Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Biokimia”.
DOSEN PENGAMPU:
Hadi Kusuma Atmaja, SST.,M.Kes
Pertama-tama puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi terakhir, penutup para
nabi yang sekaligus menjadi uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. Terimakasih
kami sampaikan kepada Bapak Hadi Kusuma Atmaja, SST.,M.Kes selaku dosen mata kuliah
Biokimia. Selanjutnya terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dan yang telah mensuport kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Pada makalah ini kami menyajikan penjelasan mengenai hormon dan perananya
dalam metabolisme. Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis. Semoga dengan
membaca makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan
sebagaimana mestinya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
A. Kesimpulan .............................................................................................................45
B. Saran .......................................................................................................................47
iii
DAFTAR ISI TABEL
iv
DAFTAR ISI GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar
selagar dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
eksternaldan internal yang selalu berubah.Sistem Endokrin dan susunan saraf
merupakan alat utama dimana tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan
dan sel. Sistem saraf sering di pandang sebagai pembawa pesan melalui sistem
stuktural yang tetap.
Sistem Endokrim dimana berbagai macam “Hormon” di sekresikan oleh
kelenjar spesifik, di angkut sebagai pesan yang bergerak untuk bereaksi pada sel
atau organ targetnya (definisiklasik dari hormon). Hormon beredar di dalam
sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari seltarget. Ketika hormon menemukan
sel target, hormon akan mengikat protein reseptortertentu pada permukaan sel
tersebut dan mengirimkan sinyal.Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut
dan bereaksi baik dengan mempengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah
aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau
penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram),
pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan
persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, danperawatan anak), atau fase
kehidupan (misalnya pubertas dan menopause) .Pada banyak kasus, satu hormon
dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya.Hormon juga
mengatursiklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan
(chemical messenger) disekresikan oleh sejenis jaringan, dalam jumlah yang
1
sangat kecil dan dibawa oleh darah menuju target jaringan di bagian lain dari
tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus.
Endokrinologi, suatu cabang ilmu biomedis yang mempelajari hormon dan
aktivitasnya, merupakan salah satu bidang biokimia yang sangat menarik karena
beberapa pemahaman baru berasal dari bidang ini. Lagi pula, karena perubahan
dalam kerja hormon dapat menimbulkan penyakit, maka endokrinologi juga
merupakan suatu cabang ilmu biokimia yang kegunaannya dapat dilihat secara
langsung.
Berbagai macam hormon sudah diketahui dan banyak lagi yang
ditemukan. Selain mengatur beberapa aspek metabolisme, hormon juga
mempunyai fungsi yang lain yaitu mengatur pertumbuhan sel dan jaringan, denyut
jantung, tekanan darah, fungsi ginjal, pergerakan saluran gastrointestinal, sekresi
enzim-enzim pencernaan, laktasi dan sistem reproduksi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan hormon?
2. Bagaimana klasifikasi hormon?
3. Apakah fungsi dan peran hormon?
4. Bagaimana mekanisme kerja hormon?
5. Bagaimana sifat-sifat hormon?
6. Jelaskan jenis-jenis hormon dan peranannya dalam metabolisme
7. Jelaskan salah satu penyakit yang berhubungan dengan peranan hormon
dalam metabolisme
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hormon.
2
2. Untuk mengetahui klasifikasi hormon.
3. Untuk mengetahui fungsi dan peran hormon.
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon.
5. Untuk mengetahui sifat-sifat hormon.
6. Untuk mengetahui jenis-jenis hormon dan peranannya dalam metabolisme.\
7. Untuk mengetahui penyakit yang berhubungan dengan peranan hormon
dalam metabolisme.
D. Manfaat Penulisan
1. Mampu mengetahui dan memahami pengertian hormon.
2. Mampu mengetahui dan memahami klasifikasi hormone.
3. Mampu mengetahui dan memahami fungsi dan peran hormon.
4. Mampu mengetahui dan memahami mekanisme kerja hormon.
5. Mampu mengetahui dan memahami sifat-sifat hormon.
6. Mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis hormon dan peranannya
dalam metabolisme.
7. Mampu mengetahui dan memahami penyakit yang berhubungan dengan
peranan hormon dalam metabolisme.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hormon
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang
mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormon
adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga
sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh
tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target , maka hormon akan merangsang
terjadinya perubahan . pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf.
Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang
memerlukan waktu panjang.Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Hormon (dari bahasa yunani yaitu hman “yang menggerakan”) adalah
pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Semua organisme
multiselular , termasuk tumbuhan memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk
memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan
atau aktivitas tertentu.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus
(bagian dari otak) . hipotalanus mengiontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelnjar pituitari , yang juga mengotrol kelenjar-kelenjar lain.
Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untuk meneksreksikan
hormonnya dengan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
4
B. Klasifikasi Hormon
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut
komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi resptor dan sifat sinyal yang mengantarai
kerja hormon di dalam sel yaitu sebagai berikut.
1. Kalsifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya
a. Golongan steroid yang termasuk golongan ini adalah turunan dari
kolestrol yaitu androgen, esterogen dan adrenokortikoid.
b. Golongan Eikosanoid yaitu asam arachidonat.
c. Golongan derivat
Asam Amino dengan molekul yang kecil, yang termasuk
golongan ini adalah thyroid, katekolamin, epinefrin dan trioksin.
d. Golongan polipeptida/protein antara lain insulin, glukagon, GH, TSH,
oksitosin vasoperin, hormon yang dikeluarkan oleh mukosa, dan lain-
lain.
2. Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon
a. Lipofilik
Kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak contohnya
hormon golongan asteroid (estrogen, progesteron, testoreon,
glukokortikoid, aldostreon) dan tironin (misalnya trioksin).
b. Hidrofilik
Kelompok hormon yang dapat larut dalam air, contohnya insulin,
glukagon, hormon adrenokortikropik (ACTH) gastrin dan katekolamin
(misalanya dopamin , norepinefrin , epinefrin).
3. Berdasarkan lokasi reseptor hormone
a. Hormon yang berkaitan dengan hormon dengan reseptor intraseluler.
5
b. Hormon yang berkaitan dengan reseptor permukaan sel
(plasmamembran)
4. Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel
Kelompok hormon yang mengginakan kelompok second mesengger
senyawa seperti CAMP, CGMP, Ca2+, fosfoinistol, lintasan kinase sebagai
mediator itraseluler
5. Berdasarkan pola siklus sekresi hormon , maka dibedakan atas :
a. Sekresi diumal dalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam
contohnya kortisol, dimana kadar kortisol mengikat pada pagi hari dan
turun pada malam hari.
b. Pola sekresi hormonal pilsatif dan siklik naik turun sepaanjang waktu
tertentu, seperti bulanan, contohnya estrogen dimana merupakan non
siklik dengan puncak dan lembahnya meneybabakan siklus mensturasi.
c. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada
kadar subtart lainnya, contohnya hormon paratroid diman proses
sekresinya tergantung respons terhadap kadar kalsium serum.
8
20. Human chorionic gonadotripin (HCG).
Memelihara kehamilan.
21. Tetosteron
Mempengaruhi perekembangan oragan seks dari cirri kelamin pria serta
pembentukanm sperma.
12
kadar gula dalam darah sebaliknya untuk sekresin hormon glukagon akan
meningkatkan kadar gula dalam darah.
Gambar 1. Diagram metabolisme kabohidrat, lemak dan protein ( Guyton, and Hall,
2006 )
1. Hormon Insulin
Hormon Insulin merupakan hormon yang diproduksi di sel beta Islets of
Langerhans Pankreas. Hormon Insulin memiliki efek penting pada
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Hormon ini menurunkan kadar
glukosa, asam lemak, dan asam amino dalam darah serta mendorong
13
penyimpanan zat-zat gizi tersebut (Guyton, and Hall, 2006), hormon tersebut
berperan dalam proses meningkatkan penyimpanan dan penggunaan glukosa,
sehingga bisa menurunkan glukosa darah. Hormon insulin digunakan secara
nyata untuk mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan protein pada otot
rangka. Hormon ini memudahkan penyerapan glukosa dan asam amino ke
dalam otot rangka dan hati.
Hormon insulin juga memainkan peran yang krusial dalam metabolisme
lemak, yakni dalam mengatur lipolysis dan lipogenesis. Lipolysis, hidrolisis
dari triglycerida, adalah salah satu langkah syarat dari oksidasi lemak, dimana
dengan melepaskan ikatan asam lemak untuk ditranspor ke mitokhondria untuk
oksidasi. Peranan hormon insulin dalam kaitan dengan metabolisme protein,
peran utama hormon insulin adalah mengurangi dari menguraikan protein
(katabolisme). Walau hormon ini juga berperan di dalam meningkatkan sintese
protein (anabolisme), akibatnya sebagian besar bergantung pada kemampuan
asam amino.
Adapun proses biokimia yang dipengaruhi oleh hormon insulin menurut
Hayashi, et al (2016), antara lain sebagai berikut.
14
mengkonversi glikogen menjadi glukosa dan mengeluarkannya ke
dalam darah.
d. Meningkatkan sintesis asam lemak
hormon insulin memfasilitasi masuknya lemak dalam darah ke
jaringan adipose yang kemudian dapat dikonversi menjadi triglycerida.
e. Menurunkan lipolisis
Mengurangi kekuatan dari konversi dari simpanan sel lemak lipid
ke dalam asam lemak plasma, kekurangan dari hormon insulin
menyebabkan sebaliknya.
f. Menurunkan gluconeogenesis
Menurunkan produksi glukosa dari berbagai substrates di hati,
kekurangan insulin menyebabkan produksi glukosa dari variasi substrat
pada hati dan di tempat lain.
15
fosforilasi oleh enzim glukokinase dan glikolisis yang akan membebaskan
molekul ATP.
2. Hormon Glukagon
Hormon Glukagon merupakan hormon yang diproduksi di sel alpha
Islets of Langerhans Pankreas, hormon tersebut mempunyai peran yang
berkebalikan dengan hormon insulin, yaitu menaikan glukosa darah dan
memacu proses penggunaan simpanan glukosa. Glukagon bekerja utamanya di
hepatocytes sel hati.
Banyak ahli fisiologi memandang sel-sel β pankreas penghasil insulin
dan sel-sel α pankreas penghasil glukagon sebagai pasangan sistem endokrin
yang sekresinya kombinasinya merupakan faktor utama dalam mengatur
metabolisme bahan bakar. Glukagon mempengaruhi banyak proses
metabolisme yang juga dipengaruhi oleh insulin dan berlawanan dengan efek
16
insulin. Glukagon bekerja terutama di hati, tempat hormon ini menimbulkan
berbagai efek pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Efek hormon glukagon dalam proses metabolisme menurut Guyton, and
Hall, (2006), yaitu sebagai berikut
17
Gambar 2 Gambar interaksi hormon insulin dan glukagon (Guyton, and
Hall, 2006)
18
tersebut terjadi di hati dan otot). Berikut penjelasannya rinci terkait kedua
proses diatas.
19
Gambar 3: Molekul glikogen. A: struktur umum, B: pembesaran struktur pada
sebuah titik cabang. Jumlah A menunjukkan tahap sama dalam pertumbuhan
makromolekuler. R, residu primer glukosa yang hanya mengandung pereduksi
bebas pada C1. Percabangan tersebut lebih beragam daripada yang terlihat,
rasio ikatan 1o4 terhadap 1o6 adalah 10 hingga 18 (Murry,K., 2002).
Jadi, glikolisis dapat berlangsung dalam keadaan aerob, tetapi hal ini
akan membawa akibat jumlah energi yang dibebaskan permol glukosa yang
teroksidasi terbatas. Sebagai konsekuensinya, untuk menghasilkan energi
dalam suatu jumlah tartentu, lebih baik glukosa harus mengalami glikolisis di
bawah keadaan aerob (Murray,K.,2002).
20
Pada glikolisis aerobik sebagian besar otot manusia menghasilkan laktat
bila bekerja berat, walaupun peredaran darahnya tidak terganggu dan
penggunaan oksigen sangat besar. Sejauh mana hal ini berlangsung tergantung
pada keadaan enzim dan tenaga yang dihasilkan. Serat otot merah yang
mengandung banyak mitokondria membentuk sedikit sekali laktat sedang serat
otot putih yang mengandung sedikit mitokondria akan membentuk banyak
laktat (Stryer L.,1996).
22
Gambar 4: Lintasan glikolisis, p,PO3, pi HOPO3, (-) inhibisi; Atom Karbon I
3 pada fruktosa biphospat membentuk dihidroksibiasetonisphospat ke dalam
atomkarbon 4 6 membentu gliseraldehid 3-phospat. Istilah bis-seperti
bisphospat menunjukkan bahwa gugusan-gugusan phospat tersebut
terpisahkan, sedangkan istilah diphospat seperti dalam adenosin phospat
menunjukkan bahwa kedua gugusan itu bersatu (Murray, K., 2002).
23
Asal batas ambang anaerobik yaitu ketika piruvat terbentuk dalam jalur
Embden Meyerhof baik pada pembentukkan laktat maupun pada pembakaran
lengkap.
Glikolisis
3 ATP
Glukosa 2 piruvat dan 2 NADH 2 laktat
33,5 - 35 ATP dan 6 CO2
Walaupun kadar glikogen hati lebih besar dari otot, jumlah glikogen
seluruhnya lebih banyak pada otot karena massa otot lebih banyak. Seseorang
dengan bobot 70 kg mempunyai otot sebanyak 28 kg, sedang hatinya adalah
1,6 kg. Dengan demikian, jumlah total yang ada pada hati adalah 0,6 M dan
pada otot 2,4 M. Jumlah total dalam tubuh, dalam semua jaringan, akan
menjadi sedikit di atas 3 M dan pada keadaan puasa semalam mendekati 3M.
Mekanisme terjadinya penimbunan glikogen (Gb 1.5), yaitu glikogen dibentuk
dengan setiap kali penambahan satu gugus glukosa pada molekul ini, untuk
membentuk rantai amilosa yang kemudian diatur kembali membentuk
percabangan. Keseluruhan proses ini dapat dibagi menjadi 3 tahapan ialah:
25
b. Pemindahan satuan glikosil dari UDP-glukosa ke rantai glikogen.
sehingga terjadi perpanjangan rantai amilosadengan ikatan Į-1.4.
c. Terjadinya percabangan dengan memindahkan sebagian rantai ke
gugus hidroksil G6 rantai didekatnya.
Enzim ini memindahkan tujuh satuan glukosa yang terdapat pada ujung
rantai yang mengandung sekurang-kurangnya 11 satuan glukosa, ke cabang di
dekatnya pada glukosa yang terletak sekurang-kurangnya empat satuan
glukosa dari percabangan yang terdekat (umunnya yang dipindahkan 7, tetapi
26
tidak mutlak). Rantai cabang yang baru terbentuk dengan demikian terdiri atas
7 satuan glukosa, sedangkan sisa cabang lama terdiri 4, namun lebih lazim,
sisa cabang tersebut terdiri antara enam sampai sembilan satuan. Energi bebas
standar pada ikatan 1-6 glikosidik 4.800 joules/mol lebih rendah daripada
ikatan 1-4 ulikosidik, sehingga keseimbangan reaksi lebih menguntungkan
percabangan (Murray,K., 2002).
G
ambar 5: Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis di dalam hati. Dua fospat
energi tinggi digunakan dalam menyisipkan 1mol glukosa ke dalam glikogen,
27
+ stimulasi, inhibisi, Insulin menurunkan kadar cAMP hanya setelah kadar
cAMP dinaikan oleh glukagon (epinerin) Glukagon bekerja aktif di dalam otot
jantung tidak aktif di dalam otot (Murray, K.,2002)
28
Mekanisme glukoneogenesis dipakai untuk membersihkan berbagai
produk metabolisme jaringan lainnya dari dalam darah, misal laktat yang
dihasilkan oleh otot serta eritrosit dan gliserol dihasilkan oleh adiposa serta
propionat yang merupakan asam glukogenik dari hewan pemamah-biak. Hanya
sebagian dari laktat yang terbentuk pada kerja yang berat akan dioksidasi
dalam jaringan yang lain. Sebagian sisanya akan diubah kembali menjadi
glukosa atau kadang-kadang kalau persediaan glukosa masih cukup, akan
diubah menjadi lemak.
29
Gambar 6 : Lintasan Utama dan pengaturan glukoneogenesis (Murray,K.,
2002).
30
Bagi tubuh lemak merupakan bahan bakar yang ditimbun dalam jangka
waktu lama, tetapi seperti glikogen dan zat pati hanya merupakan cadangan
bahan bakar sementara/singkat bila keadaan kekurangan oksigen. Sumber
energi pada glukoneogenesis pada siklus asam trikarboksilat (TCA) dari
piruvat Gb. 1.8).
31
ini pun merupakan bagian intergral dari proses yang menyediakan
sejumlah besar energi bebas yang terlepas selama oksidasi karbohidrat, lipid
dan protein (Murray,K., 2002).
Sebagai hasil oksidasi 12 molekul ATP yang terbentuk pada setiap kali
putaran siklus asam sitrat (asam trikarboksilat TCA) lihat Tabel 1.1.
32
Tabel 1.1 : Produksi ATP oleh siklus asam nitrat
Molekul ATP
Reaksi/Dikatalisis Cara memproduksi-P
yang terbentuk
33
Kadar glukosa dalam darah dapat bervariasi, pada orang normal konsentrasi
glukosa dalam darah dapat dikontrol oleh tubuh pada rentang 80 – 90 mg / 100 ml
darah pada saat puasa atau sebelum makan, konsentrasi gluosa akan mengalami
kenaikan hingga 120 – 140 mg / 100 ml darah setelah makan, tubuh akan
mengontrol konsentrasi glukosa dalam darah kembali ke tingkat kadar sebelumnya
dalam 2 jam setelah mengkonsumsi karbohidrat.
Ketika kadar gula darah tinggi, pankreas mensekresi lebih banyak insulin.
Insulin yang disekresikan mempunyai negatif aksi paracrine pada sel alpha yang
akan menghambat sekresi glukagon. Peningkatan konsentrasi insulin dan penurunan
konsentrasi glukagon akan meningkatkan penyerapan glukosa darah oleh sel tubuh
dan menurunkan produksi glukosa yang pada akhirnya akan menurunkan
konsentrasi glukosa darah. Kebalikannya, ketika konsentrasi glukosa darah rendah,
Pankreas mensekresi glukagon lebih banyak yang akan menghambat sekresi insulin
yang akan membuat peningkatan produksi glukosa dan penurunan serapan glukosa
oleh sel tubuh yang pada akhirnya akan meningkatkan konsentrasi glukosa darah.
Mekanisme kontrol pengaturan kadar glukosa dalam darah dapat melalui hati
yang berfungsi sebagai sistem penyangga glukosa darah. Saat kadar glukosa naik
pada konsentrasi yang tinggi setelah makan dan disertai dengan meningkatnya
sekresi insulin oleh pankreas, selanjutnya glukosa akan disimpan di hati dalam
bentuk glikogen. Saat kadar glukosa dalam darah turun dan sekresi insulin menurun,
hati akan menguraikan glikogen menjadi glukosa ke dalam darah.
33
Low plasma High plasma
Glucose level Glucose level
Pancreas
Glucagon released Insulin released
by α - cells by β - cells
Suppresses
the hepatic
glucose production
34
Proses penyerapan glukosa oleh sel otot menurut Hayashi, et al. (2016)
dipengaruhi oleh beberapa hal berikut.
Serapan glukosa dari sistem sirkulasi dipengaruhi oleh aliran darah dan
perbedaan glukosa antar arteriovenous. Pada saat aktivitas fisik yang berat, sirkulasi
darah dalam sel otot skelet dapat meningkat hingga 20 %, perbedaan glukosa antar
arteriovenous bisa sampai 4 kalinya (Hayashi, et al., 2016). Semakin banyak otot
skelet yang aktif berkontraksi, juga akan semakin banyak pembuluh kapiler yang
terlibat, hal tersebut akan menjadikan semakin luas area yang tersedia untuk
hantaran glukosa dan pertukaran glukosa.
Kadar insulin plasma akan menurun selama aktivitas fisik meningkat, namun
aliran darah ke otot skelet tetap tinggi, sehingga dapat menjaga hantaran insulin ke
otot skelet yang sedang berkontraksi. Kontraksi otot dan insulin dapat mengaktifkan
transport glukosa ke dalam sel otot melalui mekanisme molekuler yang berbeda.
Kontraksi otot, aliran darah dan insulin mempunyai efek yang sinergis dalam
serapan glukosa melalui proses perfusi. Interaksi antara insulin dan kontraksi otot
tergantung pada adenosine reseptor.
35
Kadar glukosa pada arteri juga akan mempengaruhi serapan glukosa selama
aktivitas fisik berlangsung. Perubahan konsentrasi glukosa plasma dalam rentang
yang fisiologis secara proporsional akan mempengaruhi perubahan serapan otot.
Saat aktivitas fisik berlangsung terus menerus, hingga hati kekurangan glikogen dan
proses gluconeogenesis sudah tidak mampu mengkompensasi, produk glukosa oleh
hati berkurang, hingga terjadi hypoglycemia yang dapat menghambat serapan
glukosa oleh otot. Serapan glukosa otot dan oxidasi selama aktivitas fisik yang
berlangsung terus menerus dapat ditingkatkan melalui penyerapan minuman yang
mengandung kabohidrat, yang akan meningkatkan ketersediaan glukosa arterial.
36
reseptor dan insulin receptor substrate-1 (IRS-1) pada residu Tyrosine dan
pengaktifan phosphatidylinositol 3-kinase (PI 3-kinase), PI 3-kinase merupakan
molekul yang penting dalam translokasi GLUT4 melalui rangsangan insulin (insulin
stimulated) dan tranport glukosa dalam otot skelet. Sinyal awal dalam kerja insulin
yang memacu terjadinya translokasi GLUT 4 ini tidak terjadi dalam mekanisme
transport glukosa melalui rangsangan latihan (exercise-stimulated). Aktivitas fisik
atau latihan tidak memberikan pengaruh terhadap proses autophosphorylation pada
reseptor insulin, tidak juga mempengaruhi aktivitas IRS-1 dan PI 3-kinase.
37
Gambar 10. Gambar penyerapan glukosa oleh jaringan otot (Richter, and
Hargreaves., 2013)
38
3. Gangguan produksi glukosa oleh hati, hal tersebut karena gangguan pada proses
gluconeogenesis dan glycogenolysis.
4. Gangguan sekresi insulin oleh pankreas, pankreas mengalami penurunan dalam
memproduksi insulin, baik pada puncak jumlah produksinya dan laju
produksinya.
39
kadar sitrat intraselular yang akan menghambat akumulasi fosfo-fruktokinase dan
glukosa-6 phosphat yang menyebabkan akumulasi glukosa interselular dan mengurangi
uptake glukosa dari ekstrasel.
Ketika tubuh melakukan latihan fisik yang merupakan salah satu bentuk
stressor fisik dapat menyebabkan gangguan homeostatis, maka tubuh akan memberi
tanggapan berupa mekanisme umpan balik negatif. Menurut Duarte, et al., (2012),
tanggapan tersebut berupa hal berikut.
1. Respon jawaban sewaktu adalah perubahan fungsi organ tubuh yang sifatnya
sementara dan berlangsung tiba-tiba, sebagai akibat dari aktivitas fisik. Perubahan
fungsi ini akan hilang dengan segera dan kembali normal setelah aktivitas dihentikan.
2. Adaptasi jawaban lambat adalah perubahan struktur atau fungsi organorgan tubuh
yang sifatnya lebih menetap karena latihan fisik yang dilakukan dengan teratur dalam
periode waktu tertentu. Reaksi adaptasi hanya akan timbul apabila beban latihan yang
diberikan intensitasnya cukup memadai dan berlangsung cukup lama. Berdasarkan
teori stres fisik adaptasi jaringan terjadi sebagai respon terhadap stres fisik.
Ada dua istilah latihan yang kita kenal yaitu acute exercise dan chronic
exercise. Acute exercise adalah latihan yang dilakukan hanya sekali saja atau disebut
juga dengan exercise, sedangkan chronic exercise adalah latihan yang dilakukan
berulang-ulang sampai beberapa hari atau sampai beberapa bulan (training)( Hordern, et
al., 2012 ). Hal penting yang perlu diperhatikan ialah bahwa dengan melakukan training
pelatihan akan terjadi perubahan penting di dalam tubuh sedangkan dengan melakukan
exercise perubahan yang terjadi kurang penting. Perubahan yang terjadi pada waktu
seseorang melakukan exercise disebut dengan respon. Sedangkan perubahan yang terjadi
karena training disebut adaptasi.
40
Adaptasi sistem tubuh akibat latihan aerobik menurut Hordern, et al., ( 2012 )
sebagai berikut :
4. Perubahan komposisi tubuh dengan berkurangnya massa dan lemak tubuh karena
latihan aerobik meningkatkan kapasitas penggunaan asam lemak sebagai energi
sebagai tambahan energi selain dari glukosa.
5. Pada individu yang sudah terlatih dapat terjadi peningkatan pengaturan panas
tubuh, karena pada individu tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi
panas dengan mudah, hal ini disebabkan oleh besarnya volume plasma dan lebih
responsifnya mekanisme termoregulator.
6. Perubahan penampilan atau performa dengan meningkatnya kapasitas endurance
daya tahan.
7. Latihan yang dilakukan secara teratur bermanfaat terhadap kondisi psikologis.
Pemakaian glukosa yang disimpan dalam otot dan hati sebagai glikogen,
glikogen cepat diakses untuk dipergunakan sebagai sumber energi pada latihan jasmani
terutama pada beberapa atau permulaan latihan jasmani dimulai. Setelah melakukan
latihan jasmani setelah 10 menit pertama, akan terjadi peningkatan kebutuhan glukosa
15 kali dari kebutuhan biasa, setelah 60 menit, kebutuhan glukosa akan meningkat
41
sampai 35 kali. Setelah beberapa menit aktivitas fisik atau latihan tersebut berlangsung,
maka tubuh akan mengompensasi keutuhan energi dari lemak ( Jonker, et al., 2013 ).
Senam Diabetes Indonesia merupakan senam aerobic low impact dan ritmis
yang telah dilaksanakan sejak tahun 1997 di klub-klub diabetes di seluruh Indonesia.
Senam aerobic adalah latihan fisik yang direkomendasikan sebagai aktivitas utama yang
dapat dilakukan oleh penderita diabetes tipe 2 karena efeknya dapat meningkatkan
sensitifitas insulin sehingga menghambat perkembangan diabetesnya
Program latihan yang dianjurkan bagi penderita Diabetes Mellitus tipe 2 untuk
meningkatkan kesegaran jasmani adalah senam dengan prinsip CRIPE, program senam
dengan prnsip tersebut dianggap dapat memenuhi kebutuhan (Suryanto, 2009).
Porsi latihan harus ditentukan supaya maksud dan tujuan latihan oleh
penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 memberikan manfaat yang berarti. Latihan yang
42
berlebihan akan merugikan kesehatan, sedangkan latihan yang terlalu sedikit tidak begitu
bermanfaat.
Penilaian intensitas latihan dapat dinilai dengan menghitung target nadi dan
tekanan darah yang dihitung sebelum dan setelah melakukan latihan, yaitu sebagai
berikut.
Denyut nadi yang harus dicapai adalah antara 60 - 79 % dari denyut nadi
maksimum.
2. Tekanan darah
Sebelum latihan tekanan tidak melebihi 140 mmHg dan setelah latihan
maksimal tidak lebih dari 180 mmHg
Penderita dapat menghitung sendiri denyut nadi maksimal yang harus dicapai
selama latihan. Meskipun perhimngan ini agak kasar tapi dapat digunakan rumus denyut
nadi maksimal.
Denyut nadi yang harus dicapai adalah antara 60 % - 79 % dari denyut nadi
maximal, di mana rentang denyut nadi tersebut adalah target denyut nadi pada zone
latihan yang diperbolehkan ( Thent, et al., 2013 ). Bila lebih dari 79 % dari denyut nadi
maximal, maka dapat membahayakan kesehatan penderita, namun apabila denyut nadi
tidak mencapai target atau kurang dari 60 % dari denyut nadi maximal maka akan kurang
memberikan bermanfaat.
Area atau zone latihan adalah interval nadi yang ditargetkan dicapai selama
melakukan latihan atau senam, yang dihitung segera setelah latihan maksimum, yaitu
antara 60 % sampai 79 % dari denyut nadi maksimal. Sebagai contoh penderita Diabetes
Mellitus tipe 2 yang tidak tergantung insulin, dengan umur 40 tahun, maka interval nadi
43
yang diperbolehkan adalah antara 60 % kali (220 ~ 40) dan 79 % kali (220 - 40) dan
hasilnya adalah interval denyut nadi antara 108 / menit sampai dengan 142 / menit. Jadi
area latihan antara 108 - 142 denyut nadi permenit.
44
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hormon (dari bahasa yunani yaitu hman “yang menggerakan”) adalah
pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Semua organisme
multiselular, termasuk tumbuhan memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk
memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau
aktivitas tertentu.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari
otak) . hipotalanus mengiontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui
kelnjar pituitari , yang juga mengotrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan
memerintahkan kelenjar pituitari untuk meneksreksikan hormonnya dengan mengirim
impuls saraf ke lobus posteriornya.
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi
kimia, sifat kelarutan, lokasi resptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di
dalam sel.
Secara umum, hormon di dalam tubuh berfungsi dalam mengkoordinasi kan
proses-proses fisiologis dalam tubuh kita. Setidaknya ada tiga fungsi utama dari sistem
hormon, yaitu mempertahankan keseimbangan tubuh, merespons stress pada tubuh
secara tepat, dan mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Mekanisme karja
hormon melalui beberapa cara yaitu mekanisme karja hormon melalui “second
messenger camp”, mekanisme kaerja hormone melalui PIP-calsium, dan mekanisme
kerja hormone reproduksi
Hormon memiliki beberapa sifat yaitu diantaranya suatu chemical messenger
yang dihasilkan oleh endokrin, disekresikan langsung ke dalam aliran darah, kadarnya
dalam sirkulais darah dapat menggambarkan aktivitas dari sel kelenjar endokrin, dan
lain-lain.
Sel tubuh manusia mendapatkan energi yang diperlukan dari pengolahan
beberapa macam sumber makanan, diantaranya dari karbohidrat, lemak dan protein.
Energi diperlukan untuk proses fisiologis yang berlangsung dalam sel-sel tubuh,
diantaranya adalah untuk proses kontraksi otot, hantaran impuls saraf, mekanisme
transport aktif, beberapa reaksi sintesis, dan lain - lain. Energi yang digunakan untuk
proses tersebut berasal dari pemecahan molekul ATP (adenosine triphosphate). Dalam
proses kontraksi otot, sel-sel otot menyimpan ATP dalam jumlah yang terbatas, oleh
45
karena otot saat berkontraksi selalu memerlukan ATP sebagai energi, maka diperlukan
metabolisme energi dalam sel untuk menghasilkan ATP. Sumber ATP utama adalah
dari penguraian glukosa sebagai hasil metabolisme karbohidrat. Karbohidrat dicerna
dalam saluran Gastrointentinal untuk menghasilkan suatu senyawa gula sederhana, yang
disebut glukosa. Glukosa kemudian diserap ke dalam darah dan dikirim ke hati melalui
hepatic portal vein. Hepatocytes (sel hati) menyerap glukosa dan kemudian merubahnya
menjadi glikogen. Glikogen akan disimpan di hati, dan akan dirubah kembali menjadi
glukosa bila kadar glukosa dalam darah menurun. Peredaran zat-zat gizi dari
karbohidrat, lemak, dan protein dalam proses metabolisme tersebut dipengaruhi oleh
berbagai hormon. Pada berbagai kondisi, hormon insulin dan glukagon secara normal
merupakan hormon pengatur yang paling dominan untuk mengubah jalur metabolik dari
anabolisme netto menjadi katabolisme netto bolak-balik dan penghematan glukosa,
yang masing-masing bergantung pada apakah tubuh berada dalam keadaan kenyang
atau puasa (Guyton, and Hall, 2006). Kedua hormon ini memegang peranan penting
dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula
darah sangat dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling
bertolak belakang. Kalau secara umum, sekresi hormon insulin akan menurunkan kadar
gula dalam darah sebaliknya untuk sekresin hormon glukagon akan meningkatkan kadar
gula dalam darah.
Salah satu gangguan proses penyerapan glukosa yaitu pada penyakit Diabetes
Mellitus Tipe 2, Diabetes Mellitus tipe 2 adalah penyakit progresif yang menyebabkan
terjadinya kegagalan sel beta pankreas dalam memproduksi hormon insulin secara
adekuat dan terjadi resisten insulin di jaringan otot dan jaringan adipose. Pada Diabetes
Mellitus tipe 2 menurut King, and Rewers, ( 2013 ) terdapat beberapa abnormalitas
yang terjadi pada beberapa organ seperti, hati, pankreas, otot dan jaringan adipose.
Senam Diabetes Indonesia merupakan senam aerobic low impact dan ritmis
yang telah dilaksanakan sejak tahun 1997 di klub-klub diabetes di seluruh Indonesia.
Senam aerobic adalah latihan fisik yang direkomendasikan sebagai aktivitas utama yang
dapat dilakukan oleh penderita diabetes tipe 2 karena efeknya dapat meningkatkan
sensitifitas insulin sehingga menghambat perkembangan diabetesnya
Program latihan yang dianjurkan bagi penderita Diabetes Mellitus tipe 2 untuk
meningkatkan kesegaran jasmani adalah senam dengan prinsip CRIPE, program senam
dengan prnsip tersebut dianggap dapat memenuhi kebutuhan (Suryanto, 2009).
46
Porsi latihan harus ditentukan supaya maksud dan tujuan latihan oleh
penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 memberikan manfaat yang berarti. Latihan yang
berlebihan akan merugikan kesehatan, sedangkan latihan yang terlalu sedikit tidak begitu
bermanfaat. Untuk mencapai kesegaran kardiovaskuler yang optimal, maka idealnya
latihan berada pada nilai V02 max, dengan kisaran antara 50% - 85% V0 2 max, pada
kisaran tersebut ternyata tidak memperburuk komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2 dan
tidak menaikkan tekanan darah sampai 180 mmHg ( Suryanto, 2009 ). Penilaian
intensitas latihan dapat dinilai dengan menghitung target nadi dan tekanan darah yang
dihitung sebelum dan setelah melakukan latihan.
B. Saran
Semoga mahasiswa keperawatan dan pembaca lainnya yang bekerja di bidang
kesehatan dengan membaca makalah ini dapat menambah wawasannya terkait hormon
dan peranannya dalam proses metabolisme.
47
DAFTAR PUSTAKA
48