Anda di halaman 1dari 16

Kesehatan Wanita

Kehamilan Normal
Masalah Kesehatam Hasil Pemeriksaan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahir. Lama kehamilan normal 40 minggu Fisik dan Penunjang
dihitung dari hari pertama haid terakhir
(HPHT). Untuk menghindari terjadinya Sederhana (Objective)
komplikasi pada kehamilan dan persalinan, Periksa tanda vital ibu (TD, N, S, RR), ukur
maka setiap ibu hamil dianjurkan untuk berat badan, tinggi badan, serta LLA pada
melakukan pemeriksaan secara rutin minimal 4 setiap kedatangan.
kali kunjungan selama masa kehamilan. Pada Trimester I:
1. LLA > 33 cm, maka diduga obesitas,
Hasil Anamnesis memiliki resiko preeklampsia dan diabetes
maternal, memiliki resiko melahirkan bayi
(Subjective) dengan berat badan lebih
1. Terlambat Haid 2. LLA < 23 cm, maka diduga undernutrisi
2. Mual/Muntah pagi hari atau memiliki penyakit kronis, biasanya
3. Ngidam memiliki bayi yang lebih kecil dari ukuran
4. Sering BAK normal
5. Payudara keras dan besar 3. Keadaan muka diperhatikan adanya edema
6. Putting susu menghitam palpebral atau pucat, mata dan konjungtica
dapat pucar, kebersihan mulut dan gigi
Faktor Resiko dapat terjadi karies dan periksa
Pada kehamilan perlu diwaspadai hal hal kemungkinan pembesaran kelenjar tiroid
berikut ini: 4. Pemeriksaan payudara: putting susu dan
1. Bila pada kehamilan sebelumnya terdapat areola menjadi lebih menghitam
riwayat OBS berikut: 5. Pemeriksaan dada: perhatikan suara paru
a. Lahir mati atau bayi mati umur < 28 dan bunyi jantung ibu
hari. 6. Pemeriksaan ekstremitas: perhatikan edema
b. > 3 abortus spontan dan varises
c. Berat badan bayi < 2500 gram Pemeriksaan Obstetrik:
d. Berat badan bayi > 4500 gram 1. Abdomen
e. Dirawat di rumah sakit karena a. Observasi adanya bekas operasi
hipertensi, preeklampsia atau eklampsia b. Mengukur tinggi fundus uteri
f. Operasi pada saluran reproduksi c. Melakukan palpasi dengan menuever
khususnya SC Leopold I-IV
2. Bila pada kehamilan saat ini: d. Mendengarkan bunyi jantung janin (N:
a. Usia ibu hamil < 16 atau > 35 tahun 120-160x/menit)
b. Ibu hamil ber rhesus (-) 2. Vulva dan Vagina
c. Adanya keluhan perdarahan pervaginam a. Observasi varises, kondiloma, edema,
3. Bila ibu memiliki masalah kesehatan ini: haemorhoid atau abnormalitas lainnya
a. Diabetes mellitus b. Pemeriksaan VT: perhatikan tanda tanda
b. Penyakit jantung tumor
c. Penyakit ginjal c. Pemeriksaan Inspekulo: periksa serviks,
d. Penyakit menular (TB, Malaria, tanda infeksi, cairan yang keluar dari
HIV/AIDS, STD) OUI
e. Penyakit kanker
f. Penyalahgunaan obat Usia TFU
g. Konsumsi rokok, alkohol dan bahan Gestasi Palpasi cm
adiktif lainnya 12 mgg Diatas Simfisis -
pubis
16 mgg Antara simfisis -
pubis dan
umbilicus 6. Gerakan janin dapat dirasakan setelah usia
20 mgg Umbilicus 20 ± 2 cm 18-20 minggu hingga melahirkan
22-27 - Mgg 7. Ukuran uterus sesuai dengan umur
mgg gestasi ± 2 kehamilan
cm 8. Pemeriksaan fisik dan laboratorium DBN
28 mgg Antara 28 ± 2 cm 9. Tidak ada riwayat kelainan obstetric
umbilicus dan Diagnosis Banding:
processus 1. Kehamilan palsu
xiphoideus 2. Tumor kandungan
29-35 - Mgg 3. Kista ovarium
mgg gestasi ± 2 4. Hematometra
cm 5. Kandung kemih yang penuh
36 mgg Processus
xiphoideus
36 ± 2 cm
Penatalaksanaan
Tabel TFU
Pemeriksaan Penunjang:
Komprehensif
1. Tes kehamilan menunjukan HCG (+) Non Medikamentosa
2. Pemeriksaan darah: Golongan darah ABO 1. Memberikan jadwal pemeriksaan berkala
dan rhesus pada trimester 1, Hb dilakukan kepada calon ibu selama masa kehamilan
pada trimester 1 dan 3 kecuali bila tampak 2. Memberiksan nasihan dan petunjuk yang
ada tanda anemia berat berkaitan dengan kehamilan, pesalinan,
3. Pemeriksaan lain: kadar glukosa darah dan kala nifas dan laktasi
protein urin sesuai indikasi 3. Tanda tanda bahaya yang perlu diwaspadai:
4. Pada ibu hamil dengan faktor resiko sakit kepala lebih dari biasa, perdarahan per
dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan: vaginam, gangguan penglihatan,
BTA, TORCH (toxoplasma, rubella, pembengkakan pada wajah dan tangan,
cytomegalo virus, herpes and other), sifilis, nyeri abdomen, mual dan muntah
malaria dan HIV dilakukan pada trimester 1 berlebihan, demam, janin tidak bergerak
terutama untuk daerah endemic dengan sebanyak biasanya
tujuan skrining faktor resiko 4. Pemberian makanan bayi, ASI ekslusif, dan
5. USG sesuai indikasi inisiasi menyusui dini
5. Penyakit yang dapat mempengaruhi
Penegakan Diagnostik kesehatan ibu dan janin misalnya
hipertensi, TBC, HIV, serta infeksi menular
(Assessment) seksual lainnya
Diagnosis Klinis 6. Perlunya menghentikan kebiasaaan yang
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, beresiko bagi kesehatan, seperti merokok
pemeriksaan fisik/obstetric, dan pemeriksaan dan minum alkohol
penunjang. 7. Program KB terutama penggunaan KB
Tanda tak pasti kehamilan: Tes kehamilan pasca salin
menunjukan HCG (+) 8. Minum cukup cairan
Tanda pasti kehamilan: 9. Peningkatan konsumsi makanan hingga 300
1. Bunyi Jantung Janin/BJJ (Bila UK > 8 kalori/hari dari menu seimbang. Contoh
minggu) dengan BJJ N 120-160 x/menit nasi tim dari 4 sendok makan beras, bayam,
2. Gerakan Janin (Bila UK > 12 minggu) 1 sendok the minyak goring dan 400 ml air
3. Ditemukan Janin pada pemeriksaan USG 10. Latihan fisik normal yang tidak berlebihan,
dan pemeriksaan obstetric istirahat jika lelah
Kehamilan normal bila memenuhi kriteria 11. Ajarkan metoda mudah untuk menghitung
berikut: gerakan janin dalam 12 jam, misalnya
1. KU baik dengan menggunakan karet gelang 10 buah
2. TD < 140/90 mmHg pada pagi hari pukul 08.00 yang
3. Bertambahnya BB minimal 8 kg selama dielapaskan satu per satu saat ada gerakan
kehamilan (1 kg perbulan) atau sesuai janin. Bila pada pukul 20.00 karet gelang
dengan IMT Ibu habis maka gerakan janin baik.
4. Edema hanya pada ekstremitas
5. DJJ 120-160 x/menit
Medikamentosa
1. Memberikan zat besi dan asam folat (besi
60 mg/hari dan folat 250 mikogram 1-2
kali/hari), bila Hb<7,0 gr/dl dosis
ditingkatkan menjadi dua kali. Apabila
dalam follow up selama 1 bulan tidak ada
perbaikan, dapat dipikirkan kemungkinan
penyakit lain (talasemia, infeksi cacing
tambang, penyakit kronis TBC)
2. Memberikan imunisasi TT (Tetanus
Toxoid) apabila pasien memiliki resiko
terjadinya tetanus pada proses melahirkan
dan buku catatan kehamilan.

Konseling dan Edukasi

1. Persiapan persalinan, meliputi siapa yang


akan menolong persalinan, dimana akan
melahirkan, siapa yang akan membantu dan
menemani dalam persalinan, kemungkinan
kesiapan donor darah bila timbul
permasalahan, metode transportasi bila
diperlukan rujukan, dukungan biaya.
Dosis booster dapat diberikan pada ibu yang 2. Pentingnya epran suami dan keluarga
sudah pernah diimunisasi. Pemberian dosis selama kehamilan dan persalinan.
booster 0,5 ml IM dan disesuaikan dengan 3. Jika ibu meraskan tanda-tanda bahaya
jumlah vaksinasi yang telah diterima kehamilan, harus diwaspadai dan segera
sebelumnya. Sesuai dengan tabel berikut mengunjungi pelayanan kesehatan terdekat.
Tanda bahawa:
a. Sakit kepala yang tidak biasanya
b. Keluar darah dari jalan lahir
c. Terjadinya gangguan penglihatan
d. Pembengkakan pada wajah dan tangan
e. Mual dan muntah yang berlebihan
f. Demam
g. Gerakan janin yang tidak biasanya atau
cenderung tidak bergerak
4. Keluarga diajak untuk mendukung ibu
hamil secara psikologis maupun finansial,
bila memungkinkan siapkan suami siaga
5. Dukung intake nutrisi yang seimbang bagi
ibu hamil
6. Dukung ibu hamil untuk menghentikan
pemberian ASI bila masih menyusui
7. Dukung memberikan ASI ekslusif untuk
bayi yang nanti dilahirkan
8. Siapkan keluarga untuk dapat menentukan Riwayat eklampsia Konsultasikan dan
kemana ibu hamil harus dibawa bila ada atau preeklampsia rawat atas pengawasan
perdarahan, perut dan atau kepala terasa dokter ahli di tingkat
nyeri, dan tanda tanda bahaya lainnya, tulis sekunder
dalam buku pemeriksaan alamat rujukan Riwayat SC Tekankan untuk
yang dapat dituju bila diperlukan melahirkan di rumah
9. Dengan pasangan ibu hamil didiskusikan sakit
mengenai aktifitas seksual selama TD tinggi (>140/90 Rujuk untuk
kehamilan, aktifitas seksual biasa dapat mmHg) dievaluasi
dilakukan selama kehamilan, posisi dapat
bervariasi sesuati pertumbuhan janin dan
pembesaran perut. Kalau ibu hamil merasa Konsultasikan dan rujuk pada kunjungan
tidak nyaman ketika melakukan aktifitas trimester I bila ditemukan keadaan
seksual, sebaiknya dihentikan. Aktivitas hyperemesis, perdarahan pervaginam atau
seksual tidak dianjurkan pada keadaan: spotting, trauma
a. Riwayat melahirkan premature
b. Riwayat abortus Konsultasikan dan rujuk pada kunjungan
c. Perdarahan vagina atau keluar duh trimester II bila ditemukan keadaan gejala yang
tubuh tidak diharapkan, perdarahan pervaginam atau
d. Plasenta previa atau plasenta letak spotting, Hb selalu <7,0 gr/dl, gejala
rendah preeklampsia hipertensi dan proteinuria, diduga
e. Serviks incopeten adanya IUGR, ibu tidak merasakn gerakan
janin
Kriteria rujukan ibu hamil
Konsultasikan dan rujuk pada kunjungan
Kondisi Tindakan trimester III bila ditemukan keadaan sama
DM Rujuk untuk seperti tanda bahaya trimester II, TD <130
memperoleh mmHg, diduga kembar atau lebih.
pelayanan sekunder.
Penyakit jantung Konsultasikan dan
rawat atas pengawasan
dokter ahli ditingkat
sekunder
Penyakit ginjal Konsultasikan dan
rawat atas pengawasan
dokter ahli di tingkat
sekunder
Epilepsi Nasehati untuk
meneruskan
pengobatan
Penggunaan narkoba, Rujuk untuk
obat terlarang, dan perawatan khusus
bahan adiksi lainnya
Tanda anemia berat Naikan dosis besi dan
dan Hb<7,0 g/dl rujuk bila ibu hamil
sesak nafas
Primigravida Nasehari untuk
melahirkan ditempat
pelayanan kesehatan
Riwayat stillbirth.lahir Konsultasikan dan
mati rawat atas pengawasan
dokter ahil di tingkat
sekunder
Riwayat IUGR Konsultasikan dan
rawat atas pengawasan
dokter ahli di tingkat
sekunder
Hiperemesis Gravidarum
Gejala klinis
Masalah Kesehatan
1. Muntah yang hebat
Mual dan muntah yang terjadi pada awal 2. Mual dan sakit kepala terutama pada pagi
kehamilan sampai umur kehamilan 16 minggu. hari
Mual dan muntah yang berlebihan, dapat 3. Nafsu makan turun
mengakibatkan dehidrasi, gangguan asam-basa 4. Berat badan turun
dan elektrolit dan ketosis keadaan ini disebut 5. Nyeri epigastrium
sebagai keadaan hyperemesis. Mual biasanya 6. Lemas
terjadi pada pagi hari, tapi dapat pula timbul 7. Rasa haus yang hebat
setiap saat dan malam hari. Mual dan muntah 8. Gangguan kesadaran
ini terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-
60% multigravida. Mual dan muntah Faktor resiko
mempengaruhi hingga >50% kehamilan.
Keluhan muntah kadang kadang begitu hebat Belum diketahui secara pasti namun
dimana segala apa yang dimakan dan diminum diperkirakan erta kaitannya dengan faktor:
dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi
keadaan umum dan mengganggu pekerjaan 1. Peningkatan hormone kehamilan
sehari hari, berat badan menurun, dehidrasi dan 2. Adanya riwayat hyperemesis pada
terdapat aseton dalam urin bahkan seperti kehamilan sebelumnya
gejala penyakit appendicitis, pielitis, dan 3. Status nutrisi pada wanita obes lebih jarang
sebagainya dirawat inap karena hyperemesis
4. Psikologis: adanya stress dan emosi

Hasil Anamnesis Hasil Pemeriksaan


(Subjective) Fisik dan Penunjang
Keluhan
sederhana (Objective)
1. Mual dan muntah hebat
2. Ibu terlihat pucat Pemeriksaan Fisik
3. Kekurangan cairan
1. Pemeriksaan tanda vital: nadi meningkat 140x/menit, TD sistolik menurun, apatis,
100x/menit, TD turun (keadaan berat), kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterik,
subfebris dan gangguan kesadaran (keadaan aseton, bilirubin dalam urin, dan berat
berat). badan cepat menurun
2. Pemeriksaan tanda tanda dehidrasi: mata 3. Tingkat III
cekung, bibir kering, turgor berkurang Walaupun tingkat III ini sangat jarang, yang
3. Pemeriksaan generalis: kulit pucat, sianosis, mulai terjadi adalah gangguan kesadaran
berat badan turun >5% dari berat badan (delirium-koma), muntah berkurang atau
sebelum hamil, uterus besar sesuai usia berhenti, tetapi dapat terjadi icterus,
kehamilan, pada pemeriksaan inspekulo sianosis, nistagmus, gangguan jantung,
tampak serviks yang berwarna biru. bilirubin, dan proteinuria dalam urin

Pemeriksaan Penunjang Diagnosis banding

Pemeriksaan laboratorium Ulkus peptikum, IBS, Acute fatty liver, Diare


akut
1. Darah : kenaikan relative hemoglobin dan
hematocrit Komplikasi
2. Urinalisa : warna pekat, berat jenis
meningkat, pemeriksaan ketonuria dan Komplikasi neurologis, Stress related mucosal
proteinuria injury, stress ulcer pada gaster, jaundice,
disfungsi pencernaan, hipoglikemia, malnutrisi,
defisiensi vitamin terutama thiamin, komplikasi
Penegakan Diagnosis potensial dari janin, kerusakan ginjal yang
menyebabkan hipovolemia, IUGR
(Assessment)
Diagnosis klinis Penatalaksanaan
Diagnosis klinis diteggakkan berdasarkan Komprehensif (Plan)
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Penatalaksanaan

Hyperemesis gravidarum apabila terjadi: 1. Non medikamentosa


a. Mengusahakan kecukupan nutrisi ibu,
1. Mual muntah berat termasuk suplementeasi vitamin dan
2. Berat badan turun > 5% dari berat sebelum asam folat diawal kehamilan
hamil b. Makan porsi kecil tetapi sering
3. Ketonuria c. Menghindari makanan yang berminyak
4. Dehidrasi dan ketidak seimbangan elektrolit dan berbau lemak
d. Istirahat cukup dan hindari kelelahan
Klasifikasi hyperemesis gravidarum secara e. Efekasi yang teratur
klinis dibagi menjadi 3 tingkatan: 2. Medikamentosa
Tatalaksana umum
1. Tingkat I 1. Dimenhidrat 50-100 mg per oral atau
Muntah yang terus menerus, timbul supositoria, 4-6 kali sehari atau
intoleransi terhadap makanan dan Prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per
minuman, berat badan menurun, nyeri oral atau supositoria
epigastrium, muntah pertama keluar 2. Bila masih belum teratasi tapi tidak
makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, terjadi dehidrasi, berikan salah satu obat
dan yang terakhir keluar darah. Nadi dibawah ini:
meningkat sampai 100x/menit, TD sistolik
 Klorpromazin 10-25 mg per oral
menurun. Mata cekung dan lidah kering,
atau 50-100 mg IM tiap 4-6 jam
turgor kulit berkurang, dan urin sedikit tapi
 Prometazin 12,5-25 mg per oral atau
masih normal
IM tiap 8 jam
2. Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan  Ondansentron 8 mg per oral tiap 12
diminum dimuntahkan, haus hebat, jam
subfebris, nadi cepat lebih dari 100-
3. Bila masih belum teratasi dan terjadi 1. Ditemukan gejala klinis da nada gangguan
dehidrasi, pasang kanula intravena dan kesadaran (tingkat II dan tingkat III)
berikan cairan sesuai dengan derajat 2. Adanya komplikasi GERD, rupture
hidrasi ibu dan kebutuhan cairannya, esophagus, perdarahan saluran cerna atas
lalu: dan ekmungkinan defisiensi vitamin
 Berikan suplemen multi vitamin IV terutama thiamine
 Berikan dimenhidrat 50 mg dalam 3. Pasien telah mendapatkan tindakan awal
50 ml NaCl 0,9% IV selama 20 kegawatdaruratan sebelum proses rujukan
menit setiap 4-6 jam sekali
 Bila perlu, tambahkan
Metilprednisolon 15-20 mg IV tiap 8
jam atau ondansentron 8 mg selama
15 menit IV tiap 12 jam atau 1
mg/jam terus-menerus selama 24
jam

Konseling dan Edukasi

1. Memberikan informasi kepada pasien,


suami, dan keluarga mengenai kehamilan
dan persalinan suatu proses fisiologik
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan
kadang kadang muntah merupakan gejala
fisiologik pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah usia kehamilan 4 bulan
3. Hindari kelelahan pada ibu dengan aktivitas
berlebihan
4. Memperhatikan kecukupan nutrisi ibu, dan
sedapat mungkin mendapatkan suplemen
asam folat di awal kehamilan

Kriteria rujukan

Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan


4. Tampak pucat
Masalah Kesehatan 5. Telinga mendenging
6. Pica: keinginan untuk memakan bahan yang
Anemia dalam kehamilan adalah kelainan pada tak lazim
ibu hamil dengan kadar Hb < 11 gr/dl pada
trimester I dan III atau <10,5 gr/dl pada Faktor Predisposisi
trimester II. Penyebab tersering anemia pada
kehamilan adalah defisiensi besi, perdarahan 1. Perdarahan kronis
akur, dan defisiensi asam folat. 2. Riwayat keluarga
3. Kecacingan
4. Gangguan intake
Hasil Anamnesis 5. Gangguan absorbs besi

(Subjective)
Hasil Pemeriksaan
Keluhan
Fisik dan Penunjang
1. Badan lemah, lesu
2. Mudah lelah Sederhana (Objective)
3. Mata berkunang kunang
Pemeriksaan Fisik Patognomonis

1. Konjungtiva anemis
2. Atrofi papil lidah
3. Stomatitis angularis (cheilosis)
4. Koilonichia/kuku sendok (Spoon nail)

Pemeriksaan penunjang
4. Anemia mikrositik hipokromik dapat
1. Kadar hemoglobin ditemukan apda keadaan:
2. Apusan darah tepi a. Defisiensi besi: lakukan pemeriksaan
ferritin. Apabila ditemukan akdar
ferritin < 15 nanogram/ml berikan terapi
Penegakan Diagnostik besi dengan dosis setara 180 mg besi
elemental per hari. Apabila kadar
(Assessment) ferritin normal, lakukan pemeriksaan SI
dan TIBC
Diagnosis Klinis b. Thalassemia: pasien dengan kecurigaan
thalassemia perlu dilakukan tatalaksana
Kadar Hb < 11 gr/dl (pada trimester I dan III) bersama dokter spesialis penyakit dalam
atau < 10,5 gr/dl (pada trimester II). Apabila untuk perawatan yang lebih spesifik
diagnosis anemia telah ditegakkan lakukan c. Anemia normositik normokromik dapat
pemeriksaan apusan darah tepi untuk melihat ditemukan pada keadaan perdarahan:
morfologi sel darah merah tanyakan riwayat dan cari tanda dan
gejala aborsi, mola, kehamilan ektopik
Daignosis Banding
atau perdarahan paska persalinan dan
Anemia akibat penyakit kronik, Trait infeksi kronik
Thalassemia, Anemia Sideroblastik. d. Anemia makrositik hiperkromik dapat
ditemukan pada keadaan defisiensi asam
folat dan vitamin B12: berikan asam
Penatalaksanaan folat 1 x 2 mg dan vitamin B12 1 x 250-
1000 mikrogram
Komprehensif (Plan)
Konseling dan Edukasi
Penatalaksanaan 1. Prinsip konseling pada anemia defisiensi
besi adalah memberikan pengertian kepada
1. Lakukan penilaian pertumbuhan dan pasien dan keluarganya tentang perjalanan
kesejahteraan janin dengan memantau penyakit dan tatalaksananya, sehingga
pertambahan ukuran janin meningkatkan kesadaran dan kepatuhan
2. Bila pemeriksaan apusan darah tepi tidak dalam berobat serta meningkatkan kualitas
tersedia maka berikan tablet tambah darah hidup pasien untuk mencegah terjadinya
yang berisi 60 mg besi elemental dan 250 anemia defisiensi besi
mikrogram asam folat. Pada ibu hamil 2. Diet bergizi tinggi protein terutama yang
dengan anemia, tablet besi diberikan 3 kali berasal dari protein hewani (daging, ikan,
sehari susu, telur, sayuran hijau)
3. Bila tersedia fasilitas pemeriksaan 3. Pemakaian alas kaki untuk mencegah
penunjang, tentukan penyebab anemia infeksi cacing tambang
berdasarkan hasil pemeriksaan darah perifer
lengkap dan apusan darah tepi. Bila tidak Kriteria Rujukan
tersedia, pasien bisa dirujuk ke pelayanan
sekunder untuk penentuan jenis anemia dan 1. Pemeriksaan penunjang menentukan jenis
pengobatan awal anemia yang ibu derita
2. Anemia yang tidak membaik dengan
pemberian suplementasi besi selama 3
bulan
3. Anemia yang disertai perdarahan kronik
agar dicari sumber perdarahan dan
ditangani
Pre-Eklampsia
Masalah Kesehatan
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada maternal terhadap adanya inflamasi spesifik
kehamilan diatas 20 minggu yang ditandai dengan aktivasi endotel dan koagulasi.
dengan adanya disfungsi plasenta dan respon
Tanda utama penyakit ini adanya hipertensi b. Tes celup urin menunjukan proteinuria
dan proteinuria. Preeklampsia merupakan +2 atau pemeriksaan protein kuantitatif
masalah kedokteran yang serius dan memiliki menunjukan hasil > 5 g/24 jam
tingkat komplesitas yang tinggi. Besarnya c. Atau disertai keterlibatan organ lain:
masalah ini bukan hanya karena preeklampsia  Trombositopenia (<100.000 sel/uL),
berdampak pada ibu saat hamil dan hemolysis mikroangiopati
melahirkan, namun menimbulkan masalah  Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri
pasca persalinan. abdomen kuadran kanan atas
 Sakit kepala, skotoma penglihatan
Hasil Anamnesis  Pertumbuhan
oligohidroamnion
janin terhambat,

(Subjective)  Edema paru atau gagal jantung


kongestif
Keluhan  Oligouria (<500 cc/24 jam),
kreatinin > 1,2 mg/dL
1. Pusing dan nyeri kepala
2.
3.
Nyeri ulu hati
Pandangan kurang jelas
Penegakan Diagnostik
4. Mual hingga muntah
(Assessment)
Faktor Resiko
Diagnosis Klinis
1. Kondisi kondisi yang berpotensi
menyebabkan penyakit mikrovaskulat Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
(Diabetes mellitus, hipertensi kronik, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan
gangguan pembuluh darah) pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan
2. Sindrom antibody antiphospholipid (APS)
Diagnosis Banding
3. Nefropati
4. Faktor resiko lainnnya dihubungkan dengan Hipertensi gestational, hipertensi kronik,
kehamilan itu sendiri dan faktor spesifik Hipertensi kronik dengan Superimposed
dari ibu atau janin Preeclampsia
a. Umur > 40 tahun
b. Nullipara dan kehamilan multipel Sindrom HELLP, IUGR, edema paru, kematian
5. Obesitas sebelum hamil janin, koma, kematian ibu
6. Riwayat keluarga preeklampsia dan
eklampsia
7. Riwayat preeklampsia pada kehamilan Penatalaksaanaan
sebelumnya
Komprehensif (Plan)
Hasil Pemeriksaan Non-Medikamentosa
Fisik dan Penunjang 1. Preeklampsia ringan
a. Dapat di rawat jalan dengan
Sederhana (Objective) pengawasan dan kunjungan antenatal
yang lebih sering
Pemeriksaan Fisik b. Dianjurkan untuk banyak istirahat
dengan baring atau tidur miring. Namun
1. Pada preeklampsia ringan tidak mutlak selalu tirah baring
a. Tekanan darah > 140/90 mmHg pada c. Diet dengan cukup protein dengan
usia kehamilan > 20 minggu rendah karbohidrat, lemak dan garam
b. Tes celup urin menunjukan proteinuria secukupnya
+1 atau pemeriksaan protein kuantitatif d. Pemantauan fungsi ginjal, fungsi hari,
menunjukan hasil > 300 mg/24 jam dan proteinuria berkala
2. Pada preeklampsia berat 2. Preeklampsia berat
a. Tekanan darah > 160/110 mmHg pada Segera melakukan perencanaan untuk
usia kehamilan > 20 minggu rujukan segera ke Rumah Sakit dengan
menghindari terjadinya kejang dengan manajemen ekspektan dianjurkan, asalkan
pemberian MgSO4 tidak terdapat kontraindikasi
2. Pada ibu dengan preeklampsia berat dimana
Medika Mentosa usia kehamilan 34-37 minggu manajemen
ekspektan boleh dianjurkan asalkan tidak
1. Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan teradapat hipertensi yang tidak terkontrol,
antenatal: tekanan darah, berat badan, tinggi disfungsi organ ibu dan gawat janin
badan, indeks massa tubuh, ukuran uterus 3. Pada ibu dengan preeklampsia berat yang
dan gerakan janin kehamilannya sudah aterm persalinan dini
2. Rawat jalan (Ambulatoir) dianjurkan
a. Ibu hamil banyak istirahat 4. Pada ibu dengan preeklampsia ringan atau
(berbaring/tidur miring) hieprtensi gestational ringan yang sudah
b. Konsumsi susu dan air buah aterm induksi persalinan dianjurkan
c. Antihipertensi
 Ibu dengan hipertensi berat selama Konseling dan Edukasi
kehamilan perlu mendapatkan terapi
antihipertensi 1. Memberikan indormasi mengenai keadaan
 Pilihan antihipertensi didasarkan kesehatan ibu hamil dengan tekanan darah
terutama pada pengalaman dokter yang tinggi
dan ketersediaan obat 2. Melakukan edukasi terhadap pasien, suami
dan keluarga jika menemukan gejala atau
keluhan dari ibu hamil segera memberitahu
petugas kesehatan atau langsung ke
pelayanan kesehatan
3. Sebelum pemberian MgSO4 pasien terlebih
dulu diberitahu akan mengalami rasa panas
dengan pemberian obat tersebut
4. Suami dan keluarga pasien tetap diberikan
motivasi untuk melakukan pendampingan
terhadap ibu hamil selama proses rujukan

Kriteria rujukan

1. Rujuk bila ada satu atu lebih gejala dan


tanda tanda preeklampsia berat ke fasilitas
pelayanan kesehatan sekunder
2. Penanganan kegawatdaruratan harus
dilakukan menjadi utama sebelum dan
selama proses rujukan hingga ke palayanan
kesehatan sekunder

Perimbangkan persalinan atau terminasi


kehamilan
1. Pada ibu dengan preeklampsia berat dengan
janin yang sudah viable namun usia
kehamilan belum mencapai 34 minggu,
Eklampsia
Masalah Kesehatan Hasil Pemeriksaan
Eklampsia merupakan kasus akut pada Fisik dan Penunjang
penderita preeklampsia yang disertai dengan
kejuang menyeluruh dan atau koma. Sama Sederhana (Objective)
halnya dengan preeklampsia, eklampsia dapat
timbul setelah ante intra dan post partum. Pemeriksaan Fisik
Eklampsia post partum uiimumnya hanya
terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah 1. Pemeriksaan keadaan umum: sadar atau
persalinan. 50-60% kejadian eklampsia terjadi penurunan kesadaran menggunakan GCS
dalam keadaan hamil. 30-35% kejadian 2. Pada tingkat awal atau aura yang
eklampsia terjadi pada saat inpartu dan sekitar berlangsung 30 sampai 35 detik, tangan dan
10% terjadi setelah persalinan. kelopak mata bergetar, mata terbuka
dengan pandangan kosong
Pada Negara berkembang kejadian ini berkisar 3. Tahap selanjutnya timbul kejang
0,3-0,7%. Diindonesia preeklmapsia dan 4. Pemeriksaan tanda vital menunjukan
eklampsia merupakan penyebab kematian ibu adanya peningkatan tekanan darah diastolic
berkisar 15-25% sedangkan 45-50 % menjadi >110 mmHg
penyabab kematian bayi 5. Sianosis skotoma penglihatan
6. Dapat ditemukan adanya tanda tanda edema
Hasil Anamnesia paru dan atau gagal jantung

Pemeriksaan Penunjang
(Subjective)
Dari pemeriksaan urinalisa didapatkan
Keluhan proteinuria >+2

Kejang yang diawali dengan gejala prodromal


eklampsia antara lain: Penegakkan Diagnostik
1. Nyeri kepala hebat (Assessment)
2. Gangguan penglihatan
3. Muntah muntah Diagnosis Klinis
4. Nyeri ulu hati atau abdomen bagian atas
5. Kenaikan profresif tekanan darah Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Faktor resiko
Diagnosis Banding
1. Kondisi kondisi yang berpotensi
menyebabkan penyakit mikrovaskular Kejang pada eklampsia harus dipikirkan
(diabetes mellitus, hipertensi kronik, kemungkinan kejang akibat penyakit lain oleh
gangguan pembuluh darah dan jaringan karena itu sebagai diagnosis banding eklampsia
ikat) atanra lain : hipertensi, perdarahan otak, lesi di
2. Sindrom antibody antiphospholipid dan otak, meningitis, epilepsi, kelainan metabolic
nefropati. Faktor resiko lainnya
dihubungkan dengan kehamilan itu sendiri 1. Komplikasi pada ibu: sianosis, aspirasi,
dan faktor spesifik dari ibu atau ayah janin perdarahan otak dan kegagalan jantung
3. Riwayat preeklampsia ringan dan berat mendadak, lidah tergigit, jatuh di tempat
dalam kehamilan sebelumnya tidur yang menyebabkan fraktur dan luka,
gangguan fungsi ginjal, perdarahan atau
ablasio retina, gangguan fungsi hari dan
icterus
2. Komplikasi pada janin: asfiksia mendadak menit (perlahan), namun mengingat dosis
disebabkan spasme pembuluh darah, yang dibutuhkan sangat tinggi dan memberi
solusio plasenta, persalinan premature dampak pada janin, maka pemberian
diazepam hanya dilakukan apabila tidak
Penatalaksanaan tersedia MgSO4
5. Stabilitasi selama proses perjalanan rujukan
Komprehensif (Plan) a. Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam,
meliputi tekanan darah, nadi, RR, dan
reflex patella
Penatalaksanaan b. Bila RR < 16x/menit dan atau tidak
didapatkan reflex tendon patella, dan
Perawatan dasar eklampsia yang utama adalah atau terdapat oliguria (produksi urin <
supportif untuk stabilisasi fungsi vital, dengan 0,5 ml/kBB/jam) segera hentikan
pemantauan terhadap airway breathing dan pemberian MgSO4
circulation 6. Jika terjadi depresi napas, berikan Ca
glukonas 1 g IV (10 ml laurtan 10%) bolus
Non Medikamentosa
dalam 10 menit
Pengelolaan kejang

1. Pemberian obat anti kejang


2. Masukan sudap lidah ke dalam mulut
penderita
3. Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi
trendelenburg untuk mengurangi resiko
aspirasi
4. Kateterisasi urin untuk pengukuran cairan
dan pemeriksaan proteinuria
5. Beberapa keluarga pasien membantu untuk
menjaga pasien tidak terjatuh dari tempat
tidur saat kejang timbul
6. Beri oksigen 4-6 liter permenit

Medikamentosa

1. MgSO4 diberikan intravena dengan dosis


awal 4 gram (10 ml MgSO4 40% larutkan
dalam 10 mL akuades) secara perlahan
selama 20 menit jika pemberikan secara
intravena sulit, dapat diberikan secara IM
dengan dosis 5 mg masing masing bokong
kanan dan bokong kiri
Adapun syarat pemberian MgSO4
a. Tersedianya Calcium Gluconas 10%
b. Ada reflex patella
c. Jumlah urin minimal 0,5 ml/KgBB/jam
d. Frekuensi napas 12-16 menitx/menit
2. Sambil menunggu rujukan, mulai dosis
rumatan 6 g MgSO4 (15 ml MgSO4 40%
larutkan dalam 500 ml larutan RL atau RA0
28 tetes/menit selama 6 jam dan diulang
hingga 24 jam setelah persalinan atau
kejang berakhir
3. Pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat
diberikan seluruhnya, berikan dosis awal
(loading dose) lalu rujuk ibu segera ke
fasilitas kesehatan sekunder
4. Diazepam juga dapat dijadikan alternative
pilihan dengan dosis 10 mg IV selama 2
Abortus
Perdarahan bertambah banyak, berwarna
Masalah Kesehatan merah segar disertai terbukanya serviks,
perut nyeri ringan atau spasme (seperti
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil kontraksi persalinan).
konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar 3. Abortus inkomplit
kandungan dan sebagai batasan digunakan Perdarahan aktif, nyeri perut hebat seperti
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat kontraksi persalinan, pengeluaran sebagian
anak kurang dari 500 gram. hasil konsepsi, mulut Rahim terbuka
dengan sebagian sisa konsepsi tertinggal,
Jenis dan derajat abortus : terkadang pasien datang dalam keadaan
syok akibat perdarahan.
1. Abortus imminens adalah abortus tingkat 4. Abortus komplit
permulaan, dimana terjadi perdarahan Perdarahan minimal, nyeri perut atau kram
pervaginam ostium uteri masih tertutup dan ringan, mulut rahim sudah menutup,
hasil konsepsi masih baik dalam kandungan pengeluaran seluruh hasil konsepsi
2. Abortus insipiens adalah abortus yang
sedang mengancam dimana serviks telah Faktor Resiko :
mendatar dan ostium uteri telah membuka, 1. Faktor maternal
akan tetapi hasil konsepsi masih dalam Penyakit infeksi, kelainan hormonal,
kavum uteri gangguan nutrisi yang berat, penyakit
3. Abortus inkomplit adalah sebagian hasil menahun dan kronis, alkohol merokok dan
konsepsi telah keluar dari kacum uteri dan penggunaan obat, anomaly uterus dan
masih ada yang tertinggal serviks, gangguan imunologis, trauma fisik
4. Abortus komplit adalah seluruh hasil dan psikologis
konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada 2. Faktor janin
kehamilan kurang dari 20 minggu Adanya kelainan genetic pada janin
3. Faktor ayah
Hasil Anamnesis Terjadinya kelainan sperma

(Subjective) Hasil Pemeriksaan


Keluhan yang terdapat pada pasien abortus
antara lain:
1. Abortus imminens
Fisik dan Penunjang
Riwayat terlambat haid dengan hasi BHCG Sederhana (Objective)
(+) dengan usia kehamilan dibawah 20 Pemeriksaan fisik:
minggu, perdarahan pervaginam yang tidak 1. Penilaian tanda vital
terlalu banyak, berwarna kecoklatan dan 2. Penilaian tanda syok
bercampur lendir, tidak disertai nyeri atau 3. Periksa konjungtiva untuk tanda anemia
kram. 4. Mencari adanya massa abdomen
2. Abortus insipiens 5. Tanda tanda akut abdomen dan defans
muscular
6. Pemeriksaan ginekologi ditemukan Pada keadaan abortus kondisi ibu bisa
a. Abortus imminens memburuk dan menyebabkan komplikasi. Hal
Ostium uteri masih tertutup, perdarahan pertama yang harus dilakukan adalah penilaian
berwarna kecoklatan disertai lendir, cepat terhadap tanda vital. Pada kondisi
ukuran uterus sesuai dengan usia dijumpai tanda sepsis atau dugaan abortus
kehamilan, DJJ masih ditemukan dengan komplikasi, berikan antibiotika dengan
b. Abortus insipiens kombinasi:
Ostium uteri terbuka dengna penonjolan
kantung dan didalamnya berisi cairan 1. Ampiciln 2 gr IV/IM kemudian 1 gr tiap 6
ketuban, perdarahan berwarna merah jam
segar, ukuran uterus sesuai dengna masa 2. Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam
kehamilan, detak jantung janin masih 3. Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
ditemukan 4. Segera lakukan rujukan ke palayanan
c. Abortus inkomplit kesehatan sekunder atau rumah sakit
Ostium uteri terbuka, dengan terdapat
sebagian sisa konsepsi, perdarahan aktif, Penatalaksanaan Khusus sesuai dengan Jenis
ukuran uterus sesuai masa kehamilan Abortus
d. Abortus komplit
Ostium uteri tertutup, perdarahan 1. Abortus imminens
sedikit, ukuran uterus lebih kecil dari a. Pertahankan kehamilan
masa kehamilan b. Tidak perlu pengobatan khusus
c. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi
Pemeriksaan penunjang : ibu selanjutnya pada pemeriksaan
antenatal termasuk pemantauan kadar
1. Pemeriksaan USG Hb dan USG panggul serial tiap 4
2. Pemeriksaan tes kehamilan (BHCG) minggu. Lakukan penilaian ulang bila
biasanya masih positif sampai 7-10 hari perdarahan terjadi lagi
setelah abortus d. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai
3. Pemeriksaan darah perifer lengkap kondisi janin dengan USG, nilai
kemungkinan adanya penyebab lain
e. Tablet penambah darah
Penegakkan Diagnosis f. Vitamin ibu hamil diteruskan
2. Abortus insipiens
(Assessment) a. Lakukan konseling untuk menjelaskan
kemungkinan resiko dan rasa tidak
nyaman selama tindakan evakuasi, serta
memberikan informasi mengenai
kontrasepsi paska keguguran
b. Jika usia kehamilan <16 minggu
lakukan evakuasi isi uterus. Jika
evakuasi tidak dapat dilakukan segera
maka berikan ergometrin 0,2 mg IM
dapat diulangi 15 menit kemudian bila
perlu
c. Jika usia kehamilan > 16 minggu.
Tunggu pengeluaran hasil konsepsi
secara spontan dan evakuasi hasil
konsepsi dari dalam uterus. Bila perlu
berikan infus oksitosin 40 IU dalam 1 L
NaCl 0,9% atau RL dengna kecepatan
40 tpm
d. Lakukan pemantauan paska tindakan
Penatalaksanaan setiap 30 menit selama 2 jam, bila
kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang
Komprehensif (Plan) rawat.
e. Lakukan pemeriksaan jaringan secara
Penatalaksanaan Umum makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi ke laboratorium
f. Lakukan evaluasi tanda vital,
perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam
selama 24 jam. Periksa kadar Kb setelah
24 jam bila kadar Hb > 8gr/dl dan
keadaan umum ibu baik maka ibu
diperbolehkan pulang
3. Abortus inkomplit
4. Abortus komplit

Anda mungkin juga menyukai