Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Gosok Gigi


1. Perilaku
Perilaku adalah respon atau reaksi individu terhadap stimulasi
yang berasal dari luar atau dari dalam dirinya (Ali, 2010). Pengertian
perilaku menurut Skiner dalam (Notoatmodjo, 2007), perilaku
kesehatan secara umum adalah suatu respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan.
Becker (1979) dalam (Notoatmodjo, 2007) membuat klasifikasi
lain tentang perilaku kesehatan dan membedakan menjadi 3, yaitu:
a. Perilaku hidup sehat (Healthy Behavior)
Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan usaha
seseorang untuk meningkatkan kesehatanya, dengan cara: Makan
dengan menu seimbang (appropriat diet), olahraga teratur, tidak
merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba, istirahat yang
cukup, mengendalikan stres, perilaku atau gaya hidup yang positif
bagi kesehatan.
b. Perilaku sakit (Illness Behavior) Perilaku sakit merupakan respon
seseorang terhadap penyakit. Perilaku ini mencakup: pengetahuan
mengenai penyebab penyakit, pengobatan penyakit.
c. Perilaku peran sakit (The Sick Role Behavior)
Perilaku peran yang mencakup hak-hak dan kuwajiban orang sakit.
Perilaku ini mencakup mengetahui hak-hak untuk memperoleh
pelayanan dan upaya untuk memperoleh kesembuhan.
2. Faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terhadap pemeliharaan
kesehatan gigi menutut Green (1980) dalam (Notoatmodjo, 2003)
meliputi:
a. Faktor predisposisi
Faktor yang melatar belakangi perubahan perilaku yang
memotivasi terbentuknya suatu perilaku. Faktor ini meliputi
pengetahuan, sikap, keyakinan, dan nilai.
b. Faktor pendukung
Faktor pendukung adalah faktor yang memfasilitasi perilaku
individu atau kelompok termasuk keterampilan. Faktor ini meliputi
ketersediaan, keterjangkauan sumber daya pelayanan kesehatan,
prioritas dan komitmen masyarakat dan pemerintah dan tindakan
yang berkaitan dengan kesehatan.
c. Faktor pendorong
Faktor pendorong adalah faktor yang mendorong sehingga
memperkuat terjadinya perilaku. Faktor penguat ini terdiri dari
tokoh masyarakat, petugas kesehatan, guru, dan keluarga.

3.Alat untuk mengukur pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara


atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di
ukur dari subjek penelitian (Mubarok, 2011).

4.Alat ukur keterampilan


Penilaian pengetahuan menurut Arikunto (2006) yang
dikutip oleh (Wawan, et al., 2010) diinterpretasikan dengan
skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
a) Baik : dengan presentase 76%-100%
b) Cukup : dengan presentase 56%-75%
c) Kurang : dengan presentase <56%
Penilaian praktik dikatakan mendukung (positif) bila
nilai mean hitung lebih besar dari nilaimean tabel.. Sedangkan
dikatakan tidak mendukung (negatif) bila nilai mean hitung
lebih rendah dari nilai mean tabel.
B.Karies Gigi

1. .Defenisi Karies Gigi

Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan

gigi, plak atau biofilm, dan diet (khususnya komponen

karbohidrat yang dapat dipermentasikan oleh bakteri plak

menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat). Sehingga

terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan

cukup waktu untuk kejadiannya (Putri dkk, 2010).

2. .Gejala Karies Gigi

Adapun gejala gigi berlubang pada umunya adalah

a. Sakit gigi, gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum

manis, asam, panas, atau dingin.

b. Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi.

c. Bau mulut (Halitosis) (Pratiwi, 2007)

3. .Faktor Penyebab Terjadinya Karies Gigi

Ada tiga faktor utama yang memegang peran penting dalam

terjadinya karies yaitu

d. Faktor Gigi dan Air Ludah.

Bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyak

lagi kental, mempermudah terjadinya karies.

e. Faktor Adanya Bakteri Penyebab Karies.

Bakteri yang menyebabkan karies adalah dari jenis

streptococcus dan lactobacillus. Bakteri spesifik inilah yang

mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi

asam melalui proses fermentasi


f. Faktor Makanan yang Kita Konsumsi

Makanan yang mudah lengket dan menempel di gigi seperti

permendan coklat, memudahkan terjadinya karies. (Hermawan,

2010)

4. .Mekanisme Teradinya Karies Gigi

Di dalam mulut, banyak berbagai macam bakteri yang hidup.

Bakteri- bakteri ini berkumpul membentuk sebuah lapisan yang

lunak dan lengket bernama plak yang menempel pada gigi.

Plak ini biasanya akan sangat mudah menempel pada

permukaan kunyah gigi, sela-sela gigi, keretakan pada

permukaan gigi, di sekitar tambalan gigi dan di batas antara

gigi dan gusi. Sebagian bakteri yang terdapat di dalam plak

bisa mengubah gula dan karbohidrat yang berasal dari sisa

makanan dan minuman menjadi asam yang bisa merusak gigi

dengan cara melarutkan mineral - mineral yang terdapat pada

gigi, proses hilangnya mineral dari struktur gigi ini dinamakan

demineralisasi. Secara defenisi, demineralisasi merupakan

proses hilangnya atau terbuangnya garam mineral yaitu

hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) pada enamel gigi. Faktor

yang terbesar penyebabnya adalah makanan dan minuman yang

asam. Suasana yang asam dapat melarutkan enamel sehingga

merusak mineral-mineral pendukung gigi. Tidak hanya asam,

karbohidrat (gula) juga menyebabkan hal ini karena bakteri

(streptococcus mutans) memfermentasikan gula menjadi asam

laktat dalam mulut. Proses demineralisasi terjadi bahwa enamel


bereaksi dengan ion asam asam (H+) akan melarutkan

hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2 menjadi ion kalsium (Ca2+),

air (H2O) dan ion phospat (PO4)3+. Proses ini terjadi jika pH

saliva dibawah 5,5. Proses ini berlangsung hanya dalam waktu

setengah jam.Sedangkan bertambahnya mineral-mineral dari

struktur gigi dinamakan remineralisasi. Kerusakan gigi bisa

terjadi apabila proses demineralisasi lebih besar daripada

proses remineralisas sehingga terjadilah lubang pada gigi yang

lama kelamaan akan berlanjut apabila tidak ditangani.

Remineralisasi merupakan kebalikan dari demineralisasi

dimana penempatan garam-garam mineral kembali ke enamel

gigi. Remineralisasi dapat terjadi dengan jika pH saliva

kembali normal dan terdapat ion kalsium (Ca2+) dan ion

phospat (PO4)3+ dalam rongga mulut. Saliva menaikkan

kembali pH asam rongga mulut secara perlahan sehingga

(PO4)3+ dan (Ca2+) dapat membentuk kristal hidroksiapatit

dan menutupi daerah yang terdemineralisasi. Untuk

remineralisasi penuh ini dibutuhkan waktu beberapa jam.

(Ramadhan, 2010) ; (Sibarani, 2011)


C.Menggosok Gigi

3. Cara menggosok gigi


Adapun alat yang harus di perlukan dalam menggosok gigi yang baik
dan benar yaitu menggunakan sikat gigi yang lembut dan sesuai
ukuran dan pasta gigi yang mengandung flourid.
Dibawah ini adalah langkah – langakah penting yang harus
dilakukan dalam menggosok gigi (Rahmadhan, 2010):
a) Ambil sikat dan pasta gigi, Peganglah sikat gigi dengan cara anda
sendiri (yang penting nyaman untuk anda pegang), oleskan
pasta gigi di sikat gigi yang sudah anda pegang.

b) Bersihkan permukaan gigi bagian luar yang mengadap ke bibir


dan pipi dengan cara menjalankan sikat gigi pelan-pelan dan naik
turun. Mulai pada rahang atas terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan dengan yang rahang bawah.

c) Bersihkan seluruh permukaan kunyah gigi (gigi geraham) pada


lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan gerakan maju
mundur sebanyak 10-20 kali. Lakukan pada rahang atas terlebih
dahulu kemudian dilanjutkan dengan rahang bawah. Bulu sikat
gigi diletakkan tegak lurus menghadap permukaan kunyah gigi

d) Bersihkan permukaan dalam gigi yang menghadap ke lidah dan


langit- langit dengan menggunakan teknik modifikasi bass untuk
lengkung gigi sebelah kanan dan kiri. Lengkung gigi bagian
depan dapat dulakukan dengan cara memegang sikat gigi secara
vertikal menghadap ke depan. Menggunakan ujung sikat dengan
gerakan menarik dari gusi ke arah mahkota gigi. Dilakukan
pada rahang atas dan dilanjutkan rahang bawah

e) Terakhir sikat juga lidah dengan menggunakan sikat gigi atau


sikat lidah yang bertujuan untuk membersihkan permukaan lidah
dari bakteri dan membuat nafas menjadi segar. Berkumur sebagai
langkah terakhir untuk menghilangkan bakteri-bakteri sisa dari
proses menggosok gigi
2.Hal yang perlu diperhatikan dalam menggosok gigi

Hal yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi adalah


(Rahmadhan, 2010):
a. Waktu menggosok gigi
Menggosok gigi minimal dua kali dalam sehari, yaitu pagi
hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Hal ini
disebabkan karena dalam waktu 4 jam, bakteri mulai bercampur
dengan makanan dan membentuk plak gigi. Menyikat gigi
setelah makan bertujuan untuk menghambat proses tersebut.
Lebih baik lagi menambah waktu menyikat gigi setelah makan
siang atau minimal berkumur air putih setiap habis makan.
b. Menggosok gigi dengan lembut
Menyikat gigi yang terlalu keras dapat menyebabkan
kerusakan gigi dan gusi. Menggosok gigi tidak diperlukan
tekanan yang kuat karena plak memiliki konsistensi yang lunak,
dengan tekanan yang ringan plak akan terbuang.

Menggosok gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif


membersihkan plak. Menggosok gigi yang tepat dibutuhkan
durasi minimal 2 menit.
c. Rutin mengganti sikat gigi
Sikat gigi yang sudah berusia 3 bulan sebaiknya diganti
karena sikat gigi tersebut akan kehilangan kemampuannya untuk
membersihkan gigi dengan baik. Apabila kerusakan sikat gigi
terjadi sebelum berusia 3 bulan merupakan tanda bahwa saat
menggosok gigi tekanannya terlalu kuat.
d. Menjaga kebersihan sikat gigi
Kebersihan sikat gigi merupakan hal yang paling utama
karena sikat gigi adalah salah satu sumber menempelnya kuman
penyakit.
e. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride
Pasta gigi berperan penting dalam membersihkan dan
melindungi gigi dari kerusakan karena pasta gigi mengandung
fluoride. Penggunaan pasta gigi tidak perlu berlebihan karena
yang terpenting dalam membersihkan gigi adalah teknik
menggosok gigi.
Setelah melakukan gosok gigi tapi masih terdapat kotoran maka
dapat juga dibersihkan dengan cara flosing yaitu metode
membersihkan gigi dengan menggunakan benang gigi.

Anda mungkin juga menyukai