Anda di halaman 1dari 9

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

B
erdasarkan dasar hukum Pasal 62 ayat (2) UU RI No. 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman aspek yang diatur dalam Penyusunan
perencanaan penangaan lingkungan kumuh berbasis kawasan oleh pemerintah
berupa kegiatan Rehabilitasi,Rekonstruksi dan Peremajaan.

Berdasarkan Pasal 94 ayat (2), Undang-Undang No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Permukiman aspek yang diatur pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh dilaksanakan berdasarkan pada prinsip
kepastian bermukim yang menjamin hak setiap warga Negara untuk menempati,
menikmati, dan atau memiliki tempat tinggal.

Telaah tentang permukiman kumuh pada umumnya mencakup tiga segi, pertama kondisi
fisiknya, kedua kondisi sosial ekonomi budaya komunitas yang bermukim di pemukiman
tersebut, dan ketiga dampak oleh kedua kondisi tersebut. Kondisi fisik tersebut antara
lain tampak dari kondisi bangunannya yang sangat rapat dengan kualitas konstruksi
rendah, jaringan jalan tidak berpola dan tidak diperkeras, sanitasi umum dan drainase
tidak berfungsi serta sampah belum dikelola dengan baik.

Kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat diluar kemampuan pemerintah


daerah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang akan berakibat
timbulnya perumahan-perumahan liar yang pada umumnya berkembang di sekitar
daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, sekitar sungai, rel kereta api dan lahan-
lahan kosong yang ada. Apabila tidak ditangani dengan segera, kawasan permukiman
tersebut akan menjadi perkampungan, dan degradasi kualitas lingkungan hidup akan
terjadi dengan segala dampaknya.

Sejak berdiri pada tahun 2001, Kota Tasikmalaya merupakan tempat administrasi
pemerintahan dan juga merupakan bagian kawasan yang tidak terpisahkan dengan
Kabupaten/ Kota disekitamya, baik berupa kegiatan perekonomian, sosial budaya dan
kondisi fisik lingkungannya. Hal inilah yang membuat Kota Tasikmalaya menjadi sebuah
kawasan perkotaan yang memiliki kompleksitas masalah yang cukup tinggi.

1-1
DED Kawasan Kumuh Kelurahan Cipari
Salah satu aspek penting dalam penataan ruang kota adalah perencanaan kawasan
Perumahan dan Permukiman sebagai kesatuan ruang dengan fungsinya sebagai tempat
tinggal manusia. Pembangunan perumahan dan permukiman merupakan kegiatan yang
bersifat multi sektor, keluarannya langsung menyentuh salah satu kebutuhan dasar serta
menyangkut kelayakan dan taraf kesejahteraan kehidupan masyarakat, selain berfungsi
juga sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian daerah.

 Menurut UU RI No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan


Permukiman Pasal 62 ayat (2) Penyusunan perencanaan penangaan
lingkungan kumuh berbasis kawasan dilakukan dengan cara:
1. Rehabilitasi, adalah pembangunan kembali lingkungan hunian perkotaan atau
lingkungan hunian perdesaan melalui perbaikan dan/atau pembangunan baru
rumah dan prasarana, sarana, dan utilitas umum untuk memulihkan fungsi
hunian secara wajar sampai tingkat yang memadai.
2. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali lingkungan hunian perkotaan atau
lingkungan hunian perdesaan melalui perbaikan dan/atau pembangunan baru
rumah dan prasarana, sarana, dan utilitas umum dengan sasaran utama
menumbuhkembangkan kegiatan perekonomian, sosial, dan budaya.
3. Peremajaan adalah pembangunan kembali perumahan dan permukiman yang
dilakukan melalui penataan secara menyeluruh meliputi rumah dan prasarana,
sarana, dan utilitas umum perumahan dan permukiman.

 Menurut UU No 1 Tahun 2011 pengertian kawasan permukiman adalah :


1. Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri
atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan
permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan
kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan
tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.
2. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
3. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan
yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
4. Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas
lebih dari satu satuan permukiman.
5. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari
satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum,
serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau

1-2
DED Kawasan Kumuh Kelurahan Cipari
kawasan perdesaan.

 Menurut UU No 1 Tahun 2011 pengertian permukiman dan perumahan


kumuh :
1) Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan
kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
2) Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas
fungsi sebagai tempat hunian.

 Penyebab Timbulnya Permukiman Kumuh Dan Kendala Yang Dihadapi


Dalam Penanganannya
A. Penyebab timbulnya lingkungan permukiman kumuh
a. Tingkat urbanisasi dan migrasi yang tinggi terutama bagi kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah.
b. Sulitnya mencari pekerjaan.
c. Sulitnya mencicil atau menyewa rumah.
d. Kurang tegasnya pelaksanaan peraturan perundang- undangan.
e. Program perbaikan lingkungan yang hanya dinikmati oleh para pemilik
rumah.
f. Disiplin warga yang rendah.
g. Semakin sempitnya lahan permukiman.
h. Semakin mahalnya harga lahan.
B. Kendala yang dihadapi dalam menangani lingkungan permukiman kumuh
1. Peremajaan lingkungan kumuh merupakan proyek besar. Jadi harga yang
dipertimbangkan dengan matang mengenai manfaat proyek karena
menyangkut sekian banyak manusia yang akan tergusur atau dimukimkan
kembali.
2. Masih ada dualisme antara penataan lingkungan dengan peremajaan
lingkungan yang mengikuti standar teknis bangunan. Penghuni permukiman
kumuh kelihatannya masih senang tinggal dirumah kumuhnya dari pada
dirumah sewa bertingkat atau rumah susun.
3. Banyak proyek peremajaan lingkungan kumuh yang tidak didahului oleh
survai sosial untuk melihat karakteristik kemampuan dan kemauan
penduduk yang akan tergusur. Pembangunan rumah susun bukan sekedar
masalah teknis tetapi menyangkut sosial ekonomi dan budaya penduduk.
4. Banyak proyek peremajaan lingkungan yang kurang memperhatikan
kelengkapan lingkungan seperti taman, ruang terbuka, tempat rekreasi,
pencegahan kebakaran, tempat pembuangan sampah sementara dan
tempat bermain anak- anak.

1-3
DED Kawasan Kumuh Kelurahan Cipari
5. Penggusuran sering diartikan buruk, akan tetapi pemerintah berusaha
meremajakan lingkungan kumuh dan memungkinkan penduduknya
ketempat yang lebih baik.
6. Keterbatasan lahan, dalam pelaksanaan peremajaan lingkungan kumuh
harus dipilih lokasi yang benar- benar cocok baik terhadap program itu
sendiri maupun program lainnya yang sedang dilaksanakan.
7. Belum kuatnya dana pembangunan permukiman.
8. Perlu diciptakan kebersamaan, masyarakat perkotaan yang cenderung
mengutamakan kepentingan individu, perlu diarahkan pada hidup dengan
rasa kebersamaan dalam lingkungan permukiman yang baru.
9. Belum berkembangnya prinsip yang dilakukan pendekatan yang manusiawi
tanpa kekerasan.
10. Sulitnya penegakan hukum karena penghuni lingkungan kumuh hampir tidak
mengerti peraturan perundang- undangan yang berlaku. Diperlukan waktu
yang cukup lama untuk mengubah pola hidup masyarakat.
11. Pengelolaan program peremajaan lingkungan kumuh harus berpandangan
objektif dan luas. Pengelola harus melihat kepentingan pemerintah dan
kepentingan masyarakat yang lingkungan permukimannya akan
diremajakan.
Penyusunan perencanaan penanganan lingkungan kumuh berbasis kawasan ini
memiliki hirarki seperti di bawah ini.
1. Perbaikan dan pemugaran, memiliki prinsip sebagai berikut:
 Revitalisasi adalah upaya menghidupkan kembali suatu kawasan mati, yang
pada masa silam telah hidup, atau mengendalikan dan mengembangkan
kawasan untuk menemukan kembali pontensi yang dimiliki atau pernah dimiiki
atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota.
 Rehabilitasi merupakan upaya mengembalikan kondisi komponen fisik
lingkungan permukiman yang memiliki degradasi
 Renovasi melakukan perubahan sebagai atau beberapa bagian dari komponen
pembentukan lingkungan permukiman
 Rekontruksi merupakan upaya mengembalikan suatu lingkungan permukiman
sedekat mungkin dari asalnya yang diketahui, dengan menggunakan
komponen-komponen baru maupun lama.
 Preservasi merupakan upaya mempertahankan suatulingkungan permukiman
dari penurunan kualitas atau kerusakan. Penanganan ini bertujuan untuk
memelihara komponen yang berfungsi baik dan mencegah dari proses
penyusutan dini (kerusakan) misalnya dengan menggunakan instrumen : IMB
ketentuan atau pengaturan tentang koefisien lantai bangunan, Koefisien Dasar

1-4
DED Kawasan Kumuh Kelurahan Cipari
Bangunan, dan garis sepadan bangunan, garis sempadan Bangunan, garis
sempadan jalan, Garis sempadan Sungai dan lain-lain.
2. Peremajaan
Peremajaan adalah upaya pembongkaran sebagai atau keseluruhan lingkungan
permukiman dan kemudian di tempat yang sama dibangun prasarana dan sarana
lingkungan permukiman baru yang lebih layak dan sesuai dengan tataruang kota.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai pemanfaatan
lahan yang optimal sesuai dengan potensi lahannya. Disamping itu diharapkan
mampu memberikan nilai tambah secara ekonomis dan memberikan vitalitas baru
dari lahan permukiman yang diremajakan. Pada umumnya peramajaan ini
memberikan konsekwensi bentuk teknis penanganan seperti halnyaLand
consulidation land readjustment dan land sharing.

3. Pengelolaan dan Pemeliharaan Berkelanjutan


Pengelolaan dan pemeliharaan berkelanjutan adalah upaya –upaya untuk
mencegahmengendalikan atau mengurangi dampak negatif yang timbul serta
meningkatkan dampak positif yang timbul terhadap lingkungan hunian.Pada tahun
2011 ini penanganan lingkungan permukiman kumuh berupa perbaikan dan
pemugaran belum mencangkup peremajaan.

1.2. Maksud, Tujuan Dan Sasaran

1.2.1. Maksud

Maksud dari pelaksanaan kegiatan ini menghasilkan dokumen rencana penyelenggaraan


pembangunan kawasan permukiman perkotaan Tasikmalaya yang difokuskan pada pola
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan sebagai acuan bagi
seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan program dan kegiatan yang
terpadu dan bersinergi yang pada gilirannya dapat dilaksanakan sendiri oleh pemerintah
Kota Tasikmalaya secara mandiri dan berkelanjutan.

1.2.2. Tujuan

• Tujuan dari pekerjaan ini adalah Memantapkan pemahaman pemerintah Kota Tasikmalaya
tentang kebijakan dan strategi penanganan kawasan kumuh perkotaan dalam mencapai
target zero kumuh (100-0-100) pada tahun 2019,
• Agar pemerintah Kota Tasikmalaya dapat sepenuhnya menjadi pemrakarsa utama dalam
penyusunan DED kawasan Kumuh yang difokuskan pada penanganan permukiman kumuh
perkotaan,

1-5
DED Kawasan Kumuh Kelurahan Cipari
Agar pemerintah Kota Tasikmalaya punya komitmen tinggi serta konsisten didalam
implementasi program dan kegiatan yang telah ditetapkan serta menjaga
keberlanjutannya.

1.2.3. Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah Tersedianya Dokumen Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Kota Tasikmalaya sebagai acuan
pelaksanaan penanganan kawasan kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders)
pelaksanaan penyelenggaran penanganan permukiman kumuh perkotaan yang
menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery system).

1.3. Manfaat
Manfaat dari terbangunnya basis data sarana dan prasarana Kawasan Pemukiman Kumuh
Kota Tasikmalaya adalah :
 Tersedianya petunjuk atau acuan pelaksanaan penyusunan perencanaan Kawasan
Permukiman Kumuh yang dapat dipakai oleh semua pihak yang berkepentingan di
dalam membangun dan mengembangkan data base Perumahan dan Permukiman Kota
Tasikmalaya.

 Efisiensi dan efektifitas penyampaian informasi pembangunan wilayah Kota Tasikmalaya


melalui data spasial kepada setiap pemakainya.

 Sebagai alat (tools) koordinasi dan evaluasi pembangunan di internal Dinas Cipta Karya,
Tata Ruang dan Kebersihan serta antar instansi lainnya di wilayah Kota Tasikmalaya
dan Pemerintah Propinsi serta Pusat.

 Sebagai bahan analisis terhadap perubahan atau perkembangan pemanfaatan lahan.

1.4. Ruang Lingkup

1.4.1. Lingkup Materi

Secara garis besar kegiatan penanganan kawasan kumuh ini, diperlukan suatu tinjauan
dari sisi perencanaan wilayah, dimana uraian dari kegiatan ini adalah basis data sarana
dan prasarana Kawasan Pemukiman Kumuh Kota Tasikmalaya. Rincian kegiatan yang
dilakukan dalam paket perencanaan ini adalah mengidentifikasi karakteristik lingkungan
permukiman kumuh berdasarkan tipologi penanganan

1.4.2. Data dan fasilitas

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini konsultan perencanaan perlu menyediakan data –data
sesuai dengan kegiatan basis data sarana dan prasarana Kawasan Pemukiman Kumuh

1-6
DED Kawasan Kumuh Kelurahan Cipari
Kota Tasikmalayaini, seperti pengadaan foto udara pengadaan peta-peta lainnya dan
atribut penunjang kegiatan penyusunan basis data sarana dan prasarana Kawasan
Pemukiman Kumuh Kota Tasikmalaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Table 1.1 Kebutuhan Basis Data Kawasan Pemukiman Kumuh

Tingkat
No Jenis Data Atribut
Kedalaman
Jumlah, Luas, Lokasi
1 Rumah Layak Huni RW
Tipologi,
Jumlah, Luas, Lokasi
2 Rumah Tidak Layak Huni RW
Tipologi,
3 Permukiman Layak Huni RW Luas, Lokasi
4 Permukiman Tidak Layak Huni Luas, Lokasi
5 Kawasan Kumuh Luas, Lokasi
Sempadan sungai yang dipakai liar
6 RW Lebar, Panjang, Nama
bangunan
Luas, Jumlah Penduduk,
7 Lingkungan Pemukiman RW
Kepadatan
Luas, Jumlah Penduduk,
9 Lingkungan Pemukiman kumuh RW
Kepadatan
Jumlah, Luas, Lokasi
10 Rumah Tidak Layak Huni RW
Tipologi,
Jumlah, Kondisi Baik/ Buruk,
11 MCK RW
Lokasi
12 Jamban Keluarga RW Jumlah, Kondisi Baik/Buruk
13 Tangki Septik RW Jumlah, Kondisi Baik/ Buruk
14 Tangki Septik Komunal RW Jumlah, Kondisi Baik/Buruk
15 Jalan Gang RW Panjang, Lebar, Kondisi
16 Saluran Drainase RW Panjang Lebar, Kondisi
Sumber Air Bersih
17  HU/KU RW Lokasi, Jumlah, Kondisi
 Sumur/Pompa
 Sungai
Permendagri No. 54 Tahun 2010

1.4.3. Lingkup Lokasi

Wilayah Perencanaan Penyusunan DED Kawasan Kumuh Kelurahan Cipari Kecamatan


Mangkubumi. Tetapi dalam hal ini pihak konsultan tentunya harus pula melihat peran
wilayah kajian terhadap wilayah sekitarnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 1.1.

1-7
DED Kawasan Kumuh Kelurahan Cipari
Gambar 1.1
Peta Administrasi Kelurahan Cipari

DED Kawasan Kumuh Kelurahan Cipari


1.5. Landasan Hukum
Landasan hukum adalah dasar-dasar hukum yang menjadi perhatian dalam basis data
sarana dan prasarana Kawasan Pemukiman Kumuh Kota Tasikmalaya. :
1. Undang - Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
2. Undang – Undang No. 32 / 214 tentang Pemerintah Daerah
3. Permen PUPR No. 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh
4. RPJMN 2015 – 2019 Ditjen Cipta Karya tentang program dalam mewujudkan
lingkungan permukiman perkotaan yang layak huni dan berkelanjutan melalui
prakarsa “ 100 – 0 – 100 “
- 100 % akses air minum,
- 0 % kawasan permukiman kumuh,
- 100 % akses sanitasi layak
Keputusan Walikota Tasikmalaya Nomor : 050.13/Kep.374.Bappeda/2014 tanggal 29
Desember 2014, tentang Penetapan sasaran Kegiatan Penyusunan Rencana Aksi
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di Kota Tasikmalaya.

DED Kawasan Kumuh Kelurahan Cipari

Anda mungkin juga menyukai