Anda di halaman 1dari 12

ASKEP KELAINAN KONGENITAL (NTD)

MENINGOENCEPHALOCELE

DISUSUN OLEH
VELANIA FITRI ARIYANTO
1801053

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMMADIYAH KLATEN
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Meningoensefalokel adalah kelainan kongenital akibat defect tube neuralis.
Didaerah kaudal akan menyebabkan spina bifida dan daerah kranial akan menyebabkan
defect tulang cranium disebut cranium bifidum. Hal ini dimulai pada masa embrio pada
minggu ke III sampai minggu ke IV tidak menutup tuba neuralis pada ujung kranial dapat
menimbulkan herniasi jaringan syaraf pusat. Dapat terjadi diseluruh bagian tengkorak,
tetapi yang paling sering terjadi di region occipital, kecuali pada orang asia, yang lebih
sering terjadi pada region frontal ( Tsementzis,2009 )
Hermiasi atau benjolan ini dapat berisi meningen atau cairan serebrospunal saja
disebut meningokel kranial, dapat juga berisi meningen, cairan serebrospinal dan jaringa
otak disebut meningoensefalokel. Secara umum herniasi melalui defect cranium disebut
meningoensefalokel, walaupun sebenarnya berbrda patologi, pengobatan dan
prognosinya. Kira kira 75% meningoensefalokel didapatkan diregio oksipital, dapat
terlihat sebagai kantong kecil bertangkai atau struktur seperti kista besar, dapat lebih
besar dari cranium tertutup oleh kulit seluruhnya, kadang kadang ditempat tertentu hanya
dilapisi oleh membrane tipis seperti kertas perkamen. Sebanyak 15% dari ensefalokel
terletak di frontal ( Lubis,2009 ).
B. Etiologi
Meningoensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama
perkembangan janin. Kegagalan penutupan tabung saraf ini disebabkan oleh gangguan
pembentukan tulang cranium saat dalam uterus seperti kurangnya asupan asan folat
selama kehamilan, adanya infeksi pada saat kehamilan terutama infeksi TORCH, mutasi
gen ( terpapar bahan radiologi ), obat obatan yang mengandung bahan yang tarotegenik.
Meningiensefalokel juga disebabkan oleh efek tulang kepala, biasanya terjadi dibagian
occipitalis, kdang kadang juga dibagian nasal, frontal, atau parietal ( Christoper,2007 ).
C. Patofisiologis
Meningoensefalokel adalah satu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan
adanya penonjolan meningen ( selaput otak ) dan otak yang berbentuk seperti kantong
melalui suatu lubang pada tulang tengkorak. Meningoensefalokel dosebabkan oleh
kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan janin ( Nelson & Arvin,2009 )
Meningoensefalokel terdiri dari kantong meningen yang berisi hanya cairan
serebrospinal dan meningoensefalokel mengandumg kantung dan korteks serebri,
serebrum atau bagian batang otak. Defek cranium palimg lazim pada daerah oksipital atau
pada bawah sambungan, dan sebagian terjadi frontal atau nasofrontal. Kelainan ini adalah
sepersepuluh dari defect penutupan tuba neuralis yang melibatkan spina. Etiologi ini
dianggap sama dengan etiologi anensefali dan mielomenimgokel ( Fenichel,2011 )
Bayi dengan meningoensefalokel beresiko terjadi hidrosepatuls karena stenosis
akuaduktus, malformasi chiari atau sindrom. Pemeriksaan dapat menunjukkan kantung
kecil dengan batang bertangkai atau struktur seperti kista besar yang dapat melebihi
ukuran cranium. Lesi ini dapat tertutup total dengan kulit, namun daerah yang tidak
berkulit dapat terjadi dan memerlukan managemen bedah segera. Transiluminasi kantong
dapat menampakkan adanya jaringan saraf ( Nelson & Arvin,2009 ).
D. Manifestasi Klinis
Gejala klinis sangat bervariasi tergantung malformasi selebral yang terjadi,
termasuk hidrosefalus dan banyaknyanjaringan otak yang mengalami dysplasia dan
masuk kedalam kantung meningoensefalokel. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau
tanpa gejala sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerahnyang
dipersarafi oleh korda spinalis atau akar saraf yang terkena. Gejala pada umumnya berupa
penonjolan seperti kantong dipunggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir,
kelumpuhan atau kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki, penurunan sensasi,
inkontenensia urine dan tinja.korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi
( meningitis ).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi
2. CT Scan
3. MRI
4. Ultrasonografi/USG
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan meningoensefalokel tergantung dari isi dan luas dari
anomaly. Pada meningokel oksipital dimana kantung tidak mengandung jaringan
saraf, hasil dari pembedahan hamper selalu baik tetapi pada meningoensefalokel yang
berisi jaringan otak biasanya berakir dengan kematian dari anak
( Sjamsuhidayat,2005).
a. Penanganan pra Bedah
Segera setelah lahir daerah lesi harus segera dikenakan kassa steril yang
direndam salin yang ditutupi plastic.
b. Perawatan pasca Bedah
Pemberian makanan peroral dapat diberikan setelah 4 jam setelah bedah.
G. Komplikasi
1. Resiko Infeksi
2. Resiko Trauma Fisik
3. Hambatan Mobilitas Fisik
4. Kerusakan Intergitas Kulit
5. Ketidak seimbangan Kebutuhan Nutrisi
ASUAN KEPRAWATAN

1.             PENGKAJIAN

A.     IDENTITAS BAYI

Nama Bayi                : By. P


Tempat / Tgl lahir      : Surabaya / 10 Februari 2013 jam 15.25 WIB
Jenis Kelamin            : Perempuan

a.    IDENTITAS IBU
Nama Ibu                   : Ny. P
Tempat / Tgl lahir      : 25 tahun
Agama / Suku            : Islam / Jawa
Warga Negara            : WNI
Bahasa                       : Indonesia
Pendidikan                : SMA
Pekerjaan                   : Ibu Rumah Tangga
Alamat Rumah          : Surabaya
b.    IDENTITAS AYAH
Nama Ayah              : Tn. A
Tempat / Tgl lahir     : 43 tahun
Agama / Suku          : Islam / Jawa
Warga Negara          : WNI
Bahasa                      : Indonesia
Pendidikan               : SLTP
Pekerjaan                  : Swasta
Alamat Rumah         : Surabaya
c.      PENANGGUNG JAWAB
Nama                        : Tn. A
Alamat                     : Surabaya
Hubungan                : Ayah By. P
 d. DIAGNOSA MEDIS :  Meningosefalokel
e.   KELUHAN UTAMA :
Saat MRS  :    lemas,benjolan di bagian okspitalis , muka pucat,
Saat Pengkajian : keluarga pasien mengatakan ada benjolan di bagian okspitalis, menangis
dan susa tidur.

B. RIWAYAT PENYAKIT

Riwayat penyakit sekarang


Keluarga mengatakan benjolan bagian kepala makin lama makin besar dan bayinya sering
menangis dan susah untuk tidur sehingga merasa takut dan keluarga membawa bayi ke rumah
sakit pada tanggal 19 april 2016  jam 14;00. Pada saat MRS
TD : 90/70, N :135 x/ menit, S : 36,5c, RR : 26x/mnt
Riwayat penyakit yang lalu
Kluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga mengalami penyakit seperti yang di alami
anaknya mereka saat ini.
Riwayat Kahamilan Dan Persalinan
1)     Riwayat Pre Natal
Antenatal Care / ANC         : Bidan setiap bulan ( 9 kali)
Imunisasi                              : -
Tablet Fe                              : Dapat
Keluhan saat hamil               : Gula darah ibu naik (DM) selama hamil
Kebiasaan saat hamil      : Selama hamil Ibu tidak pernah merasa mual ataupun sakit hanya
saja nafsu makannya semakin meningkat, tidak seperti biasanya. Ibu mengalami PEB
(hipertensi, oedema pada kaki, protein urine), Diabetus mellitus dan obesitas.
2)     Riwayat Natal
Jenis Persalinan                        : Operasi Sectio Sesaria
Pertolongan Persalinan             : Dokter
Usia Kehamilan                        : 32 minggu
Anak ke                                     : 1 (Pertama)
Waktu Pecah Ketuban              : Spontan sebelum lahir (warna jernih) KPP (-)
Bayi lahir 30 detik                    : Menangis
Resusitasi Neonatus                 : Dilakukan
IMD                                          : Tidak dilakukan
APGAR SCORE                        : -
Lain – lain    : Bayi lahir Jenis kelamin Perempuan BB 2000 gr, PB 48 cm, LK 34 cm, Gerak
tangis kuat, Anus (+)
3). Riwayat Post Natal
Setelah lahir bayi dirawat di ruang intermediet selama 4 hari karena hipoglikemia.
4).    Riwayat Kesehatan
 Ibu bayi mengatakan bapak dan ibunya juga menderita penyakit kencing manis.
5). Riwayat Psikososial
Ibu / Ayah dan keluarga bayi berharap agar bayinya lekas sembuh dan bisa segera pulang ke
rumah.

C. POLA NUTRISI
Bayi minum ASI diberikan 2 jam sekali

D . POLA ISTIRAHAT

Bayi tidur kurang dari 10 jam perhari

E.  POLA AKTIVITAS

Bayi sering menangis


Bayi tidur miring (tidak menonjol benjolan) benjolan diberi kasa steril.
F. PEMERIKSAAN FISIK

1.    Pemeriksaan Umum

Kadaan Umum           :  lemah
Kesadaran                  :  komposmetis
Nadi                           :  > 125x/menit
RR                              :  > 26x/menit
Suhu                           : >36,5 C

2. kepala leher
a. Kepala :

Inpeksi :
-          Bentuk bulat
-          terdapat benjolan/ odema pada area okspitalis berupa selaput,
-          warna rambut hitam
-          rambut lurus
-          odema

b. Muka :
inpspeksi :
-          bentuk bulat,
-          tidak chianosis dan ikterus
-           pucat,
-          tidak ada odema
c. Mata :

inpeksi :
-          bentuk simetris,
-          tidak ada kelainan
-          tidak adan odema
-          konjungtiva : tidak anemis
-          sklera: tidak ikterik

d. Telinga :
inspeksi :
-          Bentuk simetris
-          Bersih
-          Tidak ada serumen
-          Fungsi pendengaran baik

e. Hidung :

inpeksi :
-      bentuk simetris,
-       tidak ada sekret ,
-      tidak ada kelainan ,
-      tidak ada penapasan cuping hidung

f. Mulut :
   
inspeksi :
-          bentuk simetris
-          warna merah
-          mukosa bibir kering

3.    Dada Dan Thoraks


a.      Jantung
Inspeksi:
-          Bentuk simetris
-          Tidak odem,tidak ada kelainan
-          RR 26x/mnt
Palpasi :
-          Tidak ada nyeri,

Auskultasi :
-          Tidak ada bunyi tambahan ,suara jantung normal
Prekusi:        
-          Tidak ada pembesaran jantung                       

b.      Paru
Inpeksi : simetris kiri kanan
Palpasi : tidak ada luka atau lesi
Prekusi : suara sonor
Askultasi :  tidak ada bunyi tambahan wheezing

2.      Abdomen
Inspeksi : simetris kiri kanan ,tidak ada pembengkakan /odem
Palpasi : tidak ada massa
Prekusi : tidak ada hiper tampani
Askultasi pristastik usus normal 23x/menit

3.      Genetalia dan anus


Inpeksi : Labia mayora sudah menutupi labia minor
                     Palpasi  : ada lubang pada anus

4.      Ekstermitas
Atas : bayi dapat menggerakan tangannya ,tidak ada polidalitili
Bawa : tidak ada varises
5.      Sistem neurologi :
Reflek bayi normal

6.      Kulit dan kuku :


Kulit : turgor kulit baik, warna kulit mengkilat
Kuku : tidak ada kekuninga

1.       Analisa data
   

Data focus Etelogi masalah


Ds :  keluarga pasien SB meningokel Resiko teruma  injuri
mkengatakan  bayinya sering
menangis dan ada benjolan di
kepala bagian belakang,

 
Do :odema/benjolan bagian
okspitalis,lemas,
TTV :
Td : 100/60 mmHg Tonjolan mirip kantong
N : 125x/ment pada meninges dan
RR : 26 x/menit cairan cerebro spina
S : 36,5 C

Resiko terum ainjuri


Ds:  keluarga pasien Kelainan sistem saraf Gaguan mobilisasi fisik
mkengatakan bainya menangis
terus , susa tidur
 
Do : setela melakukan palpasi di
kepala bayi meringis kesakitan
dan menangis ,terasa nyeri di
kepala. Kelainan pada
TTV : estermitas bawah
Td : 90/70 mmHg ( pinggul ,kaki)
N : 125x/ment
RR : 26 x/menit
S : 36,5 C  
Kelumpuhan

Gangguan mobilisasi
fisik

2.        Diagnosa kep
1.      Resiko teruma  injuri b/d Tonjolan mirip kantong pada meninges dan cairan cerebro spina

2.      Gaguan mobilisasi fisik b/d Kelainan sistem saraf

3.      Intervensi

Dx keprawatan Tujuan dan KH Intervensi Rasonal


Dx 1 Tujuan: BHSP Membina hubungan
Setelah di Kaji  benjolan saling percaya
lakukan  tindakan monitor Ttv Mengkaji
keprawatan 2 x 24 Kolaborasi dengan pembesaran benjolan
jam bayinya bisa tim medis dalam Mengetahui keadaan
tidur dan tidak memberikan umum pasien
menangis antibiotik Untuk melakukan
KH : pemberian obat
Pasien mampu atau  mengurangi
beristrahat nyeri
Dx 2 Tujuan BHSP membina hubungan
Setelah di lakukan Kaji nyeri di kepala saling percaya
tindakan Monitor TTV Mengkaji nyeri di
keprawatan 2 x 24 Masase kulit dengan Mengetahui keadaan
benjolan pada perlahan selama umum
okspitalis mengecil pembersihan dan Untuk meningkatkan
danj bayinya tidak pemberian lotion sirkulasi.
menagis lagi Observasi warna Menggabarkan
KH : kulit kepala adanya kegagalan
 Px terlihat tenang Pemberian alat pada kulit yang
pelindung kepala memerlukan
Kolaborasi dengan tindakan segera
tim medis dalam memberi lapisan
pemberian antibiotik pelindung agar tidak
terjadi iritasi serta
infeksi
Memberikan terapi
Implementasi
Dx keprawatan Implementasi
Tgl/jm

19/04/201 1.   Resiko teruma  injuri b/d Membina hubungan saling percaya


6 Tonjolan mirip kantong pada
Pk : 14:00 meninges dan cairan cerebro Memberikan tindakan kenyamanan
spina
Mengkaji pembesaran benjolan

Monitor  TTV

Pemberian trapi

2.      Gaguan mobilisasi fisik b/d Membina hubungan saling percaya


Kelainan sistem saraf
Mengkaji keadaan pasien

Mengobservasi warna kuli bagian


okspitalis

Pemberian alat pelindung kepala

Pemberian trapi

5.      evaluasi
Tgl/jm
1.      Resiko teruma  injuri b/d S : keluarga pasien mengatakan bainya
Tonjolan mirip kantong pada masi menangis ,benjolan masi terlihat
meninges dan cairan cerebro di bagian okspitalis
spina
O :odema/benjolan bagian
okspitalis,lemas,
TTV :
Td : 100/60 mmHg
N : 125x/ment
RR : 26 x/menit
S : 36,5 C

A : masalah belum teratasi

P : lanjut intervensi

BAB 111
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
a.       Meningo-ensefalokel adalah suatu kelainan benjolan di selaput otak dan otak, akibat ketidak
sempurnaan tulang dasar tengkorak yang tidak menutup dan mengakibatkan gangguan fungsi
otak
a.
b.      Selain penyebab diatas meningoensefalokel menurut Hipotesa-hipotesa yang ada meliputi
mutasi autosomal dominan, faktor lingkungan, diet, infeksi jamur, virus dan parasit serta usia
ibu pada saat terjadinya konsepsi. Defek cranium pada lesi EFE terletak pada pertemuan
antara os.Frontale dan os.ethmoidale atau foramen caecum, Kadang-kadang dijumpai
cartilage crista galli pada tepi posterior defek, lateralnya atau bahkan cartilage tersebut
terbelah menjadi dua bagian pada tepi lateral defek. Crista galli seringkali mengalami
distorsi, tepi anteriornya halus dan berbentuk konkav dan lamina cribrosa biasanya terdorong
ke inferior dibawah planum sphenoidalis dan membentuk sudut 45 – 50 derajat dengan
bidang orbito-meatal. Tulang cranium dan wajah merupakan hasil osifikasi membrane dan
tulang basis cranii adalah osifikasi cartilage. Kebanyakan tulang cranium dan wajah telah
mengalami osifikasi pada saat lahir.
B.     SARAN
Dekteksi dini dan pencegahan pada awal kehamilan di anjurakan unrtuk semua ibu yang telah
melahirkan anak dengan gangguan ini dan pemeriksaan di tawarkan bagi semua wanita hamil
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009.Laporan Pendahuluan Spina Bifida.Diakses dari :


http://mvzpry.blogspot.com/2009/05/laporan-pendahuluan-spina-bifida.html. Pada: 10
November 2010. Jam : 11.00 WIB.
Anonim.2010.Sfina Bifida. Diakses dari: http://www.forumsains.com/kesehatan/spina-
bifida/. Pada: 8 November 2010 jam 12.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai