik
seperti sinar X. Daya ionisasi sinar ϒ paling kecil dan daya tembusnya paling besar.

2.9 Interaksi Sinar Radio dengan Materi


SINAR α (ALPHA)
 Inti atom helium (2He4), bermuatan 2 e dan bermassa 4 sma
 Sinar α dapat menghitamkam film. Jejak partikel dalam bahan radioaktif
berupa sinar lurus.
 Radiasi sinar α mempunyai daya tembus terlemah dibandingkan dengan
sinar b dan sinar g
 Radiasi sinar ini mempunyai jangkauan beberapa cm di udara dan di sekitar
10-2mm dan logam tipis.
 Radiasi sinar ini mempunyai daya ionisasi paling kuat
 Sinar α dibelokkan oleh medan magnetik
 Berdasarkan percobaan dalam medan magnet dan medan lintrik dapat
ditentukan kecepatan dan muatan sinara, yakni kecepatannya berharga antara
0,054 c dengan c = kecepatan cahaya dalam vakum.

20
SINAR β (BETA)
 Partikel elektron.
 Radiasi sinar b mempunyai daya tembus lebih besar dari pada a tetapi lebih
kecil dari pada g
 Sinar. b dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet.
 Kecepatan partikel b berharga antara 0,32 c dan 0,7 c.
 Jejak partikel b dalam bahan berbelok-belok.
 Jejak yang berbelok-belok disebabkan hamburan yang dialami oleh elektron
didalam atom.

SINAR ϒ (GAMMA)
 Mempunyai daya tembus paling besar.
 Tidak dibelokkan didalam medan magnetik
 Sinar g memerlukan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih
pendek
 Foton g  tidak banyak berinteraksi dengan atom suatu bahan dalam
interaksinya dengan bahan mengalami peristiwa fotolistrik dan produksi
pasangan.

21
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
  Atom adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
electron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran
proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada
Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat
pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Mayoritas massa atom berasal dari proton
dan neutron, jumlah keseluruhan partikel ini dalam atom disebut sebagai bilangan
massa. Selisih massa antara gabungan massa nukleon-nukleon pembentuk inti dengan
massa inti stabilnya disebut defek massa (mass defect). Energi yang diperlukan untuk
memutuskan inti menjadi proton-proton dan neutron-neutron pembentuknya disebut
Energi ikat inti (binding energy). Perubahan ini disebut reaksi inti. Peluruhan
radioaktif dan transmutasi inti merupakan reaksi inti. Radioaktivitas ditemukan oleh
ahli fisika Perancis Henri Becquerel. Peluruhan dari inti tidak stabil merupakan
proses acak dan tidak mungkin untuk memperkirakan kapan sebuah atom tertentu
akan meluruh, melainkan ia dapat meluruh sewaktu waktu. Dikenal dua reaksi nuklir,
yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.Reaksi fusi nuklir adalah reaksi
peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga
dikenal sebagai reaksi yang bersih.Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti
atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang
bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik.
1. Inti stabil adalah inti yang tidak dapat secara spontan meluruh atau berubah,
definisi kestabilan yang lebih mengkhusus adalah kemampuan inti meluruh
dengan jenis peluruhan tertentu.
2. Energi yang setara dengan hilangnya massa untuk suatu nuklida tertentu
disebut energi ikat inti, sedangkan menurut Einstein, energi ikat inti adalah
selisih antara massa inti dengan massa penyusun inti yang diubah menjadi
energy, sehingga rumus energi ikat dapat dituliskan:
B(A,Z) = (ZmH + Nmn– M(A,Z)) c².
3. Rumus massa semiempiris Weizsacker :
M(A,Z)=ZMh+NMn-ɑ₁A+ɑ₂Aᶺ⅔+ɑ₃Z²/Aᶺ⅓+ɑ₄(A-2Z)²A¯¹+
4. Partikel dasar atau partikel elementer adalah unsur yang lebih kecil lagi
daripada atom. Ada dua keluarga partikel elementer tersebut, yaitu keluarga
lepton dan keluarga quark. Masing-masing keluarga memiliki 6 anggota.
Sebagian besar materi di bumi tersusun atas dua jenis quark.

22
Daftar Pustaka
Wikepedia.com
Fisikazone.com
Academia.edu

23

Anda mungkin juga menyukai