Anda di halaman 1dari 41

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 2

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 2

BAB II HASIL SURVEI LAPANGAN ................................................................4

2.1 Survei Penyelidikan Tanah ....................................................................... 4

2.2 Daftar Peralatan ........................................................................................ 4

2.3 Hasil Pelaksanaan Survei Penyelidikan Tanah......................................... 5

2.3.1 Sondir/Cone Penetration Test (CPT)............................................. 6

2.3.2 Bor Dalam dan SPT....................................................................... 13

2.4 Hasil Pengujian Sampel Tanah di Laboratorium Mekanika Tanah........ 23

BAB III HASIL ANALISIS ................................................................................24

3.1 Analisis Geologi Teknik ......................................................................... 24

3.1.1 Kapasitas Daya Dukung Tekan Pondasi Tiang................................... 24

3.1.2 Kapasitas Daya Dukung Tarik Pondasi Tiang .................................... 26

3.1.3 Kapasitas Daya Dukung Lateral Pondasi Tiang ................................. 27

3.2 Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang.................................................... 28

3.2.1 Data Tiang (Pile Properties)............................................................... 28

3.2.2 Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang................................................... 28

3.2.3 Daya Dukung Lateral Tiang Baru ....................................................... 33

ii
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................................36

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................37

iii
DAFTAR TABEL
Gambar 1 Titik Penyelidikan Tanah di Pelabuhan Labuan Bajo ...................... 5
Gambar 2 Dokumentasi Pekerjaan Sondir ......................................................... 13
Gambar 3 Dokumentasi Pengeboran dan Uji N-SPT ....................................... 20
Gambar 4 Dokumentasi Core Box BH-01 ....................................................... 21
Gambar 5 Dokumentasi Core Box BH-02 ....................................................... 21
Gambar 6 Dokumentasi Core Box BH-03 ....................................................... 22
Gambar 7 Dokumentasi Core Box BH-04 ....................................................... 22
Gambar 8 Gambaran Daya Dukung Pada Pondasi Tiang ................................... 24
Gambar 9 Faktor Adhesi vs Kuat Geser Undrained untuk Tiang Pancang
(API,1986) ............................................................................................................. 25
Gambar 7.10 Resume Formula Daya Dukung Aksial ....................................... 27
Gambar 7.11 Kurva P - yt Tiang Trestle ............................................................. 33
Gambar 7.12 Kurva P - yt Tiang Tegak Dermaga Baru ..................................... 34
Gambar 7.13 P Kurva P - yt Tiang Miring Dermaga Baru ................................ 34

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Titik Penyelidikan Tanah di Pelabuhan Labuan Bajo ...................... 5
Gambar 2 Dokumentasi Pekerjaan Sondir ......................................................... 13
Gambar 3 Dokumentasi Pengeboran dan Uji N-SPT ....................................... 20
Gambar 4 Dokumentasi Core Box BH-01 ....................................................... 21
Gambar 5 Dokumentasi Core Box BH-02 ....................................................... 21
Gambar 6 Dokumentasi Core Box BH-03 ....................................................... 22
Gambar 7 Dokumentasi Core Box BH-04 ....................................................... 22
Gambar 8 Gambaran Daya Dukung Pada Pondasi Tiang ................................... 24
Gambar 9 Faktor Adhesi vs Kuat Geser Undrained untuk Tiang Pancang
(API,1986) ............................................................................................................. 25
Gambar 7.10 Resume Formula Daya Dukung Aksial ....................................... 27
Gambar 7.11 Kurva P - yt Tiang Trestle ............................................................. 33
Gambar 7.12 Kurva P - yt Tiang Tegak Dermaga Baru ..................................... 34
Gambar 7.13 P Kurva P - yt Tiang Miring Dermaga Baru ................................ 34

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan sebuah negara maritim dan kepulauan terbesar di
dunia. Memiliki garis pantai sepanjang 81.000 kilometer dan terdiri dari 17.500
pulau besar dan kecil yang tersebar di sekitar garis khatulistiwa, memanjang dari
Sabang sampai Merauke. Wilayah kepulauan atau gugus kepulauan adalah wilayah
yang terdiri dari banyak pulau yang relatif besar dan banyak pulau kecil. Hambatan
dalam pembangunanya adalah penduduk yang jumlahnya tidak banyak tersebar
pada pulau pulau kecil. Hambatan bersifat geografis, demografis dan transportasi
laut. Padahal banyak dari pulau pulau kecil tersebut yang mempunyai potensi
sumber daya alam. Pemanfaatan sumber daya alam yang tersebar pada pulau-pulau
kecil tidak menguntungkan, mengakibatkan ketertinggalan, keterisolasian atau
keterpencilan dibandingkan pulau-pulau lainya yang mempunyai kemudahan
pengangkutan yang lebih lancar. Untuk itu diperlukan pelayaran perintis dalam
menunjang pembangunan daerah di pulau tersebut.
Dalam sistem transportasi, pelabuhan merupakan suatu simpul dari mata
rantai kelancaran muatan angkutan laut dan darat, yang selanjutnya berfungsi
sebagai kegiatan peralihan antar moda transportasi. Pentingnya peran pelabuhan
dalam suatu sistem transportasi, mengharuskan setiap pelabuhan memiliki
kerangka dasar perencanaan dan pembangunan pelabuhan.
Maka salah satu kerangka dasar dalam rangka mempersiapkan
pembangunan pelabuhan yang baik adalah diperlukannya pekerjaan penyelidikan
geologi teknik dan mekanika tanah, baik pekerjaan lapangan maupun laboratorium
mekanika tanah. Secara keseluruhan, hasil dari pekerjaan Penyelidikan Geologi
Teknik dan Mekanika Tanah ini tertuang dalam laporan sebagaimana tersaji dalam
bentuk pelaporan yang berjudul “Hasil Penyelidikan Tanah dan Analisis Daya
Dukung Tanah pada Pekerjaan DED Fasilitas Pelabuhan Laut Labuan Bajo”

1
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyelelidikan geologi dan mekanika tanah ini adalah
Penyelidikan terhadap kondisi tanah dasar dengan tujuan memberikan informasi
secara menyeluruh mengenai :
1. Tingkat stabilitas tanah, sebagai penunjang dalam desain perencanaan
bangunan struktur
2. Pengelompokan dan analisis sifat fisik maupun mekanik dari tanah/batuan,
3. Mendapatkan hasil uji penyelidikan tanah yang selanjutkan akan digunakan
untuk acuan perencanaan dan perhitungan pada kekuatan struktur bangunan
pelabuhan laut labuan bajo.
4. Hasil analisis daya dukung tiang
5. Merupakan salah satu tugas dari matakuliah geoteknik USB YPKP.

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah Penulisan laporan penyelidikan tanah pada
pekerjaan DED Fasilitas Pelabuhan Laut Dan Labuhan Bajo ini adalah sebagai
berikut:
1. Penyelidikan geologi dilakukan di Pelabuhan Laut Labuan Bajo Nusa
Tenggara Timur
2. Pekerjaan penyelidikan tanah di lokasi hanya dilakukan dengan metode
pekerjaan boring, metode pekerjaan sondir, dan metode analisis laboratorium
test.
3. Pekerjaan boring dilakukan sebanyak 4 titik, dengan masing-masing
kedalaman pemboran mencapai hingga -30,00 m dari dasar laut
4. Pekerjaan sondir sondir dilakukan sebanyak 3 (tiga) titik dengan kedalaman
maximum 20 meter.
5. Pengambilan sample tanah diambil 5 (lima) sampel dari masing-masing titik
pemboran.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan terbagi menjadi 4 (empat) bab, pada masing-masing bab
membahas hal-hal berikut :

2
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan mengenai penjelasan umum mengenai penyusunan
laporan, yaitu latar belakang, maksud dan tujuan, pembatasan masalah dan
sistematika penulisan.

BAB II HASIl SURVEI LAPANGAN


Bab ini menyajikan tentang menyajikan data hasil penyelidikan dari tes
metode boring, sondir dan analisis dari hasil laboratorium

BAB III HASIL ANALISIS


Bab ini akan menjelaskan mengenai hal analisis daya dukung tanah

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi tentang Penutup yang merupakan bab terakhir, berisi tentang
kesimpulan dari hasil akhir pengerjaan laporan hasil dan analisis daya dukung
tanah pada pekerjaan DED Fasilitas Pelabuhan Laut Labuhan Bajo.

3
BAB II
HASIL SURVEI LAPANGAN

2.1 Survei Penyelidikan Tanah


Pekerjaan penyelidikan tanah di lokasi pekerjaan terbagi menjadi dalam tiga
kegiatan, yaitu :
➢ Pekerjaan boring menggunakan bor mesin dilakukan sebanyak 4 (empat) titik
dengan kedalaman pemboran masing-masing titik hingga mencapai -30,00 meter
dari dasar laut atau sudah ditemukannya lapisan litologi batuan yang bersifat lunak
sampai dengan sangat keras.
➢ Pekerjaan sondir dilakukan sebanyak 3 (tiga) titik dengan kedalaman maximum 20
meter atau sampai ditemukan perlawanan nilai konus mencapai Qc > 200 kg/cm2
sampai 250 kg/cm2.
➢ Pekerjaan laboratorium test sampel tanah yang merupakan sampel dari seluruh hasil
pengambilan sample tanah maksimal 5 (lima) sampel dari masing-masing titik
pemboran.
Hasil pekerjaan penyelidikan tanah harus memadai sebagai bahan analisa
perencanaan dan perhitungan untuk kebutuhan perencanaan desain Pelabuhan, guna
mendukung kekuatan struktur bangunan.

2.2 Daftar Peralatan


• 1 (satu) unit alat bor mesin dengan kapasitas bor sampai kedalaman 100 meter dari
dasar laut dan dapat menembus lapisan litologi tanah dengan nilai SPT N=60
dilapisan berpasir.
• 10 (sepuluh) batang pipa bor diameter 43,8 mm panjang @ 1,50 meter.
• 4 (empat) batang cassing diameter 89 mm, panjang @ 3,00 meter.
• 1 (satu) set menara bor / tripod.
• Katrol penarik beban penumbuk SPT.
• Satu unit alat sondir berikut dengan peralatan yang dibutuhkan.
• 5 (lima) buah tabung sample diameter luas 73 mm, panjang 0,50 meter.
• 1 (satu) set perlengkapan SPT dan Hammer 63,5 kg
• Perlengkapan pemboran di laut antara lain tali manila, jangkar dan jaket pelampung

4
2.3 Hasil Pelaksanaan Survei Penyelidikan Tanah
Survei penyelidikan tanah yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
a. 3 titik sondir/CPT di sisi area rencana reklamasi.
b. 4 titik bore hole (BH) dan SPT di laut.

Titik survei penyelidikan tanah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1 Titik Penyelidikan Tanah di Pelabuhan Labuan Bajo

Berikut adalah koordinat titik Survei Penyelidikan Tanah.


Tabel 1 Titik Koordinat Survei Penyelidikan Tanah

Kode Titik Titik Koordinat UTM


No. Survei Easting Northing
1 S-01 816714.5767 9060039.3655
2 S-02 816693.8666 9060059.2277

5
Kode Titik Titik Koordinat UTM
No. Survei Easting Northing
3 S-03 816673.4051 9060044.4333
4 BH-01 816702.8699 9060026.9957
5 BH-02 816627.5340 9060026.2493
6 BH-03 816573.5641 9060013.6186
7 BH-04 816535.4228 9060046.8781

2.3.1 Sondir/Cone Penetration Test (CPT)


Penyelidikan tanah dengan menggunakan sondir/Cone Penetration Test (CPT), telah
dilakukan secara mekanis sebanyak 3 titik di area darat. Sondir mekanis dilakukan dengan
mendorong sebuah konus ke dalam tanah dengan luas proyeksi sebesar 10 cm² (diameter
konus 3.57 cm) dan sudut kemiringan konus 60°. Tekanan yang dibutuhkan untuk
mendorong konus disebut tekanan konus (Cone Resistance). Pada CPT jenis bikonus
kapasitas 2 Ton, terdapat selubung gesek dengan luas selimut 100 cm2. Tekanan yang
dibutuhkan untuk mendorong selubung gesek disebut tekanan friksi (local friction). CPT
dilakukan dengan kecepatan standar 20 mm/detik. Pengukuran tekanan konus dan tekanan
friksi pada CPT mekanik dilakukan setiap interval 20 cm hingga dial manometer
menunjukkan angka 250 kg/cm2. Hasil CPT di lapangan, berdasarkan SNI 2827:2008
adalah untuk mengetahui nilai perlawanan konus (Cw) dan jumlah hambatan lekat (Tw).
Hasil Survei sondir dapat dilihat pada Lampiran.

6
Tabel 2 Hasil Sondir (CPT) (S-01)

7
Tabel 3 Grafik Hasil Sondir (S-01)

8
Tabel 4 Hasil Sondir (CPT) (S-02)

9
Tabel 5 Lampiran Hasil Sondir (S-02) Lanjutan

10
Tabel 6 Lampiran Hasil Sondir (S-03)

11
Tabel 7 Lampiran Hasil Sondir (S-03) Lanjutan

12
Pada Tabel 2, Tabel 4 dan Tabel 6 dapat dilihat bahwa kekuatan tanah
dari hasil sondir rata-rata tanah mempunyai kekuatan lunak hingga kedalaman
-0.20 m. Setelah itu kekuatan tanah cenderung meningkat dari kekuatan sedang,
kaku, keras hingga kekuatan sangat keras (nilai Cw melebihi 200 kg/cm2)
sampai dengan kedalaman ±3 m.
Pada penyelidikan tanah dengan sondir, hasil pengujian tidak memberi
informasi secara langsung tentang jenis lapisan tanah, namun secara empiris
perilaku tanah dapat dinyatakan dari friksi rasio dimana nilainya merupakan
perbandingan nilai perlawanan konus dari bacaan manometer dan nilai
perlawanan geser lokal yang dinyatakan dalam persentase. Tipikal nilai friksi
rasio terhadap perilaku tanah dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 5 dan Tabel 7
begitu juga perilaku tanah didominasi oleh pasir dan kerikil.

Gambar 2 Dokumentasi Pekerjaan Sondir

2.3.2 Bor Dalam dan SPT


Bor Dalam dan SPT (Standard Penetration Test) telah dilakukan pada 4 titik
di area laut. Sampel tanah asli Undisturbed Sample (UDS) atau Disturbed Sample
(DS) diambil 5 buah tabung pada masing-masing titik bor dengan menggunakan
tabung jenis thin wall tube (Shelby Tube). Sampel UDS dapat diambil pada nilai
SPT<15 Pukulan per 30 cm, sementara sampel DS dapat diambil pada nilai SPT>15
Pukulan per 30 cm, yang untuk seterusnya ditutup dengan cairan lilin (paraffin)
sebagai pengaman kondisi asli tanah dan selanjutnya dilakukan penyelidikan di
laboratorium mekanika tanah. Rangkuman hasil survei pengeboran dalam bore hole
(BH) dapat dilihat pada tabel di bawah ini dan untuk lebih lengkap dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.
13
Tabel 8 Borelog Titik BH -01

14
Tabel 9 Borelog Titik BH -02

15
Tabel 10 Borelog Titik BH -03

16
Tabel 11 Borelog Titik BH -04

17
Adapun deskrispi lapisam tanah hasil survey bor dalam dan SPT dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 12 Hasil Survei Bor Dalam dan SPT
Kedalaman
BH Jenis Deskripsi N-SPT Kepadatan Sampel
(m)
0.00 - 2.00 Granuler PASIR Lanauan, Abu-abu 12 Medium
2.00 - 6.00 Granuler PASIR Kasar Kerikilan Berbatu, 29 - 25 Medium DS 1
Abu-abu
6.00 - 10.00 Kohesif LANAU Pasiran Halus, Abu-abu 11 - 5 Stiff
10.00 - 13.00 Kohesif LANAU Pasiran Halus Berbatu, 32 Hard DS 2
Abu-abu
1
13.00 - 17.00 Kohesif LEMPUNG Lanauan Kerikilan, 20 - 23 Very Stiff
Coklat
17.00 - 22.50 Kohesif LEMPUNG Lanauan Cadasan, 16 - 28 Very Stiff DS 3
Coklat
22.50 - 24.00 Granuler Batu, Hitam Kecoklatan >60 Very Dense DS 4
24.00 - 28.00 Granuler Batu, Hitam Kehijauan >60 Very Dense DS 5
0.00 - 2.00 Granuler PASIR Halus Berkulit Kerang, 13 Medium
Abu-abu
2.00 - 6.00 Kohesif LANAU Berkulit Kerang 17 - 21 Very Stiff DS 1
Berbatu, Abu-abu
6.00 - 12.00 Granuler PASIR Kasar Kerikilan, Abu- 26 - 29 Medium DS 2
abu
12.00 - 15.00 Kohesif LEMPUNG Lanauan, Coklat 16 Very Stiff
2
15.00 - 20.00 Kohesif LEMPUNG Padat Lanauan 23 - 19 Very Stiff DS 3
Cadasan, Abu-abu Kecoklatan
20.00 - 22.00 Kohesif LEMPUNG Padat Cadasan, 16 Very Stiff
Coklat
22.00 - 24.00 Kohesif LEMPUNG Lanauan, Abu-abu 10 Stiff UDS 1
24.00 - 28.00 Kohesif LEMPUNG Lanauan, Coklat 9 - 11 Stiff UDS 2
28.00 - 30.00 Granuler BATU, Hitam >60 Very Dense

18
Kedalaman
BH Jenis Deskripsi N-SPT Kepadatan Sampel
(m)
0.00 - 3.00 Granuler PASIR Kasar Kerikilan, Abu- 33 Dense
abu
3.00 - 5.00 Granuler PASIR Kasar Berbatu, Abu-abu >60 Very Dense DS 1
5.00 - 6.50 Granuler BATU, Abu-abu Keputihan >60 Very Dense
6.50 - 8.50 Kohesif LANAU Pasiran Halus 16 Very Stiff
Kerikilan, Abu-abu
8.50 - 10.00 Granuler PASIR Kasar Berbatu Karang, >60 Very Dense
Abu-abu
10.00 - 10.50 Granuler PASIR Kasar Berbatu, Abu-abu
3
10.50 - 13.00 Kohesif LEMPUNG Padat, Abu-abu 17 Very Stiff UDS 1
13.00 - 15.00 Kohesif LEMPUNG Padat, Coklat 16 Very Stiff
15.00 - 25.00 Kohesif LEMPUNG Padat, Abu-abu 22 - 23 Very Stiff UDS 2,
UDS 3
25.00 - 26.00 Kohesif LEMPUNG Padat, Putih Keabu- 25 Very Stiff
abuan
26.00 - 28.50 Kohesif LEMPUNG Bercadas Lanauan, 28 Very Stiff DS 2
Coklat Kekuningan
28.50 - 30.00 Granuler BATU, Hitam Kecoklatan >60 Very Dense
0.00 - 2.00 Granuler PASIR Kasar Kerikilan, Coklat 30 Dense
2.00 - 2.50 Granuler PASIR Kasar Batu Karang, Abu-
abu
2.50 - 4.00 Kohesif LEMPUNG Padat, Abu-abu 18 Very Stiff UDS 1
4.00 - 6.00 Kohesif LEMPUNG Padat, Abu-abu 14 Stiff
Kecoklatan
4 6.00 - 9.00 Kohesif LEMPUNG Padat, Abu-abu 16 Very Stiff
9.00 - 11.00 Kohesif LEMPUNG Padat, Coklat 14 Stiff
11.00 - 13.00 Kohesif LEMPUNG Padat Bercadas, 26 Very Stiff
Abu-abu
13.00 - 15.00 Kohesif LEMPUNG Padat, Coklat 18 Very Stiff UDS 2
15.00 - 16.00 Kohesif LEMPUNG Pasiran, Coklat 23 Very Stiff
16.00 - 18.00 Kohesif LEMPUNG Cadasan, Abu-abu 31 Hard DS 1

19
Kedalaman
BH Jenis Deskripsi N-SPT Kepadatan Sampel
(m)
18.00 - 19.00 Kohesif LEMPUNG Pasiran, Abu-abu
Kehijauan
19.00 - 20.50 Kohesif LEMPUNG Pasiran Cadasan 38 Hard
Berbatu, Abu-abu Kehijauan
20.50 - 21.00 Kohesif LEMPUNG Lanauan Cadasan,
Abu-abu Kehijauan
21.00 - 27.00 Kohesif LEMPUNG Padat, Coklat 18 - 17 Very Stiff UDS 3
Keabu-abuan
27.00 - 28.50 Granuler BATU, Coklat >60 Very Dense DS 2
28.50 - 30.00 Granuler BATU, Hitam >60 Very Dense

Gambar 3 Dokumentasi Pengeboran dan Uji N-SPT

20
Gambar 4 Dokumentasi Core Box BH-01

Gambar 5 Dokumentasi Core Box BH-02

21
Gambar 6 Dokumentasi Core Box BH-03

Gambar 7 Dokumentasi Core Box BH-04

22
2.4 Hasil Pengujian Sampel Tanah di Laboratorium Mekanika Tanah
Sampel tanah berupa Disturbed Sampel (DS) sebanyak 20 tabung dari 4 boreholes
sedang dalam tahap pengujian di Laboratorium.
Tabel 13 Resume Hasil Pengujian Laboratorium

23
BAB III
HASIL ANALISIS

3.1 Analisis Geologi Teknik


Analisis geoteknik terbagi menjadi beberapa hal, yaitu :
3.1.1 Kapasitas Daya Dukung Tekan Pondasi Tiang
Kapasitas daya dukung pondasi tiang berdasarkan data N-SPT dan jenis tanah:
1. Daya dukung ujung pondasi tiang pada tanah non kohesif (ϕ – soil)
Qb = 300 x Nb x Ab (kN) (OCDI, 2009)
Multiply with Lb/D only if penetrate into bearing stratum
Dimana :
𝑁1+𝑁2
Nb =
2

N1 = nilai N-SPT di ujung tiang


N2 = nilai rata-rata N-SPT sepanjang 4D diatas ujung tiang
D = Diameter tiang (m)
Ab = Luas penampang tiang (m2)

Gambar 8 Gambaran Daya Dukung Pada Pondasi Tiang

2. Tahanan geser selimut tiang pada tanah non kohesif (ϕ - soil)


Qs = 2 x N-SPT x As = Ʃ(2 x N-SPT x π x D x Li) = (kN) (Meyerhof (1976))
Dimana :
As = Total selimut tiang
Li = Panjang Lapisan Tanah (m)
P = Keliling Tiang/perimeter (m)

24
D = Diameter (m)
Fs = 2 x N-SPT (tiang pancang), 1 x N-SPT (tiang bor)
Nilai Nb disarankan untuk dibatasi sebesar 40 sedangkan f s 0,2 N disarankan tidak
melebihi 10 ton/m2 atau 100kN/m2. (Manual pondasi tiang, Edisi 3, 2005, Hal 43).

3. Daya dukung ujung pondasi tiang pada tanah kohesif (c- soil)
Qb = 6 x Cu x Ap (OCDI, 2009)
Dimana :
Ap = Luas penampang tiang (m2)
Cu = Kohesi Undrained (kN/m2)
Cu = 5 x N–SPT (Burt G. Look (2007))

4. Tahanan geser selimut tiang pada tanah kohesif (c- soil)


Qs = α x cu x P x Li (US Army Corps)
Dimana :
 = Koefisien adhesi antara tanah dan tiang
Cu = Kohesi undrained (kN/m2)
P = keliling tiang (m)
Li = Panjang lapisan tanah (m)

Gambar 9 Faktor Adhesi vs Kuat Geser Undrained untuk Tiang Pancang (API,1986)

5. Daya dukung ujung pondasi tiang pada tanah silt


Qb = 100 x nb x N-SPT x Ab (kN)
Dimana :
nb = koefisien tanah silt

25
6. Tahanan geser selimut tiang pada tanah silt
Qs = 100 x nsi x N-SPT x As (kN)
Dimana :
Nsi = constant for silt

Berdasarkan rumus diatas daya dukung ultimit pondasi tiang dapat dihitung
menggunakan rumus berikut :
Qultimate = Qs + Qb

Daya dukung ijin aksial tekan (allowable downward capacity) untuk pondasi tiang
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
𝑄𝑏 𝑄𝑠
Qallw_d = 𝐹𝑆_𝑏 + 𝐹𝑆_𝑠

Dimana :
Qb = daya dukung ujung (ultimate tip resistance) (kN)
Qs = daya dukung friksi (ultimate side resistance) (kN)
FS_b = Faktor keamanan untuk daya dukung ujung (tip resistance)
FS_s = Faktor keamanan untuk daya dukung friksi (side resistance)
Nilai Safety factor yang digunakan yaitu 3 (kondisi layan) dan 1,5 (kondisi gempa).

3.1.2 Kapasitas Daya Dukung Tarik Pondasi Tiang


Daya dukung ultimate aksial tarik (ultimate uplift capacity) untuk pondasi tiang dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Qup = 2/3[Qs] (Poulos & Davis (1980))
Dimana :
Qs = daya dukung friksi (ultimate side resistance) (kN)

Pada umumnya safety factor yang digunakan adalah 3 (kondisi layan) dan 2,5
(kondisi gempa).

26
Compression Capacity
Calculation Method : Based on N-SPT (Meyerhof, 1976)
Undrained Shear Str. (Cu) = 5 x N-SPT (kN/m2) Burt G. Look (2007)
Skin Friction (Qs) = α x Cu x perimeter x l (kN) (c-soil) US Army Corps
= 2 x N60 x perimeter x l (kN) (φ-soil) Meyerhof (1976) Driven Pile
= 100 x nsi x N60 x perimeter x l (kN)
(Silt) Aoki and Velloso (1975)
End Bearing (Qb) = 6 x Cu x Ab (kN) (c-soil) OCDI (2009)
= 300 x N60 x Ab (kN) (φ-soil) OCDI (2009)
= 100 x nb x N60 x Ab (kN) (Silt) Aoki and Velloso (1975)
Qult = Qs + Qb (kN)
Qall = Qult/SF (kN)
SF = 3 for static and 1.5 for EQ

Pull Out Capacity


Calculation Method : Poulos & Davis (1980)
Pull Out Cap. (Qu(pull)) = (2/3 x Qs)
Qall (pull) = Qu(pull)/SF
SF = 3 for static and 2.5 for EQ

Gambar 7.10 Resume Formula Daya Dukung Aksial


3.1.3 Kapasitas Daya Dukung Lateral Pondasi Tiang
Daya dukung lateral (lateral capacity) untuk pondasi tiang dapat dihitung dengan
metode Brom’s. Daya dukung lateral pondasi tiang yang diizinkan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
2 𝑥 𝑀𝑢
𝐻𝑢 =
𝐻
𝑒 + 0,54 √𝛾 𝐵 𝑢𝐾
𝑝

Dimana :
Hu = Daya dukung lateral yang diizinkan (kN)
Mu = Momen ultimate (kN/m2)
B = Diameter Pile (m)
E = Modulus Elastisitas tiang
e = Jarak beban ke permukaan tanah (m)
γ = Berat isi tanah (kN/m3)
Kp = Koefisien tekanan tanah pasif

27
3.2 Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang
3.2.1 Data Tiang (Pile Properties)
Tiang Pancang (Steel Pipe Pile) yang digunakan dalam analisis struktur (program
SAP2000) untuk perencanaan struktur pondasi trestle terdiri dari tiang tegak dengan
diameter 457.2 tebal 12mm sedangkan untuk dermaga eksisting dan dermaga baru
menggunakan tiang tegak dan miring dengan diameter 711.2 tebal 12mm. Tip pile didesain
dengan close end dengan sepatu tiang. Data tiang yang digunakan disajikan pada tabel
berikut :

Tabel 7.14 Pile Properties Tiang Trestel Diameter 457.2 mm Tebal 12 mm


Pile Properties
Type of Pile SPP
Type of End Close Ended
Outter Diameter D 0.4572 m
Wall Thickness t 0.012 m
Inside Diameter ID 0.4332 m
2
Cross Section Area At 0.0168 m
2
Tip Area Ab 0.1642 m
Perimeter p 1.4363 m
3
Unit Weight γ 78.5 kN/m
Weight of pile Wp 1.318 kN/m
Elasticity Modulus E 200000000 kN/m2
4
Inertia I 0.000416 m
Section Modulus Z 0.001820 m3
2
Yield Stress fy 240000 kN/m
Moment Crack Mcr 436.87 kN.m
Height above seabed 6m
Pile penetration depth into point bearing stratum Lb 30 m

Tabel 7.15 Pile Properties Tiang Dermaga Baru Diameter 711.2 mm Tebal 14 mm
Pile Properties
Type of Pile SPP
Type of End Close Ended
Outter Diameter D 0.7112 m
Wall Thickness t 0.012 m
Inside Diameter ID 0.6872 m
2
Cross Section Area At 0.0264 m
2
Tip Area Ab 0.3973 m
Perimeter p 2.2343 m
Unit Weight γ 78.5 kN/m3
Weight of pile Wp 2.069 kN/m
2
Elasticity Modulus E 200000000 kN/m
4
Inertia I 0.001611 m
Section Modulus Z 0.004531 m3
2
Yield Stress fy 240000 kN/m
Moment Crack Mcr 1087.48 kN.m
Height above seabed 16 m
Pile penetration depth into point bearing stratum Lb 30 m

3.2.2 Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang


Berikut nilai daya dukung tanah berdasarkan data N-SPT BH-02 untuk trestle, BH-03
untuk dermaga eksisting dan BH-03 & BH-04 untuk dermaga baru disajikan dalam bentuk
tabel dan grafik. Berikut hasil daya dukung tanah untuk trestle dan dermaga.

28
Tabel 7.16 Daya Dukung Pondasi Tiang Tegak Trestle Diameter 457.2 mm Tebal 12 mm (Re. BH-02)
Daya Dukung Tiang Pondasi (Ref. BH-02; D 457,2)
Depth at (m) Soil Layer NSPT Compression Capacity (kN) Pull Out Capacity Check
Nb Silt Coef. Clay Parameter
at Friction, Qs Qall Qall (pull) Comp. Pullout
End
Midll Qu SF=2. SF=1. SF=2.
Top Bot Main Soil Consistency (N1+N Cu Bearing, Qult SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=3 SF=3
e N60 Ns ns nb 2 α Local Cumm. (pull) 5 5 5
2 )/2 (kN/m ) Qb (St) (EQ) (St) (St) (St)
(EQ) (EQ) (EQ)
0 2 1 Sand Medium 13 15 13 0 0.00 74.7 74.7 738.8 813.5 271.2 542.3 49.8 16.6 19.9 x v v v
2 4 3 Silt Very Stiff 17 17 17 0.029 1.90 0 0.00 141.6 216.3 530.3 746.6 248.9 497.7 144.2 48.1 57.7 x v v v
4 6 5 Silt Very Stiff 21 19 21 0.029 1.90 0 0.00 174.9 391.3 655.1 1046.3 348.8 697.5 260.8 86.9 104.3 x v v v
6 8 7 Sand Medium 26 22 26 0 0.00 149.4 540.6 1083.5 1624.2 541.4 1082.8 360.4 120.1 144.2 v v v v
8 10 9 Sand Medium 24 25 24 0 0.00 137.9 678.5 1231.3 1909.8 636.6 1273.2 452.4 150.8 180.9 v v v v
10 12 11 Sand Medium 29 24 29 0 0.00 166.6 845.1 1169.7 2014.9 671.6 1343.2 563.4 187.8 225.4 v v v v
12 14 13 Clay Very Stiff 16 23 16 80 0.50 114.9 960.0 78.8 1038.9 346.3 692.6 640.0 213.3 256.0 x v v v
14 16 15 Clay Very Stiff 23 24 23 115 0.50 165.2 1125.2 113.3 1238.5 412.8 825.7 750.2 250.1 300.1 v v v v
16 18 17 Clay Very Stiff 26 21 26 130 0.50 186.7 1311.9 128.1 1440.0 480.0 960.0 874.6 291.5 349.9 v v v v
18 20 19 Clay Very Stiff 19 21 19 95 0.50 136.5 1448.4 93.6 1542.0 514.0 1028.0 965.6 321.9 386.2 v v v v
20 22 21 Clay Very Stiff 16 18 16 80 0.50 114.9 1563.3 78.8 1642.1 547.4 1094.7 1042.2 347.4 416.9 v v v v
22 24 23 Clay Stiff 10 14 10 50 0.75 107.7 1671.0 49.3 1720.3 573.4 1146.9 1114.0 371.3 445.6 v v v v
24 26 25 Clay Stiff 9 12 9 45 0.75 97.0 1768.0 44.3 1812.3 604.1 1208.2 1178.7 392.9 471.5 v v v v
26 28 27 Clay Stiff 11 23 11 55 0.75 118.5 1886.5 54.2 1940.7 646.9 1293.8 1257.7 419.2 503.1 v v v v
28 30 29 Rock Very Dense 60 27 50 0 0.00 344.7 2231.2 1313.4 3544.6 1181.5 2363.1 1487.5 495.8 595.0 v v v v
30 32 31 Rock Very Dense 60 40 50 0 0.00 344.7 2575.9 1970.1 4546.0 1515.3 3030.7 1717.3 572.4 686.9 v v v v

Berdasarkan analisis daya dukung aksial tiang tegak dari data tanah borehole BH-02 daya dukung direkomendasikan panjang tiang
sampai kedalaman tanah keras di kedalaman 30m dengan N-SPT =60 daya dukung izin tanah SF=3 yaitu 1181.5 kN, begitu juga saat kondisi
gempa SF=1.5 daya dukung izin tanah adalah 2363.1 kN. Sedangkan daya dukung pull out untuk kondisi layan SF=3 adalah 495.8 kN dan kondisi
gempa SF=2.5 adalah 595 kN. Sehingga dapat disimpulkan kedalam tiang pancang tertanam direncanakan 30 m di bawah seabed.

29
Tabel 7.17 Daya Dukung Pondasi Tiang Tegak Dermaga Baru Diameter 711.2 mm Tebal 14 mm (Re. BH-04)
Daya Dukung Tiang Pondasi (Ref. BH-04; D 711.2)
NSPT
Depth at (m) Soil Layer Compression Capacity (kN) Pull Out Capacity (kN) Check
at Nb Silt Coef. Clay Parameter
Friction, Qs End Qall Qall (pull) Comp. Pullout
Midll middle
Top Bot Main Soil Consistency (N1+N2) Cu Bearin Qult SF=3 SF=1.5 Qu (pull) SF=3 SF=2.5 SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=2.5
e N60 Ns ns nb α Local Cumm.
/2 (kN/m2) g, Qb (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ)
0 2 1 Sand Dense 30 24 30 0 0.00 268.1 268.1 2860.3 3128.4 1042.8 2085.6 178.7 59.6 71.5 v v v v
2 4 3 Clay Very Stiff 18 21 18 90 0.50 201.1 469.2 214.5 683.7 227.9 455.8 312.8 104.3 125.1 x x v v
4 6 5 Clay Stiff 14 20 14 70 0.75 234.6 703.8 166.8 870.7 290.2 580.4 469.2 156.4 187.7 x x v v
6 8 7 Clay Very Stiff 16 16 16 - - 80 0.50 178.7 882.5 190.7 1073.2 357.7 715.5 588.4 196.1 235.3 x v v v
8 10 9 Clay Stiff 14 18 14 70 0.75 234.6 1117.2 166.8 1284.0 428.0 856.0 744.8 248.3 297.9 x v v v
10 12 11 Clay Very Stiff 26 19 26 130 0.50 290.5 1407.6 309.9 1717.5 572.5 1145.0 938.4 312.8 375.4 x v v v
12 14 13 Clay Very Stiff 18 20 18 90 0.50 201.1 1608.7 214.5 1823.2 607.7 1215.5 1072.5 357.5 429.0 x v v v
14 16 15 Clay Very Stiff 23 25 23 115 0.50 256.9 1865.6 274.1 2139.7 713.2 1426.5 1243.8 414.6 497.5 x v v v
16 18 17 Clay Hard 31 28 31 155 0.50 346.3 2212.0 369.5 2581.4 860.5 1720.9 1474.6 491.5 589.9 v v v v
18 20 19 Clay Hard 38 28 38 190 0.50 424.5 2636.5 452.9 3089.3 1029.8 2059.6 1757.6 585.9 703.1 v v v v
20 22 21 Clay Very Stiff 18 26 18 90 0.50 201.1 2837.6 214.5 3052.1 1017.4 2034.7 1891.7 630.6 756.7 v v v v
22 24 23 Clay Very Stiff 16 22 16 80 0.50 178.7 3016.3 190.7 3207.0 1069.0 2138.0 2010.9 670.3 804.3 v v v v
24 26 25 Clay Very Stiff 17 28 17 85 0.50 189.9 3206.2 202.6 3408.8 1136.3 2272.5 2137.5 712.5 855.0 v v v v
26 28 27 Rock Very Dense 60 38 50 0 0.00 536.2 3742.5 4558.5 8301.0 2767.0 5534.0 2495.0 831.7 998.0 v v v v
28 30 29 Rock Very Dense 60 40 50 0 0.00 536.2 4278.7 4767.1 9045.8 3015.3 6030.5 2852.5 950.8 1141.0 v v v v
30 32 31 Rock Very Dense 60 40 50 0 0.00 536.2 4814.9 4767.1 9582.0 3194.0 6388.0 3209.9 1070.0 1284.0 v v v v

Berdasarkan analisis daya dukung aksial tiang tegak dari data tanah borehole BH-04 daya dukung direkomendasikan panjang tiang
sampai kedalaman tanah keras di kedalaman 28 m dengan N-SPT =60 daya dukung izin tanah SF=3 adalah 2767 kN dan daya dukung izin
tanah saat kondisi gempa SF=1.5 adalah 5534 kN. Sedangkan daya dukung pull out untuk kondisi layan SF=3 adalah 831.7 kN dan kondisi gempa
SF=2.5 adalah 998 kN. Sehingga dapat disimpulkan kedalam tiang pancang tertanam direncanakan 28 m di bawah seabed.

30
Tabel 7.18 Daya Dukung Pondasi Tiang Miring Dermaga Baru Diameter 711.2 mm Tebal 14 mm (Re. BH-04)
Daya Dukung Tiang Pondasi (Ref. BH-04; D 711.2)
NSPT
Depth at (m) Soil Layer Compression Capacity (kN) Pull Out Capacity (kN) Check
at Nb Silt Coef. Clay Parameter
Friction, Qs End Qall Qall (pull) Comp. Pullout
Midll middle
Top Bot Main Soil Consistency (N1+N2) Cu Bearin Qult SF=3 SF=1.5 Qu (pull) SF=3 SF=2.5 SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=2.5
e N60 Ns ns nb α Local Cumm.
/2 (kN/m2) g, Qb (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ)
0 2 1 Sand Dense 30 24 30 0 0.00 268.1 268.1 2860.3 3128.4 1042.8 2085.6 178.7 59.6 71.5 v v v v
2 4 3 Clay Very Stiff 18 21 18 90 0.50 201.1 469.2 214.5 683.7 227.9 455.8 312.8 104.3 125.1 x x v v
4 6 5 Clay Stiff 14 20 14 70 0.75 234.6 703.8 166.8 870.7 290.2 580.4 469.2 156.4 187.7 x x v v
6 8 7 Clay Very Stiff 16 16 16 - - 80 0.50 178.7 882.5 190.7 1073.2 357.7 715.5 588.4 196.1 235.3 x v v v
8 10 9 Clay Stiff 14 18 14 70 0.75 234.6 1117.2 166.8 1284.0 428.0 856.0 744.8 248.3 297.9 x v v v
10 12 11 Clay Very Stiff 26 19 26 130 0.50 290.5 1407.6 309.9 1717.5 572.5 1145.0 938.4 312.8 375.4 x v v v
12 14 13 Clay Very Stiff 18 20 18 90 0.50 201.1 1608.7 214.5 1823.2 607.7 1215.5 1072.5 357.5 429.0 x v v v
14 16 15 Clay Very Stiff 23 25 23 115 0.50 256.9 1865.6 274.1 2139.7 713.2 1426.5 1243.8 414.6 497.5 x v v v
16 18 17 Clay Hard 31 28 31 155 0.50 346.3 2212.0 369.5 2581.4 860.5 1720.9 1474.6 491.5 589.9 x v v v
18 20 19 Clay Hard 38 28 38 190 0.50 424.5 2636.5 452.9 3089.3 1029.8 2059.6 1757.6 585.9 703.1 x v v v
20 22 21 Clay Very Stiff 18 26 18 90 0.50 201.1 2837.6 214.5 3052.1 1017.4 2034.7 1891.7 630.6 756.7 x v v v
22 24 23 Clay Very Stiff 16 22 16 80 0.50 178.7 3016.3 190.7 3207.0 1069.0 2138.0 2010.9 670.3 804.3 v v v v
24 26 25 Clay Very Stiff 17 28 17 85 0.50 189.9 3206.2 202.6 3408.8 1136.3 2272.5 2137.5 712.5 855.0 v v v v
26 28 27 Rock Very Dense 60 38 50 0 0.00 536.2 3742.5 4558.5 8301.0 2767.0 5534.0 2495.0 831.7 998.0 v v v v
28 30 29 Rock Very Dense 60 40 50 0 0.00 536.2 4278.7 4767.1 9045.8 3015.3 6030.5 2852.5 950.8 1141.0 v v v v
30 32 31 Rock Very Dense 60 40 50 0 0.00 536.2 4814.9 4767.1 9582.0 3194.0 6388.0 3209.9 1070.0 1284.0 v v v v

Berdasarkan analisis daya dukung aksial tiang miring dari data tanah borehole BH-04 daya dukung direkomendasikan panjang tiang
sampai kedalaman tanah keras di kedalaman 28 m dengan N-SPT =60 daya dukung izin tanah SF=3 adalah 2767 kN sedangkan daya dukung
izin gempa SF=1.5 adalah 5534 kN. Sedangkan daya dukung pull out untuk kondisi layan SF=3 adalah 831.7 kN dan kondisi gempa SF=2.5 adalah
998 kN. Sehingga dapat disimpulkan kedalam tiang pancang tertanam direncanakan 28 m di bawah seabed.

31
Berikut adalah rekapitulasi kebutuhan panjang tiang pancang trestle, dermaga rencana, setelah disesuaikan dengan konfigurasi tiang dan
keseragaman tiang.
Tabel 7.19 Kebutuhan Panjang Tiang Pancang pada Trestel dan Dermaga
Type of Pile Length of Pile (m)
Diameter
No Structure Seabed Sub Total PCO End Pile
Material End (m) Embeded Konfig.
to PCO Total Desain (LWS) (LWS)
1 Trestel Tegak SPP Closed 0.457 30 11.85 41.85 42 6 -12 -12 -12 1.85 40.10
2 Dermaga Baru Tegak SPP Closed 0.7112 28 14.85 42.85 44 8- 8 - 12 -16 1.85 42.10
3 Dermaga Baru Miring SPP Closed 0.7112 28 14.85 42.85 44 8- 8 - 12 -16 1.85 41.50
Dari penentuan total panjang tiang, maka dapat disimpulkan :
- Kedalaman tiang tertanam untuk Trestle adalah 30.15 meter, dan setelah ditambah jarak seabed ke PCO total kebutuhan panjang tiang adalah
42 meter dengan konfigurasi tiang 6-12-12-12.
- Kedalaman tiang tegak dan tiang miring tertanam untuk Dermaga Baru adalah 29.15 meter, dan setelah ditambah jarak seabed ke PCO total
kebutuhan panjang tiang adalah 44 meter dengan konfigurasi tiang 8-8-12-16.

32
3.2.3 Daya Dukung Lateral Tiang Baru
Besar kapasitas lateral tiang pancang yang dihitung dengan menggunakan metode
Brom’s adalah sebagai berikut :
2 𝑥 𝑀𝑢
𝐻𝑢 =
𝐻
𝑒 + 0,54 √ 𝛾 𝑥 𝐵 𝑥 𝐾𝑝

Maka didapatkan kapasitas lateral tiang yang diizinkan yaitu seperti dijelaskan pada
tabel berikut.
Tabel 7.20 Kapasitas Lateral Tiang
Daya Dukung Lateral Tiang
H e Hu
Lokasi B (m) Mu (kNm) Kp
(kN) (m) (kN)
Tiang Tegak Trestel 0.4572 436.87 92.76 7 3 97.14
Tiang Tegak Dermaga Baru 0.7112 1087.48 54.34 13 3 152.91
Tiang Miring Dermaga Baru 0.7112 1087.48 129.23 13 3 146.09

Selanjutnya untuk tahanan lateral tiang pancang didapat dari pemodelan tiang
menggunakan program AllPile. Hubungan antara defleksi dengan gaya lateral pada
tiang pancang area trestle, dermaga dan mooring dengan referensi menggunakan
data BH-02 dan BH-04.

Gambar 7.11 Kurva P - yt Tiang Trestle

33
Gambar 7.12 Kurva P - yt Tiang Tegak Dermaga Baru

Gambar 7.13 P Kurva P - yt Tiang Miring Dermaga Baru

34
Tabel 7.21 Resume Defleksi Tiang
P vs yt

yt
Struktur P (kN) Keterangan
(cm)

92.76 6.2 Gaya Lateral Max


Tiang Trestle
97.8 6.67 Kapasitas Lateral Tiang

Tiang Tegak Dermaga 54.34 4 Gaya Lateral Max


Baru 152.91 14 Kapasitas Lateral Tiang

Tiang Miring Dermaga 129.23 12 Gaya Lateral Max


Baru 146.09 13.9 Kapasitas Lateral Tiang

Defleksi yang terjadi pada saat beban lateral maksimum < Defleksi kapasitas lateral
tiang. Sehingga defleksi masih memenuhi aman.

35
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

• Penyelidikan tanah pada titik uji BH-01 hingga BH-04 didominasi oleh lapisan
kohesif (lempung), dengan nilai SPT/kepadatan dominan kaku hingga sangat
kaku. Dan pada kedalaman lebih dari 27 m didominasi oleh batuan yang sangat
padat.
• Berdasarkan analisis daya dukung aksial tiang tegak dari data tanah borehole
BH-02 daya dukung direkomendasikan panjang tiang sampai kedalaman
tanah keras di kedalaman 30m dengan N-SPT =60 daya dukung izin tanah
SF=3 yaitu 1181.5 kN, begitu juga saat kondisi gempa SF=1.5 daya dukung izin
tanah adalah 2363.1 kN. Sedangkan daya dukung pull out untuk kondisi layan
SF=3 adalah 495.8 kN dan kondisi gempa SF=2.5 adalah 595 kN. Sehingga
dapat disimpulkan kedalam tiang pancang tertanam direncanakan 30 m di
bawah seabed.
• Berdasarkan analisis daya dukung aksial tiang tegak dari data tanah borehole
BH-04 daya dukung direkomendasikan panjang tiang sampai kedalaman
tanah keras di kedalaman 28 m dengan N-SPT =60 daya dukung izin tanah
SF=3 adalah 2767 kN dan daya dukung izin tanah saat kondisi gempa SF=1.5
adalah 5534 kN. Sedangkan daya dukung pull out untuk kondisi layan SF=3
adalah 831.7 kN dan kondisi gempa SF=2.5 adalah 998 kN. Sehingga dapat
disimpulkan kedalam tiang pancang tertanam direncanakan 28 m di bawah
seabed.
• Berdasarkan analisis daya dukung aksial tiang miring dari data tanah borehole
BH-04 daya dukung direkomendasikan panjang tiang sampai kedalaman
tanah keras di kedalaman 28 m dengan N-SPT =60 daya dukung izin tanah
SF=3 adalah 2767 kN sedangkan daya dukung izin gempa SF=1.5 adalah 5534
kN. Sedangkan daya dukung pull out untuk kondisi layan SF=3 adalah 831.7
kN dan kondisi gempa SF=2.5 adalah 998 kN. Sehingga dapat disimpulkan
kedalam tiang pancang tertanam direncanakan 28 m di bawah seabed.

36
DAFTAR PUSTAKA
Terzaghi K. Peck R. B. 1967. Soil Mechanichs in Engineering Practice, New York.
2nd Ed. Jhon Wiley & Sons.
PT. Anindiya Karya Desain. (2018). Studi Detail Engineering dan Design (DED)
Fasilitas Pelabuhan Laut Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Bandung: Laporan Akhir.
Kemen.PUPR. Manual Petunjuk Teknis Pengujian Tanah. Jakarta: Direk, Bina
Marga.

37

Anda mungkin juga menyukai