No Name 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

MATERI CONTACT TIME

Contac time 1

Kisah Abu Qilabah, Sahabat Nabi Muhammad SAW yang Terakhir Wafat

Salah satu seorang yang dekat dengan Nabi Muhammad SAW adalah Abu Qilabah. Selain empat sahabat
Nabi, yakni Abu Bakar As Shidiq, Uman bin Khattab, Ustman bin Affan, dan Thalhah bin Ubaidillah, sosok
Abu Qilabah merupakan seorang lelaki yang terakhir kali wafat.
Bernama lengkap Abdullah bin Zaid al-Jarmi, sepanjang hidupnya dikenal sebagai ahli ibadah. Kisah
kematiannya dituturkan oleh Abdullah bin Muhammad, seperti dirangkum sebagai berikut.
Ketika terjadi suatu peperangan di daerah Syam, Abdullah yang merupakan prajurit Muslim terlepas dari
rombongan dan terdampar di sebuah tanah lapang dekat pesisir. Kian hari, bekal makanannya semakin
menipis, di saat dirinya tidak tahu harus ke mana. Hingga akhirnya, dia melihat satu tenda yang berdiri di
atas tanah lapang.
Tanpa pikir panjang, Abdullah menghampiri tenda yang tampak kumuh itu. Dia mendapati seorang pria
tua yang tidak memiliki kedua tangan dan kaki. Abdullah juga menyadari bahwa pendengaran orang
tersebut tidak normal, mata rabun, dan hanya lidah yang masih bisa berbicara.
Sembunyi-sembunyi, Abdullah menyimak setiap kata yang keluar dari mulut orang tua tersebut.
"Wahai Allah, berilah petunjuk agar aku dapat terus memuji-Mu, sehingga aku dapat bersyukur atas
nikmat yang Engkau berikan. Sungguh, Engkau telah melebihkan diriku atas kebanyakan manusia,"
begitu ucap orang itu.
Tak dapat menahan rasa heran, Abdullah yang sebelumnya sudah mengucapkan salam berkata,
"“Wahai, Tuan. Aku mendengarmu tadi berkata demikian. Dan kau baru saja menyatakan, Allah telah
melebihkanmu atas banyak orang. Nikmat Allah mana yang telah engkau syukuri?”
Bapak tua itu menjawab, "Apa kau tidak melihat apa yang telah Allah lakukan padaku? Demi Allah,
seandainya ada halilintar datang menghanguskan tubuhku, atau gunung-gunung menindihku, laut
menenggelamkanku, dan bumi menelan tubuhku. Aku tetap bersyukur." Lalu, orang tua itu menunjuk
bibirnya.
"Aku memang tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolongmu. Aku bahkan tidak bisa bergerak walau
bahaya bisa saja datang. Tapi, aku punya seorang anak laki-laki. Dialah yang menolongku, membantuku
untuk berwudhu, menyuapiku ketika lapar, dan memberiku minum saat haus," lanjutnya.
Aneh. Abdullah bahkan tidak melihat satu orang pun dalam tenda ini. Orang tua ini seperti tahu apa
yang dipikirkan Abdullah. Lantas, pemilik tenda ini menjelaskan lebih lanjut.
"Tapi, sudah tiga hari aku tidak mendengarnya. Aku kehilangan dirinya. Wahai musafir, bisa kah kau
menemukannya? ucap pemilik tenda.
Di tengah daerah pesisir pantai yang tidak ada satu orang pun. Dengan baik hati, Abdullah pun
menolong orang tua tersebut. Ia mencari anak hilang itu, hingga sekian lama mencari, dia melihat
pemandangan yang memilukan. Anak laki-laki yang dicari sudah tidak bernyawa, meninggal akibat
diterkam hewan buas.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un. Bagaimana caraku memberitahukan ini kepada orang tua itu?”
Dengan wajah terkejut ketika menemukan anak laki-laki tersebut sudah tidak bernapas. Abdullah
memberanikan diri untuk menyampaikan hal ini. Bagaimana pun, orang tua itu harus tahu apa yang
sudah terjadi pada anak laki-laki yang dicarinya tersebut.
Bagaimana pun juga, hanya Allah SWT lah yang dapat menentukan nasib seseorang.
Abdullah pun memasuki tenda, " Assalamualaikum," ujarnya.
"“Waalaikum salam. Engkaukah itu yang tadi menemuiku?” jawab orang tua ini.
"Ya," kata Abdullah. 24
"Bagaimana pencariannya? Apakah engkau berhasil menemukan anakku?" Tanya si bapak tua.
Namun, Abdullah seperti tidak sanggup menyatakan apa yang terjadi pada anak si bapak tua ini.
"Apakah Tuan pernah mendengar kisah Nabi Ayyub SAW?" Abdullah mencoba untuk mulai membuka
penjelasan.
ADVERTISEMENT
"Ya, dia merupakan salah satu rasul yang mulia."
"Apakah kau tahu bagaimana Allah SWT menguji Nabi Ayyub SAW dengan harta, keluarga bahkan anak-
anaknya?
"Ya, tentu saja aku tahu," jawab orang tua ini yang heran dengan maksud obrolan ini.
"Lantas, apa kau juga tahu bagaimana Nabi Ayyub SAW menyikapi cobaan-cobaan yang diberikan Allah
SWT?" tanya Abdullah.
"Ia selalu bersabar, bersyukur, dan memuji Allah,” jawab orang tua tersebut.
"Bahkan, Nabi Ayyub AS pun dijauhi sahabat-sahabatnya?"
"Ben
ar, ia pun tetap bersyukur kepada Allah SWT. Apa maksudmu menceritakan soal Nabi Ayyub AS secara
tiba-tiba?" Akhirnya orang tua itu bertanya akan maksud dari perbincangan dengan tamunya.
"Aku telah menemukan anakmu. Namun sayang, saat kutemukan, dirinya sudah tidak bernapas.
Jasadnya ada di antara gundukan pasir dan diterkam kawanan binatang buas. Semoga Allah SWT
melipatgandakan pahala engkau yang bersabar atas musibah ini," jelas Abdullah.
“Segala puji bagi Allah. Dia telah menciptakan bagiku keturunan yang tidak bermaksiat kepada-Nya,”
jawab orang tua itu.
Selang beberapa waktu, orang tua sekaligus pemilik tenda tersebut meninggal dunia.
"“Inna lillah wa inna ilaihi roji’un,” ujar Abdullah.

25

Anda mungkin juga menyukai