Anda di halaman 1dari 4

IDENTIFIKASI SIFAT FISIKA KIMIA ALDEHID dan KETON

(Laporan Praktikum Kimia)

NAMA LENGKAP : BENHAGAR ANDREANDA


NIM : 2010516210004

JURUSAN TEKNOLOGI INDUTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
DASAR TEORI

Aldehid dan keton merupakan kelompok senyawa organik yang mengandung


gugus karbonil yang memiliki persamaan dan perbedaan baik dari segi sifat-sifat
kimia, fisika dan kegunaan. Berikut adalah penjelasan mengenai aldehid dan
keton.Aldehid adalah suatu senyawa yang mengadung sebuah gugus karbonil
yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid dinamakan
menurut nama asam yang mempunyai jumlah atom C sama pada alkana yang
mempunyai jumlah atom sama. Pembuatan aldehid adalah sebagai berikut :
oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam, dari glikol, hidroformilasi alkana,
reaksi stephens, dan untuk pembuatan aldehid aromatik.

Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai gugus karbonilterkat pada
tiga gugus alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon
karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengadung
atom hidrogen yang terikat pada gugus atom karbonil. Aldehid mudah teroksidasi
sedangkan keton sedikit sulit teroksidasi. Aldehid memiliki sifat yang lebih reaktif
dibandingkan senyawa keton terhadap reaksi adisi nukleofilik. Karena aldehid dan
keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen maka tidak terjadi
ikatan hidrogen seperti alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah senyawa
polar yang dapat membentuk gaya tarik-menarik elektrostatika yang relatif kuat
antar molekulnya, bagian positif sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif
dari molekul yang lain.
TUJUAN

Tujuan dari percobaan aldehid-keton adalah :


1. Membedakan senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan uji Tollens dan
Fehling
2.  Memahami reaksi yang terjadi selama uji Tollens dan Fehling

METODE
Pertama kita siapkan bahan yang terdiri dari larutan Fehling A, Fehling B, Aseton,
Formalin/Formaldehida, dan Reagen Tollen. Lalu siapkan 4 tabung reaksi yang
masing-masing berisi 2 formalin dan 2 aseton, pada tabung pertama masukan 1mL
Fehling A+1mL Fehling B+2mL Formalin secara bertahap, dikocok supaya homogen.
Pada tabung yang kedua masukan 1mL Fehling A+1mL Fehling B+2mL Aseton
secara bertahap, kocok supaya homogen. Pada kedua tabung tersebut dapat dilihat
bahwa adanya perbedaan warna dan pada tabung yang berisi aseton ada endapan yang
berwarna putih dan warna larutan biru kehijauan, sedangkan pada tabung yang berisi
formalin tidak ada endapan dan warna larutan biru bening. Pada tabung yang ketiga
masukan 1mL Tollen+2mL Formalin secara bertahap lalu kocok supaya homogen.
Pada tabung yang keempat masukan 1mL Tollen+2mL Aseton secara bertahap. Pada
uji Tollen didapati perubahan warna, untuk Formalin warna larutan hitam, terdapat
endapan berwarna hitam, dan terdapat cincin perak sedangkan untuk Aseton warna
larutan cokelat, dan terdapat endapan berwarna cokelat dan keruh. Setelah itu, sampel
dipanaskan kurang lebih 10 menit didalam gelas beker, lalu terlihat ada perubahan
pada Formalin yang bereaksi dengan reagen Fehling membentuk asam dan endapan
merah sedangkan Aseton tidak bereaksi karena tidak ada perubahan setelah
dipanaskan, untuk reagen Tollen Formalin dan Aseton tidak ada perubahan reaksi
setelah dipanaskan.
HASIL dan PEMBAHASAN
Sampel Hasil Uji Fehling Hasil Uji Tollens
Formalin/Formaldehid Sebelum dipanaskan warna larutan Sebelum dipanaskan warna hitam,
biru bening dan tidak ada endapan. terdapat endapan, dan terdapat cincin
Setelah dipanaskan warna tetap dan perak. Setelah dipanaskan sampel
ada endapan berwana merah. sama seperti sebelum dipanaskan.
Aseton Sebelum dipanaskan warna larutan Sebelum dipanaskan warna cokelat
biru kehijauan dan terdapat endapan dan terdapat endapan berwarna cokelat
berwarna putih. Setelah dipanaskan dan keruh. Setelah dipanaskan sampel
sampel sama seperti sebelum sama seperti sebelum dipanaskan.
dipanaskan.

KESIMPULAN
Prinsip dari uji Tollens ini adalah digunakan untuk membedakan senyawa aldehid
dan keton dalam suatu sampel dengan menambahkan reagen Tollens yaitu
AgNO3 dimana akan terjadi reaksi reduksi oksidasi. Aldehid dioksidasi menjadi
anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia Tollens direduksi menjadi logam Ag.
Uji positf ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung
reaksi. Sedangkan prinsip dari uji fehling ini adalah membedakan gugus aldehid
dan keton dalam suatu sampel dengan menambahkan reagen Fehling A dan
Fehling B, dimana Fehling A adalah CuSO4 dan Fehling B adalah campuran dari
NaOH dan Na-K-tatrat. Dalam reaksi ini terjadi reaksi reduksi dan oksidasi.
Aldehid dioksidasi membentuk asam karboksilat, sementara ion Cu2+ akan
tereduksi menjadi Cu+. Hasil uji positif apabila dalam suatu sampel terbentuk
endapan merah bata. Keduanya memakai prinsip reduksi dan oksidasi
Dari praktikum ini dapat diketahui dan dibedakan senyawa aldehid dan keton.
Serta dapat digambarkan reaksi yang terjadi pada tiap sampel.

Anda mungkin juga menyukai