Anda di halaman 1dari 20

Nomor Dokumen YFI/QC/IK/008

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit


Nomor Revisi
06 November 2013
-
Halaman
NAMA PROSES Make by Checked by Approved by
NAMA BARANG -

MODEL -
Pembuatan PFMEA

I. TUJUAN : Dokumen ini menjelaskan urutan pembuatan sebuah PFMEA ( Process Failure Mode and Effect
Analysis ) hingga proses approval, dan distribusinya.

II. RUANG LINGKUP : Dokumen ini berlaku di perusahaan di PT Yahata Fastener Indonesia yang berkaitan
dengan sistem manajemen mutu

III. URUTAN KERJA :


A. PFMEA BARU
1. Departemen Engineering mengajukan pembuatan dan penomoran FMEA kepada Document Control. Pembuatan FMEA
dilakukan pada saat develop new part untuk memprediksi atau mengidentifikasi potensi kegagalan proses produksi.
2. Departemen Engineering membuat PFMEA bersama Core Team menggunakan form FMEA yang telah ditentukan seperti
gambar 1 berikut ini :

3. Cara pengisian form FMEA :


1. Item, ditulis sebagai nama dari produk yang sedang didevelop.
2. Model Year(s)/Program(s), ditulis sebagai Part no. Original dari OEM Customer.
3. Core Team, berisi nama dari anggota lintas departemen yang terlibat dalam pembuatan FMEA, bila perlu dibuat dalam
list yang terpisah.
4. Process Responsibility, dituliskan nama perusahaan dan departemen yang bertanggungjawab dalam pembuatan FMEA.
5. Key Date, dituliskan sebagai batasan akhir dari pembuatan FMEA (tidak boleh melebihi dari schedule mass production).
6. FMEA No, dituliskan sebagai no dokumen FMEA yang dibuat. Ditulis dalam format : ENG-FMEA-xxx.
Keterangan : ENG ( process responsible / departemen ), FMEA ( tipe dokumen ), xxx ( no. urut dokumen dalam 3 digits ).
7. Page, dituliskan sebagai halaman dokumen.
8. Prepared by, dituliskan nama, dan no. telp dari Engineer yang bertanggung jawab dalam persiapan FMEA.
Nomor Dokumen YFI/QC/IK/008

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit


Nomor Revisi
06 November 2013
-
Halaman
9. FMEA date ( Origin ), dituliskan tanggal pembuatan FMEA.
NAMA PROSES Make by Checked by Approved by
10.NAMA
FMEABARANG - ), dituliskan tanggal revisi terakhir dari FMEA.
date ( Rev.
11. Process Capabilities, berisikan proses - proses yang berkaitan denganPembuatan
pembuatan part yang sedang didevelop.
PFMEA
MODEL
* Urutan process- capabilities disesuaikan atau direfensikan pada Production Process Flow Chart.
Contoh :
Tabel 1.

1. Raw Material Receiving


2. Raw Material Storage

12. Content of Work, dapat berisikan mengenai karakteristik, spesifikasi atau output suatu proses, customer requirement, atau
persyaratan lingkungan atau keselamatan. Informasi persyaratan proses bisa diperoleh melalui drawing atau customer
requirement, persyaratan proses berikutnya, pengalaman dan pengetahuan engineer, histori problem internal atau external.
Contoh :
Tabel 2.

1. Raw Material Receiving


a. Material tidak lembab atau basah
atau menggumpal

13. Potential Failure Mode, ialah gambaran ketidaksesuaian pada proses ( kebalikan dari persyaratan produk ). Dapat
dituliskan mengenai potensi kegagalan untuk memenuhi persyaratan proses atau produk, dan ditulis secara spesifik.
Contoh :
Potential
Tabel 3.
Failure Mode
1. Raw Material Receiving
a. Material tidak lembab atau - Material lembab atau basah
basah atau menggumpal. atau menggumpal.

14. Potential Failure Effect, dituliskan bagaimana pengaruh atau efek akibat kegagalan untuk memenuhi persyaratan proses
atau produk. Efek dapat dilihat dari 2 sisi: efek terhadap customer akhir maupun efek terhadap proses selanjutnya. Efek
kegagalan bagi customer akhir digambarkan dalam bentuk performa produk, efek kegagalan bagi proses selanjutnya
digambarkan dalam bentuk performa process.
Contoh :
Potential Potential
Tabel 4.
Failure Mode Failure Effect
1. Raw Material Receiving
a. Material tidak lembab atau - Material lembab atau basah. - Proses compacting tidak bisa
basah. dilakukan karena material
menggumpal.

15. Severity, dituliskan dengan angka Severity, yaitu tingkat keseriusan dari efek atau resiko yang diakibatkan oleh kegagalan.
Penentuan nilai severity dilakukan berdasarkan tabel 6.
Contoh :
Severity

Potential Potential
Tabel 5.
Failure Mode Failure Effect
- Material lembab atau basah. - Proses compacting tidak bisa 8
dilakukan karena material
menggumpal.
Nomor Dokumen YFI/QC/IK/008

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit


Nomor Revisi
06 November 2013
-
Halaman
NAMA PROSES Make by Checked by Approved by
NAMA BARANG -

MODEL -
Pembuatan PFMEA
Tabel 5. Nilai severity.
Process
Capabilities Content of
Work

Process
Capabilities Content of
Work

Process
Capabilities Content of
Work

Process
Capabilities Content of
Work

* Nilai severity ditulis antara 1 sampai 10, dimana 1 merupakan tingkat keseriusan efek atau resiko terendah, dan 10
merupakan tingkat keseriusan efek atau resiko tertinggi ( resiko besar ).
* Nilai severity diberikan untuk setiap efek atau resiko kegagalan yang mungkin terjadi. Apabila terdapat lebih dari satu efek
atau resiko kegagalan, maka nilai severity yang diambil ialah nilai severity tertinggi di antara semua efek atau resiko
kegagalan.

16. Class, dituliskan untuk mengklasifikasikan special characteristic ( safety, government compliance, key characteristic, high
impact, operator safety, fit / function ) sesuai dengan simbol - simbol yang diminta oleh customer ataupun yang ditentukan
secara internal perusahaan dan diinformasikan sebagai penandaan characteristic product pada document engineering /
drawing dan dokumen lain.

17. Cause of Potential Failure Mechanism, dituliskan mengenai penyebab potensial dari kegagalan yang mungkin terjadi
dan dijelaskan secara spesifik.
Contoh : Cause of
Severity

Potential Potential
Tabel 7. Potential Failure
Failure Mode Failure Effect
Mechanism
Nomor Dokumen YFI/QC/IK/008

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit


Cause ofNomor Revisi
06 November 2013

Severity
Potential Potential -
Potential Failure
Halaman
Failure Mode Failure Effect
Mechanism
NAMA PROSES Make by Checked by Approved by
NAMA BARANG -- Material lembab atau basah. - Proses compacting tidak bisa 8
- Kemasan raw material rusak
dilakukan karena materialPFMEA
Pembuatan atau terbuka sehingga mudah
MODEL -
menggumpal. terkena air ataupun uap udara.

18. Frequency of Occurance, mengenai seberapa sering suatu penyebab kegagalan ( cause of potential failure mechanism )
dapat terjadi. Occurrence merupakan nilai relatif, dituliskan dalam angka untuk setiap potensi penyebab yang muncul.
Occurance diberi nilai antara 1 – 10, dimana 1 merupakan tingkat kejadian terendah ( tidak sering ), dan 10 merupakan
tingkat kejadian tertinggi ( sering terjadi ). Penentuan nilai occurance dapat dilihat pada Tabel 9.
Contoh : Cause of

Occurance
Frequency
Severity
Potential Potential
Tabel 8. Potential Failure

of
Failure Mode Failure Effect
Mechanism
- Material lembab atau - Proses compacting tidak 8 - Kemasan raw material 2
basah atau menggumpal bisa dilakukan karena rusak atau terbuka
material menggumpal. sehingga mudah terkena
air ataupun uap udara.
Tabel 9. Nilai Occurance.

19. Current Process Management ( Prevention ), dituliskan mengenai tindakan pencegahan terhadap potensi penyebab
kegagalan. Dengan mencegah penyebab kegagalan, dapat berdampak pada nilai occurance karena sistem pencegahan
berarti menghilangkan penyebab kegagalan sehingga kegagalan dapat dihindari atau dicegah.
Contoh : Setting mesin pada awal proses, penggunaan sistem otomatis pressure, penggunaan stopper, control chart,
preventive maintenance, dan lain - lain.

20. Current Process Management ( Detection ), mengenai cara mendeteksi penyebab kegagalan, dan mengarahkan pada
tindakan perbaikan. Penyebab kegagalan telah terjadi namun bisa dideteksi.

Contoh : Pengecekan temperatur setiap 2 jam, pengecekan ketebalan setiap 4 jam, pengecekan pada akhir proses, dan
lain - lain.

21. Possible of Detection, adalah penilaian terhadap kemampuan sistem kontrol yang dilakukan untuk mendeteksi penyebab
kegagalan dan atau potensi kegagalan. Detection diberi nilai antara 1 – 10, dimana 1 merupakan deteksi dengan
kemampuan tertinggi (hampir dapat dipastikan suatu failure mode dapat erdeteksi), dan 10 merupakan deteksi dengan
kemampuan rendah (tidak dapat mendeteksi / sistem deteksi tidak efektif sama sekali).
* Nilai detection berdasarkan efektifitas dari sistem inspeksi, yaitu : Error Proofed, Gauging, Manual Inspection
* Sistem inspeksi manual atau visual kurang efektif dibandingkan dengan sistem inspeksi menggunakan gauge karena
adanya faktor man power dan cenderung subyektif ( judgement antar inspector bisa berbeda ).
Nomor Dokumen YFI/QC/IK/008

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit


Nomor Revisi
06 November 2013
-
Halaman
Penentuan nilai detection dapat dilihat pada Tabel 11.
NAMA PROSES Make by Checked by Approved by
NAMA BARANG
Contoh : -
Tabel 10. Pembuatan PFMEA
MODEL -

Cause of
Potential Current Process Current Process

Possible of
Occurance
Frequency
Severity

Detection
Potential
Failure Management Management

of
Failure
Effect ( Prevention ) ( Detection )
Mechanism
- Proses compacting 8 - Kemasan raw 2 - - Dilakukan 7
tidak bisa dilakukan material rusak atau check kondisi
karena material terbuka sehingga kemasan saat
menggumpal. mudah terkena air unloading
ataupun uap udara. pada proses
receiving.

Tabel 11. Nilai Detection.

22. Risk Priority Number ( RPN ), adalah kalkulasi total resiko dari hasil perkalian dari nilai Severity tertinggi dengan nilai
Occurrence tertinggi dan nilai Detection terendah pada potensi suatu kegagalan. Angka Detection diambil yang terendah,
karena untuk menilai dengan kemampuan deteksi yang paling baik yang dimiliki, seberapa tinggi tingkat keseriusan dan
seringnya kejadian. Nilai RPN maximum adalah 80. Apabila nilai RPN > 80, maka harus diusulkan untuk dilakukan
tindakan perbaikan.
RPN = Severity x Frequency Occurance x Possible of Detection

Contoh : Cause of
Frequency of

Risk Priority

Potential
Possible of
Occurance
Severity

Detection

Tabel 12.
Number

Potential Current Process Current Process


Failure
Failure Management Management
Effect
Mechanism ( Prevention ) ( Detection )
Nomor Dokumen YFI/QC/IK/008

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit


Nomor Revisi
06 November 2013
-
Halaman
- Proses compacting 8 - Kemasan raw 1 - - Dilakukan 7 56
NAMA PROSES Make by Checked by Approved by
NAMA BARANG - tidak bisa dilakukan material rusak atau check kondisi
karena material terbuka sehingga Pembuatan PFMEA kemasan saat
MODEL -
menggumpal. mudah terkena air unloading
ataupun uap udara. pada proses
receiving.
Nomor Dokumen YFI/QC/IK/008

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit


Nomor Revisi
06 November 2013
-
Halaman
NAMA PROSES Make by Checked by Approved by
NAMA BARANG -
23. Recommended Action, adalah identifikasi usulan perbaikan untuk mengurangi
Pembuatannilai
PFMEAtotal resiko (RPN). Usulan perbaikan
MODEL -
ini dilakukan ketika :
a. Nilai RPN > 80.
b. Nilai severity 9 atau 10, harus ada perhatian khusus untuk tindakan perbaikannya.
* Untuk menurunkan nilai severity hanya bisa dilakukan dengan adanya perubahan design produk atau proses.
* Untuk menurunkan nilai occurance bisa dilakukan dengan adanya perubahan design produk atau proses, dengan
* Untuk menurunkan nilai occurance bisa dilakukan dengan adanya perubahan design produk atau proses, dengan
menghilangkan satu atau beberapa penyebab kegagalan dengan modifikasi produk atau proses, dengan penerapan
SPC, DOE, menggunakan error-proofing, dan lain - lain.
* Untuk menurunkan nilai detection bisa dilakukan dengan menggunakan error-proofing, ubah cara deteksi dari cek visual
menjadi cek menggunakan alat ukur, jig go no go, dari inspeksi di next proses menjadi inspeksi di proses itu sendiri.
Apabila tidak ada usulan perbaikan, maka tulis " tidak ada ( none ) pada kolom usulan perbaikan ( recommended action ).

24. Person In Charge and Target Completion Date, adalah pengangungjawab dari recommended action, dan target
penyelesaiannya.

25. Taken Action, setelah perbaikan dilaksanakan, jelaskan secara singkat langkah yang diambil.

26. Severity, perhitungan ulang nilai severity setelah tindakan perbaikan dilakukan.

27. Frequency of Occurance, perhitungan ulang nilai occurance setelah tindakan perbaikan dilakukan.

28. Possible of Detection, perhitungan ulang nilai detection setelah tindakan perbaikan dilakukan.

29. Risk Priority Number ( RPN ), perhitungan ulang nilai resiko total setelah tindakan perbaikan dilakukan. Nilai RPN akan
cenderung turun atau lebih kecil setelah dilakukan tindakan perbaikan karena nilai severity atau occurance atau detection
semakin kecil.

B. PFMEA REVISI
1. Departemen Engineering mengajukan perubahan FMEA ke document control.
2. Perubahan FMEA dilakukan apabila :
a. Perubahan proses atau desain proses.
b. Perubahan sistem inspeksi.
c. Customer claim.
d. Adanya pertimbangan tentang internal defect yang critical.
e. Recomended Action sudah sampai due datenya.
Apabila recommended action yang dilakukan telah dipastikan efektif, maka recommended action dipindahkan ke kolom
Current Process Management untuk Prevention atau Detection.
* Review Process FMEA secara keseluruhan minimal sekali setahun.
3. Departemen Engineering mengidentifikasikan perubahan FMEA pada bagian histori dokumen dengan simbol
4. Document control merubah atau memperbarui nomor revisi FMEA pada master list dokumen sesuai revisi yang dilakukan.
5. Sebelum FMEA diserahkan ke Dokumen Control, untuk registrasi, dokumen harus sudah ditandatangani di kolom checked
dan approved.
6. Document control memberikan stempel ORIGINAL pada hard copy dokumen asli.
7. Dokumen asli diperbanyak sesuai kebutuhan dan beri stempel CONTROLLED COPY serta No. Distribusi.
8. FMEA yang sudah tidak digunakan atau kadaluarsa ditarik oleh document control berdasarkan list distribusi controlled copy.
8. Bilamana tidak ada kepentingan tertentu, FMEA yang sudah kadaluarsa segera dimusnahkan oleh document control.
9. Document control menerbitkan berita acara pemusnahan FMEA kadaluarsa.
a
Nomor Dokumen YFI-IK-EN-05

PT. Yahata Fastener Indonesia


INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit   
Nomor Revisi    
31 Mei 2017
01
Halaman 5 of 5

NAMA NAMA PROSES Prepared by Checked by Approved by


All Item Part
BARANG

MODEL All Model PEMBUATAN PFMEA


No Langkah Kerja Visualisasi Kritikal Point Keterangan
A. PEMBUATAN PFMEA BARU
1. Departemen Engineering membuat Draft PFMEA dan mengundang tim PFMEA untuk
membahas setiap proses yang ada di PFMEA tersebut.

2. Setelah mendapatkan kesepakatan dengan seluruh tim PFMEA, Departemen Engineering


akan menerbitkan PFMEA.

3. Departemen Engineering akan menyerahkan PFMEA Original untuk didistribusikan oleh


Dokumen Control.

4. Cara Pengisian Format PFMEA.


4.1 (Step 1) Part Name, Masukan Part Name atau nama produk yang dianalisa Sesuai dengan Lampiran 1. Form
PFMEA
4.2 (Step 2) Part Number, Masukan Part Number atau nomor barang yang dianalisa
4.3 (Step 3) Model / Year, Masukan Model dan Tahun dari jenis kendaraan yang akan
berakibat dari proses yang dianalisa
4.4 (Step 4) Core Team, Daftarkan nama-nama tim PFMEA perwakilan dari setiap
departement yang bertanggung jawab dalam proses pembuatan PFMEA

4.5 (Step 5) Process Responsibility , Masukan nama perusahaan dan departemen yang
bertanggung jawab dalam proses PFMEA
4.6 (Step 6) Key Date, Dituliskan sebagai batasan akhir dari pembuatan PFMEA (tidak
boleh melebihi dari schedule mass production).
4.7 (Step 7) FMEA Number, Dituliskan sebagai no dokumen PFMEA yang dibuat. Ditulis
dalam format : ENG-FMEA-xxx.
Keterangan : ENG ( process responsible / departemen ), FMEA ( tipe Daftarkan PFMEA pada Log Book
dokumen ), xxx ( no. urut dokumen dalam 3 digits ). PFMEA

4.8 (Step 8) Page, Dituliskan sebagai halaman dokumen.

4.9 (Step 9) FMEA date ( Origin ), Dituliskan tanggal pembuatan PFMEA.

4.10 (Step 10) Revision , Dituliskan status revisi dan tanggal revisi terakhir dari PFMEA.

4.11 (Step 11) Process Item No, Masukan nomor process, dimulai dari process No 1 sampai
akhir process
* Urutan process disesuaikan atau direfensikan pada Process Flow Chart.

4.12 (Step 12) Process Step / Function, Masukan proses yang dianalisa, contoh : Forming,
Rolling, Tapping, Weding, dll, secara singkat sebutkan tujuan
dari proses yang dianalisa, jika prosesnya ada beberapa operasi dengan
potensi kegagalan yang berbeda, list proses secara terpisah.
a
Nomor Dokumen YFI-IK-EN-05

PT. Yahata Fastener Indonesia


INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit   
Nomor Revisi    
31 Mei 2017
01
Halaman 5 of 5

NAMA NAMA PROSES Prepared by Checked by Approved by


All Item Part
BARANG

MODEL All Model PEMBUATAN PFMEA


No Langkah Kerja Visualisasi Kritikal Point Keterangan
4.13 (Step 13) Requirement, Masukan persyaratan produk atau spesifikasi sesuai dengan
standard yang telah ditentukan atau sesuai dengan customer requirement.
4.14 (Step 14) Potential Failure Mode, ialah gambaran ketidaksesuaian pada proses
( kebalikan dari persyaratan produk / Requirement ).

Dapat dituliskan mengenai potensi kegagalan untuk memenuhi persyaratan


proses atau produk, dan ditulis secara spesifik.
Contoh : Diameter tidak sesuai dengan spesifikasi, ulir tidak dapat masuk
thread, head bolt gompal,dll
Gunakan pengalaman proses yang sama, me-review customer claim
sehubungan dengan komponen yang sama
Asumsikan bahwa material yang masuk sudah baik
4.15 (Step 15) Potential Effect (s) of Failure , dituliskan bagaimana pengaruh atau efek akibat
kegagalan untuk memenuhi persyaratan proses atau produk
Efek dapat dilihat dari 2 sisi: efek terhadap customer akhir maupun efek
terhadap pelanggan / proses selanjutnya.
Efek kegagalan bagi customer akhir dinyatakan sehubungan dengan produk
atau sistem performance. Contoh : Berisik, tidak stabil, kasar, dll
Efek Kegagalan bagi pelanggan / prose selanjutnya , efeknya dinyatakan
secara proses/operation performace. Contoh : tidak bisa dikencangkan, tidak
bisa dilubangi, tidak bisa dipasang, membahayakan operator, tidak berfungsi
dengan tepat, tidak bisa dihubungkan, dll.

4.16 (Step 16) Severity, dituliskan dengan angka Severity, yaitu tingkat keseriusan dari efek Penentuan nilai severity dilakukan
atau resiko yang diakibatkan oleh kegagalan. berdasarkan Tabel Severity PFMEA
(Lampiran 2)
Contoh : Bahaya untuk keselamatan dan tidak ada warning, nilai severity 10.
Efek dari kegalan sangat kecil, perlu perbaikan sedikit dan hanya beberapa
pelanggan yang mengeluh, nilai severity 2.
Nilai severity bisa berkurang hanya dengan mengubah proses

4.17 (Step 17) Class, dituliskan untuk mengklasifikasikan special characteristic ( safety,
government compliance, key characteristic, high impact, operator safety , fit /
function ) sesuai dengan simbol - simbol yang diminta oleh customer ataupun
yang ditentukan secara internal perusahaan dan diinformasikan sebagai
penandaan characteristic product pada document engineering / drawing dan
dokumen lain.

4.18 (Step 18) Potential cause (s) / Mechanism(s) of failure , penyebab kegagalan, contoh :
tooling damaged, incorrect tooling , dll
a
Nomor Dokumen YFI-IK-EN-05

PT. Yahata Fastener Indonesia


INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit   
Nomor Revisi    
31 Mei 2017
01
Halaman 5 of 5

NAMA NAMA PROSES Prepared by Checked by Approved by


All Item Part
BARANG

MODEL All Model PEMBUATAN PFMEA


No Langkah Kerja Visualisasi Kritikal Point Keterangan
4.19 (Step 19) Current Process Controls Prevention , dituliskan mengenai tindakan
pencegahan terhadap potensi penyebab kegagalan. Dengan mencegah
penyebab kegagalan, dapat berdampak pada nilai occurance karena sistem
pencegahan berarti menghilangkan penyebab kegagalan sehingga kegagalan
dapat dihindari atau dicegah.

Contoh : Setting mesin pada awal proses, penggunaan sistem otomatis


pressure, penggunaan stopper, control chart, preventive maintenance, dan
lain - lain.
4.20 (Step 20) Occurance, mengenai seberapa sering suatu penyebab kegagalan ( cause of Penentuan nilai occurance dapat dilihat
potential failure mechanism ) dapat terjadi. Occurrence merupakan nilai relatif, pada Tabel Occurance PFMEA
(Lampiran 3)
dituliskan dalam angka untuk setiap potensi penyebab yang muncul.
Occurance diberi nilai antara 1 – 10, dimana 1 merupakan tingkat kejadian
terendah ( tidak sering ), dan 10 merupakan tingkat kejadian tertinggi ( sering
terjadi ).

4.21 (Step 21) Current Process Control Detection, mengenai cara mendeteksi penyebab
kegagalan, dan mengarahkan pada tindakan perbaikan.
Penyebab kegagalan telah terjadi namun bisa dideteksi.
Contoh : Pengecekan temperatur setiap 2 jam, pengecekan ketebalan setiap
4 jam, pengecekan pada akhir proses, dan lain - lain.
4.22 (Step 22) Detection, adalah penilaian terhadap kemampuan sistem kontrol yang
dilakukan untuk mendeteksi penyebab Kegagalan dan atau potensi
kegagalan. Detection diberi nilai antara 1 – 10, dimana 1 merupakan deteksi
dengan kemampuan tertinggi (hampir dapat dipastikan suatu failure mode
dapat erdeteksi), dan 10 merupakan deteksi dengan kemampuan rendah
(tidak dapat mendeteksi / sistem deteksi tidak efektif sama sekali).

* Nilai detection berdasarkan efektifitas dari sistem inspeksi, yaitu : Error


Proofed, Gauging, Manual Inspection

4.22 (Step 22) * Sistem inspeksi manual atau visual kurang efektif dibandingkan dengan Penentuan nilai detection dapat dilihat
sistem inspeksi menggunakan gauge karena adanya faktor man power dan pada Penentuan nilai detection dapat
dilihat pada Tabel Detection PFMEA
cenderung subyektif ( judgement antar inspector bisa berbeda ). (Lampiran 4).

4.23 (Step 23) Risk Priority Number ( RPN ), adalah kalkulasi total resiko dari hasil perkalian Angka Detection diambil yang terendah,
dari nilai Severity tertinggi dengan nilai Occurrence tertinggi dan nilai karena untuk menilai dengan
kemampuan deteksi yang paling baik
Detection terendah pada potensi suatu kegagalan. yang dimiliki, seberapa tinggi keseriusan
dan seringnya kejadian. Nilai RPN
maximum adalah 80. Apabila nilai RPN
RPN = Severity (S) X Occurence (O) X Detection (D) > 80, maka harus diusulkan untuk
dilakukan tindakan perbaikan.

4.24 (Step 24) Recommended Action, adalah identifikasi usulan perbaikan untuk mengurangi
nilai total resiko (RPN). Usulan perbaikan
a
Nomor Dokumen YFI-IK-EN-05

PT. Yahata Fastener Indonesia


INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit   
Nomor Revisi    
31 Mei 2017
01
Halaman 5 of 5

NAMA NAMA PROSES Prepared by Checked by Approved by


All Item Part
BARANG

MODEL All Model PEMBUATAN PFMEA


No Langkah Kerja Visualisasi Kritikal Point Keterangan
a. Nilai RPN > 80.
b. Nilai severity 9 atau 10, harus ada perhatian khusus untuk tindakan
perbaikannya.
* Untuk menurunkan nilai severity hanya bisa dilakukan dengan adanya
perubahan design produk atau proses.
4.24 (Step 24) Recommended Action
* Untuk menurunkan nilai occurance bisa dilakukan dengan adanya
perubahan design produk atau proses, dengan
* Untuk menurunkan nilai occurance bisa dilakukan dengan adanya
perubahan design produk atau proses, dengan menghilangkan satu atau
beberapa penyebab kegagalan dengan modifikasi produk atau proses,
dengan penerapan SPC, DOE, menggunakan error-proofing, dan lain - lain.

* Untuk menurunkan nilai detection bisa dilakukan dengan


menggunakan error-proofing, ubah cara deteksi dari cek visual
menjadi cek menggunakan alat ukur, jig go no go, dari inspeksi di next proses
menjadi inspeksi di proses itu sendiri.

Apabila tidak ada usulan perbaikan, maka tulis " tidak ada ( none ) pada kolom
usulan perbaikan ( recommended action ).
4.25 (Step 25) Responsibility & target competion Date, penanggung jawab dari recomended
action dan tanggal penyelesaiannya.
4.26 (Step 26) Action Taken & Effective Date, jelaskan tindakan yang telah dilaksanakan dan
tanggal efektifnya
4.27 (Step 27) Severity, perhitungan ulang nilai severity setelah tindakan perbaikan
dilakukan.
4.28 (Step 28) Occurance, perhitungan ulang nilai occurance setelah tindakan perbaikan
dilakukan.
4.29 (Step 29) Detection, perhitungan ulang nilai detection setelah tindakan perbaikan
dilakukan.
4.30 (Step 30) Risk Priority Number ( RPN ), perhitungan ulang nilai resiko total setelah
tindakan perbaikan dilakukan. Nilai RPN akan cenderung turun atau lebih
kecil setelah dilakukan tindakan perbaikan karena nilai severity atau
occurance atau detection semakin kecil Jika tidak ada tindakan, kolom
Severity, Occurance, Detection dan RPN biarkan kosong
a
Nomor Dokumen YFI-IK-EN-05

PT. Yahata Fastener Indonesia


INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit   
Nomor Revisi    
31 Mei 2017
01
Halaman 5 of 5

NAMA NAMA PROSES Prepared by Checked by Approved by


All Item Part
BARANG

MODEL All Model PEMBUATAN PFMEA


No Langkah Kerja Visualisasi Kritikal Point Keterangan
4.31 (Step 31) Apabila isi PFMEA sudah disepakati oleh semua tim PFMEA, isi kolom tanda
tangan :
Prepared By : Penanggung jawab dari Engineering ,
Check By : Penanggung Jawab dari Quality atau Produksi atau Purchasing
atau Sales,
Approved By : Diisi oleh Manager (Production manager atau Quality Manager)

B. PEMBUATAN PFMEA REVISI


1. Perubahan FMEA dilakukan apabila :
a. Perubahan proses atau desain proses.
b. Perubahan sistem inspeksi.
c. Customer claim.
d. Adanya pertimbangan tentang internal defect yang critical.
e. Recomended Action sudah sampai due datenya.
Apabila recommended action yang dilakukan telah dipastikan efektif, maka
recommended action dipindahkan ke kolom Current Process Management untuk
Prevention atau Detection.
* Review Process FMEA secara keseluruhan minimal sekali setahun.
2. Departemen Engineering membuat Draft PFMEA Revisi dan mengundang tim PFMEA
3. untuk membahas
Setelah setiapkesepakatan
mendapatkan proses yangdengan
ada di seluruh
PFMEA tim
tersebut.
PFMEA, Departemen Engineering
4. akan menerbitkan
Departemen PFMEA.akan menyerahkan PFMEA Original untuk didistribusikan oleh
Engineering
C Dokumen
LAMPIRANControl.
Lampiran 1 : POTENTIAL FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS (process
FMEA), Form No : YFI-FR-QC-01 Rev 01.
Lampiran 2 : Table 1. suggested PFMEA severity evaluation criteria (based on
Potential FMEA Reference manual 4th edition by AIAG)

Lampiran 3 : Table 2. suggested PFMEA occurance evaluation criteria (based


on Potential FMEA Reference manual 4th edition by AIAG)

Lampiran 4 : Table 3. suggested PFMEA detection evaluation criteria (based on


Potential FMEA Reference manual 4th edition by AIAG)

Rev.No  DATE ALASAN REVISI SIGN


1 9-Mar-17 Disesuaikan dengan Potential FMEA Reference manual 4th edition by AIAG) Ayu
Nomor Dokumen YFI/QC/IK/008

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit


Nomor Revisi
Halaman
9 Maret 2017
01
3 dari 3
NAMA PROSES Make By Checked By Approved By
NAMA BARANG -

MODEL - PEMBUATAN PFMEA


I. TUJUAN
Instuksi pembuatan PFMEA digunakan sebagai panduan pembuatan PFMEA (Process Failure Mode and Effects Analysis untuk menganalisa dan mengidentifikasi tindakan
yang dibutuhkan untuk mengeliminasi potensi kegagalan produk dan menurunkan tingkat reject produk. Aktivitas pembuatan PFMEA ini membantu team untuk mengidentifi-
kasi potensi kegagalan berdasarkan dengan pengalaman sebelumnya dengan produk atau proses yang sama dan meminimalisasi efek kegagalan dalam proses produksi.
II. RUANG LINGKUP
Instruksi Kerja ini mencakup Proses pembuatan produk baru, Perubahan Produk/Proses/Lingkungan yang berpengaruh kepada kualitas produk
III. PENANGGUNG JAWAB
Penanggung jawab dalam pembuatan dan review PFMEA adalah tim PFMEA
Tim PFMEA adalah perwakilan dari departemen Produksi, Quality, Sales, Engineering dan Purchasing.
Departemen Engineering sebagai koordinator tim PFMEA
IV. REFERENSI
Intruksi untuk pembuatan PFMEA berdasarkan hasil benchmarking, Process Flow Chart, PFMEA terdahulu, History problem (kakotora), drawing, customer spesification dan
pengalaman sebelumnya dengan produk atau proses yang sama.
V. FORMAT
Format yag digunakan untuk internal PT Yahata Fastener Indonesia adalah "POTENTIAL FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS (process FMEA)" (Lampiran 1).
Apabila ada permintaan khusus dari Customer untuk menggunakan format customer maka PT Yahata Fastener Indonesia akan mengikuti format tersebut.
Supplier PT Yahata Fastener Indonesia dapat menggunakan formatnya sendiri dengan syarat harus mendapatkan persetujuan dari Departemen Quality.
VI. URUTAN KERJA
A. PEMBUATAN PFMEA BARU
1. Departemen Engineering membuat Draft PFMEA dan mengundang tim PFMEA untuk membahas setiap proses yang ada di PFMEA tersebut.
2. Setelah mendapatkan kesepakatan dengan seluruh tim PFMEA, Departemen Engineering akan menerbitkan PFMEA.
3. Departemen Engineering akan menyerahkan PFMEA Original untuk didistribusikan oleh Dokumen Control.
4. Cara Pengisian Format PFMEA.
4.1 (Step 1) Part Name, Masukan Part Name atau nama produk yang dianalisa
4.2 (Step 2) Part Number, Masukan Part Number atau nomor barang yang dianalisa
4.3 (Step 3) Model / Year, Masukan Model dan Tahun dari jenis kendaraan yang akan berakibat dari proses yang dianalisa
4.4 (Step 4) Core Team, Daftarkan nama-nama tim PFMEA perwakilan dari setiap departement yang bertanggung jawab dalam proses
pembuatan PFMEA
4.5 (Step 5) Process Responsibility , Masukan nama perusahaan dan departemen yang bertanggung jawab dalam proses PFMEA
4.6 (Step 6) Key Date, Dituliskan sebagai batasan akhir dari pembuatan PFMEA (tidak boleh melebihi dari schedule mass production).
4.7 (Step 7) FMEA Number, Dituliskan sebagai no dokumen PFMEA yang dibuat. Ditulis dalam format : ENG-FMEA-xxx.
Keterangan : ENG ( process responsible / departemen ), FMEA ( tipe dokumen ), xxx ( no. urut dokumen dalam 3 digits ).
4.8 (Step 8) Page, Dituliskan sebagai halaman dokumen.
4.9 (Step 9) FMEA date ( Origin ), Dituliskan tanggal pembuatan PFMEA.
4.10 (Step 10) Revision , Dituliskan status revisi dan tanggal revisi terakhir dari PFMEA.
4.11 (Step 11) Process Item No, Masukan nomor process, dimulai dari process No 1 sampai akhir process
* Urutan process disesuaikan atau direfensikan pada Process Flow Chart.
4.12 (Step 12) Process Step / Function, Masukan proses yang dianalisa, contoh : Forming, Rolling, Tapping, Weding, dll, secara singkat sebutkan tujuan
dari proses yang dianalisa, jika prosesnya ada beberapa operasi dengan potensi kegagalan yang berbeda, list proses secara terpisah.
4.13 (Step 13) Requirement, Masukan persyaratan produk atau spesifikasi sesuai dengan standard yang telah ditentukan atau sesuai dengan customer
requirement.
4.14 (Step 14) Potential Failure Mode, ialah gambaran ketidaksesuaian pada proses ( kebalikan dari persyaratan produk / Requirement ).
Dapat dituliskan mengenai potensi kegagalan untuk memenuhi persyaratan proses atau produk, dan ditulis secara spesifik.
Contoh : Diameter tidak sesuai dengan spesifikasi, ulir tidak dapat masuk thread, head bolt gompal,dll
Gunakan pengalaman proses yang sama, me-review customer claim sehubungan dengan komponen yang sama
Nomor Dokumen YFI/QC/IK/008

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit


Nomor Revisi
Halaman
9 Maret 2017
01
3 dari 3
NAMA PROSES Make By Checked By Approved By
NAMA BARANG -

MODEL - PEMBUATAN PFMEA


Asumsikan bahwa material yang masuk sudah baik
Nomor Dokumen YFI/QC/IK/008

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit


Nomor Revisi
Halaman
9 Maret 2017
01
3 dari 3
NAMA PROSES Make By Checked By Approved By
NAMA BARANG -

MODEL - PEMBUATAN PFMEA


4.15 (Step 15) Potential Effect (s) of Failure , dituliskan bagaimana pengaruh atau efek akibat kegagalan untuk memenuhi persyaratan proses atau produk
Efek dapat dilihat dari 2 sisi: efek terhadap customer akhir maupun efek terhadap pelanggan / proses selanjutnya.
Efek kegagalan bagi customer akhir dinyatakan sehubungan dengan produk atau sistem performance. Contoh : Berisik, tidak stabil, kasar, dll
Efek Kegagalan bagi pelanggan / prose selanjutnya , efeknya dinyatakan secara proses/operation performace. Contoh : tidak bisa dikencangkan,
tidak bisa dilubangi, tidak bisa dipasang, membahayakan operator, tidak berfungsi dengan tepat, tidak bisa dihubungkan, dll.
4.16 (Step 16) Severity, dituliskan dengan angka Severity, yaitu tingkat keseriusan dari efek atau resiko yang diakibatkan oleh kegagalan.
Contoh : Bahaya untuk keselamatan dan tidak ada warning, nilai severity 10.
Efek dari kegalan sangat kecil, perlu perbaikan sedikit dan hanya beberapa pelanggan yang mengeluh, nilai severity 2.
Nilai severity bisa berkurang hanya dengan mengubah proses
Penentuan nilai severity dilakukan berdasarkan Tabel Severity PFMEA (Lampiran 2)
4.17 (Step 17) Class, dituliskan untuk mengklasifikasikan special characteristic ( safety, government compliance, key characteristic, high impact, operator safety,
fit / function ) sesuai dengan simbol - simbol yang diminta oleh customer ataupun yang ditentukan secara internal perusahaan dan diinformasikan
sebagai penandaan characteristic product pada document engineering / drawing dan dokumen lain.
4.18 (Step 18) Potential cause (s) / Mechanism(s) of failure , penyebab kegagalan, contoh : tooling damaged, incorrect tooling , dll
4.19 (Step 19) Current Process Controls Prevention , dituliskan mengenai tindakan pencegahan terhadap potensi penyebab kegagalan. Dengan mencegah
penyebab kegagalan, dapat berdampak pada nilai occurance karena sistem pencegahan berarti menghilangkan penyebab kegagalan sehingga
kegagalan dapat dihindari atau dicegah.
Contoh :
Setting mesin pada awal proses, penggunaan sistem otomatis pressure, penggunaan stopper, control chart, preventive maintenance, dan lain - lain.
4.20 (Step 20) Occurance, mengenai seberapa sering suatu penyebab kegagalan ( cause of potential failure mechanism ) dapat terjadi.
Occurrence merupakan nilai relatif, dituliskan dalam angka untuk setiap potensi penyebab yang muncul.
Occurance diberi nilai antara 1 – 10, dimana 1 merupakan tingkat kejadian terendah ( tidak sering ), dan 10 merupakan tingkat kejadian tertinggi
( sering terjadi ). Penentuan nilai occurance dapat dilihat pada Tabel Occurance PFMEA (Lampiran 3)
4.21 (Step 21) Current Process Control Detection, mengenai cara mendeteksi penyebab kegagalan, dan mengarahkan pada tindakan perbaikan.
Penyebab kegagalan telah terjadi namun bisa dideteksi.
Contoh : Pengecekan temperatur setiap 2 jam, pengecekan ketebalan setiap 4 jam, pengecekan pada akhir proses, dan
lain - lain.
4.22 (Step 22) Detection, adalah penilaian terhadap kemampuan sistem kontrol yang dilakukan untuk mendeteksi penyebab
Kegagalan dan atau potensi kegagalan. Detection diberi nilai antara 1 – 10, dimana 1 merupakan deteksi dengan kemampuan tertinggi
(hampir dapat dipastikan suatu failure mode dapat erdeteksi), dan 10 merupakan deteksi dengan kemampuan rendah (tidak dapat mendeteksi
/ sistem deteksi tidak efektif sama sekali).
* Nilai detection berdasarkan efektifitas dari sistem inspeksi, yaitu : Error Proofed, Gauging, Manual Inspection
* Sistem inspeksi manual atau visual kurang efektif dibandingkan dengan sistem inspeksi menggunakan gauge karena
adanya faktor man power dan cenderung subyektif ( judgement antar inspector bisa berbeda ).
Penentuan nilai detection dapat dilihat pada Tabel Detection PFMEA (Lampiran 4).
4.23 (Step 23) Risk Priority Number ( RPN ), adalah kalkulasi total resiko dari hasil perkalian dari nilai Severity tertinggi dengan nilai
Occurrence tertinggi dan nilai Detection terendah pada potensi suatu kegagalan.

RPN = Severity (S) X Occurence (O) X Detection (D)

Angka Detection diambil yang terendah, karena untuk menilai dengan kemampuan deteksi yang paling baik yang dimiliki, seberapa tinggi
keseriusan dan seringnya kejadian. Nilai RPN maximum adalah 80. Apabila nilai RPN > 80, maka harus diusulkan untuk dilakukan tindakan
perbaikan.
4.24 (Step 24) Recommended Action, adalah identifikasi usulan perbaikan untuk mengurangi nilai total resiko (RPN). Usulan perbaikan
a. Nilai RPN > 80.
Nomor Dokumen YFI/QC/IK/008

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit


Nomor Revisi
Halaman
9 Maret 2017
01
3 dari 3
NAMA PROSES Make By Checked By Approved By
NAMA BARANG -

MODEL - PEMBUATAN PFMEA


b. Nilai severity 9 atau 10, harus ada perhatian khusus untuk tindakan perbaikannya.
* Untuk menurunkan nilai severity hanya bisa dilakukan dengan adanya perubahan design produk atau proses.
4.24 (Step 24) Recommended Action
* Untuk menurunkan nilai occurance bisa dilakukan dengan adanya perubahan design produk atau proses, dengan
* Untuk menurunkan nilai occurance bisa dilakukan dengan adanya perubahan design produk atau proses, dengan
menghilangkan satu atau beberapa penyebab kegagalan dengan modifikasi produk atau proses, dengan penerapan
SPC, DOE, menggunakan error-proofing, dan lain - lain.
* Untuk menurunkan nilai detection bisa dilakukan dengan menggunakan error-proofing, ubah cara deteksi dari cek visual
menjadi cek menggunakan alat ukur, jig go no go, dari inspeksi di next proses menjadi inspeksi di proses itu sendiri.
Apabila tidak ada usulan perbaikan, maka tulis " tidak ada ( none ) pada kolom usulan perbaikan ( recommended action ).
4.25 (Step 25) Responsibility & target competion Date, penanggung jawab dari recomended action dan tanggal penyelesaiannya.
4.26 (Step 26) Action Taken & Effective Date, jelaskan tindakan yang telah dilaksanakan dan tanggal efektifnya
4.27 (Step 27) Severity, perhitungan ulang nilai severity setelah tindakan perbaikan dilakukan.
4.28 (Step 28) Occurance, perhitungan ulang nilai occurance setelah tindakan perbaikan dilakukan.
4.29 (Step 29) Detection, perhitungan ulang nilai detection setelah tindakan perbaikan dilakukan.
4.30 (Step 30) Risk Priority Number ( RPN ), perhitungan ulang nilai resiko total setelah tindakan perbaikan dilakukan. Nilai RPN akan cenderung turun
atau lebih kecil setelah dilakukan tindakan perbaikan karena nilai severity atau occurance atau detection semakin kecil
Jika tidak ada tindakan, kolom Severity, Occurance, Detection dan RPN biarkan kosong
4.31 (Step 31) Apabila isi PFMEA sudah disepakati oleh semua tim PFMEA, isi kolom tanda tangan :
Prepared By : Penanggung jawab dari Engineering ,
Check By : Penanggung Jawab dari Quality atau Produksi atau Purchasing atau Sales,
Approved By : Diisi oleh Manager (Production manager atau Quality Manager)

B. PEMBUATAN PFMEA REVISI


1. Perubahan FMEA dilakukan apabila :
a. Perubahan proses atau desain proses.
b. Perubahan sistem inspeksi.
c. Customer claim.
d. Adanya pertimbangan tentang internal defect yang critical.
e. Recomended Action sudah sampai due datenya.
Apabila recommended action yang dilakukan telah dipastikan efektif, maka recommended action dipindahkan ke kolom
Current Process Management untuk Prevention atau Detection.
* Review Process FMEA secara keseluruhan minimal sekali setahun.
2. Departemen Engineering membuat Draft PFMEA Revisi dan mengundang tim PFMEA untuk membahas setiap proses yang ada di PFMEA tersebut.
3. Setelah mendapatkan kesepakatan dengan seluruh tim PFMEA, Departemen Engineering akan menerbitkan PFMEA.
4. Departemen Engineering akan menyerahkan PFMEA Original untuk didistribusikan oleh Dokumen Control.

VII. LAMPIRAN
Lampiran 1 : POTENTIAL FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS (process FMEA), Form No : YFI-FR-QC-01 Rev 01.
Lampiran 2 : Table 1. suggested PFMEA severity evaluation criteria (based on Potential FMEA Reference manual 4th edition by AIAG)
Lampiran 3 : Table 2. suggested PFMEA occurance evaluation criteria (based on Potential FMEA Reference manual 4th edition by AIAG)
Lampiran 4 : Table 3. suggested PFMEA detection evaluation criteria (based on Potential FMEA Reference manual 4th edition by AIAG)
Nomor Dokumen YFI/QC/IK/008

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit


Nomor Revisi
Halaman
9 Maret 2017
01
3 dari 3
NAMA PROSES Make By Checked By Approved By
NAMA BARANG -

MODEL - PEMBUATAN PFMEA


Table 1. suggested PFMEA severity evaluation criteria
Efek Efek Pada Pelanggan Efek Pada Manufacturing/Assembling Ranking
Berbahaya Sangat tinggi tingkat severitynya pada saat potensi Atau dapat membahayakan operator 10
tanpa ada kegagalan mempengaruhi operasi kendaraan yang (mesin/assembly) tanpa peringatan
peringatan aman dan/atau sehubungan dengan peraturan
pemerintah. Kegagalan akan terjadi tanpa adanya
peringatan

Berbahaya Sangat tinggi tingkat severitynya pada saat potensi Atau dapat membahayakan operator 9
dengan adanya kegagalan mempengaruhi operasi kendaraan yang (mesin/assembly) dengan peringatan
peringatan aman dan/atau sehubungan dengan peraturan
pemerintah. Kegagalan akan terjadi dengan
didahului dengan adanya peringatan

Sangat tinggi Kendaraan tidak dapat dioperasikan (kegagalan Atau 100% produk harus di scrap atau 8
fungsi utama) kendaraan/item harus diperbaiki pada bagian
perbaikan dengan waktu lebih dari satu jam

Tinggi Kendaraan dapat dioperasikan,tetapi dengan level Atau Produk harus disortir dan sebagian (kurang dari 7
performance yang lebih rendah. Pelanggan sangat 100%) produk harus di scrap atau kendaraan/item
tidak puas. harus diperbaiki pada bagian perbaikan dengan
waktu antara setengah jam sampai satu jam

Sedang/ Kendaraan dapat dioperasikan, tetapi sebagian item Atau sebagian dari produk (kurang dari 100%) harus 6
Rata-rata kenyamanan tidak dapat dioperasikan. Pelanggan di scrap tanpa disortir terlebih dahulu, atau
tidak puas kendaraan/item harus diperbaiki pada bagian
perbaikan dengan waktu kurang dari setengah jam

Rendah Kendaraan dapat dioperasikan, tetapi sebagian item Atau 100% produk harus dirework, atau 5
kenyamanan dioperasikan di tingkat level kendaraan/item harus diperbaiki off line tetapi tidak
performance yang berkurang. Pelanggan merasa dibagian perbaikan
tidak puas

Sangat Rendah Item Fit, finish, bunyi tidak sesuai. Defect diketahui Atau sebagian (kurang dari 100%) dari produk 4
oleh sebagian besar pelanggan (lebih dari 70%) mungkin harus dikerjakan disortir, tanpa ada yang
discrap, dan sebagian (kurang dari 100%) dikerjakan
ulang

Kecil (Minor) Item Fit, finish, bunyi tidak sesuai. Defect diketahui Atau sebagian (kurang dari 100%) dari produk 3
oleh 50% pelanggan mungkin harus dikerjakan ulang (rework) "0n line)
tetapi diluar lokasi (out of station), tanpa ada yang di
scrap

Sangat Kecil Item Fit, finish, bunyi tidak sesuai. Defect diketahui Atau sebaian (kurang dari 100%) dari produk harus 2
(sangat minor) oleh sebagian kecil pelanggan (kurang dari 25%) di rework on line dan didalam station, tanpa ada
scrap

Tidak ada Tidak ada efek Atau sedikit ketidaknyamanan pada operasi atau 1
operator , atau tidak ada efek

YFI-FR-EN-10
(based on Potential FMEA Referen

YFI-FR-EN-10
ference manual 4th edition by AIAG)

YFI-FR-EN-10

Anda mungkin juga menyukai