ASNAWATI
B 02 16 337
UNIVERSITAS SULAWESI
BARAT MAJENE
2020
A. PENDAHULUAN dirumah sakit dan standar program
MDGs (Dijen Bina Upaya Kesehatan,
Kementerian kesehatan 2012).
Republik Indonesia mewajibkan
Berdasarkan Standar
dilaksanakannya akreditasi rumah
Akreditasi KARS, rekam medis
sakit dengan tujuan untuk
pasien merupakan sumber informasi
meningkatkan pelayanan rumah sakit
utama tentang proses pelayanan dan
di Indonesia. Dasar hukum
kemajuannya sehingga merupakan
pelaksanaan akreditasi rumah sakit di
alat komunikasi penting, rekam medis
Indonesia adalah UU No 012 Tahun
selama rawat inap dan rawat jalan
2012 tentang akreditasi rumah sakit
dengan catatan terkini tersedia agar
dan permenkes nomor 34 tahun 2017
dapat mendukung serta bermanfaat
akreditasi rumah sakit adalah
untuk kesinambungan pelayanan
pengakuan terhadap rumah sakit yang
pasien. Professional pemberi asuhan
diberikan lembaga independen
(PPA) melakukan asesmen pasien
penyelenggara akreditasi yang
berbasis Informasi Analisis Rencana
diselenggarakan oleh menteri
(IAR) sehingga informasi Manajer
kesehatan setelah dinilai bahwa
Pelayanan Pasien (MPP) juga
rumah sakit itu memenuhi standar
dibutuhkan kelengkapan rekam
pelayanan rumah sakit yang berlaku
medis.
untuk meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit secara Skrining dilakukan pada
berkesinambungan. Sejak tahun 2012, waktu pasien tiba di rumah sakit
Akreditasi rumah sakit mulai beralih maupun saat di ambulans melalui
dan berorientasi pada paradigma baru kriteria triase, evaluasi
dimana penilaian akreditasi baru yang visual/pengamatan atau hasil
dikenal dengan akreditasi rumah sakit pemeriksaan fisis, psikologis,
versi 2012. Dalam standar akreditasi laboratorium klinis, diagnostik
rumah sakit versi 2012, mencakup imaging sebelumnya, berbasis bukti
standar pelayanan berfokus pada untuk memprioritaskan kebutuhan
pasien, standar manajemen rumah pasien. Keputusan untuk mengobati
sakit, sasaran keselamatan pasien mengirim atau merujuk dibuat setelah
ada evaluasi hasil skrining. Bila profesional pemberi asuhan (PPA).
rumah sakit mempunyai kemampuan Berhasil atau tidaknya sebuah rumah
menyediakan pelayanan yang sakit dalam penerapan standar
dibutuhkan untuk dipertimbangkan akreditasi sangat bergantung pada
menerima pasien rawat inap atau kemampuan sumber daya manusianya
rawat jalan maka proses selanjutnya dalam menjalankan tugas yang
melakukan asessmen (KARS, 2012). diberikan, oleh karena itu setiap
Tujuan asesmen pasien yang efektif manajemen rumah sakit perlu
akan menghasilkan keputusan tentang memikirkan bagaimana cara yang
kebutuhan asuhan, pengobatan pasien dapat dilakukan untuk
yang harus segera dilakukan dan mengembangkan kemampuan PPA
pengobatan berkelanjutan untuk agar dapat mendorong kemajuan
emergensi, elektif atau pelayanan untuk mencapai rumah sakit
terencana, bahkan ketika kondisi (Fentiana, 2019). Untuk itulah perlu
pasien berubah oleh tenaga kesehatan pengelolaan pengetahuan agar setiap
yang secara langsung memberikan bidang /organisasi dalam rumah sakit
asuhan kepada pasien, yakni dokter, dapat berbagi pengetahuan untuk
perawat bidan ahli gizi, apoteker, meningkatkan kompetensi bersama
psikolog klinis, penata anestesi, dalam satu tujuan. (Lingga, 2019).
terapis fisik. Proses asesmen pasien Komitmen professional pemberi
adalah proses yang terus menerus dan asuhan perlu di tingkatkan dalam
dinamis yang digunakan pada implementasi akreditasi. (ginting,
sebagian besar unit kerja baik rawat et.al, 2019)
inap, rawat jalan, maupun Instalasi
Komitmen dalam
Gawat Darurat yang akan
implementasi akreditasi rumah sakit
didokumentasikan di dalam catatan
dipengaruhi oleh faktor individu yang
perkembangan pasien pasien
terdiri dari kepribadian, usia, masa
terintegrasi (Permenkes, 2011).
kerja, tingkat pendidikan, dan jenis
Sumber daya manusia kelamin kepribadian merupakan
memegang peranan yang sangat faktor utama yang mempengaruhi
dominan dalam aktivitas atau perilaku dan komitmen individu
kegiatan rumah sakit terutama seluruh dalam bekerja sedangkan usia, masa
kerja, tingkat pendidikan dan jenis Pengetahuan, komitmen dan standar
kelamin mempunyai efek tidak akreditasi.
langsung pada komitmen paramedis
Tahapan dalam penyaringan artikel
(Ginting et al, 2019).
dijelaskan pada diagram 1. Agar lebih
Berdasarkan latar belakang spesifik penulis juga menentukan
tersebut penulis mencoba meninjau beberapa kriteria inklusi dan
beberapa artikel untuk mengetahui eksklusi , yaitu :
lebih mendalam hubungan 1) Kriteria inklusi
pengetahuan dan komitmen Dalam tinjauan literature ini
professional pemberi asuhan dengan penulis menentukan kriteria studi
penerapan standar akreditasi di yang akan di ulas yaitu (1)
RSUD. pengetahuan dan komitmen
artikel yang relevan. Adapun kata rumah sakit; (3) studi yang
text dan clinical trial sehingga tersisa Hendroyogi, & Harsono, 2016;).
TABEL 1: DIAGRAM
(2.605) (72)
Hasil artikel penelitian melalui
data base
(n=2.677)
(n=1166 ) (n=1058)
(n=103)
(n=6)
Pasori, 2019 Indonesia 50 Untuk mewujudkan Juli - Hasil pengujian dengan Komitmen berpengaruh
signifikan terhadap Mutu
orang mutu pelayanan September menggunakan regresi
Pelayanan dimana mutu
yang baik sesuai 2019 linier berganda pelayanan yang baik akan
mempengaruhi akreditasi.
visinya. diperoleh hasil bahwa
komitmen membawa
pengaruh yang
signifikan terhadap
mutu pelayanan
(Ginting et al., Indonesia 79 mengidentifikasi Oktober 2019 menunjukkan gaya Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa gaya
2019) orang gaya kepemimpinan kepemimpinan dan
kepemimpinan orientasi
para pimpinan komitmen paramedis prestasi adalah gaya
kepemimpinan yang
langsung paramedis memiliki hubungan
dianggap paling mampu
dan komitmen yang kuat dan berpola membangun komitmen
paramedis dalam
paramedis dalam positif artinya semakin
implementasi akreditasi.
implementasi baik gaya
akreditasi versi kepemimpinan maka
SNARS. semakin baik komitmen
paramedis yang
terbentuk.
(Lingga, et.al , Indonesia 142 Untuk mengetahui Juni 2019 Tingkat pengetahuan Pentingnya pengetahuan
akan meningkatkan minat
2019) orang keadaan pekerjaan setiap sumber daya
perawat secara nyata juga
perawat dalam manusia mempengaruhi akan mempengaruhi tingkat
dan hasil akreditasi rumah
rumah sakit yang persepsi akreditasi.
sakit.
dapat mempengaruhi
akreditasi rumah
sakit.
(Pambudi, et.al, Indonesia 124 untuk mengetahui 01– 07 hubungan yang Ada pengaruh antara
pengetahuan responden
2018) orang faktor-faktor yang November signifikan antara
dengan penerapan 6 SKP di
mempengaruhi 2017 pengetahuan perawat Ruang Rawat Inap RS.
perawat dalam dengan pelaksanaan
penerapan 6 SKP. keselamatan pasien, dan
Serta faktor yang ada hubungan sikap
paling dominan yang perawat dengan
mempengaruhi pelaksanaan
penerapan 6 SKP keselamatan pasien
(Sasaran safety. Sehingga dapat
Keselamatan Pasien) diasumsikan bahwa
Pada Akreditasi JCI seseorang yang
(Joint Commission memiliki pengetahuan
International) Di baik cenderung lebih
Ruang Rawat Inap baik dalam melakukan
RS. Panti Waluya penerapan 6 SKP
Malang. dibandingkan dengan
perawat yang memiliki
pengetahuan rendah.
(Hendroyogi, & Indonesia 244 untuk mengetahui Desember semua jalur yang persepsi manfaat akreditasi
berpengaruh pada partisipasi
Harsono, 2016) orang keterkaitan antara 2016 memiliki hubungan
akreditasidan komitmen
persepsi pentingnya yang signifikan, organisasional,
akreditasi rumah
terlihat dari besarnya
sakit dengan
tingkat signifikansi
partisipasi,
bahwa jalur yang
komitmen, kepuasan
memiliki pengaruh
kerja, dan kinerja
langsung yang paling
karyawan.
besar adalah pengaruh
persepsi manfaat
akreditasi pada
partisipasi akreditasi,
(Algahtani, Arab saudi 901 untuk menilai Antara Juni Akreditasi rumah sakit akreditasi memiliki dampak
positif pada proses dan
et.al, 2016) persepsi para 2016 dan mendapat tanggapan
implementasi perubahan di
profesional September yang layak dari rumah sakit yang dapat
meningkatkan kesadaran
kesehatan tentang 2016 pandangan umum 901
para profesional kesehatan,
dampak akreditasi profesional kesehatan. tentang pentingnya
pengetahuan terkait manfaat
JCI dan Rerata (standar deviasi)
akreditasi sehingga
implementasi skor pada skala Likert 5 mendorong partisipasi
professional pemberi asuhan
poin adalah 3,79 (0,68)
dalam akreditasi
untuk partisipasi dalam
akreditasi, 3,85 (0,84)
untuk manfaat, dan 3,54
(1,01) untuk kualitas
hasil.
Algahtani, et.al, 2016. Persepsi Akreditasi Rumah Sakit Di Antara Para Professional Kesehatan Di Rumah Sakit Penjaga
Nasional Raja Khalid, Jeddah, Arab Saudi Arab Saudi. Jurnal Departemen Kedokteran.
Andress, et.al, 2019. Pengaruh Akreditasi Rumah Sakit : Penilaian Longitudinal Budaya Organisasi.
Faustyna. 2014. Pengaruh Kompetensi dan Komitmen pada Tugas Terhadap Kinerja Karyawan pada Hotel Dharma Deli Medan.
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol.14. [serial online].
Ginting, D., Fentiana, N., Rajagukguk, T., & Wahyudi, H. (2019). Gaya kepemimpinan dan komitmen paramedic dalam
implementasi akreditasi rumah sakit versi snars. Jurnal ilmiah universitas Batanghari jambi, 19 (3)
Gunawan., Anjaswarni. T., & Sarimun. (2017). Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kinerja Perawat Dalam Melaksanakan
Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat Ii Dr. Soepraoen Malang. Nursing News Volume 2,
Nomor 2, 2017
Hendroyogi.S. R., & Harsono., (2016). Keterkaitan Antara Persepsi Pentingnya Akreditasi Rumah Sakit Dengan Partisipasi,
Komitmen, Kepuasan Kerja, Dan Kinerja Karyawan. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya Vol. 18, No. 2,
KARS. (2012). Instrumen Akreditasi Rumah Sakit Standar Akreditasi versi 2012.
Kemenkes RI. PERMENKES RI NO. 12/MENKES/PER/IV/2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI.
2012.
Kemenkes RI. PERMENKES RI NO.56/MENKES/PER/VIII/2014 Tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit. Jakarta:
Kemenkes RI.2014
Kotler, P., Keller, K.L., 2012. Marketing Management. New Jersey:Prentice Hall.
Milles dan Huberman, 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Kebijakan Hak Pasien Dan Keluarga (HPK) Sesuai
Stantar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 Di RS ST Yusup Bandung Tahun 2017. Jurnal Ilmu Kesehatan
Volume 12 Nomor 1,
Saat. (2019). Pengaruh Komitmen, Motivasi Kerj Dan Profesionalisme Perawat Terhadap Mutu Pelayanan Di Rumah Sakit
Undata Palu. e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2.
Standar Akreditasi Rumah Sakit 2018, Komisi Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2012
Wawan & Dewi (2011).Teori pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Cetakan ke2.Yogyakarta :Nuhamedika
World Health Organization, 2015, global strategy on integrated people-centred health services 2016-2026, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.