Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONAL
LATAR BELAKANG
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengamanatkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah disusun oleh
Satuan Pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi
Kelulusan dengan mempertimbangkan peserta didik disetiap program keahlian dan
mengakomodir kebutuhan daerah serta potensi peserta didik.
Dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan
Nasional Tahun 2010 disebutkan adanya program penguatan metodologi dan
kurikulum yang dilaksanakan melalui penyempurnaan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya untuk membentuk daya saing dan
karakter bangsa.
Supaya sasaran Pembangunan diatas tercapai, Pemerintah Kota pekanbaru
melalui Dinas Pendidikan merumuskan beberapa kebijakan meliputi memberikan
kesempatan peserta didik untuk memperoleh pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi sesuai dengan perkembangan fisik psikologis anak melalui kegiatan; (1)
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sabar, berilmu, kreatif,
mandiiri dan menjadi warga masyarakat yang demokratis dan bertanggung jawab. (2)
memberikan kesempatan kepada peserta didik sesuai dengan jenjang pendidikannya
untuk mendapat layanan prima dan berkualitas.Pendidikan yang berkualitas
selanjutnya adalah pendidikan yang menghasilkan peserta didik/lulusan yang mampu
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional
dan global yang memiliki Kecerdasan Emosional (EQ), Kecerdasan Intektual (IQ)dan
Kecerdasan Spiritual (SQ) untuk mencapai tujuan dan arah kebijakan pendidikan
diatas Pemerintah Kota Pekanbaru menggagas program pendidikan murah berkualitas,
program ini akan terwujud apabila (1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun
secara baik dengan memperkembangkan potensi peserta didik dan lingkungan

1
eksternal. (2) Peningkatan relevansi kurikulum pendidikan terhadap kebutuhan
pembangunan daerah, kemajuan dan perkembangan global.
Guna menyiasati kebijakan dan Program Pemerintah Kota Pekanbaru melalui
Dinas Pendidikan Kota, SMK Taruna Masmur Pekanbaru yang merupakan salah satu
wadah untuk merealisasikan kebijakan, melalui Pengelolaan Pembelajaran yang
menggunakan Kurikulum yang disusun secara baik, dengan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik secara psikis, fisik dengan memasukkan Nilai-nilai Karakter
Bangsa.
Dari hasil penyusunan dan penerapan KTSP yang telah dilakukan diperoleh
masukkan antara lain :
1. Belum semua warga sekolah dapat memahami secara utuh esensi KTSP.
2. Sekolah masih mengahadapi kesulitan dalam proses penyusunan kurikulum
sampai dengan proses pelaksanaan penyebabnya antara lain terbatasnya sumber
daya yang dimiliki sekolah, belum adanya pembimbingan yang intensif dari Dinas
Pendidikan.
3. Dalam pelaksanaannya KTSP belum optimal diterapkan karena belum
memadainya faktor-faktor pendukung pelaksanaannya (Sumber Daya Manusia,
sarana prasarana, manajemen serta pembiayaan).
Dalam menghadapi permasalahan tersebut, para pembina pendidikan ditingkat
pusat (Direktorat Pembinaan SMA/SMK), tingkat propinsi (Dinas Pendidikan
Propinsi), tingkat Kabupaten/Kota (Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru), perlu
bersinergi membantu sekolah untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Kurikulum SMK Taruna Masmur Pekanbaru disusun dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut.

1. Peningkatan iman, takwa dan akhlak mulia serta nilai-nilai karakter


Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Untuk menanamkan keimanan dan
ketaqwaan peserta didik, SMK Taruna Masmur Pekanbaru membuat program
melalui penambahan 30 menit pelajaran pada mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dengan membaca dan mempelajari Al-Qur’an sebelum pelajaran dimulai
serta menyediakan fsilitas ibadah serta melaksanakan sholat Dzuhur berjamaah
serta mengadakan Imtaq pada setiap hari Jum,at dan memperingati Kegiatan hari-
hari besar Agama serta mengumpulkan Infak pada setiap hari Jumat dan Sabtu.

2
Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang
peningkatan iman , takwa dan akhlak mulia, nilai-nilai karakter serta
kewirausahaan.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia


secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik


lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan
dengan kebutuhan pengembangan daerah.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom
dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya
harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

5. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat


berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.

6. Agama

3
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa
serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut
mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.

7. Dinamika perkembangan global

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang
sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa
yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

8. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan


peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

9. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial


budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu
ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

10. Kesetaraan Jender

Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan


memperhatikan kesetaraan jender dengan tidak membatasi peserta didik untuk
memilih program keahliannya.

11. Karakteristik satuan pendidikan


Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri
khas satuan pendidikan serta mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa serta ekonomi kreatif.

4
Tujuan Penyempurnaan Kurikulum SMK Taruna Masmur Pekanbaru ini untuk
menjadi acuan bagi satuan pendidikan SMK Taruna Masmur Pekanbaru dalam
melaksanakan pembelajaran serta implementasi kurikulum yang telah disusun.
Disamping itu dapat juga digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan satuan
pendidikan sesuai dengan beberapa petunjuk yang telah disusun dalam Kurikulum
SMK Taruna Masmur Pekanbaru ini.
Kurikulum SMK Taruna Masmur Pekanbaru adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum
SMK Taruna Masmur Pekanbaru terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus serta komponen-komponen penetapannya.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, nilai
karakter, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang setiap saat bisa
berubah berdasarkan pengembangan sumber daya yang dimiliki satuan pendidikan.
Kurikulum SMK Taruna Masmur Pekanbaru dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan
supervisi Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP
mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum
yang disusunoleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite
sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan
disupervisi oleh Dinas Pendidikan Provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta
panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.
1. Kondisi Ideal
Kondisi Ideal yang diharapkan tercapai di SMK Taruna Masmur Pekanbaru
adalah terpenuhinya 8 (delapan) standar nasional pendidikan, sehingga
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan hasil pendidikan yang bermutu
pula dapat tercapai.

5
2. Kondisi Nyata

Namun demikian, kondisi nyata saat ini SMK Taruna Masmur Pekanbaru masih harus
terus berbenah dan mengupayakan pemenuhan delapan standar pendidikan. Secara
rinci kondisi nyata SMK Taruna Masmur Pekanbaru adalah sebagai berikut:
1. Standar Isi
1.1. KTSP yang di buat sebagian berdasarkan karaterisrik kondisi sekolah
1.2. Pelaksanaan KTSP baru terlaksana 8 (delapan) komponen dari 9
(sembilan) komponen yang harus dilaksanakan
1.3. Pengembangan KTSP baru dilakukan oleh guru, belum melibatkan
berbagai pihak
1.4. Pengembangan muatan lokal baru dilakukan oleh guru, belum
melibatkan unsur-unsur lain yang memiliki kompetensi
mengembangkan muatan lokal
1.5. Pengembangan diri belum secara optimal dilaksanakan sekolah
1.6. Belum semua guru memberikan pembelajaran yang meliputi TM, KT
dan KMTT
2. Standar proses
2.1. Silabus dan RPP yang dikembangkan oleh guru baru 70% secara
mandiri, serta masih banyak mengadopsi dari luar ( Puskur, narasumber)
2.2. Baru 80 % silabus dan RPP yang disusun guru memenuhi kaidah-
kaidah atau rambu-rambu penyusunan silabus dan RPP
2.3. Baru 40% proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintinfik
2.4. Guru masih menggunakan metode konvensial dalam pembelajaran tidak
berdasarkan pendekatan autentik
2.5. Pelaksanaan supervisi kelas (class visit) belum berjalan secara optimal
2.6. Pelaksanaan evaluasi PBM belum secara baik dan benar terlaksana
2.7. Masih banyak guru tidak melaksanakan remedial dan pengayaan pada
hal masih banyak nilainya dibawah KKM
2.8. Kehadiran guru dan siswa masih banyak tidak mencapai 100%
2.9. Masih banyak guru dan siswa datang dan pulang tidak tepat waktu
3. Standar Kompetensi Lulusan
3.1. Ketuntasan belajar (KKM) masih ada di bawah 75

6
3.2. Sekolah baru menghasilkan 20% siswa yang masuk Perguruan Tinggi
Negeri karena belum mampu bersaing

3.3. Masih banyak siswa tidak melanjutkan keperguruan tinggi karena


kondisi orang tua, serta motivasi siswa untuk melanjutkan masih rendah
3.4. Sekolah kurang melakukan studi banding dengan sekolah yang memiliki
prestasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri

3.5. Pengalaman siswa dalam diskusi, pemecahan masalah dan


memanfaatkan sumber belajar masih minim
3.6. Pengalaman siswa dalam melakukan kunjungan-kunjungan dan
penggunaan internet untuk mendapatkan informasi berbagai hal masih
minim
3.7. Pengalamam siswa dalam mengekpresikan diri dan karyanya melalui
seni dan budaya masih rendah
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4.1. Baru 1% guru mempunyai kualifikasi pendidikan strata S2
4.2. Kurangnya kedisipinan guru disekolah terutama guru-guru yang
sertifikasi
4.3. Kurangnya pelatihan-pelatihan guru untuk mengembangkan propesinya
4.4. Baru 50% guru yang telah memiliki pengalaman mengajar lebih dari 10
tahun
4.5. Sekolah baru 40% mampu mengantarkan lulusannya melanjutkan ke
PTN
4.6. Kepala sekolah belum mampu menggalang dana secara mandiri untuk
menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler
4.7. Sekolah belum memiliki pustakawan, laboran yang sesuai dengan latar
belakang pendidikannya
5. Standar Sarana Prasarana
5.1. Media untuk pembelajaran masih sangat kurang
5.2. Belum memiliki ruang untuk ekstrakurikuler misalnya Pramuka, PMR,
Paskibra, Osis
5.3. Luas lahan belum sesuai dengan ketentuan yang ada dalam standar

7
5.4. Belum memiliki ruang Laboratorium Kimia, Fisika, dan Biologi yang
terpisah
5.5. Belum memiliki Laboratorium Bahasa yang sesuai standar
5.6. Belum memiliki gudang dengan ukuran yang sesuai standar
6. Standar Pengelolaan
6.1. Misi belum sepenuhnya mendukung tercapainya Visi sekolah
6.2. Struktur organisasi belum dilengkapi dengan uraian tugas yang lengkap
6.3. Baru 90% program sekolah terlaksana
7. Standar Pembiayaan
7.1. Belum ada insentif untu kegitan Remedial dan pengayaan bagi duru
honorer
7.2. Laporan keuangan belum disampaikan kesemua yang berkempentingan
8. Standar Penilaian
8.1. Baru 80% guru mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian
8.2. Baru 50% menggunakan tehnik penilaian yang beragam

3. POTENSI DAN KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN

Potensi dan karakteristik yang dimiliki SMA OLAHRAGA MASMUR


diantaranya adalah :
1. Sumber Daya Manusia yaitu semua pendidik berlatar belakang minimal S-1,
dengan latar belakang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya,
memiliki komitmen untuk terus memajukan dan mengembangkan potensi
yang dimilikinya
2. Dukungan dan partisipasi masyarakat sangat tinggi
3. Adanya dukungan dari dunia usaha dan dunia kerja
4. Potensi daerah yang berada di daerah yang kental dengan budaya daerah
khususnya Riau dan kentalnya nilai-nilai religi memungkinkan untuk
pengembangan muatan lokal2.

B. LANDASAN HUKUM

Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai


budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai budaya

8
yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yang
mencakup religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini
dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan kurikulum sekolah.

Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan,
kondisi sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi
pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum sekolah ini.

Secara yuridis KTSP ini dikembangkan berdasarkan:


Landasan pengembangan KTSP SMK Taruna Masmur Pekanbaru adalah sebagai
berikut:
1. Undang-undang dasar 1945 pasal 31 ayat (5). “Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia” dan

2. pasal 32 ayat (1). “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia


ditengan peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara, dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

3. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional


Bab II Pasal 3, “Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dengan prinsip diversifikasisesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik”.

4. Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan


sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan
komite sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan
atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah”.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Thun 2005 tentang sistem pendidikan


Nasional Pasal 17 ayat (1), “ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau
bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempet,
peserta didik”.

9
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang
perubahan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006
tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan,”Satuan
pendidikan dapat mengadopsiatau mengadaptasi model Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Departemen PePermendiknas Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi 
7. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi 
8. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi lulusan 
9. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas
no.22, dan 23. (Pusat Penataran Guru Teknologi Bandung, 2006: 1) 
10. Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendiknas RI
nomor 24 tahun 2006 
11. Permendiknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses 
12. Permendiknas No.20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
ndidikan Nasionalbersama unit terkait”.

13. Peraturan Daerah Provinsi Riauomor 12 Tahun 2013 Tentang


Penyelenggaraan Pendidikan Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esagubernur
Riau,

C. TUJUAN PENGEMBANGAN KTSP


Sebelum diuraikan tentang tujuan pengembangan kurikulum, terlebih dahulu akan
dipaparkan tentang kerangka dasar kurikulum. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 6 Ayat (1) menyatakan
bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. kelompok mata pelajaran estetika;
5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Berdasarkan cakupan kelompok mata pelajaran tersebut, dapat dipaparkan tujuan
pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:

10
a. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
b. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia
c. Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi
serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif, dan mandiri
d. Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni
Selain Tujuan yang di atas Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
sportivitas dan kesadaran hidup Tujuan penyusunaYayasan Masmur
menambahkan tujuan yang lebig relevan untuk peningkatan mutu sekolah baik
guru dan siswa di lembaga pendidikan yayasan masmur.Tujuan Dokumen
Kurikulum SMK Taruna Masmur ini adalah:
1. Menyamakan persepsi kepala sekolah, guru, TU, peserta dan Komite sekolah
tentang berbagai peraturan dan perundang-undangan yang mendasari
implementasi kurikulum 2013
2. Sebagai acuan atau pedoman penyelenggaraan pembelajaran di SMK Taruna
Masmur Pekanbaru. Dengan harapan agar pembelajaran di SMK Taruna
Masmur Pekanbaru ini dapat terlaksana dengan baik dan efektif sehingga
mampu mengantarkan peserta didik menguasai Standar Kompetensi Lulusan
yang ditetapkan, yang mencakup ketiga ranah yaitu Kognitif, Afektif dan
Psikomotor.
3. Sebagai panduman implementasi kurikulum 2015 untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman,produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi padakehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan peradaban dunia
4. Menjadikan kurikulum lebih sesuai dengan kebutuhan daerah
5. Menciptakan suasana pembelajaran di sekolah yang bersifat mendidik,
mencerdaskan dan mengembangkan kreativitas anak

11
6. Menciptakan pembelajaran yang efektif, demokratis, menantang,
menyenangkan, dan mengasyikkan

Dan tujuan penyususnan KTSP juga terurai sebagai berikut :


• Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah
• Menjadikan kurikulum lebih sesuai dengan kebutuhan daerah
• Menciptakan suasana pembelajaran di sekolah yang bersifat mendidik,
mencerdaskan dan mengembangkan kreativitas anak
• Menciptakan pembelajaran yang efektif, demokratis, menantang,
menyenangkan, dan mengasyikkan

D. PRINSIP PENGEMBANGAN KTSP


KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar
dan provinsi untuk pendidikan menengah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan
khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman
pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.
Kurikulum SMA TarunaMasmur Pekanbaru dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki


posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat
pada peserta didik.
 Beragam dan terpadu

12
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai
dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antar substansi.
 Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
 Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional.
 Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
 Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan


pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,
dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
 Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

13
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian
peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman,takwa, dan akhlak mulia.
 Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai
dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab, tolerandalam keberagaman, mampu hidup dalam
masyarakat global,memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan
untukbekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap
lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawabtantangan ini sehingga perlu
mengembangkan kemampuan kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
 Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan
merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensidiri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
 Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena
itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan
yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
 Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

14
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dannasional.
 Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaandan mempunyai kecakapan hidup.
Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali
peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama
bagisatuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan
ke jenjang yang lebih tinggi.
 Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikanharus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara
berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
 Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkataniman, taqwa, serta
akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung
peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
 Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individumaupun bangsa,
yang sangat penting ketika dunia digerakkanoleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan
dengan suku dan bangsa lain.
 Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

15
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter danwawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasanpenting bagi upaya memelihara
persatuan dan kesatuan bangsadalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkanwawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untukmemperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristiksosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan
terlebih dahulu sebelum mempelajaribudaya dari daerah dan bangsa lain.
 Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
 Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.

E. ACUAN OPERASIONAL PENYUSUNAN KURIKULUM


Kurikulkum SMK TARUNA MASMUR PEKANBARU disusun dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan iman dan takwa serta ahlak mulia
2. Peningkatan Potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
3. Kerangka Potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5. Tuntutan dunia kerja
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni agama
7. Dinamika perkembangan global
8. Persatuan nasiional dan nilai-nilai kebangsaan
9. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
10. Karaktersitik satuan pendidikan
 Tujuan Pengembangan Dan Penyususnan Ktsp Smk

16
Pedoman Penyusunan KTSP SMK/MAK disusun dengan maksud dapat
digunakan sebagaipanduan bagi SMK/MAK dalam menyusun kurikulum
implementatif secara lebih baik, terstruktur, efektif, dan efisien. Tujuan
penyusunan KTSP SMK antara lain untuk:
1. Merevitalisasi SMK/MAK sebagai lembagapendidikan untuk penyiapan
tenaga kerja tingkat menengah;
2. Meningkatkan komitmen SMK/MAK, guru, komite sekolah, dunia kerja, dan
Dinas Pendidikan Provinsi dalam peningkatan kualitas layanan, output, dan
outcome pendidikan kejuruan di SMK/MAK.
3. Meningkatnya kapasitas kepala sekolah, ketua kompetensi keahlian dan para
guru dalam mengembangkan kurikulum implementatif yang sesuai dengan
kebutuhaan sekolah dan stake holder.
4. Menyisinkronkan kompetensi-kompetensi yang tertuang dalam standar isi ke
dalam silabus dan menstrukturkan menjadi program pembelajaran kejuruan 3
dan 4 tahun.
5. Dihasilkannya KTSP SMK/MAK implementatif di SMK/MAK sebagai
program pembelajaran yang terdokumentasi dengan baik yang berisi antara
lain visi, misi, tujuan, strategi pencapaian visi-misi, profil lulusan, SKL,
struktur kurikulum, silabus, RPP.
6. Digunakannya KTSP SMK/MAK secara konsisten sebagai acuan program
pembelajaraan oleh semua guru.
7. Dihasilkannya lulusan PMK dengan kualifikasi jenjang 2 KKNI untuk
kompetensi keahlian SMK/MAK program pendidikan 3(tiga) tahundan jenjang
kualifikasi 3 KKNI untuk kompetensi keahlian SMK/MAK program
pendidikan 4 (empat)tahun.

 Ruang Lingkup Penyusunan KTSP SMK/MAK


Penyusunan KTSP SMK/MAK mencakup pengembangan program
pembelajaran program pendidikan 3 (tiga) tahun dan 4 (empat) tahun sesuai
spektrum pendidikan menengah kejuruan.
Penyusunan KTSP SMK/MAK memperhatikan jenjang KKNI minimal
kualifikasi 2 untuk kompetensi keahlian 3 tahun dan minimal kualifikasi 3 untuk
kompetensi keahlian 4 tahun.
 Deskripsi Jenjang Kualifikasi 2 KKNI:

17
1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan
informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan
kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya;
2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja
yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap
masalah yang lazim timbul;
3. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab
membimbing orang lain.
 Deskripsi Jenjang Kualifikasi 3 KKNI:
1. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan menerjemahkan
informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja,
serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur,
yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak
langsung;
2. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep
umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu
menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan metode yang sesuai;
3. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dengan baik dalam lingkup
kerjanya;
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab
atas hasil kerja orang lain.

 Pengguna Pedoman Penyusunan KTSP SMK/MAK


Pedoman ini digunakan dalam rangka penyusunan dan pengelolaan KTSP
SMK oleh:

1. Tim Pengembang Kurikulum PMK;


2. Kepala dinas pendidikan;
3. Pengawas SMK;
4. Kepala sekolahdan wakil kepala sekolah;
5. Ketua kompetensikeahlian;
6. Guru; dan
7. Stakeholder terkait (praktisi dunia kerja, akademisi, dewan pendidikan
daerah).

18

Anda mungkin juga menyukai